Anda di halaman 1dari 227

2019

SMK/MAK

jilid 1

Agribisnis Pakan
Ternak Unggas

bidang keahlian Agribisnis dan Agroteknologi Agribisnis Ternak Unggas


program keahlian Agribisnis Ternak

Gusnida
Nuraini
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Gusnida
Nuraini

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor:
Raditya Setyo Hardani

Desain Sampul:
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Intan Sulistyani Widiarti

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
iii
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

KATA PENGANTAR

Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik
di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan
yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan
CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen
Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/
MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D.
DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

AGRIBISNIS TERNAK
iv UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PRAKATA

Agribisnis Pakan Ternak Unggas (APTU) merupakan mata pelajaran kompetensi


keahlian (C3) pada Program Keahlian Agribisnis Ternak Unggas. Tujuan penyusunan
buku APTU ini adalah sebagai panduan dan bekal bagi peserta didik kelas XI Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Program Keahlian Agribisnis Ternak Unggas dalam
menempuh pembelajaran pada kompetensi keahlian masing-masing. Buku teks ini
disusun berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2018.
Buku teks ini mempelajari Agribisnis Pakan Ternak Unggas mulai dari pengadaan
bahan pakan untuk membuat pakan ternak unggas sampai studi kelayakan usaha
pembuatan pakan ternak unggas. Dalam menyajikan materi ajar, buku ini dilengkapi
juga fitur-fitur untuk meningkatkan pemahaman, wawasan, dan kemandirian peserta
didik dalam belajar (pendekatan saintifik). Fitur-fitur tersebut antara lain cakrawala,
contoh soal, praktikum, penilaian harian, tugas mandiri, jelajah internet, dan
rangkuman sehingga tidak hanya wawasan mengenai pengetahuan saja, namun siswa
turut diasah keterampilannya.
Penyusunan buku ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak sehingga
penyusun mengucapkan terima kasih. Kritik dan saran yang konstruktif kami terima
dengan senang hati demi peningkatan kualitas buku teks Agribisnis Pakan Ternak
Unggas dikemudian hari. Semoga buku teks Agribisnis Pakan Ternak Unggas ini dapat
menjadi panduan dalam kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dalam mempelajari
agribisnis ternak unggas dan memberikan manfaat.

Teluk Kuantan, Desember 2019

Gusnida
Nuraini

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
v
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... iv
PRAKATA.................................................................................................................. v
DAFTAR ISI............................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL......................................................................................................... xi
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.............................................................................. xii
PETA KONSEP BUKU............................................................................................... xiii
APERSEPSI..............................................................................................................xiv

BAB I PENGADAAN BAHAN PAKAN UNTUK MEMBUAT PAKAN TERNAK UNGGAS......... 1


A. Pengertian.......................................................................................................................2
B. Jenis-Jenis Bahan Pakan untuk Membuat Pakan Unggas.....................................4

BAB II PENGGILINGAN (GRINDING) BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS....................... 39


A. Pengertian.................................................................................................................... 40
B. Jenis Alat dan Mesin Penggiling.............................................................................. 41
C. Langkah Kerja Penggilingan..................................................................................... 46

BAB III PENIMBANGAN (DOSING) BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS.......................... 61


A. Pengertian.................................................................................................................... 62
B. Alat Penimbangan (Dosing) Bahan Pakan Ternak Unggas................................. 63
C. Cara Kerja Penimbangan Bahan Pakan................................................................... 66

BAB IV PENGUJIAN BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS............................................... 71


A. Pengertian.................................................................................................................... 72
B. Uji Kualitas Bahan Pakan dan Pakan....................................................................... 73

BAB V PENCAMPURAN (MIXING) BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS.......................... 83


A. Pengertian ................................................................................................................... 84
B. Prosedur Teknik Pencampuran................................................................................ 85
C. Metode Penyusunan Ransum................................................................................... 88

PENILAIAN AKHIR SEMSETER GASAL....................................................................... 97

BAB VI PEMBUATAN PAKAN UNGGAS PEDAGING/PETELUR BENTUK MASH............. 103


A. Bentuk Bentuk Pakan Ternak Unggas...................................................................104
B. Pemilihan Bahan Pakan Ternak Unggas...............................................................107
C. Komposisi Nutrisi Bahan Pakan ............................................................................109
D. Proses Produksi Pakan Unggas Bentuk Mash (Bentuk Tepung)......................121

BAB VII PEMBUATAN PAKAN UNGGAS BENTUK CRUMBLE/PELLET.......................... 128


A. Pengertian..................................................................................................................129
B. Prosedur Pembuatan Pakan Bentuk Pellet................................................ 130
C. Tahap Pengolahan Pellet.......................................................................... 132

AGRIBISNIS TERNAK
vi UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR ISI

BAB VIII PENGEMASAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TERNAK UNGGAS.................... 140
A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan
Ternak Unggas...........................................................................................................142
B. Macam Macam Bahan Kemasan Untuk Pengemasan Bahan Pakan
dan Pakan Ternak Unggas.......................................................................................144
C. Tata Cara Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas....................152
D. Mesin dan Alat Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas........158

BAB IX PENYIMPANAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TERNAK UNGGAS..................... 164


A. Pengertian Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas...............165
B. Tata Cara Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas..................167
C. Prosedur Penggudangan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas................171
D. Mencegah Kerusakan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas......................175

BAB X STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PAKAN TERNAK UNGGAS............... 186


A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha.......................................................................188
B. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Usaha.......................................................188
C. Manfaat Studi Kelayakan.........................................................................................189
D. Aspek Studi Kelayakan............................................................................................191
E. Analisis Studi Kelayakan Usaha..........................................................................194

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................... 202

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 208


GLOSARIUM.......................................................................................................... 210
BIODATA PENULIS................................................................................................. 212

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
vii
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Ayam Buras..............................................................................................................2


Gambar 1.2 Pakan Bentuk Crumble.............................................................................................3
Gambar 1.3 Penggolongan Bahan Pakan.................................................................................3
Gambar 1.4 Skema Bahan Pakan Ternak..................................................................................3
Gambar 1.5 Gabah Padi...............................................................................................................4
Gambar 1.6 Jagung Pipilan.........................................................................................................5
Gambar 1.7 Jagung Giling...........................................................................................................5
Gambar 1.8 Tepung Jagung........................................................................................................6
Gambar 1.9 Shorgum......................................................................................................................7
Gambar 1.10 Barley.........................................................................................................................7
Gambar 1.11 Gandum..................................................................................................................8
Gambar 1.12 Dedak.....................................................................................................................8
Gambar 1.13 Bekatul...................................................................................................................9
Gambar 1.14 Rice Pollard...............................................................................................................9
Gambar 1.15 Wheat Pollard....................................................................................................... 10
Gambar 1.16 Corn Gluten Meal (CGM)................................................................................... 10
Gambar 1.17 DDGS.................................................................................................................... 10
Gambar 1.18 Onggok................................................................................................................ 11
Gambar 1.19 Tepung Tapioka................................................................................................ 11
Gambar 1.20 Tepung Gaplek................................................................................................... 12
Gambar 1.21 Molasses................................................................................................................. 12
Gambar 1.22 Bungkil Kelapa Sawit....................................................................................... 12
Gambar 1.23 Kulit Kedelai....................................................................................................... 13
Gambar 1.24 Kulit Kopi............................................................................................................ 13
Gambar 1.25 Minyak Nabati.................................................................................................... 14
Gambar 1.26 Lemak Hewan.................................................................................................... 14
Gambar 1.27 Bungkil Kelapa................................................................................................... 15
Gambar 1.28 Bungkil Kedelai................................................................................................. 15
Gambar 1.29 Kacang Kedelai.................................................................................................. 16
Gambar 1.30 Bungkil Kacang Tanah...................................................................................... 16
Gambar 1.31 Bungkil Biji Kapuk............................................................................................. 17
Gambar 1.31 Ampas Kecap...................................................................................................... 17
Gambar 1.33 Biji Bunga Matahari.......................................................................................... 18
Gambar 1.34 Tepung Daun Lamtoro..................................................................................... 18
Gambar 1.34 Alfafa Segar........................................................................................................ 19
Gambar 1.36 Chick Pea................................................................................................................ 19
Gambar 1.37 Kacang Hijau...................................................................................................... 20
Gambar 1.38 Tepung Ikan........................................................................................................ 20
Gambar 1.39 Tepung Darah..................................................................................................... 21
Gambar 1.40 Tepung Bulu Unggas........................................................................................ 21
Gambar 1.41 Tepung Keong Mas............................................................................................ 22
Gambar 1.42 Tepung Udang.................................................................................................... 23
Gambar 1.43 Tepung Limbah Pengolahan Ikan.................................................................. 23
Gambar 1.44 Kapur................................................................................................................... 24
Gambar 1.45 Dicalsium Fosfat................................................................................................ 25

AGRIBISNIS TERNAK
viii UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.46 Garam Dapur...................................................................................................... 25


Gambar 2.1 Pakan Ayam.......................................................................................................... 40
Gambar 2.2 Proses Grinding Bahan Pakan........................................................................... 41
Gambar 2.3 Hammer Mill............................................................................................................ 41
Gambar 2.4 Tahapan Kerja pada Hammer Mill...................................................................... 42
Gambar 2.5 Kondisi Jagung sebelum Digiling.................................................................... 42
Gambar 2.6 Ketebalan Palu Penggiling................................................................................ 43
Gambar 2.7 Burr Mill.................................................................................................................... 44
Gambar 2.8 Roller Mill................................................................................................................. 45
Gambar 2.9 Tahapan Kerja Roller Mill..................................................................................... 46
Gambar 2.10 Combination Mill................................................................................................. 46
Gambar 2.11 Teknik Mixing........................................................................................................ 47
Gambar 2.12 Batch Mixer........................................................................................................... 48
Gambar 2.13 Paddles Mixer........................................................................................................ 49
Gambar 2.14 Ribbon (Screw) Mixer.......................................................................................... 49
Gambar 2.15 Vertikal Mixer........................................................................................................ 50
Gambar 2.16 Horizontal Mixer................................................................................................... 51
Gambar 2.18 Teknik Pelleting.................................................................................................... 52
Gambar 2.19 Pellet Cooler.......................................................................................................... 53
Gambar 2.20 Horizontal Pellet Cooler..................................................................................... 54
Gambar 2.21 Mesin Crumble...................................................................................................... 55
Gambar 2.22 Mesin Ekstruder.................................................................................................... 55
Gambar 2.17 Bangun Penemu Sepeda Pellet........................................................................ 57
Gambar 3.1 Penimbangan Sampel........................................................................................ 62
Gambar 3.2 Proses Penimbangan Bahan Pakan................................................................. 62
Gambar 3.3 Timbangan Manual............................................................................................. 63
Gambar 3.4 Timbangan Digital............................................................................................... 64
Gambar 3.5 Timbangan Hybrid.................................................................................................. 64
Gambar 3.6 Timbangan Gantung........................................................................................... 65
Gambar 3.7 Timbangan Lantai................................................................................................ 65
Gambar 3.8 Timbangan Duduk............................................................................................... 65
Gambar 3.9 Timbangan Platform.............................................................................................. 66
Gambar 3.10 Timbangan Zaman Dahulu.............................................................................. 68
Gambar 4.1 Labor Pengujian Bahan Pakan.......................................................................... 72
Gambar 4.2 Pakan Berkualitas Baik....................................................................................... 72
Gambar 4.3 Pengujian Warna Bahan Pakan......................................................................... 73
Gambar 4.4 Pengujian Bentuk Bahan Pakan........................................................................ 74
Gambar 4.5 Mikroskop.............................................................................................................. 75
Gambar 4.6 Analisis Proksimat............................................................................................... 76
Gambar 4.7 Analisa Serat......................................................................................................... 77
Gambar 4.8 Analisis Protein.................................................................................................... 78
Gambar 2.7 Frederick Sanger................................................................................. 80
Gambar 5.1 Bahan Pakan......................................................................................................... 84
Gambar 5.2 Pakan Berkualitas Baik....................................................................................... 84
Gambar 5.3 Bahan Baku Pakan............................................................................................... 85

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
ix
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.5 Jagung Giling sebagai Bahan Baku Pakan..................................................... 88


Gambar 5.6 Formulasi Ransum............................................................................................... 92
Gambar 5.7 Kelompok Praktik Pencampuran Pakan Ayam.............................................. 93
Gambar 5.6 Maggot .................................................................................................................. 94
Gambar 6.1 Bahan Pakan Unggas Bentuk Mash .............................................................104
Gambar 6.2 Pakan Bentuk Mash...........................................................................................105
Gambar 6.3 Bentuk Pakan Crumble/Butiran Kecil............................................................106
Gambar 6.4 Pakan Bentuk Pellet.............................................................................................107
Gambar 8.5 Prosedur Pembuatan Tepung Ikan.................................................................122
Gambar 7.1 Pabrik Pakan.......................................................................................................129
Gambar 7.2 Cetakan Pellet.......................................................................................................130
Gambar 7.3 Cetakan Pellet Manual......................................................................................131
Gambar 7.4 Mesin Pellet...........................................................................................................131
Gambar 7.5 Serai dan Kapulaga...........................................................................................132
Gambar 7.6 Proses Pelleting Bahan Pakan.........................................................................133
Gambar 7.7 Pencetakan Pellet Sederhana.........................................................................134
Gambar 7.8 Mesin Pellet Skala Industri.............................................................................135
Gambar 7.9 Bentuk Pellet Pakan Ternak.............................................................................136
Gambar 7.10 Tahapan Pembuatan Pellet..............................................................................136
Gambar 8.1 Pengemasan Pakan Ayam Broiler..................................................................141
Gambar 8.2 Karung Goni........................................................................................................144
Gambar 8.3 Karung Kain Blacu.............................................................................................145
Gambar 8.4 Karung Plastik....................................................................................................146
Gambar 8.6 Kertas Glassine.....................................................................................................147
Gambar 8.7 Kemasan Kraft.......................................................................................................148
Gambar 8.8 Metal/Logam......................................................................................................148
Gambar 8.9 Aluminium..........................................................................................................149
Gambar 8.10 Plastik Polietilen.............................................................................................149
Gambar 8.11 Mesin Pengantongan Manual (Pengantongan Mulut Terbuka)............158
Gambar 8.12 Palletiser Gripper Head High-Level SERI CPL.............................................158
Gambar 8.13 Stretch Hooder....................................................................................................159
Gambar 9.1 Contoh Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas..............165
Gambar 9.2 Penyimpanan Bahan Pakan Kemasan...........................................................168
Gambar 9.3 Penyimpanan dalam Bentuk Curah di dalam Gudang.............................168
Gambar 9.4 Penyimpanan Bahan Pakan Curah di dalam Silo........................................169
Gambar 9.5 Penyimpanan Asam Amino dengan Kemasan Kardus...............................170
Gambar 9.6 Perencanaan Tata Letak Penempatan Bahan Baku Pakan........................172
Gambar 9.7 Cara Penumpukan Pakan dalam Gudang.....................................................173
Gambar 9.8 Penumpukan dengan Cara Staffel.................................................................174
Gambar 9.9 Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima......................................174
Gambar 9.10 Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima....................................174
Gambar 9.11 Penyimpanan Pakan di atas Falet (√) Benar dan Tanpa Alas
Falet (X) Salah...........................................................................................................................175
Gambar 9.12 Silo.....................................................................................................................182
Gambar 10.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler..................................................................187

AGRIBISNIS TERNAK
x UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Beberapa Jenis Feed Suplement, Merek Dagang Komposisi, dan
Dosisnya...................................................................................................................................... 26
Tabel 1.2 Beberapa Jenis Pemacu Pertumbuhan, Merek Dagang, Komposisi,
dan Dosisnya............................................................................................................................... 27
Tabel 1.3 Ketahanan Bahan Baku Pakan Ternak dengan atau Tanpa Pengawet.......... 28
Tabel 1.4 Kisaran Xanthofil Pigmen dalam Bahan Baku Pakan........................................ 29
Tabel 1.5 Komposisi Bahan Baku Ransum Broiler.............................................................. 32
Tabel 3.1 Formulasi Pakan yang Akan Ditimbang.............................................................. 67
Tabel 4.1 Data Pengamatan pengujian fisik bahan pakan................................................ 80
Tabel 5.1 Kebutuhan Zat Makanan Unggas Pedaging dan Petelur................................. 86
Tabel 5.2 Kandungan Nutrisi Bahan Ransum Pakan........................................................... 87
Tabel 5.3 Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur (Layer)..................................................... 89
Tabel 5.4 Kandungan Nutrisi Bahan Pakan.......................................................................... 89
Tabel 6.1 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas..............................................114
Tabel 6.2 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas Sumber Energi..............................116
Tabel 6.3 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas Sumber Protein............................118
Tabel 6.4 Pedoman Komposisi Nutrisi Pakan Ayam Pedaging (Broiler)................................120
Tabel 6.5 Kandungan Nutrisi Pakan Ternak Unggas Produksi Pabrik...........................120
Tabel 9.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem Penyimpanan Bahan Pakan..................170

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
xi
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PETUNJUK
PENGGUNAAN BUKU

Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat-
nya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku dengan judul Agribisnis Pakan Ternak Unggas ini diharapkan dapat men-
jadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keter-
ampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan mmemperha-
tikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum be-
nar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing sa-
ling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda belum
menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempe-
lajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan
memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau
guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah:
Lembar Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan dit-
anyakan dan cara menyelesaikannya.
Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link dan QR code
sumber belajar.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta didik da-
lam memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu
maupun kelompok (diskusi).
Penilaian Akhir Bab Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang
sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun
guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi dan
memberikan umpan balik kegiatan belajar mengajar.
Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Semester setelah mempelajari materi dalam satu semester.

AGRIBISNIS TERNAK
xii UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PETA KONSEP
BUKU

BAB I Pengadaan Bahan Pakan untuk Membuat


Pakan Ternak Unggas

BAB II Penggilingan (Grinding) Bahan Pakan


Ternak Unggas

BAB III Penimbangan (Dosing) Bahan Pakan


Agribisnis Pakan Ternak Unggas

Ternak Unggas

BAB IV Pengujian Bahan Pakan dan Pakan

BAB V Pencampuran (Mixing) Bahan Pakan


Ternak Unggas

BAB VI Pembuatan Pakan Unggas Pedaging/


Petelur Bentuh Mash

BAB VII Pembuatan Pakan Unggas Bentuk


Crumble/Pellet

BAB VIII Pengemasan Pakan Ternak Unggas

BAB IX Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan


Ternak Unggas

BAB X Studi Kelayakan Usaha Pembuatan Pakan


Ternak Unggas

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
xiii
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

APERSEPSI

Agribisnis Pakan Ternak Unggas merupakan mata pelajaran yang terdiri dari
10 BAB. Buku ini memuat 5 bab untuk semester ganjil dan 5 bab untuk semester
genap. Pada semester ganjil, peserta didik mempelajari bab 1 sampai dengan bab
5 yang terdiri: Pengadaan Bahan Pakan untuk Ternak Unggas, Penggilingan Bahan
Pakan Ternak Unggas, Penimbangan Bahan Pangan Ternak Unggas, Pengujian Bahan
Pakan dan Pakan, dan Pencampuran Bahan Pakan Ternak Unggas. Sementara pada
semester genap, peserta didik mempelajari bab 6 sampai dengan bab 10 yang terdiri:
Pembuatan Pakan Unggas Pedaging/Petelur Bentuk Mash, Pembuatan Pakan Unggas
Bentuk Pellet, Pengemasan Pakan Ternak Unggas, Penyimpanan Bahan Pakan dan
Pakan Ternak Unggas, dan Studi Kelayakan Pembuatan Pakan Ternak Unggas. Buku
ini diharapkan dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk belajar mengenai
kompetensi keahliannya sehingga peserta didik dapat mengambil manfaatnya untuk
diterapkan di dunia industri maupun dunia usaha.

AGRIBISNIS TERNAK
xiv UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENGADAAN BAHAN PAKAN UNTUK MEMBUAT
PAKAN TERNAK UNGGAS I
BAB I PENGADAAN BAHAN PAKAN UNTUK MEMBUAT PA-
KAN TERNAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran selesai, peserta didik diharapkan dapat


memahami pengertian pengadaan bahan pakan, mengetahui jenis-jenis bahan
pakan untuk membuat pakan ternak ungags, dan mengetahui persyaratan bahan
pakan ternak unggas.

PETA KONSEP

Pengertian

PENDAHULUAN Jenis-jenis Bahan Pakan untuk Membuat


Pakan Ternak Unggas

Persyaratan Nahan Pakan Ternak Unggas

KATA KUNCI

Pakan, jenis-jenis bahan pakan, persyaratan bahan pakan, ternak unggas.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
1
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Pakan merupakan komponen terbesar yang


harus disiapkan di dalam kegiatan budidaya ternak
unggas. Pakan adalah makanan ternak unggas, baik
pakan jadi maupun pakan yang diolah sendiri. Pakan jadi
merupakan pakan yang diproduksi dan diolah oleh pabrik
pakan, sedangkan pakan buatan adalah pakan yang
diolah dan diformulasi oleh peternak itu sendiri. Pakan
buatan ini bisa menghemat biaya dalam pengadaan
pakan pabrikan. Terutama peternak yang memiliki ilmu
di bidang peternakan diharapkan bisa mengolah pakan
ternak unggas secara mandiri, baik untuk usaha budidaya
ternak unggas maupun usaha pakan buatan ternak
unggas. Dalam budidaya ternak unggas hampir 60%
biaya yang dikeluarkan untuk pemenuhan kebutuhan
pakan. Maka dari itu, para peternak perlu menganalisis
biaya yang akan digunakan dalam pemenuhan pakan
tersebut.
Di Indonesia, para peternak terutama ternak Gambar 1.1 Ayam Buras
Sumber: Dokumentasi pribadi 2019
unggas sebagian besar menggunakan pakan untuk
ternaknya berupa pakan jadi. Keterbatasan modal berpengaruh terhadap kelanjutan
usaha budidaya ternak unggas, peternak harus pandai menggunakan sumber daya
yang ada sebagai pakan alternatif jika pakan jadi yang digunakan harganya semakin
meningkat.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan oleh ternak baik itu
berbentuk butiran, tepung, biji-bijian, hijauan, buah-buahan maupun sayuran.
Pakan ini dapat diberikan kepada ternak yang dipelihara. Istilah pakan ini diadopsi
dari bahasa Jawa yang sudah dikenal luas terutama di kalangan peternak. Pakan
sebagai sumber energi terpenting bagi ternak sehingga pakan digunakan untuk
produksi, bereproduksi serta untuk kelangsungan hidup ternak itu sendiri.
Kandungan zat terpenting dalam pakan yaitu protein. Pakan dikatakan berkualitas
jika memiliki kandungan protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin yang
seimbang sehingga ternak bisa berproduksi, bereproduksi, dan berkembang
dengan sempurna. Pada umumnya, ternak unggas lebih menyukai pakan berbentuk
butiran.
Ternak unggas merupakan ternak yang dikembangkan secara komersial. Hal
ini mengingat tingginya minat masyarakat mengonsumsi protein hewani berupa
daging unggas. Budidaya ternak unggas merupakan suatu usaha yang menjanjikan.
Selain mudah diperoleh, harga daging unggas juga lebih murah serta enak diolah
dalam berbagai jenis masakan.

AGRIBISNIS TERNAK
2 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.2 Pakan Bentuk Crumble


Sumber: Dokumentasi pribadi 2019

Bahan pakan digolongkan berdasarkan asal, kandungan nutrisi, dan bentuk.


Berikut gambar penggolongan bahan pakan.

Bahan Pakan

Asal Kandungan Nutrisi Bentuk

Hewani Sumber Protein Tepung


Nabati Sumber Energi Butiran
Sumber Mineral Bongkahan dan Cair
Gambar 1.3 Penggolongan Bahan Pakan
Sumber: Dokumen pribadi 2019

Bahan Pakan

Air Bahan Kering

Bahan organik
1. Karbohidrat Bahan Anorganik
2. Lemak 1. Mineral
3. Protein

Gambar 1.4 Skema Bahan Pakan Ternak


Sumber: Dokumen pribadi 2019

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
3
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

B. Jenis-Jenis Bahan Pakan untuk Membuat Pakan Unggas


Bahan pakan merupakan bahan yang dapat dimakan, dicerna, dan dimanfaatkan
oleh tubuh ternak. Bahan pakan ini dapat diperoleh dari tanaman/nabati dan
hewan. Ada dua hal yang terkandung dalam bahan pakan asal tanaman maupun
hewan, yaitu air dan bahan kering. Bahan kering dalam pakan terdiri atas bahan
organik (zat yang berasal dari makhluk hidup) dan anorganik (zat yang berasal
dari benda mati). Bahan organik terdiri dari karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
sedangkan bahan anorganik meliputi mineral.
Sumber pakan yang utama bagi ternak, baik itu ternak unggas maupun
ternak ruminansia pada umumnya berasal dari tanaman. Proses fotosintesis pada
tanaman dapat menggunakan sumber energi dari matahari untuk menyintesis
zat makanan organik yang kompleks dari bahan-bahan sederhana seperti
karbondioksida dalam udara dengan air dan unsur anorganik dari tanah. Sebagian
besar energi yang diserap tanaman disimpan dalam bentuk energi kimiawi yang
dapat digunakan oleh ternak pada tubuh untuk kelangsungan hidup, kebutuhan
hidup pokok, dan untuk menyintesis jaringan tubuhnya. Bahan baku pakan dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu bahan baku pakan sebagai sumber energi,
protein (nabati dan hewani), mineral, bahan baku pakan tambahan serta bahan
pelengkap (feed additive dan feed suplement).
1. Bahan Baku Pakan Sumber Energi
Bahan baku pakan sumber energi yang digunakan ternak antara lain
sebagai berikut.
a. Padi (Oryza sativa)
Tanaman padi menghasilkan produk utama berupa beras.
Beras merupakan bahan makanan pokok untuk manusia. Jika padi yang
kualitasnya rendah dan tidak memenuhi syarat untuk dikonsumsi manusia
dapat dijadikan sebagai pakan ternak terutama ternak unggas. Padi yang
diberikan kepada ternak dalam bentuk gabah atau beras. Gabah adalah
padi yang masih berisi beras di dalamnya. Gabah dan beras tersebut
mempunyai nilai nutrisi yang sangat berbeda. Gabah ini baru bisa diberikan
kepada ternak unggas mulai umur 14 hari sampai ternak tersebut kapan
akan dipanen. Gabah mengandung 40% serat kasar dan 11-18% silika
yang merupakan 25% dari berat gabah.

Gambar 1.5 Gabah Padi


Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

AGRIBISNIS TERNAK
4 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

b. Jagung (Zea Mays)


Jagung merupakan bahan pakan ternak yang cocok untuk semua
jenis ternak, terutama ternak unggas. Jagung ini memiliki julukan ”The King
of Cereal”. Jagung mengandung BETN (Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen) yang
sangat tinggi. Hampir seluruh kandungan pati dan kandungan lemak tinggi
di dalamnya. Jenis jagung kuning mengandung pro vitamin A, thiamin,
sistin, dan mengandung pigmen kuning atau cryptozanthin yang tinggi
dan berguna untuk memberi warna pada kuning telur, kaki, dan kulit ayam
broiler. Adapun kekurangan yang dimiliki jagung ini adalah defisiensi asam
amino lisin dan tryptophan serta miskin mineral dan Ca. Kandungan yang
terdapat dalam jagung seperti protein, asam amino, dan energi sangat
bervariasi tergantung di mana lokasi penanaman dan dalam kondisi
bagaimana jagung ditanam. Kandungan protein dalam jagung berkisar 7
– 12%. Pemberian jagung kepada ternak sebaiknya digiling kasar terlebih
dahulu dan juga untuk menghindari terjadinya proses ketengikan pada
jagung. Jagung yang sudah digiling lebih mudah tengik dari pada jagung
yang masih utuh.

Gambar 1.6 Jagung Pipilan


Sumber: Dokumentasi pribadi 2019

Gambar 1.7 Jagung Giling


Sumber: Dokumentasi Pribadi 2019

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
5
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.8 Tepung Jagung


Sumber: Dokumen pribadi 2019

Adapun jenis jagung yang dapat dijadikan sebagai pakan ternak


unggas yaitu jagung merah, jagung putih, dan jagung kuning. Pada umumnya
jenis jagung yang bisaa digunakan sebagai bahan pakan ternak adalah
jagung kuning. Nutrisi yang terdapat dalam jagung kuning relatif lebih baik
dibandingkan dengan jenis jagung lainnya. Ketersediaan jagung kuning
cukup memadai di Indonesia karena petani banyak membudidayakannya.
Kelemahan dari bahan baku pakan ini adalah fluktuasi harga yang cukup
tajam. Fluktuasi harga ini disebabkan karena jagung kuning masih digunakan
oleh manusia sebagai makanan pokok sehingga angka produksinya rendah
dan tidak stabil. Rendahnya angka produksi dan tidak stabilnya harga pada
jagung kuning ini disebabkan oleh faktor teknis, yaitu keterbatasan lahan
penanaman dan angka produksi jagung di bawah rata-rata bibit jagung
hibrida. Kandungan energi matabolisme (ME) pada jagung yaitu sebesar
3.360 kkal/kg. Jagung sering digunakan sebagai salah satu bahan baku
penghasil energi. Dalam formulasi pakan ternak unggas, jagung merupakan
komposisi bahan utama yaitu sekitar 50% dari total komposisi pakan.
c. Sorghum (Sorghum Bicolor)
Sorghum merupakan bahan pakan butir-butiran, yang memiliki
kandungan nutrisi seperti protein yang sangat bervariasi, yaitu 8 – 16%
dan mengandung energi terbesar. Kendala penggunaan sorghum dalam
bahan pakan ternak adalah harganya yang mahal dikarenakan tidak banyak
petani yang menanamnya terutama di Indonesia. Sampai saat ini, negara
penghasil sorghum terbesar di dunia adalah Amerika Sarikat dengan
produksi 9.241.760 ton/tahun dalam data produksi tahun 2017. Sorghum
memiliki beberapa kekurangan jika dijadikan sebagai bahan pakan ternak,
yakni sebagai berikut.
1) Mengandung zat antinutrisi berupa tanin yang mempunyai sifat racun/
toksik, sedikit larut dalam air, sangat larut dalama seton dan alkohol.
2) Tidak mengandung karoten dan pro vitamin A.
3) Kandungan pigmen xanthophyl sangat rendah.

AGRIBISNIS TERNAK
6 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

4) Defisiensi asam amino methionin, lisin, dan arginin.

Gambar 1.9 Shorgum


Sumber: https://pramoda.co.in/product/sorghum/

d. Barley  (Hordeum Vulgare)


Tujuan penanaman barley ini biasanya untuk tujuan industri
minuman (bier). Barley yang tidak memenuhi standar produksi untuk
pembuatan bier, maka barley digunakan sebagai bahan pakan ternak.
Kandungan protein barley ini tidak bervariasi yaitu 8,0 – 15,5%
dibandingkan dengan bahan pakan lainnya, barley termasuk ke dalam
bahan pakan dengan kandungan nutrisi terendah.

Gambar 1.10 Barley


Sumber: https://www.123rf.com/photo_108907077_a-pile-of-pearl-barley-grains-vegetarian-food-
golden-seeds.html

e. Gandum (Triticum Aestivum)
Negara penghasil gandum terbesar di dunia adalah Uni Eropa
dengan produksi gandum sebesar 143.974 juta metric/ton. Kandungan
gizi dalam gandum seperti protein sangat bervariasi yaitu tergantung
dari jenis dan tempat pemanasan berkisar 7 – 22%. Gandum yang rusak
sebelum dipanen biasanya dipengaruhi oleh cuaca sehingga biji gandum
akan terlihat mengkerut.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
7
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.11 Gandum


Sumber: https://news.trubus.id/baca/kementan-kembangkan-budidaya-gandum-di-ntt-dan-papua

f. Dedak
Dedak termasuk kedalam produk sampingan yang berasal dari
penggilingan padi. Dedak banyak dijumpai di daerah pertanian padi
terutama di daerah persawahan. Dedak bisanya bercampur kulit padi.
Kandungan protein dalam dedak adalah sekitar 12%. Penggunaan dedak
untuk anak ayam seharusnya dibatasi karena tingginya kandungan serat
kasar yang mencapai 11%. Selain serat kasar dedak tinggi, kandungan
lemaknya juga tinggi sekitar 13%, maka pada saat penyimpanan dedak
terlalu lama tidak boleh dilakukan karena dedak mudah tengik. Kandungan
mineral Ca yang sangat rendah yaitu (0,05%) dan P yang cukup tinggi
(±1,5%) menjadi faktor pembatas penggunaan untuk unggas kecil.

Gambar 1.12 Dedak


Sumber: Dokumentasi Pribadi 2020

Pemilihan dedak padi sebagai bahan baku pakan perlu diperhatikan


kualitasnya. Dedak yang dipilih harus berstektur halus dan tidak banyak
mengandung sekam, yaitu kulit padi yang keras. Dedak dengan kandungan
sekam dan kulit padi yang banyak maka serat kasar dedak juga semakin
meningkat sehingga penggunaan dedak sebagai bahan baku akan tidak
efektif.
g. Bekatul
Bekatul (rice polish) adalah lapisan sebelah dalam dari butiran
padi termasuk sebagian kecil endosperm berpati. Kandungan nutrisi dalam

AGRIBISNIS TERNAK
8 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

bekatul dipengaruhi oleh cara pengolahan padi menjadi beras. Kandungan


protein, kalsium, dan fosfor dalam bekatul hampir sama dengan kandungan
dedak padi, tetapi kandungan serat kasarnya jauh lebih rendah, yaitu sekitar
4%. Pemberian bekatul kedalam ransum ayam bisa lebih banyak dari pada
dedak padi disebabkan kandungan serat kasar bekatul lebih rendah dari
pada dedak padi .

Gambar 1.13 Bekatul


Sumber: https://www.khasiat.co.id/makanan/bekatul.html

h. Pollard
1) Rice Pollard
Rice pollard merupakan campuran dari kulit, germ, bran (dedak)
maupun bekatul dari sisa penggilingan padi. Kandungan lemak
berkisar antara 14 – 18% sehingga mudah terjadi ketengikan dalam
penyimpanan. Rice pollard dapat digunakan dalam ransum ayam
hingga 50% dari seluruh jumlah ransum. Dalam ransum ayam petelur
bila penggunaan rice pollard sampai 42% tidak mempunyai efek
negatif pada produksi telur, bahkan terbukti meningkatkan berat telur.

Gambar 1. 14 Rice Pollard


Sumber: https://www.exportersindia.com/s-r-rice-mill/rice-bran-3219940.htm

2) Wheat Pollard
Bahan ini merupakan hasil sisa pengolahan gandum secara basah.
Kandungan protein wheat pollard sangat tinggi sekitar 60%, tetapi
kandungan asam aminonya tidak seimbang. Hal ini merupakan faktor
pembatas penggunaan wheat pollard dalam ransum ayam, di samping
bentuknya yang sangat halus.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
9
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1. 15 Wheat Pollard


Sumber: http://www.vvrsaustralia.com.au/portfolio_item/wheat-pollard

i. Corn Gluten Meal (CGM)


Penggunaan CGM dalam ransum ayam disarankan yaitu 5% untuk
anak ayam dan 10% untuk ayam pada fase pertumbuhan.

Gambar 1. 16 Corn Gluten Meal (CGM)


Sumber: https://www.fuyangcornstarch.com/other-corn-processsing-products/corn-gluten-meal-cgm.html

j. DDGS (Destilled Dried Grains Soluble)


DDGS merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah ekstraksi
jagung yang diolah menjadi etanol. DDGS mangandung protein 24 – 28%
dan digunakan untuk pakan ternak sebagai sumber energi.

Gambar 1.17 DDGS


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/feeds/detail/36DDGS

k. Onggok
Onggok merupakan produk sampingan dalam proses pembuatan
tepung tapioka. Onggok banyak dijumpai di daerah penghasil singkong

AGRIBISNIS TERNAK
10 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

sekaligus memproduksi tepung tapioka tertinggi di Indonesia. Onggok


tidak hanya digunakan sebagai bahan pakan ternak unggas, tetapi onggok
juga bisa diberikan untuk ternak ruminansia perah maupun pedaging.
Onggok juga merupakan bahan pakan ternak sebagai sumber energi.

Gambar 1.18 Onggok


Sumber: https://www.rumahmesin.com/pakan-ayam-alternatif/

l. Tepung Tapioka
Tepung tapioka ini berasal dari ubi kayu/singkong. Bahan pakan
ini biasanya digunakan sebagai salah satu bahan sumber energi untuk
pembuatan konsentrat pada sapi. Sementara pada ternak unggas tepung
tapioka digunakan sebagai bahan campuran pakan.

Gambar 1. 19 Tepung Tapioka


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

m. Tepung gaplek
Tepung gaplek juga berasal dari ubi kayu dengan melalui proses
pengeringan menggunakan sinar matahari dan kemudian digiling menjadi
tepung. Tepung gaplek banyak mengandung pati dan bila dilakukan
pengukusan pati tersebut diubah menjadi zat perekat oleh uap panas.
Dengan demikian, penggunaan tepung gaplek sangat membantu sekali
dalam pembuatan pakan bentuk pellet sebab pellet yang dihasilkan akan
menjadi lebih padat, keras, dan tidak mudah pecah.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
11
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.20 Tepung Gaplek


Sumber: https://ramesia.com/cara-membuat-tepung-gaplek/

n. Tetes (Molasses)
Molasses merupakan limbah dari proses penggilingan tebu untuk
dijadikan gula pasir. Molasses berbentuk pasta dan berwarna cokelat
kemerah-merahan sehingga menyamai bentuk dari kecap manis. Molasses
ini dapat digunakan untuk campuran pakan sapi terutama hijauan. Ternak
sapi lebih menyukai hijauan yang diberi molasses karena hijauan akan
berbau harum. Penggunaan molasses untuk pakan unggas biasanya
digunakan dalam jumlah sedikit saja.

Gambar 1.21 Molasses


Sumber: https://starfarm.co.id/peternak-wajib-tahu-ini-manfaat-molasses-pada-ransum-ternak-serta-takaran-yang-
aman/

o. Bungkil Kelapa Sawit (Palm Kernel)


Bungkil kelapa sawit merupakan bahan pakan sumber protein
biasanya digunakan untuk menyusun konsentrat pada sapi.

Gambar 1.22 Bungkil Kelapa Sawit


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/feeds/detail/19bungkilkelapasawit

AGRIBISNIS TERNAK
12 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

p. Kulit Kedelai
Kulit kedelai ini biasaanya juga digunakan sebagai bahan penyusun
untuk konsentrat sapi. Kulit kedelai mengandung serat kasar yang tinggi
dan sebagai bahan pakan sumber energi.

Gambar 1.23 Kulit Kedelai


Sumber: https://www.ilmuternak.com/kulitkedele

q. Kulit Kopi
Kulit kopi biasanya digunakan sebagai bahan penyusun untuk
konsentrat pada sapi. Kulit kopi juga mengandung serat kasar yang tinggi
dan sebagai bahan pakan sumber energi. Sementara untuk bahan pakan
ternak unggas, kulit kopi ini jarang digunakan, bahkan tidak digunakan
sama sekali.

Gambar 1.24 Kulit Kopi


Sumber: https://news.detik.com/kulitkopi

r. Minyak nabati
Minyak nabati dapat diperoleh dari kelapa yang sudah tua.
Kebutuhan energi metabolisme yang sangat tinggi dalam pakan ayam ras
pedaging mencapai 2.800 – 3.200 kkal/kg, sangat sulit tercapai jika hanya
mengandalkan bahan baku lain tanpa menggunakan minyak nabati. Minyak
nabati memiliki kandungan energi metabolisme sebesar 9.000 kkal/kg
dan lemak sebesar 99%. Dalam menyusun formula pakan ternak unggas,
penggunaan minyak nabati sebagai sumber energi pelengkap biasanya
sekitar 3 – 6%. Pemakaian bahan baku ini dapat meningkatkan palatabilitas
atau cita rasa pakan, tetapi penggunaan minyak nabati yang berlebihan
akan menyebabkan pellet yang terbentuk mudah berubah kembali menjadi
bentuk tepung.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
13
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.25 Minyak Nabati


Sumber: Dokumen pribadi 2019

s. Lemak hewan
Lemak hewan ini biasanya digunakan untuk pakan adalah lemak
sapi yang diperoleh dari penjualan hewan. Bahan baku ini sangat berpotensi
menjadi sumber energi karena kandungan energi metabolismenya sangat
besar, sekitar 7.700 kkal/kg. Penggunaan lemak sapi dalam pakan ayam
ternyata dapat menaikkan tingkat palatabilitas dan konsumsi pakan.
Untuk pemakaian sebagai bahan baku pakan, lemak ini perlu dipanaskan
terlebih dahulu dalam wajan di atas api sampai mencair. Setelah cairan
lemak hewan agak dingin, boleh dicampurkan dengan dedak. Campuran
inilah yang kemudian dicampur dengan bahan baku lainnya sesuai dengan
formulasi yang telah disusun.

Gambar 1.26 Lemak Hewan


Sumber: https://www.ilmuternak.com/lemakhewan

2. Bahan Baku Pakan sebagai Sumber Protein


Bahan baku pakan sebagai sumber protein nabati antara lain sebagai berikut.
a. Bungkil Kelapa
Bungkil kelapa merupakan hasil sisa pengolahan minyak kelapa.
Bungkil kelapa ini berbau harum. Daging kelapa yang dikeringkan sampai
kandungan airnya di bawah 6% disebut kopra. Setelah kopra diambil
minyaknya, maka bahan yang tersisa disebut bungkil kelapa. Bergantung
dari cara pengambilan minyak, ada dua jenis bungkil kelapa. Yang pertama
dihasilkan dari proses pengambilan minyak secara ekstraksi dengan zat

AGRIBISNIS TERNAK
14 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

pelarut, hasilnya disebut extracted coconut oil. Yang kedua dihasilkan


dari proses pengambilan minyak secara ekstraksi dengan dipres, hasilnya
disebut expeller coconut oil. Penyimpanan bungkil kelapa dalam suhu
tinggi akan mempercepat proses ketengikan. Bungkil kelapa yang
digunakan dalam ransum ayam tidak dalam keadaan tengik, karena dapat
menyebabkan diare. Bungkil kelapa dapat digunakan dalam ransum untuk
ayam semua umur.

Gambar 1.27 Bungkil Kelapa


Sumber: Dokumen pribadi 2019

b. Bungkil Kedelai
Kandungan protein dalam bungkil kedelai lebih tinggi dari pada
kedelai yaitu sekitar 50%. Bungkil kedelai merupakan sumber asam
amino esensial yang baik bagi ayam. Kandungan energi metabolismenya
juga tidak terlalu rendah kira-kira 2200 kkal/ kg. Bungkil kedelai dapat
digunakan dalam ransum ayam semua umur.

Gambar 1.28 Bungkil Kedelai


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/bungkilkedele

c. Kacang Kedelai
Kacang kedelai dapat juga digunakan sebagai bahan baku pakan
ternak terutama ternak unggas karena ketersediaannya di dalam negeri
cukup memadai. Kecenderungan pasar dunia yang semakin membutuhkan
bungkil kedelai telah menaikkan harganya sehingga saat ini harga bungkil
kedelai lebih mahal dari pada kacang kedelai utuh.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
15
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.29 Kacang Kedelai


Sumber: Dokumen pribadi 2019

Akhir-akhir ini sudah ada suatu usaha untuk tetap mempertahankan


kandungan minyak dalam biji kedelai. Kendala pemanfaatan kacang kedelai
adalah kandungan racun alami yang terdapat di dalamnya. Racun alami
tersebut berupa zat anti tripsin, yaitu zat yang dapat menghambat kerja
enzim tripsin dalam menyintesis protein sehingga akan menyebabkan
pertumbuhan ayam terhambat. Meskipun demikian, racun tersebut dapat
dihilangkan melalui proses pemanasan. Bahan ini mengandung protein
sekitar 37-38%, sama dengan protein biji kedelai tetapi karena minyaknya
tidak diambil, maka kandungan energinya lebih tinggi dari pada bungkil,
yaitu sekitar 3300 – 3.510 kkal/kg; lemak 17,9%; serat kasar 5,7%.
Karena bahan pakan sudah tidak lagi mengandung tripsin inhibitor, maka
pemakaian dalam ransum tidak terbatas.
d. Bungkil Kacang Tanah
Bungkil kacang tanah mengandung asam amino methionin dan
lisin yang rendah. Penggunaannya dalam pakan ayam tidak terbatas.
Bungkil kacang tanah sangat mudah berjamur. Toxin yang sering terdapat
dalam bungkil kacang tanah, yaitu aflatoxin yang dihasilkan oleh jamur
Aspergillus flavus. Toxin ini dapat menyebabkan ayam kehilangan nafsu
makan sehingga menurunkan laju pertumbuhan. Oleh karena itu, harus
pandai memilih bungkil kacang tanah yang bagus. Bungkil kacang tanah
yang sudah berjamur sebaiknya tidak digunakan dalam pakan ayam.

Gambar 1.30 Bungkil Kacang Tanah


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/bungkilkacangtanah

AGRIBISNIS TERNAK
16 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kelebihan bungkil kacang tanah ini adalah meningkatkan


palatabilitas. Ternak unggas menyukai aroma dari bungkil kacang tanah
ini. Kandungan energi metabolisme bungkil kacang tanah sebesar 2.210
kkal/kg dan protein kasarnya 24 – 47%. Kendala pemakaian bahan baku ini
adalah ketersediaannya mengandalkan impor. Kandungan serat kasar yang
cukup tinggi membatasi penggunaannya dan sedikitnya kandungan asam
amino esensial.
e. Bungkil Biji Kapuk
Bahan baku ini mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi
yaitu sekitar 25 – 30% dan kandungan serat kasarnya mencapai 25%.
Bungkil biji kapuk mengandung lignin tinggi dan mempunyai kecernaan
rendah. Di samping itu, mengandung zat antinutrisi gossipol yang
merugikan bagi ternak. Ayam dapat mentolerir gossipol bebas dari pakan
sebanyak 0,01%. Penggunaan bungkil biji kapuk dalam pakan tergantung
pada jumlah gossypol-nya. Karena itu, jika ketersediaannya memadai
dapat digunakan untuk bahan baku pakan hanya sampai 3%. Untuk ternak
unggas bungkil biji kapuk hanya digunakan untuk ayam dewasa sebagai
pakan finisher. Umumnya, bahan baku ini digunakan sebagai pakan ternak
ruminansia, seperti sapi potong dan sapi perah.

Gambar 1.31 Bungkil Biji Kapuk


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/bungkilbijikapuk

f. Ampas kecap
Ampas kecap adalah sisa dari proses pengolahan kacang kedelai
hitam menjadi kecap. Kandungan nutrisi dalam ampas kecap cukup baik.
Jika digunakan sebagai bahan baku pakan, ampas kecap harus dikeringkan
terlebih terlebih dahulu dan digiling menjadi tepung. Nilai nutrisi yang
terkandung di dalamnya, protein 24,9% dan lemak 24,3%.

Gambar 1.31 Ampas Kecap


Sumber: http://dairyfeed.ipb.ac.id/ampaskecap

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
17
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

g. Biji Bunga Matahari


Biji bunga matahari memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi dan
berpotensi digunakan sebagai pakan ternak berkualitas. Kandungan asam
amino biji bunga matahari setara dengan biji kedelai, biji kapas, dan kacang
tanah (Taiwo et al. 2005). Kedelai dalam ransum pakan bisa sepenuhnya
diganti dengan biji bunga matahari sebagai sumber protein utama dalam
diet ayam pedaging usia 1 sampai 28 hari (Rao et al. 2009). Ransum ayam
pedaging pakan kedelai bisa diganti dengan bunga matahari sampai ke
level 30% pada diet dengan energi dan asam amino yang sama.

Gambar 1.33 Biji Bunga Matahari


Sumber: https://bibitbunga.com/bijibungamatahari

h. Tepung Daun Lamtoro


Ditinjau dari kandungan protein daun lamtoro ini lebih baik
dibandingkan dengan alfafa, yaitu berkisar antara 22 - 34%. Daun
lamtoro juga merupakan sumber beta caroten yang baik, yang penting
pada warna kuning telur. Tetapi karena adanya kandungan mimosin, maka
penggunaannya dalam ransum ayam menjadi terbatas. Untuk anak ayam
disarankan tidak lebih dari 5% sedangkan untuk ayam petelur dapat
digunakan sampai 15%. Bahan ini dapat digunakan sebagai sumber protein
nabati yang diolah menjadi tepung dan cukup baik untuk campuran pakan
ternak unggas. Selain itu, kandungan xanthophyll-nya cukup baik sekitar
660 ppm. Nilai ini jauh di atas kandungan xanthophyl pada jagung, sekitar
20 ppm. Oleh karena itu, tepung daun lamtoro dapat juga digunakan
sebagai pewarna kuning di bagian kaki dan kulit ayam ras pedaging.

Gambar 1.34 Tepung Daun Lamtoro


Sumber: https://hobiternak.com/tepungdaunlamtoro

AGRIBISNIS TERNAK
18 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Proses pembuatan tepung daun lamtoro cukup mudah. Daun


lamtoro dikeringkan dengan bantuan sinar matahari, sekaligus untuk
menghilangkan zat mimosin atau zat yang dapat menyebabkan kerontokan
bulu unggas, lalu digiling menjadi tepung. Dalam industri pakan ternak
unggas, pada umumnya bahan baku ini tidak digunakan karena kesulitan
bahan baku dan tidak ada jaminan kemurniannya (sering dipalsukan).
i. Alfafa
Daun alfafa kadang kala digunakan dalam ransum ayam. Jika dilihat
dari kandungan protein dan penggunaannya daun alfafa lebih rendah dari
lamtoro.

Gambar 1.34 Alfafa Segar


Sumber: http://disnak.jatimprov.go.id/alfafasegar

j. Chick Pea
Bahan pakan ini banyak ditanam di beberapa negara di dunia
dengan tujuan untuk kebutuhan konsumsi manusia. Bijinya banyak
mengandung zat lisin, tetapi miskin akan asam amino yang mengandung
belerang dan triptophan.

Gambar 1.36 Chick Pea


Sumber: https://www.kitchenofindonesia.com/Chickpea

k. Kacang Hijau
Kacang hijau miskin akan kandungan asam amino yang mengandung
belerang dan triptophan. Kacang hijau ini jarang digunakan sebagai
campuran bahan pakan ternak unggas maupun ternak ruminansia.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
19
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.37 Kacang Hijau


Sumber: Dokumen pribadi 2019

3. Bahan Baku Pakan sebagai Sumber Protein Hewani


a. Tepung Ikan
Ikan merupakan bahan pangan manusia sebagai sumber protein.
Dilihat dari penggunaannya untuk pakan ternak sangat berkompetitif.
Kualitas tepung ikan sangat bervariasi tergantung dari jenis ikan yang
dijadikan tepung. Semakin tinggi kualitas ikan yang dijadikan tepung maka
semakin tinggi pula kandungan proteinnya .

Gambar 1.38 Tepung Ikan


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

Tepung ikan ini merupakan salah satu sumber protein terbaik,


mengingat kandungan asam amino esensialnya sangat menunjang. Namun,
harga per satuan beratnya relatif mahal sehingga bahan baku ini hanya
digunakan sebesar 5 – 12% terhadap total komposisi. Bahan baku ikan
yang dapat dibuat tepung ikan sangat beragam. Biasanya ikan digunakan
adalah ikan laut karena lebih bagus dari ikan air tawar.
b. Tepung Darah
Darah yang akan dijadikan tepung dapat diperoleh dari rumah
pemotongan hewan (RPH) ruminansia seperti sapi. Tepung darah juga
dikenal dengan limbah RPH. Proses pengumpulan darah harus dilakukan
secara higienis, yaitu tidak boleh tercampur dengan kotoran. Proses
pembuatan tepung darah yaitu perebusan dalam wajan tertutup dan diberi

AGRIBISNIS TERNAK
20 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

tekanan tinggi, kemudian ditiriskan, diiris-iris tipis, dan dikeringkan. Setelah


kering, irisan darah digiling menjadi tepung.. Tepung darah mengandung
protein dalam jumlah tinggi (± 80%), tetapi kandungan asam aminonya
sangat tidak seimbang. Oleh karena itu, di samping palatabilitasnya rendah,
tepung darah hanya dapat dipakai 2 - 5% dalam ransum unggas.

Gambar 1.39 Tepung Darah


Sumber: https://www.jualsapi-pakanternak.com/tepungdarah

c. Tepung Daging Tulang (Meat Bone Meal)


Meat Bone Meal merupakan hasil sisa industri pemotongan ternak
seperti sapi. Kandungan nutrisinya sangat bervariasi yaitu tergantung jenis
ternak yang dipotong dan cara pengolahannya.

d. Tepung Bulu Unggas


Tepung bulu unggas diperoleh dari bahan sisa industri Rumah
Pemotongan Ayam (RPA) atau dari ayam-ayam yang tidak dapat dikonsumsi
manusia. Karena struktur proteinnya keratin, maka bulu yang belum
diproses tidak dapat dicerna oleh ternak. Dengan proses hidrolisis, keratin
dipecah dengan merusak sistem yang terdapat dalam jumlah dalam protein
sehingga protein lebih bisa mudah larut.

Gambar 1.40 Tepung Bulu Unggas


Sumber: https://okdogi.com/tepungbuluunggas

Bahan pakan ini dapat digunakan dalam ransum ayam semua umur,
tetapi karena kandungan Ca dan P tinggi, maka penggunaannya perlu
dibatasi. Tepung bulu unggas dapat digunakan sebagai bahan baku pakan.
Namun, untuk membuat tepung bulu unggas ini diperlukan proses lebih
lanjut. Bulu unggas dibersihkan, kemudian dihidrolisis atau dimasak dengan
suhu tinggi dan tekanan 3 atm. Setelah itu, dikembalikan ke tekanan normal

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
21
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

1 atm, ditiriskan, dan dikeringkan, dengan suhu kurang dari 700 C, lalu
digiling halus. Kandungan proteinnya memang sangat tinggi, sekitar 85%.
Namun, unggas mempunyai keterbatasan untuk menyerap protein tersebut
sehingga akan banyak bagian yang terbuang melalui kotoran. Selain itu,
kandungan asam aminonya relatif rendah sehingga penggunaannya dalam
pakan sebaiknya tidak lebih dari 2%. Bahkan, untuk pakan anak unggas
atau pakan starter tidak dianjurkan menggunakan bahan baku ini.
e. Tepung Jerohan Ayam
Tepung jerohan ayam merupakan bahan pakan sumber protein dan
asam amino yang baik bagi ayam serta mengandung energi yang tinggi
karena adanya lemak dalam jerohan.

f. Tepung Keong Mas


Tepung keong mas memiliki kandungan protein cukup tinggi,
sekitar 52%. Jika memungkinkan untuk membuat tepung keong mas,
maka membudidayakan keong mas khusus untuk tepung tentu akan sangat
baik. Alasannya, proses reproduksi keong mas berjalan cepat dan proses
pembuatan tepung keong mas juga relatif mudah.

Gambar 1.41 Tepung Keong Mas


Sumber: https://kabartani.com/tepungkeongmas

Pembuatan teung keong mas yaitu dicuci dengan menambahkan


garam untuk menghilangkan lendir dan kotoran, kemudian dilakukan
perebusan dalam air mendidih. Setelah itu cangkangnya dibuka, dicuci
lagi, ditiriskan, dan diris-iris tipis. Irisan daging keong mas dijemur hingga
kering dan digiling menjadi tepung. Sebelum menggunakan tepung keong
mas sebaiknya dilakukan uji laboratorium untuk mengetahui kandungan
nutrisinya secara pasti.

g. Tepung Limbah Pengolahan Udang


Pada industri pengolahan udang limbah yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku pakan meliputi kulit dan kepala. Limbah ini direbus,
dikeringkan, lalu digiling menjadi tepung. Kandungan protein kasarnya
sekitar 35 – 45%. Artinya, kualitas tepung limbah udang ini sangat
tergantung pada bagian tubuh udang yang menjadi limbah dan jenis udang
yang digunakan.

AGRIBISNIS TERNAK
22 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.42 Tepung Udang


Sumber: https://www.agromaret.comtepungudang

h. Tepung Limbah Pengolahan Ikan


Pada industri pengolahan ikan, terutama pada pembuatan makanan
setengah jadi, banyak bagian ikan yang tidak termanfaatkan. Bagian ikan
yang tidak dimanfaatkan yaitu kepala dan daging yang masih melekat
di tulang ikan. Jika di sekitar lokasi pembuatan pakan terdapat industri
pengolahan ikan, limbahnya sangat baik digunakan sebagai bahan baku
pakan.

Gambar 1.43 Tepung Limbah Pengolahan Ikan


Sumber: https://medium.com/@beragamilmu/cara-sederhana-membuat-tepung-ikan-dc7f96c0d433

i. Tepung Limbah Pengolahan Kodok


Cukup banyak limbah yang dihasilkan dari pengolahan kodok
karena yang dimanfaatkan hanya paha yang telah dibuang kulitnya. Bagian-
bagian lainnya, seperti kepala, badan, dan kulit belum dimanfaatkan. Untuk
menggunakannya sebagai bahan baku pakan, limbah ini cukup direbus,
dikeringkan, dan digiling menjadi tepung. Untuk melihat kandungan
nutrisinya perlu dilakukan uji laboratorium.

4. Bahan Baku Pakan sebagai Sumber Mineral


Adapun bahan baku pakan yang tergolong ke dalam sumber mineral
dapat diklasifikasikan menjadi bahan pakan sumber kalsium (Ca) dan
phosphor (P).

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
23
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

a. Bahan Pakan Sumber Calcium


Sumber Calcium (Ca) bagi ayam yang banyak digunakan yaitu
calcium carbonat (Ca CO3) yang berasal dari kapur, kulit kerang atau
karang. Di antara bahan-bahan tersebut yang biasa digunakan adalah
kapur karena mudah didapat dan murah harganya. Kulit kerang dan
karang mengandung Ca CO3 sebanyak 95 – 99%.
b. Bahan Pakan Sumber Phosfor
Sumber Phosfor (P) yang baik dan mempunyai nilai biologis yang
tinggi adalah tri-, di-, mono calcium phosphat dan tepung tulang.
1) Tepung tulang
Salah satu sumber mineral makro pakan ayam ras pedaging
adalah tepung tulang. Tepung ini mengandung Ca 24% dan P 12%.
Namun, penggunaannya hanya terbatas sebagai pelengkap jika
nutrisi dalam komposisi bahan baku yang ada tidak mencukupi.
Pabrik pakan umumnya menggunakan meat and bone meal (tepung
daging dan tulang) sebagai sumber mineral dan protein sekaligus.
Bahan ini biasanya diimpor dari luar negeri. Penggunaan tepung
tulang sudah jarang dilakukan, apalagi sudah banyak sumber
mineral sintetis yang diproduksi oleh pabrik pembuat bahan baku
pakan maupun farmasi.
2) Tepung kerang
Tepung kerang merupakan sumber kalsium yang baik
kadarnya sekitar 38%. Selain itu, di peternakan unggas petelur
banyak digunakan sebagai grit atau pembantu pencernaan di
tembolok yang sangat bagus.

3) Kapur (CaCO3)
Kapur dapat diperoleh di toko-toko bahan kimia, tersedia
dengan beragam kualitas. Bahan ini dikenal juga dengan nama
heavy. Kandungan kalsiumnya sebesar 38% dan harganya relatif
murah.

Gambar 1.44 Kapur


Sumber: http://madakimia.com/calcium-oxide-lime-kapur-aktif-kapur-tohor/

AGRIBISNIS TERNAK
24 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

4) Dikalsium Fosfat (DCP)


Bahan baku ini biasanya digunakan untuk menambah
kadar fosfor yang terkandung dalam pakan ayam ras pedaging.
Kandungan Ca sebesar 21% dan P 18,5%. DCP bisa diperoleh di
toko bahan kimia.

Gambar 1.45 Dicalsium Fosfat


Sumber: http://www.kdlfeed.com/id/product/dcp/iso-verified-animal-feed-dcp18/

5) Garam Dapur (NaCl)


Garam yang umum digunakan untuk bahan baku pakan
adalah garam dapur berbentuk serbuk yang mengandung yodium
sekitar 30 – 100 ppm. Garam dapur sering digunakan sebagai
tambahan untuk mencukupi kebutuhan kedua mineral yang
dikandungnya, yaitu natrium dan khlor. Penggunaannya dibatasi
sampai 0,25% saja karena jika berlebihan akan mengakibatkan
proses ekskresi atau pengeluaran cairan kotoran meningkat.
Keadaan ini akan menyebabkan alas litter menjadi sangat lembab
dan basah. Akibatnya akan timbul gangguan penyakit bagi unggas
yang dipelihara.

Gambar 1.46 Garam Dapur


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
25
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

6) Bahan Baku Pakan Tambahan dan Pelengkap


a) Premix
Premix adalah penggabungan dari suplementasi
vitamin, mineral, asam amino, dan antibiotik. Penggunaan
premix hanya diperlukan jika kandungan nutrisi tersebut
dalam pakan tidak lengkap atau tidak mencukupi. Premix bisa
diperoleh di Poultry Shop atau toko ternak unggas.

Tabel 1.1 Beberapa Jenis Feed Suplement, Merek Dagang Komposisi, dan
Dosisnya
Feed Dosis untuk ayam ras pedaging (%)
Komposisi
Suplement Starter Finisher
Top mix Vitamin, asam amino, 0,5 0,3
mineral, dan pemacu
pertumbuhan
Vetmix Vitamin, asam amino, 0,5 0,3
poultry plus mineral
Mineral –A Vitamin, mineral 2% (sesuai
makro kebutuhan)
Rhodiamix Vitamin, asam amino, 0,5 0,4
22 mineral

Sumber: Nutrisi Aneka Ternak Unggas, H. R. Anggorodi (1995)

b) Asam Amino Sintetis


Asam amino ini biasanya digunakan dalam ransum ayam
untuk menutupi kekurangan asam-asam amino tertentu. Secara
komersial asam-asam amino sintetis mudah diperoleh, tetapi
harga menjadi faktor pembatas dalam penggunaannya. Asam
amino sintetis yang umum dan banyak dipakai adalah lysin dan
methionin.
1) DL – Methionin
Bahan ini umumnya mengandung 98 – 99% kandungan
methionin. Penggunaannya tergantung kebutuhan. Apabila
kandungan methionin dalam pakan sudah cukup, maka tidak
diperlukan lagi penambahan methionin sintetis ini. Namun
jika komposisi pakan yang dibuat mengandung 95% bahan
baku nabati, bahan sintetis ini perlu ditambahkan.
2) L – Lisin
Asam amino sintetis ini mengandung 60 – 99% lisin.
Sama halnya dengan methionin, penggunaannya sesuai
dengan kebutuhan. Untuk memperoleh kedua bahan ini,
peternak bisa menghubungi distributornya. Beberapa pabrik
di Indonesia sudah memproduksi bahan baku ini.

AGRIBISNIS TERNAK
26 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

c) Pemacu Pertumbuhan (Growth Promotor)


Ke dalam pakan ternak unggas perlu ditambahkan pemacu
pertumbuhan berupa pemakaian antibiotik dengan dosis
rendah. Penggunaannya diyakini dapat mengontrol infeksi
subklinis dan memiliki pengaruh terhadap peningkatan laju
pertumbuhan. Selain itu, penambahan antibiotik ke dalam
pakan diharapkan dapat menurunkan konsumsi pakan tetapi
menaikkan efisiensi pakan dalam menambah berat badan
ternak unggas. Saat ini antibiotik sangat mudah diperoleh yaitu
di produsen atau impor obat hewan.
Penggunaannya harus sesuai dengan aturan yang tertera
di kemasannya, tidak boleh digunakan sembarangan. Beberapa
preparat arsen seperti 3 nitro 4 hydroxyphenylarsonic acid dan
antibiotik dipercaya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan
koksidiostat serta membantu pigmentasi kulit ayam ras
pedaging.

Tabel 1.2 Beberapa Jenis Pemacu Pertumbuhan, Merek Dagang, Komposisi, dan
Dosisnya
Nama Merek
Komposisi Dosis (ppm)
Dagang
Flaveco 40 Bamber micin 50 - 250
Albac 15 Zinc basitrasin 15% 50
BMD 100 Basitrasinmetilenisalsilat 10% 50 - 100
Stafac 500 Virgianiamisin 500 g/kg 10 - 40
Stamix 20 Virgianiamisin 20 g/kg 500 - 1.000
Roxarsono 3 nitro 4 hydroxyphenyl arsoni 50
acid 100%
Arsomix 3 nitro 4 hydroxyphenyl arsoni 500 - 1.000
acid 5%
Sumber: Indeks obat hewan Indonesia (2000)

d) Koksidiostat (Coccidiostat)
Koksidiostat atau penyakit berah darah sering
menyerang ternak unggas, terutama unggas dewasa. Untuk
itu, ke dalam pakan unggas perlu diberikan koksidiostat untuk
mencegah penyakit tersebut. Cukup banyak obat yang dapat
ditambahkan ke dalam campuran pakan untuk mencegah
penyakit ini. Untuk mencegah penyakit tersebut. Bahan yang
dapat dicampurkan adalah Bamber mycin, Amprolium, Monensin,
Nikarbasin, Neomisin, Salinomisin, dan Sulfakuinoxalin yang
tersedia dalam berbagai merek paten. Dosis yang ditambahkan
sekitar 500 ppm atau tergantung jenisnya. Perlu diperhatikan,
dosis dan aturan pakai harus sesuai dengan aturan yang tertera
di kemasannya.
AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
27
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

e) Anti Jamur (Anti-Mold)


Apabila kita menggunakan bahan baku pakan yang
mudah berjamur, seperti bungkil kelapa, mutlak diperlukan
penambahan anti jamur. Anti jamur mengandung asam
propionat, asam asetat, asam sorbat, atau kombinasi dari
beberapa preparat tersebut. Dosis yang ditambahkan sekitar
0,09 – 0,1%. Penggunaannya harus sesuai dengan aturan.

f) Anti Racun (Antitoxic)


Bahan baku seperti bungkil biasanya akan mudah
berjamur. Jamur ini kemudian akan mengeluarkan racun bagi
ternak dan akan mengakibatkan pertumbuhan ternak menjadi
terhambat. Untuk dapat menetralkan kandungan racun perlu
ditambahkan anti racun. Namun anti racun ini tidak perlu
digunakan apabila kita sudah memberikan anti jamur ke dalam
bahan baku pakan. Artinya, dengan tidak adanya jamur, tentu
tidak muncul racun dari jamur tersebut.

g) Antioksidan (Antioxidant)
Antioksidan digunakan sebagai bahan pengawet pakan
dan melindunginya dari kerusakan akibat kelembaban dan suhu
lingkungan yang tinggi, pengaruh cahaya matahari, dan reaksi-
reaksi zat asam. Reaksi oksidasi akan menurunkan kualitas
pakan, merusak dan menghalangi terserapnya kandungan
nutrisi dalam pakan. Ada beberapa jenis antioksidan yang
bisa digunakan untuk membuat pakan ayam ras pedaging,
diantaranya BHT (ButylatedHydroxy Toluen), BHA (Butylated
Hydroxy Anisol), EQ (Etoxyquin), dan PG (Prophyl Gallate). Di
pasaran banyak tersedia antioksidan yang merupakan kombinasi
dari bahan-bahan tersebut. Antioksidan ditambahkan ke dalam
pakan sebanyak 125 – 250 ppm.

Tabel 1.3 Ketahanan Bahan Baku Pakan Ternak dengan atau Tanpa
Pengawet
Nama Bahan Baku Dengan Tanpa
Antioksidan BHT Antioksidan
Pakan
Bekatul 26 - 27 hari 14 hari
Bungkil kacang tanah 42 - 49 hari 21 hari
Tepung ikan 45 - 52 hari 25 hari
Campuran bekatul, 28 - 42 hari 14 hari
tepung ikan
Sumber: Pedoman Meramu Pakan Unggas, Bambang Agus Murtidjo (1987)

h) Perekat (Binder)
Bahan perekat atau binder diperlukan dalam proses
AGRIBISNIS TERNAK
28 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

pencetakan pakan bentuk pelet. Fungsinya sebagai pengikat


antar komponen bahan baku, sehingga tidak mudah terurai
atau berubah kembali menjadi bentuk tepung. Dalam pakan
ayam ras pedaging, binder tidak mutlak diperlukan, kecuali jika
membuat pakan ikan. Dengan pemberian uap atau pengukusan
akan terbentuk pati yang berasal dari bahan baku pakan ayam
ras pedaging yang berfungsi sebagai perekat. Saat ini banyak
perekat sintetis yang bisa diperoleh di distributor atau impor
bahan kimia. Bahan perekat ditambahkan dengan jumlah
sekitar 2%.
i) Zat Pemberi Pigmen
Zat pemberi pigmen berfungsi untuk memberikan
warna kuning pada bagian kaki dan kulit ayam ras pedaging
sehingga penampilan fisiknya lebih menarik. Sebagai pemberi
warna bisa digunakan beta karoten atau karotenoat dalam
bentuk murni (pure) atau sediaan premix seperti beta karoten
10% dan apokarotenoat 10%. Penggunaan zat pemberi warna
sedikit sekali, sekitar 20 – 30 ppm. Harganya per kilogram
sangat mahal sehingga pemakaian bahan ini sebenarnya tidak
ekonomi. Jika akan digunakan, cukup ditambahkan ke dalam
pakan finisher.
Jika penggunaan jagung kuning di atas 50%, pakan tidak
perlu ditambahkan pigmen ini lagi. Apabila masih kurang, bisa
juga digunakan sumber hijauan yang mempunyai kandungan
xanthofil, seperti khlorela, rumput laut, tepung alfafa, dan
tepung daun lamtoro.

Tabel 1.4 Kisaran Xanthofil Pigmen dalam Bahan Baku Pakan


Nama Bahan Baku Kandungan Kisaran
Pakan Rata-rata (mg/kg) Variasi
(mg/kg)
Jagung kuning 15 5 - 25
Tepung rumput 200 80 - 700
Tepung alfafa 150 50 - 500
Khlorela 4.000 -
Tepungaunlamtoro 660 -
Sumber: Nutrisi Aneka Ternak Unggas, H. R. Anggorodi (1995)

j) Pengharum (Flavour)
Flavour berfungsi menambah daya rangsang ayam
terhadap pakan. Yaitu ditambahkan pengharum yang beraroma
khusus ke dalam campuran bahan pakan. Flavour biasanya
berasal dari ekstrak tumbuhan. Pengharum ini dapat diperoleh
di toko obat ternak atau toko-toko kimia. Bahan yang bisa
dibeli di toko kimia seperti pengharum yang beraroma vanila.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
29
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Penggunaan pengharum dalam pakan tidak mutlak. Tidak


semua pakan komersial pabrik menggunakan pengharum.
Dengan menggunakan bahan baku berkualitas baik akan
dihasilkan pakan dengan aroma yang khas. Proses pencetakan
pellet melalui tahapan penguapan (steaming) akan memberikan
aroma yang lebih merangsang ayam untuk meningkatkan
konsumsi pakan.

k) Pewarna Pakan (Feed Colour)


Ternak unggas lebih menyukai pakan berbentuk
butiran dan berwarna kuning. Karena itu beberapa pabrik
pakan menambahkan pewarna ke dalam pakan. Zat pewarna
pakan berfungsi untuk meningkatkan keinginan ternak dalam
mengonsumsi pakan. Pewarna pakan ini bisa diperoleh di
toko-toko kimia. Penggunaannya harus disesuaikan dengan
kebutuhan. Pakan dapat dikelompokkan menjadi butir-butiran,
bahan sisa pengolahan butir-butiran, hijauan, bahan pakan
sumber protein hewani, bahan pakan sumber protein nabati,
limbah pengolahan susu, mineral, dan asam amino sintetis.

l) Butir-butiran (Serealia)
Bahan pakan ternak bentuk butir-butiran pada umumnya
mempunyai kandungan energi yang tinggi. Butir-butiran
merupakan pakan sumber energi utama bagi ternak, yaitu 60%
atau lebih terdapat dalam ransum. Kandungan karbohidrat
pada butir-butiran mencapai 83% dan sekitar 60% berupa
pati. Kandungan serat kasar sekitar 0,5 – 12%. Kandungan
lemak rendah yaitu<5%. Kandungan vitamin rendah, kecuali
jagung. Di Indonesia, bahan pakan bentuk butiran yang banyak
digunakan adalah padi, jagung, sorghum, dan beras. Sementara
di negara lain banyak digunakan adalah gandum, barley, dan
triticale. Nilai nutrisi bahan pakan butir-butiran antara lain
ditentukan di mana dan dalam kondisi bagaimana butir-butiran
tersebut di tanam.

m) Bahan Sisa Pengolahan Butir-butiran


Bahan sisa pengolahan butir-butiran yang sebagian
besar sudah tidak dapat digunakan untuk kebutuhan konsumsi
manusia, namun masih mempunyai nilai nutrisi untuk ternak.
Bahan-bahan ini antara lain dedak halus, bekatul, pollard, wheat
pollard, wheat gluten, dan corn gluten. Beberapa bahan pakan
sisa pengolahan butir-butiran yaitu dedak halus, bekatul, Rice
Pollard , Wheat Pollard, Corn Gluten, DDGS, onggok, tepung
tapioka, tepung gaplek, tetes (Molasses), bungkil kelapa sawit,
kulit kedelai, dan kulit kopi.

AGRIBISNIS TERNAK
30 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

n) Hijauan
Hijauan yang digunakan sebagai bahan baku pakan
adalah daun lamtoro dan daun alfafa karena kandungan
proteinnya cukup tinggi.

o) Produk Samping Susu


Susu mempunyai nilai nutrisi cukup tinggi dan
mengandung sebagian besar zat-zat makanan yang dibutuhkan
tubuh ternak. Akan tetapi susu miskin akan zat besi dan
tembaga. Oleh karena itu, ransum yang disusun mengandung
milk by product dalam jumlah tinggi perlu penambahan zat besi
dan tembaga. Beberapa bahan pakan dari produk samping susu
yakni sebagai berikut.
1) Skim Milk
Skim milk adalah diolah dari susu yang telah diambil
lemaknya. Protein dalam skim milk mempunyai nilai nutrisi
yang tinggi dan sangat mudah dicerna. Skim milk merupakan
sumber vitamin B tetapi miskin akan vitamin yang larut
dalam lemak. Skim milk bisa digunakan dalam ransum ayam
untuk segala umur.
2) Butter Milk
Butter milk merupakan bahan sisa pembuatan
mentega. Kandungan lemak butter milk lebih tinggi dari
pada skim milk. Bisa digunakan dalam ransum ayam untuk
segala umur.
3) Casein
Casein adalah protein susu, tujuan utama pembuatan
casein adalah untuk keperluan industri. Casein merupakan
protein murni dan bisa digunakan dalam ransum ayam untuk
segala umur.
4) Whey
Whey merupakan bahan sisa pembuatan keju yang
kandungan lemak dan proteinnya sangat rendah.

5. Pemesanan Bahan Baku Pakan Ternak Unggas


Untuk dapat melakukan pemesanan bahan baku pakan ternak unggas
diperlukan pengetahuan tentang faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan
dalam melakukan pemesanan dan prosedur pemesanan bahan baku pakan
ternak unggas.
a. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemesanan bahan baku
pakan ternak unggas, antara lain sebagai berikut.
1) Jenis dan karakteristik bahan baku pakan ternak.
2) Jumlah kebutuhan bahan baku pakan ternak.
3) Rencana stok bahan baku pakan ternak.
4) Kualitas bahan baku pakan ternak.
5) Lokasi sumber bahan baku pakan ternak.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
31
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

6) Harga bahan baku pakan ternak.


7) Transportasi.
8) Cara pembayaran.
b. Prosedur pemesanan bahan baku pakan ternak unggas adalah sebagai
berikut.
1) Mencari informasi lokasi sumber bahan baku pakan ternak.
2) Menghubungi produsen bahan baku pakan ternak.
3) Menyepakati spesifikasi bahan baku pakan, harga, jumlah, waktu.
pengiriman, pembayaran.
4) Pengiriman sampel bahan baku pakan ternak.
5) Pengujian/pengeceken kesesuaian bahan dengan spesifikasi.
6) Penyepakan pemesanan/pembelian bahan baku pakan ternak.
7) Mencari informasi lokasi sumber bahan baku pakan ternak.
8) Menghubungi produsen bahan baku pakan ternak.
9) Menyepakati spesifikasi bahan baku pakan, harga, jumlah, waktu.
pengiriman, pembayaran.
10) Pengiriman sampel bahan baku pakan ternak.
11) Pengujian/pengeceken kesesuaian bahan dengan spesifikasi.
12) Penyepakan pemesanan/pembelian bahan baku pakan ternak.
c. Pengadaan bahan baku secara sederhana
1) Menghitung kebutuhan bahan baku
Contoh: Membuat pakan 5.000 kg ransum ayam broiler, maka
kebutuhan bahan baku adalah sebagai berikut.
Tabel 1.5 Komposisi Bahan Baku Ransum Broiler
No BahanPakan % Kebutuhan (Kg)
1. Tepungdarah 2 100
2. Kapur 1 50
3. Minyaksawit 6 300
4. Dedak 20 1.000
5. Jagungkuning 45 2.250
6. Tepungikan 9 450
7. Premix mineral 0.5 25
8. DL-Met 0.2 10
9. L-Lysine 0.3 15
10. Bungkilkedele 16 800
Total Ransum 100 5000
Sumber: Agribisnis pakan ternak unggas kelas XI

2) Mencari informasi penjual bahan pakan


Mencari informasi penjual bahan baku pakan dapat dilakukan
melalui survei kepenjual bahan baku pakan, melalui internet, dan
melalui peternak lain.
3) Mengecek kondisi bahan pakan
Kualitas bahan baku harus dicek mutunya sebelum dibeli.

AGRIBISNIS TERNAK
32 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kualitas bahan baku akan sangat berpengaruh pada harga bahan baku
tersebut. Uji kualitas bisa secara fisik dan uji laboratorium. Bahan yang
sering diuji lab adalah bahan pakan sumber protein seperti tepung
darah, bungkil kedelai, tepung ikan, dan lain-lain.
4) Negosiasi harga
Untuk dapat bernegosiasi kita harus paham harga yang
berlaku pada saat kita membeli bahan. Dalam negosiasi harga harus
disepakati harga bahan, ongkos pengiriman, cara pembayaran, dan
lain-lain.
5) Transaksi pembayaran
Kesepakatan pembayaran berdasarkan harga yang disepakati.
Pembayaran bisa dilakukan dengan tunai atau dengan check atau
transfer biaya. Syarat pembayaran harus disepakati apakah pakai
pembayaran uang muka, kemudian bahan dilunasi setelah bahan kita
terima. Untuk perusahaan besar pembayaran biasanya pakai jangka
waktu apakan 1 bulan, 2 bulan, dan lain-lain, bergantung kesepakatan.
Pembayaran biasanya dengan check mundur, yaitu check yang bisa
diuangkan setelah jangka waktu yang ditetapkan dalam surat check.
6) Mengangkut bahan pakan
Pengangkutan umunya menggunakan mobil truk. Ukuran
mobil disesuaikan dengan jumlah bahan yang dibeli. Mengangkut
bahan sedikit dengan truk besar merupakan pemborosan biaya
pengangkutan. Pengangkutan bisa dilakukan oleh perusahaan penjual
bahan atau menyewa truk secara independen.

d. Pengadaan bahan baku melalui supplier perusahaan penjual bahan pakan


1) Menghitung kebutuhan bahan baku
Kebutuhan bahan baku pakan ternak dapat dihitung
berdasarkan jenis pakan yang akan diproduksi, komposisi jumlah
bahan baku pakan ternak yang diperlukan.
2) Mencari informasi
Mencari informasi perusahaan supplier bahan baku pakan
dapat dilakukan melalui survey langsung, melalui telepon, atau
melalui internet.
3) Kontrak/negosiasi harga
Untuk dapat bernegosiasi kita harus paham harga yang
berlaku pada saat kita membeli bahan. Dalam negosiasi harga harus
disepakati harga bahan, ongkos pengiriman, cara pembayaran, dan
lain-lain.
4) Pemesanan (order)
Order pemesanan (purchasing order) memuat: perusahaan
penjual (suplier), perusahaan pembeli, nama bahan pakan, deskripsi
bahan yang akan dibeli, kemasan, tanggal pemesanan dan tanggal
pengiriman bahan.
5) Menerima dan memeriksa penawaran dari perusahaan suplier

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
33
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

6) Persetujuan pembelian
7) Delivery
Pengiriman umunya menggunakan kendaraan angkutan truk.
Ukuran kendaraan disesuaikan dengan jumlah bahan yang diangkut.
Pengangkutan bisa dilakukan oleh perusahaan penjual bahan atau
menyewa truk secara independen.
8) Uji mutu/kontrol mutu
Uji mutu dapat dilakukan baik secara fisik maupun secara
kimia dengan mengambil sampel bahan baku pakan.
9) Cara pembayaran
Cara pembayaran bahan baku pakan ternak pada saat
pengadaan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
sebagai berikut.
a) Pembayaran secara tunai (cash)
Pembayaran dengan cara cash atau tunai pada saat
pengadaan bahan baku pakan ternak, dapat dilakukan di tempat
transaksi jual beli dilakukan, uang langsung diterima di tempat
saat itu juga sesuai dengan kesepakatan pada saat tawar-menawar.
Uang yang digunakan dapat berupa uang kertas atau uang logam.
b) Pembayaran secara kredit
Pembayaran dengan cara kredit dilakukan dengan
cara diangsur atau ditangguhkan beberapa kali, sesuai dengan
kesepakatan yang dilakukan. Pembayaran dengan cara kredit pada
umumnya dilakukan oleh pembeli yang tidak mempunyai cukup
uang.
c) Pembayaran secara berjangka
Pembayaran secara berjangka biasanya dilakukan dengan
jangka waktu tertentu tergantung kesepakatan.
d) Pembayaran dengan check
Check adalah salah satu sarana yang digunakan untuk
menarik atau mengambil uang di rekening Giro. Fungsi check adalah
sebagai alat untuk melakukan pembayaran. Check adalah surat
perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening giro
nasabah tersebut untuk membayar sejumlah uaang kepada pihak
yang disebut di dalamnya atau kepada pemegang cek tersebut.
e) Pembayaran melalui transfer
Pembayaran melalui transfer merupakan suatu kegiatan
jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai
dengan perintah sipemberi amanat yang ditujukan untuk
keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer.

6. Persyaratan Bahan Pakan Ternak Unggas


Bahan pakan untuk ternak memiliki syarat-syarat tertentu agar saat
dikemudian hari peternak tidak mengalami kendala dalam pemenuhan atau
ternak yang dipelihara tidak megalami gangguan dalam produktifitasnya.

AGRIBISNIS TERNAK
34 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Syarat-syarat ini berlaku untuk semua ternak baik ternak unggas, ternak
ruminansia, maupun ternak lainnya. Berikut ini adalah syarat-syarat bahan
pakan untuk ternak.
a. Kandungan nutrisi yang baik
Bahan pakan yang akan digunakan untuk ternak sebaiknya
memiliki kandungan nutrisi yang tinggi. Anda dapat mengetahui
kandungan nutrisi tersebut dari literatur seseorang yang sudah melakukan
uji kualitas. Apabila Anda masih mengalami keraguan tentang kandungan
nutrisi dalam bahan pakan tersebutan dapat melakukan uji kualitas
nutrisinya seperti kandungan protein kasar, lemak kasar, seratkasar, BETN,
TDN, air, kalsium, fosfor maupun asam amino. Kebutuhan nutrisi berbeda
untuk setiap jenis ternak, jadi anda dapat mengetahui apakah bahan
pakan tersebut cocok untuk ternak Anda.
b. Ketersediaannya selalu kontinu
Ketersediaan selalu kontinu ini maksudnya adalah bahan baku
yang akan digunakan harus terjamin ketersediaannya (mudah didapat).
Jadi Anda tidak perlu bingung untuk stok di hari yang akan datang.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terlalu seringnya pergantian
bahan pakan karena pergantian bahan baku yang terlalu sering dapat
menyebabkan stress. Ternak harus beradaptasi dengan bahan pakan yang
baru yang berakibat produktifitas ternak menjadi kurang optimal.
c. Harga relatif murah
Usaha dalam bidang peternakan, 80% dari total keseluruhan
biaya usaha ternak digunakan untuk pemenuhan pakan. Jadi, dalam
pemilihan bahan pakan ternak, Anda dapat memilih bahan pakan yang
harganya murah. Hal ini dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk
pakan dan diharapkan dapat menekan biaya produksi.

d. Tidak bersaing dengan manusia


Bahan pakan yang dipakai untuk ternak jangan sampai bersaing
dengan kebutuhan pokok makanan manusia. Anda dapat menggunakan
bahan pakan dari limbah industri atau pertanian yang sudah tidak
dimanfaatkan untuk makanan manusia, misalnya bungkil-bungkilan,
dedak, dan lain-lain.
e. Daya cerna/ kecernaan pakan
Daya cerna merupakan ukuran untuk potensi zat gizi pakan yang
bisa digunakan oleh ternak untuk sintesis jaringan dalam tubuhnya
sehingga menghasilkan produk sesuai yang diinginkan. Bahan pakan
yang memiliki kandungan nutrisi tinggi belum tentu memiliki kecernaan
yang baik pula. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi hal ini.
Untuk mengetahui tingkat kecernaan pakan ada tiga metode yang
dikembangkan yaitu In-vitro, In-sacco, dan In-vivo.
f. Palatabilitas (Kesukaan)
Palatabilitas merupakan tingkat kesuakaan ternak terhadap
suatu pakan. Palatabilitas ini perlu diperhatikan apakah ternak mau

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
35
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

mengonsumsi bahan pakan atau tidak. Karena walaupun kandungan zat


gizinya tinggi dengan kualitas yang baik, namun apabila ternak tidak
menyukai dan tidak mau mengkonsumsi, maka bahan pakan tersebut tidak
dapat dijadikan pakan yang bermanfaat bagi ternak. Untuk itu, jika suatu
bahan pakan mempunyai zat gizi yang baik tapi palatabilitasnya rendah,
maka perlu dicari cara untuk meningkatkan palatabilitasnya tersebut,
yaitu dengan menambahkan suatu zat atau dengan proses pengolahan
tertentu sehingga dapat meningkatkan palatabilitas pakan tersebut.
Untuk memperoleh produktivitas ternak yang tinggi, maka pakan yang
kandungan zat gizi dan palatabilitasnya tinggi harus mempunyai daya
cerna yang tinggi sehingga zat gizi yang dikonsumsi dapat dimanfaatkan
oleh ternak.
g. Tidak mengandung zat antinutrisi
Syarat wajib bahan pakan yang digunakan untuk ternak adalah
tidak mengandung zat antinutrisi/racun (toksik) yang dapat mengganggu
kesehatan dan menurunkan produktivitas ternak. Selain itu, Anda wajib
memperhatikan juga zat antinutrisi dalam ransum karena zat tersebut
dapat menurunkan kecernaan ransum ternak. Adanya zat antinutrisi
seringkali menjadi faktor penghambat dalam pemakaian bahan baku
ransum alternatif. Cari informasi dalam penelitian-penelitian orang lain,
apakah zat antinutrisi itu dapat dihilangkan atau tidak karena sekarang
sudah banyak penelitian tentang cara menghilangkan zat antinutrisi.

CAKRAWALA

Mengintip Pabrik Charoen Pokphand, Raksasa Peternakan dari Thailand.

Charoen Pokphand, perusahaan asal Thailand, punya nama besar di industri


peternakan. Bisnisnya mendunia, pabriknya ada di 15 negara, yaitu Thailand, China,
Indonesia, Vietnam, Turki, India, Taiwan, Malaysia, Bangladesh, Myanmar, Kamboja,
Rusia, Laos, Filipina, dan Pakistan. Charoen merambah mulai dari hulu hingga hilir, dari
produksi pakan ternak, bibit ayam, peternakan ayam
broiler, ayam potong, ayam olahan, hingga minimarket.
Di bisnis pakan ternak (feedmill), Charoen Pokphand
menduduki posisi nomor satu di dunia, mengalahkan
perusahaan-perusahaan ternama lainnya seperti
Cargill dari Amerika Serikat (AS), BRF dari Brasil,
ForFarmers NV dari Belanda, Purina Animal Nutrition
dari China, dan JA Zen-Noh dari Jepang.

Sumber: Sejarah dan pofil PT. Charoen


Pokphand.html

AGRIBISNIS TERNAK
36 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai bahan


pakan ternak unggas sumber protein dan sumber mineral
kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi
tentang bahan pakan ternak unggas tersebut disertai
penjelasan menggunakan teks. Salah satu website yang
dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang bahan pakan ternak unggas
adalah sebagai berikut.
https://pakanternak.fapet.ugm.ac.id/2017/09/19/macam-
bahan-pakan-ternak-sumber-energi-protein-dan-vitamin/
atau dengan menggunakan QR code di atas.

RANGKUMAN

1. Pakan merupakan komponen terbesar yang harus disiapkan didalam kegiatan


budidaya ternak unggas. Pakan adalah makanan ternak unggas baik pakan jadi
maupun pakan yang diolah sendiri. Pakan jadi adalah pakan yang diproduksi
oleh pabrik pakan sedangkan pakan buatan adalah pakan yang dibuat formulasi
oleh peternak itu sendiri.
2. Berdasarkan kandungan nutrisinya, bahan pakan dapat digolongkan menjadi
beberapa macam, yaitu: bahan pakan sumber energi, bahan pakan sumber
protein, bahan pakan sumber mineral, dan bahan pakan sumber vitamin.
3. Pemesanan bahan baku pakan ternak unggas diperlukan pengetahuan tentang
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemesanan dan
prosedur pemesanan bahan baku pakan ternak unggas.\
4. Syarat-syarat bahan pakan untuk ternak unggas yaitu: memiliki kandungan
nutrisi yang baik, ketersediaannya selalu kontinu, harga relatif murah,
tidak bersaing dengan manusia, daya cerna/ kecernaan pakan, palatabilitas
(kesukaan), dan tidak mengandung zat antinutrisi.

TUGAS MANDIRI

Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi paham tentang
pengadaan bahan pakan untuk membuat pakan ternak unggas. Dari semua materi
yang sudah dijelaskan pada bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
pengadaan bahan pakan ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan
dibahas di bab-bab selanjutnya.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
37
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!

1. Jelaskan perbedaan pakan dan bahan pakan!


2. Sebutkan bahan pakan sebagai sumber energi yang sering digunakan sebagai
bahan baku pakan!
3. Bahan baku pakan sebagai sumber protein nabati dan sumber protein hewani
antara lain!
4. Jelaskan persyaratan apa saja yang dijadikan sebagai bahan pakan ternak!
5. Tentukan berapakah kebutuhan bahan baku untuk membuat pakan 1.000 kg
ransum ayam broiler!

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi paham tentang
pengadaan bahan pakan untuk membuat pakan ternak unggas. Dari semua materi
yang sudah dijelaskan pada bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
pengadaan bahan pakan ini akan menjadi pondasi dari materi-materi yang akan
dibahas di bab-bab selanjutnya.

AGRIBISNIS TERNAK
38 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENGGILINGAN (GRINDING) BAHAN PAKAN TERNAK
UNGGAS II
BAB II PENGGILINGAN (GRINDING) BAHAN PAKAN TER-
NAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami


pengertian penggilingan (grinding), jenis alat dan mesin penggiling, dan langkah
kerja penggilingan bahan pakan ternak unggas.

PETA KONSEP

Pengertian

PENGGILINGAN
BAHAN PAKAN Jenis Alat dan Mesin Penggiling

Langkah Kerja Penggilingan

KATA KUNCI

Grinding, hammer miil, burr mill, langkah kerja penggilingan.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
39
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Pakan merupakan salah satu


komoditi dengan kata lain sebagai
penyedia utama untuk subsistem budidaya
ternak. Penyediaan pakan yang berkualitas
dapat meningkatkan populasi ternak,
produksi daging, susu, dan telur sebagai
produk hasil peternakan. Industri pakan
sebagai usaha hilir sangat bergantung
sama populasi ternak dan permintaan
konsumen terhadap pakan ternak. Industri
pakan selain menghasilkan pakan yang
Gambar 2.1 Pakan Ayam
berkualitas tinggi yang dapat memenuhi Sumber: https://www.japfacomfeed.co.id/pakanayam
kebutuhan nutrisi ternak juga diperlukan
harga pakan yang murah. Hal ini dapat memengaruhi minat dan jumlah peternak yang
mau membuka ataupun melanjutkan usahanya. Konsumsi daging dan telur ayam ras
nasional dari tahun ketahun mengalami peningkatan.
Seiring dengan peningkatan minat masyarakat akan kebutuhan konsumsi
produk asal hewan, maka berdasarkan gambar di atas, kalian tentu berpikir untuk
mencoba melakukan bisnis pakan ternak unggas. Usaha di bidang peternakan cukup
menjanjikan terutama usaha pakan ternak unggas. Untuk menambah wawasan kalian
mengenai penggilingan bahan pakan ternak, simaklah materi berikut ini.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Penggilingan (grinding) adalah suatu kegiatan penggilingan bahan baku
pabrik pakan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan
(reduced material) menjadi butiran kasar atau tepung. Pengecilan ukuran
merupakan salah satu proses dalam industri pengolahan bahan pakan. Operasi
ini merupakan salah satu proses dalam industri yang sangat penting. Operasi
pengecilan ini bertujuan untuk mempermudah proses selanjutnya sehingga akan
lebih efektif dalam penanganan pascapanen komoditas pertanian. Operasi ini
merupakan pengembangan dari operasi empiris yang biasanya hanya dilakukan
tanpa menggunakan mesin. Namun dengan berkembangnya ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka operasi pengecilan ukuranpun dilakukan dengan bantuan
mesin. Proses penggilingan selain untuk mempermudah kegiatan processing
juga untuk memperoleh ukuran partikel bahan yang dikehendaki agar ternak
mudah mengonsumsi pakan dan sebagai tujuan akhir adalah untuk meningkatkan
performa ternak.

AGRIBISNIS TERNAK
40 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.2 Proses Grinding Bahan Pakan


Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/penggilinganbahanpakan

Adapun tujuan dari proses grinding sebagai berikut.


1. Meningkatkan luas permukaan partikel bahan terhadap sistem pencernaan
sehingga meningkatkan daya cerna bahan.
2. Memperbaiki cara penanganan terhadap bahan baku.
3. Memperbaiki karakteristik mixing dari setiap bahan baku sehingga bisa
diperoleh hasil mixing yang lebih homogen.
4. Meningkatkan efisiensi pelleting dan kualitas pellet karena persentase tepung
bisa dikurangi dan  mengurangi pekerjaan ulangcdari proses pelleting akibat
banyaknya tepung yang kembali kecsistem pellet.
5. Memuaskan selera konsumen dalam hal ini peternak karena tampilan pakan
menjadi lebih baik.

B. Jenis Alat dan Mesin Penggiling


Dalam proses penggilingan bahan pakan, alat yang digunakan dalam proses
penggilingan disebut dengan grinder. Grinder terdiri atas beberapa macam alat
yaitu hammer mill, burr mill, roller mill, dan combination mill.
1. Hammer Mill
Hammer mill digunakan untuk menggiling bahan pakan bentuk biji-bijian
dan hijauan. Prinsip kerja hammer mill menggunakan palu untuk memperkecil
ukuran partikel bahan baku. Proses kerja yang terjadi pada hammer mill meliputi
reducing, shearing, cutting, mixing, separating (cleaning), dehidrating, grinding.

Gambar 2.3 Hammer Mill


Sumber: https://astromesin.com/hammermill

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
41
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Proses kerja hammer mill adalah bahan akan masuk melalui hopper.
Kecepatannya dikontrol dengan pengatur gerak slope. Sebelum masuk ke
dalam ruang penggilingan, bahan melewati magnet untuk memisahkan bahan
dari logam yang tercampur. Kemudian bahan dipecah, dipukul, dan dipotong
oleh palu yang berputar sehingga ukuran partikel menjadi lebih kecil (proses
reducing). Bahan yang telah terpecah dan dapat melewati lubang saringan
dengan semburan udara. Selanjutnya produk ditampung, tepung atau bahan
halus dialirkan kepengumpul debu.

Reducing
Shearing
Cutting
Mixing
Separating (cleaning)
Dehidrating
Grinding

Gambar 2.4 Tahapan Kerja pada Hammer Mill


Sumber: Dokumen pribadi 2019

Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas penggilingan hammer mill


sebagai berikut.
a. Jenis bahan baku, kadar air (KA), dan kondisi bahan baku yang akan digiling
Hammer mill umumnya digunakan untuk menggiling biji-bijian. Biji-
bijian dengan kandungan karbohidrat yang tinggi lebih mudah digiling.
Urutan kemudahan penggilingan, yaitu gandum, sorgum, jagung, oat, dan
barley. Nilai KA bahan yang akan digiling adalah 12–14%. Apabila nilai KA
semakin tinggi kadar air, akan meningkatkan kebutuhan listrik (kWh/ ton
bahan), sehingga tidak efisien.

Gambar 2.5 Kondisi Jagung sebelum Digiling


Sumber: https://ilmuternak.com./jagungpipilan

AGRIBISNIS TERNAK
42 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kondisi bahan baku yang lengket digiling dengan bahan penyerapnya,


seperti bungkil. Pengilingan bahan-bahan yang keras, misalnya tepung
tulang, ditambah mineral yang mengandung garam dapat mempercepat
kehausan alat pemukul. Oleh karena itu, sebaiknya mesin giling dicuci
dengan cara memasukkan bahan-bahan yang dapat menyerap atau dibasahi
tetesan air karena garam akan merusak mesin giling dan putaran hammer
mill menjadi cepat haus.
b. Diameter lubang dan luas permukaan saringan
Semakin besar diameter lubang atau luas permukaan saringan
(seluruh lubang terbuka), maka kapasitas penggilingan semakin besar.
c. HP (horse power) motor yang digunakan
Kapasitas penggilingan semakin meningkat seiring dengan
peningkatan HP motor yang bekerja.
d. Kecepatan ujung palu
Kecepatan ujung palu merupakan fungsi diameter rotor. Kecepatan
ujung palu penting diperhatikan karena berkaitan dengan kecepatan
tumbukan antara palu dengan bahan. Kecepatan ujung palu 14.000–15.000
feet/menit merupakan titik ekonomis. Kecepatan dengan efisiensi terbaik:
700–9.000 feet/ menit (Silver), 1.200–5.000 feet/menit (Bruhn), dan 12.600–
19.800 feet/ menit. Kecepatan ujung palu yang rendah menyebabkan produk
lebih kasar, tetapi lebih seragam.
e. Lokasi tumbukan
Tumbukan antara palu dan bahan terjadi secara sempurna pada
ujung palu yang menghasilkan energi empat kali lebih besar dibandingkan
dengan tumbukan pada pangkal palu. Efisiensi tumbukan menurun 20%
pada bagian tengah palu. Jarak ujung palu dan saringan. Sebaiknya bervariasi
1/8–3/8 inci. Optimum untuk bijian adalah 0,31 inci.
f. Ketebalan palu
Ketebalan palu harus disesuaikan dengan konstruksi hammer
mill. Kondisi haus biasanya terjadi pada ujung palu. Oleh sebab itu,
sebaiknya menggunakan palu jenis swing karena dapat dipertukarkan letak
pemakaiannya sampai empat kali. Meningkatkan kapasitas dan efisiensi
sampai 15% dilakukan dengan menipiskan palu dari ketebalan 0,31 inci
menjadi 0,018 inci.

Gambar 2.6 Ketebalan Palu Penggiling


Sumber: https://iwanaik.wordpress.com/ketebalanpalupenggiling

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
43
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

g. Jumlah palu
Jumlah palu mempengaruhi produksi dan kadar kehalusan produk.
Jumlah palu swing optimum 15 palu (tebal 3 mm/100 mm) lebar rotor.

h. Kadar kehalusan bahan


Tingkat ukuran kadar kehalusan bahan yang semakin kecil akan
memudahkan penggilingan, sehingga akan meningkatkan besar kapasitas.
i. Kecepatan pemasukan bahan
Peningkatan laju pemasukan bahan akan memperbesar kapasitas.
Namun demikian, jumlah pemasukannya jangan terlalu banyak karena dapat
menimbulkan kemacetan, sehingga perlu diatur dengan slope.
Keuntungan penggunaaan hammer mill antara lain adalah simplicity
(proses sederhana), versatility (dapat disesuaikan dengan kondisi sekitar),
bebas dari bahaya logam, mesin tidak rusak apabila dijalankan dalam
keadaan kosong, pemakaian palu tidak mengurangi efisiensi bahan, dapat
menggiling bahan sampai tingkat M dan F, kecepatan tinggi, serta kenaikan
suhu produk tidak tinggi. Sementara itu, kerugian penggunaan hammer mill
antara lain adalah produk akhir tidak seragam. Hal tersebut disebabkan
perbedaan kecepatan atau waktu perjalanan bijian sampai ditumbuk dengan
palu dibutuhkan energi yang besar untuk volume penggilingan yang kecil.
Kadar kehalusan hasil penggilingan ditentukan oleh jenis saringan yang
digunakan (kasar, sedang atau halus), kadar kehalusan bahan yang digiling,
kecepatan pergerakan bahan, dan tipe hammer mill.

2. Burr Mill
Burr mill adalah mesin giling dengan prinsip kerja menggunakan 2
lempeng untuk memperkecil ukuran partikel bahan baku adalah bahan masuk
melalui loading (hopper). Kedua pelat bergerak berputar dan saling bergesekan,
sehingga memecah bahan. Bahan kemudian keluar melalui tempat pengeluaran.
Proses kerja yang terjadi selama burr mill bekerja terdiri atas cutting, crushing,
shearing.

Gambar 2.7 Burr Mill


Sumber: https://pleasanthillgrain.com/Burrmill

AGRIBISNIS TERNAK
44 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kapasitas penggilingan burr mill dipengaruhi oleh beberapa hal


sebagai berikut.
a) Penggunaan bahan makanan.
b) Kecepatan pelat.
c) Kondisi dan desain pelat.
d) Jarak pelat.
e) Keausan pelat.
f) Jenis dan kadar air dari bahan baku.

3. Roller Mill
Roller Mill adalah penggilingan dengan menggunakan 2 buah roll untuk
memperkecil ukuran bahan baku. Proses kerja Roller Mill adalah sebelum bahan
dimasukkan ke dalam loading hoper, mesin harus dihidupkan terlebih dahulu.
Bahan akan digiling hingga halus dengang gerak gesek dua roll. Setelah menjadi
halus, bahan keluar melalui tempat pengeluaran. Selama bekerja, roller mill
melangsungkan proses grinding, reducing, rolling, crushing,cracking, crimping,
crumbling, flaking, steaming, shearing, dan cutting.

Gambar 2.8 Roller Mill


Sumber: https://www.feedmachinery.com/Rollermill

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
45
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Grinding
Reducing
Rolling
Crushing
Cracking
Crimping
Crumbling
Flaking
Steamits
Shearing
Cutting

Gambar 2.9 Tahapan Kerja Roller Mill


Sumber: Dokumen pribadi 2019

4. Combination Mill
Combination mill adalah mesin giling dengan prinsip kerja
mengombinasikan beberapa prinsip kerja mesin giling. Contohnya, kombinasi
crusher millhammermill, crusher mill burr mill, crusher mill roller mill, dan
hammermillroller mill. Proses grinding pada pabrik pakan dapat berlangsung
dalam dua sistem proses yang berbeda, yaitu pregrinding dan postgrinding.
Pemilihan proses yang digunakan berdasarkan jenis bahan yang akan digiling
dan besar biaya yang akan dikeluarkan.

Gambar 2.10 Combination Mill


Sumber: https://id.aliexpress.com/Combinationmill

C. Langkah Kerja Penggilingan


Untuk menambah wawasan kalian mengenai langkah kerja penggilingan,
berikut ini dijabarkan langkah kerja penggilingan bahan pakan ternak.
1. Teknik Mixing
Teknik mixing adalah proses pencampuran beberapa bahan baku
pakan yang bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen. Hasil
pengadukan yang baik akan meningkatkan penampilan ternak mengingat
terdapat banyak bahan mikro yang memperhitungkan keamanan penggunaan

AGRIBISNIS TERNAK
46 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

obat yang harus diterima ternak dalam jumah sedikit. Gejala keracunan obat
pada ternak mulai muncul jika mengonsumsi obat melebihi takaran selama
beberapa hari berurutan atau disebabkan pencampuran yang tidak merata.
Tiap ekor ternak harus menerima 90% dari kebutuhan nutrisi harian atau 95%
dari tiap pemberian pakan, dan kesempurnaan pencampuran mendukung
penampilan produksi ternak.

Gambar 2.11 Teknik Mixing


Sumber: https://bayoranteknik.co.id/Teknikmixing

Prinsip utama pencampuran adalah prosesnya harus diselesaikan


dengan waktu dan biaya minimum untuk menghasilkan produk yang seragam.
Permasalahan akan muncul jika bahan-bahan yang dicampur mempunyai
ukuran dan bentuk yang sama, tetapi berat jenisnya berbeda atau jika bahan-
bahan tersebut mempunyai ukuran dan bentuk yang berbeda. Prinsip kerja
pada mesin mixer adalah menciptakan arus yang akan mencampur bahan-bahan
secara homogen. Proses pencampuran disebabkan oleh difusi small irregukar
movement dan konveksi longitudinal movement. Homogenitas campuran dapat
dilihat secara fisik, kimia, dan biologi. Secara fisik, yaitu melalui pengamatan
ransum secara langsung terhadap pencampuran bahan pakan antara satu
dengan yang lainnya, secara kimia yaitu melalui uji di laboratorium dan secara
biologi yaitu berdasarkan dampak pemberian campuran pakan terhadap ternak.
Berikut ini ada dua hal yang mempengaruhi hasil pencampuran.
a. Operator mesin, yaitu kemampuan dari pekerja dalam mencampur bahan
makanan dan mengoperasikan mesin.
b. Kapasitas isi mesin dalam mencampur bahan makanan yang akan
memengaruhi kapasitas kerja.
c. Bahan baku, baik ukuran dan bentuk partikel bahan, berat jenis, sifat
higroskopis, kepadatan, viskositas, dan kepekaan terhadap muatan gaya
magnet bahan.
Jenis mixer terbagi menjadi enam macam berdasarkan sistem kerja (batch
mixer dan continous mixer), berdasarkan jenis alat pengaduk (paddles mixer dan
ribbon screw atau auger mixer), dan berdasarkan bentuk bangun (vertical mixer
dan horizontal mixer).
2. Batch mixer
Batch mixing banyak digunakan karena beberapa hal yaitu lebih kompak dan
dapat diadaptasi pada pabrik skala kecil (semicontinous process) dengan proses

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
47
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

kerja filling, mixing, dan emptying dilakukan oleh pekerja, dapat dioperasikan
secara otomatis, dapat dioperasikan sebagai rotary drum dryer dan efisien untuk
penggilingan formula adonan yang berubah-ubah.

Gambar 2.12 Batch Mixer


Sumber: https://indpress.com/Batchmixer

3. Continous Mixer
Continous mixing sistem (sistem pencampuran kontinu) biasanya terkait
dengan kegiatan operasional yang mahal. Penggerakan bahan dilakukan oleh
bagian-bagian, seperti auger, star wheel, dan screw conveyor. Untuk pengecekan
bahan-bahan yang akan diproses secara akurat, digunakan penimbangan
dengan mesin timbang otomatis. Pencampuran kontinu dapat berlangsung pada
alat screw conveyor selama proses pengangkutan bahan. Beberapa keuntungan
pemakaian continous mixing dibandingkan batch mixer berikut ini.
a. Ukuran feeder lebih kecil, tetapi bekerja secara kontinu (kecepatan
pencampuran bergantung pada kerja feeder). Pada sistem batch, feeder harus
beroperasi terputus-putus untuk membawa volume bahan banyak dalam
waktu yang singkat.
b. Biaya awal operasional dan instalasi lebih rendah.
Oleh karena itu, bin penyimpanan bahan tepat di atas feeder, maka
tidak diperlukan bin tambahan lagi untuk operasional (live bottom bin). Pada
sistem batch, peningkatan kapasitas harus memakai beberapa mixer. Sistem
pencampuran kontinu dapat mencapai kapasitas pencampuran ukuran 10–
120 ton/jam. Jika kemampuan pengeluaran bahan dari feeder ditingkatkan.

4. Paddles Mixer
Paddles mixer merupakan mixer dengan efisiensi tinggi yang bekerja dengan
cepat, pencampuran yang teliti dan seragam untuk bahan dengan perbedaan
besar. Desain pedal dari paddles mixer ini memastikan pengeluaran bahan
yang efektif. Kontruksi mixer yang kokoh menyebabkan mixer ini tahan lama.
Keuntungan dari paddles mixer ini adalah dapat mencampur 10 kali lebih cepat
sehingga dapat meningkatkan kapasitas produksi. Proses pencampuran yang
halus menyebabkan tingkat degradasi produk yang minimal. Pencampurannya
homogen mempunyai kemampuan yang tinggi dalam mencampur molasses
dan bahan-bahan lain dengan jumlah molasses yang ditambahkan mencapai
30–40%.

AGRIBISNIS TERNAK
48 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.13 Paddles Mixer


Sumber: https://www.pinterest.com/Paddlesmixer

5. Ribbon (Screw) Mixer


Ribbon (srew) mixer adalah alat pencampur dasar dalam industri. Ribbon
(srew) mixer biasanya dioperasikan pada suhu kamar, tetapi alat ini juga dapat
dilapisi uap panas (pada tekanan atmosfer) atau air pendingin. Ribbon (srew)
mixer ini biasanya terdiri dari casing yang berbentuk kotak terbuka (biasanya 2–3
kali lebih panjang dari lebarnya) dengan bagian bawah terbentuk semi circular,
dilengkapi dengan poros horizontal tempat terpasangnya ribbon blades, paddle
atau helical screws dengan jangkauan lengan sangat dekat dengan dinding untuk
meminimalisasi bagian yang tidak tersentuh pisau. Bentuk paling efektif dari
pisau ribbon ini adalah dubespiral di mana pisau bagian luar menggerakkan
bahan dalam satu arah dan pisau bagian dalam bergerak kearah sebaliknya.

Gambar 2.14 Ribbon (Screw) Mixer


Sumber: http://www.drymixer.com/Ribbonscrewmixer

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
49
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

6. Vertical Mixer
Vertical mixer biasanya digunakan pada pabrik kecil atau pada peternakan
yang mencampur pakan sendiri. Vertical mixer merupakan double screws untuk
pengaduk, sedangkan sebagian vertical mixer mempunyai single crew. Beberapa
keuntungan vertical mixer antara lain adalah relatif lebih murah, biaya instalasi
lebih murah dari pada horizontal mixer serta membutuhkan ruang yang lebih
sedikit. Sementara itu, kerugiannya antara lain adalah waktu pencampuran
lebih lama. Cairan yang ditambahkan tidak sebanyak pada horizontal mixer dan
penanganan sisa adonan lebih sulit.

Gambar 2.15 Vertikal Mixer


Sumber: http://rossmfgco.com/vertikalmixer

Cara kerja vertical mixer adalah bahan dimasukkan melalui loading


hopper dan diangkat sampai keluar tabung menggunakan auger (auger). Paddles
digerakan-gerakkan, sehingga bahan keluar dari tabung dan tercampur. Bahan
yang belum tercampur rata dimasukkan lagi melalui tabung dengan gerakan
berputar. Jika sudah homogen, bahan dikeluarkan melalui lubang pengeluaran
ketempat penyimpanan.
7. Horizontal Mixer
Pabrik pakan banyak menggunakan horizontal mixer. Dalam penggunaan
horizontal mixer. Urutan pemasukan bahan dalam mixer adalah bahan baku
mayor, bahan baku minor, bahan aditif, dan cairan. Kualitas pencampuran
pada mesin mixer yang baik harus mampu mencampur bahan baku secara
optimal dengan beragam ukuran material dari tepung sampai butiran serta
beragam berat atau densitas mulai dari dedak sampai tepung batu. Kualitas
pencampuran dipengaruhi oleh faktor-faktor, yaitu ukuran partikel, bentuk atau
tekstur partikel, berat spesifik (BJ), higroskopisitas partikel, kepekaan terhadap
muatan elektrostatik, dan daya rekat (seperti pada permukaan kasar atau yang
ditimbulkan akibat penambahan minyak). Kualitas pencampuran dipantau oleh
faktor coeficient of variation (CV) sehingga bisa selalu diadakan evaluasi apakah
ketepatan lama pencampuran, kecepatan motor, dan pemanfaatan kapasitas
mixer.

AGRIBISNIS TERNAK
50 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.16 Horizontal Mixer


Sumber: https://www.pelletizermill.com/horizontalmixer

8. Teknik Conditioning
Conditioning yaitu proses mengubah ransum masih pada saat dicampur
(mixing) dengan menggunakan panas, air, tekanan, dan waktu untuk keadaan fisik
yang memudahkan pemadatan ransum. Proses conditioning dalam pembuatan
pakan khususnya pellet dapat meningkatkan kualitas fisik dan nutrisi pakan
yang diproduksi. Conditioning merupakan proses penambahan steam pada
pakan untuk meningkatkan panas dan kadar air. Selama proses conditioning
terjadi penurunan kandungan bahan kering sampai 20% akibat peningkatan
kadar air bahan dan menguapnya sebagian bahan organik. Proses conditioning
akan optimal bila kadar air bahan berkisar 15–18%. Kadar air yang lebih dari
20% akan menurunkan kekentalan larutan gel hasil gelatinisasi.
Efek lain dari proses conditioning, yaitu menguapnya asam lemak
rantai pendek, denaturasi protein, kerusakan vitamin bahkan terjadinya reaksi
Maillard. Reaksi Maillard, yaitu polimerisasi gula pereduksi dengan asam amino
primer membentuk senyawa melanoidin berwarna cokelat, proses ini terjadi
akibat adanya pemanasan. Warna cokelat pada bahan ini menurut Muller (1988)
menurunkan mutu penampakan warna pellet. Pemanasan dapat menyebabkan
dehidrasi pada gula. Gula yang terdehidrasi membentuk polimer sesama
gula yang diikuti oleh gugus amino membentuk senyawa cokelat. Gelatinasi
merupakan sumber perekat alami pada proses “pelleting”. Pencetakan
merupakan tahap pemadatan bentuk melalui alat extruder. Temperatur bahan
sebelum masuk ke dalam mesin pencetak sekitar 80°C dengan kelembaban
12–15%. Kelemahan sistem ini adalah diperlukannya tambahan air sebanyak
10–20% ke dalam campuran pakan sehingga diperlukan pengeringan setelah
proses pencetakan tersebut. Penambahan air dimaksudkan untuk membuat
campuran atau adonan pakan menjadi lunak sehingga bisa keluar melalui
cetakan. Jika dipaksakan tanpa menambahkan air ke dalam campuran, mesin

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
51
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

akan macet dan pelet yang keluar dari mesin pencetak biasanya kurang padat.
Selama proses conditioning terjadi peningkatan suhu dan kadar air dalam bahan
sehingga perlu dilakukan pendinginan dan pengeringan.
Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam
pakan menjadi kurang dari 14% sesuai dengan syarat mutu pakan ternak pada
umumnya. Proses pengeringan perlu dilakukan apabila pencetakan dilakukan
dengan mesin sederhana. Jika pencetakan dilakukan dengan mesin pellet sistem
kering, cukup dikering anginkan saja hingga uap panasnya hilang sehingga
pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali kebentuk tepung.

9. Teknik Pelleting
Pelleting adalah proses pencetakan campuran bahan baku pakan menjadi
pakan bentuk pellet. Alat yang digunakan dalam teknik pelleting adalah
mesin pelleter yang mencetak pakan menjadi produk pakan yang berbentuk
silinder. Pellet adalah bentuk penggumpalan pakan melalui proses pemasukan
(extruding) pada tiap bahan atau campuran adonan dengan pemampatan dan
tenaga tekanan melalui lubang die dengan proses mekanik. Komponen utama
dalam mesin pellet adalah dua buah roller dan diering. Kedua roller terletak
pada die yang berputar dengan arah yang sama dan mendesak bahan kearah
lubangdie pada diering. Ada dua jenis mesin dan kondisi mesin pelet, yaitu pellet
mill dan farm feed pelleter. Pellet mill yang bekerja dengan penembahan uap
bisaa digunakan oleh pabrik-pabrik pakan besar, sedangkan farm feed pelleter
bekerja tanpa penambahan uap dan banyak digunakan oleh peternakan yang
membuat pakan pellet sendiri atau pabrik skala kecil.

Gambar 2.18 Teknik Pelleting


Sumber: https://www.kerjausaha.com/teknikpelleting

a) Pellet Mill
Proses kerja Pellet mill adalah bahan atau adonan masuk melewati surge
bin ke dalam ruang pengadukan untuk diaduk dan dicampur merata. Pada
saat tersebut ditambahkan premiks, bahan mikro, bahan cair, dan molasses.
Setelah tercampur rata, bahan dimasukkan ke dalam ruang pengondisian
untuk dilakukan penambahan uap, panas, dan air. Pengondisian tersebut

AGRIBISNIS TERNAK
52 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

berfungsi untuk melembutkan dan membentuk kondisi gelatinisasi pati. Air


ditambahkan pada adonan bubur pakan melali injeksi uap secara langsung
pada ruang pengondisian. Banyaknya air yang ditambahkan tergantung pada
absorbsi, difusivitas bahan-bahan baku, kualitas uap, jumlah uap, derajat
pencampuran selama pengondisian, dan besar luasan ruang pengondisian.
b) Farm Feed Pelleter
Proses kerja yang terjadi dalam farm feed pelleter terdiri atas mixing,
crushing, rolling, dan cutting. Pemberian uap panas pada proses pembuatan
pellet berfungsi untuk menaikkan suhu bahan baku, meningkatkan kandungan
air (moisture) sehingga proses gelatinisasi pati menjadi sempurna. Selain itu,
pemberian uap panas juga dapat mengurangi bakteri dan meningkatkan laju
pembuatan pellet karena air akan melicinkan adonan pellet saat dilewatkan
ke dalam die. Kenaikan kandungan lemak adonan dapat bersifat pelicin dan
menurunkan kenaikan suhu pada sepanjang lubang die. Faktor lain yang
memengaruhi kenaikan suhu adalah ukuran partikel adonan, pada ukuran
partikel yang lebih besar dari yang direkomendasikan, akan meningkatkan
suhu karena terjadi gesekan yang besar di dalam lubang die. Penambahan uap
panas yang sesuai dengan jumlah pellet yang diproduksi dalam kondisioner
dapat meningkatkan kualitas pellet sehingga waktu pengondisian dapat
diperlama hingga lebih dari 20 detik.
c) Pellet Cooler
Pellet yang keluar dari lubang die basah dan temperaturnya tinggi,
untuk membuat pellet siap digunakan maka pellet harus didinginkan
agar temperatur turun dan struktur pellet kuat dan kokoh. Proses cooling
(pendinginan pellet) biasanya menggunakan alat/mesin yang disebut
dengan pellet cooler, yang menurut bentuknya dapat dibedakan menjadi
vertical pellet cooler dan horizontal pellet cooler. Vertikal pellet cooler
merupakan alat pendingin pellet dengan sedikit perawatan dan penggunaan
energi kecil.

Gambar 2.19 Pellet Cooler


Sumber: https://www.biopelletmachine.com/pelletcooler

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
53
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Pellet basah dimasukkan dalam pellet cooler melalui hopper dan


dilewatkan dengan mengikuti gaya gravitasi bumi pada suatu ruangan stream
(bersekat) yang berukuran 9” (22,9 cm) yang dialiri udara dari kipas/fan yang
berhubungan dengan plenum chamber. Ketika kolom sudah penuh terisi,
maka sensor akan menghentikan aliran pellet. Pellet didinginkan dengan
aliran udara yang berasal dari plenum chamber, dengan gerakan mengaduk.
Pellet keluar dengan sangat lancar pada aliran yang konstan. Setelah keluar
pelet masuk ke dalam scalper untuk menyaring dan memisahkan butiran
pellet utuh dan yang pecah, selanjutnya akan diproses menjadi bentuk
crumble. Vertical pellet cooler terbagi 3 tipe, yaitu cross flow drier (aliran
udara memotong arah aliran pellet masuk), concurrent flow drier (aliran udara
searah pellet masuk), dan counter flow drier (aliran udara berlawanan arah
pellet masuk).Vertical pellet cooler sangat efektif untuk mendinginkan pellet
yang berdiameter kecil.
d) Horizontal Pellet Cooler
Horizontal pellet cooler merupakan tipe cooler yang bergerak. Butiran
pellet yang keluar dari lubang die pada pellet masuk pada mesin horizontal
pellet cooler melalui hopper. Pellet yang diam dialirkan oleh media belt
conveyor oleh screw yang bekerja pada bagian bawah belt. Jenis horizontal
pellet cooler terdiri dari single shaft atau double shaft. Single shaft mempunyai
satu sekatan (apron) yang digunakan untuk menggerakan pellet, pellet
dikeluarkan pada sisi yang berlawanan dengan arah masuk pelet (inlet),
sedangkan double shaft mempunyai dua apron. Melalui sekat pada belt,
aliran udara yang bergerak vertikal dialirkan dari fan yang ada pada dasar
coller. Selama perjalanan pellet dibersihkan dari logam yang mengganggu
dengan kerja magnet.

Gambar 2.20 Horizontal Pellet Cooler


Sumber: http://www.cattlefeedplantandmachinery.com/horizontalpelletcooler

10. Teknik Crumbling


Crumbling adalah proses pemecahan produk pakan bentuk pellet menjadi
bongkahan partikel yang lebih kecil baik ukuran panjang dan diameternya.
Crumbler atau mesin pemecah pellet biasanya digunakan untuk memecah
pellet. Mesin tersebut digunakan untuk memecah pellet menjadi bentuk
butiran atau granula atau pecahan dan biasanya disebut crumble. Pakan

AGRIBISNIS TERNAK
54 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

crumble diberikan pada ternak seperti ayam broiler, burung, dan udang.
Proses kerja crumble dalah Reducing, Cutting, Shearing, Rolling, Crumbling.
Pellet yang telah dingin masuk melalui hopper keruang crumbling, roller-roller
berputar, sehingga pellet terpecah dan ukuran pellet menjadi lebih kecil,
kemudian crumble dikemas.

Gambar 2.21 Mesin Crumble


Sumber: https://asterra-mesin.com/mesincrumble

11. Teknik Extrutiondan Expanding


Extrusion adalah proses pembentukan atau deformasi produk
melalui proses tekanan tertentu pada suatu lubang pengeluaran. Ekstruder
adalah mesin pembentuk atau deformasi produk melalui lubang die yang
mengakibatkan pengembangan produk dengancarahigh temperature dan short
time. Oleh karena itu, ekstrusi dihubungkan dengan proses pemasakan bahan
campuran antara bijian dan campuran protein yang membentuk suatu adonan
dengan mesin extruder (Harper 1981a). Gelatinisasi pati akan meningkatkan
kekentalan adonan, sedangkan bahan-bahan yang mengandung protein
akan meningkatkan elastisitas, berkarakteristik menyerap air yang membuat
adonan bertambah lengket. Menurut Fellows (2000) ekstrusi didefinisikan
sebagai suatu proses kombinasi sistem kerja mixing, cooking, kneading,
shearing, shaping, dan forming. Produk ekstrusi bermacam-macam, berupa
pakan ikan, pakan udang, pet food, mink food, laboratory animal food, urea
feed, dan babypig food. Bentuknya soft pellet yang dihasilkan oleh sistem
kerja tekanan screw dan die.

Gambar 2.22 Mesin Ekstruder


Sumber: http://www.maxzersteril.com/mesinekstruder

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
55
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Prinsip kerja ekstruder sama pada semua tipe. Bahan mentah


dimasukkan ke dalam barrel extruder. Lalu, screw mendorong bahan pada
sepanjang screw sehingga volume bahan berkurang dan meningkatkan
laju pergerakan bahan. Akhirnya, bahan mengisi seluruh ruang barrel dan
di antara celah screw flight, kemudian menjadi padat. Selama perjalanan
sepanjang barrel, screw membentuk adonan menjadi bentuk semi-solid
(plasticied mass). Gesekan dan penambahan panas menyebabkan kenaikan
suhu secara cepat, kemudian tekanan dan gaya potong (shearing) meningkat.
Adanya gaya dorong yang besar menyebabkan bahan keluar dari lubang die,
lalu berubah bentuk menjadi produk akhir yang dengan segera dikeringkan.
Ekstruder diklasifikasikan menjadi dua kelompok besar, yaitu ekstruder screw
dan ekstruder barrel. Salah satu tahapan kritis pada produksi produk extrusi,
terutama pada dry pet food adalah cooling
Pengeringan produk extruder biasanya pada alat continous conveyor
type dryer. Produk digerakan dengan belt conveyor sambil disemprotkan
udara panas, kecepatan udara panas mencapai 65 m/menit dengan panas
udara mencapai 100–2000C (212–3920F).Temperatur produk extruder
segera setelah keluar dari extruder, dapat mencapai 177–1900C (351–3740F)
tanpa kerusakan kandungan nutrisi pada 4–6 menit pertama memasuki dryer.
Pengeringan akan menurunkan temperatur produk separuhnya, tetapi juga
membuat produk extruder mengalami proses reaksi mailard nonenzimatik
yang akan mengurangi kandungan nutrisi produk terutama asam amino,
vitamin, dan mineral (Hauck et al. 1994).
Ketika udara kering menyelimuti produk, udara kering tersebut akan
menyerap air dan mengurangi temperatur. Sebagian udara hangat akan
terbuang ke atmosfer dan dengan kerja exhaust fan, udara hangat sebagian
lagi akan kembali ke sistem sehingga akan mengurangi temperatur dan
tekanan sehingga exhaust fan akan mengurangi kerja dan biaya heater (Hauck
et al.1994). Pengering yang digunakan dapat bertipe single shaft, double
shaft, dan triple shaft conveyor sistem. Untuk pengering pet food, biasanya
digunakan tipe double shaft. Tipe ini mengeringkan lebih banyak produk per
luasan permukaan belt conveyor, hal ini penting karena produk pet food yang
masuk ke dalam dryer mempunyai kandungan air 23–26% dengan ketebalan
tumpukan 10cm.
Setelah tahapan pengeringan pertama yang mengurangi kadar air 3%,
produk akan diputar dan dikeringkan pada pengeringan tahap kedua dengan
ketebalan produk 15–20 cm. Keuntungan pengering multiphase adalah
juga mengurangi kebutuhan luasan lantai ruangan dan biaya modal lebih
sedikit. Setelah produk dikeringkan, maka produk membutuhkan penurunan
temperatur yang kemudian dilakukan pada alat kombinasi dryer-cooler
sehingga pendinginan dilakukan pada slow conveyor dalam multiphase dryer.
Waktu yang dibutuhkan untuk drying dan cooling produk extruder adalah 15
menit untuk drying dan 7 menit untuk cooling. Penggunan sistem ekstrusi
untuk pakan ternak dalam jangka panjang di antaranya sebagai berikut.
a) Pengeringan protein daun.
b) Produksi susu untuk starter dan replacers secara keseluruhan atau

AGRIBISNIS TERNAK
56 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

sebagian dari ekstrusi bungkil kedelai lemak penuh dan peningkatan


efisiensi pakan serealia.
c) Produksi ekstrusi pakan untuk krustasea.
d) Produksi pakan ternak yang halus yang menndung kadar gula rendah.
Expander merupakan jenis mesin extruder dengan single screw dengan
dinding conditioning yang tebal yang berfungsi sebagai penangkap uap.
Expander digunakan pada proses conditioning campuran bahan baku dengan
temperatur tinggi, uap ditambahkan jika temperatur mencapai 2500F (1210C)
dan untuk stabilisasi campuran adonan sebelum proses pelleting. Expander
ditempatkan segera setelah bahan baku mengalami proses conditioning
sebelum pelleting ataupun proses crumbling pakan dan juga dapat dilakukan
proses expanding pada salah satu jenis bahan baku pakan. Keuntungan
penggunaan mesin expander adalah sebagai berikut.
a) Sedikit terbentuk debu.
b) Kualitas pellet yang dihasilkan menjadi lebih baik.
c) Meningkatkan kapasitas pellet mill.
d) Meningkatkan kemampuan penambahan bahan cairan.
e) Meningkatkan kemampuan merekat antar bahan baku dengan
penggunaan perekat dalam jumlah sedikit sehingga menurunkan biaya
formulasi.
f) Meningkatkan aktivasi kemampuan merekat bahan baku secara alami.
g) Menurunkan kandungan/serangan bakteri.
h) Menurunkan kandungan substansi penghambat pertumbuhan.
i) Meningkatkan pencernaan kandungan nutrisi bahan baku.
Kerugian dari penggunaan mesin expander adalah investasi modal
tinggi, penggunaan temperatur, dan tekanan tinggi sehingga mengurangi
kandungan vitamin dan obat-obatan.

CAKRAWALA

Sepeda Pencetak Pelet

Salah satu syarat pembuatan pellet adalah


bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan
pakan manusia. Di Indonesia, bahan baku pakan
sebenarnya tersedia melimpah. Sayangnya,
masih banyak bahan baku pakan buatan yang
masih harus di impor seperti kedelai, tepungikan,
dan bahan baku lainnya. Wajar jika harga pellet
ikan menjadi mahal dan tidak sebanding dengan
harga jual ikan. Harga pakan buatan bermacam-
macam, tergantung protein yang terkandung di
Gambar 2.17 Bangun Penemu Sepeda Pellet dalamnya. Semakin tinggi protein, harga pellet
Sumber:info akua kultur.com menjadi semakin mahal. “Untuk pellet dengan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
57
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

protein di bawah 14% sekitar Rp 7.000/kg, pellet dengan protein 25—30%


berkisar Rp 8.000 sampai Rp 9.000, dan pellet dengan protein 30—4 % berkisar
Rp 9.000—Rp 15.000/kg,” tutur Bangun, pembudidaya lele asal Garut. Bangun pun
mencoba membuat pakan mandiri menggunakan bahan-bahan yang tersedia di
alam seperti Azzola piñata yang terdapat di kolam-kolam Balai Benih Ikan Bayong
bong, bulu ayam, kunyit untuk penambah nafsu makan ikan, limbah singkong,
limbah tahu, limbah ikan asin yang ada di pasar, dan bahan lainnya. Semua bahan
tersebut diolahnya sendiri. Bangun membeli peralatan mesin pakan seperti mesin
penghancur daging, mesin penepung, mesin pencetak pelet, dan open. Modal
untuk semuanya mesin itu berkisar Rp 30.000.000.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis


alat dan mesin penggiling serta langkah kerja penggilingan
bahan pakan kalian juga dapat mempelajari secara mandiri
melalui internet. Di internet kalian dapat mencari lebih jauh
materi tentang penggilingan bahan pakan menggunakan
mesin tersebut disertai penjelasan menggunakan teks. Salah
satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah
wawasan dan pemahaman kalian tentang penggilingan bahan
pakan ini:
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_
dir/80aace2cf327094f00a3263673c7bdca.pdf atau dengan menggunakan QR
code di samping.

RANGKUMAN

1. Penggilingan (grinding) adalah suatu kegiatan penggilingan bahan baku pabrik


pakan yang bertujuan untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced
material) menjadi butiran kasar atau tepung.
2. Jenis alat dan mesin penggiling yaitu hammer mill, burr mill, dan roler mill.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi kapasitas penggilingan hammer mill yaitu:
a) Jenis bahan baku, kadar air (KA) dan kondisi bahan baku yang akan digiling
b) Diameter lubang dan luas permukaan saringan
c) HP (horse power) motor yang digunakan
d) Kecepatan ujung palu.
e) Lokasi tumbukan
f) Ketebalan palu
g) Jumlah palu
h) Kadar kehalusan bahan
i) Kecepatan pemasukan bahan

AGRIBISNIS TERNAK
58 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

RANGKUMAN

4. Teknik mixing adalah proses pencampuran beberapa bahan baku pakan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen.
5. Jenis mixer terbagi menjadi enam macam berdasarkan sistem kerja (batch
mixer dan continous mixer), berdasarkan jenis alat pengaduk (paddles mixer
dan ribbon screw atau auger mixer), dan berdasarkan bentuk bangun (vertical
mixer dan horizontal mixer).
6. Conditioning merupakan proses penambahan steam pada pakan untuk
meningkatkan panas dan kadar air
7. Pelleting adalah proses pencetakan campuran bahan baku pakan menjadi
pakan bentuk pellet. Alat yang digunakan dalam teknik pelleting adalah mesin
pelleter yang mencetak pakan menjadi produk pakan yang berbentuk silinder.
pellet adalah bentuk penggumpalan pakan melalui proses pemasukan
(extruding) pada tiap bahan atau campuran adonan dengan pemampatan dan
tenaga tekanan melalui lubang die dengan proses mekanik.
8. Crumbling adalah proses pemecahan produk pakan bentuk pellet menjadi
bongkahan partikel yang lebih kecil baik ukuran panjang dan diameternya.
Crumbler atau mesin pemecah pellet biasanya digunakan untuk memecah
pellet.
9. Proses kerja crumbler adalah reducing, cutting, shearing, rolling, crumbling.
Pellet yang telah dingin masuk melalui hopper keruang crumbling, roller-
roller berputar, sehingga pellet terpecah dan ukuran pellet menjadi lebih
kecil, kemudian crumble dikemas.
10. Extrusion adalah proses pembentukan atau deformasi produk melalui proses
tekanan tertentu pada suatu lubang pengeluaran. Ekstruder adalah mesin
pembentuk atau deformasi produk melalui lubang die yang mengakibatkan
pengembangan produk dengan carahigh temperature dan short time.

TUGAS MANDIRI

Kalian sudah mempelajari tentang alat yang digunakan dalam proses


penggilingan disebut dengan grinder. Grinder terdiriatas beberapa macam alat
yaitu hammer mill, burr mill, roller mill dan combination mill. Bersama kelompok
diskusi kalian, carilah penjelasan dari berbagai sumber belajar (buku teks,
internet, jurnal, ensiklopedia, dan sebagainya) tentang proses kerja pada hammer
mill yaitu reducing, shearing, cutting, mixing, separating (cleaning), dehidrating,
grinding. Kemudian tulis di dalam buku tugas kalian!

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
59
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan pengertian penggilingan (grinding)!
2. Jenis alat dan mesin penggiling adalah!
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas penggilingan hammer mill yaitu!
4. Jelaskan prinsip kerja mesin penggiling burr mill!
5. Jelaskan satu persatu langkah kerja penggilingan!

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kedua ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang
penggilingan bahan pakan, jenis alat dan mesin penggilingan serta langkah kerja
penggilingan. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kedua ini,
mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan
teman maupun guru Anda. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan
pembelajaran pada bab ini.

AGRIBISNIS TERNAK
60 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENIMBANGAN (DOSING) BAHAN PAKAN
TERNAK UNGGAS III
BAB III PENIMBANGAN (DOSING) BAHAN PAKAN TERNAK
UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami


pengertian penimbangan (dosing) bahan pakan ternak unggas dengan baik dan
cara kerja penimbangan dengan tanggung jawab.

PETA KONSEP

Pengertian

PENIMBANGAN Alat Penimbangan (Dosing) Bahan


BAHAN PAKAN Pakan Ternak Unggas
TERNAK UNGGAS

Cara Kerja Penimbangan

KATA KUNCI

Penimbangan, dosing, bahan pakan, timbangan, jenis timbangan, prosedur.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
61
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Ternak apapun jenisnya membutuhkan pakan


untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, produksi, dan
reproduksi. Fungsi ternak bagi manusia adalah untuk
memenuhi kebutuhan protein bagi kehidupan. Tuntutan
kebutuhan akan produk peternakan baik berupa
susu, daging, dan telur sangat tinggi seiring dengan
meningkatnya jumlah penduduk dan kesadaran akan
pentingnya gizi bagi perkembangan tubuh manusia.
Tingginya laju permintaan akan produk peternakan ini
harus diimbangi dengan kecepatan memproduksi yang
tinggi pula. Hal ini hanya akan dapat dicapai bila ternak
mendapat cukup zat makanan yang dapat diserap dan
dikonversikan menjadi sumber protein hewani yang
bernilai gizi dan ekonomi yang tinggi. Agar kita dapat
mencapai target produksi ternak yang menguntungkan,
Gambar 3.1 Penimbangan Sampel
salah satu faktor produksi yang dapat dilakukan dalam Sumber: http://disnak.jatimprov.go.id/
ukuran waktu yang relatif cepat adalah pemberian penimbangansampel
ransum yang tepat.
Pada pembahasan kali ini ialah penimbangan bahan pakan ternak dengan
menggunakan alat penimbangan agar proses pengolahan bahan pakan berikutnya
terlaksana dengan baik benar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Penimbangan (Dosing) merupakan kegiatan menimbang bahan pakan
dengan dosis sesuai formulasi. Prinsip penimbangan adalah untuk mengetahuai
berat bahan atau ransum yang dibeli akan dicampur atau dijual. Adapun sifat
dari bahan pakan ternak yang
akan ditimbang adalah ada yang
padat, likuid, dan bulky. Keadaan
ini sangat berpengaruh besar
terhadap handling, transportasi,
dan pergudangan. Penimbangan
bahan pakan dilakukan dengan
cara penuh ketelitian. Kesalahan
dalam proses penimbangan akan
berakibat pada hasil formulasi
pakan yang tidak sesuai. Untuk itu
perlu ketelitian yang mendalam
pada proses penimbangan agar
Gambar 3.2 Proses Penimbangan Bahan Pakan
penimbangan bahan pakan Sumber: Dokumentasi pribadi 2019
terlaksana dengan baik.

AGRIBISNIS TERNAK
62 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

B. Alat Penimbangan (Dosing) Bahan Pakan Ternak Unggas


Di zaman sekarang ini sudah banyak sekali jenis dan macam timbangan
serta beragam bentuk dan variannya. Jenis alat timbang yang umum digunakan di
pabrik-pabrik adalah timbangan mekanik dan digital. Untuk keperluan menimbang
bahan baku dalam jumlah yang sedikit tidak dibutuhkan timbangan analitis. Cukup
menggunakan timbangan rumah tangga dalam skala kecil. Sementara untuk bahan
dalam jumlah besar digunakan timbangan watangan atau timbangan duduk. Untuk
penimbangan bahan pakan dalam jumlah sangat besar di mana bahan pakan berada
di dalam truk, timbangan yang digunakan adalah jembatan timbang.
1. Kegunaan Timbangan
Kegunaan timbangan yaitu untuk menimbang benda sesuai dengan berat
yang diinginkan. Misalnya timbangan pasar dengan bandul atau biasa di sebut
timbangan bebek memiliki wadah timbangan yang menyerupai kepala bebek
yang berfungsi sebagai tempat meletakkan barang yang akan di timbang. Tubuh
timbangan di gunakan untuk melihat barang yang di timbang sudah pas atau
belum dan bandul timbangan digunakan sebagai penentu beberapa berat
barang yang akan di timbang.
2. Jenis – Jenis Timbangan untuk Menimbang Bahan Pakan Ternak
Timbangan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan
klasifikasinya. Jika dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan dapat dibedakan
sebagai berikut.
a. Timbangan manual

Gambar 3.3 Timbangan Manual


Sumber: https://www.berbagaireviews.com/timbanganmanual

Timbangan manual yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis


dengan sistem pegas.  Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator
berupa jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala.
b. Timbangan digital
Timbangan digital, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara
elektronis dengan tenaga listrik. Umumnya timbangan ini menggunakan
arus lemah dan indikatornya berupa angka digital pada layar bacaan.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
63
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.4 Timbangan Digital


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

c. Timbangan Hybrid

Gambar 3.5 Timbangan Hybrid


Sumber: http://www.timbangan-truk.com/timbanganhybrid

Timbangan hybrid yaitu timbangan yang cara kerjanya merupakan


perpaduan antara timbangan manual dan digital. Timbangan hybrid ini bisaa
digunakan untuk lokasi penimbangan yang tidak ada aliran listrik. Timbangan
hybrid menggunakan display digital tetapi bagian platform menggunakan
plat mekanik. Berdasarkan penggunaannya dalam menimbang pakan dan
bahan pakan ternak, timbangan dapat dikelompokkan sebagai berikut.
1) Timbangan Gantung
Timbangan gantung yaitu timbangan yang diletakkan menggantung
dan bekerja dengan prinsip tuas. Timbangan gantung  memiliki fungsi
sedikit berbeda dengan timbangan lainnya. Timbangan gantung
berfungsi sebagai alat pengukur benda dengan cara digantung pada
bagian pengaitnya. Benda yang akan ditimbang akan terangkat
dengan menggunakan hoist atau yang diketahui juga sebagai kerekan.
Menggunakan timbangan gantung digital memang lebih mudah
dan praktis di mana akan mempercepat proses pengukuran. Jika
menggunakan  timbangan gantung  tradisional, hasil ukur masih adanya
ketidaktepatan angka yang dihasilkan. Maka dari itu, pilihlah timbangan
gantung digital yang berkualitas bagus, namun semakin bagus fitur yang
ada di dalamnya maka akan semakin tinggi harganya.

AGRIBISNIS TERNAK
64 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.6 Timbangan Gantung


Sumber: https://indodacin.com/timbangangantung

2) Timbangan Lantai
Timbangan Lantai atau kita sering sebut floor scale. Timbangan lantai
yaitu timbangan yang diletakkan di permukaan lantai. Timbangan lantai
biasanya mempunyai kapasitas dan ukuran lebih besar. Timbangan
lantai mempunyai ukuran 1 x 1 sampai 5 x 10 meter. Timbangan
lantai khusus di peruntukan untuk benda yang bervolume besar,
menimbang di atas rata- rata 1000 kg. Material Timbangan lantai terbuat
dari besi padat yang terdiri dari plat, H Beam, WF, Holo dan Siku.

Gambar 3.7 Timbangan Lantai


Sumber: http://arthatehnikmandiri.com/timbanganlantai

3) Timbangan Duduk

Gambar 3.8 Timbangan Duduk


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
65
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Timbangan duduk yaitu timbangan di mana benda yang


ditimbang dalam keadaan duduk. Timbangan duduk biasanya digunakan
untuk menimbang bahan pakan dalam skala rendah.
4) Timbangan Platform

Gambar 3.9 Timbangan Platform


Sumber: http://id.top-weigh.com/timbanganplatform

Timbangan Platform yaitu timbangan yang memiliki tingkat


kepricisian lebih tinggi dari timbangan lantai. Timbangan platform
merupakan solusi dalam penimbangan di berbagai industri baik industri
retail maupun manufacturing.

C. Cara Kerja Penimbangan Bahan Pakan


Penimbangan bahan pakan merupakan kegiatan menimbang bahan pakan
dengan dosis sesuai formulasi. Misal kita akan membuat bahan sebanyak 100 kg
dengan formulasi pada Tabel 3.1. Alat timbangan yang digunakan bisa berbentuk
timbangan duduk, timbangan pegas atau digital. Pada timbangan manual
menggunakan sistem pegas sedangkan timbangan digital menggunakan load cell
dan indikator elektronik. Timbangan tersebut digunakan untuk menimbang bahan
yang di masukkan dalam karung.
Bahan pakan yang ditimbang masing-masing sebanyak yang tertera pada Tabel
3.1. Keakuratan penimbangan sangat penting untuk menjamin komposisi pakan
yang diinginkan. Penyimpangan ditentukan oleh jenis timbangan yang digunakan
dan keakuratan pengoperasinnya. Keakuratan timbangan manual sekitar 0,3%
sedangkan pada timbangan digital sekitar 0,1-0,2% dari kapasitas timbang
maksimum. Pada umumnya, bahan pakan ditimbang dalam wadah karung. Untuk
bahan pakan yang porsinya sedikit sebaiknya menggunakan timbangan kecil agar
lebih akurat.

AGRIBISNIS TERNAK
66 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 3.1 Formulasi Pakan yang Akan Ditimbang


Bahan pakan Jumlah (kg)
Tepung darah 2
Kapur 1
Minyak sawit 6
Dedak 20
Jagung kuning 45
Tepung ikan 9
Premix mineral 0,5
DL Met 0,2
L Lysine 0,3
Bungkil kedelai 16
Sumber: Dokumen pribadi 2019

Berdasarkan tabel formulasi pakan yang akan ditimbang, berikut ini


dijelaskan prosedur penimbangan bahan pakan.
1. Sebelum melakukan penimbangan sebaiknya alat-alat timbang terlebih
dahulu ditera atau diperiksa oleh Badan Metrologi.
2. Sudah dinyatakan layak timbangan tersebut tempatkan pada bidang yang
datar.
3. Lakukan kesetimbangan dengan cara mengatur bagian yang ada berdasarkan
petunjuk dari pabrik pembuat timbangan.
4. Yakinkan bahwa timbangan ada dalam keadaan balance.
5. Timbang bahan bahan bersama tempatnya dengan cara menggeser batu
timbangan kearah kanan dari titik 0 kilogram.
6. Amati pada batas mana batu digeser seimbang dengan berat bahan ini (lihat
bila ujung besi penunjuk tepat berada ditengah-tengah).
7. Cara sederhana penimbangan bahan baku yang akan masuk ke dalam gudang
dengan menggunakan timbangan duduk jumlahnya banyak.
8. Lakukan penimbangan terlebih dahulu berat badan para pekerja yang akan
mengangkut bahan (untuk koreksi berat).
9. Lakukan penimbangan bahan baku dan pekerja dengan menggeser batu
timbangan kearah sebelah kanan dari titik 0 kilogram.
10. Bila batu timbangan yang digeser misalnya sudah mentok dan belum seimbang.
11. Lakukan penambahan batu timbangan misal yang beratnya 1 kg pada tempat
yang sudah tersedia diujung tangan sebelah kanan.
12. Timbangan yang memiliki skala 100 kg dengan penempatan batu timbangan1
kilogram jumlahnya sama dengan 100 kg.
13. Bila bahan baku dan berat badan orang yang menggendong melebihi berat
100 kg, Geserkan batu timbangan yang menempel pada besi yang berskala
sampai arah penunjuk kesetimbangan ada ditengah-tengah.
14. Jumlahkan berat total batu timbangan.
15. Berat bahan dapat diketahui dengan cara mengurangi berat total dengan berat
badan pekerja yang menggendong.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
67
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

Menimbang bahan pakan


A. Tujuan
Menimbang bahan pakan dengan menggunakan timbangan duduk
flatform kapasitas 200 atau 500 kg dan timbangan truk.
B. Alat dan Bahan
1. Tempat/wadah untuk bahan baku
2. Timbangan duduk flatform kapasitas 200 atau 500 kg
3. Karung plastik
4. Truk berisi bahan baku
5. Timbangan truk
6. Bahan – bahan baku minimal masing-masing 50 kg
C. Petunjuk praktik
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
2. Jaga kebersihan lingkungan praktik dan alat praktik!
3. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ketempat semula dengan
rapi!
D. Langkah kerja
1. Lakukan pemeriksaan bahwa timbangan layak digunakan!
2. Set timbangan arah penunjuk berat ada pada posisi nol!
3. Lewatkan truk yang berisi muatan bahan baku dan berhenti pada batas
yang telah ditetapkan!
4. Baca angka penunjuk dan catat berat total bahan baku+ truk + supir!
5. Setelah bahan baku diturunkan, timbang truk kosong + sopir!
6. Berat bahan baku yang diturunkan adalah berat No 4 dikurangi dengan No
5!
Bagaimana kesimpulan hasil percobaanmu? Jika kamu melakukan
percobaan dengan benar, maka kamu akan mengetahui bahwa ada kelebihan
dan kekurangan menggunakan timbangan duduk platform kapasitas 200 atau
500 kg dan timbangan truk.

CAKRAWALA

Sepeda Pencetak Pelet

Salah satu syarat pembuatan pellet adalah


bahan baku pakan tidak boleh bersaing
dengan pakan manusia. Di Indonesia, bahan
baku pakan sebenarnya tersedia melimpah.
Sayangnya, masih banyak bahan baku pakan
buatan yang masih harus di impor seperti
kedelai, tepungikan, dan bahan baku lainnya.
Gambar 3.10 Timbangan Zaman Dahulu
Sumber: https://techno.okezone.com/read/
Wajar jika harga pellet ikan menjadi mahal
tahukah-anda-timbangan-sudah-ada-sejak-1770 dan tidak sebanding dengan harga jual ikan.
Harga pakan buatan bermacam-macam, tergantung protein yang terkandung di
dalamnya. Semakin tinggi protein, harga pellet menjadi semakin mahal. “Untuk

AGRIBISNIS TERNAK
68 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

pellet dengan protein di bawah 14% sekitar Rp 7.000/kg, pellet dengan protein
25—30% berkisar Rp 8.000 sampai Rp 9.000, dan pellet dengan protein 30—4 %
berkisar Rp 9.000—Rp 15.000/kg,” tutur Bangun, pembudidaya lele asal Garut.
Bangun pun mencoba membuat pakan mandiri menggunakan bahan-bahan yang
tersedia di alam seperti Azzola piñata yang terdapat di kolam-kolam Balai Benih
Ikan Bayong bong, bulu ayam, kunyit untuk penambah nafsu makan ikan, limbah
singkong, limbah tahu, limbah ikan asin yang ada di pasar, dan bahan lainnya.
Semua bahan tersebut diolahnya sendiri. Bangun membeli peralatan mesin pakan
seperti mesin penghancur daging, mesin penepung, mesin pencetak pelet, dan
open. Modal untuk semuanya mesin itu berkisar Rp 30.000.000.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai jenis-jenis


timbangan bahan pakan ternak, kalian juga dapat mempelajari
secara mandiri melalui internet. Di internet kalian dapat
mencari lebih jauh materi tentang konsep-konsep tersebut
disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website
yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang jenis-jenis timbangan bahan
pakan ternak adalah sebagai berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=oR5SuK0g-
3QTimbanganBerat atau dengan menggunakan QR code di
bawah.

RANGKUMAN

1. Penimbangan (Dosing) merupakan kegiatan menimbang bahan pakan dengan


dosis sesuai formulasi. Prinsip penimbangan adalah untuk mengetahuai berat
bahan atau ransum yang dibeli, akan di campur atau dijual.
2. Penimbangan bahan pakan dilakukan dengan cara penuh ketelitian. Kesalahan
dalam proses penimbangan akan berakibat pada hasil formulasi pakan
yang tidak sesuai. Untuk itu perlu ketelitian yang mendalam pada proses
penimbangan, agar penimbangan bahan pakan terlaksana dengan baik.
3. Untuk keperluan menimbang bahan baku dalam jumlah yang sedikit, tidak
dibutuhkan timbangan analitis, cukup menggunakan timbangan rumah tangga
dalam skala kecil. Sedangkan untuk bahan dalam jumlah besar digunakan
timbangan watangan atau timbangan duduk. Untuk penimbangan bahan
pakan dalam jumlah sangat besar, dimana bahan pakan berada di dalam truk,
timbangan yang digunakan adalah jembatan timbang.
4. Timbangan dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori berdasarkan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
69
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

RANGKUMAN

klasifikasinya. Jika dilihat dari cara kerjanya, jenis timbangan dapat dibedakan
atas timbangan manual, digital dan hybrid.
5. Berdasarkan penggunaannya dalam menimbang pakan dan bahan pakan
ternak ,timbangan dapat dikelompokkan menjadi timbangan gantung, duduk,
lantai dan platform.

TUGAS MANDIRI

Berdasarkan penggunaannya dalam menimbang pakan dan bahan pakan


ternak, jenis timbangan yang dapat digunakan adalah timbangan gantung, duduk,
lantai, dan platform. Tugas Anda adalah bagaimanakah cara pengoperasian
masing-masing timbangan tersebut serta berikan penjelasan yang tepat! Anda
dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah
disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan pengertian penimbangan (dosing)!
2. Jenis-jenis timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang bahan ternak
adalah!
3. Berdasarkan penggunaannya dalam menimbang pakan dan bahan pakan
ternak, timbangan dapat dikelompokkan menjadi!
4. Jelaskan prosedur penimbangan bahan pakan!
5. Bahan pakan apa saja yang dapat ditimbang menggunakan timbangan gantung?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab ketiga ini, Anda sekarang sudah lebih mengetahui
dan memahami bagaimana prosedur penimbangan bahan pakan serta jenis-jenis
timbangan yang dapat digunakan untuk menimbang bahan pakan. Dari semua
materi yang sudah dijelaskan pada bab ketiga ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
pemahaman tentang penimbangan (dosing) bahan pakanternak yang tepatakan
menghasilkan formulasi pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak berdasarkan
umur ternak itu sendiri. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan
pembelajaran pada bab ini kepada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
70 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENGUJIAN BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS IV
BAB IV PENGUJIAN BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami


pengertian pengujian bahan pakan ternak unggas dan uji kualitas bahan pakan
dan pakan.

PETA KONSEP

PENGUJIAN BAHAN PAKAN


TERNAK UNGGAS

PENGERTIAN UJI KUALITAS BAHAN


PAKAN DAN PAKAN

KATA KUNCI

Pengujian, kualitas,fisik, kimia, biologis.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
71
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Keberhasilan sebuah peternakan


dan sebagai penentu peningkatan
kualitas produk hasil peternakan  di
pengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya adalah pakan. Pakan dengan
kualitas baik akan memberikan hasil
yang baik pula sehingga pakan perlu
adanya kontrol agar kualitasnya tetap
terjaga. Oleh karena itu, perlu dipastikan
juga kualitas dari masing-masing bahan Gambar 4.1 Labor Pengujian Bahan Pakan
pakan yang digunakan dalam suatu Sumber: https://www.timesindonesia.co.id/
pengujianbahanpakan
formulasi ransum.
Dengan semakin meningkatnya penerapan ilmu pertanian, maka fungsi
pemberantasan jasad pengganggu seperti hama dan serangga, baik pada tanaman
pangan, perkebunan bahkan jasad pengganggu yang terdapat pada bahan pakan
ternak perlu mendapat perhatian. Hal ini tentunya akan memengaruhi kualitas pakan
ternak dan akan sangat berpengaruh terhadap produktivitas ternak yang berupa
daging, telur, susu, dan lain-lainnya. Salah satu cara pengendalian untuk menghindari
timbulnya jasad pengganggu selama dalam penyimpanan, yaitu perlu adanya
tindakan pencegahan dengan penggunaan insektisida secara tepat dan benar. Pada
pembahasan kali iniyaitu mengetahui mutu bahan pakan dan pengujian bahan pakan
serta pengendaliannya.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian
Pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan, disenangi, dapat dicerna
sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorbsi, dan bermanfaat bagi ternak (Kamal,
1994). Pakan memiliki peranan penting bagi ternak, baik untuk pertumbuhan ternak
muda maupun untuk mempertahankan hidup dan menghasilkan produk (susu,
anak, daging) serta tenaga bagi ternak
dewasa. Fungi lain dari pakan adalah
untuk memelihara daya tahan tubuh
dan kesehatan. Agar ternak tumbuh
sesuai dengan yang diharapkan. Jenis
pakan yang diberikan pada ternak
harus bermutu baik dan dalam jumlah
cukup. Pakan yang sering diberikan
pada ternak kerja antara lain berupa
hijauan dan konsentrat (makan
penguat) (Sihombing,2017).
Gambar 4.2 Pakan Berkualitas Baik
Sumber: https://www.cepets.info/bahanpakanberkualitas

AGRIBISNIS TERNAK
72 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Pakan memilki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan


tubuh, pertumbuhan, dan perkembang biakan. Tingginya permintaan pangan
asal ternak ini juga harus diimbangi dengan kualitas pakan ternak itu sendiri.
Nutrisi yang terkandung dalam pakan harus benar-benar terkontrol dan memenuhi
kebutuhan dari ternak tersebut. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan
ternak dari berbagai serangan  penyakit, khususnya penyakit nutrisi. Maka aspek
mutu pakan menjadi fokus utama dari masyarakat industri pakan mengingat pakan
berperanan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas produk pangan asal
ternak. Bahan pakan yang akan digunakan selayaknya diuji terlebih dahulu.

B. Uji Kualitas Bahan Pakan dan Pakan


Pengujian bahan baku pakan ternak ataupun pakan dapat dilakukan secara
fisik, kimia, dan biologis. Berikut penjelasan mengenai pengujian bahan pakan.
1. Pengujian secara fisik
Pegujian secara fisik mudah dilakukan dan tidak terlalu membutuhkan biaya
yang  banyak. Pengujian secara fisik digunakan untuk medapatkan informasi
bahan pakan secara keseluruhan, dapat dilakukan dengan 2 cara yakni sebagai
berikut.
a. Makroskopis
Pengujian makroskopis sebagai berikut.
1) Warna
Warna yang tidak normal pada bahan baku menunjukkan telah
terjadinya pemanasan yang berlebihan. Bungkil kedelai yang mengalami
pemanasan berlebihan mempunyai warna kecoklatan sehingga sangat
berbeda dengan warna bungkil kedelai yang normal yang berwarna
kuning atau kuning keemasan.

Gambar 4.3 Pengujian Warna Bahan Pakan


Sumber: http://analisawarna.com/pengujianwarnabahanpakan

Kerusakan biji-bjian karena hujan dan angin dapat menghasilkan


warna terang atau gelap, karena tumbuhnya jamur pembusuk.
Penyimpanan butir-butiran pada temperatur tinggi menyebabkan
warna kecoklatan. Beberapa jenis bahan pakan khususnya bahan pakan
konsentrat memiliki kekhasan dalam hal warna, bau, dan rasa. Jika

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
73
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

bahan pakan tersebut tercampur dengan bahan lain atau dipalsukan,


maka warna, bau, dan rasanya akan berubah sesuai dengan tingkat
kontaminasinya/kadar pemalsuannya. Contoh: tetes dan bungkil kelapa
memiliki warna, bau, dan rasa yang khas. Jika dicampur dengan bahan
lain atau sudah rusak karena penyimpanan yang terlalu lama maka warna,
bau, dan rasanya akan berubah.
2) Bentuk dan ukuran
Bentuk dan ukuran bahan pakan akan membawa konsekuensi
pada volume dan harga bahan pakan serta penanganan lebih lanjut
terhadap bahan pakan tersebut. Sebagai contoh jika bahan pakan
tersebut berupa butiran atau bongkahan dengan tekstur yang masih
kasar maka untuk dapat digunakan perlu dilakukan penggilingan terlebih
dahulu. Jika bahan pakan tersebut berupa pakan hijauan, misalnya daun
jagung atau rumput gajah, maka sebelum digunakan perlu dilakukan
pencacahan terlebih dahulu.

Gambar 4.4 Pengujian Bentuk Bahan Pakan


Sumber: http://analisawarna.com/pengujianbentukbahanpakan

3) Bau
Bau apek menunjukkan butiran diserang serangga atau jamur.
Bau masam mengindikasikan serangan serangga atau butiran berjamur.
Kotoran binatang pengerat dapat menyebabkan bau yang kurang sedap.
4) Kerapatan jenis
Kerapatan jenis bahan menggambarkan berat per unit volume
dinyatakan dengan kilogram per meter kubik (kg/m3). Kerapatan
jenis dapat sangat bervariasi pada bahan baku yang sama yang dapat
disebabkan oleh perbedaan ukuran partikel, kadar air, dan kepadatan.
Kerapatan jenis bahan baku mempunyai peran penting dalam kontrol
inventaris dan menentukan bagaimana bahan baku akan diperlakukan
selama penyimpanan dan pencampuran. Bahan baku dengan densitas

AGRIBISNIS TERNAK
74 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

tinggi dimasukkan lebih dahulu pada mixer vertikal, tetapi kemudian


pada mixer horizontal. Uji berat merupakan pengukuran kerapatan jenis
yang diterapkan pada butir-butiran.
5) Kemurnian
Kemurnian menunjukkan tidak adanya kontaminan dalam bahan
baku. Sumber kontaminan dapat secara fisik, kimia atau mikrobial.
Pengawasan kontaminan fisik secara cepat dilakukan dengan ayakan
sedangkan kontaminan kimia dan mikrobial dilakukan di laboratorium.
6) Tekstur
Tekstur suatu bahan baku diukur secara visual dan dengan
ayakan. Tekstur menunjukkan homogenitas bahan baku.

b. Mikroskopis
Pengujian bahanpakan mikroskopis yaitu pengujian dengan
menggunakan mikroskop untuk mengetahui kemurnian bahan. Pengujian
mikroskopis menggunakan dua jenis mikroskopis, yaitu stereomicroscopy
(penampakan permukaan) dan compound microscopy (sifat internal
partikel). Variasi alam seperti kotoran dan kontaminan dapat diamati dengan
stereomicroscopy dan membandingkannya dengan bahan baku standar.

Gambar 4.5 Mikroskop


Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/mikroskop

Pengujian mikroskopis saat bahan baku datang dapat mencegah sekitar


90% masalah yang disebabkan bahan baku dalam industri pakan ternak.
Dalam pengujian memerlukan tenaga terlatih yang dapat mengidentifikasi
dan menghitung berapa bahan yang tercampur beserta kontaminasinya,
misalnya tidak tercampur dengan benda asing/kontaminan/sampah. Jika
tercampur dengan sampah, maka akan memengaruhi kualitas pakan yang
akan dibuat, bahkan dapat mengganggu proses pencernaan pada ternak
yang mengkonsumsinya.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
75
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

1) Pengujian secara kimia


Pengujian secara kimia lebih akurat namun memerlukan waktu dan
biaya yang cukup tinggi. Dari analisa kimia ini biasanya meliputi berikut
ini.
a) Analisa proksimat
Analisa proksimat yaitu menggolongkan komponen yang
ada dalam bahan pakan. Meliputi kadar air, abu (mineral calsium
dan phosphor), protein kasar, lemak kasar, dan serat kasar. Kadar air
mempunyai pengaruh terhadap hampir semua karakteristik bahan
baku, seperti bentuk, tekstur, warna, dan rasa. Kadar air dalam jumlah
yang bervariasi dapat menjadi suatu masalah bagi bahan baku.
Kadar air bahan baku yang tinggi dapat mendukung pertumbuhan
jamur yang menghasilkan beberapa jenis mixotoksin, sehingga
dapat mempengaruhi lama penyimpanan. Semakin tinggi kadar air
bahan baku, makin berkurang daya tahan baku terhadap kerusakan.

Gambar 4.6 Analisis Proksimat


Sumber: http://bpmsp.ditjenpkh.pertanian.go.id/analisisproksimat

Pengukuran kadar bahan baku dan ransum pada industri


pakan ternak dapat dilakukan dengan pengeringan oven, metode
distilasi, near infrared dan water activity. Water activity (AW)
merupakan ukuran air biologis dalam produk bahan makanan dan
bahan pakan yang mampu mendukung pertumbuhan mikroba. Water
activity memberikan data stabilitas mikroba suatu produk yang
disimpan. Air murni mempunyai aw sama dengan 1 dan produk-
produk yang mengandung air mempunyai AW berkisar antara 0.2
sampai 0.99.

AGRIBISNIS TERNAK
76 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

b) Analisa serat
Analisa serat biasanya digunakan untuk mengetahui
kandungan sellulose dan lignin untuk pakan ternak ruminansia
(hijauan). Pengujian kandungan protein, lemak, serat kasar, dan
mineral dilakukan sesuai prosedur yang ada. Pengujian ini dilakukan
untuk melihat kesesuaian kandungan nutrisi bahan baku yang datang
dengan perjanjian pembelian.

Gambar 4.7 Analisa Serat


Sumber: http://bpmsp.ditjenpkh.pertanian.go.id/analisaserat

c) Bomb calorimeter
Yaitu untuk menghitung energi total (gross energi) pakan
dan produk sampingan seperti feses dan urine serta jaringan.
Urease adalah enzim yang bekerja terhadap urea yang menghasilkan
karbondioksida dan amonia. Pengujian urease ini sangat penting
mengingat bahan baku sering ditambahi urea untuk meningkatkan
kandungan nitrogennya.
d) Chromatography
Untuk melihat kandungan mineral dengan dasar melihat
perbedaan warna sangat sensitif, mudah, dan cepat.
e) Calorimetry dan pectometry
Analisa kimia dimana cahaya dilewatkan cairan sampel
dan akan menghasilkan informasi konsentrasi atau komponen/zat
makanan, obat-obatan, dan vitamin.
f) Analisa asam amino dan protein
Terutama untuk pakan konsetrat ternak nonruminansia yaitu
asam amino. Peralatan dan pengoperasian analisis ini dengan
peralatan yang canggih.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
77
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.8 Analisis Protein


Sumber: http://www.mekanisasikp.web.id/analisisprotein

g) Pengujian secara biologis


Tujuan evaluasi bahan pakan secara biologis adalah secara
biologis untuk mengetahui kecernaan pakan  dan untuk mengetahui
palatabilitas. Evaluasi biologis dari makanan ternak cukup sering
dilakukan. Uji biologis digunakan dalam analisis dari mikro nutrien
pada makanan. Ada dua jenis dasar dari uji biologis yaitu uji
mikrobiologis dan penggunaan binatang yang kekurangan nutrien. Uji
biologis cenderung sulit dan memakan waktu. Sejumlah besar sampel
diperlukan untuk menghasilkan hasil statistik yang dapat dipercaya
dan cukup sering data yang di dapatkan dari uji ini adalah sangat
bervariasi. Uji menggunakan ternak yang kekurangan nutrien adalah
terutama tidak praktis karena ternak harus mempunyai jenis kelamin
yang sama dan diperkirakan usia dan beratnya sama dan waktu yang
dibutuhkan untuk memasukan kondisi yang kurang baik pada ternak-
ternak ini. 
Pengujian biologis sangat penting terutama untuk milihat
nilai Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak
merupakan angka mutlak karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas,
tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis ternak,
ukuran ternak, kepadatan kendang, dan lain-lain. Semakin kecil nilai
konversi pakan, semakin baik kualitas pakan karena akan semakin
ekonomis. Dengan kata lain, pengujian secara biologi dilakukan
dengan metode mikrobiologi dan menggunakan hewan ternak dengan
persyaratan tertentu untuk mengaplikasikannya.

Keuntungan dan Kerugian Pengujian Pakan secara Biologis


Keuntungan secara biologis
(1) Dapat mengetahui kecernaan dari suatu pakan oleh suatu hewan
ternak.
(2) Dapat mengetahui palatabilitas dari suatu pakan hanya sejumlah
kecil materi sampel yang diperlukan untuk evaluasi. Jika seekor
ternak baru diteliti, peneliti dapat sepenuhnya menggunakan apa
yang mungkin jumlah materi terbatas yang akan dikerjakan.
(3) Sejumlah besar sampel dapat diselesaikan dalam satu waktu.

AGRIBISNIS TERNAK
78 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Peningkatan jumlah replikasi tiap percobaan ini. Dengan cara


demikian meningkatkan akurasi hasil secara statistik.
(4) Sangat sedikit peralatan yang diperlukan dan peralatan yang
digunkan dapat diperoleh dengan harga yang murah. Metode ini
mengurangi biaya analisis hasil dari pengujian in vitro sangat
berkaitan dengan hasil in vivo. Ada pengecualian, tapi secara
umum analisis in vitro akan memberi hasil yang dapat diandalkan
juga pada nilai relatif dari makanan.

Kerugian secara biologis


(1) Prosedur uji biologis cenderung sulit memakan waktu yang cukup
lama.
(2) Uji menggunakan ternak yang kekurangan nutrien adalah terutama
tidak praktis karena ternak harus mempunyai jenis kelamin yang
sama dan diperkirakan usia dan beratnya sama dan waktu yang
dibutuhkan untuk memasukan kondisi yang kurang baik pada
ternak– ternak ini.

LEMBAR PRAKTIKUM

PENGUJIAN FISIK BAHAN PAKAN

A. Tujuan
Menilai kualitas bahan pakan secara fisik
B. Alat dan Bahan
1. Mangkok aluminium
2. Batang pengaduk
3. Gelasukur
4. Lap
5. Aquadest
6. Yodium
7. Kacang-kacangan
8. Padi-padian
9. Umbi-umbian
10. Hasil Sampingan
11. Tepung ikan
12. Tepung daging
13. Tepung darah
C. Petunjuk praktik
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
2. Jaga kebersihan lingkungan praktik dan alat praktik!
3. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ketempat semula dengan
rapi!

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
79
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

D. Langkah percobaan
1. Warna: Taruh bahan/sampel secukupnya pada mangkok aluminium.
Amatilah dengan seksama bagaimana warna sampel tersebut
2. Bau: Sampel dalam mangkok aluminium akan diketahui baunya lewat
indra penciuman
3. Rasa: Ambil sampel secukupnya, kemudian cicipi. Untuk mengetahui
rasa sampel berikutnya, basuhlah mulut dengan air, agar rasanya tidak
tercampur dengan rasa sampel sebelumnya.
4. Tekstur: Sampel yang sudah dihaluskan, dirasakan dengan tangan apakah
teksturnya
a. Halus
b. Sedang
c. Kasar
5. Isikan hasil pengamatan pada tabel seperti berikut!
Tabel 4.1 Data Pengamatan pengujian fisik bahan pakan
Hasil pengamatan
No Bahan pakan
Warna Bau Rasa Tekstur

6. Diskusikan dengan kelompok hasil pengamatan yang telah dilakukan!


7. Buatlah laporan dan kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan!

Sumber: Dokumen pribadi 2019

Bagaimana kesimpulan hasil percobaanmu? Jika kamu melakukan


percobaan dengan benar, maka kamu akan mengetahui bahwa warna
bahanpakan yang bagus yaitu bewarna cerah dan terang, bau akan terasa bau
khas bahan pakan dan segar dan rasa bahan pakan harum serta disukai ternak.

CAKRAWALA

Frederick Sanger  (lahir  13 Agustus  1918  –  meninggal


19 November  2013  pada umur 95 tahun)
adalah  biokimiawan  Inggris  yang menentukan struktur pasti
rantai asam amino dalam molekul protein. Setelah bekerja keras
8 tahun menggunakan reagen yang memecah insulin menjadi
rantai asam amino, ia mengerjakan keseluruhan sekuens linear
(juga dikenal sebagai “struktur
Gambar 2.7 Frederick Sanger primer”). Ini membuatnya
Sumber: https://www.nobelprize.org

AGRIBISNIS TERNAK
80 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

memenangkan  Hadiah Nobel dalam Kimia  1958. Kemudian bersama rekan-


rekannya, ia mengerjakan keseluruhan sekuens molekul  DNA  untuk  virus  yang
mengandung 5375 pasang  nukleotida. Karena penemuan ini, ia menerima
lagi Penghargaan Nobel Kimia 1980, menjadikannya salah satu dari 4 orang yang
memenangkan dua Penghargaan Nobel: Pauling, Bardeen, Sanger, dan Marie Curie.
Sanger meninggal dalam tidurnya di Rumah Sakit Adden brooke, Cambridge pada
tanggal 19 November 2013.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Pengujian


bahan pakan proksimat kalian juga dapat mempelajari
secara mandiri melalui internet. Di internet kalian bisa
mencari lebih jauh materi tentang konsep konsep tersebut
disertai penjelasan menggunakan video. Salah satuwebsite
yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang arus listrik dan tegangan listrik
adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=Qbrl_whG9pM atau
dengan menggunakan QR code.

RANGKUMAN

1. Pakan memiliki peranan penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan


tubuh, pertumbuhan, dan perkembangbiakan.
2. Pengujian  bahan baku pakan ternak  ataupun pakan dapat dilakukan secara
fisik, kimia, dan biologis.
3. Pengujian makroskopis meliputi: warna, bau, bentuk dan ukuran, kerapatan
jenis, kemurnian, dan tekstur.
4. Pengujian bahan pakan mikroskopis yaitu pengujian dengan menggunakan
mikroskop untuk mengetahui kemurnian bahan. Pengujian mikroskopis
menggunakan dua jenis mikroskopis, yaitu stereomicroscopy (penampakan
permukaan) dan compound microscopy (sifat internal partikel).
5. Pengujian secara kimia lebih akurat namun memerlukan waktu dan biaya
yang cukuptinggi. Dari analisa kimia ini biasanya meliputi: analisa proksimat,
analisa serat, bomb calorimeter, chromatography, calometry dan pectometry
serta asam amino dan protein.
6. Uji biologis digunakan dalam analisis dari mikro nutrien pada makanan. Ada
dua jenis dasar dari uji biologis yaitu uji mikrobiologis dan penggunaan
binatang yang kekurangan nutrien.
7. Uji biologis cenderung sulit dan memakan waktu.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
81
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

TUGAS MANDIRI

Salah satu pengujian bahan pakan adalah secara mikroskopis yaitu


pengujian dengan menggunakan mikroskop untuk mengetahui kemurnian bahan.
Pengujian mikroskopis menggunakan dua jenis mikroskopis, yaitu stereomicroscopy
(penampakan permukaan) dan compound microscopy (sifat internal partikel). Tugas
Anda mencari cara pengoperasian mikroskopis stereomicroscopydan compound
microscopy, prinsip kerjanya disertai dengan gambar-gambar yang mendukung.
Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah
disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan fungsi pengujian kualitas bahan pakan!
2. Sebutkan pengujian bahan pakan secara kimia!
3. Pengujian bahan pakan secara biologis bertujuan untuk…..
4. Jelaskan kelebihan pengujian bahan pakan secara biologis serta berikan
contohnya!
5. Jelaskan kekurangan dari pengujian bahan pakan secara biologis!

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab keempat ini, Anda sekarang sudah lebih mengetahui
dan memahami bagaimana menentukan suatu pengujian kualitas bahan pakan
secara fisik, kimia maupun biologis. Dari semua materi yang sudah dijelaskan
pada bab keempat ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba
Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena pemahaman tentang
pengujian kualitas bahan pakan akan menentukan keberhasilan di dalam budidaya
ternak, pakan yang berkualitas akan menghasilkan ternak yang berkualitas pula.
Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran pada bab ini
kepada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
82 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENCAMPURAN (MIXING) BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS
V
BAB V PENCAMPURAN (MIXING) BAHAN PAKAN TERNAK
UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami


pengertian pencampuran (mixing) dan prosedur teknik pencampuran bahan pakan
ternak unggas.

PETA KONSEP

PENCAMPURAN (MIXING) BAHAN PAKAN


TERNAK UNGGAS

PENGERTIAN PROSEDUR TEKNIK


PENCAMPURAN

KATA KUNCI

Pencampuran, prosedur, mixing, nutrisi, bahan pakan, ransum, formulasi.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
83
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Pencampuran (mixing) dimulai dengan


menggiling bahan baku pakan yang kasar.
Bahan pakan tersebut digiling menggunakan
mesin penggiling (hammer mill). Bahan baku
tersebut antara lain jagung dan bungkil kedelai.
Penggilingan bahan baku pakan ini bertujuan
agar semua bahan baku pakan dapat tercampur
merata. Setelah semua bahan baku pakan
sudah berbentuk tepung, dilanjutkan dengan
menimbang masing-masing bahan pakan sesuai Gambar 5.1 Bahan Pakan
dengan formula yang digunakan. Ketelitian di Sumber: https://www.fmcitizen.com/bahanpakan
dalam penimbangan bahan baku pakan akan mempengaruhi kandungan nutrien
dalam pakan. Bahan baku pakan yang jumlahnya sedikit memerlukan timbangan
dengan skala kecil.

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN
Teknik mixing adalah proses pencampuran beberapa bahan baku pakan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen. Hasil pengadukan
yang baik akan meningkatkan performa ternak, mengingat terdapat banyak bahan
mikro yang memperhitungkan keamanan penggunaan obat yang harus diterima
ternak dalam jumah sedikit. Gejala keracunan obat pada ternak mulai muncul
jika mengonsumsi obat melebihi takaran selama beberapa hari berurutan atau
disebabkan pencampuran yang tidak merata. Tiap ekor ternak harus menerima
90% dari kebutuhan nutrisi harian atau 95% dari tiap pemberian pakan, dan
kesempurnaan pencampuran mendukung penampilan produksi ternak.
Prinsip utama pencampuran
adalah prosesnya harus diselesaikan
dengan waktu dan biaya minimum
untuk menghasilkan produk yang
seragam. Permasalahan akan muncul
jika bahan-bahan yang dicampur
mempunyai ukuran dan bentuk yang
sama, tetapi berat jenisnya berbeda
Gambar 5.2 Pakan Berkualitas Baik
Sumber: https://www.cepets.info/bahanpakanberkualitas atau jika bahan-bahan tersebut
mempunyai ukuran dan bentuk
yang berbeda. Prinsip kerja pada mesin mixer adalah menciptakan arus yang akan
mencampur bahan-bahan secara homogen. Proses pencampuran disebabkan oleh
difusi small irregukar movement dan konveksi longitudinal movement.
Homogenitas campuran dapa tdilihat secara fisik, kimia, dan biologi.
1. Secara fisik, yaitu melalui pengamatan ransum secara langsung terhadap
pencampuran bahan pakan antara satu dengan yang lainnya.

AGRIBISNIS TERNAK
84 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2. Secara kimia, yaitu melalui uji di laboratorium.


3. Secara biologi, yaitu berdasarkan dampak pemberian campuran pakan
terhadap ternak.
Hasil pencampuran bahan pakan dipengaruhi oleh beberapa hal berikut ini.
1. Operator mesin, yaitu kemampuan dari pekerja dalam mencampur bahan
makanan dan mengoperasikan mesin.
2. Kapasitas isi mesin dalam mencampur bahan makanan yang akan
mempengaruhi kapasitas kerja.
3. Bahan baku, baik ukuran dan bentuk partikel bahan, berat jenis, sifat
higroskopis, kepadatan, viskositas, dan kepekaan terhadap muatan gaya
magnet bahan.
B. PROSEDUR TEKNIK PENCAMPURAN
Prosedur teknik pencampuran ransum bahan pakan ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan yakni sebagai berikut.
1. Pemilihan bahan baku pakan
Bahan baku yang akan di formulasi terlebih dahulu harus dilakukan
pemilihan. Pemilihan bahanbaku berdasarkan syarat bahan baku pakan itu
sendiri, misalnya harganya murah, mengandung sejumlah nutrisi, tersedia
secara kontiniu, mudah diperoleh, tidak terkontaminasi benda asing serta tidak
bersaing dengan manusia.

Harga Murah

Nutrisi

Tersedia Kontiniu Persyaratan bahan pakan

Modal di peroleh

Tidak bersaing
dengan manusia

Pemilihan bahan baku pakan yang


akan di formulasi dipilih berdasarkan
Gambar 5.3 Bahan Baku Pakan
Sumber: https://ayampelungparameswara.
kebutuhan nutrisi ternak. Biasanya
wordpress.com/bahanbakupakan pemilihan bahanpakan didasarkan pada
persyaratan bahan baku pakan.
AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
85
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2. Kebutuhan zat makanan ternak unggas


Kebutuhan zat makanan beberapa ternak unggas berikut ini.
Tabel 5.1 Kebutuhan Zat Makanan Unggas Pedaging dan Petelur

Periode/ Kebutuhan zat pakan


Jenis
Unggas EM PK LK SK Ca P% Met
umur Kkal/kg % % % % %
Ayam Starter 2900 22 5-8 3-5 0.9- 0.7- 0.5
pedaging (0-3 mg) 1.1 0.9
Ayam Finisher 3100 20 5-8 3-5 0.9- 0.7- 0.38
pedaging (3-6 mg) 1.1 0.9
Ayam Starter 2800 19 4-6 4-5 0.9- 0.6- 0.3
petelur (0-8 mg) 1.1 0.8
Ayam Grower 2600 16 4-6 5-6 0.9- 0.6- 0.25
petelur (8-22 1.1 0.8
mg)
Ayam Layer 1 2650 17 4-6 4-6 3.3- 0.7- 0.34
petelur (22-52 3.8 0.9
mg)
Ayam Layer 2 2650 15.5 4-6 4-6 3.5- 0.7- 0.25
petelur (>52 mg) 3.8 0.9
Ayam 1 hari-di 2900 19 5-8 4-5 0.9- 0.6- 0.3
petelur potong 1.1 0.8
jantan
Itik (0-2 mg) 2900 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.4
Itik (2-7 mg) 3000 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.3
Itik Layer 2900 15 4-6 4-6 2.75 0.4 0.27
Itik jantan Starter 2800 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.4
pedaging (0-3 mg)
Itik Finisher 2900 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.3
pejantan (3-7 mg)
pedaging
Ayam Starter 2700 18 4-7 3-6 0.9- 0.7- 0.25
buras (0-3 mg) 1.1 0.9
Ayam Finisher 2800 15 4-7 3-6 0.9- 0.7- 0.25
buras (3-8 mg) 1.1 0.9
Sumber: Zainuddin (2006)

AGRIBISNIS TERNAK
86 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

3. Komposisi Nutrisi Bahan Baku Pakan


Langkah berikutnya sebelum melakukan pencampuran bahan pakan,
terlebih dahulu kitaharus mengetahui nutrisi yang terkandung dalam bahan
baku pakan. Kualitas gizi bahan baku menjadi persyaratan penting lainnya.
Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia dan ketersediaannya
kontinu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak dapat
digunakan. Tabel 5.2 berikut ini akan menggambarkan beberapa jenis bahan
pakan yang mengandung nutrisi untuk kebutuhan makanan ternak.
Tabel 5.2 Kandungan Nutrisi Bahan Ransum Pakan
No BahanPakan BK PK % SK LK TDN %
% % %
1 Dedak padi halus 89.6 16.7 8.9 9.1 67
2 Dedak padi kasar 87.5 6.0 8.4 9.4 55
3 Dedak Jagung 84.8 8.5 1.5 9 82
4 Bungkil kacang 88.6 41.3 8.6 15 83.2
kedelai
5 Bungkil kacang tanah 80.6 33.7 11.5 13.8 81
6 Pollard 88.4 17 8.8 5.1 70
7 Tepung ikan 89.7 49 5.7 4.7 59
8 Bungkil kelapa 87.9 21.2 13.1 17.3 81
9 Tepung jagung 89.1 10.8 3.1 4.7 59
kuning
10 Tepung darah 89.2 80.3 5.1 0.8 -
11 Ampas kecap 63.7 23.5 16 24.2 87
12 Ampas tahu 26.2 23.7 23.6 10.1 79
13 Tepung gaplek 85.2 2.3 2.8 0.2 78
14 Tepung terigu 88.2 11.6 1.4 2.8 -
15 Onggok 88.7 1.8 11 1.2 85
16 Ampas bir 85.8 33.7 19.2 6.1 74
17 Ampas sagu 80.4 1.2 10.8 1 -
18 Tepung biji kapuk 91 32.7 16.8 1.7 74
19 Kulit buah kakao 88.9 14.6 33 11.8 47
20 Bungkil gaplek 88.6 23.2 33.9 8.6 -
Sumber: BBPP Batu Malang Jawa Timur (2006)

4. Bahan Pakan yang tersedia


Bahan pakan yang dipilih harus tersedia secara terus-menerus dalam
memenuhi kebutuhan bahan pakan ternak. Masing-masing daerah memiliki
potensi dalam menghasilkan bahan pakan. Misalnya bahan pakan sumber
energi. Bahan pakan yang dipilih adalah banyak terdapat di daerah tempat
produksi pakan ternak. Dedak merupakan sisa pengolahan padi menjadi beras.
Dedak termasuk ke dalam bahan pakan sumber energi yang harganya murah
dan mengandung nutrisi baik untuk ternak unggas. Kandungan nutrisi dalam
bahan pakan berupa energi, protein, vitamin serta nutrisi lainnya.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
87
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

5. Harga bahan baku pakan yang tersedia


Harga bahan baku walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal
maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah
tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai
dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut.
Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan
dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya,
maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.

Gambar 5.5 Jagung Giling sebagai Bahan Baku Pakan


Sumber: Dokumentasi pribadi 2020

C. METODE PENYUSUNAN RANSUM


“Ransum” ayam merupakan kumpulan sejumlah bahan makanan nabati
dan hewani yang terpilih dari sujumlah besar bahan pakan unggas. Kumpulan
bahan makanan tersebut disusun untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi.
Masalahnya tidak semua bahan makanan yang dimakan itu punya kandungan
nutrisi sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk itu bahan-bahan makanan yang
dipergunakan dalam ransum harus diketahui dahulu kandungan nutrisinya.
Dengan demikian, kekurangan salah satu zat makanan bisa ditutupi dengan
mempergunakan bahan makanan lain yang mengandung zat tersebut. Antara
bahan makanan, ransum, dan pakan mempunyai pengertian yang berbeda.
Ransum dibentuk dari kombinasi bahan makanan. Sementara itu, seluruh masalah
dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahan makanan (bersifat umum dan
menyeluruh) disebut pakan.
PAKAN

Bahan pakan Bahan pakan


asal tumbuhan asal hewan

Dikombinasi untuk memenuhi ke-


butuhan ayam, yaitu untuk: hidup,
berproduksi dan bereproduksi

AGRIBISNIS TERNAK
88 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

a. Metode Coba-coba
Metode coba-coba atau yang kerap disebut dengan metode trial
and error ini merupakan satu metode yang sulit terutama bagi yang tidak
berkecimpung dalam ilmu nutrisi. Perbedaan kebutuhan pakan pada setiap
fase yang berbeda dikarenakan kebutuhan nutrien khususnya protein dan
energi juga berbeda. Pada fase starter misalnya, kebutuhan protein lebih
tinggi dibandingkan dengan pakan dengan fase layer. Hal ini karena protein
sangat dibutuhkan pada awal pertumbuhan ternak untuk perkembangan
morfologi maupun fisologi ternak. Untuk menyusun pakan ternak khususnya
ternak unggas, kita harus mengetahui kebutuhan protein dan energi pada
tiap-tiap fase pemeliharaan. Berikut adalah kebutuhan energi dan protein
untuk tiap-tiap fase pada pemeliharaan ayam ras petelur.

Tabel 5.3 Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur (Layer)

Sumber: https://hendrikaprawi.blogspot.com/tabelkebutuhannutrisiayamraspetelur

Berdasarkan tabel kebutuhan pakan di atas selanjutnya kita harus


mengetahui jenis dan kandungan bahan pakan yang akan digunakan.
Misalnya kita akan menggunakan 3 jenis bahan pakan yang terdiri dari
jagung, dedak, dan konsentrat. Berikut adalah kandungan nutrien dari
masing-masing bahan pakan yang akan digunakan.

Tabel 5.4 Kandungan Nutrisi Bahan Pakan

Sumber: https://hendrikaprawi.blogspot.com/tabelkandungannutrisibahanpakan

Langkah selanjutnya adalah menyusun formulasi yang tepat dengan


kandungan protein dan energi yang digunakan sebagai acuan. Pada contoh
ini kita akan menyusun ransum untuk ayam petelur fase layer dengan
kandungan Protein Kasar (PK) 17% dan Energi Metabolis (EM) 2900 kkal/

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
89
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

kg. Pada kasus ini, kita mematok penggunaan jagung sebanyak 40% karena
merupakan satu-satunya sumber energi utama dari bahan pakan yang kita
gunakan sehingga PK dan energi yang terpenuhi dari penggunaan jagung
sebagai berikut.
PK = 7,96 x 40% = 3,184 %
EM = 3.321 x 40% = 1.328 kkal/kg
Berdasarkan data di atas, berarti masih terdapat kekurangan PK sebesar
(17 - 3,148) = 13,816% dan kekurangan EM sebesar (2700 - 1328) = 1572
kkal/kg. Kekurangan ini akan kita penuhi dari dua jenis bahan pakan yang
tersisa yaitu konsentrat dan dedak.

b. Metode Bujur Sangkar atau Person’s square


Metode bujur sangkar ini hanya dapat untuk membuat ransum
seimbang dari dua bahan pakan. Penyusunan ransum yang tepat sesuai
dengan kebutuhan tiap-tiap periode pertumbuhan dan produksi dipengaruhi
oleh nilai gizi dan bahan-bahan paka sisi konsentrat dan jagung kuning yang
digunakan untuk menyusun pakan tersebut. Berapa banyak konsentrat dan
jagung yang digunakan untuk menyusun pakan sebanyak 1,5 ton?

Penyelesaian:
Langkah pertama
Membuat segi 4 person

Langkah kedua
Menghitung persentase konsentrat dan jagung kuning
1) Bagian konsentrat (14/33) x 100% = 42,4%
2) Bagian jagung kuning (19/33) x 100% = 57,6%

Langkah ketiga
Menghitung jumlah pakan ternak dan jagung kuning yang akan dicampur
kebutuhan konsentrat dan jagung kuning untuk1,5 ton pakan sebagai berikut.
1) Konsentrat (42,4/100)x 1500 kg = 636 kg
2) Jagung kuning (57,6/100)x 1500 kg = 864 kg

c. Metode Persamaan Aljabar


Metode ini dapat diselesaikan 2 hal yang akan dicari sekaligus yaitu
PK dan energi (ME). Digunakan XY (aljabar) karena ada dua hal yang belum

AGRIBISNIS TERNAK
90 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

diketahui dan yang akan dicari, misalnya PK (X%) dan ME (Y/mcal/kg). Di


samping itu, bahan pakan yang akan digunakan adalah lebih dari dua macam.
Contoh:
Membuat ransum yang mengandung PK 20%, danME 2,80 Mcal/kg
Komposisi kimia bahan yang akan digunakan adalah sebagai berikut.

Bahan PK (%) ME (Mcal/Kg) Kode


Bungkil kedelai 45 2.59 X
Jagung 8.5 3.37 Y
Dedak halus 12.5 2.35 Z

Penyelesaian menggunakan 3 Persamaan


I. x + y + z  = 100 ........ (Jumlah)
II.  0,45x + 0,085y + 0,125z  = 20 ... (PK)
III. 2,59x + 3,37y + 2,35z  = 280 .... (ME)

Selesaikan salah satu:


I dan II
0,45x + 0,085y + 0,125z = 20 ... (PK)
0,45x + 0,45y + 0,45z   =  45 ... (Jumlah) x 0,45
 - 0,365y - 0,325z  =  -25 ..... (IV)
III dan I
2,59x + 3,37y + 2,35z =  280 ... (ME)
2,59x + 2,59y + 2,59z  =  259 ... (Jumlah) x 2,59
0,78y - 0,24z  =  21...... (V)
IV. - 0,365y - 0,325z = -25
V. 0,365y - 0,112z  = 9,83 x 0,365/0,78 +- 0,437z
= - 15,17
z = 34,7
IV. - 0,365y - 0,325z = - 25
- 0,365y - 11,28 = - 25
y = 37,6

x + y + z = 100 ............. (Jumlah)
x + 37,6 + 34,7 = 100
x = 100 – 72,3
x = 27,7
Susunan ransum menjadi:
x = Bungkil kedele = 27,7 %

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
91
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

y = jagung  =  37,6 %
z = bekatul  =  34,7 %
Jumlah = 100 %

Gambar 5.6 Formulasi Ransum


Sumber: http://permana.staff.ipb.ac.id/formulasiransum

d. Metode Linear Programming


Metode ini merupakan penjabaran dari metode aljabar yang biasanya
dilakukan dengan bantuan komputer. Metode ini menggunakan berbagai
macam bahan pakan dan menggunakan berbagai macam faktor pembatas.
Kelebihan menyusun formulasi pakan menggunakan metode excel ini adalah
sebagai berikut.
1) Lebih mudah dibandingkan menggunakan segi empat person.
2) Menampung lebih banyak bahan baku pakan.
3) Menghitung formulasi sekaligus keluar hasil biaya per kilonya.
4) Lebih cepat karena bantuan komputer.
Setelah metode penyusunan ransum ditentukan dan formulasi
ransum diperoleh, kegiatan berikutnya yaitu melakukan pencampuran
bahan pakan tersebut. Teknik pencampuran bisa dilakukan secara manual
maupun menggunakan mesin pencampur (mixer). Jika pencampuran pakan
dilakukan secara manual, maka hal yang paling mudah dalam pencampuran
yaitu jumlah bahan pakan yang paling banyak terlebih dahulu dituang
ketempat pengadukan berturut-turut kejumlah bahan pakan paling sedikit.
Pengadukan bahan pakan dilakukan sampai bahan pakan tercampur rata.
Setelah proses pencampuran selesai pakan boleh lansung diberikan kepada
ternak.

AGRIBISNIS TERNAK
92 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.7 Kelompok Praktik Pencampuran Pakan Ayam


Sumber: https://peternakan02umpar.wordpress.com/

LEMBAR PRAKTIKUM

Pencampuran Ransum

A. Tujuan
Mencampur bahan pakan yang mengandung nutrisi menjadi homogen untuk
ternak unggas secara manual.
B. Alat dan Bahan
1. Dedak padi
2. Jagung
3. Bungkil kelapa
4. Minyak nabati
5. Top mix
6. Tepung kulit kerang
7. Tabel kebutuhan nutrisi ternak
8. Tabel komposisi bahan pakan ternak
9. Kalkulator
10. Timbangan
11. Terpal (alas tempat pencampuran secara manual)
C. Petunjuk praktik
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
2. Jaga kebersihan lingkungan praktik dan alat praktik!
3. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ketempat semula dengan
rapi!
D. Langkah kerja
1. Tentukan jenis ransum yang akan disusun

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
93
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

2. Tentukan jenis bahan pakan yang akan digunakan


3. Tentukan kandungan zat makanan masing-masing penyusunan ransum
4. Tentukan jumlah ransum yang akan disusun dan perkiraan persentase
pengunaan masing-masing bahan pakan
5. Bandingkan hasil perhitungan ransum yang dibuat dengan kebutuhan
ternak
6. Kelompokkan bahan pakan yang jumlahnya sedikit dan berstektur halus
7. Campurkan bahan pakan tersebut dan tempatkan pada satu wadah
8. Campurkan dedak padi dengan minyak nabati
9. Setelah itu tambahkan tepung kulit kerang, top mix, jagung giling dan
bahan lainnya.
10. Lakukan pengadukan pakan secara merata dan homogen.
11. Bagaimana kesimpulan hasil percobaanmu?

CAKRAWALA

”Guru Besar IPB Temukan Pakan Alternatif Pengganti Ransum Ternak dari
Maggot”
Guru Besar Fakultas Peternakan (Fapet)
Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr.
Nahrowi, menemukan alternatif pakan
ternak berbahan dasar maggot guna
menggantikan MBM. MBM atau  meat
bone meal  banyak digunakan untuk
ransum atau bahan penyusun pakan
hewan ternak seperti unggas, ikan, dan
babi. Selama ini MBM 100 persen impor.
Hal ini menyebabkan harga MBM mahal
sedangkan kebutuhan Indonesia akan
Gambar 5.6 Maggot
Sumber: ipb.ac.id MBM tiap tahunnya mencapai 800 ribu ton.
Prof. Nahrowi mengatakan bahwa sebelumnya Indonesia memakai tepung ikan
yang mengandung protein hewani untuk ransum ternak. Namun, kualitas tepung
ikan yang diproduksi oleh Indonesia kurang baik.
“Indonesia masih belum bisa memproduksi MBM karena bahan baku untuk
membuat MBM juga dikonsumsi untuk manusia, seperti daging dan tulang. MBM
yang terbuat dari hewan mamalia termasuk babi juga menjadi masalah bagi para
peternak muslim yang ada di Indonesia. Untuk itu, perlu adanya pakan alternatif
yang bisa menggantikan MBM seperti maggot,” ujar Prof. Nahrowi.
Maggot adalah larva dari lalat. Lalat yang digunakan sebagai penghasil maggot
untuk pakan ternak ini berasal dari lalat buah yaitu jenis  Black Soldier Fly
(BSF). Maggot sangat cocok dijadikan pengganti MBM sebagai pakan ternak karena
memiliki semua kriteria yang menjadi syarat utama bahan pakan ternak. Adapun

AGRIBISNIS TERNAK
94 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

syarat-syarat pakan ternak yaitu, komposisi nutrisi terpenuhi, harga bersaing, dan
ketersediaan banyak. Ketiga syarat tersebut dapat dipenuhi oleh maggot. Produksi
maggot sangat cepat, satu ekor lalat BSF dapat menghasilkan 500 maggot dalam
sekali reproduksi. Pemeliharaan lalat BSF yang mudah juga menjadi nilai lebih
untuk menggantikan MBM. Selain itu, faktor lain yang tidak kalah penting untuk
menentukan maggot sebagai alternatif pakan pengganti adalah BSF merupakan
serangga yang tidak membawa unsur penyakit dan memiliki nilai protein tinggi.
Penelitian Prof. Nahrowi tentang maggot sudah dilakukan sejak tahun 2009.
Hingga saat ini penelitiannya masih terus berlanjut sampai tahap pembuatan
konsentrat protein, lemak, dan kitin dari maggot. Hal ini dilakukan untuk semakin
mengefisienkan dan mengoptimalkan sumber nutrisi untuk pakan ternak dari
maggot. Selain maggot, sebelumnya Prof. Nahrowi juga pernah meneliti ulat
Hongkong sebagai pakan alternatif, tetapi ketersediaan yang terbatas dan harga
yang mahal membuat ulat Hongkong sulit untuk dikembangkan lebih luas. Ia
berharap penelitian ini dapat dikembangkan lebih luas dan dapat dimanfaatkan
oleh banyak orang. (ipb. ac. id)

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai


Pencampuran bahan pakan dan formulasi ransum, kalian juga
dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet
kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang konsep-konsep
tersebut disertai penjelasan menggunakan video. Salah
satu website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah
wawasan dan pemahaman kalian tentang pencampuran
bahan pakan ternak adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=lVSCsq9dHA8
https://www.youtube.com/watch?v=dvb3kxYqTB8
https://www.youtube.com/watch?v=QFEWMM_ONso atau
dengan menggunakan QR code di bawah.

RANGKUMAN

1. Pencampuran (mixing) dimulai dengan menggiling bahan baku pakan yang


kasar. Bahan pakan tersebut digiling menggunakan mesin penggiling (hammer
mill).
2. Prinsip utama pencampuran adalah prosesnya harus diselesaikan dengan
waktu dan biaya minimum untuk menghasilkan produk yang seragam.
3. Prosedur teknik pencampuran ransum bahan pakan ada beberapa hal yang
perlu di perhatikan yaitu: pemilihan bahan baku, kebutuhan zat makanan
ternak unggas, komposisi nutrisi, bahan pakan yang tersedia, dan harga.
4. Metode penyusunan ransum ada 4 cara yaitu: metode trial and error, person’s
square, persamaan aljabar, dan linier programming.
AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
95
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

TUGAS MANDIRI

Buatlah tabel kebutuhan nutrisi ternak unggas seperti puyuh dan kalkun
berdasarkan umur dan periode pemeliharaan. Anda dapat mengumpulkan
informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas
dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan
guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan pengertian pencampuran (mixing) bahan pakan ternak unggas!
2. Jelaskan hal-hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pencampuran
bahan pakan!
3. Metode penyusunan ransum ada 4 cara, jelaskan masing-masing cara tersebut
dan berikan contoh!
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari penyusunan ransum dengan metode
trial dan error!
5. Susunlah ransum ayam petelur umur 22 minggu dengan kandungan nutrisi PK
17 % dan metabolisme energi (ME) = 2750 kkal/kg.

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kelima ini, Anda sekarang sudah lebih mengetahui
dan memahami bagaimana teknik pencampuran dan formulasi pakan ternak unggas.
Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kelima ini, mana yang menurut
Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru
Anda, karena pemahaman tentang pencampuran (mixing) dan formulasi pakan ini
merupakan proses yang sangat penting dilakukan dalam pembuatan pakan ternak
unggas. Sampaikan juga kekurangan atau kelebihan kegiatan pembelajaran pada
bab ini kepada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
96 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR SEMSETER GASAL PENILAIAN AKHIR


SEMESTER GASAL

A. PILIHAN GANDA
Pilihlah salah satu pilihan jawaban yang paling tepat dengan memberikan
tanda silang (x) pada pilihan A, B, C, D atau E!

1. Pakan adalah makanan yang diberikan kepada ternak yang dipelihara, istilah
pakan ini di adopsi dari bahasa…
A. Sunda
B. Jawa
C. Madura
D. Melayu
E. Batak
2. Berdasarkan bentuk pakan, ternak unggas pada umumnya lebih menyukai pakan
bentuk….
A. Tepung
B. Butiran
C. Bongkahan
D. Padat
E. Remah
3. Penggolongan bahan pakan berikut ini yang paling tepat adalah….
A. Asal
B. Asal, kandungan nutrisi dan bentuk
C. Kandungan nutrisi
D. Asal dan bentuk
E. Bentuk
4. Bahan baku pakan berikut yang termasuk ke dalam sumber energi adalah …..
A. Padi, jagung, sorgum, barley, gandum, dedak, bekatul, dedak, kulit kopi, dan
minyak nabati.
B. Bungkil kelapa, bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, kacang tanah, bungkil
biji kapuk, ampas kecap, dan biji bunga matahari.
C. Alfafa, tepung daun lamtoro, chick pea, dan kacang hijau.
D. Tepung ikan, tepung darah, tepung bulu, dan tepung daging.
E. Tepung kulit kerang, tepung tulang, tepung jerohan ayam, dan tepung keong
mas.
5. Tepung darah mengandung protein dalam jumlah tinggi (± 80%), tetapi kandungan
asam aminonya sangat tidak seimbang. Palatabilitasnya juga rendah, jumlah
penambahan tepung darah dalam ransum dapat dipakai adalah …..
A. 2-5 %
B. 1-2 %
C. 5-7 %
D. 7-9 %
E. 10%
6. Bahan pakan sumber vitamin untuk ternak unggas dapat diperoleh dari…
A. Tepung ikan
B. Sayur-sayuran

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
97
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

C. Bungkil-bungkilan
D. Biji-bijian
E. Limbah
7. Dalam proses penggilingan bahan pakan, alat yang digunakan dalam proses
penggilingan disebut dengan …..
A. Grinding
B. Grinder
C. Hammer mill
D. Burr mill
E. Roller Mill
8. Alat yang digunakan untuk menggiling bahan pakan bentuk biji-bijian dan hijauan
adalah …
A. Burr mill
B. Roller mill
C. Hammer mill
D. Combination Mill
E. Grinding
9. Jenis mesin pengaduk (mixer) bahan pakan yang digunakan pada pabrik kecil atau
pada peternakan yang mencampur pakan sendiri adalah …..
A. Batch mixer
B. Continous Mixer
C. Paddles Mixer
D. Vertical mixer
E. Horizontal mixer
10. Proses conditioning dalam pembuatan pakan khususnya pelet dapat meningkatkan
A. Kualitas fisik dan nutrisi pakan yang diproduksi
B. Warna pakan
C. Bentuk pakan
D. Bau pakan
E. Struktur pakan
11. Syarat mutu pakan ternak pada umumnya adalah kandungan air dalam pakan.
Persentase kandungan air yang baik terdapat pada pakan adalah ….
A. 10 %
B. 11 %
C. 12 %
D. 13 %
E. 14 %
12. Suatu proses kombinasi sistem kerja mixing, cooking, kneading, shearing, shaping,
dan forming adalah pengertian dari …..
A. Ektrusi
B. Ekstruder
C. Ekspanding
D. Pelleting
E. Pendinginan

AGRIBISNIS TERNAK
98 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

13. Prinsip penimbangan bahan pakan adalah untuk mengetahui …..


A. Berat bahan atau ransum yang dibeli, akan dicampur ataupun dijual
B. Mengetahui sifat bahan pakan yaitu padat, likuid, dan bulky
C. Dilakukan dengan cara penuh ketelitian
D. Kesalahan dalam penimbangan akan berakibat fatal
E. Berkurangnya kandungan nutrisi bahan pakan
14. Penimbangan bahan pakan dalam jumlah sangat besar, di mana bahan pakan
berada didalam truk, timbangan yang digunakan adalah …..
A. Timbangan gantung
B. Timbangan duduk
C. Jembatan timbang
D. Timbangan watangan
E. Timbangan analitik
15. Berdasarkan penggunaannya dalam menimbang pakan dan bahan pakan ternak ,
timbangan dapat dikelompokkan sebagai berikut adalah ……
A. Timbangan duduk, gantung
B. Timbangan duduk, gantung, lantai, dan platform
C. Timbangan analitik dan manual
D. Timbangan analitik dan gantung
E. Timbangan watangan
16. Untuk menimbang bahan pakan yang porsinya sedikit, agar hasilnya lebih akurat
sebaiknya menggunakan timbangan ...
A. Timbangan kecil
B. Timbangan besar
C. Timbangan duduk
D. Timbangan lantai
E. Timbangan gantung
17. Produk utama yang dihasilkan dari budidaya ternak unggas pedaging adalah ….
A. Karkas
B. Telur
C. Bulu
D. Feces
E. Jerohan
18. Pemilihan bahan pakan yang berkualitas dan bernilai gizi tinggi akan bermanfaat
baik bagi ternak yang mengkonsumsinya, berikut ini peforma ternak yang
mengkonsumsi pakan tersebut adalah ….
A. Ternak terlihat sehat, lincah, agresif, berproduksi, dan bereproduksi
B. Pertumbuhan ternak kurang bagus
C. Bulu mengkilat
D. Pertumbuhan ternak normal
E. Pertumbuhan bulu normal

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
99
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

19. Pemberian pakan yang sesuai akan menghindarkan ternak dari berbagai serangan
penyakit, khususnya penyakit nutrisi. Performa ternak yang mengalami penyakit
nutrisi ini adalah …
A. Ternak terlihat lemah, kurus, bulunya kusut dan pertumbuhan terganggu
B. Ternak tumbuh dibawah bobot badan rata-rata
C. Pertumbuhan bulu tidak sempurna
D. Ternak terlihat kurus
E. Produksi berkurang
20. Pengujian bahan pakan yang paling mudah dilakukan yaitu dengan cara .....
A. Pengujian secara fisik
B. Pengujian secara kimia
C. Pengujian secara biologis
D. Pengujian dilaboratorium
E. Pengujian lansung
21. Pengujian bahan pakan secara makroskopis meliputi ....
A. Bentuk dan ukuran
B. Warna, bentuk dan ukuran, bau, kerapatan jenis, kemurnian dan tekstur
C. Warna, ukuran dan kemurnian
D. Kemurnian, tekstur dan bau
E. Bau, warna, ukuran dan bentuk
22. Alat yang digunakan untuk pengujian bahan pakan secara mikroskopis adalah ....
A. Teleskop
B. Mikroskop
C. Termometer
D. Meteran
E. pH meter
23. Pengujian bahan pakan secara kimia lebih akurat, namun memerlukan waktu dan
biaya yang cukup tinggi. Pengujian bahan pakan secara kimia meliputi …
A. Analisa proksimat dan serat
B. Analisa asam amino
C. Analisa proksimat, serat, bomb calorimeter, chromatography, calorimetry dan
pectometry, analisa asam amino, dan protein
D. Analisa proksimat, Calorimetry dan pectometry, analisa asam amino, dan
protein
E. Analisa Calorimetry dan pectometry , analisa asam amino, dan protein
24. Pengujian bahan pakan secara biologis tergolong sulit dan memakan waktu yang
cukup lama. Kerugian dari pengujian bahan pakan secara biologis adalah …..
A. Biaya yang dikeluarkan sedikit
B. Menggunakan ternak berjenis kelamin yang sama, usia dan beratnya sama
C. Pengujian dilakukan pada ternak sehat
D. Diuji pada semua ternak
E. Hasilnya lebih akurat

AGRIBISNIS TERNAK
100 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

25. Proses pencampuran bahan baku pakan dalam jumlah besar dapat dilakukan
dengan menggunakan alat ….
A. Silo
B. Mixer
C. Terpal
D. Baskom
E. Alat pengaduk manual
26. Prinsip pencampuran bahan pakan ternak adalah …..
A. Homogen
B. Pencampuran secara keseluruhan
C. Agar bahan baku pakan tercampur merata (homogen) dan tidak banyak bahan
baku pakan yang terbuang
D. Penghematan bahan pakan
E. Proses pencampuran dilakukan secara maksimal
27. Pemilihan bahan baku pakan dibawah ini adalah ….
A. Harganya murah, mengandung sejumlah nutrisi, tersedia secara kontiniu,
mudah diperoleh, tidak terkontaminasi benda asing serta tidak bersaing
dengan manusia.
B. Mengandung sejumlah nutrisi dan tersedia secara kontiniu
C. Mudah diperoleh, tidak terkontaminasi benda asing
D. Harganya murah, mengandung sejumlah nutrisi
E. Tersedia secara kontiniu, mudah diperoleh, tidak terkontaminasi benda asing
serta tidak bersaing dengan manusia.
28. Pernyataan yang paling benar dibawah ini adalah ….
A. Semakin rendah bobot badan ternak maka kebutuhan pakan semakin banyak.
B. Semakin rendah bobot badan ternak maka kebutuhan nutrisi semakin banyak.
C. Semakin tinggi bobot badan ternak maka kebutuhan pakan semakin banyak.
D. Semakin tinggi bobot badan ternak maka kebutuhan nutrisi semakin sedikit.
E. Semakin tinggi bobot badan ternak maka kebutuhan pakan semakin sedikit.
29. Kandungan protein dalam pakan sangat dibutuhkan oleh ternak untuk
pertumbuhan, terutama ternak pada fase ….
A. Starter
B. Grower
C. Layer
D. Finisher
E. Afkir
30. Metode penyusunan ransum yang paling mudah dilakukan yaitu menggunakan
metode ….
A. Metode trial and error
B. Metode bujur sangkar
C. Metode persamaan aljabar
D. Metode linear programming
E. Metode person’s square

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
101
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

B. ESAI
Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar!
1. Jelaskan jenis-jenis bahan pakan yang tergolong ke dalam sumber protein hewani
!
2. Bagaimanakah proses penimbangan bahan pakan di pabrik pakan ternak unggas !
3. Jelaskan pengujian bahan pakan secara organoleptik !
4. Diketahui jenis bahan pakan berikut.
a) Jagung
b) Bekatul
c) Tepung ikan
d) Bungkil kedelai
e) Premix mineral
Susunlah kebutuhan ransum untuk periode finisher pada ayam broiler umur 35
hari!
5. Bagaimanakah hasil formulasi ransum ternak unggas yang baik!

AGRIBISNIS TERNAK
102 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PEMBUATAN PAKAN UNGGAS PEDAGING/
PETELUR BENTUK MASH VI
BAB V PEMBUATAN PAKAN UNGGAS PEDAGING/PETELUR
BENTUK MASH

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan proses pembelajaran, maka diharapkan peserta didik


mampu menjelaskan bentuk bentuk pakan ternak unggas, mampu menjelaskan
bentuk bentuk dari pakan ternak unggas, mampu memilih bahan pakan ternak
unggas, dan mampu membuat pakan ternak unggas pedaging/petelur bentuk
mash.

PETA KONSEP

Pembuatan Pakan Unggas Pedaging /


Petelur Bentuk Mash

Bentuk Bentuk Pemilihan bahan Komposisi Proses produksi


Pakan Ternak pakan Ternak Nutrisi Bahan pakan bentuk
Unggas Unggas pakan Ternak tepung atau
unggas mash

KATA KUNCI

Pakan, ternak, tepung, unggas, mash, formula.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
103
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Pengolahan pakan merupakan


suatu kegiatan untuk mengubah
p a k a n tunggal atau campuran menjadi bahan
pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru
yang dihasilkan dari proses pengolahan
diharapkan mengalami peningkatan kualitas.
Pakan merupakan setiap bahan yang
dapat dimakan, disukai, dicerna, dan
diserap baik secara keseluruhan atau
sebagian dan tidak membahayakan bagi
kesehatan ternak. Agar bahan dapat
Gambar 6.1 Bahan Pakan Unggas Bentuk Mash
disebut dengan pakan maka harus memenuhi Sumber: https://miro.medium.com/
persyaratan tersebut. max/1400/1*t162FVXBAe4g-lHtngUl8A.jpeg

Pengolahan dan pengawetan bahan pakan dapat dilakukan dengan


cara fisik atau mekanik, kimiawi, biologis, dan kombinasinya. Perlakuan
secara fisik  dapat dilakukan dengan cara penjemuran, pemotongan,  penggilingan,
penghancuran serta pembuatan pellet.  Pakan bentuk mash (tepung) ini merupakan
pakan atau bahan pakan yang halus berbentuk tepung. Untuk pengolahan pakan
ini supaya hancur menjadi tepung biasanya dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan suatu alat.

MATERI PEMBELAJARAN

A. BENTUK BENTUK PAKAN TERNAK UNGGAS


Bentuk bentuk fisik pakan ternak unggas seecara umum terbagi atas tiga
macam, yaitu bentuk tepung (mash), bentuk butiran atau pellet, dan bentuk butiran
pecah (crumble), berikut uraiannya.
1. Bentuk Mash (bentuk tepung)
Produk pakan berbentuk mash (tepung) adalah pakan dengan bentuk
halus yang mengandung zat-zat makanan seimbang dan dihasilkan dari
penggilingan bahan-bahan makanan penyusun pakan yang dicampur bersama-
sama. Pakan bentuk mash lebih ekonomis untuk skala kecil. Pakan berbentuk
tepung umumnya untuk ayam DOC dan petelur (layer). Pakan bentuk mash
adalah bentuk pakan yang paling sederhana yang merupakan campuran serbuk
(tepung) dan granula. Pakan bentuk tepung ini memiliki banyak kelebihan.
Bentuk mash (bentuk tepung), di mana pakan ini berbentuk tepung
yang halus. Supaya pakan ini menjadi halus, maka dilakukanlah penggilingan
terhadap bahan pakan tersebut dan dilakukan pencampuran terhadap bahan
pakan lain. Ransum bentuk mash ini biasanya diberikan untuk anak unggas.
Ransum bentuk tepung ini biasanya kurang disukai oleh ternak unggas karena
ternak unggas lebih menyukai pakan yang berbentuk butiran. Kelebihan pakan
bentuk mash ini adalah komposisi ransum merata atau homogen. Bentuk pakan
mash ini memiliki kelebihan yang banyak diantaranya adalah penyerapan

AGRIBISNIS TERNAK
104 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

pakan di usus ayam sangat mudah. Pakan bentuk tepung ini dapat dikosumsi
untuk semua umur ayam serta harga dari pakan ini tidak mahal.
Ransum yang berbentuk tepung ini memiliki kelemahan diantaranya
adalah kurang disukai ayam, mudah tercecer, pakan yang ada dalam tempat
pakan harus sering di aduk, air minum, dan tempat air cepat kotor karena pakan
yang melekat diparuh. Bentuk ransum ini biasanya diberikan untuk ayam
starter atau anak ayam yang masih kecil, biasanya ayam cepat bosan pada
ransum tepung ini karena ayam lebih menyukai pakan yang berbentuk butiran.

Gambar 6.2 Pakan Bentuk Mash


Sumber: https://www.difslive.com/wp-content/uploads/2018/01/Feeding-MAnagement.pdf

Adapun alat yang digunakan untuk melakukan pengolahan atau


penggilingan terhadap bahan pakan adalah dengan menggunakan mesin
produksi pakan yaitu berupa grinder dan mixer. Pemakaian mesin grinder ini
bertujuan untuk merubah dengan cara menghancurkan atau penggilingan
terhadap bahan pakan yang berukuran besar atau keras menjadi bahan pakan
atau pakan yang berukuran kecil dan halus. Adapun tujuan lain dari penggilingan
bahan ini adalah untuk memperoleh ukuran bahan pakan yang kita inginkan
dan harapan kita juga supaya ternak unggas mudah untuk mengosumsinya.
Jenis mesin giling yang biasa digunakan untuk menggiling bahan baku pakan
ternak ini sebagai contohnya adalah hammer miil, burr mill, roller mill, crusher
mill, dan combination mill.
Adapun alat atau mesin yang biasa digunakan untuk pencampuran dari
bahan pakan ternak unggas ini supaya bahan pakan ini menyatu rata atau
homogen yang nantinya akan mempermudah untuk kegiatan berikutnya adalah
mixer . Adapun kegiatan dari pencampuran bahan pakan atau pakan ini dikenal
dengan istilah mixing atau blending. kegiatan pencampuran ini bisa juga
dilakukan untuk pencampuran pupuk dan pencampuran biji bibit atau benih.
a. Bentuk Crumble/Butiran kecil
Bentuk crumble merupakan bentuk butiran kecil atau pecahan pellet.
Pakan bentuk crumble dikenal juga dengan makanan butiran pecah (remah).
Ransum ini merupakan pecahan dari pellet dengan cara memperkecil dari
ukuran pellet tersebut. Agar ternak unggas mudah didalam mengkosumsi
pellet tersebut maka pellet tersebut dipecah menjadi dua atau tiga bagian.
Pakan jenis ini biasanya kita berikan untuk ayam broiler (starter), ayam
petelur (starter, grower, dan layer) dan untuk puyuh (starter dan remaja).

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
105
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.3 Bentuk Pakan Crumble/Butiran Kecil


Sumber: https://www.difslive.com/wp-content/uploads/2018/01/Feeding-MAnagement.pdf

Crumble merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan


pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet dihancurkan dengan ukuran
lebih kasar dari mash. Bahan yang digunakan seperti ransum bentuk crumble
yang terbuat dari jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung
ikan, CGM, CPO, dan premix. Bentuk pakan untuk menghasilkan konversi
pakan yang baik untuk unggas adalah pakan bentuk crumble dan pellet
dibandingkan dengan mash. Pakan bentuk crumble dan pellet cenderung
mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam litter dibandingkan dengan
pakan mash. Pakan crumble dapat mengurangi jumlah pakan yang terbuang.
Struktur dan kualitas ransum bentuk crumble ini tergantung pada
struktur pakan bentuk pellet, apabila struktur pakan bentuk pellet bagus,
padat, kokoh dan kuat maka akan menghasilkan pakan bentuk crumble yang
bagus pula dan tidak mudah hancur. Ransum bentuk crumble ini memiliki
beberapa kelemahan diantaranya adalah pakan bentuk crumble ini mudah
rusak diwaktu pengangkutan dan waktu penyimpanan, harga pakan bentuk
ini juga lebih mahal daripada pakan bentuk tepung.
1) Bentuk pellet
Pakan bentuk pellet ini merupakan pakan hasil cetakan secara
mekanis dengan menggunakan mesin pencetak. Adapun bentuk dari
pellet ini adalah berbentuk silinder. kegiatan pembuatan pakan yang
berbentuk pellet ini merupakan salah satu pembuatan pakan dengan
cara pengawetan pakan sehingga pakan menjadi tahan lama, kualitas dari
pakan tersebut terjamin dan ketersediaannya ada secara terus menerus.
Pakan bentuk pellet ini biasanya banyak digunakan oleh peternak baik
peternak unggas maupun peternak lainnya. untuk ternak lain misalnya
pellet untuk ikan, untuk udang, untuk kucing, untuk anjing dan lain lain.
Adapun mesin yang biasa dipakai atau di pergunakan untuk mencetak
pakan bentuk pellet ini dikenal dengan nama pelleter. Pakan bentuk pellet
ini memiliki banyak keunggulan, di antaranya sebagai berikut.
a) Meningkatkan densitas pakan.
b) Mempermudah handling produk.
c) Debu pakan berkurang.

AGRIBISNIS TERNAK
106 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

d) Mengurangi penyusutan akibat tersisa.


e) Tahan terhadap kerusakan pada saat penyimpanan.
f) Tidak memberikan kesempatan kepada ternak untuk memilih jenis
bahan makanan yang disukai.
g) Meningkatkan jumlah konsumsi pakan.
h) Meningkatkan palatabilitas.
i) Meningkatkan konversi ransum.

Gambar 6.4 Pakan Bentuk Pellet


Sumber: https://www.agrinak.com/2016/06/3-proses-utama-pembuatan-pakan-pelet.html

Ransum bentuk pellet ini juga memiliki kelemahan yaitu harga


pakan yang relatif mahal. Ternak unggas akan lebih banyak minum
dan kemungkinan terjadi kerusakan beberapa zat makanan tertentu
sewaktu terjadi proses pembuatannya. Dalam pembuatan pakan ini juga
membutuhkan biaya yang besar. Kelemahan lainnya adalah pakan bentuk
pellet ini biasanya dikosumsi oleh ayam dewasa.

B. PEMILIHAN BAHAN PAKAN TERNAK UNGGAS


Keberhasilan suatu usaha peternakan unggas tidak hanya ditentukan oleh
faktor tatalaksana dan pemuliaan saja, tetapi faktor pakan sangat menentukan.
Hal ini disebabkan pakan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk
kelangsungan hidup dan berbagai proses biologis di dalam tubuh ternak unggas.
Di dalam penyusunan pakan kita harus memperhatikan syarat syarat bahan pakan
yang akan dijadikan pakan dalam rangka menjaga kualitas dan kuantitas dari pakan
tersebut. Berikut ini adalah syarat syarat bahan pakan yang akan dijadikan pakan
ternak unggas.
1. Harga bahan pakan
Biaya produksi dari pakan dapat mencapai 80 %. Dengan dasar
pertimbangan efisiensi, maka penggunaan bahan pakan yang akan dijadikan
sebagai pakan penting diketahui biayanya terlebih dahulu. Untuk harga bahan
baku pakan tersebut sebagusnya dinilai dari segi manfaatnya. Untuk menekan
biaya pakan tanpa mengurangi produksi optimum, maka perlu dilakukan usaha
pencarian sumber sumber bahan pakan yang berharga murah. Harga bahan
pakan yang murah dapat menekan biaya yang dikeluarkan untuk pakan. Untuk
harga bahan pakan unggas itu biasanya bervariasi. Dalam memilih bahan pakan,
usahakan bahan pakan yang ada di daerah kita atau bahan pakan lokal. Salah

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
107
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

satu penyebab tingginya biaya produksi adalah menggunakan bahan baku


pakan yang diimpor. Bahan pakan yang diimpor otomatis biayanya mahal. Untuk
menekan biaya pakan hendaknya kita dapat meminimalkan penggunaan bahan
baku konvensional, contohnya penggunaan jagung dan kedelai.
2. Ketersediaan bahan pakan
Ketersediaan bahan pakan penyusun ransum ternak unggas merupakan
salah satu faktor utama yang mempengaruhi pemilihan bahan pakan. Bahan
pakan yang akan dijadikan pakan ternak ketersediaannya harus ada secara
kontinu dan banyak tersedia di lingkungan sekitar. Bahan pakan yang akan
dijadikan pakan harus mudah didapat karena pergantian bahan baku pakan
menyebabkan atau berpengaruh terhadap ternak. Ketersediaan bahan pakan
akan menyangkut pada ada atau tidak adanya potensi bahan pakan tersebut di
suatu daerah.
Untuk memilih bahan pakan ternak ini sebagusnya kita sesuaikan
dengan ketersediaan bahan pakan yang banyak atau yang selalu ada di daerah
kita. Apabila bahan pakan tersebut tidak mencukupi di daerah tersebut, maka
kita bisa mengganti pakan dengan pakan alternatif. Sebagai contoh, jagung
dapat kita ganti dengan sorghum yang memiliki karakteristik zat makanan yang
hampir sama, karena tanaman sorghum ini mudah didapat dan mudah tumbuh
di daerah kering.
Kondisi musim juga mempengaruhi ketersediaan suatu bahan pakan
ternak unggas, seperti bekatul yang mudah diperoleh pada saat musim panen
padi, yaitu musim penghujan. Dengan demikian, harga bekatul pada saat
tersebut umumnya relatif lebih murah dibandingkan pada saat musim kemarau.
Pada musim kemarau biasanya ketersediaan bahan pakan ternak menjadi
sedikit. Di daerah tertentu ada potensi bahan pakan unggas yang melimpah
atau sangat banyak tetapi kurang atau tidak bisa digunakan untuk pakan ternak
karena kandungan antinutrisinya sangat tinggi dan juga banyak masyarakat atau
peternak yang tidak mengetahui atau tidak menyadari kegunaan dari bahan
pakan tersebut. Sebagai contoh adalah di daerah Sumatera, yaitu isi dari biji
karet. Isi biji karet mengandung antinutrisi yaitu asam sianida yang harus diolah
terlebih dahulu supaya bisa dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak unggas.
3. Kandungan bahan pakan
Adapun bahan pakan yang akan kita gunakan untuk membuat pakan
ternak unggas sebaiknya memiliki nilai gizi yang baik atau memiliki kandungan
nutrisi yang tinggi. Zat nutrisi pada bahan pakan kandungannya berbeda beda.
Setiap bahan pakan ternak unggas memiliki kandungan zat nutrisi yang berbeda
beda. Karena adanya perbedaan kandungan nutrisi pada bahan pakan tersebut,
maka ada pengelompokkan bahan pakan berdasarkan kandungan zat-zat
nutrisi. Zat-zat nutrisi yang terdapat dalam pakan yang diperlukan oleh tubuh
ternak diantaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
Kandungan energi metabolisme dan kandungan zat protein merupakan patokan
utama untuk menilai bahan pakan yang akan kita jadikan sebagai bahan baku
pakan ternak unggas. Ransum yang memiliki nilai gizi yang baik dan lengkap
terdapat dalam bahan baku pakan yang berkualitas.

AGRIBISNIS TERNAK
108 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

4. Tidak bersaing dengan kebutuhan manusia


Bahan pakan yang akan kita gunakan untuk pakan ternak unggas ini jangan
sampai bersaing dengan kebutuhan bahan makanan manusia. Persyaratan
ini bertujuan supaya tidak terjadi perebutan kepentingan antara kebutuhan
pangan untuk manusia dengan kebutuhan pakan untuk ternak. Bahan pangan
manusia sesungguhnya banyak memiliki kemiripan dengan bahan pakan ternak
unggas, hanya cara pemanfaatannya saja yang berbeda. Untuk bahan pakan
ternak unggas yang kebutuhannya bersaing dengan kebutuhan manusia, maka
bahan pakan tersebut diganti dengan bahan pakan alternatif lainnya.
5. Daya cerna/kecernaan pakan
Daya cerna atau kecernaan pakan merupakan ukuran untuk potensi zat gizi
pakan yang bisa di gunakan oleh ternak untuk sintesis jaringan dalam tubuhnya
sehingga menghasilkan produk sesuai yang kita inginkan. Bahan pakan ternak
unggas yang memiliki zat zat nutrisi tinggi belum tentu memiliki kecernaan
yang baik, hal ini disebabkan beberapa paktor yang mempengaruhinya.
6. Palatabilitas (kesukaan)
Tingkat kesukaan ternak terhadap bahan pakan atau pakan ternak harus
diperhatikan. Apakah ternak mau mengkosumsi bahan pakan atau tidak. Karena
walaupun kandungan zat gizi dari bahan pakan tinggi dan berkualitas bagus,
namun apabila ternak tidak mau dan tidak menyukai pakan tersebut maka bahan
pakan tersebut tidak bisa kita jadikan sebagai pakan ternak unggas. Apabila
bahan pakan mengandung zat-zat gizi yang baik tetapi palatabilitasnya rendah,
maka kita perlu melakukan suatu cara atau perlakuan terhadap bahan pakan
tersebut supaya palatabilitasnya meningkat. Perlakuan yang dilakukan untuk
meningkatkan palatabilitas yaitu dengan cara menambahkan suatu zat atau
dengan proses pengolahan terhadap bahan pakan tersebut. Untuk memperoleh
produktivitas ternak yang tinggi, maka pakan yang kandungan zat gizi dan
palatabilitasnya tinggi harus mempunyai daya cerna yang tinggi sehingga zat
gizi yang dikosumsi bisa dimanfaatkan oleh tubuh ternak.
7. Tidak beracun.
Bahan pakan yang akan kita jadikan sebagai bahan pakan ternak tidak
mengandung racun yang bisa mengganggu kesehatan tubuh ternak unggas,
menurunkan produktivitas ternak, dan dapat menurunkan kecernaan ransum
ternak. Zat antinutrisi dalam pakan menjadi faktor penghambat dalam
pemakaian bahan baku pakan alternatif.

C. KOMPOSISI NUTRISI BAHAN PAKAN


Pada dasarnya, pakan merupakan faktor yang menduduki prioritas utama dalam
menentukan kecepatan pertumbuhan hidup ternak unggas. Waktu penyusunan
ransum kita harus memperhatikan kebutuhan zat-zat nutrisi yang harus dipenuhi
di dalam pakan ternak unggas tersebut. Komposisi nutrisi atau zat nutrisi yang
dibutuhkan ternak unggas yang harus ada didalam pakan ternak yakni sebagai
berikut.
1. Air
Air mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan ternak unggas
karena air ini merupakan salah satu penyusun jaringan tubuh ternak unggas.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
109
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Apabila unggas tidak memperoleh air minum, maka unggas tersebut tidak bisa
bertahan hidup dengan lama. Hal ini disebabkan karena peranan air sangat
penting untuk kelangsungan hidup ternak unggas dan dalam tubuh ternak
unggas tersusun sebanyak lebih kurang 58% air. Air lebih penting peranannya
bagi kehidupan unggas dari pada energi. Adapun kegunaan dari air oleh unggas
adalah sebagai berikut.
a. Mengatur temperatur atau suhu tubuh.
b. Untuk melarutkan zat pakan.
c. Pelarut pada proses pencernaan dan metabolisme.
d. Sebagai pengangkut zat pakan.
e. Untuk membentuk sel sel dalam tubuh dan membantu proses fisiologis
lainnya.
f. Memperlancar reaksi kimia dalam tubuh.
g. Membantu kelancaran kerja saraf dan panca indara.
h. Sebagai bantalan yang melindungi organ dari goncangan luar.
i. Sebagai pengedar zat zat gizi dari jaringan dan alat tubuh yang satu ke
jaringan dan alat tubuh yang lain.
Air sangat berpengaruh besar terhadap hidup ternak unggas, oleh karena
itu maka kualitas dari air terutama air minum ternak unggas harus benar benar
aman untuk diminum. Adapun pedoman persyaratan air yang akan dijadikan
sebagai air minum ternak unggas diantaranya sebagai berikut.
a. Gunakan air yang bersih.
b. Jernih tidak berwarna.
c. Aroma alami.
d. Tidak ada rasa yaitu tawar.
e. Tidak berbahaya (tidak ada racun).
f. Tidak ada mikroba dan kotoran lain.
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah zat yang mengandung asam karbon, hidrogen, dan
oksigen. Karbohidrat ini merupakan kelompok ketiga terbesar senyawa organik
didalam tubuh ternak unggas. Zat karbohidrat dalam pakan dibutuhkan sebagai
penghasil energi utama, sebagai zat pengikat antar partikel partikel penyusun
ransum dan untuk meningkatkan palatabilitas (kesukaan) pakan sehingga
unggas bisa melakukan segala aktivitas hidup. Karbohidrat banyak terdapat
pada bahan pakan biji-bijian seperti padi, jagung, dedak, sorghum, gandum,
barley, dan lain lain.
Karbohidrat ini merupakan bagian yang terbesar di dalam pakan ternak
unggas. Pengelompokan dari zat karbohidrat ini terbagi atas dua bagian, yaitu
zat karbohidrat yang tidak bisa dicerna oleh unggas dan karbohidrat yang bisa
dicerna unggas. Adapun serat merupakan salah satu contoh dari karbohidrat
yang tidak bisa dicerna oleh tubuh unggas. Polisakarida merupakan contoh dari
karbohidrat yang bisa dicerna oleh tubuh unggas. Tidak semua sumber energi
dari karbohidrat potensial dipergunakan oleh ternak.
3. Lemak
Lemak atau lipid merupakan suatu senyawa heterogen yang terdapat
dalam jaringan tanaman dan hewan yang memiliki sifat tidak larut dalam air

AGRIBISNIS TERNAK
110 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

dan larut di dalam pelarut organik. Adapun fungsi dari lemak di dalam tubuh
ternak unggas adalah sebagai sumber tenaga dalam kelangsungan hidup ternak
misalnya untuk pertumbuhan, untuk produktifitas, dan lain lain. Adapun bahan
pakan yang tinggi kadar lemaknya dijumpai pada jenis kacang kacangan, yaitu
kacang tanah dan juga pada bungkil kelapa, minyak kelapa, dedak, dan lain
lain. Sumber lemak banyak terkandung dalam bahan pakan asal kacang tanah,
minyak kelapa, bungkil kelapa, dedak halus, dan lain lain.
Sumber lemak yang digunakan untuk pakan ternak berasal dari minyak
tumbu dan dan minyak dari hewan. Minyak dari hewan misalnya adalah minyak
sapi, minyak ikan, minyak babi, dan lain lain. Sementara minyak yang berasal
dari tumbuh tumbuhan adalah seperti minyak kelapa sawit, minyak kelapa,
minyak kedelai, minyak zaitun, minyak bunga matahari, minyak jagung, dan
lain lain. Dalam tubuh unggas lemak mempunyai beberapa fungsi di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Sumber energi.
b. Sebagai sumber dari asam lemak esensial.
c. Sebagai pemelihara dan integritas membran sel.
d. Pelindung organ tubuh yang vital.
e. Pelicin pakan yang berbentuk pellet.
f. Prekursor hormon hormon sex seperti prostagtandin, endrogen dan estrogen.
g. Sumber steroid yang sifatnya meningkatkan fungsi fungsi biologis yang
penting.
Penambahan lemak di waktu pembuatan pakan ternak unggas juga
bertujuan untuk merekat pakan sehingga mudah dibentuk menjadi pellet
sebagai zat yang mereduksi kotoran dalam pakan dan juga untuk menghindari
berdebunya ransum.
4. Protein
Kata protein berasal dari bahasa Yunani yaitu proteios yang artinya
pertama atau kepentingan utama. Karena itulah protein sangat penting sebagai
penyusun dari semua kehidupan sel dan merupakan kelompok kimia terbesar
di dalam tubuh ternak unggas setelah air. Protein ini dalam tubuh unggas
berfungsi sebagai berikut.
a. Sebagai zat pembangun jaringan tubuh unggas.
b. Untuk pertumbuhan, produksi, dan reproduksi.
c. Protein dapat dikatabolisasi atau dirombak menjadi sumber energi atau
sebagai substrat penyusun jaringan karbohidrat dan lemak dalam tubuh.
d. Sebagai penyusun dari hormon, enzim, dan substansi biologis penting
lainnya seperti antibodi dan hemoglobin.
Maka karena itulah, zat protein ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan
anak unggas. Sumber protein yang akan dijadikan sebagai pakan ternak
berasal dari bahan pakan tumbuh tumbuhaan dan bahan pakan hewan. Protein
yang berasal dari bahan pakan tumbuh tumbuhan diantaranya adalah kacang
kedelai, tepung daun lamtoro, bungkil biji matahari, biji lamtoro, kacang hijau,
bungkil biji kapuk, dan lain sebagainya. Sementara bahan pakan sumber protein
yang berasal dari hewan adalah tepung daging, tepung cacing, tepung limbah
pengolahan udang, tepung ikan, dan lain-lain.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
111
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kebutuhan akan protein untuk tiap-tiap unggas jumlahnya berbeda-beda.


Jika protein yang dikosumsi oleh ternak unggas tidak mencapai kebutuhan atau
kurang, maka pertumbuhan ternak unggas tersebut akan terganggu, produksi
telur akan menurun, daya tetas telur rendah, doc yang menetas tidak berbobot,
dan meningkatnya deposisi lemak dalam tubuh karena kelebihan energi dalam
tubuh tidak dipakai untuk pertumbuhan sehingga disimpan dalam bentuk
lemak. Apabila protein yang dikosumsi berlebih, maka akan menimbulkan
gejala pada ternak unggas yaitu juga terjadi penurunan pada pertumbuhan,
penurunan kandungan lemak tubuh, meningkatnya asam urat dalam tubuh, dan
juga meningkatnya kosumsi air karena diperlukan untuk mengeluarkan asam
urat.
Asam amino secara garis besarnya digolongkan menjadi dua macam, yaitu
asam amino asensial dan asam amino non esensial. Asam amino ini ada yang
harus tersedia dalam pakan dan ada pula yang tidak perlu ada dalam pakan.
Asam amino yang harus ada dalam pakan dikenal dengan nama asam amino
esensial sedangkan asam amino yang tidak perlu ada dalam pakan karena karena
bisa disintersis oleh tubuh dikenal dengan nama asam amino nonesensial.
5. Vitamin
Vitamin merupakan zat organik yang esensial yang digunakan atau
dibutuhkan oleh tubuh ternak unggas. Kebutuhan akan vitamin ini tidak terlalu
banyak, walaupun demikian kebutuhan akan vitamin ini harus terpenuhi dan
cukup dalam pakan ternak yang kita sajikan. Adapun pakan berupa hijauan, butir
butiran, dan jagung merupakan contoh sumber bahan pakan yang kaya vitamin.
Kebutuhan vitamin pada ternak unggas harus diperhatikan dengan seksama
karena apabila unggas kekurangan vitamin dapat menyebabkan kekurangan
vitamin yang disebut dengan avitaminosis atau hipovitaminosis. Untuk ternak
unggas dibutuhkan vitamin dengan jumlah adalah 13 vitamin. Secara umum
vitamin terbagi atas 2 macam, yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin
yang larut dalam air. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, vitamin
D, vitamin E dan vitamin K. Sementara vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin
B1, vitamin B6, Nicotinamid, Asam folat, Asam Panthotenat, vitamin B12, Cholin,
dan vitamin C.
Vitamin-vitamin tersebut harus ada di dalam pakan ternak unggas dan
sebagian lagi bisa diproduksi oleh mikroorganisme dalam tubuh unggas
seperti vitamin K. Apabila unggas kekurangan vitamin di dalam tubuhnya maka
berakibat pertumbuhan tubuh unggas terganggu dan juga terjadi gangguan
pada mata dan tulang ternak unggas. Untuk memenuhi kebutuhan zat vitamin
ini biasanya peternak sering memberikan vitamin tambahan atau suplementasi
lewat air minum, sebagai contoh adalah fortevit, vita chicks, neobro, dan vita
stress yang bisa diperoleh di toko pakan ternak. Secara umum ada beberapa
peranan vitamin dalam tubuh ternak unggas yaitu diantaranya sebagai berikut.
a. Vitamin A berperan dalam proses pertumbuhan.
b. Vitamin B Kompleks (Vitamin B1 sampai B12) berperan sebagai koenzim dan
membantu berbagai proses metabolisme nutrisi.
c. Vitamin C berperan dalam metabolisme sel dan sebagai antioksidan.
d. Vitamin D menjaga rasio level kalsium dan fosfor dalam darah.

AGRIBISNIS TERNAK
112 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

e. Vitamin E berperan untuk meningkatkan fertilitas dan menjaga agar


pertumbuhan embrio normal.
f. Vitamin K berperan dalam pembentukan protrom.

6. Mineral
Mineral merupakan suatu zat nutrisi yang sangat esensial untuk kehidupan
unggas. Mineral merupakan suatu senyawa anorganik yang menyusun lebih
kurang 4% tubuh ayam. Mineral merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh
ternak unggas dalam jumlah yang tidak banyak tetapi sangat penting untuk
pembentukan alat alat tubuh di antaranya adalah untuk pembentukan tulang
sebagai zat penyusun dari cangkang telur, membantu sistem transfortasi zat zat
dalam tubuh, untuk membantu pencernaan, dan berperan dalam keseimbangan
sel. Sebagai contohnya adalah zat Fe (besi) di mana zat Fe ini sangat dibutuhkan
dalam pembentukan darah. Contoh lainnya adalah zat Ca (kalsium) dan fosfor
yang dibutuhkan untuk pembentukan tulang unggas.
Berdasarkan jumlah kebutuhan dan keberadaan dalam tubuh unggas,
maka mineral dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu mineral makro
dan mineral mikro. Mineral makro terdiri dari Kalsium (Ca) dan Fhosfor (P),
Magnesium (Mg), Sulfur (S), Natrium (Na), Kalium (K), dan Klorida (Cl). Sementara
mineral mikro terdiri dari Tembaga (Cu), Iodium (I), Mangan (Mn), Selenium (Se),
Seng (Zn), Besi (Fe), Flourida (F), Chromium (Cr), Molibdenum (Mo), Kobal (Co),
Arsenik (As), Nikel (Ni), dan Vanadium (Vn).
Kandungan Kalsium (Ca) dan kandungan Fhosfor (P) sangat diperhitungkan
didalam penyusunan ransum. Ternak unggas yang apabila didalam tubuhnya
kekurangan zat mineral maka pertumbuhan ternak unggas tersebut akan
terganggu terutama gangguan terhadap tulang dan gangguan terhadap
pembentukan kerabang telur. Mineral kalsium dan fosfor kebutuhannya untuk
ternak unggas dinyatakan dalam satuan persen/kg pakan yang kemudian dapat
dihitung menjadi mg/g/ekor/hari. Zat mineral ini banyak terdapat pada tepung
kuli kerang, tepung bulu, tepung tulang, tepung ikan, tepung udang, kapur, dan
lain lain. Untuk komposisi nutrisi bahan pakan ternak unggas, dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
113
Tabel 6.1 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas

114
No. BahanPakan BK ME CP Lisin Meth M+C SK Lemak Ca P
(%) (Kkal/kg) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
1. Biji kapas 92.0 2,920 23.0 0.00 0.00 0.00 19.10 21.30 0.20 0.73
2. Bungkil biji kapas
(expeller) 93.0 2,320 40.9 1.59 0.55 0.55 12.00 3.90 0.20 1.05
3. Bungkil kacang
tanah(expel) 90.0 2,500 42.0 1.26 0.45 0.52 12.00 7.30 0.16 0.56
4. Bungkil kedelai
44/7 86.6 2,120 43.0 2.75 0.65 1.33 6.50 1.80 0.30 0.65
MATERI PEMBELAJARAN

5. Dedak gandum 86.6 1,710 15.2 0.61 0.25 0.59 9.20 3.60 0.11 1.15
6. Dedak
jagung(37%pati) 89.0 2,520 12.0 0.49 0.23 0.49 6.00 5.80 0.10 0.50
7. Dedak padi15-30%
serat 89.8 1,000 7.0 0.34 0.13 0.26 24.00 7.00 2.40 1.60
8. Dedak padi 1-9%
serat 89.9 2,950 13.6 0.65 0.27 0.54 6.10 15.60 2.33 1.57
9. Dedak padi 9-15%
Serat 89.2 2,200 13.3 0.63 0.27 0.53 11.90 10.20 2.35 1.58
10. DiCalsium 18.0
Phospat(DCP) 99.0 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 24.00 0
11. DL Methionine 99.7 2,360 58.0 0.00 99.00 99.00 0.00 0.00 0.00 0.00
12. Garam dapur 95.0 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
13. Jagung kuning 89.0 3,350 8.5 0.22 0.20 0.35 2.10 3.80 0.02 0.28

UNGGAS
14. Kapur 99.0 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 38.00 0.00
TERNAK UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN

AGRIBISNIS TERNAK
15. Kedelai sangrai 88.5 3,300 37.0 2.27 0.51 1.03 5.80 18.80 0.23 0.52
No. BahanPakan BK ME CP Lisin Meth M+C SK Lemak Ca P
(%) (Kkal/kg) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%) (%)
16. L Lisine 98.5 3,730 94.5 78.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
17. Lemak ternak 99.5 8,500 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 99.90 0.00 0.00
18. Lumpur sawit

UNGGAS
93.1 2,840 13.3 0.00 0.00 0.00 16.30 18.85 0.30 0.19

19. Mineral sapi 99.0 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 15.00 5.00
TERNAK UNGGAS

AGRIBISNIS TERNAK
AGRIBISNIS PAKAN

20. Minyak sawit 76.6 8,600 15.3 0.00 0.00 0.00 0.00 57.20 0.00 0.00
MonoCalsium 22.5
21. Phospat 99.0 0 0.0 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 16.00 0
22. Onggok 90.1 0 2.8 0.00 0.00 0.00 8.26 0.67 0.00 0.00
Palm kernel meal
23. (Expeller) 92.7 2.913 14.6 0.44 0.32 0.52 15.70 9.80 0.20 0.46
Palm kernel meal
24.
(Solvent) 89 3.128 15.3 0.52 0.34 0.61 15.60 1.80 0.24 0.56

Sumber: Pedoman Meramu Pakan Unggas, Bambang Agus Murtidjo, 1987


MATERI PEMBELAJARAN

115
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 6.2 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas Sumber Energi

No. Zat Makanan Jagung Sorghum Bekatul Minyak


1 Energi (kkal/kg) 3.350,00 3.500.00 2.100 8.600
2 Protein (%) 8,80 8,90 12,90 0,00
3 Lemak Kasar (%) 3,80 - 13,00 0,00
4 Serat Kasar (%) 2,20 - 11,40 0,00
5 Arginin (%) 0,50 - 0,89 0,00
6 Glisin (%) 0,32 - 0,80 0,00
7 Serin (%) 0,49 - 0,32 0,00
8 Histidin (%) 0,20 - 0,33 0,00
9 Isoleusin (%) 0,37 - 0,52 0,00
10 Leusin (%) 1,10 - 0,90 0,00
11 Lisin (%) 0,21 - 0,59 0,00
12 Metionin (%) 0,20 - 0,20 0,00
13 Sistin (%) 0,15 - 0,10 0,00
14 Fenilalanin (%) 0,27 - 0,54 0,00
15 Treonin (%) 0,39 - 0,48 0,00
16 Triptofan (%) 0,09 - 0,45 0,00
17 Valin (%) 0,52 - 0,75 0,00
18 Asam Linoleat (%) 2,20 - 3,57 0,00
19 Kalsium (%) 0,02 - 0,07 0,00
20 Fosfor (%) 0,28 - 1,50 0,00
21 Potasium (%) 0,30 - 1,73 0,00
22 Khlorida (%) 0,04 - 0,07 0,00
23 Besi (mg) 150,00 - 160,00 0,00
24 Magnesium (%) 0,12 - 0,65 0,00
25 Mangan (mg) 5,00 - 12,00 0,00
26 Sodium (%) 0,20 - 0,40 0,00
27 Tembaga (mg) 4,00 - 3,00 0,00

AGRIBISNIS TERNAK
116 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

No. Zat Makanan Jagung Sorghum Bekatul Minyak


28 Yodium (mg) - - - 0,00
29 Selenium (%) 0,03 - - 0,00
30 Seng (mg) 0,06 - 26,00 0,00
31 Biotin (mg) 0,06 - 0,61 0,00
32 Kholin (mg) 620,00 - 1237,00 0,00
33 Folasin (mg) 0,40 - 0,20 0,00
34 Niasin (mg) 24,00 - 520,00 0,00
35 Asam Pantotenat (mg) 4,00 - 47,00 0,00
36 Piridoksin (mg) 7,00 - - 0,00
37 Riboflavin (mg) 1,00 - 1.80 0,00
38 Tiamin (mg) 3,50 - 19.80 0,00
39 Vitamin B12 (mg) 0,00 - - 0,00
40 Vitamin E (mg) 22,00 - 90,00 0,00
Sumber: Pengelolaan Pakan Ayam, H.R. Kartadisasra, 1994

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
117
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 6.3 Komposisi Nutrisi Bahan Pakan Ternak Unggas Sumber Protein

Bungkil Kacang
No. Zat Makanan Bungkil Kedelai Tepung Ikan
Tanah
1 Energi (kkal/kg) 2.230,00 2.820,00 2.200,00
2 Protein (%) 44,00 60,50 50,70
3 Lemak Kasar (%) 0,80 9,40 1,20
4 Serat Kasar (%) 7,3 0,70 11,90
5. Arginin (%) - 3,79 5,50
6 Glisin (%) - 4,19 2,70
7 Serin (%) - 2,25 2,22
8 Histidin (%) - 4,86 1,49
9 Isoleusin (%) - 2,83 2,30
10 Leusin (%) - 4,50 2,99
11 Lisin (%) - 4,83 1,76
12 Metionin (%) - 4,78 0,46
13 Sistin (%) - 0,56 0,76
14 Fenilalanin (%) - 2,48 2,75
15 Treonin (%) - 2,50 1,45
16 Triptofan (%) - 0,68 0,65
17 Valin (%) - 3,23 4,82
18 Asam Linoleat (%) 0,40 0,12 0,24
19 Kalsium (%) 0,29 5,11 0,20
20 Fosfor (%) 0,65 2,88 0,63
21 Potasium (%) 2,00 0,77 1,19
22 Khlorida (%) 0,05 0,60 0,03
23 Besi (mg) 120,00 140,00 142,00
24 Magnesium (%) 0,27 0,65 0,04
25 Mangan (mg) 29,00 5,00 29,00
26 Sodium (%) 0,04 0,61 0,07

AGRIBISNIS TERNAK
118 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Bungkil Kacang
No. Zat Makanan Bungkil Kedelai Tepung Ikan
Tanah
27 Tembaga (mg) 22,00 6,00 15,00
28 Yodium (mg) - - -
29 Selenium (%) 0,49 1,93 -
30 Seng (mg) 27,00 132,00 20,00
31 Biotin (mg) 0,32 0,31 0,39
32 Kholin (mg) 2.794,00 5.300,00 2.396,00
33 Folasin (mg) 0,40 0,80 0,40
34 Niasin (mg) 24,00 0,45 170,00
35 Asam 4,00 17,00 53,00
Pantotenat
(mg)
36 Piridoksin (mg) 7,00 4,00 10,00
37 Riboflavin (mg) 1,00 9,90 11,00
38 Tiamin (mg) 3,50 0,10 5,70
39 Vitamin B12 (mg) 0,00 403,00 -
40 Vitamin E (mg) 22,00 22,00 3,00
Sumber: Makanan Ayam Broiler, M. Rasyaf, 1994

Kebutuhan nutrisi ternak unggas untuk dapat berproduksi secara baik


harus terpenuhi seluruhnya secara maksimum dan seimbang. Terpenuhi secara
maksimum ini maksudnya adalah di mana kandungan zat nutrisinya tidak kurang
dan juga tidak melebihi kebutuhannya. Sementera seimbang maksudnya adalah
perbandingan antara nutrisi yang berkaitan harus sesuai. Sebagai pedoman untuk
komposisi nutrisi pakan ayam ras pedaging bisa kita lihat pada tabel di bawah ini.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
119
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 6.4 Pedoman Komposisi Nutrisi Pakan Ayam Pedaging (Broiler)


Nutrisi Pakan Starter (BR 1) Finisher (BR 2)
Energi Metabolisme 2.800 – 3.100 2.900 – 3.200
(Kkal/kg)
Protein Kasar (%) 21 – 23 19 – 21
Lemak Kasar (%) 2,5 – 8,0 2,5 – 8,0
Serat Kasar (%) 3,0 – 5,0 3,0 – 5,0
Kalsium (%) 0,9 – 1,1 0,9 – 1,1
Fosfor, total (%) 0,7 – 0,9 0,7 – 0,9
Lisin (%) 1,20 – 1,25 1,00 – 1,20
Methionin (%) 0,48 – 0,60 0,42 – 0,50
Methionin + Sistin (%) 0,86 – 0,90 0,76 – 0,80
Sumber: Pakan Ayam dan Itik, Yani Sudara dan Anita Siriwa, 1997

Untuk kandungan nutrisi pakan ternak unggas yang diproduksi oleh


berbagai pabrik pakan komersial dapat kita dilihat pada tabel 6.5. Kandungan
gizi dalam tabel ini dirangkum dari berbagai leaflet spesifikasi produk berbagai
pabrik pakan ternak unggas.

Tabel 6.5 Kandungan Nutrisi Pakan Ternak Unggas Produksi Pabrik

Jenis Pakan Kadar Air Protein (%) EM Ca P (%)


(%) (kkal/kg) (%)
Ayam Maks. 21,00– 3.025– 0,90– 0,60–
broiler 13,00 23,80 3.250 1,20 1,00
starter
Ayam Maks. 18,00– 3.000– 0,80– 0,60–
broiler 13,00 21,80 3.300 1,20 1,20
finisher
Ayam ras Maks. 20,00– 3.000– 0,90 – 0,60–
layer pre 13,00 23,80 3.125 1,20 1,20
starter
Ayam ras Maks. 18,00– 2.750– 0,90 – 0,60–
layer starter 13,00 21,00 3.000 1,20 0,90
Ayam ras 10,00– 15,00– 2.600– 0,90 – 0,60–
layer grower 13,00 18,00 2.750 1,20 0,90

AGRIBISNIS TERNAK
120 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Jenis Pakan Kadar Air Protein (%) EM Ca P (%)


(%) (kkal/kg) (%)
Ayam ras 10,00– 16,00– 2.600– 3,25 – 0,60–
layer 13,00 19,50 2.900 4,00 1,00
Ayam 10,00– 14,00– 2.500– 3,30 – 0,60–
kampung 13,00 18,50 2.700 4,00 1,00
layer
Itik layer Maks. 17,00– 2.700– 2,80 0,70
13,00 18,00 2.800
Burung puyuh Maks. 20,00– 2.650– 3,50 – 0,60–
layer 13,00 22,00 2.900 4,00 0,80
Sumber: Leaflet spesifikasi produk berbagai pabrik pakan

D. PROSES PRODUKSI PAKAN UNGGAS BENTUK MASH (BENTUK TEPUNG)


Produk pakan berbentuk mash (tepung) adalah pakan bentuk halus yang
mengandung zat-zat makanan seimbang dan dihasilkan dari penggilingan bahan-
bahan makanan penyusun pakan yang dicampur bersama-sama. Pakan bentuk
mash lebih ekonomis untuk skala kecil. Pakan berbentuk tepung umumnya untuk
ayam DOC dan petelur (layer).
Mesin produksi pakan yang digunakan untuk mengolah bahan baku adalah
grinder dan mixer. Grinder adalah mesin giling yang digunakan untuk menggiling atau
menghaluskan bahan dari partikel yang besar menjadi partikel yang kecil biasanya
digunakan dalam kegiatan prosesing selanjutnya. Penggilingan bahan bertujuan
untuk memperkecil ukuran partikel suatu bahan (reduced material) dimaksudkan
selain untuk mempermudah kegiatan prosesing juga untuk memperoleh ukuran
partikel bahan yang dikehendaki agar supaya ternak mudah mengkonsumsi pakan
dan sebagai tujuan akhir adalah untuk meningkatkan performan ternak.
Manfaat penggilingan adalah sebagai berikut.
1. Menghaluskan bahan baku biji-bijian dan bahan baku lainnya.
2. Mempermudah penanganan bahan-bahan baku pakan.
3. Membantu proses pencampuran bahan baku yang berbeda.
4. Mengefisienkan proses pelleting karena ukuran partikel bahan baku lebih kecil.
5. Konsumen lebih memilih bahan dasar pakan yang berkualitas.
6. Meningkatkan palatabilitas terhadap pakan, sehingga akan mempertinggi
efisiensi penggunaan pakan.
7. Meningkatkan daya cerna pakan sehingga diharapkan performan ternak akan
lebih baik.
Jenis-jenis mesin giling yang ada sampai saat ini untuk memperkecil bentuk
dan ukuran bahan baku pakan ternak adalah hammer mill, burr mill, roller mill,
crusher mill, dan combination mill. Mixer adalah mesin pencampur bahan-bahan
baku yang digunakan untuk proses produksi pakan agar menjadi homogen untuk
mempermudah proses selanjutnya jika pakan ingin dijadikan pellet atau crumble.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
121
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Mixing atau blending merupakan kegiatan pencampuran bahan baku yang biasanya
digunakan pada pakan, pupuk, dan benih. Kapasitas mixer secara langsung
menggambarkan kapasitas feedmill secara keseluruhan dan tingkat akurasi
pencampuran juga sangat memengaruhi kualitas produk akhir.
Pengolahan tepung (contoh tepung ikan) pada prinsipnya adalah
perubahan bentuk dari i k a n u t u h m e n j a d i t e p u n g i k a n m e l a l u i
t a h a p t a h a p p e m a s a k a n , p e n g e p r e s a n ,  pengeringan, dan penggilingan.
Sementara teknologi pengolahannya dapat ditentukan berdasarkan
ketersediaan bahan mentah yang akan diolah. Jika bahan mentah yang
akan diolah menjadi tepung ikan terdapat dalam jumlah yang besar d a n t e r a t u r
pengadaanya, maka dapat dipilih cara konfensional yang lazim
digunakan dalam industri tepung ikan. Sebaliknya, jika bahan mentah
yang akan diolah menjadi tepung ikan terdapat dalam jumlah yang kecil
dan tidak teratur    pengadaanya, maka hasil tangkapan tersebut dapat diolah
dalam skala kecil dengan menggunakan metode sederhana (Zalniati, 2013).
Metode pengolahan tepung ikan yang banyak dilakukan adalah
metode tradisional dan konfensional. Selain metode tersebut, tepung ikan juga
dapat diolah dengan metode semi konfensional. Kelebihan pengolahan tepung
ikan s e c a r a k o n f e n s i o n a l a d a l a h d i l a k u k a n s e c a r a
mekanis dan t a h a p - t a h a p   pengolahannya merupakan suatu
rangkaian yang kontinu. Bahan mentah masuk  ke dalam unit pengolahan
dan keluar sudah dalam bentuk produk akhir (tepung ikan). Sistem
pengolahannya telah diterapkan oleh beberapa pabrik tepung i k a n . M u t u
tepung ikan mudah untuk dikontrol karena semua tahap-
t a h a p   pengolahan dan kondisinya dapat diatur dengan baik. Berikut prosedur
pembuatan bahan pakan ternak unggas yaitu tepung ikan.

Ikan

Pemasakan


Pengepresan

Pengeringan

Penggilingan

Tepung Ikan

Gambar 8.5 Prosedur Pembuatan Tepung Ikan


Sumber : Dokumen Pribadi 2019

AGRIBISNIS TERNAK
122 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

A. Judul : Melakukan Pembuatan pakan unggas pedaging bentuk


mash (bentuk tepung).
B. Tujuan : Setelah praktik, peserta didik dapat membuat pakan
unggas
Pedaging bentuk mash (bentuk tepung)
C. Waktu : 6 JP x 45 menit
D. Keselamatan kerja:
a. Gunakan atau pasang perlengkapan K3 (Wear pack,
masker dan sarung tangan).
b. Berhati-hatilah diwaktu memakai bahan dan alat
alat yang berbahaya.
c. Kerjakanlah dengan sungguh sungguh bertanggung
jawab.
E. Alat dan bahan :
Alat :
a. ATK
b. Terpal
c. Timbangan
d. Mixer
e. Belender
f. Ayakan
g. Baskom
h. Pengaduk

Bahan : Sampel bahan baku pakan atau pakan ternak unggas


(limbah ikan kering)

F. Langkah Kerja :
1. Bentuklah kelompok yang jumlah anggotanya
sebanyak 4 atau 5 orang.
2. Siapkanlah semua alat dan bahan yang akan
digunakan.
3. Timbang bahan baku pakan atau pakan ternak
unggas yang akan digunakan (limbah ikan yang
kering).
4. Lakukan penggilingan terhadap bahan baku
pakan (limbah ikan kering) dengan menggunakan
blender.
5. Lakukan pengayakan terhadap bahan pakan yang
sudah digiling.
6. Campur bahan pakan dengan bahan yang lain
sampai homogen.
7. Foto hasil kerja Anda.
8. Catat data/informasi hasil praktik Anda.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
123
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

BAHAN PAKAN ALTERNATIF


Pakan alternatif adalah pakan buatan sendiri dari bahan-bahan lokal yang
dicampur sendiri untuk mendapatkan pakan dengan nutrisi yang cukup untuk
pertumbuhan, pakan ini mungkin tidak sebaik pakan buatan pabrik tetapi yang
jelas sangat lebih murah dan mudah diperoleh dan akan memberikan hasil yang
memuaskan dibanding dengan pakan buatan pabrik, hal ini karena pakan telah
di rekayasa sehingga memenuhi kebutuhan nutrisi untuk ternak baik kandungan
protein, energi metabolisme, kandungan lemak, batasan kandungan serat kasar
serta vitamin dan mineral yang diperlukan dengan menggunakan bahan bahan
hasil pertanian yang selalu mudah di dapat di lingkungan sekeliling kita, ataupun
yang bahannya berasal dari bahan-bahan limbah baik yang berasal dari industri
olahan makanan atau ternak yang masih termanfaatkan. Beberapa pakan alternatif
yang berasal dari limbah pengolahan makanan seperti onggok, molasses, ampas
tahu, ampas kecap, CPO, dll yang sudah banyak digunakan sebagai pakan ternak.
Penggunaannya sebagai bahan pakan dapat dicampurkan dengan bahan tambahan
pakan lainnya atau bisa juga diberikan secara langsung pada ternak.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai pembuatan pakan ternak unggas
pedaging/petelur bentuk mash kalian juga dapat mempelajari secara mandiri
melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang
pembuatan pakan ternak unggas pedaging/petelur tersebut disertai penjelasan
menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk
menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang pembuatan pakan ternak
unggas pedaging/petelur bentuk mash adalah sebagai berikut:
http://nusfeed.id/2018/11/15/proses-produksi-pakan-mesh-pellet-dan-crumble/
https://www.google.com/search?q=gambar+pakan+unggas+bentuk+tepung&safe

AGRIBISNIS TERNAK
124 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

RANGKUMAN

1. Bentuk fisik pakan ternak unggas secara umum digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu bentuk tepung (mash), bentuk butiran atau pellet, dan bentuk
butiran pecah (crumble).
2. Produk pakan berbentuk mash (tepung) adalah pakan dengan bentuk halus
yang mengandung zat-zat makanan seimbang dan dihasilkan dari penggilingan
bahan-bahan makanan penyusun pakan yang dicampur bersama-sama.
3. Mesin produksi pakan yang digunakan untuk mengolah bahan baku bentuk
mash adalah grinder dan mixer.
4. Grinder adalah mesin giling yang digunakan untuk menggiling atau
menghaluskan bahan dari partikel yang besar menjadi partikel yang lebih
kecil.
5. Mixing atau blending merupakan kegiatan pencampuran bahan baku yang
biasanya digunakan pada pakan.
6. Di waktu penyusunan pakan ternak unggas kita harus memperhatikan
persyaratan bahan pakan yang akan kita jadikan sebagai pakan ternak unggas,
di antaranya adalah harga bahan pakan, ketersediaan bahan pakan, kandungan
bahan pakan, tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, daya cerna pakan,
palatabilitas (kesukaan), dan bahan pakan tidak beracun.
7. Zat nutrisi makanan yang penting untuk kebutuhan hidup ternak unggas untuk
tumbuh dan berkembang adalah air, karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan
mineral.

TUGAS MANDIRI

Didalam bab ini tentu kalian sudah mengetahui tentang pembuatan pakan
unggas pedaging/petelur bentuk mash, untuk menambah pemahaman tentang
pembuatan pakan unggas pedaging/petelur, maka kerjakanlah tugas dibawah ini!
1. Membaca referensi dari buku-buku diperpustakaan, kemudian buatlah
rangkuman.
2. Datangilah pabrik pakan yang ada disekitar tempat tinggalmu, catatlah
bentuk pakan yang diproduksinya.
3. Diskusikan hasil membaca referensi dan mendatangi pabrik pakan dengan
teman anda dan sampaikan hasilnya kepada guru pembimbing.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
125
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan sungguh sungguh dan benar!


1. Jelaskan bentuk bentuk dari pakan ternak unggas!
2. Jelaskan maksud pakan bentuk mash?
3. Jelaskan kelebihan dan kekurangan bahan pakan bentuk mash!
4. Jelaskan apa yang anda lakukan jika ternak unggas tidak menyukai pakan
bentuk mash!
5. Sebutkan zat-zat makanan yang dibutuhkan ternak unggas beserta fungsinya!
6. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pakan!
7. Apa yang anda lakukan jika ada salah satu dari bahan pakan harganya meningkat!
8. Usaha apas aja yang bisa anda lakukan supaya ketersediaan bahan pakan tidak
putus!
9. Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pakan bentuk mash?
10. Kegiatan apa saja yang bisa anda lakukan setelah melakukan praktik pembuatan
pakan bentuk mash?

REFLEKSI

Setelah kita pelajari bab VI ini, tentu kalian sudah mengerti dan memahami
mengenai pembuatan pakan unggas pedaging bentuk mash. Pada semua materi
yang sudah dipelajari pada bab keenam ini, adakah yang menurut kalian pada
materi ini yang sangat sulit untuk dipahami? Coba kalian ulangi membaca dan
memahami materi sebelumnya serta diskusikanlah dengan teman ataupun guru
kalian, karena dengan memahami bab ini kalian akan sangat terbantu dalam
memahami materi-materi berikutnya. Setelah mempelajari materi ini, coba jawab
dari beberapa pertanyaan dibawah ini :
1. Pertanyaan:
Kegiatan kegiatan apa saja yang bisa kalian lakukan yang berhubungan
dengan materi pembuatan pakan unggas pedagingg bentuk mash ini?
Jawaban :

2. Pertanyaan:
Apa saja pengalaman baru yang kalian peroleh setelah mempelajari materi
pembuatan pakan ternak unggas bentukmashini?
Jawaban:

3. Pertanyaan:
Apa saja manfaat yang kalian dapati setelah mempelajari materiri pembuatan
pakan ternak unggas bentuk mash ini?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
126 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

REFLEKSI

4. Pertanyaan:
Aspek apa saja yang menarik yang kalian temukan dalam materiri pembuatan
pakan bentuk mash ini?
Jawaban:

5. Pertanyaan:
Apa saja aspek yang menarik yang bisa kalian kembangkan dalam materi
pembuatan pakan unggas bentuk mash?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
127
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PEMBUATAN PAKAN UNGGAS BENTUK CRUMBLE/
VII PELLET
BAB VII PEMBUATAN PAKAN UNGGAS BENTUK CRUM-
BLE/PELLET

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat memahami


pengertian pembuatan pakan ternak unggas bentuk crumble/pellet dan prosedur
pembuatan pakan unggas bentuk crumble/pellet.

PETA KONSEP

PEMBUATAN PAKAN UNGGAS BENTUK


CRUMBLE/PELLET

PROSEDUR PEMBUATAN
PENGERTIAN PAKAN UNGGAS BENTUK
CRUMBLE/ PELLET

KATA KUNCI

Pakan, prosedur, pembuatan, crumble, pellet, ternak.

AGRIBISNIS TERNAK
128 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Teknologi pembuatan pakan hewan mengalami perubahan yang substansial


dalam beberapa tahun terakhir. Enam puluh tahun yang lalu pencampuran bahan pakan
dilakukan di lantai gudang dengan menggunakan sekop. Selanjutnya, pencampuran
beberapa bahan pakan menggunakan tangan, kemudian pencampuran mekanis,
pencampuran kontinu, dan sekarang pencampuran yang dikontrol oleh komputer. Tapi
konsep dasar pencampuran tidak lepas dari pertimbangan nutrisi yang berimbang.

Gambar 7.1 Pabrik Pakan


Sumber: https://mydmc.co.id/ Pabrikpakan.html

Pada pabrik pakan hewan proses yang terjadi secara berturut-turut, yaitu
penurunan ukuran partikel dilakukan oleh suatu hammer mill yang akan menurunkan
ukuran partikel menjadi ukuran yang dikehendaki dan pencampuran awal (Pre
Mixing). Terdapat 2 proses pencampuran dalam proses pembuatan pakan hewan, yaitu
pencampuran bahan-bahan yang berjumlah kecil (pre mixing) dan pencampuran lain
yang melibatkan semua komponen pakan. Bahan-bahan yang berjumlah kecil (micro
ingredient) antara lain adalah vitamin dan mineral yang esensial. Bahan-bahan ini
diperlukan dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga diperlukan bahan pengisi yang
berat jenisnya mendekati bahan-bahan mikro tersebut.

MATERI PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN
Pellet adalah bentuk masa bahan-bahan pakan, konsentrat atau ransum yang
dibentuk dengan menekan dan memadatkannya melalui lubang cetakan secara
mekanis. Pabrik pakan dengan skala usaha yang besar biasanya sudah dilengkapi
dengan peralatan yang lebih komplit. Setiap bahan bahan ditempatkan di dalam
bins atau silo yang mampu menampung sekitar 50 sampai 150 ton bahan pakan.
Bins atau silo adalah tempat penyimpanan bahan dengan kapasitas besar. Dengan
mengoperasikan tombol kontrol secara otomatis bahan pakan akan mengalir sesuai
dengan kebutuhan ke dalam mesin penghancur (hammermill). Dengan bantuan
elevator bahan pakan akan masuk ke dalam mesin pencampur (mixer). Elevator
adalah alat untuk memindahkan bahan pakan dari tempat rendah ke tempat yang
tinggi.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
129
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kualitas pellet merupakan aspek yang penting baik bagi produsen pakan
maupun peternak. Kualitas pellet ditentukan dengan durabilitas, kekerasan
(Hardness) dan ukuran. Kualitas pellet yang baik membutuhkan konsekuensi bagi
produsen pakan, yaitu berupa tingginya biaya produksi, tingginya energi, dan
modal yang dibutuhkan. Bagi peternak unggas, kualitas pellet yang baik akan
menghasilkan konversi pakan yang rendah, pertambahan bobot badan yang tinggi,
dan meminimalkan pakan yang terbuang. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas pellet adalah formulasi (pengaruhnya sebesar 40%), conditioning (20%),
ukuran partikel (20%), spesifikasi  die  (cetakan)  dari mesin pellet (15%), dan
pendinginan (5%) .

Gambar 7.2 Cetakan Pellet


Sumber: https://mesinindo.com/Cetakanpellet.html

Menurut hasil sejumlah penelitian, manfaat pelleting adalah untuk memudahkan


penanganan pakan dan meningkatkan performans ternak. Pelleting meningkatkan
kepadatan dan daya alir, mencegah pakan tercecer dan diterbangkan angin, serta
meningkatkan konversi ransum. Peningkatan performans terjadi karena terjadi
peningkatan kecernaan, penurunan pemisahan bahan penyusun ransum, lebih
sedikit energi untuk mencerna pakan, serta peningkatan palatabilitas ternak.

B. PROSEDUR PEMBUATAN PAKAN BENTUK PELLET


Prosedur pembuatan pakan berbentuk pellet dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu secara manual dan dengan menggunakan mesin (feedmill). Pembuatan
pakan bentuk pellet secara manual dilakukan dengan menggunakan alat-alat yang
sederhana, mudah diperoleh, mudah dalam pemakaian serta melibatkan tenaga
manusia secara langsung. Adapun alat yang dipergunakan adalah sekop (paddle)
atau drum yang dirancang dengan mengunakan prinsip kerja mixer dan cetakan.

AGRIBISNIS TERNAK
130 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.3 Cetakan Pellet Manual


Sumber: https://www.youtube.com/Cetakanpelletmanual.html

Pembuatan pellet dengan bantuan menggunakan mesin yaitu proses


pembuatan pakan bentuk pellet yang dilakukan dengan menggunakan mesin
pellet. Di mana seluruh proses pembuatan pellet dilakukan dengan mesin tersebut.

Gambar 7.4 Mesin Pellet


Sumber: https://www.indiamart.com/Mesinpellet

Mesin pembuat pakan bentuk pellet ini terdiri atas mesin-mesin penggiling
(hammer mill), mesin penimbang (weigher), mesin pemusing (cyclone), mesin
pengangkat/pemindah bahan (auger, elevator), mesin penghembus (blower),
mesin pencampur (mixer), dan mesin pembuat pellet. Untuk pembuatan pellet
menggunakan  alat blower, boiler, mash bin, cooler, die, screw conveyor, mixer,
vibrator dan transporter.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
131
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

Minyak Atsiri Serai dan Kapulaga, Solusi Pengganti AGP

Gambar 7.5 Serai dan Kapulaga


Sumber:https://poultryindonesia.com/minyak-atsiri-serai-dan-kapulaga-solusi-pengganti-agp/

Produktivitas ternak ayam ras pedaging (broiler) dapat menurun sebagai


akibat serangan bibit penyakit di dalam saluran pencernaan. Setelah telur
menetas, anak ayam mulai mencari makan dan memasukkan pakan ke dalam
saluran pencernaannya. Saat proses pencernaan itulah, mikroba patogen
seringkali terbawa masuk bersamaan dengan pakan yang dikonsumsi. Beberapa
mikroba patogen seperti  Salmonella Typhimurium,  Escherichia Coli,  Salmonella
Enteritidis, Clostridium Perfringens,  Campylobacter Jejuni, dan  Listeria
Monocytogenes menghasilkan racun yang dapat merusak struktur fisik dinding sel
usus halus, yang sangat penting peranannya dalam proses absorbsi mikronutrien..
AGP terbukti efektif membunuh mikroba patogen di dalam usus, sehingga
populasi mikroba patogen, produksi racun, problem fisik (luka, infeksi, radang,
kematian jaringan, kanker) pada dinding usus, produksi mukosa oleh dinding usus
semuanya berkurang, serta mikro vili dan kripta dapat tumbuh dengan maksimal.
Antibiotik menjadi salah satu alternatif terbaik dalam upaya mencegah
banyaknya jumlah mikroba patogen di dalam usus. Namun, penerapan yang tidak
sesuai aturan telah memicu munculnya strain bakteri yang resisten terhadap
antibiotik. Fitobiotik memiliki kandungan senyawa aktif fitokimia yang dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif pengganti antibiotik. 
Minyak atsiri telah mendapat perhatian dalam beberapa tahun terakhir
sebagai alternatif alami karena memiliki efek positif terhadap kinerja pertumbuhan,
mikroflora usus dan kesejahteraan hewan. Minyak atsiri memiliki fungsi sebagai
antimikroba, antifungi, antiparasit dan antivirus. Di samping itu keuntungan dari
penggunaan minyak atsiri yaitu merangsang nafsu makan, meningkatkan sekresi
enzim yang berhubungan dengan pencernaan makanan dan pengaktifan respons
imun.
Minyak atsiri atau yang banyak dikenal dengan  essential oil,  umumnya
ditemukan pada daun, kulit batang, akar, serta buah pada tanaman. Indonesia
merupakan penghasil dan pengekspor minyak atsiri dalam jumlah yang besar,
sebagian besar diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, hingga Eropa. Minyak atsiri
apabila diolah dapat menjadi produk yang mempunyai nilai jual yang lebih tinggi
serta dapat dimanfaatkan khususnya untuk ternak unggas sebagai fitobiotik.
Minyak atsiri dapat dijadikan sebagai suplemen alternatif yang baik untuk
melawan mikroorganisme patogen.

AGRIBISNIS TERNAK
132 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

C. TAHAP PENGOLAHAN PELLET


1. Proses pendahuluan
Proses pendahuluan bertujuan untuk pemecahan dan pemisahan bahan-
bahan pencampur dari bahan yang akan digunakan. Setelah seluruh bahan baku
disiapkan, tahap selanjutnya adalah menggiling bahan baku tersebut. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan ukuran partikel yang seragam berbentuk tepung
(mash). Peralatan yang digunakan adalah mesin penggiling atau penghalus
yang bisa digerakkan motor listrik atau motor bakar yang bahan bakarnya bisa
berupa bensin atau solar. Mesin yang digunakan disk mill dan hammer mill.
Seluruh bahan yang telah digiling ditimbang dengan menggunakan
timbangan duduk. Selanjutnya, bahan-bahan tersebut dicampurkan.
Pencampuran bisa menggunakan berbagai macam mesin pengaduk (mixer),
tipe vertikal, tipe horisontal, drum mixer dan mixer yang bisaa digunakan untuk
mengaduk beton atau beton molen. Pencampuran bahan-bahan baku pakan
bisa juga digunakan secara manual dengan menggunakan cangkul atau sekop
dan beralaskan papan.
Untuk bahan baku dengan jumlah sedikit, terlebih dahulu dilakukan  pre-
mixing atau pencampuran awal. Bahan yang dicampur pada tahap awal meliputi
vitamin, mineral, kalsium karbonat, asam amino kristal, pemacu pertumbuhan,
koksidiostat dan antioksidan. Penimbangan bahan-bahan ini harus dilakukan
dengan timbangan yang mempunyai tingkat ketelitian tinggi. Minimal diperlukan
waktu 15 menit untuk mencampur bahan pakan dengan menggunakan mesin
pencampur jenis beton molen supaya diperoleh campuran yang merata. Apabila
digunakan mixer horisontal, diperlukan waktu pencampuran lebih singkat.

Gambar 7.6 Proses Pelleting Bahan Pakan


Sumber: http://www.dairyagendatoday.com/ Prosespelletingpakan.html

Tahap akhir pencampuran adalah menambahkan bahan baku cairan, yaitu


minyak kelapa dengan menggunakan  sprayer  atau penyemprot sambil terus
dilakukan pengadukan. Jika dalam formula pakan diperlukan bahan baku cair,
sebaiknya alat yang digunakan berupa beton molen. Beton molen ini umumnya

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
133
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

mempunyai dua kapasitas volume. Ini berbeda halnya dengan mixer jenis lain
yang mempunyai kapasitas beragam, hingga 1.000 kg campuran pakan setiap
kali pengadukan.
2. Pembuatan pellet
Pembuatan pellet terdiri dari proses pencetakan, pendinginan, dan
pengeringan. Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan, dan
pergudangan. Proses penting dalam pembuatan pellet adalah pencampuran
(mixing), pengaliran uap (conditioning), pencetakan (extruding), dan
pendinginan (cooling).

Gambar 7.7 Pencetakan Pellet Sederhana


Sumber: https://www.youtube.com/ Pencetakan pellet sederhana

Proses  conditioning  dilakukan dengan bantuan  steam boiler  yang


uapnya diarahkan ke dalam campuran pakan. Apabila penguapan dilakukan
dengan mixer jenis beton molen, proses penguapan dilakukan sambil mengaduk
campuran pakan tersebut. Penguapan tidak boleh dilakukan di atas suhu yang
diizinkan, yaitu sekitar 80°C. Pengukusan dengan suhu terlalu tinggi dalam
waktu yang lama akan merusak atau setidaknya mengurangi kandungan
beberapa nutrisi dalam pakan, khususnya vitamin dan asam amino. Dalam proses
pembuatan pakan ayam ras pedaging, penguapan tidak mutlak diperlukan.
Selama proses kondisioning terjadi penurunan kandungan bahan kering sampai
20% akibat peningkatan kadar air bahan dan menguapnya sebagian bahan
organik. Proses kondisioning akan optimal bila kadar air bahan berkisar 15 –
18%.
Sistem kerja mesin pencetak sederhana adalah dengan mendorong bahan
campuran pakan di dalam sebuah tabung besi atau baja dengan menggunakan
ulir (screw) menuju cetakan (die) berupa pelat berbentuk lingkaran dengan
lubang – lubang berdiameter 2 – 3 mm sehingga pakan akan keluar dari cetakan
tersebut dalam bentuk pellet. Kelemahan sistem ini adalah diperlukannya
tambahan air sebanyak 10 – 20% ke dalam campuran pakan, sehingga
diperlukan pengeringan setelah proses pencetakan tersebut. Penambahan air

AGRIBISNIS TERNAK
134 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

dimaksudkan untuk membuat campuran atau adonan pakan menjadi lunak


sehingga bisa keluar melalui cetakan. Jika dipaksakan tanpa menambahkan air
ke dalam campuran, mesin akan macet. Di samping itu, pellet yang keluar dari
mesin pencetak biasanya kurang padat.

Gambar 7.8 Mesin Pellet Skala Industri


Sumber: https://mydmc.co.id/mesinpelletskalaindustri.html

Pengeringan pada intinya adalah mengeluarkan kandungan air di dalam


pakan menjadi kurang dari 14%, sesuai dengan syarat mutu pakan ternak
pada umumnya. Proses pengeringan perlu dilakukan apabila pencetakan
dilakukan dengan mesin sederhana. Jika pencetakan dilakukan dengan mesin
pellet sistem kering, cukup dikering anginkan saja hingga uap panasnya hilang,
sehingga pellet menjadi kering dan tidak mudah berubah kembali ke bentuk
tepung.
Proses pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran di bawah terik
sinar matahari atau menggunakan mesin. Keduanya memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penjemuran secara alami tentu sangat tergantung kepada
cuaca, higienitas atau kebersihan pakan harus dijaga dengan baik, jangan
sampai tercemar debu atau kotoran dan gangguan hewan atau unggas yang
dikhawatirkan akan membawa penyakit. Jika alat yang digunakan mesin
pengering, tentu akan memerlukan biaya investasi dan biaya operasional yang
cukup tinggi.

3. Perlakuan Akhir
Penentuan ukuran pellet disesuaikan dengan jenis ternak yang memakannya.
Untuk ukuran pellet berdasarkan diameter pellet untuk sapi perah dan sapi
pedaging adalah 1,9 cm (0,75 inci), untuk anak babi 1,5 cm (0,59 inci), dan babi
masa pertumbuhan 1,6 cm (0,62 inci), untuk ayam pedaging periode starter dan
finisher 1,2 cm (0,48 inci). Garis tengah pellet untuk pakan dengan konsentrasi
protein tinggi adalah 1,7 cm (0,67 inci) dan 0,97 cm (0,38 inci) untuk pakan yang
mengandung urea.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
135
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.9 Bentuk Pellet Pakan Ternak


Sumber: http://ragamcarabeternak.blogspot.com/

Siapkan bahan formulasi

Bahan formulasi di timbang

Dicampur rata, kemudian ditambah


air dan bio starter

Dimasukkan ke dalam fermentor


selama 1 hari

Bahan dimasukkan ke mesin pellet


untuk dicetak

Pellet

Gambar 7.10 Tahapan Pembuatan Pellet


Sumber: Dokumen pribadi 2019

AGRIBISNIS TERNAK
136 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

PEMBUATAN PAKAN BENTUK PELLET

A. Tujuan
Mengolah pakan bentuk pellet.
B. Alat dan Bahan
1. Mesin pembuat pellet
2. Wadah/ember
3. Timbangan
4. Kompor/elpiji
5. Panci
6. Mesin pengaduk
7. Air bersih
8. Dedak
9. Kosentrat
10. Tepung jagung
11. Tepung kanji

C. Petunjuk praktik
1. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3!
2. Jaga kebersihan lingkungan praktik dan alat praktik!
3. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dengan
rapi!
D. Langkah percobaan
2. Siapkan alat dan bahan yang digunakan. 
3. Timbanglah campuran dedak sebanyak 20%  dari seluruh bahan pakan
4. Timbanglah konsentrat sebanyak 20% 
5. Timbanglah tepung jagung sebanyak 50% 
6. Masukkan bahan dasar tersebut ke dalam mesin pengaduk disertai
dengan pemberian tepung kanji sebanyak 10%. 
7. Selagi bahan diaduk, siapkan air panas dengan memanaskan air ke dalam
panci hingga panas bahkan mendidih. 
8. Tuangkan bahan yang diaduk tersebut ke dalam wadah. 
9. Tuangkan air yang telah panas tersebut ke atas bahan yang telah diaduk
tadi dengan merata. 
10. Aduk dengan tangan hingga merata dan tambahkan air lagi jika kurang
pas. 
11. Jika telah selesai diaduk, masukkan bahan tadi ke dalam mesin pembuat
pelet. Tunggu sebentar dan pelet telah terbentuk. 
11. Masukkan pellet tersebut ke dalam wadah dan jemur di bawah sinar
matahari atau oven pengering sampai kadar airnya hilang. 
12. Timbanglah pellet yang telah dibentuk. 
13. Pellet siap digunakan untuk pakan ayam. 
14. Diskusikan dengan kelompok hasil pengolahan yang telah dilakukan!
15. Buatlah laporan dan kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan pakan
bentuk pellet!

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
137
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai


Pembuatan pakan bentuk pellet kalian juga dapat
mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet
kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang konsep
konsep tersebut disertai penjelasan menggunakan video.
Salah satu website yang dapat kalian kunjungi untuk
menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang
pembuatan pakan bentuk pellet adalah sebagai berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=RGfPcnEVKOQ
atau dengan menggunakan QR code di samping.

RANGKUMAN

1. Pellet adalah bentuk masa bahan-bahan pakan, konsentrat atau ransum yang
dibentuk dengan menekan dan memadatkannya melalui lubang cetakan
secara mekanis.
2. Pelleting merupakan salah satu metode pengolahan pakan secara mekanik
yang banyak diterapkan di industri pakan unggas, khususnya ayam.
3. Kualitas pellet merupakan aspek yang penting baik bagi produsen pakan
maupun peternak. Kualitas pellet ditentukan dengan durabilitas, kekerasan
(hardness) dan ukuran.
4. Kualitas pellet yang baik membutuhkan konsekuensi bagi produsen pakan,
yaitu berupa tingginya biaya produksi, tingginya energi dan modal yang
dibutuhkan.
5. Pembuatan pellet terdiri dari proses pencetakan, pendinginan dan pengeringan.
Perlakuan akhir terdiri dari proses sortasi, pengepakan dan pergudangan.
Proses penting dalam pembuatan pellet adalah pencampuran (mixing),
pengaliran uap (conditioning), pencetakan (extruding), dan pendinginan
(cooling).

TUGAS MANDIRI

Mesin pembuat pakan bentuk pellet ini terdiri atas mesin-mesin penggiling
(hammer mill), mesin penimbang (weigher), mesin pemusing (cyclone), mesin
pengangkat/pemindah bahan (auger, elevator), mesin penghembus (blower),
mesin pencampur (mixer), dan mesin pembuat pellet. Untuk pembuatan pellet
menggunakan  alat blower, boiler, mash bin, cooler, die, screw conveyor, mixer,
vibrator, dan transporter. Tugas Anda mencari cara pengoperasian mesin pembuat
pellet tersebut prinsip kerjanya disertai dengan gambar-gambar yang mendukung.
Anda dapat mengumpulkan informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah
disepakati dengan guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
138 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Kualitas pellet sangat menentukan dalam pemberian kepada ternak, jelaskan
kualitas pada pellet!
2. Jelaskan proses pembuatan pellet!
3. Jelaskan penentuan ukuran pellet berpengaruh terhadap pemberian pellet
pada ternak!
4. Jelaskan manfaat pakan pellet dalam pemberian pada ternak!
5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan pakan bentuk pellet!

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab ketujuh ini, Anda sekarang sudah lebih mengetahui
dan memahami bagaimana proses pembuatan pakan bentuk pellet. Dari semua
materi yang sudah dijelaskan pada bab ketujuh ini, mana yang menurut Anda paling
sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena
pemahaman tentang proses pembuatan pakan pellet yang tepat akan berpengaruh
baik pada performa ternak yang memakannya. Sampaikan juga kekurangan atau
kelebihan kegiatan pembelajaran pada bab ini kepada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
139
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENGEMASAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TERNAK
VIII UNGGAS
BAB VIII PENGEMASAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TER-
NAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan proses pembelajaran, diharapkan peserta didik mampu


menjelaskan pengertian, fungsi, tujuan dari pengemasan bahan pakan dan pakan
ternak unggas, mampu menyajikan pengemasan bahan pakan dan pakan ternak
ungags, mampu melakukan pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas.

PETA KONSEP

Pengemasanan Bahan Pakan dan Pakan


Ternak Unggas

Pengertian, Macam Macam Tata cara Mesin dan Alat


fungsi dan Bahan Kemasan pengemasan pengemasan
tujuan penge- Untuk penge- Bahan pakan Bahan pakan dan
masan Bahan masaan Bahan dan Pakan Ternak Pakan Ternak
Pakan dan Pakan Pakan dan Pakan Unggas Unggas
Ternak Unggas Ternak Unggas

KATA KUNCI

Pengemasanan, bahan, pakan, ternak unggas.

AGRIBISNIS TERNAK
140 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Gambar 8.1 Pengemasan Pakan Ayam Broiler


Sumber : https://www.sribu.com/id/packaging-design/contests/desain-kemasan-
pakan-ayam-58cf84d5faaa2659029de6ce/entries/58df00b8faaa262fb9d87cd0

Pengemasan memegang peranan yang sangat penting dalam melakukan


kegiatan penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas. Karena dengan
adanya pengemasan, maka dapat membantu mencegah atau mengurangi kerusakan
yang disebabkan oleh faktor Iingkungan dan sifat alamiah produk. Kerusakan yang
disebabkan faktor Iingkungan, yaitu kerusakan mekanis, perubahan kadar air bahan
pangan, absorbsi dan interaksi dengan oksigen, kehilangan dan penambahan
cita rasa yang tidak diinginkan, sedangkan kerusakan yang disebabkan oleh sifat
alamiah produk yang dikemas, yaitu perubahan-perubahan fisik seperti pelunakan,
pencoklatan, pemecahan emulsi. Perubahan-perubahan biokimia dan kimia karena
mikroorganisme atau karena interaksi antara berbagai komponen dalam produk tidak
dapat sepenuhnya dicegah dengan pengemasan.
Pengemasan bukan merupakan proses yang berdiri sendiri, tetapi merupakan
bagian dalam proses pengolahan, yaitu kegiatan memproduksi atau memodifikasi
bahan pakan dan pakan ternak unggas, kegiatan membentuk wadah, kegiatan dalam
penimbangan bahan pakan dan pakan, kegiatan menambahkan atau memasukkan
gas ke dalam kemasan dan akhirnya penutupan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip
pengolahan perlu diketahui agar dapat menerapkan cara dan penggunaan bahan
kemasan yang sesuai dengan produk bahan pakan dan pakan yang akan dikemas.
Pengemasan atau pengepakan bahan pakan dan pakan ternak unggas merupakan
tahap akhir dari proses pembuatan pakan sebelum didistribusikan kepada konsumen.
Proses pengemasan yang benar akan sangat menentukan daya simpan pakan buatan.
Proses pengemasan yang baik dapat meningkatkan daya simpan pakan sebelum dijual
atau sebelum didistribusikan pada peternak.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
141
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian, Fungsi dan Tujuan Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas
Kemasan  merupakan suatu wadah atau pembungkus yang berfungsi untuk
menjaga, mencegah atau meminimalisir terjadinya kerusakan pada suatu
barang atau produk yang dikemas atau yang dibungkusnya.  Sementara definisi
pengemasan adalah suatu proses memberi wadah atau pembungkus kepada
suatu produk atau barang. Pengertian kemasan juga dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang disusun sedemikian rupa untuk mempersiapkan barang/produk agar
dapat didistribusikan, dijual, disimpan, dan digunakan. Untuk lebih jelasnya apa itu
pengertian dari kemasan atau pengemasan, maka di bawah ini dijelaskan beberapa
pengertian tentang pengemasan menurut para ahli. Adapun pengertian atau arti
dari kemasan menurut beberapa para ahli yakni sebagai berikut.
1. Kotler dan Amstrong (2012)
Menurut Kotler dan Amstrong, pengertian kemasan adalah suatu bentuk
aktivitas yang melibatkan desain serta produk sehingga kemasan ini dapat
berfungsi supaya produk di dalamnya dapat terlindungi.
2. Rodriguez (2008)
Menurut Rodriguez, pengertian kemasan adalah kemasan atau
pengemasan aktif adalah wadah yang mengubah kondisi dari bahan pangan
dengan penambahan senyawa aktif sehingga mampu memperpanjang umur
simpan dari bahan pangan yang dikemas dan juga meningkatkan keamanan
serta tetap mempertahankan kualitas.
3. Titik Wijayanti (2012)
Menurut Titik Wijayanti, adapun pengertian dari kemasan adalah suatu
upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk memberikan informasi
kepada setiap konsumennya tentang produk yang ada di dalamnya.
4. Klimchuk dan Krasovec (2006)
Menurut Klimchuk dan Krasovec, definisi kemasan adalah desain kreatif
yang menghubungkan bentuk, struktur, material, warna, cita, tipografi, dan
elemen-elemen desain dengan informasi produk agar produk dapat dipasarkan.
5. Cahyorini dan Rusfian (2011)
Menurut Cahyorini dan Rusfian, pengertian kemasan adalah kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan yang terdiri dari desain grafis, informasi
produk, serta struktur desain.
6. Danger (1992)
Menurut Danger, arti kemasan adalah wadah atau pembungkus untuk
menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan,
disimpan, dijual, dan dipakai. Dengan adanya wadah atau pembungkus dapat
membantu melindungi produk yang ada di dalamnya.
7. Kamus Besar Bahasa Indonesia
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian kemasan adalah
bungkus pelindung pada suatu barang/produk yang di hasilkan dari kegiatan
mengemas.
Menurut Simamora ada dua fungsi kemasan yang diberikan kepada suatu
produk, yaitu fungsi protektif dan fungsi promosional. Berikut ini penjelasannya.

AGRIBISNIS TERNAK
142 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

1. Fungsi Protektif Kemasan


Fungsi protektif artinya kemasan berfungsi sebagai pelindung atau
keamanan produk dari hal-hal yang dapat merusak produk, misalnya iklim,
proses distribusi, dan lain-lain. Kemasan yang melindungi produk akan
mencegah kerusakan dan risiko cacat yang dapat merugikan pembeli ataupun
penjual.
2. Fungsi Promosional Kemasan
Seperti yang disebutkan di atas, kemasan juga dapat berfungsi sebagai
media promosi atau pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat
kemasan yang menarik, baik dari sisi desain, warna, ukuran, dan lain-lain.
Fungsi kemasan secara umum adalah sebagai berikut.
a. Self Service: Kemasan menunjukkan ciri khas dari suatu produk yang dijual
sehingga setiap produk satu dengan yang lain harus memiliki kemasan yang
berbeda.
b. Consumer Affluence:  Kemasan yang menarik dapat mempengaruhi konsumen
untuk bersedia membayar lebih.
c. Company and Brand Image: Kemasan merupakan brand image perusahaan
sehingga bisa menjadi identitas perusahaan untuk dikenal masyarakat.
d. Inovational Opportunity: Kemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat
bagi konsumen dan menguntungkan perusahaan.
Adapun manfaat dan tujuan dari kemasan bahan pakan dan pakan ternak
unggas menurut Louw dan Kimber (2007) mengatakan setidaknya ada
tujuh manfaat dan tujuan dibuatnya kemasan suatu produk/barang. Berikut
penjelasannya.
a. Physical Production: Pembuatan kemasan bertujuan untuk melindungi
produk/barang dari suhu, getaran, guncangan, tekanan, dan sebagainya yang
ada di sekitarnya.
b. Barrier Protection: Pemasangan kemasan pada suatu produk/barang
bertujuan untuk melindunginya dari hambatan oksigen uap air, debu, dan
lain sebagainya.
c. Containment or Agglomeration: Pengemasan barang juga bertujuan untuk
pengelompokkan sehingga proses penanganan dan transportasi menjadi
lebih efisien.
d. Information Transmission: Pada kemasan juga dapat dicantumkan mengenai
cara menggunakan transportasi, daur ulang, dan membuang kemasan atau
label tersebut.
e. Reducing Theft: Pemasangan kemasan pada produk/barang juga bertujuan
untuk mencegah pencurian dengan melihat kerusakan fisik pada kemasan.
f. Convenience: Kemasan merupakan fitur yang menambah kenyamanan dalam
distribusi, penanganan, penjualan, tampilan, pembukaan, kembali penutup,
penggunaan, dan digunakan kembali.
g. Marketing: Desain kemasan dan label dapat dimanfaatkan oleh pemasaran
untuk mendorong calon pembeli untuk membeli produk.
Demikianlah penjelasan tentang pengertian, fungsi, dan tujuan dari
pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas. Perlu kita perhatian

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
143
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

bahwa kemasan merupakan identitas perusahaan sehingga usahakan jika


ada pembaruan kemasan jangan sampai terlalu jauh berbeda dengan desain
sebelumnya.

B. Macam Macam Bahan Kemasan Untuk Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak
Unggas
Macam-macam bahan kemasan untuk mengemas bahan pakan dan pakan
ternak unggas diantaranya sebagai berikut.
1. Karung Goni
Karung goni merupakan alat pembungkus yang banyak digunakan untuk
menyimpan hasil-hasil pertanian yang akan disimpan dalam jangka waktu lama
maupun sementara. Akan tetapi, tidak semua komoditi pertanian memerlukan
karung baru untuk pengemasannya. Ada yang menggunakan karung bekas dan
ada pula yang menggunakan karung sintesis. Apabila dibandingkan dengan
karung serat sintesis, karung goni mempunyai kualitas yang lebih baik karena
sifat-sifat yang dimiliki karung goni tidak sepenuhnya dimiliki oleh karung serat
sintesis (Soekartawi, 1989). Menurut Syariefetal (1989), karung goni terbuat
dari yute atau rami. Kelebihan karung goni dibandingkan dengan karung plastik
yakni sebagai berikut.
a. Dapat dipindah-pindahkan dengan menggunakan alat ganco.
b. Dapat ditumpuk sampai tinggi.
c. Dapat dengan mudah diambil dengan cara memasukkan alat pengambil
sampel dalam karung.
d. Untuk menyimpan komoditi tertentu (misalnya gula) tidak akan menggumpal
sebagai mana jika disimpan dalam karung plastik.
e. Mudah disimpan dan jika karung goni dibuang, dapat membusuk dengan
mudah (Soekartawi, 1989).
Kelemahan karung goni yaitu mempunyai lubang-lubang yang relatif lebih
besar meskipun lubang-lubang ini berguna memudahkan penetrasi gas yang
digunakan pada saat fumigasi (Hasjmy, 1991).

Gambar 8.2 Karung Goni


Sumber: https://dikemas.com/ingin-kualitas-kopimu-tetap-terjaga-gunakan-6-macam-kemasan-ini

AGRIBISNIS TERNAK
144 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2. Karung Kain Blacu


Karung jenis kain blacu ini biasanya dimanfaatkan sebagai pembungkus
atau pengemas bahan pakan yang berbentuk tepung, seperti tepung ikan,
tepung ubi kayu, tepung darah, tepung cacing, dan lain-lain. Biasanya karung
kain blacu ini dibuat dalam bentuk kantung-kantung yang berkapasitas 10 –
50 kg. Kelebihannya dari kain blacu adalah tidak mudah sobek/kuat kainnya,
fleksibel, mudah dicetak, dan murah harganya. Kelemahannya adalah memiliki
permiabilitas udara yang jelek dan tidak kedap air.

Gambar 8.3 Karung Kain Blacu


Sumber: http://www.ndikshop.com/50/karung-kain-terigu-segitiga-biru-untuk-prakarya-sekolah.html

3. Karung plastik
Karung plastik merupakan kemasan berwujud kantong yang merupakan
hasil anyaman berbentuk melingkar. Karung plastik sering digunakan untuk
pengganti karung goni yang semula digunakan untuk mengemas berbagai
macam bahan baku pakan atau hasil bumi. Karung plastik ini berbahan ringan
dan lebih tahan air sehingga sering digunakan untuk pengemas bahan pakan
dan pakan ternak unggas dibanding karung goni. Karung plastik ini juga
memiliki kekurangan yaitu daya ketahanannya kurang sehingga karung plastik
ini mudah pecah serta mudah meluncur ke bawah pada tumpukan-tumpukan
pakan di gudang.
Karung plastik apabila ditusuk atau diganco untuk melihat sampel isi dari
karung tersebut, maka jenis karung ini mudah bolong dan karung ini bisa bocor.
Bahan yang digunakan untuk membuat karung plastik ini biasanya adalah
terbuat dari polyolefin film yaitu polyethylene. Untuk bahan jenis ini banyak
digunakan sebagai bahan pembuat karung plastik dikarenakan bahan ini
harganya tidak mahal. Karung plastik ini sangat banyak digunakan oleh pabrik
pakan ternak karena mempunyai sifat yang kuat, tahan air, lembam, transparan,
dapat dibentuk, diisi, dan disegel dengan mesin.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
145
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 8.4 Karung Plastik


Sumber: https://karungku.com/seputar-karung-plastik/

Di bawah ini akan diuraikan tentang jenis dari karung yang terbuat dari
plastik, di antaranya sebagai berikut.
a. Karung Laminasi
Jenis karung plastik ini diberi laminasi dengan menggunakan teknik
sablon atau printing. Karung ini sangat cocok bagi seorang penjual yang
memiliki sebuah produk. Karung laminasi akan memperkenalkan suatu
produk kepada pembeli dengan mudah. Kita bisa meggambarkan produk
yang berada dalam karung tersebut secara langsung. Karung ini sangat cocok
untuk membungkus beras yang akan dijual. Karung laminasi ini menampilkan
desain yang cukup variatif dan warna warni. Hal ini tentu akan menarik
pelanggan untuk membeli beras yang akan ditawarkan. Karung beras jenis
ini sangat cocok jika pangsa pasar berasal dari kalangan menengah ke atas.
b. Karung Polos
Karung plastik jenis ini tidak memiliki gambar gambar, sesuai dengan
namanya karung polos. Jenis karung ini tidak terlalu tebal. Karung ini juga
sangat cocok untuk membungkus bahan pakan berupa biji bijian dan juga
sanggat bagus untuk membungkus beras yang akan dipasarkan.
c. Karung Krem
Karung plastik ini merupakan karung yang terbuat dari bahan
campuran daur ulang. Biasanya jenis karung ini banyak dimanfaatkan oleh
pabrik pupuk, petani garam, batubara, cangkang kelapa, kelapa sawit, dan
sebagainya. Karung jenis ini merupakan jenis karung plastik yang paling
murah jika dibandingkan dengan karung yang lain. Karung jenis ini tidak
terlalu banyak digunakan untuk kemasan barang pabrikan. Lebih banyak
digunakan untuk pengemasan hasil pertanian atau pertambangan.
d. Karung Transparan
Karung jenis ini merupakan karung yang tembus pandang atau
bening sehingga produk yang dibungkusnya bisa terlihat secara langsung
dari luar. Karung transparan ini biasanya digunakan untuk menyimpan
produk seperti beras. Kesan dari plastik transparan ini tidak terlalu mewah
dan juga harganya juga tidak terlalu mahal.

AGRIBISNIS TERNAK
146 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

e. Kemasan Kertas
Kertas “greaseproof” adalah jenis kertas yang biasanya digunakan
sebagai pengemas utama mentega, margarin, daging, kopi, dan gula-gula.
Kertas ini menyerupai atau hampir sama dengan kertas karton namun
memiliki kedapan terhadap perembesan lemak.

Gambar 8.5 Kertas Greaseproof


Sumber:https://dikemas.com/ingin-kualitas-kopimu-tetap-terjaga-gunakan-6-macam-kemasan-ini

f. Kertas Glassine
Jenis kertas ini dibuat 80% dari kertas greaseproof, namun memiliki
tingkat ketahanan terhadap udara dan lemak yang kuat, memiliki permukaan
yang halus, serta mengkilat. Kertas jenis ini sering dipergunakan untuk
mengemas roti yang berkadar lemak tinggi.

Gambar 8.6 Kertas Glassine


Sumber: http://indonesian.kraftpaper-rolls.com/quality-11486143-37-39-gsm-glassine-paper-roll-
recyclable-silicone-coated-paper-for-food-wrapping-bags

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
147
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

g. Kertas Kraft
Jenis kertas ini dibuat dari bubur sulfat dan kayu kraft (yang berasal
dari Swedia dan Jerman). Kertas jenis ini memiliki sifat yang lebih kuat dari
kertas glassine sehingga bahan pangan yang dibungkus dengan kertas ini
akan tetap kering lebih-lebih bila permukaannya dilem dengan resin. Jenis
kertas ini biasanya digunakan untuk mengemas keju di negara-negara Eropa.

Gambar 8.7 Kemasan Kraft


Sumber: https://i1.wp.com/www.asiabaru.com/wp-content/uploads/kertas-kraft-jenis-jenis-kemasan-kertas.jpg

h. Gelas
Gelas terbuat dari campuran pasir C2O, soda abu, dan alumina.
Pengemas jenis gelas ini memiliki banyak kelebihan di antaranya adalah
warna dan bentuk dari produk yang disimpan dalam gelas ini bisa kita lihat
dari luar karena gelas ini bening. Gelas ini juga sangat tahan serta tidak akan
bereaksi dengan bahan yang disimpan di dalamnya. Jenis gelas ini selain
memiliki kelebihan dia juga memiliki kelemahan, yaitu adalah mudah pecah
dan juga tidak dapat digunakan untuk bahan pangan yang peka terhadap
sinar. Untuk menghindari supaya gelas ini tidak mudah pecah sebaiknya
bagian permukaan gelas ini dilapisi dengan lilin (wax) dan silika yang halus.
i. Metal/Logam
Untuk pengemas jenis logam ini biasanya menggunakan bahan
berupa kaleng (tin plate) dan almunium sebagai bahan pengemas. Adapun
bahan makanan yang biasa dikemas dengan menggunakan kaleng di
antaranya adalah pengemasan ikan, kornet, susu, daging, dan berbagai
macam olahan makanan lainnya.

Gambar 8.8 Metal/Logam


Sumber: http://kominfo.situbondokab.go.id/berkas/6/PENGEMASAN%20PRODUK%20OLAHAN-dikonversi.pdf

AGRIBISNIS TERNAK
148 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

j. Aluminium
Kemasan jenis aluminium ini memiliki banyak keuntungan, di
antaranya adalah bahwasannya aluminium tidak berat kalau kita banding
dengan bahan dari baja. Dalam pembuatan aluminium sangat mudah diatur
atau dibentuk serta tahan korosi. Selain memiliki keuntungan pengemas,
jenis aluminium ini juga memiliki kekurangan, yaitu di antaranya adalah
mudah rusak akhirnya pengemas menjadi bolong atau timbul lobang.

Gambar 8.9 Aluminium


Sumber: http://id.plastics-coffeebags.com/stand-up-zipper-bags/matt-finished-aluminum-foil-stand-up-
pouch.html

k. Plastik
Pemakaian jenis plastik ini sebagai pengemas bahan pakan dan
pakan ternak unggas tidak terlalu banyak digunakan karena bahan bahan
atau produk tertentu saja yang bisa dipakai untuk pengemas plastik ini.
Penggunaan plastik ini biasanya digunakan hanya tempat sementara di
waktu bahan pakan dipanen. Pengemas jenis plastik ini memiliki beberapa
kelemahan di antaranya adalah tidak bisa mengemas bahan atau produk
yang panas dan juga akan terjadi pengembunan uap air produk yang dikemas
di dalamnya. Di bawah ini akan diuraikan beberapa jenis plastik yang biasa
dipakai untuk kegiatan pengemasan, yakni sebagai berikut.
1) Polietilen: polietilen ini merupakan jenis plastik yang harganya sangat
murah. Polietilen memiliki sifat yang kuat tergantung variannya dan
dapat direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.

Gambar 8.10 Plastik Polietilen


Sumber: https://www.kemasansinergy.com/produk/plastik-polyethylene#popup-168

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
149
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2) Cellophan: Jenis cellophan ini biasanya terbuat dari serat selulosa yang
disulfatasi. Penggunaan plastik jenis ini biasanya untuk pembungkus
sayuran, daging, dan beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi
nitroselulosa mempunyai sifat yang tahan terhadap uap air, fleksibel,
dan mudah direkatkan dengan pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC
tahan terhadap uap air dan kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas
makanan yang mengandung minyak atau lemak.
3) Polivinil klorida (PVC): jenis plastik ini sangat kuat, namun ada memiliki
kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable). Jenis ini sering digunakan
untuk mengemas daging dan mengemas keju.
4) Polivinildiena klorida (PVDC): jenis plastik ini sangat kuat, tahan
terhadap uap air, dan transmisi udara. Plastik ini biasanya digunakan
dalam pengemasan keju dan juga untuk mengemas buah-buahan yang
dikeringkan.

l. Edible film
Edible film ini merupakan bahan pengemas organik yang langsung
dapat dimakan sekaligus dengan bahan pangan yang dikemasnya. Jenis
ini bisa terbuat dari senyawa polisakarida dan turunan lemak. Bahan yang
digunakan biasanya adalah polisakarida yang berasal dari rumput laut
(agarose, karaginan, dan alginat), polisakarida pati, amilosa film, gelatin,
gum arabik, dan turunan monogliserida. Contoh pengemasan edible film ini
biasanya adalah pada sosis, permen, kapsul minyak ikan, sari buah, dan lain-
lain.
m. Karton
Pengemas jenis karton sebenarnya merupakan bagian dari kertas
namun lebih sering berfungsi sebagai wadah luar atau sebagai penyokong
wadah utama dalam pengemasan bahan pangan atau pakan agar lebih kuat.
Karton ini banyak memiliki kelebihan, di antaranya adalah elastisitas lebih
baik dibanding kayu, dapat dicetak pada permukaannya, dapat dikerjakan
secara maksimal, pemakaiannya mudah, dan dapat dilipat sehingga tidak
memerlukan ruang yang luas. Berdasarkan dari beberapa hal maka kemasan
dapat digolongkan sebagai berikut.
1) Berdasarkan Frekuensi Pemakaian
a) Kemasan sekali pakai (disposable) merupakan kemasan yang apabila
sudah dipakai maka langsung dibuang. Pemakaiannya hanya digunakan
untuk satu kali pemakaian saja. Sebagai contohnya adalah pembungkus
atau plastik es, bungkus permen, bungkus daun, karton dus, pengemas
makanan kaleng.
b) Kemasan yang dapat dipakai berulang kali (multi trip) merupakan
kemasan yang sudah digunakan maka kemasannya bisa lagi untuk
digunakan atau dimanfaatkan lagi. Sebagai contoh adalah beberapa
jenis botol minuman (limun, bir) dan botol kecap. Wadah-wadah

AGRIBISNIS TERNAK
150 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

tersebut biasanya tidak dibuang oleh konsumen, akan tetapi dapat


dikembalikan lagi pada agen penjual untuk kemudian dimanfaatkan
ulang oleh pabrik.
c) Kemasan yang tidak dibuang (semi disposable) merupakan kemasan
atau wadahnya dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya seperti
pengemas berupa kaleng dan botol. Pengemas berupa kaleng itu
bisa dimanfaatkan sebagai tempat pakan ternak dan juga bisa kita
gunakan untuk wadah atau pot bunga atau tanaman lainnya. Begitu
juga dengan pengemas bentuk botol yang juga bisa kita manfaatkan
tempat jamu atau minuman ternak unggas.
2) Berdasarkan Struktur Sistem Kemas Berdasarkan Letak atau Kedudukan
a) Kemasan primer, yaitu bahan kemas langsung mewadahi bahan pangan
(kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe).
b) Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi
kelompok kemasan lainnya, seperti kotak karton untuk wadah kaleng
susu, kotak kayu untuk wadah buah-buahan yang dibungkus, keranjang
tempe, dan sebagainya.
c) Kemasan tersier dan kuartener, yaitu apabila masih diperlukan lagi
pengemasan setelah kemasan primer, sekunder, dan tersier. Umumnya
digunakan sebagai pelindung selama pengangkutan.
3) Berdasakan Sifat Kekakuan Bahan Kemas
a) Kemasan fleksibel, yaitu bila bahan kemas mudah dilenturkan, misalnya
plastik, kertas, foil. Pada zaman sekarang ini telah berkembang pesat
sistem pengemasan secara fleksibel, yaitu sistem pengemasan
yang dapat melentur mengikuti bentuk bahan yang dikemas. Bahan
pengemas fleksibel terdiri dari berbagai jenis kertas, cellulose films,
film plastik, kertas timah coatings, bonding adhesives, dan kombinasi
dari bahan-bahan tersebut. Pengemas fleksibel ini banyak digunakan
dalam pembungkusan berbagai komoditas dan produk olahannya
seperti buah-buahan (manisan, pisang sale, durian, nangka), daging
(abon, dendeng, sosis), ikan (dendeng ikan, kerupuk ikan, ikan teri
goreng), makanan lengkap (mie, bihun, sambal goreng), bumbu
lengkap (gule, opor, rawon, dan sup), rempah-rempah (cabai giling,
kunyit, pala, vanili), makanan lainnya (biskuit, kembang gula, dodol,
coklat). Cara mengemas komoditas pertanian dan produk olahan
dalam pengemas fleksibel dapat dilakukan dengan cara.
b) Kemasan kaku, yaitu bila bahan kemas bersifat keras, kaku, tidak tahan
lenturan, patah bila dipaksa dibengkokkan. Misalnya kayu, gelas, dan
logam.
c) Kemasan semi kaku/semi fleksibel, yaitu bahan kemas yang memiliki
sifat-sifat antara kemasan fleksibel dan kemasan kaku, seperti botol
plastik (susu, kecap, saus), dan wadah bahan yang berbentuk pasta.
4) Berdasarkan Sifat Perlindungan Terhadap Lingkungan
a) Kemasan hermetis, yaitu wadah yang secara sempurna tidak dapat
dilalui oleh gas, misalnya kaleng dan botol gelas.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
151
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

b) Kemasan tahan cahaya, yaitu wadah yang tidak bersifat transparan,


misalnya kemasan logam, kertas dan foil. Kemasan ini cocok untuk
bahan pangan yang mengandung lemak dan vitamin yang tinggi,
serta makanan yang difermentasi.
c) Kemasan tahan suhu tinggi, jenis ini digunakan untuk bahan pangan
yang memerlukan proses pemanasan, sterilisasi, atau pasteurisasi.
5) Berdasarkan Tingkat Kesiapan Pakai
a) Wadah siap pakai, yaitu bahan kemas yang siap untuk diisi dengan
bentuk yang telah sempurna sejak keluar dari pabrik. Contohnya
adalah wadah botol, wadah kaleng, dan sebagainya.
b) Wadah siap dirakit atau disebut juga wadah lipatan, yaitu kemasan
yang masih memerlukan tahap perakitan sebelum pengisian, misalnya
kaleng dalam bentuk lempengan dan silinder fleksibel, wadah yang
terbuat dari kertas, foil atau plastik.

C. Tata Cara Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas


Adapun tata cara pengemasan sangat berhubungan dengan keadaan produk
atau bahan pakan dan pakan ternak unggas yang akan kita beri pengemas. Pada
dasarnya hasil dari pada pengemasan tersebut bisa menjaga produk didalamnya
sehingga kualitas dari pada produk tersebut terjamin dan memberikan penampilan
yang menarik pada produk tersebut. Berikut penjelasan mengenai tata cara
pengemasan.
1. Secara manual, merupakan cara pengemasan dengan menggunakan tangan
kita tanpa adanya bantuan alat/mesin. Sebagai contohnya  adalah melakukan
pembungkusan pada tempe dengan daun atau plastik, kembang gula,
membungkus teh dalam kemasan kertas, dan sebagainya.
2. Semi mekanik, merupakan cara pengemasan dengan menggunakan tangan
kemudian dibantu dengan peralatan tertentu, misalnya menutup botol kecap/
minuman, penggunaan hand sealer untuk merekatkan plastik.
3. Mekanis, merupakan cara pengemasan dengan mesin kemas yang digerakkan
oleh tenaga listrik/motor berkecepatan tinggi. Umumnya proses pengemasan
bersamaan dengan proses pengisian bahan dalam satu unit mesin seperti
pengisian botol minuman ringan, obat-obatan, dan sebagainya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pakan
dan pakan ternak unggas, yaitu etika, sifat produk, analisis pasar, kemasan saingan,
kepentingan konsumen, kemasan ekspor.
1. Etika
Dalam pengemasan suatu produk maka dituntut untuk memberi informasi
yaitu bahwasannya kemasan harus memberi kesan yang jujur tentang isi
dari produk tersebut, hindari peniruan terhadap desain kemasan pihak lain
dan usahakan tidak membuat desain wadah yang sangat berlebihan yang
berakibatkan harga tinggi. Bagi bahan pangan, biaya untuk kemasan umumnya
lebih kurang 20% dari harga jualnya, bergantung dari tingkat kemudahan yang
diperoleh konsumen dari kemasan tersebut.

AGRIBISNIS TERNAK
152 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2. Sifat produk
Wadah kemasan harus disesuaikan dengan sifat bahan pangan yang
akan dikemas, karena itu pengenalan yang seksama terhadap sifat bahan
yang akan dikemas merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam
merencanakan wadah
3. Analisis pasar
Dalam merancang kemasan diperlukan data yang Iengkap tentang
cara pemasaran dan selera konsumen. Misalnya produk yang akan dipasarkan
di pusat-pusat perbelanjaan (swalayan) dan stratum konsumen yang
berpenghasilan tinggi perlu dirancang kemasan yang sesuai dengan kondisi
tersebut.
4. Kemasan saingan
Sebelum sampai pada desain terahir, suatu model kemasan perlu diuji
coba di pasar dengan menampilkannya di antara kemasan lain (saingan) yang
sudah ada.
5. Kepentingan konsumen
Sejauh mungkin harus diupayakan agar dapat memenuhi kepentingan
konsumen dari segi praktis maupun psikologis, yaitu dengan menjelaskan
tentang cara pemakaian produk, komposisi, batas waktu kadaluwarsa, cara
penyimpanan dan lain-lain.
6. Kemasan ekspor
Kemasan ekspor menghendaki persyaratan yang berbeda dengan
kemasan untuk dalam negeri, karena memerlukan kekuatan dan daya proteksi
yang lebih besar, disamping itu persyaratan lainnya seperti hukum, bea cukai,
selera, dan kesenangan konsumen yang berbeda.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas perlu diperhatikan beberapa faktor
penentu dalam merancang suatu kemasan, yaitu penampakan, proteksi, fungsi,
harga, dan hal-hal yang berkenaan dengan penanganan wadah setelah produk
dikonsumsi, antara lain pendauran ulang, pencemaran lingkungan (biodegradable),
dan sebagainya. Untuk menambah wawasan secara umum mengenai pengemasan,
maka ada beberapa tips cara membuat kemasan yang menarik untuk pakan ternak,
makanan, dan produk-produk lain yang kita gunakan sehari hari sebagai berikut.
1. Membuat Desain Kemasan yang Unik
Salah satu point penting dalam membentuk kemasan adalah dengan
mendesainnya secara unik, inovatif dan berbeda dari produk lainnya. Apabila
suatu kemasan didesain dengan unik, maka sangat efektif untuk menarik
minat masyarakat atau konsumen. Sebagai contoh misalnya bila kemasan dari
bahan pakan dan pakan ternak burung hias biasanya menggunakan kemasan
berbentuk kotak, maka kita membuat kemasan unik yang beda dengan kotak
misalnya kemasan yang berbentuk bulat maka secara otomatis pembeli akan
mengamatinya dengan seksama dan penasaran tentang isi di dalamnya.
2. Desain Kemasan di Sesuaikan dengan Target Pasar
Untuk desain suatu kemasan yang digunakan sebaiknya disesuaikan
dengan target pasar. Sebagai contoh kita untuk desain kemasan makanan
misalnya apabila target pasar kita adalah anak-anak usia 5-12 tahunan, maka

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
153
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

sebaiknya membuat  desain kemasan bisa ditambahkan gambar kartun yang


paling digemari anak-anak atau dengan bentuk kemasan yang menyerupai
mainan. Begitu juga jika targetnya adalah orang dewasa maka desain juga harus
menyesuaikan.
3. Membuat Kemasan dengan Beberapa Ukuran
Jika produk bahan pakan dan pakan ternak yang akan kita jual
merupakan produk baru, maka usahakanlah untuk membuat kemasan dengan
berbagai ukuran misalnya kemasan isi 1 Kg, 2 Kg, 5 Kg. Biasanya peternak akan
lebih cenderung untuk memilih kemasan yang paling kecil untuk produk yang
baru dirilis.
4. Mencantumkan Informasi Produk secara Lengkap
Di dalam pembuatan kemasan kita harus mencantumkan di kemasan
tersebut informasi tentang produk secara lengkap, yaitu contohnya nama
produk, merek dari produk, komposi dari produk, keterangan dari berat bersih
produk, keterangan tentang nama serta alamat produsen, kode produksi, dan
juga tanggal produksi dan tanggal kadaluarsa.
Dalam pembahasan ini, kita juga harus mengetahui pengetahuan umum yaitu
tentang arti dari simbol pada kemasan produk yang biasa kita gunakan sehari hari.
Hal ini bertujuan supaya kita bisa menilai mana kemasan yang bagus dan mana
kemasan yang berbahaya. Setelah kita mempelajari tentang jenis jenis kemasan
ini, ada pada beberapa kemasan yang kita temukan pada produk yang kita pakai
sehari hari kita jumpai adanya simbol pada sebuah kemasan. Untuk pengetahuan
umum dalam penggunaan produk sehari-hari sebagai contoh adalah kemasan
pada pasta gigi, di mana ada tanda garis hitam, biru, hijau, dan juga merah pada
kemasan tersebut. Simbol ini sebenarnya memiliki arti atau ada maknanya. Jadi,
apabila kita yang akan membeli produk maupun akan menggunakan kemasan
tersebut, seharusnya kita harus juga mengetahui arti dari simbol tersebut, karena
simbol simbol tersebut memiliki arti tersendiri, berikut uraiannya.
1. Simbol daur ulang
Dalam suatu kemasan biasanya ada terdapat sebuah simbol
yaitu tiga buah tanda panah berwarna hijau. Simbol ini menunjukkan arti
bahwasannya kemasan tersebut bisa di daur ulang. Tiga tanda panah tersebut
menggambarkan bahwa kemasan tersebut memiliki tiga langkah siklus saat di
daur ulang.
2. Simbol plastik
Dalam kemasan plastik biasanya terdapat simbol yang hampir sama
dengan simbol daur ulang. Ada tiga buah tanda panah yang berputar dimana di
dalamnya terdapat nomor. Lalu di bawah tanda tersebut juga ada tulisan jenis
plastiknya, contohnya PETE, HDPE, dan masih banyak lagi. Tulisan di bawah
tanda tersebut menunjukkan seberapa aman jenis plastik tersebut digunakan.
Tanda ini banyak kita jumpai di botol plastik.
3. Simbol green dot
Pada kemasan juga ada simbol green dot di mana simbol ini mempunyai
arti bahwasannya kemasan tersebut bisa kita lakukan pendauran ulang.
4. Simbol payung dan air hujan

AGRIBISNIS TERNAK
154 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Adapun arti dari simbol payung dan air hujan adalah bahwasannya
kemasan tersebut harus kita jauhkan dari air, berarti kemasan ini tidak tahan
air.
5. Gambar tengkorak dalam lingkaran
Makna simbol yang ini menunjukkan atau berarti bahwa isi dari
kemasan tersebut mempunyai bahan yang berbahaya. Maksudnya adalah
produk yang terdapat di dalam kemasan tersebut mengandung racun sehingga
harus digunakan dengan baik.
  Selainkelimasimboltersebutdiatas,masihbanyaklagisimbollainnyayang
mungkin sering kita lihat dalam penggunaan produk sehari hari pada kemasan jika
kita memperhatikan kemasan dengan baik-baik. Hal ini sangat penting kita ketahui
sebagai produsen sebuah produk. Karena bagaimanapun saat kita memesan dan
membeli kemasan untuk produk, seharusnya disesuaikan dengan produk yang
akan kita masukkan dalam kemasan tersebut.
  Pengetahuan tentang pengemasan sangat penting. Apabila kita akan
membuat sebuah kemasan untuk suatu produk, maka ada beberapa hal yang
harus kita pertimbangkan. Apalagi bila produk yang akan kita produksi tersebut
adalah produk dalam skala besar, maka seharusnya kemasan produk yang akan
kita gunakan harus bagus, sesuai dan bermanfaat untuk kita sebagai produsen dan
konsumen. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan jika kita ingin
membuat atau memesan kemasan sebuah produk. 
1. Food safety
Hal ini sangatlah penting bagi kita yang memiliki produk makanan
dan minuman. Apabila kita ingin memilih suatu kemasan maka hal yang paling
utama yang harus kita perhatikan adalah faktor keamanan kemasan. Tidak
semua dari produk makanan yang mengunakan bahan pengawet, maka salah
satu cara yang harus kita lakukan adalah untuk melindungi makanan agar
tetap bagus yaitu dengan memilih kemasan yang aman. Sangat dianjurkan
bahwa untuk produk makanan, seharusnya menggunakan kemasan yang tidak
menggunakan bahan kimia yang dapat merusak makanan atau mempersingkat
umurnya.
2. Mudah dikenali
Faktor ini sangat berkaitan dengan marketing. Sebelum kita mendesain
kemasan untuk sebuah produk, maka sebaiknya kita gunakan desain yang
mudah dikenali oleh konsumen. Kemasan yang digunakan sebaiknya memiliki
desain yang unik, menarik dan berbeda dengan kemasan produk lain. Dengan
begitu, konsumen yang melihat produk tersebut dapat mengenali produk
tersebut dengan mudah hanya dalam sekali lihat.
3. Desain praktis
Desain yang memudahkan dalam penggunaan juga menjadi salah satu hal yang
sebaiknya kita pertimbangkan. Misalnya saja untuk kemasan produk susu siap
minum, jika pada tutup kemasannya mudah dibuka dan mudah ditutup, maka
kemasan tersebut akan lebih disukai oleh konsumen dibandingkan dengan
produk yang kemasannya sulit dibuka. Kelebihan seperti mudah dituang, mudah
disobek, dan kemudahan lainnya ini dapat menjadi nilai plus yang membuat

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
155
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

konsumen lebih menyukai suatu produk yang kita buat. Bagaimanapun, selain
bentuk yang menarik, kemudahan pemakaian merupakan salah satu hal
menjadi faktor konsumen dalam memilih sebuah produk.
4. Keindahan
Kemasan yang indah merupakan hal yang sangat berpengaruh
terhadap produk yang dikemas. Kualitas suatu produk dalam kemasan bisa
kita nilai dari pengemasannya. Meskipun ada istilah “Don’t judge a book by it’s
cover”, namun nyatanya hal tersebut yang sering dilakukan oleh konsumen.
Pada umumnya, konsumen lebih cenderung untuk melihat sebuah produk dari
kemasannya terlebih dahulu. Apabila kemasan suatu produk baik, unik, indah,
dan menarik maka konsumen ingin secepatnya memperoleh produk tersebut.
Apabila isi produk di dalam kemasan kualitasnya sangat bagus tetapi dikemas
dengan kemasan yang kurang menarik maka konsumen biasanya akan penuh
pertimbangan untuk membeli atau memperoleh produk tersebut.
5. Detail informasi
Waktu kita merancang kemasan suatu produk maka seharusnya kita
mencantumkan detail informasi tentang produk yang ada dalam kemasan
tersebut. Imformasi mengenai produk ini harus kita tampilkan pada kemasan
dengan rinci dan jelas. Dengan adanya imformasi ini akan memudahkan
konsumen dalam memilih dan memperoleh produk yang kita kemas. Misalnya
saja, produk olahan daging unggas yaitu sosis. Jika kita cantumkan bahan
bahan dan manfaat mengkosumsi sosis, tentu konsumen atau pembeli akan
lebih mudah dalam memilih dan menentukan produk. Apabila produk yang
kita buat tersebut beraneka variasi maka sebaiknya kita juga merancang
kemasan dengan beraneka warna pula, sehingga dari warna kemasan tersebut
konsumen bisa mengenal produk yang diinginkannya.
6. Faktor promosi
Adapun slogan yang dibuat pada suatu kemasan sebuah kemasan
akan sangat berpengaruh terhadap ketertarikan konsumen atau pembeli. Jika
melihat sebuah slogan yang unik, maka otomatis produk yang kita buat akan
lebih banyak dilihat orang. Saat telah tertarik, konsumen akan melihat lebih
dekat produknya, dan kemudian konsumen akan memutuskan untuk membeli
atau tidak membeli.
Di dalam membuat sebuah kemasan tidak boleh sembarang buat, karena
tujuan dari pembuatan kemasan tidak hanya sekedar menarik saja, tetapi harus
aman. Sebelum kita membeli dan menggunakan sebuah produk maka yang kita
perhatikan terlebih dahulu adalah kemasan dari produk tersebut. Maka untuk
itu apabila kita akan membuat kemasan, sebaiknya terlebih dahulu kita harus
mengetahui hal apa saja yang perlu kita cantumkan dalam pengemas tersebut.
Berikut uraian beberapa hal atau imformasi yang harus dicantumkan pada label
kemasan, di antara sebagai berikut.
1. Nama produk atau brand
Nama produk atau brand merupakan hal yang harus ada dalam
kemasan. Pasalnya hal inilah yang membuat konsumen mengetahui produk
dalam kemasan tersebut. Dengan kata lain, brand ini mewakili isi produknya.

AGRIBISNIS TERNAK
156 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2. Komposisi
Di waktu membuat kemasan suatu produk, misalnya produk pakan
ternak maka pada kemasan tersebut harus mencantumkan komposisi yang
dipakai dalam menyusun bahan bahan pakan tersebut. Dengan dicantumkannya
komposisi bahan bahan maka peternak bisa mengetahui dengan cara membaca
bahan apa saja yang terdapat pada pakan dalam kemasan tersebut.
3. Tanggal kadaluarsa
Mencantumkan tanggal kadaluarsa pada kemasan bahan pakan
dan pakan ini sangat penting. Pencantuman ini bertujuan supaya peternak
mengetahui batas waktu penggunaan dari bahan pakan atau pakan yang
terdapat dalam kemasan tersebut. Kemasan pakan yang tidak mencantumkan
tanggal kadaluarsa bisa mengakibatkan kerugian pada pembeli atau peternak
karena pakan yang sudah kadaluarsa biasanya ditumbuhi jamur, baunya tidak
sedap, mikroorganisme yang berbahaya berkembangbiak, dan beracun yang
sangat berbahaya untuk ternak.
4. Kode produksi
Kode produksi juga harus ditampilkan dalam kemasan. Adapun tujuan
pemakaian kode produksi pada kemasan adalah supaya membantu pembeli
atau konsumen untuk mengetahui bagai mana proses dari produk yang ada
dalam kemasan tersebut.
5. Informasi mengenai produsen dan distributor
Informasi mengenai produsen dan distributor ini juga menjadi salah
satu hal penting yang harus dicantumkan pada kemasan produk terutama
produk makanan. Informasi mengenai produsen ini biasanya terdapat pada
kemasan makanan yang merupakan produk dalam negeri. Sedangkan untuk
produk import, dapat cantumkan nama distributornya.
6. Informasi berat bersih produk
Informasi berat bersih dari produk yang ada dalam kemasan harus
ditampilkan pada kemasan. Dengan adanya informasi berat bersih suatu
produk pada kemasan maka akan mempermudah pembeli untuk memilih
produk yang akan di belinya.
7. Legalitas
Untuk produk obat dan makanan, pendistribusiannya diawasi oleh
BPOM. Badan ini memiliki tugas mengawasi segala produk makanan atau
obat yang aman untuk konsumen. Makanya label legalitas ini biasanya harus
dicantumkan. Selain BPOM, MUI juga menjadi salah satu acuan bagi konsumen
dalam menganggap produk tersebut aman atau tidak. Jika telah mendapatkan
izin dari kedua badan tersebut, maka konsumen akan merasa lebih yakin dalam
membeli produk tersebut.
Untuk membuat kemasan, setelah mengetahui jenis jenis kemasan dan
segala hal yang berkaitan dengan kemasan tentunya langkah selanjutnya adalah
membuat desainnya. Jika sudah siap desain kemasannya, maka tinggal memilih
bahannya. Pembuatan kemasan ini biasanya kita dapat menggunakan jasa pabrik
pembuat kemasan. Biasanya pabrik menggunakan mesin pengemas otomatis yang
akan membantu meringankan pekerjaan para produsen dalam mengemas produk.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
157
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Untuk bisnis dalam sekala besar, tentu akan memakan waktu yang lama jika harus
menggunakan cara manual dalam hal mengemas.
Jadi, jika kita memiliki bisnis yang mulai berkembang, sebaiknya gunakan
mesin pengemas yang dapat bekerja secara otomatis dalam mengemas produk
yang kita buat. Selain memudahkan, penggunaan mesin juga dapat mempersingkat
waktu yang digunakan untuk tahap pengemasan. Apalagi jika produk yang kita
buat merupakan produk yang harus segera dikemas. Tentu akan mengurangi
kualitas produk jika proses pengemasan tidak segera dilakukan tepat waktu.
Kesimpulannya, kemasan memegang kendali yang cukup besar dalam keamanan,
kepraktisan, dan tampilan sebuah produk.

