Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA TANAMAN

“BINTIL AKAR”

Disusun Oleh
Nama : Muhammad Isa Abdullah A
NIM : 205040200113042
Kelas :B
Asisten : Ariesta Yudha Setiawan, SP

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bakteri Rhizobium adalah kelompok bakteri yng berkenampuan sebagai
penyedia hara bagi tanaman. Rhizobium hnya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila
berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tnaman khususnya berkatan dengan masalah ketersediaan hara bagi
tanaman inangnya. Simbiosis ini menyebabkan bakteri Rhizobium dapat menambat
nitrogen dari atmosfir, dan selanjutnya dapat digunakan oleh tamaman inangnya.
Nitrogen merupakan suatu unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
banyak, yang berfungsi sebagai penyusun protein dan penyusun enzim. Tanaman
memerlukan suplai nitrogen pada semua tingkat pertumbuhan, terutama pada awal
pertumbuhan, sehingga adanya sumber N yang murah akan sangat membantu
mengurangi biaya produksi. Jika unsur nitrogen terdapat dalam keadaan kurang, maka
pertumbuhan dan produksi tanaman akan terganggu.
Simbiosis di cirikan dengan terbentuknya dengan bintil akar pada sistem
perakaran tanaman legum. Bintil akar tersebut merupakan organ simbiosis dan tempat
berlangsungnya proses penambatan nitrogen dari udara, sehingga tanaman mampu
memenuhi sebagian besar kebutuhan nitrogennya dari proses penambatan tersebut.
Asosiasi antara bakteri Rhizobium dengan tanaman inang bersifat spesifik (khas).
Faktor penentu yang berperan dalam spesifikasi asosiasi ini adalah Lektin
(Phytohemaglutinin) yang dihasilkan oleh sistem perakaran legum yang membentuk
bintil akar. Bintil akar terbentuk melalui serangkaian proses, yang diawali dari
kehadiran suatu strain bakteri Rhizobium sebagai mikrosimbion pada bulu – bulu akar
tanaman leguminosa (sebagai makrosimbion), dan selanjutnya dengan penyusupan lebih
lanjut ke jaringan akar yang lebih dalam. Saling tindak antara bakteri Rhizobium
dengan jaringan akar yang menghasilkan pembentukan bintil akar. Dalam saling tindak
tersebut, sel Rhizobium akan berubah bentuk menjadi bakteroid, sedang di bagian
tengah jaringan bintil akar akan terbentuk pigmen berwarna merah yang disebut
leghaemoglobin yang di bentuk oleh bacteriod yang merupakan komponen yang terlibat
langsung dalam proses penambatan nitrogen.
1.2 Tujuan
Diharapkan praktikkan mampu membedakan dan memahami bakteri yang masih
aktif dengan bakteri yang sudah tidak aktif pada bintil akar.
1.3 Manfaat
Dengan dilaksanakan praktikkum kali ini diharapkan praktikkan memahami apa
itu bintil akar,bakteri rizhobium dan pengaruhnya pada tanaman.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Bintil Akar


Bintil akar merupakan symbiosis antara akar dengan bakteri Rhizobium
japonicum (Kumalasari et al, 2013).

Interaksi sengon laut-rhizobia menyebabkan terbentuknya tonjolan kecil di akar


yang disebut dengan bintil akar (Sari dan Prayudyaningsih, 2018).

Bintil akar adalah sebuah interaksi saling menguntungkan antara akar tanaman
legume dengan bakteri Rhizobium (Ni’am dan Bintari, 2017).

Nodul akar merupakan hasil interaksi yang berhasil antara tumbuhan inang dan
bakteri tanah, Rhizobium spp (Verma and Andy, 2006).

Nodul pada akar legum merupakan akibat interaksi dengan bakteri tanah α dan β
rhizobia. S (Dudeja et al, 2012).
2.2 Fungsi Bintil Akar
Fungsi dari bintil akar adalah berfungsi untuk mengikat unsur nitrogen bebas
dan membantu dalam penyuburan tanah (Kumalasari et al, 2013).

