Anda di halaman 1dari 11

Studi kelayakan dapat dilaksanakan dengan berbagai kemungkinan.

Pertama, jika kegiatan atau proyek


itu merupakan sesuatu yang baru dilaksanakan maka kegiatan studi kelayakan ini meliputi kegiatan
mengembangkan, menganalisisi, menyaring prakarsa sampai menelusuri berbagai aspek proyek serta
unit hasil usaha. Kedua, studi kelayakan pada suatu kegiatan yang sudah biasa dilaksanakan, studi
kelayakan dapat berupa kegiatan melihat kembali catatan- catatan mengenai proses kegiatan proyek
yang telah dilaksanakan berkaitan dengan kendala-kendala apa yang dihadapi dan bagaimana mengatasi
kendala-kendala tersebut. Jadi lebih bersifat korektif dan aplikatif pada jenis dan sifat proyek yang sama.
Aspek yang terdapat pada studi kelayakan proyek atau bisnis yang terdiri dari berbagai aspek yang
sudah disebutkan di atas antara lain :

1. Aspek Hukum

Berkaitan dengan keberadaan secara legal di mana proyek akan dibangun yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku termasuk:

 Perizinan

1) Izin lokasi:

a. sertifikat (akta tanah),


b. bukti pembayaran PBB yang terakhir,
c. rekomendasi dari RT / RW / Kecamatan

2) Izin usaha:

a. Akta pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya
b. NPWP (nomor pokok wajib pajak)
c. Surat tanda daftar perusahaan
d. Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
e. Surat tanda rekanan dari pemda setempat
f. SIUP setempat
g. Surat tanda terbit yang dikeluarkan oleh Kanwil Departemen Penerangan

2. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya

Berkaitan dengan dampak yang diberikan kepada masyarakat karena adanya suatu proyek tersebut:

a. Dari sisi budaya

Mengkaji tentang dampak keberadaan proyek terhadap kehidupan masyarakat setempat, kebiasaan
adat setempat.

b. Dari sudut ekonomi

Apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income percapita penduduk setempat.
Seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk, pendapatan nasional atau upah
rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR, dan lain-lain.

c. Dari segi sosial


Apakah dengan keberadaan proyek wilayah menjadi semakin ramai, lalu lintas semakin lancar,
adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya, pendidikan masyarakat setempat. Untuk
mendapatkan itu semua dengan cara wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat
apakah suatu proyek layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau
pihak yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

3. Aspek Pasar dan Pemasaran

Berkaitan dengan adanya peluang pasar untuk suatu produk yang akan di tawarkan oleh suatu proyek
tersebut:

1. Potensi pasar
2. Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat untuk membeli.
Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk:
3. Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup tentang perilaku,
kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan masa lalu, dan lain-lain.
4. Pemasaran, menyangkut tentang strategi yang digunakan untuk meraih sebagian pasar
potensial atau peluang pasar atau seberapa besar pengaruh strategi tersebut dalam meraih
besarnya market share.
5. Aspek Teknis dan Teknologi Berkaitan dengan pemilihan lokasi proyek, jenis mesin, atau
peralatan lainnya yang sesuai dengan kapasitas produksi, lay out, dan pemilihan teknologi yang
sesuai.
6. Aspek Manajemen Berkaitan dengan manajemen pembangunan proyek dan operasionalnya.
7. Aspek Keuangan Berkaitan dengan sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi
pengembaliannya dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

pelaksanaan proyek-proyek yang secara ekonomis tidak layak atau tidak menguntungkan. Hal ini sering
terjadi pada proyek-proyek pemerintah. Misalnya, proyek yang dilaksanakan semata-mata karena alasan
politis, proyek-proyek mercusuar, dan proyek-proyek yang pembiayaannya sesungguhnya terlalu mahal;
kegagalan menciptakan kondisi ekonomi yang tepat. Kegagalan ini umumnya disebabkan oleh
pengerjaan proyek-proyek yang sebenarnya belum saatnya untuk dilaksanakan. Artinya, bagi negara
yang bersangkutan proyek tersebut sebenarnya belum saatnya dikerjakan karena belum mampu; terlalu
memaksakan dilaksanakannya pembangunan suatu jenis industri. Misalnya karena bahan baku yang
diperlukan telah dapat diproduksi di negara bersangkutan, tetapi aspek-aspek lain yang sebenarnya
memiliki peranan yang lebih dominan dalam menentukan keberhasilan proyek tidak dipertimbangkan.

sumber : BMP UT ADPU4338, BMP UT EKMA4311


Proses implementasi kebijakan bukanlah suatu proses yang sederhana, ia adalah proses yang sangat
kompleks terlebih bila dalam proses implementasi tersebut melibatkan banyak aktor dan institusi
dengan berbagai nilai dan kepentingan yang ada padanya maka implementasi kebijakan tersebut
senantiasa berada dalam situasi yang sulit. Menerjemahkan kebijakan menjadi kenyataan bukanlah
suatu pekerjaan semudah yang dibayangkan. Ada beberapa hal yang mempengaruhinya, misalnya

(1) karakteristik masalah kebijakan;


(2) lingkungan yang ada di sekitar implementasi kebijakan;
(3) organisasi yang diberi wewenang untuk mengimplementasikan kebijakan;
(4) pilihan instrumen yang akan dipergunakan untuk mengimplementasikan kebijakan.

Memilih instrumen kebijakan (policy instruments/policy tools/governing instruments) haruslah tepat


dilakukan karena kesalahan yang terjadi akan berakibat lemahnya efektivitas proses implementasi
bahkan bisa berujung pada kegagalan implementasi. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa
proses implementasi kebijakan melibatkan penggunaan satu atau lebib instrumen kebijakan.
Christopher C. Hood (1986) mengatakan bahwa "Regardless of whether we study the implementation
process in a top-down 'design' fashion or a more traditional bottom-up administrative one, the process
of giving form or substance to a government decision always involves choosing one or several tools from
those available in the government toolbox" (Tanpa peduli apakah kita sedang mengkaji proses
implementasi menurut model atas-bawah atau model bawah-atas yang lebih tradisional, proses
mewujudkan suatu keputusan pemerintah senantiasa melibatkan pemilihan satu atau beberapa alat/
instrumen kebijakan yang dimiliki oleh pemerintah). James Lester dan Malcolm Goggin (1998)
berargumentasi bahwa proses implementasi yang berhasil (tidak menyebutnya sempurna) diperlukan
dua hal, yaitu

(1) government commitment (komitmen pemerintah); dan


(2) institutional capacity (kapasitas institusional) (lihat dalam Smith dan Larimer, 2009).

Pendapat ini senada dengan apa yang telah dikemukakan oleh Grindle pada uraian sebelumnya.
Implementasi kebijakan yang berhasil membutuhkan komitmen pemerintah yang kuat, baik mengenai
penyediaan sumber-sumber yang diperlukan, bagaimana cara melaksanakannya, tujuan yang hendak
dicapai, pelibatan aktor-aktor dalam proses implementasi, dan sebagainya. Selain itu, juga dibutuhkan
kapasitas institusional agar siap dalam mengimplementasikan kebijakan, misalnya dengan memperkuat
peran dan fungsi organisasi pelaksana, dan pranata-pranata lain yang diperlukan bagi pelaksanaan
kebijakan yang berhasil (efektif).

Sumber : bmp ut
Semakin besar proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi baik dampak ekonomis
maupun dampak sosial. Sebaliknya, semakin sederhana proyek yang akan dilaksanakan semakin
sederhana pula lingkup penelitian yang akan dilakukan. Namun, sesederhana apa pun, baik secara
formal maupun informal, sebaiknya studi kelayakan dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. Studi
kelayakan perusahaan menilai keberhasilan suatu proyek dalam satu keseluruhan sehingga semua faktor
harus dipertimbangkan dalam suatu analisis terpadu yang meliputi faktor-faktor yang berhubungan
dengan aspek-aspek pemasaran, teknis, keuangan, manajemen, hukum, dan manfaat proyek bagi
perekonomian nasional.

Pengertian proyek dapat berkisar dari yang paling sederhana, misalnya penggantian mesin, sampai
dengan pendirian suatu pabrik secara keseluruhan. Analisis kelayakan proyek bisa diterapkan pada
bisnis produk baru, modifikasi bisnis yang sudah ada, atau penambahan lini produk. Secara luas, proyek
diartikan sebagai proyek investasi, yaitu suatu rencana untuk menginvestasikan sumber daya-sumber
daya yang bisa dinilai secara cukup independen. Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dibagi
menjadi dua jenis, yaitu proyek pemerintah dan proyek swasta (termasuk proyek asing), sedangkan
ditinjau dari alasan pendirian dan tujuannya, terdapat dua jenis proyek, yaitu yang berorientasi profit
dan yang berorientasi nonprofit. Apabila proyek-proyek investasi yang dilaksanakan merupakan
investasi yang sehat, yaitu yang secara ekonomis menguntungkan maka dengan meningkatnya skala
proyek dan jumlah dari proyek-proyek tersebut, kegiatan ekonomi akan meningkat pula.

1. Apa yang dimaksud studi kelayakan proyek?


2. Apa saja aspek – aspek dalam studi kelayakan proyek?
3. Apa yang dimaksud dengan proyek mecusuar? Dan berikan contohnya
4. Bagaimana dengan fungsi studi kelayakan proyek mercusuar pemerintah?

Studi kelayakan proyek

1. Menurut Sutrisno (1982;75) Studi Keyakan (Feasibility study) adalah suatu studi atau pengkajian
apakah suatu usulan proyek/gagasan usaha apabila dilaksanakan dapat berjalan dan berkembang sesuai
dengan tujuannya atau tidak. Objek atau subjeck maters studi kelayakan adalah usulan proyek/gagasan
usaha. Usulan proyek/gagasan usaha tersebut dikaji, diteliti, dan diselidiki dari berbagai aspek tertentu
apakah memenuhi persyaratan untuk dapat berkembang atau tidak. Dalam studi kelayakan yang distudi
(diteliti) misalnya aspek pemasaran, aspek tehnik, aspek proses termasuk input, out put dan pemasaran,
aspek komersial, aspek yuridis, aspek social budaya, aspek paedagogis dan aspek ekonomi.

2. Sementara itu, Yacob Ibrahim (1998;1) mengemukakan bahwa Studi Kelayakan (feasibility study)
adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu
kegiatan usaha /proyek dan merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan,
apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha /proyek yang direncanakan. Pengertian layak
dalam penilaian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/proyek yang akan dilaksanakan
memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti financial benefit maupun dalam arti social benefit.
Layaknya suatu gagasan usaha/proyek dalam arti social benefit tidak selalu menggambarkan dalam arti
financial benefit, hal ini tergantung dari segi penilaian yang dilakukan.

3. Dari kedua pendapat tentang pengertian Studi Kelayakan diatas dapatlah disimpulkan bahwa studi
kelayakan adalah kegiatan menganalisa, mengkaji dan menelilti berbagai aspek tertentu suatu gagasan
usaha/proyek yang akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak
(feasible-go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan usaha/proyek apabila ditinjau dari
manfaat yang dihasilkan (benefit) dari proyek/gagasan usaha tersebut baik dari susut financial benefit
maupun social benefit (Iwan Mardi; 2003).

Studi kelayakan proyek merupakan suatu studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan di masa
mendatang. Penilaian disini tidak lain adalah untuk memberikan rekomendasi apakah sebaiknya proyek
yang bersangkutan layak dikerjakan atau sebaiknya ditunda dulu. Mengingat di masa mendatang penuh
dengan ketidakpastian, maka studi yang dilakukan tentunya akan melibatkan berbagai aspek dan
membutuhkan pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk memutuskannya. Ini menunjukkan bahwa
dalam melakukan studi kelayakan akan melibatkan tim gabungan dari berbagai ahli sesuai dengan
bidangnya masingmasing seperti ekonom, hukum, psikolog, akuntan, perekayasa teknologi, dan
sebagainya. Jika proyek yang dilakukan merupakan proyek investasi yang berorientasi laba, maka studi
kelayakan proyek adalah dalam rangka menilai layak tidaknya proyek investasi yang dilakukan dapat
memberikan keuntungan secara ekonomis. Tetapi jika proyek tersebut merupakan proyek investasi yang
tidak berorientasi laba seperti proyek investasi untuk lembaga-lembaga sosial maka studi kelayakan
proyek yang dilakukan adalah untuk menilai layak atau tidaknya proyek tersebut dikerjakan tanpa
mempertimbangkan keuntungan secara ekonomis

Aspek

Proyek mercusuar

Proyek Mercusuar adalah proyek pada masa Presiden Sukarno yang ditandai dengan pembangunan


monument dan gedung besar, serta penyelenggaraan kegiatan internasional. Politik ini dilakukan di
Indonesia pada masa  Demokrasi Terpimpin (1959-1966).  

Contohnya adalah pembangunan Monumen Nasional (Monas) dan Stadion Gelanggang Olahraga


Senayan, yang digunakan untuk Asian Games 1962.  

Pembahasan:

Tujuan dari dilakukannya Proyek Mercusuar ini adalah untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke
dunia. Namun pembangunan ini hanya mengejar gengsi saja dan tidak efektif sebagai kebijakan
diplomasi. Malah, proyek ini menghabiskan banyak anggaran negara.

Dilakukannya proyek-proyek Mercusuar oleh Presiden Sukarno, misalnya adalah:

1. Pembangunan Gelanggang Olahraga Senayan untuk penyelenggaraan Asian Games 1962 dan
untuk penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) 1963
2. Pembangunan Monas (Monumen Nasional)

3. Pembangunan Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)

4. Pembangunan Monumen Patung Selamat Datang (di Bundaran HI)

5. Pembangunan gedung DPR/MPR  

Pembangunan besar-besaran Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran yang sangat berat. Proyek
ini membuat kondisi ekonomi menjadi semakin berat, karena tidak mengatasi kebutuhan mendasar
rakyat yang memerlukan infrastruktur dan sarana perekonomian seperti jalan dan pasar.

Akibatnya terjadi krisis ekonomi di Masa Demokrasi terpimpin. Kebutuhan sehari-hari seperti minyak
tanah sulit didapatkan. Inflasi juga meningkat tajam yang menyebabkan harga-harga menjadi
melambung. Kondisi krisis ini memudarkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Soekarno.

Sebelum membuat keputusan investasi para investor mengadakan studi kelayakan mengenai proyek
yang bersangkutan dengan sebaik-baiknya untuk memberikan gambaran kepada para investor tersebut
prospek atau beberapa kemungkinan proyek yang akan dilaksanakan. Kemungkinankemungkinan yang
ingin diketahuinya, meliputi: a) adakah permintaan barang atau jasa yang akan diproduksinya; 1.14 Studi
Kelayakan Bisnis  b) dapatkah bahan baku dan bahan penolong diperoleh dengan harga yang
terjangkau; c) apakah tenaga kerja dan fasilitas pendukung tersedia dengan cukup; d) apakah pabrik
dengan kapasitas dan jenis tertentu bisa dibangun dengan biaya yang sesuai dengan kemampuan; e)
akankah ada keuntungan yang cukup sehingga perusahaan bisa bertahan dan bahkan berkembang dan
sebagainya.

Hubungan antara Proyek Mercusuar dan kondisi ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
adalah, biaya pembangunan monument dan gedung-gedung besar untuk Proyek Mercusuar ini
menjadikan adanya pemborosan uang negara yang membebani anggaran negara, dan menyebabkan
pembangunan sarana infrastruktur tidak bisa berjalan. Akibatnya perekonomian menjadi terhambat dan
menyebabkan kondisi ekonomi buruk bagi warga masyarakat.

Pembahasan:

Proyek Mercusuar adalah proyek pembangunan monument dan gedung besar di Indonesia yang
dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dalam periode Demokrasi Terpimpin (1959-
1966).  