D. Mesin dan Alat Pengemasan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas.
Peralatan yang dapat digunakan dalam pengemasan bahan-bahan pakan dan
pakan ternak unggas diantaranya sebagai berikut.
1. Pengantongan
Mesin Pengantongan manual

Gambar 8.11 Mesin Pengantongan Manual (Pengantongan Mulut Terbuka)


Sumber: https://www.ptchronos.com/id-id/solutions-for

2. Penyusun Pallet

Gambar 8.12 Palletiser Gripper Head High-Level SERI CPL


Sumber: https://www.ptchronos.com/id-id/solutions-for

AGRIBISNIS TERNAK
158 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

3. Pengamanan Muatan

Gambar 8.13 Stretch Hooder


Sumber: https://www.ptchronos.com/id-id/solutions-for

LEMBAR PRAKTIKUM

A. Judul : Melakukan Pengemasan Bahan Baku Pakan dan Pakan Ternak Unggas.
B. Tujuan : Siswa mampu melakukan pengemasan bahan pakan dan pakan
ternak unggas.
Siswa dapat melakukan pengemasan bahan baku pakan dan pakan
ternak unggas bedasarkan prosedur atau tata cara pengemasan
bahan baku pakan dan pakan ternak unggas.
C. Waktu : 6 JP X 45 menit
D. Keselamatan kerja :
a. Gunakan dan pakai perlengkapan K3 (Wear pack, masker, sarung tangan).
b. Berhati hatilah dalam memakai bahan dan peralatan yang dapat
menimbulkan bahaya.
c. Kerjakanlah dengan sungguh sungguh dan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
E. Alat dan bahan :
F. Alat :
a. ATK
b. Plastik ukuran 1 Kg 15 lembar
c. Timbangan
d. Hand sealer (perekat plastik)
e. Lebel
G. Bahan : Sampel bahan baku pakan atau pakan ternak unggas
H. Langkah Kerja :
1. Bentuklah kelompok yang jumlah anggotanya terdiri dari 4 atau lima
orang.
2. Siapkanlah semua peralatan dan bahan yang akan kalian gunakan.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
159
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

3. Timbanglah bahan baku pakan atau pakan ternak unggas.


4. Lakukan pengemasan terhadap bahan baku pakan atau pakan dengan
cara memasukkan bahan baku pakan dan pakan ke dalam plastik 1 kg
sebanyak masing masing 0,5 Kg.
5. Pres plastik dengan mengguna kan hand sealer.
6. Tempel label nama bahan pakan atau pakan di plastik.
7. Foto hasil kerja Anda.
8. Catat data/informasi hasil praktik Anda.

CAKRAWALA

PERKEMBANGAN PENGEMASAN

Pengemasan sudah lama dilakukan oleh manusia yaitu semenjak mereka


mengenal peradaban. Menurut catatan sejarah, bahwasannya pengemasan
sudah ada semenjak 4000 SM, pada saat itu pengemasan masih dilakukan secara
sederhana, yaitu dengan menggunakan bahan alami. Adanya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi mampu memberikan dampak pada pengemasan, yaitu
adanya perkembangan dalam hal bahan dan bentuk kemasan. Penggunaan logam,
kaca, kertas, disamping bahan kemas yang bersifat alami seperti kayu, daun, kulit
hewan dan lain-lain, bahkan sekarang telah digunakan kemasan dengan variasi
pada komposisi atmosfir di dalam kemasan, kemasan aseptik, kemasan transportasi
dengan suhu rendah dan lain sebagainya.
Meskipun pengemasan sudah lama dikenal dan dilakukan, akan tetapi sebagai
cabang ilmu pengetahuan masih muda. Pada abad 19 pengemasan menitik beratkan
pada olah seni, selanjutnya berkembang menjadi cabang ilmu pengetahuan yang
cukup canggih serta memerlukan beberapa ilmu dasar sebagai pendukung seperti
keteknikan, teknologi, kimia, fisika, mekanika, matematik, seni dan ekonomi.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai


pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas kalian
juga dapat mempelajari secara mandiri melalui internet.
Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi tentang
pengemasan bahan baku dan pakan ternak unngas tersebut
disertai penjelasan menggunakan video. Salah satu website
yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan
pemahaman kalian tentang pengemasan bahan pakan ternak
unggas adalah sebagai berikut: https://www.ptchronos.com/
id-id/solutions-for

AGRIBISNIS TERNAK
160 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

RANGKUMAN

1. Kemasan merupakan wadah atau pembungkus yang berguna untuk mencegah


atau meminimalisir terjadinya kerusakan pada barang yang dikemas atau
dibungkusnya. Sedangkan definisi pengemasan adalah suatu proses memberi
wadah atau pembungkus kepada suatu produk. Pengertian kemasan juga
dapat diartikan sebagai suatu sistem yang disusun sedemikian rupa untuk
mempersiapkan barang/ produk agar dapat didistribusikan, dijual, disimpan,
dan digunakan.
2. Fungsi dari pengemasan adalah sebagai pelindung atau keamanan produk
dari hal-hal yang dapat merusak produk, dan sebagai media promosi atau
pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuat kemasan yang
menarik, baik dari sisi desain, warna, ukuran, dan lain-lain.
3. Macam macam bahan kemasan yang digunakan untuk pengemasan bahan
pakan dan pakan ternak unggas diantaranya adalah : karung goni, karung kain
balacu, karung plastik, kemasan kertas, botol kaca, metal/logam, alumanium,
plastik, karton dan lainnya.
4. Kemasan dapat digolongkan berdasarkan beberapa hal, diantaranya frekuensi
pemakaian, struktur sistim kemas berdasarkan letak, sipat kekakuan bahan
kemas kemas, sifat perlindungan terhadap lingkungan dan tingkat kesiapan
pakai.
5. Cara pengemasan ada secara manual, secara semimekanis dan secara
mekanis.
6. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pakan dan pakan
ternak unggas adalah etika, sifat produk, analisis pasar, kemasan saingan,
kepentingan konsumen dan kemasan ekspor.

TUGAS MANDIRI

Pada bab ini kalian sudah mempelajari dan mengetahui tentang pengemasan
bahan baku pakan dan pakan ternak unggas. Tugas kalian, carilah informasi
mengenai alat pembungkus untuk pengemasan bahan baku pakan dan pakan
ternak unggas yang digunakan oleh peternak dan industri pakan ternak yang ada
disekitar daerah tempat tinggal anda. Buat laporan tentang kegiatan yang anda
lakukan , kemudian kumpulkan pada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
161
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan maksud dari pengemasanan bahan baku pakan dan pakan ternak
unggas!
2. Jelaskan mengapa pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas
dilakukan!
3. Jelaskan tata cara pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas!
4. Jelaskan apa yang anda lakukan jika ada bahan kemasan yang rusak!
5. Sebutkan minimal 5 bahan kemasan yang biasa digunakan untuk pengemasan
bahan pakan dan pakan ternak unggas !
6. Tindakan pencegahan apa yang anda lakukan untuk menghindari timbulnya
kerusakan pada bahan kemasan?
7. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari bahan kemasan karung goni!
8. Kemasan dapat digolongkan menjadi beberapa hal, jelaskanlah!
9. Hal hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pengemasan bahan pakan dan
pakan ternak unggas?
10. Kegiatan apa saja yang bisa anda lakukan setelah proses pengemasan?

REFLEKSI

Setelah kalian mempelajari bab VIII ini, tentu kalian sudah paham mengenai
pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas. Dari semua materi yang sudah
dijelaskan pada bab kedelapan, mana yang menurut kalian paling sulit dipahami?
Coba Anda untuk mengulang membaca dan memahami materi sebelumnya serta
diskusikan dengan teman mau pun guru Anda, karena dengan memahami bab ini
kalian akan sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya. Setelah
mempelajari materi ini, coba kalian jawab dari pertanyaan pertanyaan dibawah ini
:
1. Pertanyaan:
Kegiatan kegiatan apa saja yang bisa kalian lakukan yang berhubungan
dengan materi pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas
ini?
Jawaban:

2. Pertanyaan:
Apa saja pengalaman baru yang kalian peroleh dari materi pengemasan bahan
baku pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
162 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

REFLEKSI

3. Pertanyaan:
Apa saja manfaat yang kalian dapat setelah mempelajari materi
pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

4. Pertanyaan:
Aspek apa saja yang menarik yang kalian temukan dalam materi
pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

5. Pertanyaan:
Apa saja aspek yang menarik yang bisa kalian kembangkan dalam materi
pengemasan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
163
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
PENYIMPANAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TERNAK
IX UNGGAS
BAB IX PENYIMPANAN BAHAN PAKAN DAN PAKAN TER-
NAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan proses pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat


menjelaskan arti dari penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas, mampu
menganalisis penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas, mampu
melakukan penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas.

PETA KONSEP

Pengemasanan Bahan Pakan dan Pakan


Ternak Unggas

Pengertian Tata cara Prosedur Mencegah


penyimpanan penyimpanan penggudangan kerusakan bahan
Bahan Pakan dan Bahan Pakan dan Bahan baku baku pakan dan
Pakan Ternak Pakan Ternak pakan dan Pakan Pakan Ternak
Unggas Unggas Ternak Unggas Unggas

KATA KUNCI

Penyimpanan, bahan, pakan, ternak unggas.

AGRIBISNIS TERNAK
164 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Dalam perkembangan usaha bidang peternakan tidak dapat lepas dari


ketersediaan pakan ternak yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup. Pakan
merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam manajemen peternakan. Seiring
dengan berkembangnya usaha peternakan, maka kebutuhan bahan pakan juga
meningkat. Pakan yang baik memiliki sifat palatabel (disukai ternak), tidak mudah
rusak selama penyimpanan, kandungan nutrisi yang baik, menghasilkan pertambahan
bobot badan yang tinggi, mudah dicerna, dan harganya murah. Proses penyimpanan
bahan pakan dan pakan ternak sangat diperlukan karena perkembangan suatu usaha
peternakan harus diimbangi dengan ketersediaan bahan pakan yang memadai dan
selalu siap digunakan, sehingga kontinuitas produksi dapat terus berlangsung.

Gambar 9.1 Contoh Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas
Sumber: http://portal.bangkabaratkab.go.id/

Teknologi penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas sangat penting
dikembangkan. Di awali dari mulainya bahan pakan di panen sampai dengan
bahan pakan tersebut diproses dalam bentuk ransum yang akan siap dipasarkan
dipasaran sebagai pakan untuk ternak unggas. Teknologi pengendalian hama gudang,
pencegahan cemaran mikotoksin, dan sistem penyimpanan sangat diperlukan supaya
kualitas dari bahan pakan dan pakan tetap terjaga terutama untuk daerah tropis basah
seperti Indonesia.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas


Setelah dilakukan pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas maka
langkah selanjutnya adalah penyimpanan terhadap bahan pakan dan pakan
ternak unggas yang merupakan salah satu bentuk dari tindakan pengamanan yang
selalu berhubungan dengan waktu. Tujuan dari penyimpanan bahan pakan dan
pakan ternak unggas ini adalah untuk menyediakan pasokan dari bahan pakan
yang diperlukan untuk memproduksi pakan ternak unggas. Persediaan bahan
pakan ini harus tersedia dalam jumlah yang memadai dan tersedia setiap waktu.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
165
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Adapun penyimpanan pakan jadi diperlukan untuk menyimpan secara sementara


sebelum diberikan keternak unggas. Tujuan lain dari penyimpanan ini adalah agar
bahan pakan tahan lama dan terjaga kualitas dan kuantitasnya. Selain dari itu
juga bertujuan supaya bahan pakan atau pakan ternak unggas terhindar dari tiga
kerusakan, yaitu kerusakan fisik, kerusakan kimiawi, dan kerusakan biologis.
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas ini prosesnya dimulai
dari saat bahan pakan dipanen sampai menjadi bentuk ransum yang siap
dipasarkan dan akan diberikan pada ternak. Selama dalam proses tersebut
kemungkinan besar akan terjadi penurunan kualitas ransum bila melebihi waktu
penyimpanan. Penyimpanan dalam bentuk biji-bijian bahan baku pakan bertujuan
mempertahankan kondisi terbaik dalam waktu yang lama.  Penyimpanan bahan
pakan dan pakan ternak unggas sebaiknya jangan dicampur dengan bahan atau
barang barang lainnya untuk menghindari pencemaran pakan.
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas yang terlalu lama dengan
cara penyimpanan yang salah maka akan menyebabkan tumbuhnya jamur, kapang,
dan mikroorganisme lainnya sehingga akan dapat menurunkan kualitas bahan
pakan. Penyimpanan bahan pakan dan pakan yang terlalu lama dapat menyebabkan
meningkatnya kadar air bahan pakan yang akan menunjang pertumbuhan jamur
atau kapang sehingga akan memperbesar tingkat kerusakan dan akan menimbulkan
bau busuk, perubahan warna, rasa pahit, rasa asam, dan racun pada bahan pakan.
Penyimpanan bahan pakan dan pakan yang melebihi batas waktu tertentu
akan mempengaruhi dari kualitas bahan pakan dan pakan yang disimpan. Bahan
pakan dan pakan ini merupakan sediaan dari bahan tanaman pertanian (organik)
dengan daya simpan dan ketahanan nilai gizi yang sangat terbatas. Walaupun
dalam penyimpanan telah digunakan bahan pengawet, namun bisa saja akan
mengalami penurunan kandungan gizi karena lamanya penyimpanan.
Pakan yang baik harus disimpan dalam jangka waktu kurang dari 13 hari
dan metode penyimpanannya harus diperhatikan baik seperti jumlah tumpukan,
kelembaban ruangan serta kebersihannya karena semakin lama pakan disimpan
dengan kondisi ditumpuk berlebihan akan membuat pakan semakin mudah hancur
yang pada akhirnya akan semakin memperburuk kondisi fisik pakan ketika di
distribusikan ke konsumen.
Faktor faktor yang mempengaruhi penyimpanan bahan pakan dan pakan
ternak unggas sebagai berikut.
1. Jenis bahan pakan dan pakan
2. Lama dari penyimpanan
3. Metode dari penyimpanan
4. Temperatur
5. Kandungan air
6. Kelembaban udara
7. Serangan oleh serangga, kapang, bakteri, dan binatang pengerat
8. Komposisi bahan pakan tersebut
Beberapa persyaratan yang harus diperhatikan dalam penyimpanan pakan/
bahan pakan agar kualitasnya tetap stabil sebagai berikut.
1. Jumlah pakan yang disimpan tidak melebihi kapasitas gudang penyimpanan.
2. Kadar air pakan tidak lebih dari 13%.

AGRIBISNIS TERNAK
166 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

3. Pakan harus dikemas dengan karung plastik+inner, hal ini untuk menghindari
terjadinya kontak langsung antara pakan dengan udara luar.
4. Pakan disimpan dalam ruangan yang sejuk, kering, tidak lembab, sirkulasi
udara baik dan tidak terkena sinar matahari langsung.
5. Tumpukan pakan sebaiknya tidak terlalu tinggi, sebaiknya tidak langsung
menyentuh lantai atau menggunakan alas berupa pallet terbuat dari kayu.
6. Jarak antara lantai dan tumpukan pakan sekitar 10–15 cm, untuk menjamin
terjadinya sirkulasi udara di antara tumpukan pakan dan lantai sehingga
tidak lembab.
7. Jika perlu lantai ditutup dahulu dengan plastik.
8. Penerapan manajemen penggunaan pakan dengan sistem fifo (first in first
out), yaitu pakan yang datang pertama digunakan pertama kali.

B. Tata Cara Penyimpanan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas


Untuk menyimpan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas harus
berdasarkan tata cara yang biasa dilakukan oleh para pembuat pakan atau
peternak yang sudah berpengalaman. Selain itu, bahan baku yang akan digunakan
juga harus dipilih agar kondisinya tidak banyak berubah ketika disimpan di dalam
gudang. Berikut adalah beberapa cara menyimpan bahan pakan dan pakan yang
aman.
1. Kadar air bahan baku pakan kurang dari 13 %.
2. Bahan baku pakan disimpan di gudang menggunakan palet (alas lantai) dan
lokasi yang sama untuk setiap bahan baku pakan, misalnya bungkil kedelai
disimpan di tumpukan A, jagung di tumpukan B.
3. Bahan baku pakan disusun seperti tumpukan bata, dengan jenis dan tanggal
pembelian yang sama.
4. Jarak palet ke dinding sebaiknya 30 cm.
5. Bahan baku pakan atau pakan yang pertama datang harus digunakan terlebih
dahulu.
6. Memeriksa secara periodik ada atau tidaknya karung yang rusak.
7. Memeriksa secara periodik ada atau tidaknya serangan kutu, jika sudah
terserang kutu dilakukan fumigasi.
8. Memeriksa secara periodik tanda tanda serangan jamur, terutama yang sudah
disimpan selama satu bulan.
9. Memeriksa ada atau tidaknya tikus.
10. Memeriksa dan memastikan kondisi palet tidak rusak, lembab atau basah.
11. Letak gudang tidak jauh dari tempat produksi pakan.
Untuk melakukan penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas ini
dapat kita lakukan dengan berbagai macam teknik. Cara dari penyimpanan ini harus
kita sesuaikan dengan jenis dan spesifikasi bahan pakan tersebut. Hal ini akan
mempermudah dalam proses penyimpanan dan pembongkaran kembali bahan
pakan dan pakan ternak unggas yang disimpan. Beberapa cara penyimpanan bahan
pakan dan pakan ternak unggas tersebut di antaranya adalah penyimpanan dalam
bentuk kemasan di dalam gudang, penyimpanan dalam bentuk curah di dalam
gudang, penyimpanan dalam bentuk curah di dalam tangka, dan penyimpanan
dalam bentuk curah di dalam silo, berikut uraiannya.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
167
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

1. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk kemasan
di dalam gudang
Bahan pakan dan pakan ternak unggas disimpan di dalam gudang dalam
bentuk kemasan. Bahan pakan dan pakan ternak unggas yang akan disimpan
seharusnya dikemas terlebih dahulu di dalam karung. Kemasan yang biasanya
dipakai untuk mengemas bahan pakan dan pakan ternak unggas ini biasanya
menggunakan karung sebagai pengemas. Contohnya karung goni, karung
plastik dan ada juga kombinasi karung plastik dan goni. Sementara kemasan
yang menggunakan kertas biasanya digunakan untuk menyimpan bahan pakan
dan pakan tertentu.

Gambar 9.2 Penyimpanan Bahan Pakan Kemasan


Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013

2. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk curah di
dalam gudang
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk
curah di dalam gudang maksudnya adalah melakukan penyimpanan terhadap
bahan pakan dan pakan ternak unggas tersebut dengan cara dicurah di lantai
gudang tersebut, di mana gudang tersebut sudah bersih, dilengkapi dengan
pembatas bisa juga tidak memakai pembatas.

Gambar 9.3 Penyimpanan dalam Bentuk Curah di dalam Gudang


Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013

AGRIBISNIS TERNAK
168 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

3. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk curah di
dalam silo
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk
curah di dalam silo ini maksudnya adalah bahwa bahan pakan dan pakan
ternak unggas tersebut disimpan dengan cara ditumpah pada suatu tempat
penyimpanan yang dirancang khusus, anaerob berbentuk tabung yang dikenal
dengan nama silo. Bentuk bagian bawah dari silo ini biasanya berbentuk kerucut
dengan posisi yang runcing berada di bawah sehingga bahan pakan atau
pakan ternak unggas akan mengumpul ke bawah. Untuk Proses penyimpanan
dan pembongkarannya memerlukan bantuan sistem transpor (conveyor) yang
dijalankan secara otomatis dengan menggunakan tenaga listrik. Penyimpanan
cara ini biasanya dilakukan untuk bahan pakan yang berbentuk biji bijian,
seperti jagung kuning, kedelai, sorgum, gandum, dan lain lain.

Gambar 9.4 Penyimpanan Bahan Pakan Curah di dalam Silo


Sumber: https://encrypted-tbn0.gstatic.com/

4. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk curah di
dalam tengki
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk
curah di dalam tengki merupakan suatu penyimpanan yang biasanya digunakan
untuk penyimpanan bahan pakan dan pakan bentuk cair. Adapun sebagai
contoh dari bahan pakan dan pakan yang cair ini adalah tetes (molasses) dan
minyak nabati. Untuk penyimpanan cara ini biasanya tengki tersebut dilengkapi
dengan pompa supaya mempermudah dalam proses pengeluaran bahan yang
akan digunakan dalam pembuatan pakan ternak unggas tersebut.
5. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas dalam bentuk lain
Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas tersebut tidak
selalu menggunakan kemasan bentuk karung. Ada kalanya penyimpanan bahan
pakan dan pakan ternak unggas tersebut pengemasannya dengan memakai
kotak atau dus, kaleng, botol maupun drum. Bahan bahan yang dikemas ini
biasanya terdiri dari obat obatan, vaksin, vitamin, dan asam amino. Untuk bahan
jenis ini sistem penyimpanannya sama seperti penyimpanan di dalam gudang,

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
169
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

namun dalam penyimpanan biasanya membutuhkan ketelitian dan perlakuan


yang bagus. Sebagai contohnya untuk vaksin biasanya disimpan pada suhu
tertentu.

Gambar 9.5 Penyimpanan Asam Amino dengan Kemasan Kardus


Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013

Untuk penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas yang


dilakukan seperti yang diuraikan di atas, tentunya ada memiliki kelebihan
dan ada juga kekurangannya. Tabel yang tertera berikut ini merupakan suatu
perbandingan keuntungan dan kerugian antara sistem penyimpanan dalam
karung dan penyimpanan dalam bentuk curah.
Tabel 9.1 Keuntungan dan Kerugian Sistem Penyimpanan Bahan Pakan

No. Faktor Sistem Karung Sistem Curah

1. Fleksibilitas Fleksibel Tidak fleksibel

2. Kemungkinan mekanisasi Kurang penuh Penuh

3. Penanganan Lambat Cepat

4. Tumpah, ceceran Banyak hilang Sedikit hilang

5. Modal Kecil Besar

6. Biaya Operasi Tinggi Rendah

7. Bahaya serangan tikus Merajalela Tidak banyak

8. Serangan hama Berulang-ulang Jarang berulang.

Sumber:BukuTeksBahanAjarsiswa,Agribisnispakanternakunggas,2013

AGRIBISNIS TERNAK
170 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Beberapa metode atau teknik yang sering digunakan dalam


penyimpanan bahan pakan di antaranya: penyimpanan anaerob (tanpa udara),
penyimpanan dengan pemberian asam, penyimpanan dengan pembekuan
bahan pakan, dan penyimpanan kering udara.
6. Penyimpanan Asam
Teknik ini memerlukan biaya relatif tinggi dibandingkan metode
penyimpanan lain. Namun sangat efektif dan efisien diterapkan dalam
memperpanjang masa simpan bahan-bahan pakan, terutama bahan pakan
dengan kandungan kadar air yang relatif tinggi. Pada industri pakan, umumnya
diterapkan penggunaan asam propionat yang dicampurkan ke dalam pakan
sebanyak 1 s.d. 1,5 % atau campuran antara asam propionat dengan asam
asetat atau campuran asam propionat dengan asam format ke dalam pakan
dengan kadar air 20 s.d. 30 % teruji mampu mencegah pembusukan oleh
mikroorganisme serta mampu diterima oleh ternak sebagai pakan bahkan
dibandingkan dengan pakan yang hanya dikeringkan saja.
7. Penyimpanan Hampa Udara
Teknik vakum banyak digunakan dalam  industri pangan skala kecil,
tetapi jarang digunakan dalam industri besar. Di bidang peternakan juga dapat
dikatakan sangat jarang digunakan sebab butuh biaya besar, tetapi metode
penyimpanan ini sangat efektif dalam mencegah proses respirasi bahan pakan.
Ketidakpraktisan metode ini juga menjadi kendala dalam penerapannya yaitu
membutuhkan alat tertentu serta harus disiplin dalam tata laksana pra dan
pasca penggunaan agar tidak ada kebocoran sehingga udara (oksigen) tidak
dapat masuk ke dalam bahan pakan yang telah divakum.
8. Penyimpanan Dingin
Merupakan salah satu teknik penyimpanan pakan paling efektif selain
teknik penyimpanan  hampa udara dalam menghentikan proses perusakan oleh
respirasi bahan itu sendiri maupun mikroorganisme perusak. Teknik ini jarang
digunakan dalam industri pakan baik skala besar mau pun kecil dan juga jarang
digunakan oleh para peternak karena tidak efisien dalam penerapannya. Selain
itu, juga memakan biaya yang cukup besar bila diterapkan dalam industri pakan.
Akan tetapi, cukup banyak digunakan dalam industri pangan karena secara
nyata dapat mempertahankan ph, tidak merubah rasa maupun warna pangan
dan daya mengikat air cenderung terhenti pada suhu maksimal 4ºC.
9. Penyimpanan Kering Udara
Teknik ini bertujuan untuk mereduksi kandungan air sehingga aktifitas air pun
ikut tereduksi. Dengan demikian, aktivitas mikroba pembusuk serta proses
respirasi menjadi terhambat. Umumnya banyak diterapkan oleh peternak dan
industri baik skala besar maupun kecil dengan atau tanpa menggunakan alat
(bantuan sinar matahari). Teknik ini dianggap efisien dari segi ekonomi dan
relatif mudah dalam penerapannya.

C. Prosedur Penggudangan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas


Perencanaan tata letak untuk penempatan bahan baku pakan dan pakan
ternak unggas yang akan kita simpan penting dilakukan supaya memperoleh hasil
sistem penggudangan yang memuaskan. Untuk penempatan dari bahan pakan dan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
171
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

pakan yang ditumpuk tersebut, maka harus diberi jalan. Pemberian jalan di antara
tumpukan bahan pakan dan pakan tersebut bertujuan supaya mempermudah
dalam pengaturan keluar masuknya bahan pakan dan pakan ternak unggas,
mempermudah dalam pengontrolan terhadap bahan pakan dan pakan, supaya
kelihatannya lebih rapi serta bertujuan untuk pengaturan sirkulasi udara. Dalam
pengaturan tata letak untuk tempat bahan pakan dan pakan ternak unggas tersebut
sangat erat hubungannya dengan bahan pakan yang masuk untuk disimpan dan
bahan pakan yang keluar untuk disalurkan maupun dipasarkan. Biasanya sistem
yang digunakan untuk pemasukan dan pengeluaran dari bahan pakan atau pakan
ternak unggas ini adalah sistem FIFO. Sistem FIFO (First In First Out) ini maksudnya
adalah bahan pakan atau pakan yang pertama masuk maka bahan pakan tersebut
yang dikeluarkan atau didistribusikan dahuluan. Gambar dinbawah ini merupakan
perencanaan tata letak penenpatan bahan pakan dan pakan ternak unggas.

Gambar 9.6 Perencanaan Tata Letak Penempatan Bahan Baku Pakan


Sumber:BukuTeksBahanAjarsiswa,Agribisnispakanternakunggas,2013

Bahan pakan atau pakan ternak unggas yang disimpan dengan memakai
atau menggunakan karung sebagai alat pengemas maka penyimpanan atau
penumpukannya bisa memakai sistem pallet. Untuk sistem pallet ini menggunakan
atau memakai model kunci lima untuk penumpukannya. Penumpukan dengan
menggunakan sistem kunci lima ini merupakan penyusunan koli-koli pada
tumpukan di gudang dengan posisi 3 koli disusun secara berjajar dan 2 koli disusun
secara berurut. Forklif merupakan suatu alat yang digunakan untuk membantu
proses pemindahan, penyimpanan, dan pembongkaran bahan pakan atau pakan
ternak unggas. Untuk tenaga manusia dalam hal ini juga sangat berperan yaitu
pada pakan jadi biasanya penumpukan dilakukan di tempat pengemasan yang
selanjutnya dipindahkan dengan bantuan alat forklif.

AGRIBISNIS TERNAK
172 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.7 Cara Penumpukan Pakan dalam Gudang


Sumber: Dokumentasi Sunarno, 2013

Keterangan:
1. Tumpukan dari bahan pakan atau pakan
2. Palet yang terbuat dari kayu
3. Lantai semen/cor

Apabila penumpukan bahan pakan atau pakan ternak unggas yang


menggunakan sistem staffel, di waktu melakukan penyimpanan, pembongkaran,
dan pengeluarannya akan membutuhkan tenaga manusia yang banyak, maka
karena itu sebagusnya penumpukan terhadap bahan pakan tersebut dilakukan
secara manual.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
173
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.8 Penumpukan dengan Cara Staffel


Sumber: Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013

Gambar 9.9 Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima


Lapisan I dan Lapisan Ganjil Berikutnya (Tampak Atas)
(Dokumentasi Tutik Nuryati, 2013)

AGRIBISNIS TERNAK
174 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 9.10 Penumpukan Karung dengan Sistem Kunci Lima


Lapisan II dan Lapisan Genap Berikutnya (Tampak Atas)
(Dokumentasi Tutik Nuryati,2013)
D. Mencegah Kerusakan Bahan Pakan dan Pakan Ternak Unggas
Keberhasillan suatu produk peternakan dipengaruhi oleh kualitas dari bahan
pakan atau pakan ternak unggas. Apabila bahan pakan atau pakan berkualitas bagus
maka akan meningkatkan hasil produktifitas ternak. Apabila di dalam penyimpanan
melakukan penanganan terhadap bahan pakan dan pakan tidak benar, maka akan
mempengaruhi terhadap kualitas pakan sehingga kualitas pakan menurun. Supaya
mikroorganisme pengganggu tidak ada berkembang selama penyimpanan bahan
pakan, maka perlu melakukan tindakan pencegahan sebagai berikut.
1. Selalu menjaga kebersihan gudang.
2. Jangan menyimpan bahan pakan dan pakan terlalu lama.
3. Kemasan bahan pakan jangan sampai rusak.
4. Kandungan air bahan pakan tidak lebih dari 13%.
5. Pemakaian bahan baku sebaiknya cara first in first out (FIFO).
6. Bahan pakan dan pakan sebaiknya diletakkan di atas pallet.

 
Gambar 9.11. Penyimpanan Pakan di atas Falet (√) Benar dan Tanpa Alas Falet (X) Salah
Sumber: http://portal.bangkabaratkab.go.id/content/teknologi-penyimpanan-pakan

  Toto Laksono dan Sihombing (2012) menyatakan bahwa dalam prosedur


penyimpanan yang terpenting bukanlah khusus gudangnya, tetapi pemenuhan
syarat syarat seperti temperatur, kelembaban, kebersihan, layout serta bebas dari

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
175
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

kontaminasi.  Beberapa parameter menjelaskan bahwa untuk gudang yang baik


yaitu terhindar dari matahari langsung, terhindar dari hujan, dan bocor, temperatur
berkisar antara 30ºC - 34ºC, kelembaban tidak lebih dari 70% dan bebas dari
hama kutu dan tikus, tidak bercampur dengan bahan kimia seperti pupuk, pestisida,
dan racun tikus. Sementara layout atau desain yang baik adalah cukup luas untuk
mengatur FIFO (first in first out). Memiliki catatan stok yang rapi dan cukup jarak
antara dinding terhadap tumpukan (atau antar tumpukan). Sementara untuk bahan
baku pakan keperluan gudang akan sangat bergantung pada jenis bahan tersebut.
Penyimpanan bahan pakan atau pakan sebaiknya kurang dari 13 hari dan
perhatikan metode penyimpanannya, jumlah tumpukan, kebersihan gudang, dan
kelembaban ruangannya. Apabila bahan pakan atau pakan disimpan terlalu lama
dengan penumpukan yang berlebihan, maka mengakibatkan kondisi fisik bahan
pakan atau pakan akan rusak dan kualitas pakan akan rendah.
1. Jenis jenis kerusakan pada bahan baku pakan dan pakan ternak unggas
Pada waktu penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas
di dalam gudang maka bahan pakan dan pakan tersebut dapat mengalami
kerusakan. Terjadinya kerusakan bahan pakan dan pakan tersebut biasanya ada
yang dapat dilihat atau ada pula yang tidak dapat dilihat. Kerusakan ini juga
dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, ada yang disengaja ada
pula kerusakan ini terjadi dengan sendirinya. Pada waktu penyimpanan bahan
pakan dan pakan ternak unggas ada kerusakan yang terjadi pada bahan pakan,
di antaranya sebagai berikut.
a. Terjadinya penyusutan atau kehilangan berat dari bahan pakan dan
pakan
b. Terjadinya perubahan ukuran dan berat dari bahan pakan dan pakan
c. Terjadinya penurunan mutu dan perubahan jenis mutu bahan pakan
dan pakan
d. Penurunan atau kehilangan nilai gizi dari bahan pakan dan pakan
e. Kehilangan harga atau penurunan nilai ekonomi dari bahan pakan dan
pakan
Adapun kerusakan yang terjadi pada bahan pakan dan pakan ternak
unggas ditinjau dari aspek penyebabnya maka kerusakan tersebut terdiri
dari beberapa jenis, di antaranya sebagai berikut.
a. Kerusakan fisik-mekanik, contohnya disebabkan karena benturan antara
bahan.
b. Kerusakan kimiawi, contoh pengaruh penggunaan bahan kimia yaitu zat
warna.
c. Kerusakan fisiologi, contohnya pengaruh enzim.
d. Kerusakan mikrobiologi, contohnya disebabkan oleh jamur, bakteri, ragi,
dan kapang.
e. Kerusakan biologi , contohnya kerusakan oleh serangga, tikus, dan burung.
2. Faktor faktor penyebab kerusakan pada bahan pakan dan pakan ternak
unggas
Adapun faktor yang menyebabkan kerusakan terhadap bahan pakan dan
pakan ternak unggas tersebut digolongkan menjadi dua faktor, yakni sebagai
berikut.

AGRIBISNIS TERNAK
176 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

a. Faktor biotik, merupakan faktor yang menyebabkan kerusakan pada


bahan pakan dan pakan ternak unggas yang bersumber dari jasad renik
atau mikroorganisme dan binatang lain contohnya oleh burung, serangga,
tikus, kumbang, dan lain lain. Adapun kerusakan yang ditimbulkan oleh
faktor biotik ini adalah kerusakan mikrobiologi, kerusakan biologi serta
kerusakan fisiologi. Kerusakan yang terjadi pada bahan pakan dan pakan
ternak unggas tersebut akan mengalami perubahan dan berpengaruh
terhadap kualitas pakan.
b. Faktor abiotik, merupakan faktor yang menyebabkan kerusakan pada
bahan pakan dan pakan ternak unggas yang disebabkan oleh kerusakan
fisik-mekanik dan kerusakan kimiawi. Untuk kerusakan fisik-mekanik
ini terjadinya karena beberapa hal seperti karena himpitan, gesekan,
benturan, pengaruh kelembaban, dan juga karena pengaruh suhu.
Biasanya untuk kerusakan kimiawi penyebabnya adalah karena adanya
pemakaian bahan bahan kimia pada bahan pakan dan pakan ternak
unggas, contohnya pemakaian pengawet pada bahan pakan dan juga
pemakaian zat pewarna pada bahan pakan atau pakan ternak unggas.
Karena adanya kerusakan yang terjadi oleh faktor abiotik pada bahan
pakan atau pakan tersebut sehingga dapat mengakibatkan terjadinya
perubahan pada bahan pakan ternak unggas.
3. Tanda tanda kerusakan pada bahan pakan dan pakan ternak unggas
Untuk mengetahui apakah bahan pakan dan pakan ternak unggas tersebut
mengalami kerusakan, maka kita bisa melihat tanda tanda atau perubahan
yang terjadi pada bahan pakan atau pakan tersebut. Adapun contoh dari
tanda tanda kerusakan pada bahan pakan dan pakan ternak unggas tersebut
di antaranya adalah retak, memar, patah, pecah, perubahan warna, perubahan
rasa, bau tak sedap, terjadi penggumpalan pada bahan pakan, ada jamur yang
berkembangbiak, adanya kapang di dalam pakan, dijumpai kotoran tikus dalam
pakan, dan lain sebagainya. Terjadinya suatu perubahan atau kerusakan pada
suatu bahan pakan dan pakan ternak unggas yang disimpan dalam gudang ini
penyebabnya dikarenakan oleh beberapa hal di antaranya sebagai berikut.
a. Ventilasi udara dalam gudang tidak diatur dengan baik apabila
pengaturan ventilasi tidak baik maka mengakibatkan suhu dalam
gudang menjadi tinggi, maka ruangan gudangpun menjadi panas
sehingga terjadi pengembunan pada bahan pakan dan pakan ternak
yang mengakibatkan pakan menjadi lembab.
b. Bahan pakan dan pakan ternak unggas yang disimpan didalam gudang
memiliki kadar air yang tinggi.
c. Bahan pakan dan pakan ternak unggas yang disimpan dalam gudang
tidak bersih.
d. Fumigasi terhadap bahan pakan atau pakan dan juga terhadap
gudang tidak ada dilaksanakan sehingga mikroorganisme cepat
berkembangbiak.
e. Gudang tempat penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas
tidak bersih.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
177
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

4. Cara menangani kerusakan


Adapun perlakuan perlakuan yang bisa kita lakukan terhadap bahan
pakan dan pakan ternak unggas supaya tidak mengalami kerusakan di
antaranya adalah melakukan kegiatan pencegahan dan juga melakukan
kegiatan pemberantasan terhadap hama yang menyerang bahan pakan dan
pakan ternak unggas tersebut. Secara garis besarnya ada dua kegiatan yang
bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan pada bahan pakan dan
pakan ternak unggas, yakni sebagai berikut.
a. Melakukan pengaturan terhadap keadaan lingkungan
Salah satu kegiatan pencegahan yang dilakukan supaya bahan
pakan dan pakan ternak unggas tidak rusak adalah dengan melakukan
pengaturan terhadap kondisi lingkungan. Adapun contoh dari pengaturan
terhadap keadaan lingkungan di antaranya adalah pengaturan suhu
udara, kelembaban udara, dan juga pengaturan terhadap kebersihan dari
gudang dan lingkungan gudang. Untuk keadaan suhu udara di negara kita
Indonesia yaitu berkisar antara 22ºC - 34ºC dan untuk kelembabannya
berkisar antara 52% - 89%. Gudang yang digunakan untuk penyimpanan
bahan pakan dan pakan ternak unggas sebaiknya memiliki suhu 18ºC dan
kelembabannya 65%. Supaya gudang penyimpanan bahan pakan dan
pakan memiliki suhu dan kelembaban yang diinginkan, maka kegiatan
sederhana yang bisa kita lakukan adalah dengan pengaturan terhadap
ventilasi gudang dan selalu menjaga kebersihan dari gudang. Untuk
gudang yang sudah canggih biasanya sudah dilengkapi dengan peralatan
pengaturan suhu dan kelembaban.
b. Penggunaan insektisida dan fungisida
Kegiatan yang juga bisa kita lakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada bahan pakan dan pakan ternak unggas adalah melakukan
penggunaan insektisida dan fungisida. Kegitan ini merupakan tindakan
dengan menggunakan racun yang berfungsi untuk membunuh hama
serangga dan membunuh jamur. Adapun insektisida yang biasa
digunakan contohnya adalah benzene hexaca, lindane, dan dichlorvos.
Untuk fumisida yang biasa digunakan contohnya adalah karbon disulfida,
phostoxin, dan gas hidrosianida.
Kerusakan yang terjadi pada bahan pakan atau pakan ternak unggas,
di mana penyimpanannya dalam kondisi yang buruk ada empat tipe yakni
sebagai berikut.
a. Kerusakan fisik dan mekanik, yaitu kerusakan yang terjadi apabila bahan
tidak ditangani secara hati-hati waktu kegiatan panen, transportasi,
pengolahan, dan penyimpanan.
b. Kerusakan kimia, yaitu kerusakan yang terjadi pada bahan pakan
diakibatkan karena reaksi kimia atau reaksi pencoklatan nonenzimatik
yang merusak partikel karbohidrat, penurunan kandungan vitamin, dan
asam nukleat.
c. Kerusakan enzimatik, yaitu terjadi akibat kerja beberapa enzim seperti
protease, amylase, dan lipase, misalnya: pemecahan molekul lemak
menjadi asam lemak bebas dan glycerol oleh enzim lipolitik dan aktivitas

AGRIBISNIS TERNAK
178 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

enzim proteolitik memecah protein menjadi polipeptida dan asam amino.


d. Kerusakan biologis, terjadi akibat serangan serangga, binatang pengerat,
burung, dan mikroorganisme selama penyimpanan. 
Beberapa literatur menyatakan bahwa yang terpenting dalam
penyimpanan ini bukanlah khusus gudangnya, tetapi pemenuhan syarat
seperti temperatur, kelembaban, kebersihan, layout serta bebas dari
kontaminasi. Parameter untuk gudang yang baik yakni sebagai berikut.
a. Terhindar dari matahari langsung
b. Terhindar dari hujan dan bocor
c. Temperatur dikisaran 30oC – 34oC
d. Kelembaban tidak lebih dari 70%
e. Bebas dari hama kutu dan tikus
f. Tidak bercampur dengan bahan kimia seperti pupuk, pestisida dan racun
tikus. 
g. Layout atau desain yang baik adalah cukup luas untuk mengatur FIFO
(first in first out).
h. Memiliki catatan stok yang rapi dan cukup jarak antara dinding terhadap
tumpukan (atau antar tumpukan).
i. Sementara untuk bahan baku, keperluan gudang akan sangat bergantung
pada jenis bahan tersebut.
Apabila bahan pakan dan pakan ternak unggas disimpan dalam waktu
yang lama maka dapat menurunkan kualitas dari pakan tersebut.  Berdasarkan
pengalaman di lapangan bahwa kerusakan bahan pakan terjadi setelah satu bulan
bahan tersebut disimpan (Kushartono, 1996). Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyimpanan pakan adalah tipe atau jenis pakan, periode atau lama
penyimpanan, metode penyimpanan, temperatur, kandungan air, kelembaban
udara, dan komposisi zat-zat makanan. Menurut Prof. Bhadriraju Subramanyam
seperti dikutip dalam Trobos (2013), ada dua hal yang menjadi perhatian dalam
penyimpanan bahan pakan terutama yang berupa biji-bijian yaitu bagaimana
mempertahankan kualitas dari bahan pakan dan pakan serta bagaimana mengatur
ekosistem penyimpanan. Ekosistem penyimpanan merupakan kombinasi faktor
fisik dan biologis atau dikenal juga dengan kombinasi faktor biotik dan abiotik.
Faktor biotik merupakan yang mencakup organisme hidup seperti
serangga, tungau, rodensia (hewan pengerat, contohnya tikus), burung, dan jamur.
Faktor biotik ini terbagi menjadi dua kelompok. Serangga dan tungau termasuk
dalam kelompok invertebrata (tak bertulang belakang) sedangkan burung dan
rodensia masuk ke dalam kelompok vertebrata (bertulang belakang). Kelompok
invertebrata dapat merusak biji-bijian secara langsung meninggalkan kotorannya
yang disebut dengan frass, dan merusak kernel (bagian inti) biji-bijian. Begitu
pula dengan kelompok vertebrata. Bedanya kelompok vertebrata merupakan
organisme pembawa penyakit. Faktor abiotik meliputi segala hal yang tak hidup,
seperti cahaya, suhu, kelembaban, dan benda-benda eksternal lainnya (batu,
besi, dan biji-bijian non bahan baku pakan). Faktor abiotik seperti cahaya, suhu,
dan kelembaban dapat mempengaruhi faktor biotik. Contohnya mempengaruhi
populasi serangga dan jamur, germinasi biji-bijian, dan kerusakan lainnya oleh
mikroorganisme.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
179
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

Kondisi lingkungan mempengaruhi kadar air bahan pakan (butiran)


menentukan tingkat kerusakan dan penyusutan selama penyimpanan. Lingkungan
yang lembab dan kotor merupakan salah satu penyebab kenaikan kadar air, hama,
jamur, dan jasad pengganggu perusak lain sehingga mempercepat terjadinya
kerusakan pada pakan.  Kandungan air yang terlalu tinggi mengakibatkan
kerusakan mekanis sehingga bahan pakan kurang tahan disimpan, karena
mikroorganisme mudah menyerang (Kushartono, 2002). 
Menurut Saenong (1988) menjelaskan bahwasannya kerusakan pada
jagung yang terjadi selama penyimpanan dan faktor penyebab utama penurunan
mutu antara lain sebagai berikut.
a. Kerusakan fisik, yaitu yang disebabkan terjadinya perubahan kadar air
selama penyimpanan yang diakibatkan oleh perubahan cuaca, butiran
menjadi pecah dan mudah diserang hama.
b. Kerusakan biologis, yang disebabkan kegiatan biologis selama penyimpanan
seperti serangan hama, jamur dan mikroba.
c. Kerusakan kimiawi, yang disebabkan karena adanya dekomposisi kimia
selama penyimpanan seperti penurunan kadar karbohidrat, protein dan
lemak karena proses metabolisme baik oleh serangga maupun mikroba.
Di waktu penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas, ada
beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu di antaranya adalah
menghindari bahan pakan dan pakan dari serangan serangga, mikroorganisme,
dan beberapa hal yang dapat menurunkan kualitas dari bahan pakan dan pakan
ternak unggas tersebut.
Adapun faktor yang menyebabkan serangga datang ke tempat
penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas adalah faktor suhu dan
faktor kelembaban. Apabila kelembaban di atas 70%, maka akan menyebabkan
serangga dan jamur berkembang lebih cepat pada bahan pakan dan pakan ternak
unggas. Di sisi lain, bahwasannya untuk bakteri dan jamur tidak bisa hidup pada
kelembaban < 29%. Untuk itu, tempat penyimpanan pakan harus diusahakan
kelembaban < 29%. Apabila jamur menyerang bahan pakan dan pakan ternak
unggas, maka akan menimbulkan beberapa dampak, yakni sebagai berikut.
a. Adanya produksi racun mycotoxin oleh jamur
b. Akan timbul panas pada pakan dan ruangan
c. Kelembaban akan naik
d. Jamur kelompok lain akan muncul yaitu kelompok aspergilus sp.
Perubahan deterioratif adalah perubahan kimiawi pada pakan/bahan
pakan yang menyebabkan terjadinya perubahan aroma dan nilai nutrisi.
Perubahan deterioratif ini pada bahan baku dan pakan hampir selalu terjadi.
Hal ini sangat berhubungan dengan kandungan lipid/lemak pada pakan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses deterioratif adalah sebagai berikut.
a. Faktor lingkungan (temperatur, kelembaban, kebersihan lingkungan, dan
rancangan bangunan).
b. Kehadiran serangga dan mikrorganisme.
Ketengikan merupakan gabungan dari 3 proses, yaitu oksidasi,
hidrolisis, dan pembentukkan keton. Faktor yang mempengaruhi oksidasi
lipid yaitu enzim, hematin, peroksida, cahaya, temperatur, dan katalis dari

AGRIBISNIS TERNAK
180 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

logam berat.
Hal terpenting dalam penyimpanan bahan pakan dan pakan yakni sebagai
berikut.
a. Kebersihan ruangan
b. Keluar masuk barang/pakan
Pengeluaran pakan dari tempat penyimpanan pakan agar diatur
sedemikian rupa sehingga pakan tidak terlalu lama di penyimpanan. 
Penyimpanan pakan yang terlalu lama akan menurunkan kualitas dari pakan
tersebut.  Berdasarkan pengalaman di lapangan bahwa kerusakan bahan pakan
terjadi setelah satu bulan bahan tersebut disimpan. Faktor yang memengaruhi
penyimpanan pakan adalah tipe atau jenis pakan, periode atau lama
penyimpanan, metode penyimpanan, temperatur, kandungan air, kelembaban
udara, dan komposisi zat-zat makanan.
c. Ukuran bantalan kayu dan posisi penumpukkan bahan/pakan.
1) Ketinggian tumpukan berpengaruh terhadap kerapatan tumpukan,
kerapatan pemadatan tumpukan, tingkat kehalusan dan ketahanan
benturan pakan yang berbentuk pellet.
2) Lama masa simpan berpengaruh terhadap kerapatan tumpukan,
kerapatan pemadatan tumpukan, tingkat kehalusan, dan ketahanan

LEMBAR PRAKTIKUM
A. Judul : Melakukan Penyimpanan Bahan Baku Pakan dan Pakan
Ternak Unggas.
B. Tujuan : Siswa dapat melakukan penyimpanan bahan baku pakan
dan pakan ternak unggas bedasarkan prosedur atau tata
cara penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak
unggas.
C. Waktu : 6 JP 45 menit
D. Keselamatan kerja:
a. Gunakan dan pakai perlengkapan K3 (Wear pack, masker, sarung tangan).
b. Berhati hatilah dalam memakai bahan dan peralatan yang dapat
menimbulkan bahaya.
c. Kerjakanlah dengan sungguh sungguh dan dengan penuh rasa tanggung
jawab.
E. Alat dan bahan :
F. Alat :
a. ATK
b. Plastik ukuran 1 Kg
c. Timbangan

G. Bahan : Beberapa ampel bahan baku pakan atau pakan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
181
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

H. Langkah Kerja :
1. Bentuklah kelompok dengan jumlah anggota 4 atau 5 orang!
2. Peralatan dan bahan yang akan digunakan disiapkan dengan lengkap!
3. Lakukan penyimpanan sampel bahan baku pakan atau pakan ternak
unggas dengan metode stafel dan kunci 5!
4. Foto hasil kerja anda.
5. Catat data / informasi hasil praktik anda!

CAKRAWALA

SILO

Silo adalah struktur yang digunakan


untuk menyimpan bahan curah (bulk
materials). Silo umumnya digunakan di
bidang pertanian sebagai penyimpan biji-
bijian hasil pertanian dan pakan ternak. Di
luar bidang pertanian, silo digunakan untuk
menyimpan batu bara, semen, potongan
Gambar 9.12 Silo kayu, dan serbuk gergaji. Ada tiga jenis silo
Sumber:https://5.imimg.com/data5/IV/RD/MY- yang banyak digunakan hingga saat ini, yaitu
10207850/flat-bottom-storage-silos-500x500.jpg
tipe menara, bunker, dan karung.
Reruntuhan arkeologis dan catatan kuno menunjukkan bahwa silo digunakan
di zaman Yunani kuno pada abad ke 8 sebelum masehi, hingga abad ke 5 sesudah
masehi di situs arkeologi Tel Tsaf, kawasan Lembah Yordania, Timur Tengah.
Istilah silo pun merupakan turunan dari bahasa Yunani, siros, yang berarti “lubang
penyimpan biji-bijian”. Silo modern pertama yang dibangun dengan kayu dan diisi
dengan biji-bijian, dibuat pertama kali oleh Fred Hatch di McHenry County, Illinois,
Amerika Serikat pada tahun 1873.

JELAJAH INTERNET

Supaya wawasan kalian bertambah tentang penyimpanan bahan pakan


dan pakan ternak unggas ini maka untuk itu kalian bisa juga belajar dan mencari
informasi melalui internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi
tentang penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak unngas tersebut disertai
penjelasan menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian kunjungi
untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian tentang penyimpanan bahan
pakan ternak unggas adalah sebagai berikut:

AGRIBISNIS TERNAK
182 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

JELAJAH INTERNET

https://id.wikipedia.org/wiki/Silo
https://www.peternakankita.com/cara-simpan-bahan-pakan-ternak/

RANGKUMAN

1. Penyimpanan merupakan salah satu bentuk tindakan pengamanan yang


selalu berhubungan dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan
dan juga menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari dan
menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan
kuantitas komoditi.
2. Penyimpanan dari bahan baku pakan dan pakan ternak unggas bisa kita
lakukan yaitu disesuaikan dengan jenis dan spesifikasi bahan pakan.
3. Perencanaan dari tata letak penempatan bahan pakan dan pakan ternak
unggas didalam penyimpanan penting dilakukan.
4. Penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas tanpa penanganan yang
benar maka dapat menurunkan kualitas pakan, sehingga mutu pakan tersebut
menjadi rendah, sehingga dapat mempengaruhi terhadap produktifitas
ternak.
5. Kerusakan bahan pakan atau pakan yang dapat terjadi selama penyimpanan
dapat dibatasi dengan cara menjaga kebersihan gudang dan memperhatikan
persyaratan dan ketentuan tata cara penyimpanan yang telah ditetapkan.

TUGAS MANDIRI

Pada bab ini kalian sudah memahami dan mengetahui tentang penyimpanan
bahan baku pakan dan pakan ternak unggas. Tugas kalian, carilah informasi
mengenai gudamg penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas yang
ada di sekitar daerah tempat tinggal anda. Buat laporan tentang kegiatan yang
anda lakukan , kemudian kumpulkan pada guru pengampu.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
183
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakanlah soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan maksud dari penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak
unggas!
2. Jelaskan mengapa penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas
dilakukan?
3. Jelaskan tata cara penyimpanan bahan baku pakan dalam bentuk kemasan!\
4. Jelaskan cara penumpukan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas sistem
kunci lima!
5. Sebutkan minimal 5 syarat penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak
unggas !
6. Tindakan pencegahan apa yang anda lakukan untuk menghindari timbulnya
jasad jasad pengganggu selama penyimpanan bahan baku pakan dan pakan
ternak unggas?
7. Kerusakan apa saja yang dapat ditimbulkan akibat penyimpanan bahan baku
pakan dan pakan ternak unggas!
8. Jelaskan 4 penyebab kerusakan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas
dalam penyimpanan di gudang!
9. Berdasarkan faktor penyebabnya, jelaskan 4 jenis kerusakan bahan baku pakan
dan pakan ternak unggas!
10. Kegiatan apa saja yang bisa anda lakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan
selama penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas?

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab IX ini, Anda tentu menjadi paham tentang penyimpanan
bahan pakan dan pakan ternak unggas. Dari semua materi yang sudah dijelaskan
pada bab kesembilan, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda
untuk mengulang membaca dan memahami materi sebelumnya serta diskusikan
dengan teman maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini kalian akan
sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya. Setelah mempelajari
materi ini, maka coba kalian jawab dari pertanyaan dibawah ini :

1. Pertanyaan:
Kegiatan kegiatan apa saja yang bisa kalian perbuat yang
berhubungan dengan materi penyimpanan bahan baku pakan dan
pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
184 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

REFLEKSI

2. Pertanyaan:
Apa saja pengalaman baru yang kalian peroleh setelah mempelajari
pelajaran mengenai penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak
unggas ini?
Jawaban:

3. Pertanyaan:
Tuliskan keuntungan yang kalian dapat setelah mempelajari materi
penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

4. Pertanyaan:
Adakah kalian menemukan hal hal yang menarik setelah mempelajari
materi penyimpanan bahan pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

5. Pertanyaan:
Adakah aspek yang menarik yang bisa kalian kembangkan didalam
materi penyimpanan bahan baku pakan dan pakan ternak unggas ini?
Jawaban:

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
185
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BAB
STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PAKAN
X TERNAK UNGGAS
BAB X STUDI KELAYAKAN USAHA PEMBUATAN PAKAN
TERNAK UNGGAS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah melakukan proses pembelajaran maka diharapkan siswa mampu


menganalisis kelayakan usaha pembuatan pakan ternak unggas, mampu melakukan
studi kelayakan usaha dan memanfaatkan peluang usaha pakan ternak unggas

PETA KONSEP

STUDI KELAYAKAN USAHA

Tujuan dan Aspek studi


Pengertian studi manfaat kelayakan usaha Analisis studi
kelayakan usaha melakukan studi dan tahapan kelayakan usaha
kelayakan usaha studi kelayakan

KATA KUNCI

Studi kelayakan, peluang usaha, resiko usaha, pasar, pakan, analisis usaha,
ternak unggas.

AGRIBISNIS TERNAK
186 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Ketika seseorang atau sekelompok orang hendak membangun sebuah


bisnis, sering kali ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan. Pertimbangan
utama dalam membangun sebuah bisnis pastinya menyangkut profit. Dalam proses
pertimbangan tersebut akan timbul pertanyaan apakah bisnis yang tengah dirintis
dan dikembangkan akan menguntungkan atau tidak. Bila menguntungkan apakah
keuntungan tersebut akan berpotensi untuk terus bertambah ataukah hanya
akan stagnan. Untuk mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut,
dibutuhkan sebuah penelitian yang ditinjau dari berbagai aspek penelitian tersebut
nantinya dapat dijadikan dasar dari pertimbangan-pertimbangan pelaku usaha untuk
menilik apakah sebuah bisnis layak untuk dikerjakan, ditunda atau bahkan dibatalkan.
Melihat perkembangan pasar untuk komoditi unggas di Indonesia menunjukan
perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat terlihat dengan meningkatnya
kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi protein hewani dengan
salah satu pilihannya yaitu daging unggas. Untuk memenuhi kebutuhan pasar tersebut
perkembangan peternakan unggas salah satunya adalah ketersediaan pakan ternak
unggas. Populasi ternak unggas di Indonesia setiap waktu menunjukan peningkatan
yang cukup pesat, tetapi hal ini tidak di dukung sepenuhnya oleh sumber bahan pakan
yang tersedia. Sementara kendala terbesar dalam beternak unggas secara intensif
adalah mahalnya harga pakan. Hal ini di sebabkan oleh input produksi perunggasan
dan teknologinya masih bergantung pada impor.
Pakan merupakan aspek penting dalam usaha ternak selain bibit. Pakan dari
segi finansial juga memiliki peranan yang sangat besar dalam hal biaya produksi
dibandingkan dengan faktor-faktor lainnya sehingga penerapan pakan yang tidak
sesuai akan mengakibatkan pembengkakan biaya produksi dan dapat memperkecil
keuntungan usaha yang di peroleh. Biaya pakan dalam usaha peternakan mencapai 60-
70 % dari seluruh biaya produksi. Peningkatan produktivitas ternak unggas dilakukan
dengan pemberian pakan yang berkualitas. Pemberian pakan yang berkualitas yang
berasal dari impor harganya relatif lebih mahal.
Untuk itu, dibutuhkan pakan yang berkualitas
yang kita produksi sendiri yang kita harapkan
dapat bersaing di pasar pakan ternak yang
mengandung nutrisi yang di butuhkan oleh ternak
unggas dengan kualitas yang sama atau lebih baik
dari produk impor.
Pengembangan usaha bidang peternakan
tidak dapat lepas dari ketersediaan pakan
ternak yang berkualitas dan dalam jumlah yang
cukup. Pakan merupakan salah satu penentu
keberhasilan dalam manajemen peternakan.
Seiring dengan berkembngnya usaha peternakan,
maka kebutuhan bahan pakan juga meningkat.
Pakan yang baik memiliki sifat palatabel (disukai
ternak), tidak mudah rusak selama penyimpanan,
kandungan nutrisi yang baik, menghasilkan
Gambar 10.1 Usaha Peternakan Ayam Broiler pertambahan bobot badan yang tinggi, mudah di
Sumber: Dokumen Pribadi 2019 cerna, dan harganya murah.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
187
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENDAHULUAN

Dengan pertumbuhan usaha ternak unggas memberikan peluang usaha baru


di bidang pengadaan pakan ternak unggas dengan memanfaatkan bahan pakan dan
pakan yang memiliki potensi yang ada di sekitar lingkungan kita sebagai bahan untuk
pakan unggas dengan konsep menghadirkan pakan yang berkualitas, disukai oleh
ternak dan dapat disediakan secara kontinu, sehingga diharapkan dapat bersaing
dengan pakan impor. Dengan adanya peluang usaha di bidang pakan ternak unggas
maka kita perlu mengkaji apakah usaha pakan ternak layak dijadikan sebagai sebuah
usaha di samping budidaya ternak unggas itu sendiri.

MATERI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Studi Kelayakan Usaha


Studi kelayakan usaha atau bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan (Kasmir dan Jakfar,
2012:7). Sementara menurut Umar H. (2007:5), studi kelayakan bisnis merupakan
penelitian sebuah rencana bisnis yang bukan hanya menganalisis layak atau
tidaknya sebuah bisnis dijalankan, tetapi juga mengontrol kegiatan operasional
secara rutin dalam rangka pencapaian tujuan serta keuntungan yang maksimal.
Pengertian menurut para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa studi kelayakan
usaha atau bisnis adalah pertimbangan awal yang harus dilakukan sebelum
menjalankan usaha dan untuk mengontrol kegiatan operasional agar mendapatkan
keuntungan yang maksimal. Oleh karena itu, penting untuk diketahui dan mengenal
studi kelayakan bisnis, tujuan, dan manfaatnya. Layak juga dapat diartikan bahwa
gagasan sebuah usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat secara
finansial maupun sosial benefit. Dengan adanya analisis kelayakan ini diharapkan
kegagalan dalam sebuah usaha dapat dihindari.

B. Tujuan dan Manfaat Studi Kelayakan Usaha


Tujuan Studi Kelayakan Usaha
Tujuan dari dilakukannya studi kelayakan sebuah usaha adalah untuk
menghindari risiko kegagalan besar dari kegiatan yang tidak menguntungkan. Studi
kelayakan usaha di buat untuk berbagai pihak, baik untuk pihak internal perusahaan
ataupun pihak eksternal perusahaan. Ada beberapa tujuan mendasar dari kegiatan
studi kelayakan usaha, yaitu mengetahui tingkat keuntungan terhadap alternatif
investasi, mengadakan penilaian terhadap alternatif investasi, dan menentukan
prioritas investasi sehingga dapat dihindari investasi yang hanya memboroskan
sumber daya.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2007) ada lima tujuan mengapa studi kelayakan
usaha di lakukan sebelum melakukan sebuah proyek atau usaha, yakni sebagai
berikut.
1. Menghindari risiko kerugian
Studi kelayakan dilakukan untuk meminimalkan resiko yang dapat
dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan. Kondisi yang akan
AGRIBISNIS TERNAK
188 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

datang tidak dapat di prediksi shingga perlu melakukan studi kelayakan untuk
memperkecil resiko atau dengan kata lain untuk meminimalkan resiko yang
akan dihadapi pada masa mendatang.
2. Memudahkan perencanaan
Studi kelayakan usaha dilakukan untuk memprediksi apa yang terjadi
pada masa yang akan datang sehingga dapat mempermudah dalam melakukan
perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi berikut ini.
a. Berapa jumlah dana yang diperlukan, dana ini merupakan besaran dana yang
di butuhkan untuk menjalankan usaha tersebut dan modal dari mana yang
akan di manfaatkan, bisa berasal dari modal sendiri atau memanfaatkan
modal pinjaman dari lembaga keuangan atau bantuan dari permodalan
pemerintah.
b. Kapan usaha akan dijalankan, hal ini menyangkut waktu di mulainya sebuah
usaha tersebut.
c. Lokasi usaha.
Dalam membangun sebuah usaha lokasi usaha memberikan kontribusi
besar terhadap keberhasilan sebuah usaha. Dengan lokasi usaha yang ideal
membuat usaha akan lebih mudah berkembang. Persyaratan dalam menentukan
lokasi sebuah usaha diantaranya lokasi sebuah usaha tidak terlalu jauh dari
sumber bahan baku, tersedia tenaga kerja yang cukup, sarana transportasi
yang memadai, dan usaha yang kita lakukan tidak mengganggu kehipun sosial
masyarakat setempat. Misalnya usaha ternak ayam broiler, tidak menempatkan
kandang ayam dekat dengan pemungkiman penduduk.
3. Siapa yang akan melakukan usaha tersebut
Dalam hal ini kita perlu mempertimbangkan tenaga kerja yang
akan kita pakai. Dalam skala kecil dalam usaha ini tenaga kerja yang akan di
pakai adalah tenaga kerja dalam keluarga, tapi dalam skala besar, kita sudah
harus menentukan tenaga kerja yang akan melakukan kegiatan usaha berapa
jumlahnya sehingga usaha dapat berjalan sesuai dengan perencanaaan.
4. Untuk memudahkan pengendalian usaha
Apabila terjadi suatu penyimpangan, maka akan mudah memperbaikinya
sehingga kita dapat langsung untuk mengendalikannya sehingga tidak terlalu
jauh terjadi penyimpangan.

C. Manfaat Studi Kelayakan


Ketika studi kelayakan bisnis sudah dilakukan secarah detail, maka kita akan
mengetahui bagai mana membuat keputusan yang tepat. Beberapa manfaat dari
studi kelayakan untuk memulai usaha di antaranya sebagai berikut.
1. Memhami peluang
Dengan melakukan studi kelayakan dalam menentukan bisnis yang
dijalankan maka bisnis yang kita jalankan dapat menghasilkan keuntungan.
Sehingga hal ini tidak akan membuat waktu dan uang terbuang percuma untuk
bisnis yang tidak menghasilkan laba.
2. Menguji Konsep bisnis
Studi kelayakan bisnis dapat membantu sebagai acuan untuk menguji
konsep bisnis serta mencari tahu bagaimana cara mengatasi permasalahan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
189
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

yang akan di hadapi. Hal ini akan sangat membantu dalam mempersiapkan
perencanaan yang matang seperti biaya-biaya tak terduga.
3. Menambah kepercayaan diri
Sebuah studi kelayakan yang detail dan akurat dapat memberikan
kepercayaan diri kepada pengusaha untuk mengembangkan usahanya. Hal ini di
karenakan telah memperhitungkan kelayakan bisnis yang akan dijalankan. Hal
ini akan memudahkan dalam merealisasikan setiap perencanaan pengembangan
usaha. Selain itu studi kelayakan juga dapat membantu dalam mengevaluasi
semua kegiatan usaha yang di lakukan.
4. Keuangan dan permodalan
Studi kelayakan usaha memberikan gambaran berapa modal yang di
butuhkan untuk memulai sebuah usaha. Hal yang menjadi salah satu penyebab
kegagalan sebuah usaha adalah modal yang tidak memadai. Mamfaat dari studi
kelayakan bisnis sangat di rasakan oleh berbagai pihak terutama para pihak
yang berkepentingan terhadap usaha yang akan dijalankan. Hasil penelitian
yang dianggap layak harus dapat dipertanggungjawabkan, agar tidak ada pihak
yang dirugikan. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap studi kelayakan
yakni sebagai berikut.
a. Investor
Investor adalah pihak yang menanamkan modal kesebuah
perusahaan. Laporan studi kelayakan bisnis berguna bagi investor untuk
menentukan seberapa modal yang akan ia tanam di sebuah perusahaan. Hasil
studi kelayakan bisnis yang baik akan membuat investor berani menanamkan
modal yang besar. Sebaliknya, hasil studi kelayakan bisnis yang buruk akan
membuat investor menghindari menanam modal pada sebuah perusahaan.
b. Pihak kreditor
Bagi perusahaan yang membutuhkan modal besar, pelaku bisnis
biasanya mengajukan pinjaman pada pihak bank. Bank sebagai kreditor akan
menggunakan laporan studi kelayakan bisnis sebagai dasar pengambilan
keputusan apakah memberikan pinjaman atau tidak memberikan pinjaman
ke suatu perusahaan. Hasil studi kelayakan bisnis yang bagus akan
meningkatkan kepercayaan kreditor pada pengusaha.
c. Pihak manajemen perusahaan
Pihak manajemen perusahaan memerlukan laporan studi kelayakan
bisnis sebagai indikator atas manajemen yang telah diterapkan selama
ini. Studi kelayakan bisnis juga berguna bagi pihak manajemen untuk
mengetahui besaran dana yang akan dibutuhkan serta dapat pula digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan atau mengolah proyek masa depan.
d. Pihak pemerintah
Suatu bisnis memerlukan izin dari pemerintah untuk kepentingan
legalitas. Hasil studi kelayakan bisnis dapat digunakan oleh pemerintah
sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam memberikan izin usaha.
e. Pihak Masyarakat
Suatu usaha tidak hanya membutuhkan izin dari pemerintah, namun
dari masyarakat yang berada di sekitar lokasi usaha. Studi kelayakan bisnis
dapat digunakan oleh masyarakat untuk meninjau apakah sebuah badan

AGRIBISNIS TERNAK
190 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

usaha yang hendak di bangun di kawasan tersebut ramah lingkungan dan


dapat bermanfaat bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat.
Hasil studi kelayakan sebuah usaha juga akan menggambarkan beberapa
manfaat lainnya sebagai berikut.
a. Manfaat finansial, artinya usaha tersebut dirasa sangat menguntungkan
bagi pelaku usaha itu sendiri apabila usaha tersebut dibandingkan dengan
risiko yang akan ditanggung.
b. Manfaat ekonomi finansial, artinya bisnis tersebut jika dijalankan mampu
menunjukkan manfaat makro bagi negara. Hal ini dapat ditunjukkan dengan
semakin banyaknya tenaga kerja yang terserap, dan lain-lain.
c. Manfaat sosial artinya, masyarakat sekitar lokasi usaha tersebut marasa
memperoleh manfaat atas usaha yang dilakukan.

D. ASPEK STUDI KELAYAKAN


1. Aspek Studi Kelayakan Usaha
Ada beberapa aspek yang bisa kita teliti dalam studi kelayakan bisnis.
Adapun aspek-aspek dalam studi kelayakan bisnis tersebut bersifat fleksibel
sehingga dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aspek-
aspek dasar yang biasanya diteliti dalam studi kelayakan bisnis antara lain
adalah sebagai berikut.
a. Aspek legalitas atau hukum dalam studi kelayakan bisnis
Aspek hukum dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada semua
hal terkait legalitas rencana bisnis yang hendak dilakukan perusahaan.
Ketentuan-ketentuan hukum sebagai berikut.
1) Izin lokasi
2) Akta pendirian perusahaan dari notaris
3) Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
4) Surat tanda daftar perusahaan
5) Surat tanda rekanan dari pemerintah daerah setempat
6) Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
b. Aspek ekonomi dan budaya dalam studi kelayakan bisnis.
Aspek ekonomi dan budaya dalam studi kelayakan bisnis berkaitan
dengan dampak suatu badan usaha untuk masyarakat sekitar
1) Dari segi budaya, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan
menjawab bagaimana dampak keberadaan sebuah bisnis terhadap
adat-istiadat di wilayah baru.
2) Dari segi ekonomi, penelitian dalam studi kelayakan bisnis akan
menjawab apakah sebuah bisnis akan mampu menaikkan atau
menurunkan rata-rata pendapatan per kapita di wilayah setempat.
c. Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis.
Aspek pasar dan pemasaran dalam studi kelayakan bisnis
menyangkut pada pertanyaan apakah ada peluang pasar untuk produk
yang akan dihasilkan oleh sebuah perusahaan. Aspek tersebut dapat
dilihat melalui hal-hal berikut.
1) Potensi pasar dinilai berdasarkan bentuk dari pasar/konsumen yang
dipilih.
AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
191
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2) Jumlah konsumen potensial. Jumlah ini diketahui melalui proses


mengukur dan meramal permintaan dan penawaran berdasarkan
produk sejenis yang telah ada pada saat ini.
3) Daya beli konsumen dalam memperhitungkan perkembangan atau
pertumbuhan penduduk.
4) Segmentasi, target, dan posisi produk di pasar.
5) Situasi persaingan di lingkungan industri.
6) Sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen terhadap produk sejenis
saat ini.
7) Manajemen pemasaran terdiri atas analisis persaingan dan bauran
pemasaran.
d. Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis.
Aspek teknis dan teknologi dalam studi kelayakan bisnis
menyangkut hal-hal teknis dan teknologi yang akan dipakai pada
perusahaan tersebut. Aspek-aspek tersebut terdiri sebagai berikut.
1) Pemilihan strategi produksi
2) Pemilihan dan perencanaan produk yang akan diproduksi
3) Rencana kualitas
4) Pemilihan teknologi
5) Perencanaan kapasitas produksi
6) Perencanaan letak pabrik
7) Perencanaan tata letak (layout)
8) Perencanaan jumlah produksi
9) Manajemen persediaan
10) Pengawasan kualitas produk
e. Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis.
Aspek manajemen dalam studi kelayakan bisnis menyangkut
pada pembangunan dan pengembangan manajemen memiliki cakupan
yang sangat luas, mulai dari manajemen sumber daya manusia hingga
manajemen finansial perusahaan. Semua hal yang terkait dengan
bagaimana operasinal perusahaan dapat dijalankan termasuk pada aspek
manajemen dalam studi kelayakan bisnis.
f. Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis.
Aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis menyangkut pada
besaran modal dan sumber dana yang akan digunakan dalam membangun
sebuah usaha serta kapan dan bagaimana modal tersebut dikembalikan.
Jika diuraikan, maka aspek keuangan dalam studi kelayakan bisnis
meliputi berikut.
1) Kebutuhan dana dan sumbernya
2) Aliran kas (cash flow)
3) Biaya modal (cost of capital)
a) Biaya utang
b) Biaya modal sendiri
4) Perihal kepekaan
5) Pemilihan investasi
6) Pilihan leasing atau beli
AGRIBISNIS TERNAK
192 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

7) Urutan oriritas proyek bisnis


Ada beberapa hal yang harus kita pertimbangkan sebelum
melakukan studi kelayakan bisnis. Adapun pertimbangan tersebut
bertujuan untuk meminimalisir kesalahan dan kegagalan dalam
proses dan hasil studi kelayakan bisnis. Setidaknya ada empat hal
dasar yang harus dipertimbangkan sebelum seseorang atau sebuah
perusahaan hendak melakukan studi kelayakan bisnis, yakni sebagai
berikut.
a. Kelengkapan dan keakuratan data serta informasi yang
diperoleh
b. Tenaga ahli yang dimiliki dalam tim studi kelayakan bisnis
c. Penentuan metode dan alat ukur yang tepat
d. Loyalitas tim studi kelayakan bisnis

2. Tahapan dalam Studi Kelayakan


Dalam melakukan studi kelayakan usaha akan melalui tahapan sebagai
berikut.
a. Penemuan ide
Tahapan penemuan ide dalam studi kelayakan bisnis harus dimulai
dengan menentukan satu atau beberapa ide bisnis yang prospektif. Jika
terdapat lebih dari satu ide bisnis, maka ide bisnis yang akhirnya akan
dieksekusi harus dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti
hal-hal teknis yang harus ditempuh serta potensi laba yang akan diraih.
a. Tahap penelitian
Setelah ide bisnis dipilih, tahapan selanjutnya dalam membuat
studi kelayakan bisnis adalah melakukan penelitian yang lebih mendalam
sesuai dengan metode ilmiah. Dimulai dari mengumpulkan data dan
informasi, mengolah data berdasarkan teori yang relevan, menganalisis dan
menginterpretasikan hasil pengolahan data dengan alat-alat analisis yang
sesuai, menyimpulkan hasil, hingga membuat laporan dari hasil penelitian
tersebut.
b. Tahap evaluasi
Tahap evaluasi dalam studi kelayakan bisnis merupakan proses
membandingkan sesuatu dengan satu atau beberapa kriteria standar yang
bersifat kuantitatif maupun kualitatif terutama yang terkait biaya (cost)
yang dikeluarkan dengan manfaat (benefit) yang akan diperoleh. Pada tahap
evaluasi pada studi kelayakan usaha memberikan gambaran ide proyek
yang lebih menguntungkan secara ekonomi dan sosial.
c. Tahap pengurutan usulan yang layak
Jika terdapat lebih dari satu usulan rencana bisnis yang dianggap
layak, maka perlu dilakukan pemilihan rencana bisnis yang memiliki skor
tertinggi dalam tahap evaluasi yang telah dilakukan sebelumnya.
1) Tahap rencana pelaksanaan
Setelah terpilih sebuah rencana bisnis, maka tahap selanjutnya
dalam studi kelayakan bisnis adalah menyusun rencana kerja terkait
proses realisasi dari rencana pembangunan bisnis tersebut.
AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
193
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

2) Tahap pelaksanaan
Setelah semua rencana siap, maka langkah selanjutnya
adalah merealisasikan semua rencana yang telah disusun. Jika proses
pembangunan bisnis dapat berjalan dengan lancar, maka tahap
selanjutnya hanyalah tinggal melakukan operasional bisnis secara
rutin.

3. Hasil Studi Kelayakan Bisnis


Hasil studi kelayakan bisnis merupakan sebuah kumpulan dokumentasi
lengkap dalam bentuk tertulis yang mampu memperlihatkan bagaimana sebuah
rencana bisnis memiliki nilai-nilai positif dari berbagai aspek yang diteliti. Jika
laporan studi kelayakan bisnis dapat menunjukkan banyak nilai positif dalam
sebuah rencana bisnis, maka proyek bisnis tersebut dapat disebut sebagai
sebuah proyek bisnis yang layak dan mampu untuk dieksekusi. Jika ternyata
laporan dalam hasil studi kelayakan bisnis menunjukkan jumlah nilai negatif
sama atau justru lebih tinggi dari nilai-nilai positif, maka proyek bisnis tersebut
lebih baik ditunda atau justru di batalkan.

E. ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA


Untuk melihat kelayakan finansial sebuah usaha yang akan didirikan,
sekaligus untuk memberikan informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan.
Dalam sebuah usaha ada beberapa indikator kriteria yang perlu di penuhi antara
lain sebagai berikut.
1. Break Even Point (BEP)
BEP adalah suatu titik atau keadaan di mana penjualan dan pengeluaran
atau suatu kondisi di mana penjualan perusahaan cukup untuk memenuhi
pengeluaran bisnisnya atau disebut titik impas di mana pada keadaan
keuntungan atau profit yang diterima adalah 0.
Rumus BEP adalah sebagai berikut.

FC

BEP unit =

P-VC

Keterangan :
FC = Biaya tetap
P = Harga Jual per unit
VC = Biaya variable per unit

2. Net Present Value (NPV)


NPV adalah semua jenis nilai, baik nilai manfaat (benefit) maupun nilai
biaya (cost) dalam periode tertentu dikonversikan ke dalam nilai sekaranag (PV)
yang telah dibahas pada posisi 0, bagian 0, atau nilai titik tunggal sekarang.
Selisih jumlah nilai tersebut adalah nilai bersih sekarang. (NPV). Dengan rumus
sebagai berikut.
AGRIBISNIS TERNAK
194 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

NPV = PVb –PVc

Di mana :
NPV adalah Net Present Value
PVb adalah PV kas masuk (benefit)
PVc adalah PV kas keluar (cost)

Dengan kriteria :
Jika NPV > 0, maka industri atau investasi dapat dikatakana layak
Jika NPV <0 maka industri atau investasi tidak layak.
Jika NPV = 0 dapat dikatakana secara hitungan ekonomis perlu
diabaikan.

3. Nisbah Manfaat Biaya (Cost Benefit Ratio)


Cost Benefit Ratio atau B/C Ratio dipakai untuk mengukur kelayakan
suatu proyek. B/C Ratio diperoleh dengan membagi nilai sekarang (manfaat)
dengan nilai sekarang biaya yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan
antara jumlah biaya terhadap manfaat yang akan diperoleh.
B/C Ratio di rumuskan dengan
PVb
B/C Ratio =
PVc
Di mana :
B/C Ratio = Benefit Cost Ratio
PVb = Present Value Benefit
PVc = Present Value Cost

Dengan kriteria :
B/C Ratio > 1 maka, industri tersebut layak untuk dikembangkan
B/C Ratio< 1 maka, Industri tersebut tidak layak untuk dikembangkan.

4. Internal Rate of Return ( IRR)


IRR adalah tingkat bunga yang menghasilkan NPV sama dengan Nol,
atau tingkat suku bunga maksimum yang dapat mengembalikan biaya-biaya
yang di keluarkan.
Dengan rumus IRR adalah

NPV1
IRR = I1 + X ( I1- I2 )
NPV1 – NPV2
Di mana :
I1 = Adalah tingkat bunga terendah
I2 = Adalah tingkat suku bunga tertinggi
NPV1 merupakan jumlah nilai sekarang yang dihasilkan melalui
perhitungan tingkat bunga terendah.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
195
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

MATERI PEMBELAJARAN

NPV 2 merupakan jumlah nilai sekarang yang dihasilkan melalui


perhitungan tingkat bunga tertinggi.

Dengan kriteria:
Jika IRR > 0, Maka investasi layak dijalankan tapi jika sebaliknya IRR
= 0 maka investor boleh memilih melakukan investasi atau tidak
melakukan sama sekali.

5. Payback period (PP)


PP adalah suatu periode yang diperlukan untuk mengembalikan
investasi awal. Analisis PP dihitung berapa lama sejak investasi digulirkan
jumlah pengeluaran (Cash Out) atau biaya yang dikeluarkan dan pemasukan
cash in atau manfaat yang masuk berjumlah nol dengan kata lain kapan suatu
investasi mencatat titik impas.
PP dapat di rumuskan sebagai berikut.
Rumus PP jika arus kas per tahun jumlahnya sama
Investasi awal
PP = X 1 tahun
Investasi periode
PP jika jumlah arus kas pertahunnya berbeda
n + (a - b)
PP = X 1 tahun
( c -b )
Keterangan
a = jumlah investasi mula-mula
b = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke - n
c = Jumlah komulatif arus kas pada tahun ke n + 1
Kategori
Periode pengembalian lebih cepat layak.
Periode pengembalian lama tidak layak.
Jika usulan proyek lebih dari satu maka periode pengembalian yang
lebih cepat yang dipilih.

LEMBAR PRAKTIKUM

A. Judul kegiatan : Melakukan analisis studi kelayakan usaha


B. Tujuan kegiatan : Setelah menyelesaikan tugas melakukan analisis studi
kelayakan peserta mampu melakukan analisis studi kelayakan sesuai dengan
tahapan yang telah ditetapkan
C. Alat dan bahan :
Alat : Kalkulator
Alat tulis
Bahan : Data modal dan pendapatan sebuah usaha yang mereka pilih
masing-masing

AGRIBISNIS TERNAK
196 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

LEMBAR PRAKTIKUM

D. Langkah praktik
1. Mendeskripsikan peluang usaha
2. Membuat perencanaan usaha
3. Menghitung analisis finansial sebuah usaha
a. Menghitung BEP
b. Menghitung NPV
c. Menghitung B/C Ratio
d. Menghitung IRR
e. Menghitung PP
4. Menyusunnya dalam bentuk laporan hasil studi kelayakan usaha

CONTOH SOAL

Jawablah soal-soal berikut dengan baik dan benar


1. Jelaskan tentang studi kelayakan usaha
2. Sebutkan tujuan studi kelayakan usaha
3. Sebutkan manfaat studi kelayakan usaha
4. Sebuah perusahaan pakan ternak unggas ingin mengetahui jumlah unit
(karung) @ 50 Kg yang harus di produksinya agar mencapai BEP dengan
rincian, biaya tetap sebesar Rp. 60.000.000.- sedangkan biaya variable
per unit Rp. 300.000.- dan harga jual perkarungRp. 450.000.-berapa unit
produksi agar mencapai BEP !
5. Dari kasus no 3. Jika penjualan tahun ini sebanyak 3.000 karung berapakah
nilai NPV dan B/C Ratio dari usaha tersebut.
6. Jelaskan pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil studi kelayakan
usaha

KUNCI JAWABAN
1. Studi kelayakan usaha merupakan suatu kegiatan yang mempelajari
secara mendalam tentang suatu usaha yang akan dijalankan dalam rangka
menentukan layak atau tidaknya sebuah usaha dijalankan.
2. Tujuan kelayakan usaha
a. Menghindari resiko kerugian
b. Memudahkan perencanaan
c. Menentukan lokasi usaha
d. Memudahkan pengendalian
3. Manfaat studi kelayakan
a. Memahami peluang
b. Menguji konsep bisnis
c. Menambah kepercayaan diri
d. Menggambarkan keuangan dan modal
4. Di ketahui
Fc = Rp. 60.000.000.-

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
197
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CONTOH SOAL

P = Rp. 450.000.-
VC = Rp. 300.000.-

FC
BEP unit =
P-VC

60.000.000
BEP unit =
450.000 – 300.000

60.000.000
= = 400 unit
150.000
Jadi perusahaan ini harus dapat memproduksi 400 unit untuk mencapai BEP.

5.
Diketahui produksi 3000 unit.
Maka biaya variable yang di butuhkan 3000 X Rp 300.000
= Rp. 900.000.000.-
Biaya tetap = Rp. 60.000.000.-
Total biaya adalah +
Rp. 960.000.000.-
Total pendapatan = 3000 unit X Rp. 450.000.-
= Rp. 1.350.000.000.-

Di Tanya
a. NPV = PVb - PVc
= Rp. 1.350.000.000 - Rp. 960.000.000.-
= Rp. 390.000.000.- > 0 di nyatakan layak
PVb
b. B/C Ratio =
PVc

Rp. 1.350.000.000.-
B/C Ratio =
Rp. 960.000.000.-

= 1.406.

Hasilnya > 1. Maka usaha tersebut di nyatakan layak

AGRIBISNIS TERNAK
198 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

CAKRAWALA

DARI JUAL PAKAN TERNAK JADI ORANG TERKAYA BERHARTA RP 450 T

Chearavanont bersaudara telah lama


bertengger sebagai keluarga paling kaya di
Thailand. Sejak 2015 hingga saat ini, predikat
keluarga terkaya di Thailand tak pernah lepas
dari keluarga ini dengan total kekayaan saat
ini mencapai US$ 30 miliaran atau setara Rp
450 triliun (kurs Rp 15.000). Namun tahukah
Anda bahwa semua yang telah mereka raih saat
ini adalah buah dari usaha yang dirintis dan
dipupuk selama berpuluh-puluh tahun lamanya.
Semula berawal pada tahun 1921, di mana dua orang bersaudara dari China
bernama Chia Ek Chor dan Chia Seow Hui merantau ke Thailand dan membuka
sebuah toko benih kecil di pecinan Bangkok. Pada masa pemerintahan Raja Rama
VI saat itu, mereka hidup hampir tidak punya uang dan memilih untuk merintis
usaha penjualan bibit dengan nama Chia Tai. Siapa sangka, usaha yang mereka
rintis dengan modal kecil ini kelak akan menjadi sebuah konglomerasi bisnis
yang mendominasi dunia. Mereka melihat peluang dari apa yang dibutuhkan oleh
miliaran manusia, yakni makanan. Ek Chor dan Seow pun mulai mengkhususkan
diri dalam mengekspor pakan ternak pada 1950-an, terutama untuk ayam. Mereka
berjuang sampai tahun 1970-an, ketika Bangkok Bank meminta mereka untuk
mengambil alih peternakan ayam yang bangkrut. Bisnis mereka kemudian berubah
menjadi khusus produsen ayam dewasa untuk didistribusikan kepedagang dan
restoran. Usaha tersebut dibangun terintegrasi dengan pembuatan pakan ternak
dan pengembangbiakan ayam.
Dengan kantor pusatnya di pelabuhan Shantou, mereka pun mendirikan
sebuah perusahaan pakan ternak dan ternak bernama Charoen Pokphand
Group. Grup usaha yang kelak menjadi penguasa Thailand dan Asia itu tersebut
terus berkembang dalam bisnisnya. Kelompok ini adalah salah satu produsen
pakan ternak dan ternak terbesar di dunia. Empat putra Chia Ek Chor, yakni
Jarin, Montri, Sumet, dan Dhanin Chearavanont mewarisi kekayaan mereka dari
Charoen Pokphand Group. Anak bungsunya, Dhanin Chearavanont menjadi toko
sentral yang melanjutkan perjuangan bisnis ini dan membesarkan nama Charoen
Pokphand. Dhanin meneruskan perjuangan Charoen Pokphand sejak usia muda,
sebelum akhirnya meneruskan tongkat estafet ini ke anaknya pada tahun 2017 lalu
setelah 48 tahun menjadi pimpinan tertinggi. Charoen Pokphand Group tidak akan
menjadi perusahaan seperti sekarang ini tanpa seorang Dhanin Chearavanont.
Selama hampir lima dekade, ia telah mengubah toko benih kecil yang didirikan
oleh ayahnya menjadi salah satu perusahaan swasta terbesar di Asia Tenggara.
Keluarganya sekarang digolongkan sebagai orang terkaya di Asia Tenggara.
Andalan bisnisnya adalah industri agribisnis dan makanan seperti pakan ayam,
bebek dan angsa. Sedangkan bisnis makanan meliputi ikan beku, udang beku, telur
ayam, dan roti. Pada tahun 2016, Charoen Pokphand Group mengakui sisi jaringan
hipermarket Big C Supercenter senilai lebih dari US$ 6 miliar. Juga bermitra dengan
perusahaan internasional seperti Honda, Wal-Mart, dan Tesco.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
199
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai analisis studi kelayakan usaha atau
bisnis dapat mempelajari secara mandiri melalui internet. Di internet dapat lebih
jauh mencari tentang konsep-konsep tersebut disertai penjelasannya. Beberapa
website yang dapat kalian kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman
kalian tentang analisis studi kelayakan usaha adalah sebagai berikut:

https://grapadimedan.blogspot.com/

TUGAS MANDIRI

Budidaya ternak unggas di sekolah dapat di jadikan sebagai data untuk


melakukan analisis studi kelayakan sebuah usaha, buat kelompok masing masing
3 orang dan buatlah laporan analisis kelayakan usaha budidaya ternak ayam
tersebut, kemudian hitunglah analisis finansialnya secara lengkap dan terperinci
sehingga dapat menjadi bahan evaluasi agar budidaya ayam di sekolah di nyatakan
layak untuk dijalankan dan di kembangkan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil analisis studi
kelayakan usaha
2. Jelaskan manfaat financial dari sebuah studi kelayakan
3. Jelaskan tahapan demi tahapan yang di lalui dalam studi kelayakan sebuah
usaha
4. Jelaskan manfaat menghitung BEP
5. Apa yang dapat di simpulkan dari hasil penghitungan IRR pada sebuah hasil
studi kelayakan usaha.

AGRIBISNIS TERNAK
200 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab X ini anda tentu telah menjadi paham tentang analisis
studi kelayakan sebuah usaha dan menerapkannya jika ingin mendirikan sebuah
usaha atau mengembangkan sebuah atau lebih jenis usaha. Sehingga dapat
memutuskan usaha yang mana yang lebih menguntungkan secara financial atau
secara social ekonomi. Mana hal yang menurut Anda yang paling sulit di pahami?
coba kalian diskusikan dengan teman maupun guru Anda.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
201
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP


SEMESTER GENAP

A. PILIHAN GANDA
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang (x)!
1. Bentuk ransum yang halus, dapat digunakan untuk semua umur ayam, harganya
pun tidak terlalu mahal dan mudah diserap usus unggas, merupakan kelebihan
dari pakan bentuk....
a. Pellet
b. Mash
c. Pecah
d. Butiran
e. Crumble
2. Mesin giling yang digunakan untuk menggiling atau menghaluskan bahan pakan
dari partikel yang besar menjadi kecil adalah….
a. Grinder
b. Mixer
c. Grinding
d. Mixing
e. Heller
3. Dibawah ini adalah zat zat makanan yang dibutuhkan oleh unggas untuk tumbuh
dan berkembang adalah....
a. Air, karbohidrat, lemak, jagung, protein, mineral.
b. Tepungikan, air, mineral, lemak, karbohidrat, dan vitamin.
c. Protein, molases, lemak, karbohidrat, vitamin, dan air.
d. Air, karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin.
e. Air, dedak, protein, mineral, karbohidrat, dan vitamin.
4. Mesin pencampur bahan-bahan pakan yang digunakan untuk proses produksi
pakan agar menjadi homogen adalah....
a. Crusher Mill
b. Burr Mill
c. Mixer
d. Roller Mill
e. Combination Mill
5. Di bawah ini yang merupakan 3 jenis bentuk pakan ternak yang paling tepat ialah
...
a. Bentuk tepung dan pallet
b. Bentuk mash, tepung, dan crumble
c. Bentuk mash, pallet, dan pecahan
d. Bentuk pellet, mash, dan crumble
e. Bentuk pecahan,butiran, dan pellet
6. Pakan berbentuk silinder yang berasal dari pencetakan bahan-bahan baku pakan
dengan menggunakan mesin sehingga menjadi bentuk silinder atau potongan
kecil dengan diameter, panjang, dan derajat kekerasan yang berbeda, merupakan
pakan bentuk....
a. Mash
b. Tepung

AGRIBISNIS TERNAK
202 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
c. Crumble
d. Butiran
e. Pellet
7. Perhatikan pernyataan berikut
(i) Kandungan bahan pakan
(ii) Harga bahan pakan
(iii) Lokasi
(iv) Ketersediaan bahan pakan
(v) Pengelola
Yang merupakan faktor faktor yang mempengaruhi pemilihan bahan pakan
ternak unggas adalah....
a. (i) , (iii) dan (iv)
b. (i) , (ii) dan (iv)
c. (ii) , (iii) dan (v)
d. (i), (ii), dan (v)
e. (iii) , (iv) dan (v)
8. Di dalam daging unggas terdapat asam amino yang berjumlah . . . jenis. Dari asam
amino tadi ada …. jenis yang tidak dapat di sintesiskan.
a. 22 , 10
b. 20 , 12
c. 21 , 12
d. 21 , 20
e. 22 , 12
9. Ukuran pellet untuk ayam pedaging periode starter dan finisher adalah….
a. 1,9 cm
b. 1,5 cm
c. 1,2 cm
d. 1,6 cm
e. 1,7 cm
10. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas pellet diantaranya adalah formulasi,
pengaruhnya sebesar .... %
a. 10 %
b. 20 %
c. 30 %
d. 40 %
e. 50 %
11. Dalam pembuatan pellet diperlukan penambahan air 10 – 20 %, penambahan air
ini bertujuan untuk....
a. Menambah kadar air dalam pakan
b. Meratakan bahan pakan
c. Meratakan nutrisi pakan
d. Meningkatkan daya cerna pakan
e. Melunakkan adonan pakan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
203
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

12. Dibawah ini merupakan faktor faktor yang mempengaruhi kualitas pellet,
kecuali....
a. Formulasi
b. Ukuran partikel
c. Cetakan dari mesin pellet
d. Pemasaran pellet
e. Pendinginan
13. Suatu sistem yang disusun sedemikian rupa untuk mempersiapkan barang/
produk agar dapat didistribusikan, dijual, disimpan dan digunakan, merupakan
pengertian dari….
a. Penyimpanan
b. Penggilingan
c. Pengalengan
d. Peletting
e. Pengemasan
14. Bahan kemas yang langsung mewadahi bahan pakan, merupakan kemasan….
a. Sekunder
b. Tersier
c. Kuartener
d. Primer
e. Fleksibel
15. Pengemasan dengan menggunakan tangan tanpa bantuan alat atau mesin
merupakan cara pengemasan ....
a. Mekanik
b. Mekanis
c. Manual
d. Otomatis
e. Semi mekanik
16. Beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam pengemasan bahan pakan dan
pakan ternak unggas, kecuali….
a. Etika
b. Kepentingan pribadi
c. Sifat produk
d. Analisis pasar
e. Kemasan saingan
17. Biaya untuk kemasan umumnya lebih kurang….% dari harga jualnya
a. 20 %
b. 50 %
c. 60 %
d. 70%
e. 80 %
18. Bahan kemasan untuk mengemas vaksin, biasanya adalah….
a. Alumunium
b. Kraft
c. Kertas glassine

AGRIBISNIS TERNAK
204 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

d. Kertas greaseproof
e. Botol kaca
19. Pakan yang baik harus disimpan dalam jangka waktu kurang dari….hari
a. 13 hari
b. 40 hari
c. 33 hari
d. 50 hari
e. 60 hari
20. Cara menyimpan bahan pakan dan pakan yang aman maka kadar air bahan pakan
sebaiknya kurang dari….%
a. 17 %
b. 13 %
c. 23 %
d. 33 %
e. 31 %
21. Perhatikan pernyataan berikut !
(i) Bahan baku pakan disimpan di gudang menggunakan palet
(ii) Kadar air bahan pakan kurang dari 17%
(iii) Menyusun bahan baku seperti tumpukan bata
(iv) Memeriksa hama di sekitar bahan baku
(v) Pakan yang baru dating digunakan terlebih dahulu
(vi) Memeriksa kelembapan palet
Pernyataan yang merupakan cara menyimpan bahan pakan yang aman adalah . . .
a. (i) , (ii) , (iv) , (vi)
b. (i) , (iii) , (iv) , (v)
c. (ii) , (iv) , (v) , (vi)
d. (i) , (iii) , (iv) , (vi)
e. (i) , (ii) , (v) , (vi)
22. Di bawah ini yang tidak merupakan cara penyimpanan bahan baku pakan ialah....
a. Penyimpanan dalam bentuk curah di silo
b. Penyimpanan dalam kemasan di gudang
c. Penyimpanan dalam karung di silo
d. Penyimpanan dalam curah di tangki
e. Penyimpanan dalam curah di dalam gudang
23. Sistem penumpukan/penggudangan bahan baku pakan ialah . . .
a. Sistem FIFO dan Pallet
b. Sistem Staffel dan Pallet
c. Sistem Kunci lima dan Forklift
d. Sistem Staffel dan manual
e. Sistem Manual dan Kunci tiga
24. Faktor-faktor yang tidak menyebabkan kerusakan bahan baku pakan kecuali . . .
a. Turun naiknya suhu dan kelembapan
b. Tingginya kadar air
c. Pengaruh benturan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
205
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
d. Pengaruh sistem FIFO
e. Serangan Coleoptera
25. Bahan pakan dan pakan yang retak, terbelah merupakan kerusakan …
a. Kerusakan fisik-mekanik
b. Kerusakan kimiawi
c. Kerusakan fisiologik
d. Kerusakan mikrobiologik
e. Kerusakan biologik
26. Diketahui biaya tetap produksi (FC) pakan ternak ungags sebesar Rp. 3.000.000.-
dengan biaya variable (VC) tiap karung adalahRp. 30.000.- dengan harga jual per
karung sebesar Rp. 60.000.- untuk mencapai titik impas maka jumlah produk
pakan ternak yang harus terjual adalah....
a. 10 karung
b. 100 karung
c. 20 Karung
d. 110 karung
e. 120 karung
27. Dari soal no 26, jika penjualan yang dilakukan selama 1 bulan sebanyak 300
karung maka BC ratio yang diperoleh adalah….
a. 1,3
b. 1,2
c. 1,4
d. 1,5
e. 1,6
28. Orang atau Lembaga yang memiliki sejumlah dana dan menanamkan dananya
secara langsung dalam suatu proyek investasi dengan mendapatkan kompensasi
berupa deviden disebut sebagai....
a. Kreditor
b. Investor
c. Pemegang saham
d. Pemilik perusahaan
e. Manajemen perusahaan
29. Yang bukan merupakan pihak pihak yang berkepentingan terhadap laporan
analisis kelayakan usahaa dalah....
a. Para pemimpin perusahaan
b. Pemasok
c. Pemilik perusahaan
d. Pemerintah
e. Investor
30. Yang tidak termasuk garis besar laporan studi kelayakan adalah…
a.Aspek pasar
b.Aspek Teknis
c. Sejarah sponsor
d.Aspek lingkungan
e.Aspek sosial

AGRIBISNIS TERNAK
206 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

B. URAIAN
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pakan bentuk mash, pakan bentuk crumble,
dan pakan bentuk pellet!
2. Sebutkan contoh bahan pakan sumber karbohidrat, sumber protein, lemak, mineral,
dan vitamin, masing masing 5 buah!
3. Jelaskan 5 tujuan dari pengemasan bahan pakan dan pakan ternak unggas!
4. Jelaskan 5 kerusakan yang timbul akibat penyimpanan bahan baku pakan dan
pakan ternak unggas!
5. Jelaskan tahapan demi tahapan yang dilalui dalam studi kelayakan sebuah usaha!

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
207
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi. R.1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Amrullah, I. K. 2003. Nutrisi Ayam Broiler. Lembaga Satu Gunung budi. Kompleks IPB:
Bogor.

Ardana I.B 2009. Ternak Broiler (Manajemen Produksi dan Penyakit). Cetakan I. Swasta
Nulus: Denpasar- Bali.

Djanah D. 1985.  Beternak Ayam dan Itik.  CV. Yasaguna.  J.


Dr. Ruhyat Kartasudjana, Ir., MS. 2001. Modul. Teknik Produksi Pakan Ternak. Departemen
Pendidikan Nasional Proyek Pengembangan Sistem dan Standar Pengelolaan
SMK. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan: Jakarta.

https://docplayer.info/69903680-Manajemen-pemberian-pakan-ayam-broiler.html

https://pakanternak.fapet.ugm.ac.id/2017/09/19/macam-bahan-pakan-ternak-
sumber-energi-protein-dan-vitamin/
Johari, S. 2004. Sukses Beternak Ayam Ras Petelur.  Agromedia Pustaka: Jakarta.

Karmidi JSM. 2012. Analisis Kelayakan Usaha Peternakan Ayam Broiler Pola Kemitraan
Inti Plasma [Jurnal]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kushartono B.  1996.  Pengendalian Jasad Pengganggu Bahan Pakan Ternak Selama
Penyimpanan. Prosiding Lokakarya Fungsional Non Penelitian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Peternakan. Hal. 94-97 

Kushartono B.  2002.  Manajemen Pengolahan Pakan.  Prosiding Lokakarya Fungsional


Non Peneliti. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Hal. 202-209.

NRC. 1994. Nutrien Requirements of Poultry. Natinal Academic Press: Washington, D.C

Nugroho, C. P. 2008. Agribisnis Ternak Unggas. Buku Teks Pelajaran. Direktorat


Pembinaan SMK. Departemen Pendidikan Nasional: Jakarta.

Nuryati, T. 2013. Agribisnis Pakan Ternak Unggas. Buku Teks Bahan Ajar Siswa.
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia: Jakarta.

Purwanto E.  2011.  Laporan Akhir Praktikum Pengemasan, Penyimpanan dan


Penggudangan.  Program Studi Teknologi Hasil pertanian Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Andalas:  Padang. 

Saenong S.  1988.  Teknologi Benih Jagung dalam Jagung. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan. Hal. 163-184. 

Sihombing A.  2012.  Gudang Pakan Ayam Yang Baik. Balai Pembibitan Ternak Unggul
Sapi Dwiguna dan Ayam: Sembawa. 

AGRIBISNIS TERNAK
208 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

DAFTAR PUSTAKA

Sinurat, A.P. 2000. Penyusunan ransum ayam buras dan itik. Pelatihan proyek
pengembangan agribisnis peternakan, Dinas Peternakan DKI: Jakarta, 20 Juni
2000.

Suprijatna, E., U. Atmomarsono, R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas.


Penebar Swadaya: Jakarta.

Sudaryani dan Santoso. 2000. Pemeliharaan Ayam Ras Petelur di Kandang Baterai.
Penerbit PT. Penebar Swadaya: Jakarta.

Tangendjaja B.  2009.  Teknologi Pakan Dalam Menunjang Industri Peternakan di


Indonesia.  Jurnal Pengembangan inovasi pertanian 2 (3). Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan. Hal. 192-207.
Prof. Dr. Ir. I GST. NYM. GDE Bidura. MS, IPM. 2017. Buku ajar. Teknologi dalam Industri
Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Udaya Denpasar: Bali.
Rasyaf, M. 1989. Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya: Jakarta.
Rasyaf, M. 1990. Bahan Makanan Unggas di Indonesia. Kanisius: Yogyakarta.

Rasyaf. M. 1990. Metode Kuantitatif Industri Ransum Ternak. Kanisius: Yogyakarta.

Wahju. J. 2004. Ilmu Nutrisi Unggas. Gadja Mada University press:Yogyakarta.

Zakariah, A. 2013. Mixing: Sebuah Tahapan Proses Fabrikasi Pakan Ternak. http://
maskarizakariah.blogspot.co.id/2013/04/mixing-sebuah-tahapan-proses-
fabrikasi.html. Diakses desember 2019.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
209
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

GLOSARIUM

Adlibitum : pemberian pakan dan minum tersedia selalu


Agribisnis : kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan
pemasaran produk
Antinutrisi : senyawa toksik yang terdapat pada pakan
Bahan pakan : segala sesuatu yang dapat diberikan kepada ternak baik yang
berupa bahan organic maupun anorganik yang sebagian
atau semuanyadapat dicerna tanpa mengganggu kesehatan
ternak
Bekatul : hasil samping dari proses penggilingan padi yaitu bagian
terluar dari bagian bulir yang terbungkus oleh sekam
Bungkil : ampas (kacang, kedelai, kelap) yang sudah diambil minyaknya
Crumble : pakan berbentuk butiran kecil
Dedak : hasil samping dari proses penggilingan padi yang terdiri
dari lapisan luar butiran beras (perikarp dan tegmen) serta
sejumlah lembaga beras
Daya cerna : ukuran untuk potensi zat gizi pakan yang bisa digunakan
oleh ternak untuk sintesis jaringan dalam tubuhnya sehingga
menghasilkan produk sesuai yang diinginkan
Dosing : kegiatan menimbang bahan pakan
FIFO : first in first out artinya bahan yang datang terlebih dahulu
harus di keluarkan/digunakan terlebih dahulu

Formulasi pakan : rumusan pakan dengan komposisi bahan pakan yang


diperlukan dan sesuai degan macam pakan yang akan dibuat

Feed additive : Zat-zat tertentu yang biasanya ditambahkan ke dalam


ransum seperti antibiotik, zat pewarna, hormon, dan obat
obatan lainnya
Grinding : menggiling pakan
Hammer mill : alat untuk menggiling bahan pakan
Industri : kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi
In-vivo : eksperimen yang dilakukan menggunakan organisme hidup
secara keseluruhan
In-vitro : eksperimen yang dilakukan dalam kaca sehingga menyerupai
keadaan didalam tubuh makhluk hidup
In-sacco : eksperimen yang dilakukan dengan cara menempatkan
kantong nilon berisi sampel pakan dalam rumen selama
waktu tertentu
Silo : struktur yang digunakan untuk menyimpan bahan curah, silo
umumnya digunakan di bidang pertanian sebagai penyimpan
biji-bijian hasil pertanian dan pakan ternak

AGRIBISNIS TERNAK
210 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

GLOSARIUM

Ternak : hewan yang sengaja dipelihara, dibudidayakan untuk


memenuhi kebutuhan manusia
Unggas : hewan yang berasal dari keluarga burung yang memiliki
sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan
berkembang biak dengan cara bertelur
Mash : bahan pakan atau pakan bentuk tepung
Mixer : alat untuk mencampur pakan
Mixing : proses pencampuran beberapa bahan baku pakan yang
bertujuan untuk memperoleh hasil adukan yang homogen
NRC : National Research Council
Nutrisi : kandungan zat dalam makanan yang dibutuhkan rganism
untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik sesuai
dengan fungsinya
Palet : alas lantai
Pellet : pakan berbentuk silinder yang berasal dari pencetakan
bahan-bahan baku pakan dengan menggunakan mesin
sehingga menjadi bentuk silinder
Pakan : semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak
mengganggu kesehatannya
Periodik : menurut periode tertentu muncul atau terjadi di selang
waktu yang tetap
Peternakan : kegiatan mengembangbiakkan hewan ternak untuk
mendapatkan manfaat dan hasil
Palatabilitas : tingkat kesuakaan ternak terhadap suatu pakan
Zat makanan : zat yang terkandung dalam suatu bahan pakan atau bahan
makanan

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
211
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 1

Nama Lengkap : GUSNIDA, S. Pt.


Telepon /HP/WA : 081365345215
Email : gusnida76@gmail.com
AkunFacebook : nidagusnida01@gmail.com
Alamat Kantor : SMKN 1 Logas Tanah Darat
Jl. Sekolah No. 2 Perhentian Luas
Kecamatan Logas Tanah Darat
Kabupaten Kuantan Singingi
Provinsi Riau
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 TahunTerakhir)


1. Guru SMKN 1 LTD (Tahun 2005 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Peternakan Universitas Andalas Padang (Lulus Tahun2000)
2. Akta IV, FKIP UNRI Pekan Baru (Lulus Tahun2004)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 TahunTerakhir)


-
Informasi Lain dari Penulis
Tinggal di jalan Subrantas RT 01 RW 01 kelurahan Benai Kec. Benai Kab. Kuantan
Singingi. Lahir di Sungai Manau, 13 Agustus 1976. Sekolah Dasar dilalui di SD N 008
Sungai Manau, MTs Muhammadiyah Lubuk Jambi dan MAN Gunung Padang Panjang
Jurusan Biologi. Tahun 1995 kuliah di Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas
Peternakan Universitas Andalas (UNAND) Padang, lulus tahun 2000. Menjadi guru di
SMKN 1LTD, dari tahun 2005 – sekarang.

AGRIBISNIS TERNAK
212 UNGGAS
AGRIBISNIS PAKAN
TERNAK UNGGAS

BIODATA PENULIS

BIODATA PENULIS 2

Nama Lengkap : NURAINI, S. Pt.


Telepon /HP/WA : 082388021848
Email : nurainipet@rocketmail.com
Akun Facebook : nurainiemahadi@rocketmail.com
Alamat Kantor : SMKN 1 Logas Tanah Darat
Jl. Sekolah No. 2 Perhentian Luas
Kecamatan Logas Tanah Darat
Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Ternak Unggas (ATU)

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir):


1. Guru SMKN1 LTD

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar:


1. S1 Peternakan UIN SUSKA Riau Pekan Baru (Lulus Tahun2013)
2. Akta IV, Yayasan Masmur Pekan Baru (Lulus Tahun2013)

Judul Buku dan Tahun Terbit (10 Tahun Terakhir)


1. Penuntun Praktikum sistem pencernaan ternak unggas kelas XI tahun 2016.

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Dusun Remaja RT 11 Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Pangean. Lahir di
Malaysia 12 April 1990. Sekolah Dasar dilalui SDN 12 Lebuh Lurus Inuman, SMP Negeri
1 Inuman dan SMA Negeri 1 Inuman. Tahun 2009 kuliah di Fakultas Pertanian dan
Peternakan UIN SUSKA Riau Pekan Baru Lulus Tahun 2013. Menjadi guru di SMKN 1
LTD dari tahun 2015 – sekarang.

AGRIBISNIS TERNAK
UNGGAS
213

Anda mungkin juga menyukai