Didiagnosa Brain
Didiagnosa Ca metastasis ke tulang Tumor Metastasis
Didiagnosa Ca Dilakukan Kemoterapi IV dan Metastasis ke
Mammae paru
Dilakukan operasi Kemoterapi stop
Dilakukan Kemoterapi Oral karena pandemi
pengangkatan
payudara kiri Covid-19
DESEMBER 2020
05
Konsul Radiasi Onkologi
08 Konsul PSIKIATRI
JANUARI 2021
3
ANAMNESIS NEUROLOGI Autoanamnesis diperoleh dari Ny.S
Alloanamnesis diperoleh dari Tn.MA / 51 tahun/ petani
Kejang wajah sisi kiri sejak 1 minggu lalu, area mata dan sudut mulut tertarik, lidah tergigit tidak
bisa dikontrol, frekuensi 1-2x sehari, durasi 5 menit- 3 jam. ±5 hari lalu diikuti tidak sadarkan
diri, saat bangun pasien masih dapat mengingat kejadian. Saat pertama kali kejang diikuti
wajah sisi kiri tidak dapat digerakkan (mulut mencong, tertarik ke sisi kanan saat tersenyum),
sebelum kejang pasien merasa ada sesuatu yang tidak nyaman pada lidahnya yang tidak dapat
digambarkan, mulut berbusa tidak ada, kaku dan kelojotan, serta mengompol disangkal.
Pasien juga mengeluh tangan sisi kiri kurang berasa/ agak baal, telinga kanan berdenging ±3
bulan. Nyeri kepala, pusing tidak ada, pandangan kabur/ ganda tidak ada, bicara pelo ada,
lemah separuh sisi tubuh sebelah kiri ada.
Alergi obat disangkal. BAB dan BAK normal. Riwayat kejang sebelumnya, demam, maupun
trauma disangkal. Nyeri menelan tidak ada, gangguan penghindu tidak ada, mual muntah tidak
ada. Riwayat konsumsi OAT tidak ada.
Riwayat keluarga menderita kanker disangkal, stroke diakui dialami oleh nenek pasien
Riwayat darah tinggi, sakit jantung, dan gula dalam keluarga pasien disangkal.
4
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU
Pasien kurang bersemangat sejak 2 hari. Pasien mengeluh susah tidur seperti tidak enak perasaan, juga terasa
nyeri kepala. Komunikasi 2 arah dengan pasien baik, cenderung murung, sedih, serta kurang memiliki minat
untuk menonton televisi.
Riwayat kanker payudara tahun 2013, sudah dioperasi pengangkatan payudara sebelah kiri tahun 2014,
dilanjutkan kemoterapi intravena sampai tahun 2017, kemudian diganti kemoterapi oral. Pada tahun 2019
dikatakan kanker sudah metastasis ke tulang belakang. Pasien melakukan apa yang disuruh oleh dokter
meskipun awalnya pasien merasa takut dan sulit menerima, tetapi pasien ingin sembuh sehingga pasien
mengikuti saran dokter untuk operasi dan kemoterapi. Sejak 5 bulan terakhir pasien tidak melakukan kemoterapi
akibat pandemi COVID-19. Menurut keluarga, pasien tidak bersemangat dan kelihatan lemah sejak 4 bulan
terakhir.
Pasien menyangkal kecenderungan untuk bunuh diri. Pasien mengalami kesulitan dalam mengurus rumah
tangga seperti memasak dan mengatur keuangan rumah tangga serta tidak bisa konsentrasi.
Menurut suami pasien, pasien tidak ingin melakukan hubungan suami-istri dan sulit mengambil keputusan
selama 4 bulan terakhir
6
Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/ 85 mmHg
PEMERIKSAAN FISIK Frekuensi Nadi : 120 kali per menit, reguler, kuat angkat
Pernapasan : 24 kali per menit
Temperatur : 36,5 oC
STATUS
INTERNUS Kepala : Normosefal, konjungtiva dan sklera normal
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah
bening
DIAGNOSIS KERJA
● Klinis : Hemiparese sinistra + focal tonic seizure
● Topis : Hemisfer cerebri
● Etiologi : Metastasis brain tumor
TERAPI
-Infus Ringer Laktat 20 tetes/ menit
1. Citicoline 500mg/ 12 jam/ intravena
2. Mecobalamin 1 ampul/ 24 jam/ intravena
3. Ranitidin 50mg/ 12 jam/ intravena
4. Fenitoin 100mg/ 12 jam/ drips dalam Nacl 0,9 % 100cc
selama 30 menit
5. Ketorolac 30mg/ 8 jam/ intravena
9
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
Lahir di Maros tanggal 1 Februari 1974
Riwayat Kehidupan
Riwayat kelahiran cukup bulan, ditolong oleh bidan.
Prenatal dan Perinatal
Pasien tumbuh dan berkembang seperti anak pada umumnya.
Riwayat Masa Kanak Setelah tamat SD pasien tidak melanjutkan sekolah ke SMP
Akhir dan Remaja karena masalah biaya. Kegiatan sehari-hari pasien menjual kue,
(12-18 tahun) bermain dengan teman.
RIWAYAT KEHIDUPAN
PRIBADI
12
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL
13
PEMERIKSAAN STATUS
MENTAL PROSES BERPIKIR
Daya Nilai
Arus pikiran Isi Pikiran
dan Tilikan
•Pasien dikenal sebagai orang yang baik, mudah bergaul, namun belum cukup data yang didapatkan untuk
mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian.
AKSIS II
•Stressor psikososial ada pasien tidak bisa melanjutkan kemoterapi akibat pandemi COVID-19
AKSIS IV
18
PEMERIKSAAN EKG (27 Desember 2020)
19
PEMERIKSAAN Pemeriksaan
Imunohistokimia
PENUNJANG (1 September 2015)
-ER Negative
-PR Positive
USG THORAX -HER-2/Neu Positive
(7 Januari 2021)
-Efusi minimal pleura dextra
-Tidak dilakukan
pemasangan thorax
marker pada
hemithorax dextra
Pemeriksaan
histopatologi
(29 Desember 2014)
“Invasif ductal carcinoma
mammae moderate
grade malignancy”
2
0
MRI Kepala
dengan kontras (4 Januari 2021)
Kesan:
-Tumor metastasis dengan
pendarahan intratumoral pada
lobus frontoparietal dextra
disertai perifokal edema yang
mendesak dan menyempitkan
ventrikel lateralis dextra, serta
mengakibatkan herniasi
subfalcine sejauh ±0,4cm
-Retention cyst sinus maxillaris
dextra
21
MSCT Thorax
dengan kontras (8 Januari 2021)
Kesan:
- Gambaran
metastasis tumor
ke paru dan
tulang
- Efusi pleura dextra,
garis fibrotik
pulmo dextra
- hepatosplenomegali
22
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
23
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
2
4
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
25
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
2
6
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
27
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
2
8
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
29
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
3
0
PERJALANAN PENYAKIT
(FOLLOW UP)
31
PROGNOSIS
Ad Fungtionam
Ad malam
Ad Vitam
Dubia ad malam
Ad Sanationam
Ad Malam
32
DISKUSI
33
DEFINISI
Gangguan Jiwa/ Mental
Kelompok gejala atau perilaku yang secara klinis ditemukan
bermakna dan yang disertai dengan penderitaan (distress)
pada kebanyakan kasus, dan yang berkaitan dengan
Perilaku terganggunya fungsi (disfungsi/hendaya) seseorang
34
Gangguan mental lainnya akibat kerusakan dan
disfungsi otak dan penyakit fisik
Adanya penyakit, kerusakan atau disfungsi otak, atau penyakit sistemik yang
diketahui berhubungan dengan salah satu sindrom mental yang tercantum.
Adanya hubungan waktu (dalam beberapa minggu atau bulan) antara
perkembangan penyakit yang mendasari dengan timbulnya dengan timbulnya
sindrom mental.
Tidak adanya bukti yang mengarah pada penyebab alternatif dari sindrom
mental ini (seperti pengaruh yang kuat dari riwayat keluarga atau pengaruh
stress sebagai pencetus) dimana gangguan ini tidak mengarah ke delirium
atau demensia
Untuk • Penyakit masih berlangsung hingga sekarang dan menjadi penyebab gejala
diagnosis mental tersebut, atau
perlu • Penyakit tersebut sudah sembuh tapi meninggalkan sequele / cacat dalam
Pembuktian otak pasien sehingga dapat dibuktikan bahwa gejala mentalnya merupakan
akibat dari sequele penyakit dahulu.
35
Gambaran Utama Suatu Gangguan Mental Organik
36
DEPRESI
Untuk episode depresif dari
ketiga tingkat keparahan
Menurut diagnosis gangguan jiwa dari PPDGJ-III,
tersebut diperlukan masa
gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) : sekurang-kurangnya 2 minggu
- afek depresif untuk penegakan diagnosis,
- kehilangan minat dan kegembiraan, dan akan tetapi periode lebih
- berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan pendek dapat dibenarkan jika
mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit gejala luar biasa beratnya dan
berlangsung cepat.
saja), dan menurunya aktivitas.
Kategori diagnosis episode
Sedangkan gejala lainnya; depresif ringan (F32.0), sedang
a) konsentrasi dan perhatian berkurang, (F32.1), dan berat (F32.2)
b) harga diri dan kepercayaan diri berkurang, hanya digunakan untuk episode
c) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna, depresi tunggal (yang pertama).
d) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis, Episode depresif berikutnya
e) gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh harus diklasifikasi di bawah
salah satu diagnosis gangguan
diri, depresif berulang (F33.-).
f) Tidur terganggu,
g) Nafsu makan berkurang
37
Episode Depresi Sedang
38
Walter Cannon (1920) studi sistematik pertama mengenai
hubungan stres dengan penyakit
39
Aaron T.Beck (1979)
mengemukakan suatu model
depresi yang melihatnya
sebagai pandangan negatif
tentang diri, dunia, dan masa
variabel biologis,
depan. faktor sosial dan
Melakukan studi untuk aspek psikologis
melakukan strategi
perubahan perilaku dengan
terapi kognitif pada pasien
depresi
Depresi
40
ANATOMI OTAK
Lobus frontalis tiga komponen utama yaitu
korteks motorik primer, korteks premotorik, dan
regio prefrontalis.
Korteks motorik primer dan korteks premotorik
membentuk sistem fungsional untuk
merencanakan dan mengontrol gerakan.
Korteks prefrontalis terutama berperan untuk
aktivasi kognisi dan pengendalian perilaku.
Pasien dengan lesi prefrontalis tidak dapat
berkonsentrasi pada satu aktivitas dan sangat
mudah teralihkan oleh stimulus baru.
Mereka tidak dapat melakukan perencanaan
yang rumit dan tidak dapat memprediksi
kejadian berikutnya atau masalah yang dapat
timbul pada pelaksanaan suatu aktivitas.
Penurunan dorongan yang jelas dan
berkurangnya spontanitas juga merupakan
manifestasi klinis dari disfungsi prefrontal.
41
Lesi di lobus fronto-orbital
PSEUDO- PSEUDO-
DEPRESIF PSIKOPATIK
4
3
Tanda dan Gejala
Metastasis Otak
• Sakit kepala terjadi pada 40-50% pasien. Terjadi jika terdapat tumor multipel dan tumor
Nyeri kepala terletak di fossa posterior dan biasanya memiliki intensitas ringan.
• Jenis sakit kepala dapat berupa sakit kepala tipe tegang (77%) dan migrain (9%).
Defisit neurologis • Defisit neurologis fokal terjadi pada 20-40%. Paling sering diderita hemiparesis.
• Secara keseluruhan defisit fokal bergantung pada lokasi tumor
fokal
• Gangguan kognitif berupa gangguan memori, perubahan mood dan perilaku terjadi pada
Gangguan kognitif 30-35% pasien metastasis otak
44
PATOFISIOLOGI METASTASIS
TUMOR KE OTAK
45
Pemeriksaan Penunjang
4
6
TATALAKSANA
47
Benzodiazepin (Alprazolam) memiliki efek
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) antidepresan yang sama dengan obat trisiklik,
agen lini pertama terapi depresi, gangguan tetapi tidak efektif pada pasien dengan depresi
obsesif-kompulsif, gangguan panik, depresi berat.
pada lansia dan gangguan akibat penyakit Benzodiazepin meningkatkan kerja reseptor
medis, serta gangguan mental lainnya. Gamma-Aminobutiric Acid (GABA-A) yang
Fluoxetine waktu paruh yang panjang 2-3 membuka saluran klorida dan mengurangi
hari dibanding SSRI lainnya. kecepatan letupan neuronal dan otot.
SSRI dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 Karena distribusi jaringan yang luas
(CYP) isoenzim CYP 2D6. benzodiazepin memiliki efek sedatif,
Efek dari SSRI inhibisi ambilan kembali relaksan otot, dan antikonvulsan.
serotonin tanpa efek pada ambilan kembali Dosis dapat diberikan 1-1,5mg per hari dan
norepinefrin dan dopamin. dapat ditingkatkan 0,5mg per hari hingga
Dosis awal pemberian fluoxetine 20mg/hari, dosis maksimal 4mg per hari.
dapat ditingkatkan hingga 40-80 mg/hari. Efek samping mengantuk dan dapat
Efek samping pemberian fluoxetine efek mengakibatkan depresi napas apabila
rebound akibat putus zat, gangguan diberikan bersamaan dengan alkohol.
gastrointestinal sepeti mual, muntah, sakit Efek toksik aplrazolam dapat
kepala, gejala mirip migraine mengakibatkan kebingungan, slurred
speech, ataksia, hiporefleksia, dispnea
48
TERIMA KASIH
MOHON SARAN DAN
BIMBINGANYA
4
9