Tujuan dari dilakukannya Proyek Mercusuar ini adalah untuk menunjukkan kemajuan Indonesia ke
dunia. Namun pembangunan ini hanya mengejar gengsi saja dan tidak efektif sebagai kebijakan
diplomasi. Malah, proyek ini menghabiskan banyak anggaran negara.

 
Dilakukannya proyek-proyek Mercusuar oleh Presiden Sukarno, misalnya adalah:

-       Pembangunan Gelanganggang Olahraga Senayan untuk penyelenggaraan Asian Games 1962 dan
untukpenyelenggaraan Games of the New Emerging Forces (Ganefo) 1963,

-       pembangunan Monas (Monumen Nasional)

-       pembangunan Monumen Patung Dirgantara (Patung Pancoran)

-       pembangunan Monumen Patung Selamat Datang

-       gedung DPR/MPR

Pembangunan besar-besaran Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran yang sangat berat. Proyek
ini membuat kondisi ekonomi menjadi semakin berat, karena tidak mengatasi kebutuhan mendasar
rakyat yang memerlukan infrastruktur dan sarana perekonomian seperti jalan dan pasar.

Akibatnya terjadi krisis ekonomi di Masa Demokrasi terpimpin. Kebutuhan sehari-hari seperti minyak
goring sulit didapatkan. Inflasi juga meningkat tajam yang menyebabkan harga-harga menjadi
melambung. Kondisi krisis ini memudarkan kepercayaan rakyat terhadap Presiden Soekarno.

Kesimpulan Berdasarkan data penelitian ini maka Pelaksanaan Politik Mercusuar pada masa Demokrasi
Terpimpin Tahun 1959-1965 dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Pelaksanaan Politik Mercusuar
diawali dengan membentuk Nefo dan Oldefo yang bertujuan untuk menggolongkan beberapa negara
dalam kelompok-kelompok tertentu yaitu kelompok Nefo sebagai blok negara komunis dan Oldefo
sebagai kelompok negara Liberal dimana kemudian Indonesia lebih condong ke kelompok Nefo. 2)
Membentuk Conference of The New Emerging Forces (Conefo) merupakan gagasan Presiden Soekarno
untuk membentuk kekuatan blok baru yang beranggotakan negara-negara berkembang untuk
menyaingi 2 kekuatan blok sebelumnya (Blok Uni Soviet dan Blok Amerika Serikat). 3) Politik Mercusuar
sebagai tonggak pelaksanaan revolusi fisik karena proyek-proyek spektakuler dilaksanakan saat itu yakni
meliputi Hotel Mulia, Stadion Utama Senayan serta stasiun Televisi Republik
Terus menjadi besar proyek yang hendak dijalankan, terus menjadi luas akibat yang terjalin baik akibat
murah ataupun akibat sosial. Kebalikannya, terus menjadi simpel proyek yang hendak dilaksanakan
terus menjadi simpel pula lingkup riset yang hendak dicoba. Tetapi, sesederhana apa juga, baik secara
resmi ataupun informal, hendaknya riset kelayakan dicoba saat sebelum proyek dilaksanakan. Riset
kelayakan industri memperhitungkan keberhasilan sesuatu proyek dalam satu totalitas sehingga seluruh
aspek wajib dipertimbangkan dalam sesuatu analisis terpadu yang meliputi faktor- faktor yang
berhubungan dengan aspek- aspek pemasaran, teknis, keuangan, manajemen, hukum, serta khasiat
proyek untuk perekonomian nasional.

Penafsiran proyek bisa berkisar dari yang sangat simpel, misalnya penggantian mesin, hingga dengan
pendirian sesuatu pabrik secara totalitas. Analisis kelayakan proyek dapat diterapkan pada bisnis produk
baru, modifikasi bisnis yang telah terdapat, ataupun akumulasi lini produk. Secara luas, proyek dimaksud
selaku proyek investasi, ialah sesuatu rencana buat menginvestasikan sumber daya- sumber energi yang
dapat dinilai secara lumayan independen. Dilihat dari status kepemilikannya, proyek dipecah jadi 2 tipe,
ialah proyek pemerintah serta proyek swasta( tercantum proyek asing), sebaliknya ditinjau dari alibi
pendirian serta tujuannya, ada 2 tipe proyek, ialah yang berorientasi profit serta yang berorientasi
nonprofit. Apabila proyek- proyek investasi yang dilaksanakan ialah investasi yang sehat, ialah yang
secara murah menguntungkan hingga dengan meningkatnya skala proyek serta jumlah dari proyek-
proyek tersebut, aktivitas ekonomi hendak bertambah pula.

Riset kelayakan proyek ialah sesuatu riset buat memperhitungkan proyek yang hendak dikerjakan di
masa mendatang. Evaluasi disini tidak lain merupakan buat membagikan saran apakah hendaknya
proyek yang bersangkutan layak dikerjakan ataupun hendaknya ditunda dahulu. Mengingat di masa
mendatang penuh dengan ketidakpastian, hingga riset yang dicoba pastinya hendak mengaitkan
bermacam aspek serta memerlukan pertimbangan- pertimbangan tertentu buat memutuskannya. Ini
menampilkan kalau dalam melaksanakan riset kelayakan hendak mengaitkan regu gabungan dari
bermacam pakar cocok dengan bidangnya masingmasing semacam ekonom, hukum, psikolog, akuntan,
perekayasa teknologi, serta sebagainya. Bila proyek yang dicoba ialah proyek investasi yang berorientasi
laba, hingga riset kelayakan proyek merupakan dalam rangka memperhitungkan layak tidaknya proyek
investasi yang dicoba bisa membagikan keuntungan secara murah. Namun bila proyek tersebut ialah
proyek investasi yang tidak berorientasi laba semacam proyek investasi buat lembaga- lembaga sosial
hingga riset kelayakan proyek yang dicoba merupakan buat memperhitungkan layak ataupun tidaknya
proyek tersebut dikerjakan tanpa memikirkan keuntungan secara murah.

Proyek Mercusuar merupakan proyek pada masa Presiden Sukarno yang diisyarati dengan
pembangunan monument serta gedung besar, dan penyelenggaraan aktivitas internasional. Politik ini
dicoba di Indonesia pada masa

Demokrasi Terpimpin( 1959- 1966).


Contohnya merupakan pembangunan Monumen Nasional( Monas) serta Stadion Gelanggang
Berolahraga Senayan, yang digunakan buat Asian Permainan 1962.

Ulasan:

Tujuan dari dikerjakannya Proyek Mercusuar ini merupakan buat menampilkan kemajuan Indonesia ke
dunia. Tetapi pembangunan ini cuma mengejar gengsi saja serta tidak efisien selaku kebijakan diplomasi.
Malah, proyek ini menghabiskan banyak anggaran negeri.

Dikerjakannya proyek- proyek Mercusuar oleh Presiden Sukarno, misalnya merupakan:

1. Pembangunan Gelanggang Berolahraga Senayan buat penyelenggaraan Asian Permainan 1962 serta
buat penyelenggaraan Permainan of the New Emerging Forces( Ganefo) 1963

2. Pembangunan Monas( Monumen Nasional)

3. Pembangunan Monumen Arca Dirgantara( Arca Pancoran)

4. Pembangunan Monumen Arca Selamat Tiba( di Bundaran HI)

5. Pembangunan gedung DPR/ MPR

Pembangunan besar- besaran Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran yang sangat berat.
Proyek ini membuat keadaan ekonomi jadi terus menjadi berat, sebab tidak menanggulangi kebutuhan
mendasar rakyat yang membutuhkan infrastruktur serta fasilitas perekonomian semacam jalur serta
pasar.

Dampaknya terjalin krisis ekonomi di Masa Demokrasi terpimpin. Kebutuhan tiap hari semacam minyak
tanah susah didapatkan. Inflasi pula bertambah tajam yang menimbulkan harga- harga jadi melambung.
Keadaan krisis ini memudarkan keyakinan rakyat terhadap Presiden Soekarno.
Saat sebelum membuat keputusan investasi para investor mengadakan riset kelayakan menimpa proyek
yang bersangkutan dengan sebaik- baiknya buat membagikan cerminan kepada para investor tersebut
prospek ataupun sebagian mungkin proyek yang hendak dilaksanakan. Kemungkinankemungkinan yang
mau diketahuinya, meliputi: a) apakah ada permintaan benda ataupun jasa yang hendak diproduksinya;
1. 14 Riset Kelayakan Bisnis b) dapatkah bahan baku serta bahan penolong diperoleh dengan harga
yang terjangkau; c) apakah tenaga kerja serta sarana pendukung ada dengan lumayan; d) apakah pabrik
dengan kapasitas serta tipe tertentu dapat dibentuk dengan bayaran yang cocok dengan keahlian; e)
akankah terdapat keuntungan yang lumayan sehingga industri dapat bertahan serta apalagi tumbuh
serta sebagainya.

Ikatan antara Proyek Mercusuar serta keadaan ekonomi Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin
merupakan, bayaran pembangunan monument serta gedung- gedung besar buat Proyek Mercusuar ini
menjadikan terdapatnya pemborosan duit negeri yang membebani anggaran negeri, serta menimbulkan
pembangunan fasilitas infrastruktur tidak dapat berjalan. Dampaknya perekonomian jadi terhambat
serta menimbulkan keadaan ekonomi kurang baik untuk masyarakat warga.

Proyek Mercusuar merupakan proyek pembangunan monument serta gedung besar di Indonesia yang
dicoba pada masa pemerintahan Presiden Soekarno dalam periode Demokrasi Terpimpin( 1959- 1966).

Tujuan dari dikerjakannya Proyek Mercusuar ini merupakan buat menampilkan kemajuan Indonesia ke
dunia. Tetapi pembangunan ini cuma mengejar gengsi saja serta tidak efisien selaku kebijakan diplomasi.
Malah, proyek ini menghabiskan banyak anggaran negeri.

Dikerjakannya proyek- proyek Mercusuar oleh Presiden Sukarno, misalnya merupakan:

Pembangunan Gelanganggang Berolahraga Senayan buat penyelenggaraan Asian Permainan 1962 serta
untukpenyelenggaraan Permainan of the New Emerging Forces( Ganefo) 1963,

pembangunan Monas( Monumen Nasional)


-

pembangunan Monumen Arca Dirgantara( Arca Pancoran)

pembangunan Monumen Arca Selamat Datang

gedung DPR/ MPR

Pembangunan besar- besaran Proyek Mercusuar ini membuat beban anggaran yang sangat berat.
Proyek ini membuat keadaan ekonomi jadi terus menjadi berat, sebab tidak menanggulangi kebutuhan
mendasar rakyat yang membutuhkan infrastruktur serta fasilitas perekonomian semacam jalur serta
pasar.

Dampaknya terjalin krisis ekonomi di Masa Demokrasi terpimpin. Kebutuhan tiap hari semacam minyak
goring susah didapatkan. Inflasi pula bertambah tajam yang menimbulkan harga- harga jadi melambung.
Keadaan krisis ini memudarkan keyakinan rakyat terhadap Presiden Soekarno.

Kesimpulan Bersumber pada informasi riset ini hingga Penerapan Politik Mercusuar pada masa
Demokrasi Terpimpin Tahun 1959- 1965 bisa disimpulkan selaku berikut: 1) Penerapan Politik Mercusuar
dimulai dengan membentuk Nefo serta Oldefo yang bertujuan buat menggolongkan sebagian negeri
dalam kelompok- kelompok tertentu ialah kelompok Nefo selaku blok negeri komunis serta Oldefo
selaku kelompok negeri Liberal dimana setelah itu Indonesia lebih condong ke kelompok Nefo. 2)
Membentuk Conference of The New Emerging Forces( Conefo) ialah gagasan Presiden Soekarno buat
membentuk kekuatan blok baru yang beranggotakan negara- negara tumbuh buat menyaingi 2
kekuatan blok tadinya( Blok Uni Soviet serta Blok Amerika Serikat). 3) Politik Mercusuar selaku tonggak
penerapan revolusi raga sebab proyek- proyek spektakuler dilaksanakan dikala itu ialah meliputi Hotel
Mulia, Stadion Utama Senayan dan stasiun Tv Republik

Anda mungkin juga menyukai