Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

Anjing adalah salah satu hewan peliharaan yang hingga kini


menduduki urutan pertama sebagai hewan peliharaan yang paling banyak diminati
masyarakat, baik masyarakat Indonesia maupun mancanegara. Di jaman millenial
ini, anjing memiliki berbagai macam manfaat bagi kelangsungan hajat hidup
manusia seperti berburu, menjaga ladang, menjaga rumah, melacak, serta untuk
memenuhi kepuasan pemilik. Dalam pemeliharan hewan biasanya ada dua acara yaitu
dikandangkan atau dibebaskan tanpa dkandangkan. Hewan-hewan yang dilepaskan
seringkali memiliki potensi untuk terjadinya gangguan traumatic. Gangguan tarumatik
yang dimaksud dapat berupa fraktur atau patah tulang.
Fraktur merupakan kasus yang sering terjadi pada manusia maupun hewan.
Fraktur pada hewan umumnya disebabkan karena trauma dan penyakit (pathologic
fracture). Menurut Piermattei et al. (2006), sekitar 75 – 80% kejadian fraktur pada
hewan terjadi akibat kecelakaan. Tingginya insiden fraktur dan kasus kerusakan
tulang yang parah akibat trauma, infeksi, reseksi tumor, delayed union, mal union
maupun non union pada manusia maupun hewan memerlukan penanganan yang serius.
Kerusakan tulang yang parah tidak sembuh secara spontan, sehingga proses
kesembuhan alami pada daerah yang rusak seringkali terhambat.

Rumusan Masalah
1. Apa yang menyebabkan terjadinya fraktur pada hewan?
2. Penanganan atau treatment apa yang dilakukan ketika seekor hewan
mengalami fraktur?
Tujuan Tulisan
Berdasarkan latar belakang dan rurnusan rnasalah di atas, adapun tujuan
penulisan dari paper ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan memahami faktor – faktor apa saja yang dapat
menyebabkan fraktur pada hewan .
2. Untuk memahami cara penanganan dan treatment pada hewan ketika
terjadi fraktur

1
Manfaat Tulisan

Berdasarkan tujuan diatas adapun rnanfaat yang diperoleh dari penulisan


paper ini adalah sebagai berikut:
Mahasiswa atau pernbaca rnarnpu rnernaharni dan rnengetahui secara rnendalarn
tentang Fraktur Inkomplit pada hewan serta melalui kajian materi dari paper ini
diharapkan rnahasiswa mampu mengaplikasikan ilmunya di lapangan.
Prognosis
Untuk mengetahui prognosis kita harus berdasarkan anamnesa dari pemilik
hewan, pemeriksaan fisik, tanda klinik yang ditunjukkan oleh anjing, pengukuran pada
tulang yang fraktur, dan didukung oleh pemeriksaan radiologi dengan foto
rontgen. Prognosis bervariasi tergantung dari trauma di mana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang serta pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir
mendadak, dan bahkan kontraksi otot eskstrim
Koesharjono.C. 2010. Fraktur pada anjing dan kucing. http://veterinaryclinic-
drhkoes.blogspot.com/p/pincang-pada-anjing-dan-kucing.html Diakses 23
April 2018
Ningrat, Dewa. 2016. Fraktur Os Tibia Fibula Pada Anjing Lokal. Laboratorium
Bedah Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana

Sudisma, I G.N., I G.A.G.P. Pemayun., A.A.G.J. Warditha., I W. Gorda.


2006.Ilmu Bedah Veteriner dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai