Anda di halaman 1dari 2

Nama : Riska Aristi

NPM : 2014131041

TUGAS MATA KULIAH DASAR-DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN

Bioekonomi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara jumlah hama, respons tanaman terhadap
luka karena serangan hama, dan kerugian ekonomi yang ditimbulkannya. Bioekonomi membentuk
dasar dari penilaian dan pengambilan keputusan dalam pengendalian hama, misalnya konsep tingkat
luka ekonomi (economic injury level) yang dicetuskan oleh Stern et al. (1959).
Aras Ekonomi dalam pengendalian menghubungkan parameter biologi dan ekonomi. Konsep
Pengendalian Hama Terpadu (Stern, 1959), termasuk Konsep Aras Ekonomik. Dalam Konsep Aras
Ekonomik terdapat konsep Kerusakan Ekonomi (EconomicDamage), Aras Luka Ekonomi (Economic
Injury Level), Ambang Ekonomi (Economic Threshold) dan Aras Keseimbangan Umum.  

Konsep Aras Ekonomi muncul dan berkembang karena pada waktu itu masyarakat (petani)
cenderung untuk menggunakan insektisida secara berlebihan tanpa menggunakan dasar yang
rasional. Insektisida digunakan secara terjadwal menurut umur tanaman secara ekonomi
dengan alasan preventif tetapi tidak efisien dan mengandung risiko besar bagi kualitas
lingkungan, oleh karena itu perlu ditetapkan landasan ekonomi dan ekologi yang dapat
digunakan untuk memutuskan kapan dan di mana pestisida harus digunakan.
Konsep Aras Ekonomi didasarkan pada pengamatan OPT dengan melihat jenis OPT, stadia
OPT, tingkaT kepadatannya, tingkat serangannya dan fase pertumbuhan tanaman. Besarnya
tingkat kerusakan dapat digunakan untuk mengambil diputuskan tindakan pengendalian yang
akan dilakukan. Penggunaan pestisida kimia organik sintetik hanya dapat dibenarkan apabila
populasi OPT sudah di atas Aras Ambang Ekonomi.
Ahli entomologi mendefinisikan luka (injury) merupakan setiap bentuk penyimpangan fisiologis
tanaman sebagai akibat aktivitas atau serangan hama sedangkan kerusakan (damage) didefinisikan
sebagai kerugian nilai moneter suatu komoditas akibat luka. Setiap tingkat serangan hama akan
menghasilkan luka, tetapi tidak semua tingkat luka akan menghasilkan kerusakan.

Stern et.al. (1959) cit. Untung (2006 : 67) menyatakan Kerusakan Ekonomi adalah tingkatan
kerusakan tanaman akibat serangan hama yang membenarkan adanya pengeluaran biaya
untuk tindakan pengendalian secara buatan dengan pestisida. Tindakan pengendalian dapat
dibenarkan apabila jumlah biaya pengendalian lebih rendah dari pada besarnya nilai
kehilangan potensial yang diderita tanaman karena adanya populasi hama.
Aras Luka Ekonomi (ALE) adalah keadaan dimana kepadatan populasi terendah yang dapat
mengakibatkan kerusakan ekonomi. Menurut Mumford dan Norton (1982) cit. Untung
(2006:67) bahwa dasar konsep Aras Ekonomi adalah konsep Titik Impas (BreakEeven
Concept) dalam pengendalian hama. Pada titik impas ini terjadi kerusakan ekonomi yaitu
pada ALE, sehingga apabila dilakukan pengendalian hama di atas titik impas masih akan
menguntungkan. Sebaliknya apabila dilakukan di bawah titik impas maka hanya akan
merugikan petani karena besarnya nilai kehilangan hasil yang diselamatkan lebih rendah
daripada biaya pengendalian yang dikeluarkan.
Ambang ekonomi dapat ditentukan secara subjektif atau objektif. Penentuan secara subjektif
merupakan pendekatan kasar karena tidak didasarkan pada penghitungan TLE dan
penentuannya hanya didasarkan pada pengalaman para praktisi. Ambang ekonomi objektif,
sebaliknya, didasarkan pada penghitungan TLE dan nilainya akan berubah mengikuti
perubahan di dalam variabel utama dari TLE.
Ambang Ekonomi (AE) merupakan istilah yang sudah dikenal dan digunakan untuk
pengambilan keputusan pengendalian hama sesuai dengan konsep Pengelolaan Hama
Terpadu (PHT). Menurut Stern dkk. (1959) AE merupakan kepadatan populasi hama yang
memerlukan tindakan pengendalian untuk mencegah terjadinya peningkatan populasi
berikutnya yang dapat mencapai Aras Luka Ekonomi (ALE). Dalam konsep AE lebih
menekankan aspek pengambilan keputusan kapan dan di mana petani harus menggunakan
pestisida agar tindakan tersebut efektif menurunkan populasi hama dan mencegah kerugian
lebih lanjut serta meningkatkan keuntungan usaha tani.
Ambang Ekonomi secara konsepsi letaknya harus di bawah garis Aras Luka Ekonomi (ALE),
hal ini karena apabila populasi hama telah mencapai garis AE kemungkinan populasi akan
meningkat terus sehingga dapat melewati garis AE. Stern dkk. (1959) cit. Untung (2006 : 72)
menyatakan agar populasi hama tidak mencapai ALE harus diadakan tindakan pengendalian
pada aras populasi di garis AE. Penentuan AE dan ALE adalah AE harus dibawah ALE, hal
ini dimaksudkan agar petani masih mempunyai waktu untuk menanggapi perubahan yang
terjadi di lapangan. Misalnya apabila dari perhitungan diketahui ALE dari larva penggerek
batang padi adalah 5 larva/rumpun maka dapat kita tentukan nilai AE adalah 4 larva/rumpun
tanaman.
Penentuan Ambang Ekonomi suatu OPT didasarkan pada jenis OPT, yaitu apabila OPT
tersebut merupakan OPT utama maka nilai AE cukup tinggi, misalnya hama Wereng
(Nephotettix virescens) nilai Ambang Ekonominya adalah 5 nimfa pertunas pada saat tidak
ada serangan penyakit Tungro, jika ada serangan Tungro maka 1 nimfa pertunas; jenis
tanaman yaitu menyangkut Nilai Ekonomi tanaman, apakah dipanen daunnya, bunganya,
buahnya, akarnya atau keseluruhan tanaman.
Ambang Ekonomi untuk setiap OPT berbeda karena setiap OPT secara biologi dan ekologi
tidak sama. Ada Opt yang menyerang tanaman pada fase pembibitan, fase pertumbuhan
vegetatif dan fase generatif pada saat pengisian bulir dan polong. Ada pula OPT yang
menyerang sepanjang umur hidup tanaman. Jenis tanaman yang dibudidayakan olehpetani
dapat mempengaruhi nilai Ambang Ekonomi dari OPT, artinya tanaman yang memiliki nilai
ekonomi tinggi akan memiliki nilai ambang ekonomi yang tinggi pula.

Sumber :
Soenarjo, E. 1992. Konsepsi dan strategi pengelolahan hama terpadu. Dalam marwoto dkk.
Risalah lokakarya. Pengendalian hama terpadu tanaman kedelai. Balittan malang.
Stern, V.M., R.F. Smith, R. van den Bosch, and K.S. Hagen. 1959. The integrated control
concept. Hilgardia. 29:81-101
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai