Anda di halaman 1dari 8

CONTOH ABSTRAK

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA (PKM)

A. PKM TEKNOLOGI
Judul : SORTISH: Sort a catfish
1. Latar Belakang
Budidaya lele merupakan kegiatan yang sangat diminati dan berkembang pesat
5 tahun terakhir. Hal ini, dikarenakan lele memiliki konversi pakan yang
tergolong rendah dan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dibalik kemudahan
tersebut, budidaya lele memiliki beberapa permasalahan. Salah satunya adalah
proses sortir yang dilakukan untuk meyeragamkan ukuran lele di kolam dan
menghindari kanibalisme masih menggunakan alat tradisional dan sangat
menguras waktu dan biaya.

2. Ide
Berasal dari permasalahan tersebut maka dibutuhkan alat untuk membantu
proses sortir lele. SORTISH merupakan alat sortir otomatis ikan lele yang
bekerja dengan cara menyedot air kolam dan mengalirkannya ke kolam baru
bersamaan dengan lele dengan ukuran yang lebih kecil, sedangkan lele yang
ukurannya lebih besar akan tetap tertahan di dalam kolam sebelumnya.
SORTISH dilengkapi dengan beberapa lubang ukuran dan cabang saluran,
sehingga dapat melakukan sortir ikan lele lebih akurat dan menghemat waktu
serta biaya. SORTISH dilengkapi dengan sensor waktu sehingga dapat
melakukan sortir dengan otomatis dan teratur.

3. Kesimpulan
SORTISH akan membantu proses sortir ikan lele dengan lebih mudah, karena
alat ini akan bekerja otomatis dan dapat melakukan sortir lebih cepat serta
akurat dibandingkan alat sortir tradisional. SORTISH diharapkan dapat
mebantu menghemat biaya dan waktu para pembudidaya lele.
B. PKM KARSA CIPTA
Judul : FRECTOR (Fresh Fish Detector): Alat Pendeteksi Kesegaran Ikan
Berbasis Teknologi untuk Menjamin Keamanan Pangan di
Indonesia
1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan dua per tiga dari wilayahnya
merupakan perairan. Hal ini menjadi sebuah peluang yang sangat besar bagi
Indonesia untuk unggul dalam sektor perikanan. Ikan merupakan komoditas
unggulan di sektor perikanan. Mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi
ikan karena ikan mengandung gizi yang tinggi. Akan tetapi, ikan merupakan
produk yang mudah mengalami penurunan mutu atau tingkat kesegaran. Ikan
mengandung kadar air yang tinggi sehingga mudah mengalami kebusukan.

2. Ide
FRECTOR, yaitu sebuah alat untuk mendeteksi kesegaran ikan menggunakan
dua indikator yaitu pH dan visual. Hasil dari sensor pH akan keluar pada LCD
yang ada di sisi pena. Sedangkan visual yaitu menggunakan kamera untuk
mengambil gambar mata ikan dimana hasilnya akan dikirim langsung ke
aplikasi smartphone melalui bluetooth. FRECTOR memiliki keunggulan yaitu
mampu menentukan tingkat kesegaran ikan secara cepat dan pasti yang
menggunakan dua indikator yaitu pH dan visual dengan tingkat akurasi yang
tinggi. Selain itu, FRECTOR bersifat portable dan praktis karena berukuran
kecil sehingga dapat dibawa kemana-mana dan sangat aplikatif karena bisa
digunakan untuk semua ikan konsumsi.

3. Kesimpulan
FRECTOR efektif dalam menentukan tingkat kualitas ikan sehingga dapat
meningkatkan rasa aman terhadap konsumen, meningkatkan kesehatan
masyarakat, dan meningkatkan pendapatan nelayan serta menjamin keamanan
pangan.
C. PKM PENELITIAN SOSIAL HUMANIORA
Judul : Dilema Ekologi dan Ekonomi: Persepsi Masyarakat Tentang
Pengelolaan Tambang Emas di Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi
1. Latar Belakang
Emas merupakan logam mulia yang memiliki kandungan nilai yang stabil
bahkan dapat memberi keuntungan di waktu tertentu. Indonesia memiliki
beberapa tambang emas, salah satunya adalah PT. Bumi Suksesindo yang
terletak di Pesanggaran, Banyuwangi. Pengelolaan pertambangan emas akan
membawa dampak positif dan dampak negatif. Hal tersebut memicu adanya
eksploitasi tambang emas yang menimbulkan berbagai persepsi masyarakat.

2. Ide
Dari paparan tersebut kami memiliki gagasan untuk mengkaji sikap pro dan
kontra masyarakat terhadap pengelolaan pertambangan emasuntuk
mendapatkan persentase keberpihakan atau bertolak belakangnya masyarakat
dari adanya pembuangan limbah tambang emas. Lokasi penelitian yang dipilih
berada di Kawasan Gunung Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan
Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Lokasi tersebut dipilih
karena terdapat permasalahan sosial akibat pengelolaan tambang emas.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode (mix method) yang
menggabungkan antara kualitatif dan kuantitatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dengan tahapan studi pustaka dan analisis media massa,
observasi partisipan, penyebaran kuesioner, wawancara, dan teknik
dokumentasi.

3. Kesimpulan
Hasil yang diharapkan yaitu dapat menjadi materi pembuatan jurnal ilmiah,
materi dapat dipublikasikan pada seminar nasional.
D. PKM PENELITIAN EKSAKTA
Judul : YOSIDA (Yoghurt Sinbiotik Alginat Oligosakarida): Normobiosis
Diare Secara in Vivo Test pada Rattus norvegicus
1. Latar Belakang
Diare merupakan gejala infeksi yang disebabkan oleh sejumlah organisme
bakteri, virus, dan parasit. Diare disebabkan oleh bakteri patogen Escherichia
coli (E. coli). Indonesia memiliki sumberdaya rumput laut coklat
(Phaeophyceae) sekitar 134 jenis salah satunya Sargassum sp., ekstrak
Sargassum sp. menghasilkan alginat dan dapat dijadikan AOS yang berfungsi
sebagai prebiotik.

2. Ide
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh YOSIDA sebagai
normobiosis diare dan untuk mengetahui tingkat efektivitas YOSIDA
dibandingkan dengan Lacto B dalam mengobati diare pada Rattus norvegicus.
Penelitian ini menggunakan metode RAL dengan enam perlakuan dan lima kali
ulangan. Tikus percobaan yang digunakan galur Sprague Dawley. Perlakuan
yang digunakan yaitu: tikus normal yang dicekok akuades, tikus yang diinfeksi
EPEC, tikus yang dicekok yoghurt sinbiotik, tikus yang dicekok yoghurt
konvensional, tikus yang dicekok yoghurt sinbiotik dan diinfeksi EPEC, dan
tikus yang dicekok yoghurt konvensional dan diinfeksi EPEC.

3. Kesimpulan
Yoghurt sinbiotik terbaik akibat penambahan AOS 5%, YOSIDA lebih efektif
dibandingkan yoghurt komersil dalam restorasi normobiosis di kolon, dan
rendahnya EPEC di cecum dan menurunnya frekuensi diare (mencapai normal).
E. PKM PENGABDIAN MASYARAKAT
Judul : DEWI RANI: Pengembangan Ranu Pani sebagai Desa Wisata
Adat Tengger di Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
1. Latar Belakang
Desa Ranu Pani merupakan desa yang terletak di bawah kaki gunung Semeru,
Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Desa Ranu Pani
merupakan desa tertinggi di Provinsi Jawa Timur dengan ketinggian 2100 mdpl
dan termasuk dalam wilayah TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru). Masyarakat Desa Ranu Pani merupakan masyarakat yang menganut
kebudayaan Suku Tengger dan bermatapencaharian sebagai petani dengan
komoditas utamanya kentang dan bawang prei. Selama ini masyarakat Desa
Ranu Pani hanya mendapatkan dampak-dampak kebudayaan asing yang masuk
dan merusak tatanan kebudayaan Suku Tengger, seperti hilangnya kebudayaan
memakai sarung dan udeng, dan memakan jagung putih.

2. Ide
DEWI RANI merupakan program pemberdayaan masyarakat untuk
mengembangkan potensi wisata di Desa Ranu Pani menjadi sebuah Desa
Wisata, dengan pilihan paket, seperti paket desa, paket gunung, dan paket pura
dimana wisatawan yang datang pada pemberhentian pertama menuju puncak
Mahameru dapat mengenal Desa Ranu Pani serta menghargai kebudayaan
Tengger yang ada di sana, seperti bertamu dengan sistem pawon, tarian adat
Suku Tengger, berpakaian seperti Suku Tengger, dan berladang menanam
kentang.

3. Kesimpulan
Adanya program DEWI RANI ini diharapkan dapat meningkatkan potensi Desa
Ranu Pani, menjaga, melindungi dan melestarikan kebudayaan Suku Tengger
sehingga tidak bergantung pada bidang pertanian saja serta menyadari potensi
wisata yang ada di Desa Ranu Pani, mengembangkan homestay, transportasi
lokal, persewaan alat pendakian, dan warung sebagai wisata kuliner yang ada di
Desa Ranu Pani.
F. PKM KEWIRAUSAHAAN
Judul : BODY LOLI: Inovasi Produk Body Scrub Berbasis Tinta Cumi
untuk Kulit yang Lebih Sehat
1. Latar Belakang
Kosmetik telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat. Salah satunya adalah
body scrub dan kosmetik lokal Indonesia, yang saat ini sedang naik daun.
Namun penjualan kosmetik impor semakin meningkat dibandingkan dengan
kosmetik lokal Indonesia. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa
Kewirausahaan ini difokuskan untuk membuat produk yang dapat mengatasi
permasalahan di atas.

2. Ide
Hal ini diwujudkan dalam bentuk Body Loli, inovasi produk body scrub
berbasis tinta cumi untuk kulit yang lebih sehat. Pembuatan Body Loli ini
melalui beberapa tahapan. Tahap pertama yaitu mempersiapkan bahan-bahan
seperti tinta cumi-cumi, garam, kopi, minyak zaitun, ekstrak vanila dan
chitosan. Tahap kedua adalah pengambilan tinta cumi-cumi. Tahap ketiga
hidrolisis tinta cumi-cumi. Tahap keempat pencampuran bahan-bahan. Tahap
kelima adalah pengadukan. Tahap keenam adalah pengemasan. Tahap terakhir
produk Body Loli siap dipasarkan. Produk Body Loli terbuat dari bahan-bahan
alami dan memanfaatkan tinta cumi-cumi yang biasanya hanya dibuang. Body
Loli ini memiliki keunggulan dari produk lain yaitu menggunakan bahan-bahan
alami, membuang sel-sel kulit mati, menghaluskan kulit, melembabkan kulit
dan membuat kulit menjadi lebih sehat. Selain itu, Body Loli menggunakan
kemasan berbentuk tube yang dikombinasikan dengan box unik dan harga Body
Loli lebih terjangkau daripada body scrub lainnya yaitu Rp 38.900/tube.

3. Kesimpulan
Body Loli menggunakan bahan-bahan yang alami dan aman sehingga baik
digunakan untuk kulit. Sedangkan body scrub lainya menggunakan bahan-
bahan kimia.
G. PKM GAGASAN TERTULIS
Judul : Famousea (Farming area of Agriculture and Aquaculture in Ocean)
Pemanfaatan Wilayah Laut: Sebagai Solusi Krisis Lahan di Daratan
dalam Mencukupi Kebutuhan Pangan
1. Latar Belakang
Peningkatan angka pertumbuhan penduduk sebesar 1,4 % per tahun memicu
terjadinya pembukaan lahan sebagai lahan pemukiman, juga menyebabkan
semakin banyak kebutuhan pangan yang harus dipenuhi. Persoalan krisis lahan
menyebabkan turunnya luas lahan produksi pertanian yang berdampak pada
ketahanan pangan di Indonesia.

2. Ide
Gagasan Famousea merupakan suatu inovasi dan solusi untuk mengatasi
masalah tersebut. Famousea menggunakan konsep open ocean farming yaitu
melakukan kegiatan bercocok tanam sekaligus budidaya ikan di laut sebagai
pengganti dari lahan pertanian di daratan yang telah terkonversi. Desain
Famousea berbentuk kubah yang dapat menahan angin dan gelombang di laut,
bahkan gelombang setinggi 8 meter. Komoditas pada Famousea berupa padi
(Oryza sativa) varietas varietas IR 42 dan IR 64 yang merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia dan ikan kerapu cantang yang merupakan
komoditas ekspor Indonesia di bidang perikanan.

3. Kesimpulan
Famousea menggunakan konsep open ocean farming yaitu melakukan kegiatan
bercocok tanam sekaligus budidaya ikan di laut sebagai pengganti dari lahan
pertanian di daratan yang telah terkonversi. Desain Famousea berbentuk kubah
yang dapat menahan angin dan gelombang di laut, bahkan gelombang setinggi
8 meter. Komoditas pada Famousea berupa padi (Oryza sativa) varietas varietas
IR 42 dan IR 64 yang merupakan makanan pokok masyarakat Indonesia dan
ikan kerapu cantang yang merupakan komoditas ekspor Indonesia di bidang
perikanan.
H. PKM GAGASAN FUTURISTIK KONSTRUKTIF
Judul : F3B (Futuristic Floating Fish Bus): Sistem Distribusi dan
Pemasaran Ikan Segar dan Produk Olahan Ikan dengan Floating
Bus

1. Latar Belakang
Tingkat konsumsi ikan masyarakat Indonesia yang masih lemah, tercatat hanya
50,7kg/kapita per tahun (KKP, 2017). Hal ini terjadi karena penanganan hasil
perikanan yang masih tidak sesuai prosedur menyebabkan ikan mudah busuk
dan proses distribusi ikan yang masih kurang efektif dan efisien serta tidak bisa
didistribusikan dalam jarak yang jauh. Sebagai mahasiswa, kami memberikan
suatu gagasan futuristik untuk menanggapi keprihatinan bangsa Indonesia
terhadap masih rendahnya tingkat konsumsi ikan di Indonesia yaitu berupa
F3B.

2. Ide
F3B (Futuristic Floating Fish Bus) Sistem Distribusi dan Pemasaran Ikan Segar
dan Produk Olahan Ikan dengan Floting Bus. Konstruksi terdiri dari badan bus,
kaki bus berukuran 15x13m dan setinggi 4 meter yang dilengkapi roda, sensor
pengaman yang terbuat dari infra yang dapat berbunyi, panel surya sebagai
sumber tenaga dengan memanfaatkan energi dari matahari sehingga lebih
ramah lingkungan, kapasitor sebagai penyimpan energi supaya sistem tetap
dapat berjalan pada malam hari, engsel scroll untuk menaik-turunkan badan
bus, dan konveyor untuk mengangkut ikan ke badan bus. Badan bus terbagi atas
tiga bagian, yaitu tempat ikan segar, dapur pengolahan dan produk olahan hasil
perikanan.

3. Kesimpulan
Dengan adanya F3B menjadikan kualitas komoditas pangan ikan menjadi
meningkat karena diperlakukan dengan baik dan meningkatkan daya tarik
konsumen untuk makan ikan karena sistem distribusi dikemas dengan
semenarik mungkin.

Anda mungkin juga menyukai