Kel 1 Filosofi Ibadah Shalat, Puasa Dan Haji
Kel 1 Filosofi Ibadah Shalat, Puasa Dan Haji
KELOMPOK I:
Purwanto NIM G2A220010
NovaDestianingsih NIM G2A220012
i
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Presentasi Al-Islam tentang
filosofi ibadah Shalat, Puasa dan Haji. Pertama penulis membahas mengenai
Shalat sebagaimana mestinya dan Hakekat shalat, Mengapa Allah mewajibkan
shalat, Tujuan dan fungsi shalat, Akhlak dalam shalat, Hikmah shalat, Makna
spiritual shalat, Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat. Yang kedua
mengenai pengertian puasa, hakekat puasa, tingkatan puasa, macam - macam
puasa, ketentuan puasa, tujuan dan fungsi puasa. Ketiga penulis membahas
mengenai filosofi ibadah haji.
PENULIS
DAFTAR ISI
ii
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................i
KATA PENGANTAR .................................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 3
A. Ibadah Shalat...................................................................................................3
B. Ibadah Puasa .................................................................................................22
C. Ibadah Haji....................................................................................................30
BAB II PENUTUP..................................................................................................... 34
A. Kesimpulan....................................................................................................34
B. Saran..............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................35
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu jika
shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan gagal
dan merugi. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian dan
kemungkaran bagi umat muslim. Konsekuensi dari shalat itu harus sedapat
mungkin berusaha mencegah perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum
Allah, artinya:bagi setiap yang sudah melakukan shalat dan sesuai dengan esensi
yang dikandung dalam shalat, maka dirinya akan terus bergerak melawan
kemungkaran.
Selain shalat puasa juga merupakan salah satu ibadah yang dijalani oleh
umat manusia. Dimana puasa merupakan menahan diri dengan niat dari seluruh
yang membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersetubuh dari terbit fajar
sampai dengan terbenam matahari. Kemudian mengerjakan haji adalah kewajiban
manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan
ke Baitullah.
1
Dalam kehidupan yang era ini masih banyak umat muslimin yang masih
mengesampingkan waktu shalat, puasa dan naik haji demi memuaskan
kesenangan duniawi. Mereka sibuk akan kehidupan yang fana, tanpa memikirkan
kehidupan diakhirat yang abadi. Kesadaran mereka akan kewajibannya sebagai
umat muslim kepada Tuhannya masih rendah dan menyelewengkan kebenaran
dalam beribadah khususnya shalat sehingga menyebabkan munculnya syirik,
bid’ah dan permasalahan konterporer yang sedang mengerogoti pemuda muslim.
Oleh sebab itu, kami menyusun makalah ini mengenai shalat, puasa dan
haji untuk memberikan kebenaran melalui bentuk tulisan mengenai masalah
ibadah. Walaupun masih banyak perlu referensi untuk menguatkan bukti yang
sudah ada.
2
BAB II
PEMBAHASAN
IBADAH SHALAT
A. Hakekat Shalat
Kelalaian hati diantara shalat yang satu dengan shalat yang lain
3
terasing dari peribadatan kepada-Nya” (Asraarush Shalaah, Ibnul Qoyyim.
Hal.10).
4
juga hendak memuliakannya dengan segala jenis kemuliaan, sehingga setiap
perbuatan ubudiyyah (peribadatan) itu menghapus hal yang tercela dan hal yang
Dia benci, dan agar Allah mengganjarnya dengan cahaya yang khusus, kekuatan
dalam hati dan anggota tubuhnya serta pahala yang khusus pada hari perjumpaan
dengan-Nya” (Dzauqush Shalah, Ibnul Qoyyim. Hal.8).
B. Kewajibkan Shalat
Sesungguhnya Allah SWT adalah Tuhan yang Maha Rahman dan Maha
Rahim yang Maha Tahu akan segala apa yang ada dibumi, sehingga setiap apapun
yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya benar-benar menunjukkan kasih sayang
dan cintanya kepada setiap makhluk di muka bumi.
5
yaitu orang-orang yang lalai dengan shalatnya”. Allah memerintahkan untuk
shalat sebagai pembeda antara yang mu’min dan yang kafir, selain itu shalat juga
ibadah yang membuat kita lebih dekat dengan Allah. Dalam sebuah hadits qudsyi
dikatakan “Kedekatan semua hamba kepada-Ku, seperti yang aku fardhukan
(wajibkan) padanya dan tidak henti-hentinya seorang hamba mendekatkan diri
kepada-Ku dengan amalan-amalan sunah, sehingga aku mencintainya, maka aku
menjadi telinga yang ia pergunakan untuk mendengar, menjadi mata yang ia
pergunakan untuk melihat, jika ia meminta padaku sungguh aku memberikannya
dan bila ia berdo’a kepadaku niscaya aku akan mengabulkan.
1. Qiyam
2. Ruku’
Posisi ini menempatkan jantung berada dalam satu garis horizontal dengan
pembuluh darah tulang besar ,sebagai ganti dari letak asalnya yaitu dalam posisi
lebih tinggi dari pembuluh darah tulang tersebut.posisi ini memudahkan aliran
darah untuk kembali ke jantung karena pengaruh karena pengaruh aktivitas
penarikan oleh urat-urat jantung sehingga jantung lebih leluasa menarik darah
tanpa rintangan gaya gravitasi bumi.gerakan ini jugga meningkatkan kemampuan
memompa dari urat urat dalam perut untuk mengalirkan darahnya menuju jantung
dengan kekuatan maksimal oleh pengerutan dinding perut.karena gerakan ini
6
terbebas dari rintangan gravitasi bumi yang biasanya membebani penarikan darah
dari bawah keatas sehingga darah mengalir kembali ke jantung sehingga darah
dapat kembali dengan mudah ke jantung,dan darah dapat dibersihkan dari segala
kotoran secara maksimal setelah mengalir ke bagian tubuh.
3. I’tidal
Gerakan ini membantu menarik nafas yang dalam lalu diikuti pengeluaran
nafas tersebut dari arah yang berlawanan dengan kuat diafragma kembali dalam
posisi lebih tinggi, rongga perut tertekan ke tempat yang lebih rendah, dada
berada dalam posisi lebih tinggi dari desakan udara .sehingga mengurai
terpancarnya darah ke rongga dada. Aliran darah yang telah berada pada rongga
kaki mempunyai kesempatan leluasa untuk berjalan cepat menuju rongga perut
dimana urat – urat yang sedang lunak siap menerima darah yang tengah berjalan
dari arah kaki.
5. Gerakan sujud
7
shalatnya. Karena, ciri seorang Muslim adalah Shalat, apabila seorang muslim
mengerjakan shalat dengan sebaik-baiknya, maka dampaknya selain mendapatkan
pahala dari Allah SWT, juga akan berdampak pada kesehatan tubuhnya dan
perilakunya. Dia akan mengeluarkan zakat dengan ikhlas bukan untuk disanjung
atau bergaya-gaya biar orang lain tahu kalau dia kaya, melaksanakan puasa
dengan ikhlas bukan hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja, menunaikan
ibadah haji semata-mata untuk menjalankan perintah Allah bukan untuk
menaikkan status sosialnya dimasyarakat. Dengan demikian seseorang yang
shalatnya baik akan baiklah ibadah-ibadah yang lainnya.
1. Tujuan Sholat
2. Fungsi Sholat
a. Menurut kesehatan
Berdasarkan saran dari dokter ini maka tidak ada solusi terbaik
untuk menghindari rematik sejak dini kecuali dengan melaksanakan sholat
5 waktu secara konsisten, karena gerakan sholat adalah jenis gerakan
terbaik yang mampu mengembalikan fungsi otot dengan baik.
2) Manfaat Sholat untuk kelancaran sistem peredaran darah dan terapi
penyakit jantung
8
peredaran darah berjalan lancar serta meminimalisir tekanan darah tinggi
secara akut di kepala.
9
7) Kedhasyatan sholat tahajjud dan subuh (yang tepat waktu)
b. Secara umum
10
12. Menyebabkan kita berani meninggalkan maksiat dan tidak berani
meninggalkan taat.
Shalat sebagai salah satu bagian penting ibadah dalam islam sebagaimana
bangunan ibadah yang lain juga memiliki banyak keistimewaan. Ia tidak hanya
memiliki hikmah spesifik dalam setiap gerakan dan rukunnya, namun secara
umum shalat juga memiliki pengaruh drastis dalam perkembangan kepribadian
seorang muslim. Tentu saja hal itu tidak serta merta dan langsung kita dapatkan
dengan instan dalam pelaksanaan shalat. Manfaatnya tanpa terasa dan secara
gradual akan masuk dalam diri muslim yang taat melaksanakannya.
11
dalam diri, positif maupun negative. Maka shalat bisa menjadi media katarsis
yang akan membuat seseorang menjadi tentram hatinya.
1. Keterkaitan shalat dan akhlak sinergis shalat dan sabar, sebuah harmoni
a) Latihan kedisiplinan
b) Latihan kebersihan
12
c) Latihan konsentrasi
e) Latihan kebersamaan
E. Hikmah Shalat
Hikmah ibadah shalat sangat besar bagi kehidupan umat Islam baik dari
segi kehidupan pribadi maupun masyarakat. Pelaksanaan shalat itu sendiri telah
menunjukkan adanya rasa kepatuhan diri seseorang terhadap Khaliknya serta
13
menunjukkan adanya rasa syukur terhadap segala apa yang dianugerahkan Allah
sehingga seorang hamba berhadapan dengan Tuhannya untuk menyampaikan
segala puji-pujian yang Maha Agung.
Abdul A’la Maududi menjelaskan bahwa hikmah ibadah shalat tersebut di
antaranya:
2. Rasa berkewajiban.
3. Latihan kepatuhan.
6. Praktek kebersamaan.
Dan jika shalat itu dikerjakan secara berjama’ah juga mengandung hikmah:
“Komunikasi langsung antara anggota masyarakat sehingga selalu menguasai
situasi up to date yang sangat diperlukan dalam kehidupan harmonis
bermasyarakat, di samping menumbuhkan persaudaraan, persamaan, solideritas,
kekeluargaan dan sebagainya”. Dengan demikian dapat dipetik berbagai hikmah
yang teramat penting memalui kewajiban beribadah shalat tersebut yaitu unsur
yang pertama adalah pembinaan pribadi individu dimana melalui ibadah shalat
tersebut akan menumbuhkan diri yang berjiwa disiplin selalu mematuhi hukum
14
dan aturan serta berjiwa optimis terhadap anugerah dan rahmat dari Allah
SWT.
15
lain, "Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman." (QS an-Nisa [4]:103). Melaksanakan shalat
secara rutin sebagaimana waktu-waktu yang ditentukan Allah SWT
diharapkan dapat melahirkan hamba-hamba yang istimewa, yakni hamba
yang selalu berada di "dunia atas" (al-'alam al-'ulya), bukankah shalat itu
adalah mikraj bagi orang yang beriman (al-shalatu mi'raj al-mu'minin),
sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
16
kembali dengan cahaya kesucian.
Saat merasa suci dan putih inilah seorang mushalli ber-tasyahhud, yang
secara harfiah berarti "kehadiran" dan "penyaksian" yang dalam bahasa
tasawuf disebut kesadaran tajalli (divine conciousnes), di mana sang hamba
dan Sang Tuhan merasa terjadi kesatuan (al-ittihad). Ittihad itu sendiri adalah
suatu tingkatan (maqam) di mana seorang salih telah merasakan dirinya
bersatu dengan Tuhan. Yang dicintai dan yang mencintai menjadi satu atau
yang menyembah dan yang disembah sudah menyatu (al-'abid wa al-ma'bud
wahid).
Bangkit dari sujud juga dianggap simbol dari kebangkitan kedua atau
kebangkitan terakhir bagi manusia, sebagaimana diisyaratkan dalam Alquran:
Minha khalaqnakum wa fiha nu'idukum wa minha nukhrijukum taratan ukhra
(Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan
mengembalikan kamu, serta darinya Kami akan mengeluarkan kamu pada
kali yang lain) (QS Thaha [20]:55).
4. Rahasia Salam
17
perasaan misteri, seolah-olah ia merasa sangat plong. Ia merasa seperti
terbebas dari beban yang selama ini menggunung di pundaknya. Kepasrahan
total yang dirasakannya membuat beban berat yang menggunung itu
beterbangan bagaikan kapas yang halus, seperti yang dilukiskan di dalam
ayat: Wa takun al-jibal ka al-'ihn al-manfus (dan gunung-gunung seperti bulu
yang beterbangan/QS al-Qari'ah [101]:5). Ia merasakan kedamaian sejati
karena sudah berada di dalam puncak pencapaian. Ia berada dalam suasana
batin: Al-taraqqi ila 'ain al-jam' wa al-Hadhrah al-Ahadiyyah (pendakian
menuju penyatuan dengan wujud Ahadiyyah).
18
Haman didasar neraka. Ketika ia menyuapkan makanan ke dalam mulutnya,
makanan itu berkata, ‘Wahai musuh Allah, semoga Allah melaknatmu, kamu
memakan rezeki Allah namun tidak menunaikan kewajiban-kewajiban dari-Nya.’
Ketahuilah, sesungguhnya bencana yang paling dahsyat, perbuatan yang paling
buruk, dan aib yang paling nista adalah kurangnya perhatian terhadap sholat lima
waktu, sholat Jumat, dan sholat berjemaah. Padahal, semua itu ibadah-ibadah
yang oleh Allah SWT ditinggikan derajatnya, dan dihapuskan dosa-dosa maksiat
bagi siapa saja yang menjalankannya. Orang yang meninggalkan sholat karena
urusan dunia akan celaka nasibnya, berat siksanya, merugi perdagangannya, besar
musibahnya, dan panjang penyesalannya. Ia dibenci Allah, dan akan mati dalam
keadaan tidak Islam, tinggal di neraka Jahim atau kembali ke neraka Hawiyah”.
Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa meninggalkan sholat hingga
terlewat waktunya, lalu mengadanya, ia akan disiksa di neraka selama satu huqub
(80 tahun).... Sedangkan ukuran satu hari di akhirat adalah 1.000 tahun di dunia.”
Demikian tertulis dalam kitab Majalisul Akbar.
19
Rasulullah. Dalam hadis yang berhubungan dengan peristiwa Isra Mi'raj,
Rasulullah SAW mendapati suatu kaum yang membenturkan batu ke kepala
mereka. Setiap kali kepala mereka pecah, Allah memulihkannya seperti sedia
kala. Demikianlah mereka melakukannya berulang kali. Lalu, beliau bertanya
kepada Jibril, “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”
“Mereka adalah orang-orang yang kepalanya merasa berat untuk mengerjakan
sholat. Jawab Jibril. Diriwayatkan pula, di neraka Jahanam ada suatu lembah
bernama Wail. Andaikan semua gunung di dunia dijatuhkan ke dalamnya akan
meleleh karena panasnya yang dahsyat. Wail adalah tempat orang-orang yang
meremehkan dan melalaikan sholat, kecuali jika mereka bertobat. Bagi mereka
yang memelihara sholat secara baik dan benar, Allah SWT akan memuliakannya
dengan lima hal, dihindarkan dari kesempitan hidup, diselamatkan dari siksa
kubur, dikaruniai kemampuan untuk menerima kitab catatan amal dengan tangan
kanan, dapat melewati jembatan shirathal mustaqim secepat kilat, dan dimasukkan
ke dalam surga tanpa hisab. Dan barang siapa meremehkan atau melalaikan
sholat, Allah SWT akan menyiksanya dengan 15 siksaan. Enam siksaan di dunia,
tiga siksaan ketika meninggal, tiga siksaan di alam kubur, dan tiga siksaan saat
bertemu dengan Allah SAW. Adapun enam siksaan yang ditimpakan di dunia
adalah dicabut keberkahan umurnya, dihapus tanda kesalehan dari wajahnya
(pancaran kasih sayang terhadap sesama), tidak diberi pahala oleh Allah semua
amal yang tidak diangkat ke langit, tidak memperoleh bagian doa kaum salihin,
dan tidak beriman ketika roh dicabut dari tubuhnya. Adapun tiga siksaan yang
ditimpakan saat meninggal dunia ialah mati secara hina, mati dalam keadaan
lapar, dan mati dalam keadaan haus. Andai kata diberi minum sebanyak lautan,
tidak akan puas.
