Kromatografi Kertas
Kromatografi Kertas
PRAKTIKUM BIOKIMIA
“IDENTIFIKASI KANDUNGAN ASAM AMINO PADA SAMPEL
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KROMATOGRAFI KERTAS”
Oleh,
NAMA : GEDE YUDHA YASA WIDHANA
NIM : 1603051018
KELAS :VA
ABSTRAK
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui perbandingan koefisien distribusi (R f) dari
berbagai asam amino dan untuk menentukan kandungan asam amino pada sampel melalui kromatografi
kertas dengan teknik ascending. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kromatografi
kertas yang merupakan metode kualitatif. Hasil nilai Rf yang diperoleh dari percobaan ini yaitu dari asam
amino leusin, glisin, tirosin, triptofan, dan metionin dalam eluen fenol secara berturut-turut yaitu 0,66, 0,94,
0,93, 0,90. Hasil nilai Rf dari asam amino leusin, glisin, tirosin, triptofan, dan metionin dalam eluen
campuran n-butanol, aquades dan asam asetat glasial secara berturut-turut yaitu:0,80, 0,91, 0,43, dan 0,33.
Berdasarkan identifikasi perbandingan nilai Rf sampel dengan standar dan karakteristik larutan sampel
dan standar maka dapat diprediksi bahwa sampel unknown A mengandung asam amino triptofan, sampel
unknown B mengandung asam amino triptofan, metionin dan glisin, sampel unknown C mengandung asam
amino leusin dan tirosin.
ABSTRACT
The purpose of this experiment is to determine the ratio of the distribution coefficient (Rf) of various
amino acids and to determine the amino acid content in the samples through ascending paper
chromatography techniques. The method used in this experiment is a paper chromatography method which
is a qualitative method. Rf value results obtained from these experiments are of the amino acid leucine,
glycine, tyrosine, tryptophan, and methionine in the eluent phenol in a row are 1, 0.93, 0.95, 0.79, and 0.94.
Results Rf value of the amino acid leucine, glycine, tyrosine, tryptophan, and methionine in the eluent
mixture n-butanol, distilled water and glacial acetic acid respectively are: 0.79, 0.81, 0.71, 0.68 and 0.88.
Based on the comparison of the value of Rf¬ sample identification with the standards and characteristics of
the sample solution and standard, it can be predicted that the unknown sample A contains the amino acid
tryptophan, an unknown sample B contains the amino acid tryptophan, methionine, and glycine, C unknown
samples containing amino acids leucine and tyrosine.
Asam amino yang ada pada sampel mendekati nilai Rf dari asam amino triptofan,
unknown dapat ditentukan menggunakan glisin, dan metionin sehingga sampel B
selisih Rf paling kecil yang merupakan asam diduga mengandung asam amino triptofan,
amino yang dimaksud. Berdasarkan data di glisin, dan metionin. Sampel C memiliki nilai
atas, dapat diketahui bahwa sampel A pada Rf mendekati nilai Rf dari asam amino tirosin
eluen fenol memiliki nilai Rf yang mendekati dan leusin sehingga sampel C diduga
triptofan. Bila dilihat dari selisih antara R f mengandung asam amino tirosin dan leusin.
sampel A dengan Rf dari larutan triptofan Adapun data selisih Rf Sampel Unknown
memiliki nilai nol sehingga sampel A diduga dengan Rf Standar pada Eleuen fenol sebagai
mengandung asam amino triptofan. berikut.
Selanjutnya nilai Rf dari sampel B
selesai, kertas kromatografi juga
Percobaan yang kedua dilakukan diperlakukan sama seperti kertas
kromatografi kertas dengan menggunakan kromatografi pada percobaan menggunakan
eluen campuran n-butanol, aquades, dan eluen fenol yaitu mengeringkan di atas
asam asetat glasial. Pada eluen n-butanol pemanas listrik dan setelah kering disemprot
wadah kromatografi juga dilakukan dengan larutan ninhidrin. Kemudian
penjenuhan, dengan memasukkan eluen n- dikeringkan kembali di atas pemanas listrik.
butanol serta campurannya. Kromatografi Setelah dikeringkan timbul warna ungu,
menggunakan eluen n-butanol tekniknya kemudian diukur jarak tempuh eluen dan
sama dengan kromatografi menggunakan jarak sampel masing-masing asam amino
eluen fenol. Setelah proses kromatografi
serta sampel A,B, dan C yang terdapat pada kertas kromatografi.
triptofan memiliki nilai nol sehingga sampel
Untuk mengetahui kandungan asam A diduga mengandung asam amino triptofan.
amino pada sampel dilakukan perhitungan Selanjutnya nilai Rf dari sampel B
selisih nilai Rf sampel dengan nilai Rf mendekati nilai Rf dari asam amino triptofan,
larutan asam amino standar pada eluen metionin dan glisin sehingga sampel B
campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan diduga mengandung asam amino triptofan,
aquades. Dalam menentukan asam amino metionin dan glisin. Kemudian nilai Rf dari
yang ada pada sampel unknown digunakan sampel C sama dengan nilai Rf dari asam
selisih Rf paling kecil yang merupakan asam amino leusin dan tirosin sehingga sampel C
amino yang dimaksud. Berdasarkan data di diduga mengandung asam amino leusin dan
atas,dapat diketahui bahwa sampel A pada tirosin. Adapun data selisih Rf Sampel
eluen campuran n-butanol, asam asetat Unknown dengan Rf Standar pada Eleuen
glasial, dan aquades memiliki nilai R f yang campuran n-butanol, asam asetat glasial, dan
mendekati triptofan. Bila dilihat dari selisih aquades sebagai berikut
antara Rf sampel A dengan Rf dari larutan
Perbandingan koefisien distribusi (Rf) dari
Berdasarkan data yang didapatkan asam amino leusin, glisin, tirosin, triptofan,
pada kedua eluen yang berbeda, diperoleh dan metionin dalam eluen campuran n-
bahwa sampel unknown A mengandung butanol, aquades dan asam asetat glasial
asam amino triptofan. Sampel B berturut-turut: 0,80, 0,91, 0,43, 0,33. Sampel
mengandung asam amino triptofan, metionin unknown A mengandung asam amino
dan glisin, sedangkan pada sampel C triptofan, sampel unknown B mengandung
mengandung asam amino tirosin dan leusin. asam amino triptofan, metionin dan glisin,
Namun, terdapat perbedaan Rf yang ada dan sampel unknown C mengandung asam
dalam sampel unknown pada saat amino tirosin dan leusin.
menggunakan eluen fenol dan eluen
campuran n-butanol, asam asetat glasial, UCAPAN TERIMA KASIH
serta aquades disebabkan karena eluen yang Terima kasih saya sampaikan kepada
belum terdistribusi secara maksimal sehingga dosen pengampu mata kuliah praktikum
pemisahan belum terjadi secara sempurna. biokimia Dr. I Nyoman Tika, M.Si. serta
Terjadi sentuhan atau gesekan antar asisten I Made Wirahadi Kusuma, atas
kromatogram ketika proses elusi, sehingga bimbingan dan masukan selama praktikum
berdampak pada kesulitan dalam identifikasi kandungan asam amino pada
mengidentifikasi zat yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan teknik
sampel. Selain itu juga karena ketidaktepatan kromatografi kertas ini. Terima kasih juga
saat menotolkan larutan pada kertas saya sampaikan kepada Ibu Putu Lilik
kromatografi yang seharusnya penotolan pratami selaku laboran di prodi analis kimia
larutan tidak melebihi diameter 0,4 cm. atas bantuan dalam memberikan segala
Dengan demikian pada eluen fenol distribusi keperluan yang berkaitan dengan praktikum
noda asam amino yang terkandung pada serta ucapan terimakasih kepada rekan
sampel unknown sulit untuk diidentifikasi. kelompok saya yang telah melakukan
Hal inilah menjadi penyebab perbedaan Rf percobaan bersama sehingga percobaan ini
asam amino yang didapatkan pada sampel dapat dilaksanakan dengan baik.
unknown antara menggunakan elun fenol dan
eluen n-butanol. DAFTAR PUSTAKA
Conn, E.E. and P.K. Stumpf. 1976. Outline
SIMPULAN of Biochemistry. 4th edition. John Willey
Berdasarkan pembahasan di atas and Sons Co., Inc. New York. p.590-595
dapat ditarik simpulan bahwa perbandingan
koefisien distribusi (Rf) dari asam amino Heasley, V.L., V.J. Christensen and G.E.
leusin, glisin, tirosin, triptofan, dan metionin Heasley. 1997. Chemistry and Life in
dalam eluen fenol dengan H2O berturut-turut Laboratory. 4th edition. Prentice Hall Co.,
adalah 0,66, 0,94, 0,93, dan 0,90. Inc. USA. P. 56-70
Sastrohamidjojo, H. 2002. Kromatografi. Soebagio,dkk. 2000. Kimia Analitik II.
Edisi kedua. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Malang: Universitas Negeri Malang.
Hal. 1-24.