2. Otitis Media Efusa Serosa Gejala klinis yang paling penting ialah kurangnya pendengaran. Kadang- kadang terdapat rasa tekanan dalam telinga. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gambaran selaput gendang telinga yang sering tampak tertarik ke dalam. Bila sukar dinilai, pemeriksaan timpanometri perlu dilakukan untuk membuktikan adanya tekanan udara yang menurun atau adanya Ciaran di dalam telinga tengah. 3. Impaksi Serumen Gejala klinis : a. Asimtomatik b. Penurunan pendengaran c. Nyeri telinga d. Telinga terasa penuh e. Telinga berdenging f. Gatal atau keluar cairan dari liang telinga g. Vertigo
B. Pemeriksaan Fisik
1. Oklusi Tuba et causa Barotrauma
2. Otitis Media Efusa Serosa Pemeriksaan fisik generalis sesuai dengan gejala otitis media, termasuk pengukuran suhu demam, serta pemeriksaan fisik telinga lengkap. Perlu juga dilakukan pemeriksaan membran timpani dengan menggunakan otoskop untuk melihat hal-hal berikut: a. Kontur : normal/retraksi/menonjol Pada otitis media efusi atau pada otitis media oklusi tuba, membran timpani akan terlihat retraksi. b. Warna : abu-abu/kuning/merah/merah muda/biru Pada otitis media efusi, membran timpani berwarna kuning atau biru. c. Kejernihan/translusen : translusen/semi berawan/berawan d. Membran timpani normal adalah translusen dan memantulkan cahaya, disebut refleks cahaya positif. Pada otitis media, membran timpani terlihat berawan dan refleks cahaya biasanya negatif. 3. Impaksi Serumen pemeriksaan dengan otoskopi atau lampu kepala : a. Di dalam liang telinga tampak kumpulan serumen berwarna coklat kehitaman yang bercampur dengan epitel skuamosa yang biasanya membentuk seperti bola. b. Liang telinga biasanya normal atau dapat disertai otitis eksterna c. Penurunan pendengaran bisa berkisar antar 5-40 dB, tergantung derajat sumbatan serumen di liang telinga. d. Faktor modifikasi yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi Teknik penatalaksanaan yaitu membran timpani perforasi, stenosis liang telinga, eksotosis, diabetes melitus, imunokompromisme, dan dalam terapi antikoagulan.
C. Pemeriksaan Penunjang
1. Oklusi Tuba et causa Barotrauma
2. Otitis Media Efusa Serosa Pemeriksaan penunjang tidak rutin dilakukan pada otits media. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada otitis media adalah pemeriksaan otoskop pneumatik, timpanometri, timpanosintesis, dan pencitraan. a. Otoskop pneumatik Pemeriksaan otoskop pneumatic dapat dilakukan untuk melihat mobilitas membrane timpani dengan hasil normal, meningkat, menurun, atau tidak bergerak. Membrane timpani seharusnya bergerak terhadap aplikasi sedikit tekanan positif atau negatif. b. Timpanometri Timpanometri bermanfaat untuk menyediakan data kuantitatif mengenai fungsi structural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah. Gabungan pemeriksaan otoskop pneumatik dengan timoanimetri akan menghasilkan diagnostic yang lebih akurat. Hal ini karena timpanometri akan menyediakan data kuantitaif mengenai fungsi structural dan mendeteksi adanya efusi pada telinga tengah. c. Timpanosentesis Timpanosentesis merupakan prosedur bedah minor untuk drainsase cairan dari telinga tengah. Cairan ini kemudian akan dilakukan kultur dan uji sensitivitas antibiotik. d. Pencitraan Foto Schuller dan CT scan bermanfaat untuk menilai ada tidaknya komplikasi otitis media. MRI juga dapat digunakan jika terdapat kecurigaan komplikasi ke intrakranial. 3. Impaksi Serumen Pada pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan sebagai berikut : a. Otoskopi (penilaian telinga luar dengan alat otoskop), dimana pada pemeriksaan ini dapat dilihat keberadaan serumen di dalam liang telinga yang menyumbat sehingga gendang telinga sulit diamati. b. Tes penala untuk menilai jenis gangguan pendengaran yang dialami oleh penderita. c. Mikroskop atau endoskopi telinga bila diperlukan d. Audiometri (atas indikasi)