Askep LP Dan LK Bronchitis
Askep LP Dan LK Bronchitis
“BRONCHITIS”
DISUSUN OLEH :
NANI CAHYA NN
NIM 20200305010
DOSEN PEMBIMBING
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamasi pada
pembuluh bronkus, trakea dan bronkioli. Inflamasi menyebabkan bengkak pada
permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan menimbulkan sekresi dari cairan
inflamasi (Ngastiyah, 2005).
Bronkitis berarti infeksi bronkus. Bronkitis dapat dikatakan penyakit tersendiri,
tetapi biasanya merupakan lanjutan dari infeksi saluran peranpasan atas atau bersamaan
dengan penyakit saluran pernapasan atas lain seperti Sinobronkitis,
Laringotrakeobronkitis, Bronkitis pada asma dan sebagainya (Santoso, 2004).
B. ETIOLOGI
1. Rokok
C. ANATOMI PATOLOGI
Bronkus merupakan suatu strktur yang terdapat didalam mediastinum.
Bronkus juga merupakan percabangan dari trakhea yang membentuk bronkus utama
kiri dan bronkus utama kanan. Panjangnya kurang lebih 5 cm diameternya 11-19 cm,
dan luas penampangannya 3, 2 cm.
D. PATOFISIOLOGI
Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara yang biasa terdapat di
daerah industri. Temuan patologis utama pada bronkritis kronik adalah hipertropi
kelenjar mukosa bronkus dan peningkatan jumlah sel goblet dengan infiltrasi sel-sel
radang dan edema mukosa bronkus. Pembentukan mukus yang meningkat
mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang di sertai
peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronkhiolus yang kecil
sedemikian rupa sehingga bronkhiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar.
Interaksi pernafasan
jangka panjang
Infeksi saluran
pernafasan
Akumulasi sekret
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk terutama pada pagi hari pada perorok
Makin lama batuk makin berat timbul siang maupun malam, penderita
terganggu tidurnya. Bila timbul infeksi saluran nafas, batuk- batuk tambah
berat dan berkurang bila infeksi hilang.
2. Dahak
Sputumnya putih atau mukoid. Bila ada infeksi, sputumnya menjadi purulen
atau muko purulen dan kental
3 Sesak.
Sesak timbul terutama pada musim dingin dan kemampuan kerja penderita
berkurang.sesak nafas bertambah apabila timbul infeksi, kadang- kadang
disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal
yang menetap.
4. Blue Blotter.
Biasanya dianggap acuh oleh para perokok, karena dianggap batuk karena merokok.
Sesak nafas
b. Gejala Berikutnya
Kelemahan fisik yang jelas
Sesak nafas
Nafas pendek dan penggunaan otot-otot aksesorius saat bernafas
Sianosis
Edema kaki, pelebaran vena leher (blue bloater)
Kesadaran menurun, tremor, hipoksemia hiper kapuca.
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan bronkitis akut secara umum berupa terapi suportif yang berfokus untuk
mengontrol batuk. Hal ini disebabkan karena 90% penyebab penyakit adalah virus.
1. Antibiotik
Penggunaan antibiotik dalam penatalaksanaan bronkitis akut secara berlebihan
telah menjadi isu kesehatan masyarakat selama beberapa dekade. Pada
kenyataannya, sebagian besar bronkitis akut tidak memerlukan antibiotik
karena disebabkan oleh virus. Penggunaan antibiotik yang sampai saat ini
rutin diberikan, seperti erithromycin, doxycycline, atau cotrimoxazole, hanya
memberikan keuntungan yang minimal dan dapat meningkatkan resistensi
pasien terhadap obat tersebut. Meskipun demikian, 80% dokter memberikan
antibiotik pada pasien dengan bronkitis akut.
Beberapa data klinis menyatakan bahwa antibiotik tidak memiliki manfaat
yang signifikan dalam mempercepat durasi penyembuhan dan hanya
memberikan keuntungan yang minimal dibandingkan dengan risiko
penggunaan antibiotik itu sendiri. Terdapat sebuah meta analisis yang
menyatakan bahwa penggunaan antibiotik pada pasien dengan bronkitis akut
secara signifikan menurunkan keluhan batuk, namun tidak didapatkan adanya
perubahan pada keterbatasan aktivitas pasien. The American College of Chest
Physicians (ACCP) tidak merekomendasikan penggunaan antibiotik rutin
pada pasien dengan bronkitis akut.
Antibiotik dapat diberikan hanya pada bronkitis akut yang disebabkan
oleh Bordetella pertussis. Terapi yang diberikan adalah erythromycin 250
sampai 500 mg, 4 kali dalam sehari. Beberapa pilihan antibiotik yang bisa
diberikan adalah golongan makrolida, seperti clarithromycin dan
azithromycin.
2. Terapi Simtomatik
Beberapa terapi yang umum diberikan pada pasien dengan bronkitis akut
adalah antitusif, ekspektoran, dan medikasi inhaler.
a) Antitusif
Penggunaan antitusif seperti dextromethorphan dan codeine cukup
sering diberikan untuk mengatasi keluhan batuk. Namun, bukti klinis
efektivitas penggunaan codeine dalam penatalaksanaan bronkitis akut
masih sangat terbatas. Didapatkan beberapa studi klinis bahwa
penggunaan codeine tidak berbeda bermakna dengan placebo.
Beberapa studi menyatakan bahwa dextromethorphan tidak efektif
dalam supresi batuk pada anak dengan bronkitis dan lebih memberikan
efek samping berupa sedasi. FDA tidak merekomendasikan pemberian
antitusif pada anak dengan usia di bawah 6 tahun.[7,8,9]
b). Beta-2-agonis
Terapi dengan beta-2-agonis short acting ipratropium bromide dan
teofilin dapat mengontrol keluhan, seperti bronkospasme dan dyspnea
pada pasien bronkitis akut yang mengalami wheezing atau memiliki
riwayat penyakit paru. Namun, penggunaan beta-2-agonis secara rutin
belum direkomendasikan karena studi klinis yang masih terbatas. Pada
sebuah Randomised Control Trial (RCT) didapatkan bahwa pasien
tanpa penyakit paru sebelumnya yang mengalami bronkitis akut tidak
mengalami perbaikan yang signifikan pada keluhan batuk dengan
menggunakan beta-2-agonis.[7,8,9]
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi secret
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan ddengan kerusakan alveoli
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubumgan penumpukan sekret.
H. INTERVENSI
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan produksi secret
Kriteria Hasil :
Menunjukan batuk efektif dan meningkatkan pertukaran gas pada
paru-paru.
Menyebutkan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Pengkajian Fokus
Kemampuan untuk mempertahankan posisi tegak
Batuk (produktif, nyeri, efektif)
Sputum (warna, karakter, jumlah, bau)
Intervensi:
1. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :
a.Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.
b. Lakukan pernafasan diafragma
c.Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)
d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari
belakang mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
2. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :
a.Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2
sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah
jantung / penyakit ginjal
b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.
3. Ajarkan klien tentang metode yang tepat tentang pengontrolan batuk :
a.Nafas dalam dan perlahan saat duduk setengah mungkir.
b. Lakukan pernafasan diafragma
c.Tahan nafas 3-5 detik kemudian secara perlahan keluarkan sebanyak mungkin
melalui mulut. (Sangkar iga bawah dan abdomen harus turun)
d. Lakukan nafas kedua,tahan dan batukan dari dada (bukan dari belakang
mulut / tenggorokan) dengan melakukan dua batuk pendek dan kuat.
4. Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi :
a.Mempertahankan hidrasi yang adekuat meningkatkan masukan cairan 2
sampai 3 Quart / hari bila bukan kontrain dikasi karena penurunan curah
jantung / penyakit ginjal
b. Pertahankan kelembaban adekuat udara yang dihirup.
Intervensi:
a. Awasi suhu
b. Kaji pentingnya latihan nafas, batuk efektif, perubahan posisi sering dan
masukkan cairan adekuat
c. Observasi warna, karakter, bau sputum.
d. Tekankan cuci tangan yang benar
e. Awasi pengunjung, berikan masker sesuai indikasi
CASE
Pasien Tn R 44 tahun diantar istrinya datang ke IGD RS dengan keluhan batuk sejak 5
hari yang lalu dan terus menerus, batuk berdahak dengan warna lendir putih kekuningan
disertai dengan sesak nafas. Pasien mengatakan juga demam sejak 4 hari yang lalu. Awalnya
tidak begitu panas, tapi setelah beberapa hari panasnya semakin tinggi. Tn R merupakan
seorang perokok aktif bila dirumah. Setelah dilakukan pemeriksaan didapatkan data suhu
38,30 C nadi 112x/ menit RR : 45 kali dari aukultasi suara nafas ditemukan ronkhi di kedua
lapang paru. Tn R didiagnosa dengan bronkitis.
5.1. Pengkajian
5.1.1. Riwayat Keperawatan
1. Biodata pasien
Nama : Tn.R
Usia : 44 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Surabaya
Agama : Islam
Masuk rumah sakit : 3 Juni 2015
Tanggal pengkajian : 3 Juni 2015
2. Keluhan utama.
Batuk terus – menerus disertai dahak.
3. Riwayat penyakit sekarang.
Tn R mengalami batuk sejak 5 hari yang lalu dan terus menerus, batuk
berdahak dengan warna lendir putih kekuningan disertai dengan sesak nafas
dan panas tinggi sejak 4 hari yang lalu
4. Riwayat penyakit dahulu.
Tidak ditemukan
5. Riwayat penyakit keluarga.
tidak ditemukan.
6. Pemeriksaan Fisik
TD: 110/86 S: 38,3 ºC N:112x/menit RR:45x/menit
A. B1 – B6
1. B1 (Breathing)
a. Pola Napas :
Irama Teratur √ Tidak Teratur
Jenis √ Dispnea Kusmaul Ceyne Stokes
Lain – lain ...
b. Bunyi Napas :
Vesikuler kanan kiri
Wheezing kanan kiri
√ Ronchi √ kanan √
kiri
Melemah kanan kiri
Menghilang kanan kiri
c. Sesak Napas :
Ya Tidak
√
d. Otot Bantu Napas :
Ya, sebutkan ... √ Tidak
e. Batuk :
Ya Tidak
√
f. Produksi Sputum :
√ Tidak
Lain – lain : ...
1. B2 (Blood)
a. Irama jantung :
√ Reguler Irreguler
b. Nyeri Dada :
Ya √ Tidak
c. CRT :
3. B4 (Bladder)
a. Kebersihan :
√ Bersih Kotor
b. Urin : Jumlah : - cc/ hr warna : ...
c. Kateter : Jenis: - Mulai : ...
d. Kendung kencing
Membesar : ya √ tidak
Nyeri tekan : ya √ tidak
e. Gangguan :
4. B5 (Bowel)
a. Nafsu makan :
Baik √ menurun frekuensi : ... x/hari
Mual muntah
b. Porsi makan :
Habis √ tidak Ket : ...
c. Diet saat ini : Diet bebas
d. Makanan kesukaan : -
e. Perubahan BB:
8. Analisa data
Masalah
N Data Etiologi
O Keperawatan
1 Perokok pasif
↓
Iritasi jalan napas
↓
Inflamasi
↓
DS : pasien mengatakan batuk
Bronkitis
berdahak sejak 5 hari yang lalu
↓
disertai dengan sesak napas.
Hipertorfi kelenjar Ketidakefektifan
DO :
mucus &
RR : 26 kali/ menit bersihan jalan
peningkatan sel
Nadi : 112kali/ menit
goblet, fungsi silia napas
Ada suara napas ronkhi
menurun
tambahan
↓
Rontgen : Bronchitis acut
Hipersekresi lendir
↓
Batuk produktif
↓
Bersihan jalan napas
tidak efektif
2 DS : pasien mengatakan panas Perokok Pasif Hipertermia
sejak 4 hari yang lalu. ↓
DO : Iritasi jalan napas
Suhu : 38,3o C ↓
Inflamasi
↓
Bronkitis
↓
Proses makrofag
↓
Eksresi mediator
inflamasi
(prostaglandin,
bradikinin, histamin )
↓
Merangsang
hipotalamus
↓
Peningkatan suhu
Intervensi Rasional
1. Pertahankan lingkungan yang Lingkungan dingin akan
dingin. menghilangkan suhu tubuh melalui
panas pancaran.
Intervensi Rasional
Tingkatkan intake makanan melalui: Cara khusus untuk meningkatkan
nafsu makan
a. Mengurangi gangguan dari
lingkungan seperti berisik,
dan lain-lain.
b. Jaga privasi pasien
c. Jaga kebersihan ruangan
(barang-barang seperti
sputum pot, urinal tidak
berada dekat dengan tempat
tidur)
Berikan obat sebelum makan jika
ada indikasi
Jaga kebersihan mulut pasien Mulut yang bersih meningkatkan
nafsu makan
Bantu pasien makan jika tidak Membantu pasien makan
mampu
Sajikan makanan yang mudah Meningkatkan selera makan dan
dicerna, dalam keadaan hangat, intake makan
tertutup, dan berikan sedikit-sedikit
tapi sering
Selingi makan dengan minum Memudahkan makanan masuk
Hindari makanan yang banyak Mengurangi rasa nyaman
mengandung gas
Ukur intake makanan dan Observasi kebutuhan nutrisi
timbang berat badan
Lakukan latihan pasif dan aktif Menambah nafsu makan
Kaji tanda vital, sensori, bising Membantu mengkaji keadaan pasien
usus
Monitor hasil lab, seperti Monitor status nutrisi
glukosa, elektrolit, albumin,
hemoglobin, kolaborasi dengan
dokter