20
mengundurkan sholat Subuh hingga terbit matahari, mengundurkan sholat Zuhur
hingga Asar, mengundurkan sholat Asar hingga Magrib, mengundurkan sholat
Magrib hingga Isya, dan mengundurkan sholat Isya hingga Subuh,” kata ular
itu.Setiap kali ular itu memukul, tubuh mayat tersebut melesak 70 hasta, sekitar
3.000 meter, ke dalam bumi. Ia disiksa dalam kubur hingga hari kiamat. Di hari
kiamat, di wajahnya akan tertulis kalimat berikut: Wahai orang yang mengabaikan
hak-hak Allah, wahai orang yang dikhususkan untuk menerima siksa Allah, di
dunia kau telah mengabaikan hak-hak Allah, maka hari ini berputus asalah kamu
dari rahmat-Nya.
Adapun tiga siksaan yang dilakukan ketika bertemu dengan Allah SWT
adalah, pertama, ketika langit terbelah, malaikat menemuinya, membawa rantai
sepanjang 70 hasta untuk mengikat lehernya. Kemudian memasukkan rantai itu ke
dalam mulut dan mengeluarkannya dari duburnya. Kadang kala ia
mengeluarkannya dari bagian depan atau belakang tubuhnya. Malaikat itu berkata,
”Inilah balasan bagi orang yang mengabaikan kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan Allah.” Ibnu Abas berkata, ”Andai kata satu mata rantai itu jatuh ke
dunia, niscaya cukup untuk membakarnya.”Kedua, Allah tidak memandangnya.
Ketiga, Allah tidak menyucikannya, dan ia memperoleh siksa yang amat pedih.
Demikianlah ancaman bagi orang-orang yang sengaja melalaikan sholat. Semoga
Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada orang yang bersegera
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi apa yang dilarang oleh-Nya.
Amin. Rasulullah SAW bersabda, “Sembahlah Allah seakan engkau melihat-Nya.
Apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, sesungguhnya Dia
melihatmu.”(HR.Bukhari&Muslim)ه
21
IBADAH PUASA
A. Pengertian Puasa
Dari pengertian tersebut ada 2 nilai yang menjadi parameter antara sah /
tidaknya puasa seseorang, yaitu :
1. Nilai formal : hanya ditinjau dari segi menahan lapar, haus dan birahi
B. Hakekat Puasa
d. Sifat subuiyah : sifat kejam dan kezaliman yang terdapat dalam diri
manusia.
22
2. Thariqat almalikat adalah malaikat yang merupakan makhluk suci yang selalu
taat dan patuh terhadap segala perintah allah
4. Tazkiyat Annafsi (penyucian jiwa) yaitu dimana Puasa dapat menjadi sarana
untuk membersihkan berbagai sifat buruk yang terdapat dalam jiwa manusia.
C. Tingkatan Puasa
1. Puasa Umum
Puasa umum atau puasa orang-orang awam adalah “sekedar” mengerjakan puasa
menurut tata cara yang diatur dalam hukum fiqih
2. Puasa Khusus (Khawas)
Tingkatan ini lebih tinggi dari tingkatan puasa umum atau puasa orang-orang
awam. Selain menahan diri dari makan, minum dan melakukan hubungan seksual,
tingkatan ini menuntut orang yang berpuasa untuk menahan seluruh anggota
badannya dari dosa-dosa, baik berupa ucapan maupun perbuatan. Tingkatan ini
menuntut seorang muslim untuk senantiasa berhati-hati dan waspada.
b) Menjaga lisan
c) Menjaga Pendengaran
d) Menjaga tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari hal-hal yang
diharamkan
23
f) Setelah berbuka puasa hendaknya hatinya diliputi perasaan harap-harap
cemas, berharap puasanya diterima Allah Ta’ala dan takut jika puasanya
tidak diterima Allah Ta’ala. Ia berada di antara perasaan harap dan
cemas, sebab ia tidak mengetahui apakah puasanya diterima Allah atau
ditolak-Nya
1. Puasa Wajib (Fardhu) artinya puasa yang dikerjakan mendapat pahala, jika
tidak dikerjakan mendapat dosa, contohnya adalah Puasa Ramadan, Puasa
Kifarat dan Puasa Nadzar (kaulan).
2. Puasa Sunnah artinya puasa yang jika dikerjakan mendapat pahala, dan jika
tidak dikerjakan tidak mendapat dosa, contohnya adalah Puasa hari
Tasu’a,‘asyura, puasa arafah, puasa senin kamis dan sebagainya
a. Puasa di hari Arafah bagi orang yang lagi melaksanakan wukuf. Hal
ini Rasul Saw. telah melarangnya untuk berpuasa di hari ‘Arafah bagi
orang yang sedang melaksanakan wukuf di ‘Arafah.
24
4. Puasa Haram
a. Puasa pada dua hari raya, yakni Hari Raya Fitrah (Idul Fitri) dan hari
raya kurban (idul adha)
b. Tiga hari setelah hari raya kurban. Banyak ulama berbeda pendapat
tentang hal ini.
E. Ketentuan Puasa
1. Islam
4. Menetap (mukim)
1. Islam
2. Tamyiz yaitu anak anak yang mampu membedakan yang baik dan
buruk(sekitar sudah berumur 17 tahun)
Fardlu Puasa
1. Niat
25
Sunah Sunah dalam Waktu Puasa
2. Mengakhirkan makan sahur selama belum terbit fajar (kita kita 10 menit
setelah subuh)
5. Berbuka dengan yang manis manis atau dengan kurma sebelum makan
yang lainnya,
6. Menyengaja muntah
7. Gila
F. Kewajibkan Berpuasa
26
1. Karena puasa adalah perintah agama
2. Dalam jangka panjang tujuan puasa adalah menjadikan takwa ini sebagai
asas dan pandangan hidup yang benar
3. Dalam Al-Quran Al-Baqarah/2 ayat 2-4, digambarkan lima ciri dari orang
yang bertakwa yaitu
b) mendirikan shalat
H. Hikmah Puasa
4. Bulan Ramadhan mengajarkan agar peduli pada orang lain yang lemah.
27
6. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita hidup ini harus selalu mempunyai
nilai ibadah
7. Bulan Ramadhan melatih diri kita untuk selalu berhati-hati dalam setiap
perbuatan, terutama yang mengandung dosa.
8. Bulan Ramadhan melatih kita untuk selalu tabah dalam berbagai halangan
dan rintangan.
9. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan arti hidup hemat dan
sederhana.
10. Bulan Ramadhan mengajarkan pada kita akan pentingnya rasa syukur kita,
atas nikmat-nikmat yang diberikan pada kita
1. Mengistirahatkan pencernaan
2. Yang dimaksud adalah bahawa puasa bisa dikatakan sebagai suatu bentuk
rasa syukur menusia kepada Tuhannya atas segala nikmat yang telah
banyak diberikan dan tidak terhitung jumlahnya. Rasa terima kasih tersebut
dibuktikan dengan cara melaksanakan puasa
28
3. Puasa yang dilakukan sekaligus sebagai ajang untuk dapat menjadikan
manusia supaya lebih bertakwa, atau suatu cara berlatih untuk selalu dapat
mengerjakan segala apa yang diperintahkan-Nya dan mampu menjauhi
segala larangan-Nya
1. karakter adalah perilaku alami yang berasal dari perfleksian jiwa (bawah
sadar) dan karakter merupakan hasil dari budaya, sedangkan budaya sendiri
terlahir salah satunya karena adanya tingkah laku ‘pembiasaan’
c) Rela Berkorban
e) Berbuat Jujur
f) Bertaqwa
h) Sikap Optimis
29
IBADAH HAJI
A. Pengertian Haji
1. Mandi ihram
30
Ihram memiliki makna tajarrud yang artinya totalitas, melepaskan semua
pakaian dan atribut duniawi dan menggantidengan pakaian takwa. Ihram berarti
melepaskan segala kebanggaan terhadap atribut duniawi yang sering melupakan
diri dari Allah SWT dan akhirat, menjadikan sombong diri dari makhluknya,
dan meyakinisebagai tanda cinta dan ridha Allah kepadanya. Padahal, pakaian
dan atribut duniawi tidak ada artinya apa-apa jika tidak membawa kepada
keridhaan Al-lah, sedangkan jika untuk mencari ridha Allah tidak boleh
dijadikan kebanggaan. Diperintahkan bagi kaum laki laki kalau masuk ibadah
ihram melepaskan seluruh pakaiannya yang berjahit, dan hanya memakai
dualembar kain yang tidak berjahit. Satu untuk selendang atau pakaian
atas,sedang yang satu untuk sarung, dan pakaian ini sama bagi semua laki
laki,tidak boleh pakai celana dalam atau kaos dalam. Seragam yang sama, baik
penguasa maupun rakyat, bangsawan maupun rakyat biasa. Melepaskan semua
pakaian dan hanya memakai dua lembar kain mengingatkan kepadakita bahwa
suatu saat pasti menghadap Allah dalam kondisi sebagaimana dilahirkan, tanpa
alas kaki, tanpa pakaian, bahkan kembali dalam kondisi belum dikhitan. Semua
yang didapatkan dari segala atribut kemewahan dunia akan ditinggalkan. Semua
menghadap sendiri-sendiri tidak membawa bekal kecuali amal yang diterima
Allah.
C. Talbiyah
Talbiyah merupakan satu dari inti ibadah haji, talbiyah dengan lisan,hati
maupun perbuatan. Talbiyah disunahkan untuk diulang-ulangi terusselama
ibadah haji dan umrah dalam keadaan ihram.
Dalam talbiyah, seorang muslim berjanji dan bertekad bahwa segala pujian,
nikmat, dan kerajaan hanya milik Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Maka dalam ibadah, hanya ia niatkan kepada Allah, bukan untuk mencari
pujian manusia. Dan tidak akan sombong serta lupa diri dengan pujian manusia,
sebab ia meyakini bahwa pujian itu karena kelebihan,sementara kelebihan itu
nikmat dari Allah, bukan miliknya. Maka ia mengembalikan segala pujian
kepada Allah. Setiap kali dipuji ia mengatakan,'Ya Allah jadikanlah saya lebih
31
baik dari apa yang mereka sangka dan ampunilah aku apa yang mereka tidak
mengetahui dariku. Kemudian dia menegaskan bahwa kerajaan dan kekuasaan
hanya milikAllah maka segala kekuasaan hanya untuk menegakkan hukum
Allah, karenamanusia sebagai khalifah Allah yang bertugas menjalankan
hukum Allah.
D. Thawaf
Thawaf adalah rukun yang sangat penting dalam umrah dan haji,sangat
disunnahkan untuk dilakukan berulang-ulang, terutama setiap kali masuk
masjid. Thawaf dari akar kata thafa-yathufu, yang berarti mengitari atau
mengelilingi. Yang dimaksudkan thawaf adalah mengelilingi kakbah dimulai
dari hajar aswad sampai tujuh kali dengan niat ibadah kepada Allah.Thawaf
memberikan pelajaran bahwa hendaklah seorang beriman berthawaf dengan hati
mengikuti orbit ridha Allah, sebagaimana seluruh alam berkeliling mengelilingi
orbit yang telah ditentukan Allah. Thawaf mengajarkan bahwa Allahlah sebagai
tujuan hidup, ridha, dancinta-Nya. Dambaan hamba dalam segala langkahnya
dengan menyerahkan jiwa dan raga di jalan dakwah dan jihad.
E. Sa’i
Sa'i berasal dari kata sa'a-yas'a yang berarti usaha atau lari. Yang
dimaksudkan adalah berjalan atau lari dari Shafa menuju Marwa tujuh kali
putaran. Sa'i dilakukan setelah melakukan thawaf. Sa'i memiliki pelajaran yang
sangat banyak, di antaranya keyakinan bahwa sebuah orientasi hidup harus
direalisasikan dengan usaha keras. Kalau dalam masalah duniawi semua
memahami bahwa segala keberhasilan dicapai dengan usaha keras maka
demikian pula dengan idealis iman. Perjuangan untuk melakukan
islamisasikehidupan, untuk keberhasilan dunia dan kebahagiaan akhirat sangat
memerlukan usaha keras pula.
F. Wukuf di Arafah
32
keberadaan jamaah haji di padang Arafah untuk ibadah haji. Wukuf dari sisi
ibadah dhahir adalah berhentinya jamaah haji, atau menahan diri di padang
Arafah mulai dari tergelincir matahari sampai terbenam, untuk berdoa, berdzikir
kepada Allah SWT. Wukuf merupakan klimaks ibadah haji sebagaimana hadits
Nabi: "Alhaj 'arafah." Yang artinya'haji itu Arafah.' Pelajaran yang dapat
diambil dari ibadah wukuf yakni kata wukuf sendiri yang berarti berhenti,
mengisyaratkan berhentinya manusia padawaktu kiamat di padang Mahsyar
dengan tidak membawa apa-apa, dantidak berguna harta dan anak kecuali yang
datang kepada Allah dengan hati yang bersih. Pada waktu wukuf di padang
Arafah, jamaah haji hanya memakai pakaian ihram seperti ketika meninggal
dengan dikafani dua lembar kain. Harapan ketika wukuf hanya satu, yaitu
diterima hajinya,diampuni dosanya, dikabulkan doanya di sisi Allah.
G. Mabit di Muzdalifah
H. Melontar Jumrah
33
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Shalat adalah amal yang pertama kali dihitung diakhirat maka dari itu
jika shalatnya baik, maka akan beruntung dan jika shalatnya rusak maka akan
gagal dan merugi. Karena pada hakekatnya shalat adalah mencegah kekejian
dan kemungkaran bagi umat muslim. Begitujuga dengan berpuasa dan
melaksanakan haji merupakan bentuk pelaksanaan rukun islam yang dalam
pelaksanaanya diantaranya untuk meraih ketaqwaan pada Allah SWT. Supaya
dengan shalat, berpuasa dan melaksanakan ibadah Haji tersebut dapat
memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekat dengan-
Nya.
B. Saran
Dalam kehidupan yang era ini masih banyak umat muslimin yang masih
mengesampingkan waktu shalat, puasa dan naik haji demi memuaskan
kesenangan duniawi. Untuk itu perlu adanya pendidikan mengenai Ibadah yang
diajarkan mulai sejak dini dan dilakukan secara terus menerus. Serta menerapkan
nilai - nilai ibadah di setiap kegiatan.
34
DAFTAR PUSTAKA
35
36