Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH BERDIRINYA NEGARA

Resvina Fitri

Email: resvinafitri777@gmail.com

BP: 2010003600334

UNIVERSITAS EKASAKTI PADANG

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

negara adalah sebuah organisasi. Seperti layaknya sebuah organisasi, negara memiliki
anggota, tujuan dan peraturan. Anggota negara adalah warganya, tujuan negara biasanya
tercantum dalam pembukaan konstitusinya (undang-undang dasar), sedang peraturannya
dikenal sebagai hokum. Bedanya dengan organisasi yang lain, negara berkuasa di
atasindividu-individu dan di atas organisasi-organisasi pada suatu wilayah tertentu.
Peraturan negara berhak mengatur seluruh individu danorganisasi yang ada pada suatu
wilayah tertentu, sedangkan peraturan organisasi hanya berhak mengatur fihak yang
menjadi anggotanya saja. Peraturan negara bersifat memaksa, bila ada yangtidak
mematuhinya, negara mempunyai hak untuk memberikan sanksi,dari sanksi yang bersifat
lunak (denda) sampai sanksi yang bersifatkekerasan (hukum bunuh misalnya).Sepanjang
sejarah manusia hidup di atas permukaan bumi,manusia telah bernegara. Mulai dari negara
dalam bentuknya yangpaling primitif yaitu negara kesukuan, negara kota, sampai
negarakerajaan, negara republik dan negara demokrasi.Sampai saat ini tidak ada satupun
ta’ rif negara yang diakui semua fihak. Ahli-ahli ilmu kenegaraan saling berbeda pendapat
tentang apa itu negara. Secara sederhana bisa kita katakan bahwa yang dimaksud dengan
negara adalah organisasi yang menaungi semua fihak dalam suatu wilayah tertentu.

II. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Negara


2. Mengetahui Teori terbentuknya Negara
3. Mengetahui Unsur-Unsur Negara
4. Mengetahui Tipe-Tipe Negara Di Dunia
5. Mengetahui Pemerintah Dan Pemerintahan
6. Proses atau pendekatan primer tentang asal mula terjadinya negara
7. Teori-teori tentang terjadinya negara
8. Proses atau pendekatan sekunder tentang asal mula terjadinya negara; dan
9. Pendapat sebagian tokoh dalam teori terjadinya negara.

III. Tujuan

 Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah


 Memberikan materi tentang asal mula terjadinya suatu negara
 Memaparkan proses/ pendekatan tentang asal mula terjadinya suatu negara Dan
Memberikan beberapa contoh negara sesuai pendekatan yang dipaparkan.

BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Negara

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer,
ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut.
Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku
bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

Teori terbentuknya Negara

a) Teori hukum alam. Pemikiran pada masa plato dan aristoteles kondisi alam tumbuhnya
manusia berkembangnya

b) Teori ketuhanan (islam + Kristen) segala sesuatu adalah ciptaan tuhan.

c) Teori perjanjian. Manusia menghadapi kondisi alam dan timbullah kekerasan. Manusia
akan musnah bila ia tidak mengubah cara-caranya. Manusia pun bersatu utk mengatasi
tantangan dan menggunakan persatuan dlm gerak tunggal utk kebutuhan bersama.

Proses terbentuknya Negara di zaman modern. Proses tersebut dapat berupa penaklukan,
peleburan, pemisahan diri, dan pendudukan atas Negara atau wilayah yg blm ada pemerintahan
sebelumnya.
Unsur-Unsur Negara

Sebagai sebuah organisasi, negara memiliki unsur-unsur yang tidak dimiliki oleh organisasi
apapun yang ada di dalam masyarakat. Secara umum, unsur negara ada yang bersifat konstitutif
dan ada pula yang bersifat deklaratif. Unsur konstitutif maksudnya unsur yang mutlak atau
harus ada di dalam suatu negara. Sedangkan unsur deklaratif hanya menerangkan adanya negara.

Adapun unsur-unsur negara yang bersifat konstitutif adalah harus ada rakyat, wilayah tertentu,
dan pemertintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut bersifat konstitutif karena merupakan
syarat mutlak bagi terbentuknya negara. Apabila salah satu unsur tersebut tidak ada atau tidak
lengkap, maka tidak bisa disebut sebagai negara.

Di samping itu, terdapat pula unsur deklaratif, yakni harus ada pengakuan dari negara lain.
Unsur deklaratif ini sangatlah penting karena pengakuan dari negara lain merupakan sebagai
wujud kepercayaan negara lain untuk mengadakan hubungan, baik hubungan bilateral maupun
multilateral.

Rakyat

Rakyat adalah semua orang yang menjadi penghuni suatu negara. Tanpa rakyat, mustahil negara
akan terbentuk. Leacock mengatakan bahwa, “ Negara tidak akan berdiri tanpa adanya
sekelompok orang yang mendiami bumi ini.” . Hal ini menimbulkan pertanyaan, berapakah
jumlah penduduk untuk membentuk sebuah negara? Plato mengatakan bahwa untuk
membentuk sebuah negara, wilayah tersebut membutuhkan 5040 penduduk. Pendapat ini tentu
saja tidak berlaku di zaman modern ini, lihat saja populasi negara India, Amerika Serikat, Cina,
Rusia, dimana negara tersebut memiliki ratusan juta penduduk. Rakyat terdiri dari penduduk
dan bukan penduduk. Penduduk adalah semua orang yang bertujuan menetap dalam wilayah
suatu negara tertentu. Mereka yang ada dalam wilayah suatu negara tetapi tidak bertujuan
menetap, tidak dapat disebut penduduk. Misalnya, orang yang berkunjung untuk wisata.
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Warga
negara adalah mereka yang menurut hukum menjadi warga dari suatu negara, sedangkan yang
tidak termasuk warga negara adalah orang asing atau disebut juga warna negara asing (WNA).

Wilayah

Wilayah merupakan unsur kedua, karena dengan adanya wilayah yang didiami oleh manusia,
maka negara akan terbentuk. Jika wilayah tersebut tidak ditempati secara permanen oleh
manusia, maka mustahil untuk membentuk suatu negara. Bangsa Yahudi misalnya, dimana
mereka tidak mendiami suatu tempat secara permanen. Alhasil mereka tidak memiliki tanah
yang jelas untuk didiami, tapi dengan kepintaran PBB, diberikanlah Israel sebagai negara
bagian agar mereka merasa memiliki tanah

Pemerintahan yang Berdaulat

Pemerintahan yang berdaulat adalah pemerintah yang mempunyai kekuasaan baik ke dalam
maupun ke luar untuk menjalankan tugas dan wewenangnya mengatur ekonomi, sosial, dan
politik suatu negara atau bagian-bagiannya sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.

Pemerintah sangat diperlukan dalam berdirinya suatu negara, tidak mungkin jika negara muncul
tanpa kemudian diikuti oleh berdirinya pemerintah.

Pengakuan dari Negara Lain

Pengakuan dari negara lain terhadap suatu negara yang baru berdiri bukanlah merupakan suatu
faktor mutlak atau unsur pembentuk negara baru, namun lebih merupakan menerangkan atau
menyatakan telah lahirnya suatu negara baru. Kita ambil contoh, Negara Indonesia merdeka
pada tanggal 17 Agustus 1945 baru diakui oleh Belanda pada tahun 27 Desember 1949.

Pengakuan dari negara lain merupakan modal dasar bagi suatu negara yang bersangkutan untuk
diakui sebagai negara yang merdeka dan mandiri. Pengakuan suatu negara dapat dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu pengakuan secara de facto dan pengakuan secara de jure.

Tipe-Tipe Negara Di Dunia

Tipe negara dibagi menjadi dua golongan, yaitu tipe negara menurut sejarahnya dan tipe negara
ditinjau dari sisi hukum.

Tipe negara menurut sejarahnya, dibagi menjadi berikut ini.

1. Tipe negara Timur Purba.

2. Tipe negara Yunani Kuno/Purba.

3. Tipe negara Romawi Kuno/Purba.

4. Tipe negara abad pertengahan.

5. Tipe negara modern.

Sedangkan tipe negara ditinjau dari sisi hukum dibedakan menjadi berikut ini.
1. Tipe negara Polisi (Polizei Staat)

2. Tipe negara hukum, yang dibagi 3 macam, yaitu sebagai berikut.

Tipe negara hukum liberal.

Tipe negara hukum formil.

Tipe negara hukum materiel.

3. Tipe negara Kemakmuran

Indahnya dunia ketika kita dapat saling berbagi.

Pemerintah Dan Pemerintahan

Pemerintah, secara awam pemerintah bisa kita artikan sebagai orang atau sekelompok orang
yang memiliki kekuasaan untuk memerintah, atau lebih simpel lagi adalah orang atau
sekelompok orang yang memberikan perintah. Namun secara keilmuan, Pemerintah diartikan
dalam beberapa definisi, antara lain ada yang mendefinisikan sebagai lembaga atau badan
public yang mempunyai fungsi dan tujuan Negara, ada pula yang mendefinisikan sebagai
sekumpulan orang-orang yang mengelola kewenangan-kewenangan, melaksanakan
kepemimpinan dan koordinasi pemerintahan serta pembangunan masyarakat dari lembaga-
lembaga dimana mereka ditempatkan.

Dalam ilmu pemerintahan dikenal adanya dua definisi pemerintah yakni dalm arti sempit dan
arti luas, dalam arti luas pemerintah didefinisikan sebagai Suatu bentuk organisasi yang bekerja
dengan tugas menjalankan suatu sistem pemerintahan, sedangkan dalam arti sempit
didefinisikan sebagai Suatu badan persekumpulan yang memiliki kebijakan tersendiri untuk
mengelola,memanage,serta mengatur jalannya suatu sistem pemerintahan.

Pemerintahan, secara awam bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang didalamya terdapat
aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari pemerintah, atau lebih simpel lagi yaitu
pemerintahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

seperti halnya pemerintah, pemerintahan juga memiliki definisi secara keilmuan menurut Prof.
Ermana Suradinata, Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan
fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Klo menurut C.F Strong gini, Pemerintahan dalam
arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif
dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam arti sempit adalah
segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.
PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA PRIMER

Terjadinya negara secara primer adalah bertahap yaitu dimulai dari adanya masyarakathukum
yang paling sederhana, kemudian berevolusi ketingkat yang lebih maju dan tidakdihubungkan
dengan negara yang telah ada sebelumnya.Menurut G. Jellinek, terjadinya negara secara primer
melalui 4 tahapan (fase) yaitu : Fase Suku Persekutuan ManusiaKehidupan diawali dari sebuah
keluarga, kemudian menjadi kelompok masyarakathukum tertentu atau disebut suku yang
akhirnya berkembang menjadi lebih besar dan dipimpinoleh kepala suku yang merupakan
primus interpares.Fase Kerajaan Pada fase ini kepala suku sebagai primus interpares kemudian
menjadi raja dengancakupan wilayah yang lebih luas akibat fakta alamiah maupun karena
penaklukan - penaklukanwilayah lain.

Fase Negara Nasional Awalnya negara nasional diperintah oleh raja yang absolut dengan
pemerintahan yangtersentralisasi semua rakyat dipaksa mematuhi kehendak dan diperintah raja.
Hanya ada satuidentitas kebangsaan, maka fase ini disebut fase nasional.

Fase Negara Demokrasi Setelah rakyat memiliki kesadaran kebangsaan, kemudian tidak ingin
diperintah oleh rajayang absolut. Rakyat ingin mengendalikan pemerintahan dan memilih
pemimpinnya sendiri yangdianggap dapat mewujudkan aspirasi mereka yang lebih dikenal
dengan "kedaulatan rakyat"maka lahirlah negara demokrasi.Di samping itu, untuk mempelajari
asal mula terbentuknya suatu negara dapatmenggunakan teori-teori yang diajukan oleh tokoh-
tokoh sesuai buah pikiran masing-masing,antara lain sebagai berikut:

A. Teori Kontrak Sosial (Social Contract)

Teori perjanjian masyarakat atau teori kontrak sosial menganggap perjanjian sebagaidasar
negara dan masyarakat. Teori ini meletakkan negara untuk tidak berpotensi menjadi
negaratirani.. Tokoh dari teori ini adalah Hugo de Groot,

Thomas Hobbes, Jhon Locke dan J.J.Rousseau. Teori ini mengasumsikan adanya keadaan
alamiah yang terjadi sebelum manusiamengenal negara. Keadaan alamiah itu merupakan
keadaan dimana manusia masih bebas, belummengenal hukum dan masih memiliki hak asasi
yang ada pada dirinya. Akan tetapi karena akibat pekembangan kehidupan yang menghasilkan
kompleksitas kebutuhan maka manusiamembutuhkan sebuah kehidupan bersama. Dimana
dibentuk berdasarkan perjanjian bersamauntuk menyerahkan kedaulatan kepada sekelompok
orang yang ditunjuk untuk mengaturkehidupan bersama tersebut.
a) Hugo de Groot (Grotius)

Negara merupakan ikatan manusia yang insaf akan arti dan panggilan kodrat. Negara

berasal dari suatu perjanjian yang disebut “ pactum” dengan tujuan untuk mengadakan
ketertiban

dan menghilangkan kemelaratan. Grotius merupakan orang yang pertama kali memakai
hukumkodrat yang berasal dari rasio terhadap hal-hal kenegaraan. Dan ia menganggap bahwa
perjanjian masyarakat sebagai suatu kenyataan sejarah yang sungguh-sungguh pernah terjadi.

b) Thomas Hobbes

Menurut Hobbes kehidupan manusia terpisah dalam dua zaman, yaitu keadaan sebelum
adanyanegara atau keadaan alamiah (stats natural, state of nature) dan keadaan setelah adanya
negara.Pada keadaan sebelum adanya negara, suasana alam bebas dalam status naturalis
merupakankeadaan penuh kekacauan, tanpa hukum, tanpa pemerintah, tanpa ikatan sosial, dan
kehidupanmanusia tak ubahnya seperti binatang buas di hutan belantara

(Homo homini lupus)

sehinggamenyebabkan terjadinya perkelahian atau perang semua lawan semua

(Bellum omnium contraomnes atau The war of all aginst all). Keadaan tersebut diakibatkan
adanya pelaksanaannaturalrights, (yaitu hak dan kekuasaan yang dimiliki setiap manusia untuk
berbuat apa saja untukmempertahankan kehidupannya) yang tanpa batas.Dalam keadaan penuh
kekacauan, lahirlah natural law dari rasio manusia untuk mengakhiri pelaksanaan natural rights
secara liar dengan jalan mengadakan perjanjain. Menurut ThomasHobbes, perjanjian
masyarakat hanya ada satu yaitu “ Pactum Subjectionis” , dalam perjanjian initerjadi
penyerahan natural rights (hak kodrat) kepada suatu badan yang dibentuk (yaitu body politik)
yang akan membimbing manusia untuk mencapai kebahagiaan umum yang
disebutdengannegara

c) John Locke

Melalui bukunya yang berjudul “ Two treaties on civil Government” , ia menyatakan keadaan

alamiah atau suasana alam bebas bukan merupakan keadaan penuh kekacauan karena sudah
adahukum kodrat yang bersumber pada rasio manusia yang mengajarkan bahwa setiap orang
tidak boleh merugikan kepentingan orang lain. Untuk menghindari anarkhi maka manusia
mengadakan perjanjian membentuk negara dengan tujuan menjamin suasana hukum individu
secara alam.Perjanjian masyarakat ada 2 yaitu :1. Pactum Unionis : Perjanjian antar individu
yang melahirkan negara.2. Pactum Subjectionis : Perjanjain anatara individu dengan penguasa
yang diangkat dalam pactum unionis, yang isinya penyerahan hak hak alamiah.Dalam pactum
sujectionis tidak semua hak

hak alamiah yang dimiliki manusia diserahkankepada penguasa tetapi ada beberapa hak pokok
(asasi) yang meliputi hak hidup, hakkemerdekaan/ kebebasan, hak milik yang tetap melekat
pada diri manusia dan hak tersebut tidakdapat diserahkan kepada siapapun termasuk penguasa.
Dan hak-hak tersebut harus dilindungi dandijamin oleh penguasa/ pemerintah dalam konstitusi
(UUD). Melalui teorinya John Lockedianggap sebagai peletak dasar teori hak asasi manusia.

d) Jean Jacques Rousseau

Melalui bukunya yang berjudul “ Du Contract Social” , Jean Jacques Rousseau

menyatakan menurut kodratnya manusia sejak lahir sama dan merdeka, tetapi
agarkepentingannya terjamin maka tiap-tiap orang dengan sukarela menyerahkan hak
dankekuasaannya itu kepada organisasi (disebut negara) yang dibentuk bersama-sama dengan
oranglain.Kepada negara tersebut diserahkan kemerdekaan alamiah dan di bawah
organisasinegara, manusia mendapatkan kembali haknya dalam bentuk hak warga negara (civil
rights). Negara yang dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat harus dapat menjamin
kebebasan dan persamaan serta menyelenggarakan ketertiban masyarakat. Yang berdaulat
dalam negara adalahrakyat, sedangkan pemerintah hanya merupakan wakilnya saja, sehingga
apapila pemerintah tidakdapat melaksanakan urusannya sesuai dengan kehendak rakyat, maka
rakyat dapat mengganti pemerintah tersebut dengan pemerintah yang baru karena pemerintah
yang berdaulat dibentuk berdasarkan kehendak rakyat. Melalui teorinya tersebut, J.J. Rousseau
menghendaki bentuknegara yang berkedaulatan rakyat (negara demokrasi). Itulah sebabnya ia
dianggap sebagai Bapakkedaulatan rakyat (demokrasi).

B. Teori Ketuhanan (Theokratis)

Dasar pemikiran teori ini adalah suatu kepercayaan bahwa segala sesuatu yang ada atauterjadi
di alam semesta ini adalah semuanya kehendak Tuhan, demikian pula negara terjadikarena
kehendak Tuhan. Sisa-sisa perlambang teori theokratis nampak dalam kalimat yangtercantum di
berbagai Undang-Undang Dasar negara, seperti : “ Atas berkat rahmat Allah YangMaha
Kuasa” atau “ By the grace of God” .Penganut teori theokrasi modern antara lain:
a. Frederich Julius Stahl

Dalam bukunya yang berjudul “ Die Philosophie des recht” , ia menyatakan bahwa negara
secara berangsur-angsur tumbuh melalui proses evolusi : Keluarga -Bangsa -Negara. Negara
bukantumbuh disebabkan berkumpulnya kekuatan dari luar, melainkan disebabkan
perkembangan daridalam. Ia tidak tumbuh disebabkan kekuatan manusia, melainkan disebabkan
kehendak Tuhan.

b. Santo Agustinus

Kedudukan gereja yang dipimpin Sri Paus lebih tinggi dari kedudukan Negara yang di pimpin
oleh raja, karena paus merupakan wakil dari tuhan. Agustinus membagi ada dua macam Negara
yaitu :a. Civitate Dei (Kerajaan Tuhan). b. Civitate Diabolis/Terrana (Kerajaan Setan) yang ada
di dunia fana.