Bintil akar dapat menyuburkan tanah karena dapat menghemat penggunaan Nh3
yang tersedia di tanah dan onyediaan unsur nitrogen ketanah (Ni’am dan Bintari, 2017).

Simbiosis ini akan membentuk bintil pengikat nitrogen (bintil) yang mengikat
nitrogen pada akar legum di dalam tanah, dan dapat meningkatkan kesuburan tanah
(Dudeja et al, 2012).
Ikatan nitrogen yang diperoleh melalui bintil akar dapat menggantikan pupuk
nitrogen dan membantu petani. Oleh karena itu, legum sering dimanfaatkan untuk
sistem pergiliran tanaman, agar tanah dapat kembali subur (Verma and Andy, 2006).
2.3 Proses Pembentukan Bintil Akar
Bintil akar dibentuk oleh Rhizobium pada saat tanaman kedelai masih muda
yaitu setelah terbentuk rambut akar pada akar utama atau pada akar cabang. Bintil akar
terbentuk akibar rangsang pada permukaan akar yang menyebabkan bakteri dapat
masuk kedalam akar dan berkembang dengan pesat didalaamnya (Kumalasari et al,
2013).

Pembentukan bintil akar pada kacang-kacangan terjadi melalui kontak molekuler


antara rhizobia (mikrosimbion) dan polong-polongan (makrosimbion). Kontak terjadi
ketika akar mengeluarkan berbagai macam senyawa (root exudate) yang dikenali oleh
bakteri sehingga mampu menginfeksi akarnya. Jumlah dan variasi eksudat akar yang
dihasilkan tanaman dipengaruhi oleh faktor biotik dan abiotik lingkungan, juga jenis
dan umur tanaman. Faktor-faktor itu tentu saja juga mempengaruhi pembentukan dan
perkembangan bintil akar (Dudeja et al, 2012).
2.4 Mekanisme Fiksasi Nitrogen oleh Bintil Akar
Fiksasi N2 dari atmosfer merupakan proses biologi terpenting kedua setelah
fotosintesis. Dalam proses tersebut terjadi reduksi gas N2 menjadi 2 molekul ammonia
yang dilakukan oleh mikroba yang memiliki enzim nitrogenase. Fiksasi N2 dapat terjadi
secara simbiosis antara tanaman legume dengan rhizobia penambat N2. Penambatan N2
melalui tanaman leguminose hanya terjadi di dalam bintil akar efektif yang
mengandung bakteroid rhizobium. Penambatan N2 oleh rhizobia terjadi melalui reduksi
molekul N2 menjadi ammonia dengan reaksi berikut :
N2 + 8H+ + 8e- + 16 MgATP  2NH3 + H2 + 16MgADP + 16Pi
Ammonia yang terbentuk kemudian ditransfer dari bakteroid ke dalam sel akar
inang dan dikonversi menjadi aspargin. Aspargin selanjutnya ditranslokasikan ke bagian
atas tanaman, sedangkan tanaman menyuplai nutrisi dalam bentuk fotosintat untuk
mendukung aktivitas Rhizobia. 32 % fotosintat dialirkan ke dalam bintil akar yang
digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan bintil (5 %), untuk respirasi (12 %)
serta dikembalikan kepada tanaman dalam bentuk kombinasi dengan nitrogen (15 %).
Nitrogen yang difiksasi melalui tanaman leguminose dapat secara langsung dan tidak
langsung ditransfer kepada tanaman lainnya yang tumbuh di sekitar tanaman
leguminose.
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
NO Alat dan Bahan Fungsi
1 Pisau Untuk memotong bintil akar pada
kacang tanah
2 Scalpel Untuk memotong bintil akar
3 Pinset Untuk mempertahankan posisi
bintil akar saat dibelah
4 Petridish Sebagai wadah
5 Tanaman kacang tanah utuh Sebagai bahan pengamatan

3.2 Cara Kerja

1. Siapkan alat dan bahan

2. Memotong akar/bintil akar


pada tanaman kacang tanah

3. Membelah bintil akar


menjadi 2 bagian

4. Amati warnanya
3.3 Analisa Perlakuan
Menyiapkan peralatan dan bahan praktikum, memotong akar pada tanaman
kacang tanah dengan menggunakan pisau, setelah itu ambil bintil akar dan potong
dengan menggunakan scalpel dengan bantuan pinset agar lebih mudah saat membelah,
taruh bintil akar ke petridish dan amati warna pada bintil akar,jika warna pada bintil
akar bewarna merah maka bakteri yang ada pada bintil akar masih aktif,sebaliknya jika
bintil akar tidak bewarna maka bintil tidak memiliki bakteri yang aktif.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Pembahasan

(Sumber : Sari dan Prayudyaningsih, 2018).


Menurut Sari dan Prayudyaningsih, (2018) bintil akar setelah dibelah, yaitu ada
yang berwarna merah muda (efektif menambat nitrogen/masih aktif), warna hijau (bintil
masih muda, belum efektif menambat nitrogen) dan warna hitam (bintil sudah tua, tidak
aktif lagi menambat nitrogen).
Tanda yang gampang dilihat jika tanaman kedelai aktif mengambil N dari udara
adalah nodul yang berkembang di akar berwarna merah apabila dibelah (Litbang, 2010
dalam Saragih et al, 2016).
Bintil akar yang aktif menambat N2 mengandung protein yang disebut
leghaemoglobin, berwarna merah muda-merah, atau kecoklatan. Bintil akar yang tidak
efektif kurang leghaemoglobin, berwarna putih (Saraswati et al., 2007 dalam Eka Sari
et al, 2018).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa bakteri Rizhobium sangat
diperlukan dalam bidang pertanian karena membentuk bintil akar yang kemudian
berfungsi untuk mengikat nitrogen bebas untuk menyuburkan tanah. Ciri-ciri bakteri
yang masih aktif pada bintil akar adalah saat dibelah warna bintil akar bewarna merah
muda atau merah,sedangkan bintil akar yang sudah tidak aktif tidak bewarna.

5.2 Saran
Sebaiknya lebih dijelaskan lagi dari fungsi alat-alat yang digunakan dalam
pengamatan bintil akar.
DAFTAR PUSTAKA

Kumalasari I.D., Astuti E.D., dan Prihastanti E. 2013. Pembentukkan Bintil Akar
Tanaman Kedelai (Glycine max (L) Merrill) dengan Perlakuan Jerami Pada
Masa Inkubasi Yang Berbeda. Jurnal Sains dan Matematika. 21 (4) : 103-107.
Sari R dan Prayudyaningsih R. 2018. Perkembangan Bintil Akar Pada Semai Sengon
Laut (Paraserianthes falcataria (L) Nielsen). Info Teknis EBONI. 15 (2) : 105-119.
Ni’am A.M. dan Bintari S.H. 2017. Pengaruh Pemberian Inokulan Legin dan Mulsa
Terhadap Jumlah Bakteri Bintil Akar dan Pertumbuhan Tanaman Kedelai
Varietas Grobogan. Jurnal MIPA. 40 (2) : 80-86.
Verma D.S. and Andy Hu C.A. 2006. Root Nodule Development : Origin,Function, dan
Regulation of Nodulin Genes. Physiologia Plantarum. 85 (2) : 253-265.
Dudeja S.S., Sheokand S.,and Kumari S. 2012. Legume Root Nodule Development and
Functioning Under Tropics and Subtropics : Perspectives and Challenges.
Legume Research. 35 (2) : 85-103.
Saragih S.D., Hasanah Y., dan Bayu E.S. 2016. Respons Pertumbuhan dan Produksi
Kedelai (Glycine max (L) Merrill) Terhadap Aplikasi Pupuk Hayati dan Tepung
Cangkang Telur. Jurnal Agroekoteknologi. 4(3) : 2167-2172.
Sari E., Flatian A.N.,Sari Z.I., Sulaeman E. 2018. Isolasi dan Karakterisasi Rhizobium
Dari Glycine max (L) dan Mimosa pudica Linn. Ekotonian : Jurnal Penelitian
Biologi,Botani,Zoologi dan Mikrobiologi. 3 (2) : 55-62.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai