Anda di halaman 1dari 1

MANUSIA, KEBERAGAMAN, DAN KESETARAAN

Keragaman manusia sudah menjadi fakta social dan fakta sejarah kehidupan. Sehingga pernah muncul
penindasan, perendahan, penghancuran dan penghapusan rasa atau etnis tertentu. Dalam sejarah
kehidupan manusia pernah tumbuh ideology atau pemahaman bahwa orang berkulit hitam adalah
berbeda, mereka lebih rendah dan dari yang berkulit putih. Contohnya di Indonesia, etnis Tionghoa
memperoleh perlakuan diskriminatif, baik secara social dan politik dari suku-suku lain di Indonesia. Dan
ternyata semua yang telah terjadi adalah kekeliruan, karena perlakuan merendahkan martabat orang
atau bangsa lain adalah tindakan tidak masuk akal dan menyesatkan, sementara semua orang dan
semua bangsa adalah sama dan sederajat. Sehingga keragaman yang dimaksud disini adalah suatu
kondisi masyarakat dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku
bangsa dan ras, agama dan keyakinan, ideologi, adat kesopanan serta situasi ekonomi.

Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk dan dinamis, antara lain ditandai oleh keragaman suku
bangsa, agama, dan kebudayaan. Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman
suku bangsa yang begitu banyak, terdiri dari berbagai suku bangsa, mulai dari Sabang hingga Merauke,
ada suku Batak, suku Minang, suku Ambon, suku Madura, suku Jawa, suku Asmat, dan masih banyak
lainnya.Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu, keragaman menunjukan
bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa disamakan.
Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis, sosiokultural dan agama
serta kepercayaan.

Seiring dengan hal tersebut, memasuki era globalisasi manakala batas-batas negara dan kelompok
semakin cair maka persoalan pertemuan berbagai kebudayaan yang berbeda, akan semakin sulit untuk
dihindari. Seperti yang diungkapkan Samuel Huntington bahwa dunia akan menghadapi perang
peradaban. Menurutnya masa pasca perang dingin, perbedaan yang paling penting antara ummat
manusia bukan idiologi, politik atau ekonomi melainkan perbedaan budaya. Hal ini juga membawa
pengaruh pada bentuk – bentuk konflik yang berbahaya, yang terjadi antar ummat manusia bukan
antara kelas sosia, melainkan antara kelompok-kelompok budaya.

Kemajuan teknologi membuat semakin cairnya batas-batas negara sehingga justru membuka ruang
untuk pertemuan berbagai budaya. Masalahnya pertemuan berbagai kebudayaan ini, tidak terlalu
berjalan mulus, banyak perbedaan – perbedaan yang muncul di permukaan yang belum tentu dapat
diterima kelompok lain. Di samping itu, demokratisasi yang mengusung nilai-nilai kebebasan
berekspresi, justru menjadi ladang yang subur untuk tumbuhnya kesadaran-kesadaran kelompok
budaya, baik itu etnis, agama maupun jenis kelamin.

Anda mungkin juga menyukai