Anda di halaman 1dari 30

Meet The Expert

Retinopathy of Prematurity
Nurul Izzah 2140312071
Faris Saadi Firdaus 2140312130
Raisa Mutia Yasril 2140312146

Preseptor : Dr. dr. Kemala Sayuti, SpM(K)


Table of Contents

01 PENDAHULUAN 02 TINJAUAN PUSTAKA

03 KESIMPULAN
01
Pendahuluan
Latar Belakang
Peningkatan jumlah bayi prematur yang bertahan hidup akibat kemajuan
perawatan neoratus telah meningkatkan jumlah bayi yang berpeluang terkena
retinopathy of prematurity atau retinopati prematuritas (ROP).

ROP merupakan penyebab kebutaan terbesar pada neonatus diseluruh dunia.

Di Indonesia, insidens ROP pada bayi lahir dengan usia di bawah 32 minggu
sebesar 18-30%; lebih tinggi dibandingkan negara-negara berkembang lain.
Latar Belakang
Hal tersebut dikarenakan :
1. Saat ini banyak bayi prematur dapat bertahan hidup karena ketersediaan
layanan kesehatan neonatus, namun kualitas pelayanan belum ideal
2. Skrining terlambat/ tidak dilakukan
3. Tatalaksana terlambat atau kualitas terapi tidak memadai.

Faktor resiko : prematuritas dan berat badan lahir rendah, terapi oksigen,
preeklamsi maternal, sepsis, kadar insulin-like growth factor-1 (IGF-1) rendah,
hiperglikemi, kurang nutrisi, transfusi darah, defisiensi vitamin E, dan paparan
sinar pada mata bayi.
Batasan Tujuan Metode
Masalah Penulisan Penulisan
Makalah ini membahas Menambah pengetahuan Metode penulisan makalah
mengenai definisi, dan memahami topik ROP. ini disusun berdasarkan
epidemiologi, faktor risiko, studi kepustakaan yang
patofisiologi, klasifikasi, merujuk ke beberapa
tatalaksana mengenai ROP. literatur
02
Tinjauan
Pustaka
Anatomi Retina
Anatomi Retina
• Retina menerima darah dari dua sumber :
1. Koriokapilaris mendarahi
a. Sepertiga luar retina, termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan inti luar
b. Fotoreseptor
c. Lapisan epitel pigmen retina
2. Cabang-cabang dari arteria centralis retinae, yang mendarahi
a. Dua pertiga dalam retina.

• Fovea sentralis : daerah avaskular dan sepenuhnya tergantung pada difusi sirkulasi
koroid untuk nutrisinya.
Perkembangan Vaskularisasi Retina
• 16 minggu : pembuluh darah retina keluar dari diskus optikus sebagai perpanjangan
dari sel spindel mesenkimal ke arah perifer.
• 32-36 minggu : vaskularisasi mencapai retina nasal sampai ke ora serata.
• 40 minggu : vaskularisasi mencapai retina temporal.
Perkembangan Vaskularisasi Retina
• Proses perkembangan vaskularisasi retina terbagi 2 :

1. Vaskulogenesis 2. Angiogenesis
• Pembentukan pembuluh darah • Perkembangan pembuluh
secara de novo dari sel darah baru dari pembuluh
prekursor endotel di retina darah yang sudah ada.
sentral. • Hipoksia fisiologis → vascular
• Terjadi hingga usia kehamilan endothelial growth factor
22 minggu. (VEGF)↑ → menstimulasi
angiogenesis ke arah gradasi
VEGF.
Retinopathy of
Prematurity
Definisi
ROP adalah kelainan
vasoproliferatif retina progresif
pada bayi prematur dengan
perubahan patologis utama
berupa neovaskularisasi retina,
yang dapat menyebabkan ablasio
retina dan kebutaan.
Epidemiologi
Di seluruh dunia pada tahun 2010 diperkirakan dari 14,9 juta bayi prematur
terdapat 184.700 bayi dengan ROP :
• 20.000 bayi menjadi buta atau gangguan penglihatan berat,
• 12.300 bayi lainnya mengalami gangguan penglihatan ringan atau sedang.

ROP menimbulkan beban besar terutama di negara berpenghasilan rendah dan


menengah dengan perkiraan rerata insidens >45 kasus per 100.000 kelahiran.

Indonesia : insidens ROP pada bayi lahir dengan usia di bawah 32 minggu
sebesar 18-30%; lebih tinggi dibandingkan negara-negara berkembang lain.
Faktor Risiko

1. Faktor Risiko Mayor

2. Faktor Risiko Minor


a. Faktor Maternal
b. Faktor Bayi
Faktor Risiko Mayor
1. Prematuritas 2. Penggunan Oksigen
• Berat lahir (BW) dan usia • Efek primer oksigen terhadap
gestasional (GA) merupakan pembuluh darah retina yang
dua faktor risiko utama yang belum matang adalah
dapat mengakibatkan ROP terjadinya vasokonstriksi retina.
Kontstriksi tersebut akan
menimbulkan kerusakan
endotel dan akan
menyebabkan penutupan
sempurna pembuluh darah
immatur.
Faktor Risiko Minor

