Intermediet
Menurut Foucault (1977), pengetahuan ahli tentang 'kesehatan' dan 'penyakit' bukanlah
'penemuan' objektif dari realitas biologis 'tertentu' yang hanya ada di alam. Sebaliknya, kategori
penyakit yang diterima atau entitas penyakit adalah produk dari wacana medis yang dibentuk
oleh penalaran dan praktik sosial, budaya, dan politik. Perilaku dan pengalaman tertentu
diberikan status kondisi medis atau penyakit dalam waktu dan tempat tertentu, dan bagi
Foucault, konstruksi semacam itu adalah bentuk utama kekuasaan dalam masyarakat modern.
Misalnya, ketika sekelompok gejala dikategorikan dalam wacana medis sebagai 'tuberkulosis',
hal ini tidak berarti bahwa entitas penyakit ini ada secara independen, melainkan telah
didefinisikan atau diberi label seperti itu dalam lingkungan sosial, historis, dan konteks politik.
Sifat entitas penyakit yang dibangun secara sosial dan diilustrasikan dengan jelas oleh
fakta bahwa kosakata dan kategori penyakit terus mengalami perubahan, batasan dan makna
penyakit terus-menerus diperebutkan, dinegosiasikan, dan didefinisikan ulang dari waktu ke
waktu. Sepanjang sejarah ada contoh diagnosis dan entitas penyakit yang telah hilang dari buku
teks klinis, dan 'penyakit' baru sering kali 'ditemukan' dan diberi nama. Adanya revisi terus-
menerus dari International Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems
(ICD) dan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM) adalah sebagai
buktinya.
Para ahli dalam tradisi Foucauldian ini telah menunjukkan bahwa pergeseran dalam
klasifikasi entitas penyakit ini bukan merupakan hasil dari bukti mediko-ilmiah dan prosedur
diagnostik yang menjadi lebih maju atau akurat, tetapi lebih merupakan produk dari perubahan
praktik sosial dan ide-ide politik. Hal ini juga menekankan bahwa keputusan mengenai apa yang
merupakan penyakit tidak bernilai netral, tetapi dimediasi oleh nilai-nilai politik dan moral dan
ideologi yang berlaku dalam masyarakat. Oleh karena itu, kategori penyakit memiliki agenda
evaluatif yang kuat, seringkali mendukung kepentingan kelompok-kelompok yang berkuasa, dan
memperkuat struktur sosial yang ada.