Anda di halaman 1dari 5

Tugas 2

Dibahas :

Nama : Susanti Buju

NIM : 151419039

Kelas : 5B PGSD FIP UNG

Materi

1. Gambaran PKR Yang Ideal dan Praktik yang Terjadi Di Lapangan.


1)      Unsur-unsur penting dalam PKR adalah :

1. Suasana kelas hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu guru bertanya,
tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan seperti itu dengan
tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima pelajaran hari itu.
2. Proses belajar betul-betul berlangsung serempak, apalagi murid yang berbeda tingkat
kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang muncul tidak terlalu serius, sebab ketika
guru menerangkan murid dari kelas lain berada disudut ruang yang lain. Tidak ada
pembosanan waktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas.
3. Guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar
(walaupun masih amat sederhana), Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi
murid, tanpa pengawasan guru murid dapat mempraktikan konsep belajar menemukan
sendiri dan pemecahan masalah.
4. Murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak hanya aktif secara
individual tetapi juga kelompok dan berpasangan. Murid yang lebih dahulu dimanfaatkan
untuk membantu temannya ( tutor sebaya ) atau membantu kelas dibawahnya (tutor
kakak ).
5. Selain menonjolkan asas kooperatif, guru juga menyelipkan kompetitif (persaingan) yang
sehat, murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru menyanyakan siapa
yang sudah selesai lebih dulu akan mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan
dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dsb.
6. Belajar dengan pendekatan PKR yang benar itu menyenangkan, Belajar sambil bermain,
main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita sedang mengajar kelas
rendah. Hal itu nampak saat anak mengambil gulungan kertas dan membaca apa yang
menjadi tugas mereka masing-masing.
7. Adanya perhatian khusus bagi anak yang lambat dan cepat, Pada yang lambat guru
membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan guru menjelaskan lagi bagian-
bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra,
misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertas yang berisi soal-soal baik
mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata pelajaran lain.
8. Guru PKR percaya bahwa sumber belajar tidak hanya diperoleh dari sumber resmi,
seperti di kantor Depdiknas atau Pemerintah Daerah, guru PKR dapat melengkapi
sumber belajar yang berasal dari lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut
ruangan menjadi lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung
jawab murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.
9. Prinsip perangkapan tidak hanya diterjemahkan dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas
atau lebih dalam satu ruangan kelas atau lebih dan dalam waktu yang bersamaan
(stimulan), Tetapi perangkapan kelas juga berarrti dalam bentuk mengajarkan dua bidang
studi atau lebih dalam satu wacana atau topik. Inilah yang disebut pengajaran terpadu
( integrated).
10. Mampu melepaskan diri dari mitos bahwa yang mampu mengajar adalah guru, Guru
dapat memanfaatkan sumber daya yang ada dilingkungan murid. Misalnya ketika guru
menjelaskan tentang bagaimana menangkap iklan, murid-murid menjawab dengan
menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar,
kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
2)      Peranan seorang guru PKR adalah :

1. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum
yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah terpencil yang serba
sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin
dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutan
pun mengalami kesulitan. Oleh karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian
kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan
konsep dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan
instruksional uang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
2. Sebagi sumber informasi yang kreatif, guru PKR harus kreatif, ia bukan saja menjadi
sumber informasi tetapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan
masalah keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan keoada muridnya agar
mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga, agar setiap murid terlibat dalam
segala macam kegiatan.
1. Sebagai administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru PKR
harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran dengan
saksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya
secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar
teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga harus mampu memanfaatkan
segenap sumber daya yang ada dilingkungan sekolah.
2. Sebagai seorang porofesional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk
meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walaupun
kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian
guru yang ada didaerah terpencil sulit diwujudkan, tepat niat professional harus
tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu ciri seorang
guru professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa
saja bila tidak cepat putus asa.
3. Sebagai agen pembawa perubahan.  Guru sebagai pengayon dan juga sebagai
sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia
bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan perubahan yang positif
terhadap sikap dan perilaku anggota masyarakat melaui proses pembelajaran di
sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat melalui proses
pembelajaran di sekolah dan melalui interaksi dengan anggota masyarakat
setempat. Pendek kata, guru harus mencari, mendatangkan, dan mengajarkan
perubahan yang berguna bagian anak didik, orang tua dan masyarakat.
1. Praktik Mengajar Kelas Rangkap Di Lapangan
Dalam praktiknya pembelajaran kelas rangkap masih banyak yang menyimpang dari
gambaran pembelajaran kelas rangkap yang ideal. Sehingga hasil pembelajaran tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Penyimpangan dalam praktik pembelajaran kelas rangkap yang
sering terjadi yaitu sebagai berikut :

1. Dilaksanakan secara bergilir (pembelajaran duplikasi)


Pembelajaran yang dilaksanakan secara bergilir (pembelajaran duplikasi) adalah proses
pembelajaran dimana seorang guru bergilr dari satu kelas atau ruang ke kelas atau ruang
lainnya dan kembali lagi. Kegiatan tersebut sebenarnya tidak dapat diaktan sebagai kegiatan
pembelajaran kelas rangkap karena tidak berlangsung secara serempak.

Kelamahan pembelajaran dilaksanakan secara bergilir :

a. Pemborosan waktu terutama saat mondar-mandir dari satu kelas atau ruang ke kelas atau
ruang lainnya.
b. Pembelajaran berlangsung seragam yaitu pembelajaran dengan metode yang sama, dalam
waktu yang sama dan untuk semua murid maka akan terkesan monoton, terlebih apabila
tidak menuntut siswa untuk erbperan aktif.
c. Kontak psikologis antara guru dan murid sangat terbatas, terutama apabila seorang guru
hanya duduk manis ditempat duduknya dan tidak menciptakan suasana aktif dalam
pembelajarannya.
2. Pemanfaataan sumber belajar belum maksimal dan supervisi guru terhadap belajar murid
masih kurang
Guru merupakan sumber belajar yang utama yaitu dengan segala kemampuannya, wawasan
keilmuan, dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi pembelajaran dapat diperoleh
dari guru tersebut. Sumber belajar dapat menggunakan lingkungan kelas, sekolah, sekitar
sekolah, keluarga, di rumah dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah
masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengejar guru
atau pendidikan itu sebagainya.

Supervisi merupakan kegiatan pembinaan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu


mengajar dan belajar dengan bantuan yang diberikan oleh guru. Pemanfaatan sumber belajar
belum maksimal dan supervisi guru terhadap belajar murid yang juga masih kurang memiliki
dampak sebagai berikut.

1. Mengurangi bahkan dapat menghilangkan kesempatan murid untuk membaca,


kebiasaan menyalin bahan pembelajaran yang dilakukan oleh murid-murid yang mungkin
sudah berlangsung lama sejak di kelas rendah mengurangi, bahkan dapat menghilangkan
kesempatan untuk membaca.
2. Rendahnya kemampuan murid
Sebenarnya mengajar kelas rangkap bukan suatu keadaan yang pantas dituduh sebagai
penyebab rendahnya kemampuan murid rendah. Ketidakmampuan guru dan enggannya guru
berupaya lebih keras untuk membelajarkan siswanya. Seorang guru haru mempunyai
inspirasi atau ide agar dapat menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
siswa tidak merasa bosan karena terkesan monoton.

Anda mungkin juga menyukai