c. Thomas Aquinas

Negara merupakan lembaga alamiah yang lahir karena kebutuhan sosial manusia,
sebagailembaga yang bertujuan menjamin ketertiban dan kehidupan masyarakat serta
penyelenggarakepentingan umum, negara merupakan penjelmaan yang tidak sempurna.
Kedudukan raja dan SriPaus sama tinggi, keduanya merupakan wakil Tuhan yang masing-
masing mempunyai tugas berlainan yaitu raja mempunyai tugas dibidang keduniawian yaitu
mengusahakan agar rakyatnyahidup bahagia dan sejahtera di dalam negara, sedangkan Paus
mempunyai tugas dibidangkerohanian yaitu membimbing rakyatnya agar kelak dapat hidup
bahagia di akhirat.

PROSES TERJADINYA NEGARA SECARA SEKUNDER

Terjadinya negara secara sekunder adalah membahas terjadinya negara baru yang
dihubungkandengan negara lain yang telah ada sebelumnya, berkaitan dengan hal tersebut maka
pengakuannegara lain dalam teori sekunder merupakan unsur penting berdirinya suatu negara
baru. Untukmengetahui terjadinya negara baru dapat menggunakan pendekatan faktual yaitu
suatu pendekatan yang didasarkan pada kenyataan dan pengalaman sejarah yang benar-benar
terjadi.

1. Penaklukan/Pendudukan(Occupasi)

Suatu daerah belum ada yang menguasai kemudian diduduki oleh suatu bangsa. Contoh:Liberia
diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun1847.
2. Pelepasan diri (Proklamasi)

Suatu daerah yang semula termasuk daerah negara tertentu melepaskan diri danmenyatakan
kemerdekaannya. Contoh : Belgia melepaskan diri dari Belanda tahun 1839,Indonesia tahun
1945, Pakistan tahun 1947 (semula wilayah Hindustan), Banglades tahun 1971(semula wilayah
Pakistan), Papua Nugini tahun1975 (semula wilayah Australia), 3 negara Baltik(Latvia, Estonia,
Lituania) melepaskan diri dari Uni Soviet tahun 1991, dsb.

3. Pelenyapan dan pembentukan negara baru

Suatu negara pecah dan lenyap, kemudian diatas wilayah itu muncul negara baru.Contoh :a.
Colombia pecah menjadi Venezuella dan Colombia Baru tahun 1832. b. Jerman menjadi Jerman
Barat dan Jerman Timur tahun 1945.c. Korea menjadi Korea Selatan dan Korea Utara tahun
1945.d. Vietnam menjadi Vietnam Utara dan Vietnam Selatan tahun 1954.e. Uni Soviet
pecah/lenyap tahun 1992 kemudian muncul Rusia, Georgia, Kazakistan dsb.

f. Yugoslavia pecah tahun 1992 kemudian muncul Kroasia, Bosnia, Serbia (Yugoslavia Baru).g.
Cekoslovakia menjadi Ceko dan Slovakia tahun 1992.

4. Penarikan ( Accesie )

Mulanya suatu wilayah terbentuk akibat naiknya lumpur sungai atau timbul dari dasarlaut
(delta). Wilayah tersebut kemudian dihuni oleh sekelompok orang hingga akhirnyamembentuk
negara. Contoh: Negara Mesir terbentuk dari delta sungai Nil.

5. Penyerahan ( Cessie )

Terjadi ketika suatu wilayah diserahkan pada negara lain atas dasar perjanjian tertentu.Contoh:
Wilayah Sleewijk diserahkan oleh Austria pada Prussia ( Jerman ).

6. Pencaplokan / Penguasaan ( Anexatie )

Suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai ( dicaplok ) oleh bangsa lain tanpareaksi
berarti. Contoh: negara Israel ketika dibentuk tahun 1948 banyak mencaplok daerahPalestina,
Suriah, Yordania dan Mesir.
7. Pemisahan ( Separatise )

Suatu wilayah yang memisahkan diri dari negara yang semula menguasainya
kemudianmenyatakan kemerdekaan. Contoh: Belgia memisahkan diri dari Belanda dan
menyatakanmerdeka.

8. Peleburan ( Fusi )

Terjadi ketika negara - negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjianuntuk
melebur menjadi satu negara baru. Contoh: terbentuknya federasi kerajaan Jerman tahun1871

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya

baik politik, militer, ekonomi, sosial maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di
wilayah tersebut. Negara juga merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan
yang berlaku bagi semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent.

· Pemerintahan, secara awam bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang didalamya terdapat
aturan-aturan yang harus dijalankan yg bersumber dari pemerintah, atau lebih simpel lagi yaitu
pemerintahan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah.

· seperti halnya pemerintah, pemerintahan juga memiliki definisi secara keilmuan menurut Prof.
Ermana Suradinata, Pemerintah adalah lembaga atau badan-badan publik dalam menjalankan
fungsinya untuk mencapai tujuan Negara. Klo menurut C.F Strong gini, Pemerintahan dalam
arti luas adalah segala kegiatan badan-badan publik yang meliputi kegiatan legislatif, eksekutif
dan yudikatif dalam usaha mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam ari sempit adalah
segala kegiatan badan-badan publik yang hanya meliputi kekuasaan eksekutif.

Daftar Pustaka
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak Di Indonesia,
Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.

Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana, Deepublish, Yogyakarta, 2015.

Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah Perbatasan
Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai Tersangka Tindak Pidana
Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13, Nomor 2, 2016.

Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Oleh Pemerintah Kota
Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Ketetapan MPR Dalam Hierarki Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia, Lex
Jurnalica, Volume 13, Nomor 3, 2016.

Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan Ham Perempuan
Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Peranan Pers Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak Berkelanjutan Di Indonesia, Jurnal Ilmu
Hukum Tambun Bungai, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan Indonesia Sebagai Negara Hukum,
Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.

Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child Rights In The Area Of Social
Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought International Conference (Usicon), Volume 1, 2017.

Laurensius Arliman S, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembentukan PerundangUndangan Untuk Mewujudkan Negara
Kesejahteraan Indonesia, Jurnal Politik Pemerintahan Dharma Praja, Volume 10, Nomor 1, 2017,
https://doi.org/10.33701/jppdp.v10i1.379.

Laurensius Arliman S, Peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia Untuk Mewujudkan Perlindungan Anak, Jurnal
Respublica Volume 17, Nomor 2, 2018.

Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain Dengan Mempertimbangkan
Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.

Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish, Yogyakarta, 2019.

Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh Karakteristik Individu,
Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas Perempuan Dengan Kompetensi Sumber
Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang
Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.

Laurensius Arliman S, Pendidikan Kewarganegaraan, Deepublish, Yogyakarta, 2020.

Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar 1945, Jurnal Lex
Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020, http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.

Laurensius Arliman S, Kedudukan Lembaga Negara Independen Di Indonesia Untuk Mencapai Tujuan Negara Hukum,
Kertha Semaya Journal Ilmu Hukum, Volume 8, Nomor 7, 2020.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai Bentuk Pelaksanaan
Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1,
2020.

Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari Yudistia, Ni Putu Eka, Viona
Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan Informasi Kepada Publik Oleh
Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.

Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar Dalam
Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law Review, Volume 4, Nomor 2, 2020,
https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.

Laurensius Arliman S, Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Pada Revolusi 4.0, Ensiklopedia Sosial Review,
Volume 2, Nomor 3, 2020.

Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And Constitutional Law
Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional Conference On Humanity, Law And Sharia
(Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.

Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi Pancasila Berdasarkan Undang-
Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding
Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia, Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa
Pandemi Covid-19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta, 2020

Anda mungkin juga menyukai