Oleh: Ramadani
digunakan untuk pengobatan berbagai kimia yang terdiri dari beberapa unit
obatan tersebut dibuat dari sumber bahan mempunyai struktur siklik dan mempunyai
alam hayati seperti hewan dan tumbuh- satu gugus fungsi atau lebih. Terpenoid
tumbuhan. Penggunaan tumbuhan tertentu umumnya larut dalam lemak dan terdapat
sebagai obat merupakan warisan yang dalam sitoplasma sel tumbuhan. Senyawa
sudah turun temurun (Suyani, 1991, hal terpenoid terdiri atas beberapa kelompok.
sebagai obat tradisional berkaitan dengan senyawa kimia bahan alam yang banyak
tumbuhan itu sendiri. Senyawa kimia dari pertumbuhan tumbuhan pesaingnya dan
beberapa jenis tanaman telah banyak sebagai insektisida terhadap hewan tinggi.
diteliti dan sering kali dapat memberikan Untuk mengetahui lebih jelas tentang
efek fisiologi dan farmakologi senhingga senyawa terpenoid maka dibahas tentang
senyawa ini dikenal dengan senyawa tinjauan umum terpenoid, klasifikasi dan
CH2 = C – CH = CH2
B. PEMBAHASAN
2
berdasarkan jumlah unit isopren linalool, yang termasuk monosiklik seperti
Jumlah
α terpinol, limonena, yang termasuk
No Jumlah
unit Kelas terpenoid Contoh
atom C
isopren bisiklik seperti α pinena, dan kamfor.
1. 10 2 Monoterpenoid Geraniol
2. 15 3 Seskuiterpenoid Santonin
3. 20 4 Diterpenoid Fitol 2. Seskuiterpenoid
4. 30 6 Triterpenoid Lanosterolo
5. 40 8 Tetraterpenoid β-Karoten Seskuiterpenoid merupakan
6. >40 >8 Politerpenoid karet alam
Sumber: tobing, 1989, hal. 137 senyawa yang mengandung atom C15,
3
3. Diterpenoid yang mempunyai aktifitas antivirus
4
merupakan komponen aktif dalam C. Biosintesa terpenoid
tumbuhan obat yang telah digunakan untuk Pada tahun 1959, J.W Cornforth
penyakit termasuk diabetes, gangguan menemukan dua bentuk isopren yang aktif
menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, yaitu isopentenil pirofosfat (IPP) dan
kerusakan hati, dan malaria (Robinson, dimetilalil pirofosfat (DMAPP). Kedua
1995, hal 154). isopren ini harus ada untuk keperluan
kolom atau kromatografi gas, tehknik dilarutkan dalam pelarut yang sesuai,
mana yang akan kita pakai tergantung kemudian ditotolkan pada plat bagian
kepada sifat-sifat dari senyawa yang akan bawah yang telah ditandai, lalu plat
di pisahkan ( rusdi, 1988,hal 10) dimasukan kan dalam bejana yang berisi
6
kecepatan yang berbeda sehingga akan Pada kromatografi kolom ini,
dihasilkan bentuk noda-noda yang campuran yang akan dipisahkan diletakan
terpisah. Kemudian masing-masing noda berupa pita di bagian atas olom penjerap
tersebut ditentukan nilai Rf nya nilai Rf yang berada dalam tabung kaca. Pelarut
merupakan perbandingan antara jarak yang (fasa gerak) dibiarkan menaglir melalui
ditempuh noda dan jarak yang ditempuh kolom karena aliran yang disebabkan gaya
eluen. berat. Pita senyawa linarut bergerak
Jika noda tidak berwarna maka dipakai kemudian dimonitor dengan kromatografi
pereaksi penampak noda yang sesuai atau lapis tipis (Gritter, 1991, Hal 160)
2. Kromatografi kolom
7
C. PENUTUP
monoterpenoid, seskuiterpenoid,
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.A, 1986. Kimia Organik Bahan Alam. Universitas Terbuka. Jakarta
Aliunir, dkk, 2000, Penuntun Praktikum Kimia Organik II, Jurusan Kimia FMIPA. UNP
Harborne, J.B, 1987. Metoda Fitokimia Penuntun Cara Menganalisa Tumbuhan. Edisi II,
ITB, Bandung
Kusuma, T.S, 1988, Kimia dan Lingkungan. Pusat Penelitian UNAND. Padang
Rusdi, 1988. Tetumbuhan Sebagai Bahan Obat. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Pusat Penelitian UNAND. Padang.
Suyani, H. 1991. Kimia dan Sumber Daya Alam. Pusat Penelitian UNAND. Padang.