1. Faktor Maternal
a. Gangguan hipertensi saat kehamilan
↑ anti antiangiogenik (sFlt-1, VEGF, plasenta growth factor)
b. Diabetes mellitus maternal
↑ VEGF retina
c. Penggunaan obat
d. Usia lanjut ibu
Faktor Risiko Minor
2. Faktor Bayi
a. Ras
Kulit hitam, Asia, Alaska > Kulit Putih
b. Jenis kelamin
Laki-laki > Perempuan
c. Anemia dan transfusi darah
d. Defisiensi vitamin E
Peningkatan gap junction → mengganggu proses
pembentukan pembuluh darah normal
e. Paparan cahaya
Patofisiologi
Klasifikasi
ICROP mengelompokkan ROP berdasarkan beberapa parameter, yaitu:
• Tingkat keparahan/severity (stadium 0-5)
• Lokasi/zone (1-3)
• Perluasan/extent berdasarkan arah jarum jam (1-12)
• Adanya pembuluh darah retina yang membesar/plus disease
• Threshold disease.

Dalam anamnesis dari bayi prematur, harus mencakup hal- hal berikut ini
1. Usia gestasi saat lahir, khususnya bila < 32 minggu
2. Berat badan lahir <1500 gram (terutama bila kurang dari 1250 gram)
3. Faktor yang meningkatkan risiko ROP : terapi oksigen, hipoksemia,
hipercarbia, penyakit penyerta lain.
Tingkat Keparahan/Severity

• Stadium 0: pembuluh darah retina


imatur tanpa perubahan patologis.

• Stadium 1: terdapat garis batas


(demarkasi) tipis pada area vascular
dan avascular retina, garis ini tidak
memiliki ketebalan.

Stadium 1 ROP
Tingkat Keparahan/Severity
• Stadium 2: terdapat garis batas yang
memiliki tinggi, lebar, dan volume (ridge);
bisa ditemukan tumpukan (tufts) jaringan
neovaskuler kecil yang terisolasi dan
terletak di permukaan retina.
Stadium 2 ROP
• Stadium 3: ridge dengan proliferasi
fibrovaskuler ekstraretinal; terbagi
menjadi ringan, sedang, atau berat,
dinilai berdasarkan jumlah jaringan
proliferatif yang ada. Pembuluh darah
abnormal tersebut akan tumbuh ke arah
sentral dan tidak mengikuti pola
pertumbuhan yang normal di permukaan
retina. Stadium 3 ROP
Tingkat Keparahan/Severity

• Stadium 4: ablatio retina parsial.


Pertumbuhan pembuluh darah
abnormal yang berat ditambah
robekan lapisan retina sebagian yang
berawal pada ridge. Retina tertarik ke
anterior ke dalam vitreous oleh ridge
fibrovaskular, tarikan disebabkan oleh
perdarahan.

Stadium 4 ROP
Tingkat Keparahan/Severity

• Stadium 5: ablatio retina total dengan


konfigurasi corong (funnel)

Stadium 5 ROP
Berdasarkan Lokasi/Zone
dan Perluasan/Extent
• Berdasarkan lokasi :
dibagi atas 3 zona.

• Berdasarkan perluasan :
Retina mata dipandang
seperti jam dengan 12
bagian area. Luas ROP
dicatat berdasarkan
jumlah area jam (clock
hours) yang terlibat.
Plus Disease
Ditandai dengan dilatasi pembuluh darah vena dan arteriol yang berkelok-
kelok di retina posterior pada sekurang-kurangnya 2 kuadran mata; dilatasi
pembuluh darah iris, pupil kaku, serta vitreus kabur.

Threshold Disease
Kriteria threshold adalah stadium 3 ROP dengan penyakit plus di zona I dan II
dengan luas minimal 5 jam area bersebelahan atau total 8 jam area. Kondisi
sebelum tahap ini disebut prethreshold.
Tatalaksana
ROP yang ringan (stadium I dan II) pembuluh darah retina yang abnormal
dapat beregresi secara spontan dan bayi akan tumbuh dengan penglihatan
normal. Namun pada tingkat yang lebih berat yaitu grade III, IV, V diperlukan
terapi yang lebih agresif misalnya:
1. Krioterapi
2. Foto koagulasi laser
3. Skleral buckle
4. Vitrektomi
03
Kesimpulan
Kesimpulan
Retinopathy of Prematurity (ROP) adalah kelainan vasoproliferatif retina
progresif pada bayi prematur dengan perubahan patologis utama berupa
neovaskularisasi retina, yang dapat menyebabkan ablasio retina dan kebutaan.

Beberapa keadaan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko terjadinya ROP


seperti prematuritas, paparan pada oksigen konsentrasi tinggi, anemia-
transfusi, defisiensi vitamin E, paparan pada cahaya terang, dan beberapa
faktor lainnya.

Penanganan komprehensif mulai dari skrining adekuat, tatalaksana dini,


hingga pemantauan hasil terapi seksama dibutuhkan untuk menurunkan
angka kejadian ROP.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai