Buku Identifikasi Dan Asesmen
Buku Identifikasi Dan Asesmen
1
2
3
4
5
6
GAMBARAN UMUM IDENTIFIKASI
DAN ASESMEN ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
ABK akan mencapai hasil belajar yang optimal di sekolah apabila guru mampu
mengidentifikasi karakteristik ABK sebelum mengembangkan pembelajaran.
baik karakteristik umum maupun khusus. Karakteristik umum berupa
pengetahuan tentang sejumlah kelebihan yang dimiliki ABK, sedang
karakteristik khusus ialah data yang dimiliki setiap anak di kelas. Data tersebut
dapat diperoleh guru baik dari hasil identifikasinya maupun diterima dari
identifikator profesional
Pada Unit ini Anda akan diajak mencermati, cara mengidentifikasi dan
melakukan asesmen ABK, sehingga Anda akan diantarkan untuk dapat
mencapai indikator sebagai berikut.
1. Pengantar
Substansi pada subunit buku dua ini akan memberikan penjelasan kepada
Anda untuk mengkaji hakekat identifikasi dan asesmen yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Inklusi. Praktek mengidentifikasi
merupakan tugas untuk berobservasi mengadakan asesmen di Sekolah Inklusif
atau SLB yang ditunjuk. Setelah mengidentifikasi pembaca mengadakan
simulasi case conference untuk menindaklanjuti praktek identifikasi. Praktek
asesmen dengan menggunakan format asesmen non formal di SD atau SLB
yang ditunjuk.
8
1. Definisi Identifikasi ABK
9
Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus
menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang.
Menurut Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan
informasi tentang seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat
pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan keadaan anak. Dalam
konteks pendidikan , Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen
sebagai salah satu dari tiga aktivitas penting di bidang pendidikan bahkan
mengawali dari aktifitas yang lain, ialah (1) asesmen (2) diagnostik (3)
preskriptif. Dengan demikian maka asesmen dilakukan untuk menegakkan
diagnosis, dan berdasarkan diagnosis tersebut dilakukan langkah berikutnya
ialah preskrepsi, yakni perencanaan program pendidikan.
Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam
Dr.Mulyono Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya
penanggulangan kesulitan belajar, asesmen dilakukan untuk lima keperluan,
yaitu untuk (1) penyaringan (screening ), (2) pengalihtanganan (referral), (3)
klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran ( instructional
planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar (monitoring pupil progress).
10
Dijelaskan lebih jauh bahwa hasil asesmen akan menjadi bahan yang penting
untuk merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah fungsi
asesmen bagi anak khususnya dibidang pendidikan. Tujuan utama dari suatu
asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi yang relevan
dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran
pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.
Latihan
Substansi pada subunit ini akan memberikan penjelasan tujuan identifikasi ABK
di Sekolah Dasar. Untuk itu diharapkan Anda dapat mencermati dengan baik
mengenai uraian dan ilustrasi yang ada. Selain itu diharapkan pula untuk
membaca berbagai referensi lain yang relevan dengan konteks bahasan.
Dengan demikian, usai mengikuti pembelajaran ini Anda diharapkan mampu
menjelaskan tujuan melakukan identifikasi anak berkebutuhan khusus di
Sekolah Dasar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya
lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak
tergolong anak dengan kebutuhan khusus atau bukan.
11
a. Merumuskan definisi
b. Menentukan spesifikasi
c. Menentukan prosedur
d. Menempatkan anak
Sedangkan menurut Rice (1985),tujuan identifikasi adalah untuk:
a. Menjabarkan karakteristik
b. Merancang niminasi
c. Menentukan alat tes dan penjaringan data
d. Mereview kasus dan menentukan program.
e. Melakukan reevaluasi.
Dalam rangka pendidikan inklusi, kegiatan identifikasi ABK dilakukan untuk
lima keperluan, yaitu: (1) penjaringan (screening), (2) pengalihtanganan
(referal), (3) klasifikasi, (4) perencanaan pembelajaran, dan (5) pemantauan
kemajuan belajar. Kegiatan identifikasi sifatnya masih sederhana dan tujuannya
lebih ditekankan pada menemukan (secara kasar) apakah seorang anak
tegolong anak berkebutuhann khusus atau bukan. Maka biasanya identifikasi
dapat dilakukan oleh orang-orang yang dekat (sering berhubungan/bergaul)
dengan anak, seperti orang tuanya, pengasuh, guru dan pihak lain yang terkait
dengannya. Sedangkan langkah selanjutnya, yang sering disebut asesmen,
dan bila diperlukan dapat dilakukan oleh tenaga profesional, seperti dokter,
psikolog, neurolog, orthopedagog, therapis, dan lain-lain. Identifkasi akan
dilanjutkan dengan asesment, yang hasilnya akan dijadikan dasar untuk
penyusunan progam pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
ketidakmampuannya.
12
dapat dilihat adalah, identifikasi tujuannya sekedar untuk mengenali gejala-
gejala tidak untuk diagnosis, sedangkan asesmen tujuannya untuk menegakkan
diagnosis. Hubungan antara identifikasi dan asesmen dapat dijelaskan apabila
dikaitkan dengan keseluruhan proses aktivitas pendidikan.Dalam kaitan itu
maka Lewis dan Doorlag (1987 ) dalam menggambarkan proses pendidikan
khusus bagi anak-anak berkelainan,mengajukan model sebagai berikut :
13
Di bawah ini adalah model yang dapat untuk menjelaskan hubungan antara
identifikasi dan asesmen adalah model dari McLoughlin dan Lewis (1981),
sebagai berikut :
Referal
Assesment
Formal Informal
Decision Making
Legal Instruction
Program
Design
Evaluasi
Annual Review
Seorang guru menemukan siswa yang tidak bisa menulis pada kelas awal,
setelah didekati ternyata siswa tersebut tidak bisa menggerakkan tangannya
untuk menulis. Guru melakukan asesmen awal dengan melakukan tes untuk
menulis dipapan tulis, ternyata gerakan tanganpun sangat kaku, ia
membawanya keruang khusus berdiskusi dengan guru pembimbing khusus
atau guru yang ditugaskan untuk melakukan asesmen. Setelah dilakukan
asesmen menulis ternyata siswa tersebut mengalami kekakuan pada jari-
jarinya, sehingga guru membutuhkan konsultasi pada seseorang yang lebih
profesional untuk mengidentifikasi apakah siswa tersebut membutuhkan
dengan kebutuhan pendidikan khusus.
14
5. Bagaimana Melakukan Identifikasi.
15
Dari ketiga informasi tersebut secara singkat dijelaskan sebagai berikut.
16
Tanda-tanda kelainan atau gangguan khusus pada siswa perlu diketahui guru.
Karena kelainan pada diri anak, secara langsung atau tidak langsung, dapat
menjadi salah satu faktor timbulnya problema belajar.
Rangkuman
17
Soal Formatif 1
6. Diantara pernyataan berikut ini, manakah yang paling tepat sebagai definisi
asesmen,
A. proses mengumpulkan informasi dengani berbagai tes, mengenai
18
kemampuan anak
B. proses mengumpulkan informasi tentang anak berkebutuhan
khusus
C. proses pengumpulan informasi sistematis dalam upaya perencanaan
dan implementasi pembelajaran
D. proses pengumpuan informasi mengenai penyimpangan prilaku
anak berkebutuhan khusus
19
B. ASESMEN SEBAGAI DASAR PENYUSUNAN PROGRAM PEMBELAJARAN
INDIVIDUAL BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Pendahuluan
Asesmen dapat dipandang sebagai upaya yang sistematis untuk mengetahui kemampuan,
kesulitan, dan kebutuhan ABK pada bidang tertentu. Data hasil asesmen dapat dijadikan
bahan dalam penyusunan program pembelajaran secara individual. Sehubungan dengan itu,
asesmen harus menjadi kompetensi bagi seluruh guru khususnya dalam menangani ABK.
1. 1. Konsep Dasar Asesmen dan Ruang Lingkup Asesmen bagi Anak Berkebutuhan
Khusus
2. 2. Prosedur Pengembangan Instrumen Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
3. 3. Prosedur Pelaksanaan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
Petunjuk Belajar
Agar Anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah petunjuk
20
mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,
berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka
4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,
cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan
sendiri dan berusaha menjawab sendiri
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang Anda baca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhirnya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia
21
C. KONSEP DASAR
Melalui kegiatan pembelajaran ini pembaca diperkenalkan dengan konsep dasar dan
ruang lingkup asesmen bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Pembahasan difokuskan pada
pentingnya asesmen dalam pendidikan bagi ABK, fungsi dan tujuan pelaksanaan asesmen.
A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca memiliki
pengetahuan tentang konsep dasar dan ruang lingkup asesmen anak berkebutuhan
khusus. Secara khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:
22
Asesmen adalah suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim
untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan anak, yang mana hasil keputusannya dapat
digunakan untuk menentukan layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar
untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. Ahli pendidikan lainnya McLoughlin
&Lewis (1986) mengemukakan bahwa, asesmen adalah proses yang sistematis dalam
mengumpulkan data seorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realistis sesuai dengan kenyataan yang obyektif.
Menurut Fallen & Umansky (1988) asesmen adalah proses pengumpulan data
untuk tujuan pembuatan keputusan dan menerapkan seluruh proses pembuatan
keputusan tersebut, mulai diagnosa paling awal terhadap problem perkembangan sampai
penentuan akhir terhadap program anak. Sedangkan menurut Fried Mangungsong 1(995)
asesmen adalah suatu proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, data-data
yang berkaitan dalam membantu seseorang mengambil keputusan yang berkaitan dengan
masalah pendidikan. Adapun menurut Lidz (2003) asesmen merupakan proses
pengumpulan informasi untuk mendapatkan profil psikologis anak, yang meliputi gejala
dan intensitasnya, kendala-kendala yang dialami, kelebihan dan kelemahannya, serta
peran pendukung yang dibutuhkan anak. Lerner, (1988:54) mendefinisikan bahwa
asesmen merupakan suatu proses pengumpulan informasi tentang seorang siswa yang
akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang berhubungan dengan
pembelajaran siswa tersebut. Selanjutnya dikemukakan bahwa:Asesmen merupakan
kegiatan/proses mengidentifikasi atau mengumpulkan fakta/data/evidence kemudian
membandingkan fakta tersebut dengan suatu parameter atau ukuran tertentu dengan
tujuan tertentu. Untuk mendapatkan fakta/data/evidence tersebut dibutuhkan suatu alat
ukur/metode, dan kegiatan tersebut dilakukan oleh satu atau sekumpulan pengukur.
http://www.ab-cons.com/articles.htm1 2004
23
menggunakan instrumen,
d. Adanya pelaku “asesor” (melibatkan tim)yang mengumpulkan informasi,
e. Digunakan untuk menyusun suatu program pembelajaran yang dibutuhkan anak yang
bersifat realistis, sesuai dengan kenyataan secara objektif.
Dalam konteks pendidikan asesmen berfungsi untuk melihat kemampuan dan
kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang
sesungguhnya dibutuhkan dalam pembelajarannya. Dengan perkataan lain, asesmen
digunakan untuk menemukan dan menetapkan di mana letak masalah yang dihadapi serta
apa yang menjadi kebutuhan belajar seorang anak. Berdasarkan informasi itulah seorang
guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realistis dan obyektif
atau sesuai dengan kenyataan tentang anak tersebut.
Pertama, pada dasarnya tindakan asesmen merupakan tindak lanjut dari kegiatan
deteksi. Pada kegiatan deteksi semata-mata hanya berusaha menemukan atau
menelusuri keadaan perkembangan anak yang sehingga akhirnya dapat diduga bahwa
anak tersebut diklasifikasikan sebagai anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian
dalam kegiatan deteksi tidak dibicarakan mengenai tindak lanjut atau bagaimana
pelaksanaan pembelajarannya.
24
digunakan secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki
kemiripan, namun keduanya sangat berbeda.
Konten (instrumen) Didasarkan kepada masalah dan Didasarkan pada materi yang
Tujuan
a. Menyaring kemampuan ABK; hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak
25
dalam setiap aspek. Misalnya: bagaimana kemampuan bahasanya, kemampuan
kognitifnya, kemampuan geraknya, atau kemampuan penyesuaian dirinya..
b. Keperluan pengklasifikasian, penempatan, dan penemuan program pendidikan ABK
c. Menentukan arah atau tujuan pendidikan serta kebutuhan ABK. Tujuan pendidikan
ABK pada dasarnya sama dengan tujuan pendidikan pada umumnya. Mengingat
kemampuan dan kebutuhan mereka berbeda-beda dan perbedaan tersebut
sedemikian rupa, sehingga perlu dirumuskan tujuan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan kebutuhan tersebut.
d. Mengembangkan program pendidikan yang diindividualisasikan yang dikenal dengan
IEP (Individualized Educational Program). Dengan data yang diperoleh sebagai hasil
asesmen dapatlah diketahui kemampuan dan ketidakmampuan ABK. Kemampuan dan
ketidakmampuan menjadi dasar untuk mengembangkan kemampuan berikutnya.
Dengan demikian program yang dikembangkan akan sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan setiap anak
e. Menentukan strategi, lingkungan belajar, dan evaluasi pengajaran.
McLoughlin & Lewis (1986) mengemukakan bahwa sekurang-kurangnya ada lima
keperluan mengapa kita melakukan asesmen, yaitu untuk: screening (penyaringan), referal
(pengalihtanganan), perencanaan pembelajaran, memonitor kemajuan siswa, dan evaluasi
program. Sedangkan menurut Robb, Benardoni, dan Johnson (1972) dalam Robert M.
Smith, ada beberapa tujuan mengapa seseorang melakukan asesmen, yaitu:
a. Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat, dan komprehensif tentang kondisi
anak saat ini.
b. Mengetahui profil anak secara utuh, terutama permasalahan dan hambatan belajar
yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya
dukung lingkungan yang dibutuhkan anak
26
c. Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan
khususnya dan memonitor kemajuannya
Adapun menurut Bomstein dan Kazdin (1985), asesmen bertujuan untuk:
27
memori e)Hambatan dalam orientasi ruang/arah, f)Hambatan dalam perkembangan
bahasa, g)Hambatan dalam pembentukan konsep, dan h)Mengalami masalah dalam
perilaku.
D. LATIHAN
E. RANGKUMAN
1. Asesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang anak yang akan dijadikan
bahan pertimbangan dalam penyusunan program yang sesuai dengan kebutuhani
anak tersebut.
2. Perbedaan yang mencolok antara ABK menuntut guru anak berkebutuhan khusus
untuk berkarya nyata dan lebih kreatif dalam mengembangkan kurikulum.
3. Di lapangan, asesmen dan evaluasi (penilaian) sering menjadi samar dan digunakan
secara tidak tepat. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki
kemiripan, namun keduanya sangat berbeda.
4. Ruang lingkup asesmen pendidikan meliputi aspek perkembangan dan aspek
akademik.
F. TES FORMATIF
1. Suatu kegiatan untuk menggali informasi tentang kemampuan anak dalam menguasai
suatu materi pelajaran yang telah dipelajarinya, dimaknai sebagai kegiatan …
a. Asesmen
b. Evaluasi
c. Diagnostik
d. Preskriptif
28
2. Secara konten (instrumen) kegiatan asesmen pada dasarnya adalah …
7. Evaluasi dan asesmen merupakan dua hal yang memiliki kemiripan, namun keduanya
sangat berbeda. Perbedaan tersebut terletak terutama pada …
a. Evaluasi cenderung menghasilkan informasi yang mengarah pada pelabelan
b. Asesmen dilaksanakan pada saat dan akhir pembelajaran
29
c. Asesmen didasarkan pada materi yang telah diberikan
d. Evaluasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh materi dapat dikuasai anak
8. Pelaksanaan asesmen dilakukan sebelum, saat, akhir pembelajaran, dan terus bergulir
tanpa henti, dimaknai sebagai …
a. Dynamics assessment
b. Academicassessment
c. Developmental assessment
d. Educationalassessment
10. Adapun perbedaan kemampuan pada diri ABK itu sendiri, dimaknai sebagai ….
a. Perbedaan intra individual
b. Perbedaan ekstra individual
c. Perbedaan inter individual
d. Perbedaan kontra individual
Kunci Jawaban:
1. a 6. d
2. d 7. d
3. a 8. a
4. b 9. c
5. a 10.a
30
G. BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
<70% = kurang
31
D. PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
C. INTISARI BACAAN
a. Memahami aspek dan ruang lingkup yang akan diases.Merujuk kepada ruang lingkup
asesmen dalam pendidikan bagi ABK, guru seyogyanya memiliki pemahaman yang
komprehensif tentang bidang yang akan diaseskan. Asesmen hanya akan bermakna,
32
jika guru/asesor mengetahui organisasi materi, jenis keterampilan yang akan
dikembangkan, serta tahap-tahap perkembangan anak. Untuk lebih memperjelas
pembahasan mengenai ruang lingkup akan diambil contoh salah satu ruang lingkup
asesmen perkembangan, yaitu: ‘keterampilan kognitif dasar’. Untuk memahami aspek-
aspek apa saja yang termasuk dalam keterampilan kognitif dasar, maka guru harus
mengetahui konsep atau pengertian keterampilan kognitif dasar itu sendiri.
Keterampilan kognitif dasar merupakan suatu keterampilan prasyarat untuk
mempelajari bidang akademik, khususnya dalam aritmetika. Merujuk pada teori
perkembangan kognitif dari Piaget (1965) yang mengemukakan bahwa seorang siswa
dikatakan siap untuk belajar matematika khususnya aritmetika, apabila ia telah
menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering
dan/atau seriasi, korespondensi, dan konservasi.
Berdasarkan teori tersebut, guru/asesor dapat mempelajari masing-masing dari
keempat komponen keterampilan kognitif dasar tersebut. Selanjutnya dari tiap-tiap
komponen dikembangkan menjadi sub-sub komponen. Dari setiap subkomponen
tersebut dapat dijabarkan lagi ke dalam sub-sub komponen yang lebih kecil yang
memuat indikator-indikator yang akan dijadikan landasan dalam pembuatan butir-butir
soal dalam instrumen asesmen tersebut. Untuk memberikan gambaran yang
komprehensif tentang ruang lingkup bidang yang akan diases, penyajian materi dalam
bentuk matriks, bagan, tabel, atau daftar dapat membantu pemahaman guru/asesor
dalam rangka menyusun instrumen asesmen yang dimaksud.
b. Menetapkan ruang lingkup, yaitu memilih komponen mana dari bidang yang akan
diases
Langkah selanjutnya adalah memilih komponen/subkomponen mana dari
keseluruhan komponen bidang tersebut untuk ditetapkan sebagai
komponen/subkomponen yang akan diaseskan. Apakah guru memilih salah satu
komponen dari bidang keterampilan kognitif dasar tersebut, misalnya komponen
klasifikasi, atau memilih dua komponen, yaitu klasifikasi dan ordering, misalnya.
Setelah guru/asesor menetapkan atau memilih komponen mana yang akan diases,
langkah selanjutnya adalah menyusun kisi-kisi instrumen asesmen tentang komponen
yang dipilih/ditetapkan dari keseluruhan komponen bidang yang akan diases.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
Langkah berikutnya adalah menentukan instrumen asesmen dari
33
keterampilan/subketerampilan tertentu, guru/asesor seyogyanya membuat kisi-kisi
instrumen. Kisi-kisi ini bertujuan untuk mempermudah dalam membuat soal atau tugas-
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa.
34
kurikulum dapat menyajikan informasi yang sangat berharga sebagai landasan pelayanan
pengajaran bagi ABK. Yusuf, M (2005) mengemukakan beberapa jenis asesmen informal
yang dapat digunakan guru, seperti: observasi, analisis sampel kerja, inventori informal,
daftar cek, skala penilaian, wawancara, dan kuesioner.
Infentori Informal, biasanya digunakan untuk melihat prestasi siswa dalam bidang
akademik. Meskipun demikian dapat pula digunakan untuk mengukur aspek-aspek non
akademik, seperti kebiasaan dan perilaku social. Inventory informal memberikan jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya lebih umum, seperti sejauh mana
kemampuan membaca siswa? Dari pertanyaan umum ini dijabarkan ke dalam beberapa
bagian yang dapat diuji, seperti dalam pengenalan atau pemahaman bacaan.
Daftar Cek, biasanya digunakan untuk meneliti perilaku siswa di dalam kelas, atau
patokan-patokan perkembangan. Daftar cek dapat juga untuk mengetahui apa yang sudah
dicapai pada masa lalu, kinerja siswa di luar sekolah, kurikulum yang sudah dicapai dan
35
sebagainya.
D. LATIHAN
E. RANGKUMAN
36
b. Menetapkan ruang lingkup asesmen
c. Menyusun kisi-kisi instrumen asesmen
d. Menyusun instrumen asesmen berdasarkan kisi-kisi.
F. TES FORMATIF
37
b. Kuesioner
c. Angket
d. Wawancara
6. Interview adalah jenis instrumen yang biasa digunakan melalui…
a. Lisan
b. Tertulis
c. Perbuatan
d. Praktek
7. Teknik observasi berupa catatan berdasarkan frekuensi kejadian, merupakan teknik
jenis
a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording
8. Berikut kriteria yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pengembangan skala
pengukuran, kecuali ...
a. Merumuskan definisi konsep
b. Merumuskan definisi operasional
c. Menjabarkan indiktor dari aspek yang diukur
d. Menyusun kunci jawaban
9. Teknik observasi berupa catatan perilaku berdasarkan lamanya kejadian, merupakan
teknik observasi jenis …
a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording
10. Teknik observasi berupa catatan hasil amatan berdasarkan interval waktu kejadian,
adalah teknik observasi jenis …
a. event recording
b. duration recording
c. interval time sample recording
d. interval recording
38
Kunci Jawaban:
1. d 6. a
2. b 7. a
3. a 8. d
4. c 9. b
5. a 10. C
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
39
E. PROSEDUR PELAKSANAAN ASESMEN
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
C. INTISARI BACAAN
a. Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang
muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya
b. Tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh dengan cara memberikan tes pada setiap
bidang pengajaran.
c. Wawancara, dilakukan terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.
Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diharapkan melalui
metode di atas adalah:
40
a. Ceklis, yaitu memberikan tanda pada bagian-bagian yang telah ditentukan pada
pedoman sesuai dengan kemampuan anak.
b. Skala nilai, yaitu bentuk penilaian yang mengarah pada kemampuan atau prestasi
belajar siswa.
Adapun bentuk laporan hasil pelaksanaan asesmen dapat berupa:
a. grafik, yaitu untuk menggambarkan posisi setiap siswa dalam tiap-tiap bidang
pengajaran
b. Data kualitatif, yaitu deskripsi singkat tentang kemampuan siswa dalam belajar untuk
setiap bidang studi
c. Data kuantitatif, yaitu data berupa angka. Supaya tidak menyesatkan, data kuantitatif
ini hendaknya selalu diiringi dengan data kualitatif.
Ada beberapa persyaratan dalam menentukan metode asesmen, yaitu :
41
wawancara yang mendalam banyak membantu menggali kemampuan, masalah, dan
kebutuhan anak. Observasi sangat berguna untuk melihat kemampuan dan
keterampilan anak dalam situasi/lingkungan yang alamiah. Perilaku itu muncul tanpa
ada intervensi dan manipulasi dari guru. Melalui lembar observasi guru hanya
menandai atau menceklis setiap perilaku yang muncul (mis.: tidak pernah, kadang-
kadang, sering, atau sering sekali), sehingga akan tampak perilaku yang menjadi
masalah pada anak tersebut. Data yang dikumpulkan dari kegiatan observasi
mungkin berkaitan erat dengan manusia, material, atau benda, dan berbagai situasi
yang berhubungan dengan anak. Berdasarkan hasil observasi, guru dapat
mengembangkan program pengembangngan perilaku yang bersifat negatif ke arah
perilaku yang bersifat positif.
42
mengetahui dengan jelas keterampilan-keterampilan yang telah dikuasai oleh siswa
dan keterampilan yang perlu dikuasainya. Melalui analisis tugas biasanya guru dapat
mengidentifikasi keterampilan siswa sampai kepada bagian-bagian yang terkecil.
Kedua, Memilih tingkah laku yang akan dinilai. Penilaian tingkah laku dimulai dari
tingkat yang paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku
global yaitu penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam
rentang keterampilan yang luas. Misalnya dalam bidang membaca meliputi:
keterampilan mengenal huruf dan kata, pemahaman kata, dan mungkin pemahaman
wacana. Sedangkan tingkah laku yang spesifik mengacu pada penentuan secara
langsung tujuan pengajaran, misalnya: siswa perlu belajar bunyi vokal pendek.
Ketiga, memilih kegiatan evaluasi. Dalam hal ini guru perlu mempertimbangkan
apakah kegiatan itu untuk menilai rentang keteampilan umum atau untuk menilai
keterampilan khusus. Apabila penilaian tentang rentang keterampilan dibutuhkan maka
hal itu umumnya dilakukan tidak secara kontinyu. Misalnya dua kali dalam setahun.
Akan tetapi penilaian keterampilan khusus sebaiknya bersifat kontinyu yang hasilnya
dapat digunakan untuk merencanakan berikutnya.
Keempat, pengadministrasian alat evaluasi. Pengadministrasian alat evaluasi
biasanya diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi identifikasi bidang
masalah, pencatatan pola kesalahan, penilaian keterampilan tertentu. Setelah
penilaian awal dilaksanakan dan tujuan-tujuan pengajaran ditentukan, maka
selanjutnya guru juga perlu menentukan prosedur untuk memonitoring kemajuan.
Kelima, pencatatan penampilan siswa. Ada dua jenis penampilan siswa yang
harus dicatat oleh guru, yaitu penampilan pekerjaan pada sehari-hari yang biasanya
dicatat dengan aktivitas buatan guru; dan penguasaan keterampilan secara
keseluruhan yang biasanya dicatat dalam bagan-bagan atau format kemajuan setiap
individu yang telah disediakan untuk keperluan tersebut.
Keenam, penentuan tujuan pengajaran khusus jangka pendek dan jangka
panjang. Tujuan yang baik adalah tujuan yang dapat mengamati tingkah laku yang
terjadi dan menggambarkan kriteria penilaian yang berhasil. Contoh: tujuan jangka
pendek memberi materi berupa huruf-huruf konsonan seperti: b, c, d, e, f, g dan
seterusnya. Tujuan jangka panjang memberikan materi berupa rangkaiana huruf vokal
dan konsonan, siswa dapat menyebutkan 90% fonem yang benar. Dalam hal ini yang
penting adalah bahwa tujuan jangka pendek hendaknya langsung memberi kontribusi
terhadap pencapaian tujuan jangka panjang.
43
D. LATIHAN
E. RANGKUMAN
Metode atau cara yang dapat digunakan dalam melaksanakan asesmen antara lain:
Observasi, pengamatan yang dilakukan terhadap cara belajar siswa, tingkah laku yang
muncul pada saat siswa belajar, dan sebagainya; tes atau evaluasi hasil belajar, diperoleh
dengan cara memberikan tes pada setiap bidang pengajaran; dan wawancara, dilakukan
terhadap orang tua, atau keluarga, dan siswa.
F. TES FORMATIF
1. Berdasarkan hasil asesmen, guru menentukan apa yang harus diajarkan kepada siswa
secara individu. Langkah pertama yang dilakukan adalah ...
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Decide what behavior to asses
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device
2. Dalam prosedur pelaksanaan asesmen, penilaian tingkah laku dimulai dari tingkat yang
paling global sampai pada tingkat yang paling spesifik. Tingkah laku global, adalah ...
a. Penggradasian materi kurikulum yang melibatkan tingkah laku siswa dalam
rentang keterampilan yang luas
b. Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka pendek
44
c. Mengacu pada penentuan tujuan pengajaran jangka panjang
d. Pengadministrasian alat evaluasi
3. Pengadministrasian alat evaluasi dalam prosedur pelaksanaan asesmen biasanya
diperlukan untuk penilaian awal. Kegiatan ini meliputi berikut ini, kecuali ...
a. Identifikasi bidang masalah
b. Pencatatan pola kesalahan
c. Penilaian keterampilan tertentu
d. Memonitoring kemajuan siswa
4. Determine scope and sequence of skills to be taught, dalam urutan/langkah-langkah
menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa, artinya adalah ...
a. Memilih tingkah laku yang akan dinilai
b. Memilih kegiatan evaluasi
c. Menentukan tujuan pembelajatan
d. Menentukan bidang dan urutan keterampilan yang akan diajarkan
5. Dalam urutan/langkah-langkah menentukan apa yang akan diajarkan kepada siswa,
langkah memilih tingkah laku yang akan dinilai, merupakan urutan ...
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Decide what behavior to asses
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device
6. Pernyataan tujuan pembelajaran jangka panjang yang tepat adalah …
a. Siswa dapat menyebutkan 90% fonem yang benar
b. Siswa dapat membaca lima kata dengan ketetapan 100%
c. Siswa dapat menyusun lima uang logam berdasarkan urutan nilai terkecil ke
nilai yang paling besar
d. Siswa dapat menggerakkan sikat gigi ke arah kiri dan kanan tepat pada
permukaan gigi
45
8. Determine the specific short instructional objectives dalam prosedur pelaksanaan
asesmen, artinya guru/asesor melakukan kegiatan ...
a. Memilih tingkah laku yang akan dinilai
b. Memilih kegiatan evaluasi
c. Menentukan tujuan pembelajatan jangka pendek
d. Menentukan tujuan pembelajaran jangka panjang
9. Seorang guru melakukan observasi melalui daftar cek. Dalam prosedur pelaksanaan
asesmen, guru tersebut sedang melakukan kegiatan …
a. Determine scope and sequence of skills to be taught
b. Record the student’s performance
c. Select an evaluation activity
d. Administer the evaluation device
10. Penentuan tujuan pembelajaran dilakukan guru setelah kegiatan …
a. Decide what behavior to asse
b. Select an evaluation activity
c. Administer the evaluation device
d. Record the student’s performance
Kunci Jawaban:
1. a 6. a
2. a 7. c
3. d 8. c
4. d 9. b
5. b 10. d
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
46
90% - 100% = baik sekali
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
47
F. ASESMEN PERKEMBANGAN
Pendahuluan
Dilihat dari aspek-aspek perkembangannya, setiap anak memiliki ragam yang berbeda-
beda antara satu dengan yang lain. Meskipun demikian secara umum para ahli sepakat
bahwa ada pola-pola perkembangan yang cenderung sama dan berlaku bagi sebagian besar
manusia. Jika ada aspek perkembangan anak yang berjalan di luar pola umum tersebut,
mereka dapat dikategorikan mengalami perbedaan atau kelainan perkembangan. Perbedaan
itu ada yang sifatnya lebih lamban atau lebih cepat dari kebanyakan anak-anak lain yang
sebaya.
Untuk kepentingan pendidikan bagi ABK, ada beberapa aspek perkembangan yang
perlu mendapatkan perhatian secara khusus terutama bagi para guru PLB. Ketidak pahaman
atas aspek-aspek perkembanganini,menyebabkan kesulitan dalam pelayanan pendidikan
yang tepat bagi mereka. Gangguan pada aspek-aspek perkembangan anak, akan berimplikasi
pada kelancaran perkembangan akademik anak, seperti keterampilan membaca, menulis,
maupun berhitung.
Menurut Harwell (1982) ada beberapa aspek perkembangan anak yang perlu diases
jika mereka dijumpai mengalami kesulitan belajar termasuk ABK, yaitu: gangguan motorik,
gangguan persepsi, gangguan atensi/perhatian, gangguan memori, hambatan dalam orientasi
ruang, arah/spatial, hambatan dalam perkembangan bahasa, hambatan dalam pembentukan
konsep, dan mengalami masalah dalam perilaku. Pendapat tersebut mengacu pada teori
psikologi pendidikan yang mengatakan bahwa ada tiga tingkatan dalam belajar, yaitu: (1)
tingkatan motorik (doing level), (2) tingkatan persepsi (matching level), dan (3) tingkatan
konseptual (categorization level).
Mengacu kepada beberapa batasan dan pendapat para ahli tersebut, maka dapat
diberi batasan bahwa asesmen perkembangan adalah proses penghimpunan informasi secara
48
sistematis dan professional terhadap aspek-aspek perkembangan anak yang diduga secara
signifikan berpengaruh terhadap prestasi akademik. Aspek-aspek perkembangan tersebut
dapat berupa perkembangan kogninif/kecerdasan, motorik, persepsi, atensi, memori, spatial,
bahasa dan komunikasi, perilaku adaptif, dan lain-lain.
Petunjuk Belajar
Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikanlah
petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,
berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
49
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka
4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,
cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan
sendiri dan berusaha menjawab sendiri
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatifyang tersedia
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
50
C. INTISARI BACAAN
Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang
digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus
dikuasai siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari bidang akademik secara
formal, misalnya membaca, menulis, dan matematika. Adapun tujuan asesmen
keterampilan kognitif dasar dalam bahasan ini adalah untuk untuk menghimpun data atau
informasi tentang aspek-aspek perkembangan keterampilan kognitif dasar yang meliputi
keterampilan mengklasifikasikan, keterampilan mengurutkan obyek satu persatu dan atau
menyusun obyek dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya, keterampilan
dalam korespondensi, dan keterampilan dalam konservasi. Dengan mengetahui
keterampilan kognitif dasar anak baik yang telah dikuasai maupun yang belum dikuasai
anak, dapat membantu guru dalam memahami perkembangan anak, khususnya dalam
keterampilan kognitif dasar.
Piaget (1965) dalam Mercer & Mercer (1989:188) mengemukakan bahwa seorang
siswa dikatakan siap untuk belajar akademik khususnya aritmetika, apabila ia telah
menguasai empat keterampilan kognitif dasar, yang meliputi: klasifikasi, ordering dan/atau
seriasi, korespondensi, dan konservasi. Berikut uraian dari masing-masing keterampilan
kognitif dasar.
51
dengan cara mengkategorikan obyek-obyek berdasarkan karakteristik yang dimilikinya.
Dengan demikian karakteristik obyek seperti warna, bentuk dan ukuran harus diketahui
siswa sebelum mereka mengelompokkannya. Seorang anak yang belum mampu
mengkategorikan obyek berdasarkan ciri-cirinya maka ia akan sulit untuk mempelajari
bilangan.
52
2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Asesmen Keterampilan kognitif dasar
53
yang berbeda
4. Konservasi • Menentukan jumlah anggota dalam kelompok obyek
tertentu
setelah terjadi perubahan posisi/tempat
• Menentukan panjang suatu obyek tertentu setelah
terjadi perubahan posisi/tempat
• Menentukan berat suatu obyek tertentu
setelah terjadi perubahan posisi/tempat
Mengelompokkan obyek • Anak diminta untuk mengelompokkan obyek Dikata kan berhasil jika
54
berdasarkan bentuk • Anak diminta untuk mengelompokkan
bentuk lingkaran dari obyek yang ditunjukkan
• Anak diminta untuk mengelompokkan
bentuk segi empat dari obyek yang ditunjukkan
• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk
segi tiga dari obyek yang ditunjukkan
• Anak diminta untuk mengelompokkan bentuk
segi panjang dari obyek yang ditunjukkan
55
Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Keterampilan kognitif dasar
Identitas Siswa
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :
Alamat Rumah :
Hasil
Butir Instrumen Keterangan
1 2 3
56
4. Pelaksanaan dan Analisis Hasil Asesmen Keterampilan Kognitif Dasar
tes dan observasi. Kegiatan asesmen ini dilakukan dengan jalan mengamati setiap
tingkah laku anak sesuai dengan urutan yang tercantum dalam butir instrumen. Hal-hal
yang perlu dipersiapkan dalam melakukan asesmen keterampilan kognitif dasar, selain
mempersiapkan alat/instrumen asesmen yang telah dibuat, guru/asesor mempersiapkan
alat-alat peraga sesuai dengan apa yang dikehendaki dalam butir-butir instrumen asesmen
yang akan digunakan. Semua jawaban dan perilaku siswa selama proses asesmen
dicatat, untuk memperoleh hasil yang akurat. Seorang anak dikatakan memiliki
kemampuan tertentu jika masing-masing tugas dapat diselesaikan dengan tepat/ benar
sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik pencatatan dapat dilakukan melalui ceklis dan
untuk mencatat perilaku anak yang dianggap berkaitan dengan materi asesmen dapat
dilakukan melalui catatan yang bersifat deskriptif.
D. LATIHAN
57
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
E. RANGKUMAN
Asesmen keterampilan kognitif dasar merupakan salah satu jenis asesmen yang
digunakan untuk menggali informasi tentang keterampilan kognitif dasar yang harus
dikuasai siswa sebelum siswa yang bersangkutan mempelajari matematika yang
sesungguhnya. Terdapat beberapa prasyarat di mana seorang siswa dikatakan sudah siap
untuk belajar aritmetika, apabila ia sudah menguasai empat keterampilan dasar, yaitu:
keterampilan klasifikasi, urutan, pasangan, dan konservasi. Untuk mengetahui apakah
siswa sudah memiliki keterampilan prasyarat atau belum, maka guru perlu melakukan tes.
Hasil tes yang diperoleh dapat dijadikan sebagai landasan dalam rangka melakukan
proses pembelajaran selanjutnya. Bagi siswa yang memiliki semua keterampilan yang
disyaratkan dapat diberikan pelajaran aritmetika secara formal. Sementara bagi mereka
yang belum memiliki keempat keterampilan yang disyaratkan, tentunya mereka masih
memerlukan latihan-latihan yang disebut dengan readiness programm (program kesiapan).
Program tersebut hendaknya benar-benar ditanamkan kepada siswa, karena merupakan
landasan bagi pelajaran aritmetika selanjutnya.
58
F. TES FORMATIF
1. Keterampilan kognitif dasar bagi seorang anak merupakan kemampuan di bawah ini,
kecuali:
2. Seorang anak mampu menunjukkan setiap obyek hanya satu kali secara berurutan
dan beraturan dari obyek yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki keterampilan
a. Klasifikasi
b. Ordering
c. Seriasi
d. Korespodensi
3. Seorang anak mampu menyusun obyek secara berurutan dari tang terkecil sampai
yang terbesar atau sebaliknya dari obyek yang ditunjukkan, anak tersebut telah
memiliki kemampuan
a. Klasifikasi
b. Ordering
c. Seriasi
d. Konservasi
4. Salah satu kegiatan intelektual dasar untuk memahami persamaan dan perbedaan
adalah keterampilan:
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespodensi
59
d. Konservasi
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespondensi
d. Konservasi
6. Seorang anak memiliki kemampuan tentang adanya persepsi bahwa jumlah anggota
suatu kelompok obyek akan tetap sekalipun terjadi perubahan posisi atau tempat
merupakan keterampilan kognitif dasar jenis
a. Klasifikasi
b. Seriasi
c. Korespondensi
d. Konservasi
a. Membandingkan
b. Mengkategorikan
c. Lebih besar dan lebih kecil
d. Sama dengan dan tidak sama dengan
8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa
mengenai keterampilan kognitif dasar, kemudian menginterpretasikannya, maka
asesor tersebut sedang melakukan proses …
60
d. Membuat rekomendasi hasil asesmen matematika
1. d 6. d
2. b 7. b
3. c 8. b
4. a 9. d
5. c 10. c
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
61
80% - 89% = baik
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
62
C. INTISARI BACAAN
Yang dimaksud dengan asesmen perkembangan bahasa dalam bahasan ini adalah
proses penghimpunan informasi secara sistematis dan professional terhadap aspek-aspek
perkembangan bahasa anak yang diduga secara signifikan berpengaruh terhadap prestasi
akademik anak yang bersangkutan. Adapun tujuan asesmen perkembangan bahasa
dalam bahasan ini adalah untuk menghimpun data atau informasi tentang aspek-aspek
perkembangan bahasa yang meliputi kemampuan memahami makna kata, kemampuan
untuk mengekspresikan diri secara verbal, dan kemampuan dalam pelafalan (artikulasi),
sehingga dapat membantu guru dalam memahami tingkat dan kemampuan belajar
bahasa anak. Untuk itu, perlu dijelaskan ruang lingkup kemampuan berbahasa seseorang.
Media
63
Pasif Mendengarkan Membaca
Inner language adalah aspek bahasa yang pertama berkembang, Muncul kira-kira
pada usia 6 bulan. Karakteristik perilaku yang muncul pada tahap ini adalah pembentukan
konsep-konsep sederhana, seperti anak mendemonstrasikan pengetahuannya tentang
hubungan sederhana antara satu obyek dengan obyek yang lainnya. Tahap berikut dari
perkembangan inner language adalah anak dapat memahami hubungan-hubungan yang
lebih kompleks dan dapat bermain dengan mainan dalam situasi yang bermakna. Contoh
menyusun perangkat pada rumah-rumahan. Bentuk yang lebih kompleks dari
perkembangan inner language adalah mentransformasikan pengalaman ke dalam simbol
bahasa.
Secara potensial setiap anak termasuk ABK memiliki perasaan, pikiran, dan
64
kehendak yang dapat dikemukakan, akan tetapi pada ABK, misalnya pada anak
tunagrahita seringkali di saat ia mau menyatakan sesuatu mengalami kesulitan. Apabila
kita amati dalam pembicaraan-pembicaraan anak tunagrahita, selain kata-kata yang tidak
jelas, intonasinya yang datar, dan seringnya mereka mengulang-ngulang kata juga
susunan kalimat-kalimatnya yang sering terbalik-balik.
Hambatan yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa pada ABK dapat terlihat
dalam penguasaan kosakata, jumlah kosakata yang dikuasai, penguasaan gramatikal
bahasa, seperti struktur kalimat, dan sebagainya. Hambatan yang terjadi akan mempersulit
siswa untuk menangkap instruksi maupun memahami dan menangkap isi teks bacaan.
Berikut daftar perkembangan bahasa dari usia 12 bulan sampai dengan 7 tahun
yang diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118
65
benda-benda
15 – 16 bulan Menggunakan 7 kata atau lebih dengan pengertian yang tetap (dengan
mimik)
66
Tepat dalam memberikan reaksi terhadap kata-kata seperti: duduklah,
berhenti dsb
Memilih satu kata (seperti: sisir) dari lima atau enam kata yang
disebutnya
25 – 27 bulan Biasanya menggunakan kalimat-kalimat yang terdiri dari 2/3 kata serta
merupakan kata panggilan, kata kerja, dan kata benda
27 – 30 bulan Mengulang menyebut dua bilangan atau lebih, mengerti arti kata “satu”
67
Mengenal nama dan gambar (umumnya benda)
68
Mengenal warna
Mengulang 4 bilangan
69
bahasa bagi anak usia 2 tahun- 3 tahun, sebagai berikut.
No Hasil
Komponen yang diamati Keterangan
1 2 3
70
benda)
71
IDENTITAS SISWA
Nama :
Jenis Kelamin :
Sekolah :
Kelas/Semester :
1. Kosa kata
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..……
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
72
…………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Dan seterusnya.
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek
perkembangan bahasa anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut
mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan bahasa apa yang dianggap cukup
baik. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah
menentukan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi
perkembangan bahasa yang terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan
dalam pengembangan program stimulasi perkembangan bahasa.
Apabila masalah yang berkaitan dengan stimulasi perkembangan bahasa ini ada
dalam kurikulum, maka hasil analisis tadi diselaraskan dengan materi yang terdapat pada
kurikulum dengan jalan membandingkan setiap aspek perkembangan bahasa hasil
asesmen dengan butir-butir yang terdapat dalam kurikulum atau GBPP.
D. LATIHAN
73
kata ?
4. Buatlah instrumen asesmen untuk kemampuan berbahasa lisan !
E. RANGKUMAN
F. TES FORMATIF
74
c. Aktif melalui tulisan
d. Pasif melalui tulisan
7. Aspek bahasa yang pertama berkembang pada seorang anak adalah aspek ...
a. Inter language
b. Inner language
c. Receptive language
d. Expresive language
8. Seorang anak mulai merespon jika dipanggil namanya. Anak tersebut mulai
mengembangkan aspek ...
a. Inter language
b. Inner language
c. Receptive language
75
d. Expresive language
9. Pada umumnya bahasa ekspresif seorang anak muncul pada usia kira-kira ….
a. enam bulan
b. delapan bulan
c. satu tahun
d. empat tahun
a. Inter language
b. Inner language
c. Receptive language
d. Expresive language
Kunci Jawaban:
1. a 6. b
2. b 7. b
3. c 8. c
4. d 9. c
5. a 10.b
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
76
80% - 89% = baik
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
77
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen perkembangan motorik berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
C. INTISARI BACAAN
78
menggunakan satu tangan secara tetap, menebalkan garis lurus, atau lengkung, mewarnai
bentuk-bentuk geometri, merobek kertas, menyusun benda menurut besar kecilnya,
panjang pendeknya, menggunting, memotong, menulis, dan sebagainya.
Berikut daftar perkembangan motorik dari usia 12 bulan sampai dengan 9 tahun
yang diadopsi dari Moh.Amin, 1995:84-118.
Merangkak bebas
Berlutut sendiri
Jatuh terduduk
79
Menaiki tangga dengan berpegangan
Duduk sendiri
Menendang bola
Menaiki rintangan
Berjalan mundur
80
Berdiri dengan dua kaki di atas balok keseimbangan tanpa
bantuan
Gemar berbaris
81
Melompat dari sesuatu dengan ketinggian 30 cm
Melempar jauh
82
No
1 2 3
7 Gemar berbaris
13 Melempar jauh
Contoh :
83
Identitas Anak
Nama : .........................................................................
Sekolah : .........................................................................
Kelas/Semester : .........................................................................
84
Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil observasi pada setiap aspek
perkembangan motorik anak, sehingga dapat ditemukan dalam aspek mana anak tersebut
mengalami kelemahan, dan pada aspek perkembangan motorik apa yang dianggap cukup
baik. Berdasarkan hasil analisis ini, langkah berikutnya yang ditempuh guru adalah
menentukan tujuan pembelajaran yang berkaitan dengan upaya menstimulasi
perkembangan motorik yang terhambat. Tujuan pembelajaran ini merupakan landasan
dalam pengembangan program stimulasi perkembangan motorik anak yang
bersangkutan.
D. LATIHAN
E. RANGKUMAN
2. Kemampuan gerak meliputi kemampuan gerak kasar, gerak halus, dan keseimbangan.
F. TES FORMATIF
1. Seorang anak diminta untuk berjalan mengikuti pola lantai. Sehubungan dengan
asesmen perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur
…
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing
2. Seorang anak diminta untuk melompat dengan satu kaki. Sehubungan dengan
asesmen perkembangan motorik, maka kegiatan tersebut bertujuan untuk mengukur
…
85
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing
3. Menangkap dan melempar bola merupakan contoh butir soal untuk mengukur ...
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing
4. Contoh butir soal untuk mengukur fine motor dapat dilakukan melalui ...
a. Mengangkat kaki
b. Mengayunkan tangan
c. Menyusun kubus
d. Berjalan ditempat
5. Untuk mengukur keseimbangan tubuh anak, kita dapat mengukurnya melalui …
a. Merangkai mute
b. Mewarnai bidang geometri
c. Memegang pensil
d. Melempar bola
7. Menggunakan alat tulis merupakan salah satu contoh butir soal untuk mengukur … ...
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
86
c. Fine motor
d. Balancing
8. Berjalan pada suatu garis lurus merupakan salah satu contoh butir soal untuk
mengukur keterampilan …
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing
9. Kegiatan di bawah ini merupakan alat untuk mengukur fine motor, kecuali …
c. Menangkap bola
d. Merangkai benada-benda
10. Meminta anak duduk dan berdiri di tempat, merupakan salah satu butir soal untuk
mengukur keterampilan …. …
a. Motorik kasar
b. Motorik halus
c. Fine motor
d. Balancing
Kunci Jawaban:
a. 11. d 6. d
b. 12. d 7. b
c. 13. a 8. d.
d. 14. c 9. c
e. 15. c 10. a
87
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
88
Asesmen Perkembangan Persepsi
A. TUJUAN
B. POKOK BAHASAN
C. INTISARI BACAAN
89
sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan suatu program pembelajaran
akademik, seperti membaca, menulis dan matematika.
Persepsi berasal dari istilah bahasa Inggris "Perception" artinya tanggapan atau
penerimaan langsung dari sesuatu; daya memahami atau menanggapi sesuatu; serapan;
proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui pancaindranya. Secara definisi
Lerner, (1988:282) mengemukakan bahwa persepsi merupakan proses memahami dan
menginterpretasikan informasi sensoris atau yang berhubungan dengan pancaindra, atau
kemampuan intelek untuk menyarikan makna dari data yang diterima oleh berbagai indra".
Dengan demikian untuk memahami proses persepsi terlebih dahulu harus dipahami apa
yang disebut dengan pengindraan.
90
Sebagian ABK ada yang mengalami gangguan persepsi dan ada yang tidak.
Mereka yang mengalami gangguan persepsi dapat dipastikan akan mengalami masalah
yang lebih berat dibanding dengan mereka yang tidak mengalami gangguan persepsi.
Dampak yang paling nyata dari gangguan persepsi ini sering kali dirasakan guru ketika
mereka belajar membaca, menulis, berhitung, atau di dalam memahami orentasi ruang
maupun arah. Persepsi merupakan keterampilan yang dapat dipelajari, maka proses
pembelajaran dapat memberikan darnpak langsung terhadap kecakapan perseptual.
Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen
besar (Abdurahman, M. 1995) yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran
fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan
auditoris; (2) persepsi visual, yang meliputi hubungan keruangan, diskriminasi visual,
diskriminasi bentuk dan latar, visual closure, mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik
yang meliputi persepsi taktil dan kinestetik. Berikut penjelasan singkat mengenai masing-
masing jenis persepsi.
(l) Kesadaran fonologis adalah kesadaran bahwa bahasa dapat dipecah ke dalam kata,
sukukata, dan fonem (bunyi huruf).
(3) Ingatan Auditoris; kemampuan untuk menyimpan dan mengingat sesuatu yang
didengar.
(4) Urutan Auditoris; kemampuanmengingat urutan hal-hal yang disarnpaikan secara lisan
(l) Hubungan keruangan menunjuk pada persepsi tentang posisi berbagai obyek dalam
91
ruang.
(2) Diskriminasi visual menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek
yang lain.
(3) Diskriminasi bentuk-Iatar menunjuk pada kemampuan membedakan suatu obyek dari
latar belakang yang mengelilinginya.
(4) Visual closure menunjuk pada kemampuan mengingat dan mengidentifikasi suatu
obyek, meskipun obyek tersebut tidak diperlihatkan secara keseluruhan.
(5) Mengenal obyek menunjuk pada kemampuan mengenal sifat berbagai obyek pada saat
mereka memandangnya.
(l) Persepsi taktil; berkaitan dengan sentuhan atau rabaan; atau kemampuan mengenal
berbagai obyek melalui meraba; mis. mengidentifikasi angka yang ditulis di punggung,
membedakan permukaan kasar dari yang halus, mengidentifikasi jari mana yang
digunakan untuk meraba
(2) Persepsi kinestetik; (a) perasaan yang sangat kompleks yang ditimbulkan oleh
rangsangan di otot, urat, dan pergelangan; (b) mempunyai daya menyadari gerakan
otot; misalnya kesadaran posisi, rasa tubuh tentang kontraksi otot, tegangan, dan
relaksasi adalah beberapa contoh dari persepsi kinestetik.
92
Sebagaimana Anda pelajari dalam ruang lingkup bidang perkembangan persepsi,
kemampuan persepsi auditoris terdiri dari lima kemampuan atau keterampilan, yaitu:
kesadaran fonologis, diskriminasi auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan
perpaduan auditoris. Dengan demikian Anda dituntut untuk memahami secara mendalam
tentang sub-sub komponen tersebut, sehingga Anda mampu menjabarkannya dalam
bentuk indikator-indikator yang lebih operasional.
93
1.b.3 Identifikasi bunyi akhir yang hampir sama
94
daftar atau tabel. Butir-butir soal dikembangkan berdasarkan indikator-indikator yang telah
dijabarkan dari subkomponen keterampilan/kemampuan, yang kemudian dibuat lembar
kerja siswa (LKS). Dalam hal ini guru/asesor dituntut untuk terampil membuat pertanyaan-
pertanyaan atau tugas-tugas yang relevan dengan informasi-informasi yang akan digali,
yaitu kemampuan dalam perkembangan persepsi dari seorang siswa . Ada beberapa
aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat butir-butir soal ataupun LKS, diantaranya
adalah pertanyaan atau tugas hendaknya diberikan dalam kalimat yang sederhana, jelas,
tidak berbelit-belit sehingga tidak membingungkan siswa yang sedang diases. Faktor
kejelasan ini sangat penting dan sangat mempengaruhi cara kerja siswa, dan dari kerja
siswa itulah guru/asesor akan memperoleh informasi yang diharapkan. Jika terjadi
ketidakjelasan dalam tugas, maka siswa tidak akan bekerja sesuai dengan yang
diharapkan. Ini berarti informasi yang digalipun tidak relevan, yang pada gilirannya
kekuatan dan kelemahan, serta kebutuhan siswapun tidak dapat diketahui. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan contoh ilustrasi berikut ini.
95
akhirnya terdengar bunyi (e) dari gambar
sapi, beca, cabe
96
Contoh Lembar Kerja Siswa (LKS) Perkembangan Persepsi
Identitas Siswa
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :
Alamat Rumah :
Hasil
Butir Instrumen
97
siswa selama proses asesmen dicatat, untuk memperoleh hasil yang akurat. Seorang anak
dikatakan memiliki kemampuan persepsi tertentu jika masing-masing tugas dapat
diselesaikan dengan tepat/ benar sebanyak tiga kali berturut-turut. Teknik pencatatan
dapat dilakukan melalui ceklis dan untuk mencatat perilaku anak yang dianggap berkaitan
dengan materi asesmen dapat dilakukan melalui catatan yang bersifat deskriptif. Hasil
pengamatan tersebut merupakan data kualitatif yang menggambarkan kondisi
perkembangan persepsi anak secara obyektif.
tes dan observasi. Semua jawaban dan perilaku anak dicatat dan hasilnya dianalisis.
D. LATIHAN
98
Buatlah kisi-kisi instrumen assesmen perkembangan persepsi:
E. RANGKUMAN
Adapun ruang lingkup bidang perkembangan persepsi terdiri dari tiga komponen
besar, yaitu: (1) persepsi auditoris yang meliputi kesadaran fonologis, diskriminasi
auditoris, ingatan auditoris, urutan auditoris, dan perpaduan auditoris; (2) persepsi visual,
yang meliputi hubungan keruangan, diskriminasi visual, diskriminasi bentuk dan latar,
visual closure, mengenal obyek, dan (3) persepsi heptik yang meliputi persepsi taktil dan
kinestetik.
99
dari hasil jawaban siswa, kemudian menginterpretasikannya, sehingga guru/asesor dapat
membuat kesimpulan dan rekomendasi terutama ditujukan kepada anggota tim PPI.
F. TES FORMATIF
1. Proses memahami dan memaknai obyek yang diterima oleh berbagai indra,
merupakan arti dari
a. Persepsi
b. Perkembangan persepsi
c. Persepsi Auditoris
d. Persepsi Visual
2. Seorang anak mampu menunjukkan gambar yang bunyi akhirnya terdengar bunyi (a)
dari gambar yang ditunjukkan. Auak tersebut telah memiliki persepsi
a. Auditoris
b. Visual
c. Kinestetik
d. Taktil
3. Seorang anak mampu membedakan bunyi keras-lemah atau bunyi jauh-dekat. Anak
tersebut telah memiliki persepsi
a. Kesadaran fonologis
b. Diskriminasi auditoris
c. Ingatan Auditoris
d. Urutan auditoris
4. Kemampuan membedakan suatu obyek dari obyek yang lain merupakan persepsi.
a. Diskriminasi visual
100
b. Diskriminasi bentuk dan latar
c. Visual closure
d. Mengenal obyek
a. Hubungan keruangan
b. Diskriminasi visual
d. Visual closure
a. Auditoris
b. Visual
c. Taktil
d. Kinestetik
a. Auditoris
b. Visual
c. Taktil
d. Kinestetik
8. Pada saat seorang guru/asesor membuat deskripsi dari hasil jawaban siswa tentang
perkembangan persepsi, kemudian menginterpretasikannya, maka asesor tersebut sedang
melakukan proses …
101
b. Membuat analisis hasil asesmen
c. Membuat kesimpulan
d. Membuat rekomendasi
a. Kemampuan siswa
b. Kelemahan siswa
c. Kesulitan siswa
10. Rekomendasi sebaiknya ditujukan kepada orang tua siswa, karena Orang tua
merupakan
Kunci Jawaban:
1. a 6. c
2. a 7. d
3. b 8. b
4. a 9. d
5. d 10. c
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
102
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang
benar dibagi 10 kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan
memperoleh presentase tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan
Belajar Adapun arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti ujian
akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%, Anda harus
mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai.
103
G. ASESMEN AKADEMIK
Pendahuluan
1. Asesmen Membaca
2. Asesmen Menulis
104
3. Asesmen Matematika/Berhitung
Petunjuk Belajar
Agar anda dapat memahami isi bahan belajar mandiri ini dengan baik, perhatikan1ah
petunjuk mempelajari bahan belajar mandiri ini sebagai berikut:
1. Bacalah keseluruhan materi dalam bahan belajar mandiri ini secara cepat dan tepat,
berusaha mengerti secara keseluruhan materi bahan belajar mandiri ini
2. Sesudah itu mulailah membaca setiap kegiatan belajar secara lebih teliti dengan berusaha
memahami, mencari dan menemukan setiap konsep yang diuraikan
3. Bila ada bagian yang tidak atau kurang Anda mengerti maka berilah tanda dan catat dalam
buku catatan Anda untuk dapat Anda tanyakan pada waktu ada tatap muka
4. Setelah Anda pelajari dengan hati-hati setiap bagian dari bahan belajar mandiri ini,
cobalah lakukan evaluasi sendiri hasil belajar Anda dengan cara membuat pertanyaan
sendiri dan berusaha menjawab sendiri
5. Buatlah kesimpulan dalam kata-kata Anda sendiri dari keseluruhan bahan yang And abaca
dalam bahan belajar mandiri ini
6. Akhimya kerjakanlah latihan dan tes formatif yang tersedia
A. TUJUAN
105
3. Mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan membaca berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Melaksanakan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan membaca
B. POKOK BAHASAN
C. INTISARI BACAAN
Membaca merupakan aktivitas auditif dan visual untuk memperoleh makna dari
symbol berupa huruf atau kata. Sunardi & Muchlisoh (1997) mengemukakan bahwa
aktivitas ini meliputi dua proses, yaitu proses decoding, juga dikenal dengan istilah
membaca teknis atau permulaan, dan proses pemahaman. Membaca teknis adalah proses
pemahaman atas hubungan antara huruf (grafim) dengan bunyi (morfem) atau
menterjemahkan kata-kata tercetak menjadi bahasa lisan atau sejenisnya. Mengucapkan
baik dalam hati maupun bersuara, misalnya kata “Ibu tidur” yang tercetak merupakan
proses membaca teknis. Sedangkan pemahaman merupakan proses menangkap makna
kata-kata yang tercetak. Pada waktu melihat tulisan “Ibu tidur,” pembaca akan mengetahui
bahwa yang tidur bukan ayah dan bahwa Ibu dalam tulisan itu tidak sedang makan.
ABK yang mengalami kesulitan membaca harus ditangani sedini mungkin sehingga
masalahnya tidak semakin membesar. Langkah penanganan anak-anak ini meliputi tahap
asesmen dan tahap intervensi pembelajaran. Asesmen keterampilan membaca yang
dimaksud dalam bahasan ini adalah suatu proses dalam memperoleh data tentang
keterampilan seorang siswa dalam melakukan aktivitas membaca, baik dalam hal
ketepatan membaca maupun dalam memahami isi teks yang dibacanya, sebagai bahan
bagi guru dalam menyusun program dan intervensi pembelajarannya.
106
Adapun tujuan utama dari asesmen keterampilan membaca adalah untuk
mengetahui kondisi keterampilan membaca siswa saat ini, khususnya dalam aspek
ketepatan membaca dan pemahaman terhadap isi teks yang dibacanya sebagai bahan
untuk menyusun suatu program pembelajaran yang diprediksi sejalan dengan kebutuhan
siswa yang bersangkutan.
Untuk dapat mengadakan asesmen dan menyusun program yang baik, guru perlu
mengetahui secara umum organisasi materi keterampilan membaca dan jenis-jenis
keterampilan yang terkait. Seperti dijelaskan sebelumnya, materi membaca meliputi
keterampilan membaca teknis dan membaca pemahaman.
107
Untuk mengetahui secara pasti jenis kesulitan yang dialami siswa, pada dasarnya
ada dua macam prosedur, yaitu melalui asesmen formal dan informal. Asesmen formal
dilakukan dengan tes baku yang dilengkapi dengan petunjuk pelaksanaan tes, kunci
jawaban, cara menafsirkan hasilnya, dan alternatif penanganan siswa yang bersangkutan.
Sayangnya, di Indonesia tes semacam itu belum dikembangkan. Oleh karena itu, para
guru harus mengandalkan asesmen informal. Yang perlu diketahui adalah jika dilakukan
dengan benar, hasil asesmen informal tidak kalah keterpercayaannya dari hasil asesmen
formal. Terdapat berbagai macam prosedur asesmen informal yang dapat digunakan,
diantarnya melalui observasi guru/asesor. Berikut dikemukakan salah satu contoh ceklis
pengamatan membaca dari Ekwall yang diadopsi oleh Sunardi (1997:14).
No Pengamatan ke-
Perilaku Membaca
1 2 3
4 Penghilangan bunyi/kata
5 Mengulang-ulang
6 Terbalik
10 Menerka-nerka kata
108
13 Tidak mengenal konsonan/vokal
ganda
14
Kemampuan analisis structural lemah
15
Tidak mampu memanfaatkan konteks
109
dalam berbagai kegiatan belajar, misalnya pada waktu membaca bersuara, mengerjakan
tugas di kelas, mengerjakan tes, mengikuti pelajaran, kegiatan rekreatif, dan sebagainya.
Aspek yang dapat diamati juga bervariasi, misalnya minat dan motivasi terhadap
membaca, kemampuan membaca teknis, dan membaca pemahaman.
D. LATIHAN
• Buatlah LKS dari tiap butir soal dalam asesmen keterampilan membaca
110
Berdasarkan pemahaman Anda itulah Anda dapat membuat subkomponen serta indikator-
indikator keterampilan membaca khususnya bagi siswa ABK.
E. RANGKUMAN
Membaca teknis adalah proses decoding atau proses pengenalan kata atau
mengubah simbol-simbol tertulis berupa huruf atau kata menjadi system bunyi. Adapun
komponen-komponen membaca pemahaman meliputi: pengembangan kosakata,
pemahaman literal, pemahaman inferensial, membaca kritis, dan apresiasi.
F. TES FORMATIF
1. Ditemukan seorang siswa mampu memaknai teks yang dibacanya melalui kata-
katanya sendiri. Siswa tersebut memiliki tingkat keterampilan membaca …
a. Teknis
111
b. Permulaan
c. Decoding
d. Comprehensive
a. Pengenalan kata
b. Membaca permulaan
c. Membaca teknis
d. Membaca lanjutan
3. Memahami dan mengingat informasi secara tersurat pada wacana termasuk ke dalam
a. Pengembangan kosakata
b. Pemahaman literal
c. Pemahaman inferensial
d. Apresiasi
4. Hal yang berkaitan dengan kepekaan emosi dan estetik siswa atas materi wacana,
adalah komponen membaca pemahaman jenis …
a. Pengembangan kosakata
b. Pemahaman literal
c. Pemahaman inferensial
d. Apresiasi
5. Seorang siswa dapat membaca kata-kata dengan mudah tanpa berpikir lagi, siswa
tersebut diduga memiliki keterampilan …
a. Konfigurasi
b. Analisis konteks
112
c. Penguasaan kosakata pandang
d. Analisis fonik
6. Siswa yang memahami kaitan antara bunyi dan huruf pada kata, diduga telah memiliki
keterampilan …
a. Konfigurasi
b. Analisis konteks
d. Analisis fonik
a. Pengembangan kosakata
b. Pemahaman literal
c. Pemahaman inferensial
d. Apresiasi
8. Pengenalan bentuk huruf atau kata secara global, misalnya kata buku lebih panjang
dari kata aku, memerlukan keterampilan …
a. Konfigurasi
b. Analisis konteks
d. Analisis fonik
a. Pengembangan kosakata
113
b. Pemahaman literal
c. Pemahaman inferensial
d. Apresiasi
a. Konfigurasi
b. Analisis konteks
d. Analisis fonik
Kunci Jawaban:
1. d 6. d
2. d 7. c
3. b 8. a
4. d 9. a
5. c 10. d
Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif yang terdapat di
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar,
kemudian gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang
benar dibagi 10 kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan
memperoleh presentase tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan
Belajar Adapun arti tingkat penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
114
90% - 100% = baik sekali
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah
80%, Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda
kuasai
A. TUJUAN
115
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Pelaksanaan dan menganalisis hasil asesmen keterampilan menulis
C. INTISARI BACAAN
116
(3) keterampilan mengeja, dan (4) keterampilan menulis lanjutan (mengarang).
117
dan kalimat, dalam karangan ini siswa harus juga menentukan dari mana akan memulai
dan di mana akan berakhir.
Adapun hal-hal yang jarang menarik perhatian anak adalah pembicaraan mengenai
kesehatan, kemasuarakatan, kenegaraan, penjelasan-penjelasan tentang peribahasa dan
kata-kata mutiara, penjelasan-penjelasan yang sering mengenai benda-benda seperti
payung, kaos kaki, dan sebagainya.
118
Contoh tabel Kisi-kisi Instrumen asesmen Keterampilan Menulis
119
Keterampilan (a) Mengenal huruf abjad, kata
Mengeja (misalnya,dari namanya sendiri)
(c) Ciptaan
(d) Penjelasan
120
Selain yang dikemukakan di atas, guru dapat pula membuat kisi-kisi instrumen
asesmen keterampilan menulis berdasarkan kurikulum yang berlaku saat ini. Berikut
dikemukakan contoh kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan menulis berdasarkan KTSP
PP No.22 dan 23 Tahun 2006.
5. Membentuk gambar
benda
6. Menebalkan
gambar
121
huruf, kata, atau 2. Mencontoh tulisan
kalimat huruf dengan
sederhana dari menyalin
buku atau papan
3. Mencontoh tulisan
tulis
kata dengan menyalin
4. Mencontoh tulisan
kalimat sederhana
dengan menyalin
5. Melengkapi kata
dengan huruf yang
tepat
6. Melengkapi kalimat
sesuai dengan
gambar
122
4. Melengkapi kalimat
5. Menyusun kalimat
acak
Identitas Siswa
Nama :
Tempat/tgl lahir :
123
Jenis Kelamin :
Kelas/Semester :
Sekolah :
Hasil
Pokok
Butir Soal
Bahasan 1 2 3
IDENTITAS SISWA
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
124
Kelas :
Sekolah :
Kondisi normal
SAMPEL
TULISAN
Tulisan terbaik
Tulisan tercepat
125
Contoh Pengembangan Butir Soal Asesmen Keterampilan Mengarang
IDENTITAS SISWA
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Sekolah :
Tugas (karangan reproduksi): Tulislah apa yang kamu pahami dari teks bacaan
yang tersedia di bawah ini! (Guru/asesor menyediakan teks bacaan sesuai
dengan tingkat/kelas siswa yang bersangkutan)
126
Hasil
1. 1. Memegang pensil
dengan benar
2. 2. Arah menulis (dari kiri
ke kanan)
3. 3. Posisi kertas/buku
4. 4. Posisi duduk siswa
5. 5. Jarak mata dengan
kertas/buku
6. 6. Kondisi siswa saat
menulis (tegang, frustrasi,
emosional)
7. 7. Sikap yang ditunjukkan
siswa (negatif, bosan,
mengganggu )
1. D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
127
Buatlah Kisi-kisi instrumen assesmen menulis:
• Pilih salah satu kelas dan semester yang ada pada kurikulum SD
• Buatlah butir-butir soal/instrumen asesmen keterampilan menulis dalam tabel
• Tetapkan kriteria keberhasilan keterampilan menulis
• Buatlah LKS dari tiap butir soal keterampilan menulis
E. RANGKUMAN
Ada beberapa hal yang dapat diamati pada saat pelaksanaan asesmen
keterampilan menulis, di antaranya adalah: Memegang pensil dengan benar, arah menulis
(dari kiri ke kanan), posisi kertas/buku, posisi duduk siswa, jarak mata dengan kertas/buku,
kondisi siswa saat menulis (tegang, frustrasi, emosional), sikap yang ditunjukkan siswa
(negatif, bosan, mengganggu).
F. TES FORMATIF
1. Seorang siswa memiliki kemampuan menulis dengan tangan. Artinya siswa tersebut
telah menguasai keterampilan …
a Pra menulis
b Menulis permulaan
128
c Keterampilan mengeja
d Keterampilan mengarang
2. Siswa mampu menceriterakan kembali karangan yang telah dibuat oleh orang lain
dengan kata-katanya sendiri. Siswa tersebut terampil dalam membuat karangan …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan
3. Siswa mampu mendeskripsikan sesuatu yang dilihatnya. Siswa tersebut terampil
dalam membuat karangan …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan
4. Memberikan materi keterampilan “membuat surat ijin untuk tidak sekolah” kepada
siswa, adalah bentuk latihan dalam keterampilan mengarang jenis …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan
5. Berdasarkan hasil penelitian, anak usia 7-10 tahun lebih tetarik dengan hal-hal berikut,
kecuali …
a Pengalaman pribadi
b Hal yang berkenaan dengan anak dan orang tua
c Mengenai binatang
d Kemasyarakatan
6. Sedangkan anak usia 11 tahun atau lebih, mereka lebih tertarik dengan judul-judul
karangan
a Petualangan
b Kesehatan
129
c Kenegaraan
d Kemasyarakatan
7. Seorang siswa mampu menjelaskan mengapa sesuatu itu dikerjakan atau harus
dikerjakan secara tertulis. Siswa tersebut telah memiliki kemampuan dalam menulis
karangan …
a Reproduksi
b Uraian
c Penjelasan
d Ciptaan
8. Baik anak usia 7-10 tahun, maupun anak usia 11 tahun atau lebih, mereka sama-
sama tertarik dengan judul-judul karangan di bawah ini, kecuali …
a Pengalaman pribadi
b Cerita orang-orang ternama
c Mengenai binatang
d Kemasyarakatan
Kunci Jawaban:
1. b 6. a
2. a 7. c
130
3. b 8. d
4. d 9. a
5. d 10. d
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai.
131
Asesmen Keterampilan Matematika
A. TUJUAN
Dengan mempelajari kegiatan pembelajaran ini diharapkan pembaca mampu membuat
kisi-kisi dan mengembangkan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika. Secara
khusus pembahasan ini bertujuan agar pembaca mampu:
B. POKOK BAHASAN
1. Penetapan ruang lingkup asesmen keterampilan matematika
2. Penyusunan kisi-kisi instrumen asesmen keterampilan matematika
3. Pengembangan butir-butir instrumen asesmen keterampilan matematika berdasarkan
kisi-kisi yang telah dibuat
4. Pelaksanaan dan Menganalisis hasil asesmen keterampilan matematika
C. INTISARI BACAAN
1. Penetapan Ruang Lingkup Asesmen Keterampilan Matematika
Untuk mendapatkan data yang akurat tentang kondisi siswa yang diases,
diperlukan instrumen yang memadai. Instrumen yang memadai akan diperoleh, jika
guru/asesor memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang yang akan
diasesmennya.
132
proses perolehan data atau informasi tentang penguasaan keterampilan matematika
seorang siswa sebagai bahan dalam menyusun suatu program pembelajaran.
Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga bagian
besar, yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Aritmetika adalah pengetahuan
tentang bilangan. Dali S.Naga (1980:1) mengemukakan bahwa aritmetika adalah
cabang matematika yang berkenaan dengan sifat, hubungan-hubungan bilangan nyata
dengan perhitungan terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian.. Penggunaan abjad dalam aritmetika … disebut aljabar (1980:29). Materi
utama dalam aritmetika adalah bilangan dan operasi bilangan atau komputasi yang
biasa disebut operasi hitung.
Bilangan adalah suatu idea; sifatnya abstrak. Bilangan bukan simbol atau
lambang dan bukan pula lambang bilangan atau angka. Bilangan memberikan
keterangan mengenai banyaknya anggota suatu obyek. Bilangan menyatakan suatu
nilai yang bisa diartikan sebagai jumlah atau banyaknya sesuatu. Karena itu bilangan
baru berwujud apabila dihubungkan dengan obyek. Misalnya: “tiga buku”, “lima pensil”,
dsb. Terdapat berbagai jenis atau macam bilangan. Diantara bilangan-bilangan
tersebut yang dipelajari pada jenjang pendidikan dasar meliputi bilangan asli, bilangan
cacah, bilangan pecahan, dan bilangan bulat.
Adapun istilah operasi hitung berasal dari kata Operation yaitu pengerjaan,
133
operasi hitung adalah pengerjaan hitung. Terdapat empat operasi hitung dasar atau
operasi hitung utama dalam aritmetika, yaitu: penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Penjumlahan merupakan operasi pokok yang menjadi dasar untuk
memahami operasi lainnya; Pengurangan merupakan invers atau kebalikan dari dari
operasi penjumlahan; Perkalian dimaknai sebagai penjumlahan berulang, sedangkan
pembagian merupakan invers atau kebalikan dari operasi perkalian. Sedangkan
geometri adalah cabang matematika yang berkenaan dengan titik dan garis (Aleks
Maryunis, 1989:24). Titik adalah pernyataan tentang posisi yang tidak memiliki panjang
dan lebar, sedangkan garis hanya dapat diukur panjangnya.
Bangun bersisi lurus terdiri dari: a) segi tiga (siku-siku, tumpul, dan lancip),
b) segi empat yang meliputi jajaran genjang (persegi panjang, belah ketupat, segi
empat sama sisi), trapesium (siku-siku, sebarang, sama kaki), dan laying-layang, c)
segi lima, d) segi enam, dan e) segi banyak. Bangun bersisi lengkung terdiri dari
lingkaran, elips, dan bangun lain.
Adapun bangun ruang menunjuk pada bidang yang memiliki tiga dimensi, yaitu
panjang lebar, dan tinggi. Jika suatu bangun tidak seluruhnya terletak dalam bidang,
maka bangun itu disebut bangun ruang. Sebuah batu bata, kita bungkus dengan kertas
kemudian keluarkan batunya tanpa merusak pembungkusnya. Pembungkus itu
merupakan contoh suatu bangun ruang. Bangun ruang dibentuk oleh daerah segi
banyak yang disebut sisi. Ada bermacam-macam bangun ruang, di antaranya prisma,
kerucut, piramida, kubus, silinder, dan bola.
134
Rochyadi & Alimin (2005) mengemukakan bahwa dimensi kuantitatif merupakan
pemahaman tentang konsep, prinsip dan keterampilan matematika yang diperoleh
siswa melalui pembelajaran, tanpa dikaitkan dengan aplikasi sosialnya.
Operasionalisasi dari dimensi kualitatif ini diwujudkan dalam bentuk soal cerita.
135
yang termudah sampai yang tersukar atau dari yang terendah sampai yang tertinggi
atau dari yang sederhana ke yang paling kompleks. Jika tidak, guru/asesor dapat pula
menyusunnya berdasarkan materi kurikulum yang berlaku. Berdasarkan kurikulum
yang berlaku saat itu, akan memungkinkan untuk diketahuinya sampai sejauh mana
siswa menguasai materi matematika, sehingga guru/asesor dapat menentukan tingkat
performance siswa tentang penguasaan matematika saat ini. Sebagai gambaran,
perhatikanlah contoh kisi-kisi instrumen matematika berikut ini.
136
suatu urutan bilangan
137
istilah lebih banyak, lebih
sedikit atau sama banyak
138
dengan penjumlahan dengan penjumlahan hasil
dan pengurangan sampai dengan 20
sampai 20 2. Menyelesaikan masalah
sehari-hari dalam
penjumlahan tiga bilangan 1
angka
3. Menyatakan masalah
sehari-hari yang terkait
dengan pengurangan hasil
sampai dengan 20
139
2.4. Menyelesaikan 1. Menceritakan kegiatan sehari-hari
masalah yang berkaitan yang berhubungan dengan jam sehari
dengan waktu dan (dari bangun sampai tidur kembali)
panjang 2. Mengenal hubungan hari dengan
minggu
3. Mengukur jarak suatu benda
dengan satuan ukuran tidak baku
(jengkal, depa, langkah, kaki)
140
belajar yang diharapkan dari siswa meliputi tingkat dimensi kualitatif, yaitu siswa
mampu mengaplikasikan konsep, prinsip dan keterampilan yang diperolehnya di
dalam kelas ke dalam situasi nyata di dalam kehidupan mereka. Dengan demikian
konsep, prinsip dan keterampilan matematika tersebut menjadi fungsional & bermakna
bagi siswa di dalam kehidupan sehari-hari. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh
ilustrasi berikut ini.
Kemampuan
1.1.1.
Menyatakan
banyak benda
dari
sekumpulan
benda (0-9)
1.1.2.
Membandingka
n dua kumpulan
benda melalui
istilah lebih
141
banyak/lebih
sedikit/sama
banyak (0-9)
Sedangkan pada tahap kedua, asesmen dilakukan secara individual. Tahap ini
ditujukan bagi mereka yang telah diposisikan sebagai instructional level dan frustration
level. Proses asesmen tahap kedua ini lebih berfungsi untuk menelusuri hambatan-
hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika yang
diajukan. Pada tahap ini pula akan diketahui apakah hambatan siswa tersebut
berkaitan dengan tahapan belajar siswa atau berkaitan dengan fakta kesalahan dalam
memecahkan soal, atau berkaitan dengan kecenderungan strategi yang digunakan
dalam memecahkan soal-soal matematika. Ada dua hal yang perlu dicatat dalam
pelaksanaan asesmen pada tahap ini, yaitu: pertama, mencatat hal-hal yang dilakukan
siswa pada saat menyelesaikan soal-soal yang diberikan serta alasan-alasan siswa
mengapa ia menyelesaikan soal dengan cara yang demikian. Kedua mencatat hasil
kerja siswa.
142
Langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil kerja siswa yang kemudian
ditafsirkan dan ditarik kesimpulan dalam wujud penguasaan matematika, kesulitan
matematika yang dihadapi siswa, serta kebutuhan belajar siswa tentang matematika.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, guru/asesor membuat rekomendasi yang ditujukan
kepada guru kelas, atau guru bidang studi, atau kepada orang tua yang selanjutnya
hasil asesmen ini akan dijadikan sebagai landasan dalam membuat program
pembelajaran matematika bagi siswa yang bersangkutan.
D. LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan Anda
mengerjakan latihan berikut ini.
E. RANGKUMAN
Pada dasarnya ruang lingkup pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar dapat dikelompokkan berdasarkan isi (content) materi dan berdasarkan hasil belajar
yang diharapkan. Berdasarkan isi (content) materi, matematika dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar, yaitu: Aritmetika, geometri, dan pengukuran. Sedangkan berdasarkan hasil
belajar yang diharapkan dikelompokkan menjadi dua dimensi, yaitu dimensi kuantitatif dan
dimensi kualitatif.
143
diduga mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika. Berdasarkan hasil asesmen
pada tahap pertama ini akan ada tiga kemungkinan penguasaan keterampilan yang dimiliki
siswa, yaitu yang akan diposisikan sebagai independen level, atau instruction level, atau
pada posisi frustration level. Kedua, dilakukan secara individual yang lebih berfungsi untuk
menelusuri hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika yang diajukan. Terdapat dua hal yang perlu dicatat selama melaksanakan
asesmen matematika, yaitu pencatatan proses dan hasil asesmen sebagai bahan untuk
menganalisis hasil kerja siswa sebelum penarikan kesimpulan yang pada akhirnya dibuat
rekomendasi yang ditujukan kepada guru maupun orang tua siswa yang bersangkutan.
F. TES FORMATIF
Petunjuk: Pilihlah salah satu option yang dianggap paling benar!
1. Dibawah ini merupakan ruang lingkup materi pembelajaran matematika pada jenjang
pendidikan dasar berdasarkan kontennya, kecuali:
a. Aritmetika
b. Geometri
c. Pengukuran
d. Problem solving
144
4. Seorang siswa mampu menyelesaikan soal penjumlahan “7 + 6” melalui abakus biji.
Siswa tersebut berada pada tahap belajar …
a. Konkret
b. Semi konkret
c. Semi abstrak
d. Abstrak
5. Kemampuan belajar seorang siswa yang berada pada tahap semi konkret, ia mampu
menyelesaikan soal-soal …
a. Penjumlahan dengan menggunakan lidi
b. Penjumlahan dengan menggunakan gambar
c. Penjumlahan dengan menggunakan tally
d. Penjumlahan dengan angka
8. Dalam menganalisis hasil pekerjaan siswa, ditemukan angka persentase 75% ke atas.
145
Tingkat penguasaan keterampilan matematika siswa yang bersangkutan diposisikan pada
…
a. Independen level
b. Instructional level
c. Frustration level
d. Individual level
10. Pengadministrasian data pada asesmen keterampilan matematika tahap kedua lebih
bersifat kualitatif, karena itu pada tahap ini asesor dituntut untuk melakukan hal di bawah
ini , kecuali:
a. Mencatat hasil jawaban yang telah diselesaikan siswa
b. Mencatat alas an yang diberikan siswa pada setiap penyelesaian soal matematika
c. Mencatat cara kerja siswa dalam menyelesaikan setiap soal-soal matematika
d. Menghitung skor presentase pencapaian siswa
Kunci Jawaban:
1. d 6. a
2.b 7. c
3.d 8. a
4.a 9. a
5.b 10. d
146
bagian akhir bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian
gunakan rumus tingkat penguasaan, yaitu jumlah jawaban Anda yang benar dibagi 10
kemudian dikalikan dengan 100%. Dengan demikian Anda akan memperoleh presentase
tingkat penguasaan Anda. terhadap materi Kegiatan Belajar Adapun arti tingkat
penguasaan yang Anda capai adalah sebagai berikut:
<70% = kurang
Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih Anda dapat mengikuti
ujian akhir semester (UAS)., tetapi bila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80%,
Anda harus mengulang kegiatan belajar ini terutama bagian yang belum anda kuasai
147
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman Mulyono, (2001), Pendidikan bagi Anak berkesulitan Belajar, Jurusan PLB UNJ
Jakarta.
Abdurahman Mulyono & Estiningsih, E.(1997) Menangani Kesulitan Belajar Berhitung, Jakarta:
Depdikbud
Amin, Moh. (1995), Ortopedagogik anak tunagrahita, Jakarta : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Astati (1995), Terapi Okupasi, Bermain, dan Musik untuk Anak Tunagrahita, Jakarta:
Depdikbud
Depdiknas (2006), Standar Isi, Standar kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan KTSP
Sekolah Dasar, Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan-Dikti
Hallahan, D.P. dan Kauffman, J.M. (1994), Exceptional children, Introduction to special
Education, allyn Bacon, Boston.
Hargove, Linda J & Poteet, James A. (1984), Assesment in Special Education, The Education
Evaluation, New Jersey, Prentice Hall, Inc.
Hargove, Linda J and Poteet, James A (1984), Assesment children, introduction to special
education, Boston : Alyn Bacon
Harwell, Joan M, How to Diagnose and Correct Learning Disabilities in the Classroom, New
York: Parker Publishing, Co,Inc.
Johnson, Berit & Skjorten, Miriam,D (2003) Pendidikan Kebutuhan Khusus: Sebuah
Pengantar, Menuju Inklusi, Buku No.1, Bandung: Program Pascasarjana-UPI
148
Lerner, Janet,W. (1989) Learning Disabilities, Teories, Diagnosis, and teaching Strategies,
USA: Houghton Mifflin Company
McLoughlin,James,A. & Lewis, Rena,B (1986)Assessing Special Students (2nd) USA: Merril
Publishing Company
Mercer Cecil D & Mercer, Ann,R (1989), Teaching student with Learning Problems, , USA:
Merill Publishing Company
Mercer, Cecil d & Lewis (1977), Children and Youthwith Learning Disabilities, London, Charles
and Merril Publishing company.
Mason, H. & McCall, S. (Eds.). (1999). Visual Impairment: Access to Education for Children
and Young People. Part II. London: David
Myers, . Patricia (1986) Methods for Learning disorder, New York: John Wiley and Sons
Rochyadi & Alimin, Z (2005) Pengembangan Program Individual Bagi Anak Tunagrahita,
Jakarta: Depdiknas
Rochyadi & Soendari (2001) Tingkat Penerapan dan pemahaman Program Individualisasi
Pendidikan (IEP) Oleh Guru-guru SLB di Kodya Bandung, Jakarta: Proyek
Pengkajian danPenelitian Ilmu Pengetahuan, Dikti
149
Soendari, T (1999) Asesmen Keterampilan Matematika, Terjemahan, Sumber asli:Mercer
Cecil D & Mercer, Ann,R (1989),Teaching student with Learning Problems,
Chapter 6, hal 1987-218 “Assessing Math Skills”, USA: Merill Publishing
Company
Suaheri, HN. (1987) Ortodidaktik Anak Tunagrahita III, Jurusan PLB- FIP- IKIP Bandung
Suherman, Yuyus, (2005). Adaptasi Pembelajaran Siswa ABK. Bandung, Rizqi Press.
Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Membaca, Jakarta: Depdikbud
Sunardi & Muchlisoh (1997) Menangani Kesulitan Belajar Menulis, Jakarta: Depdikbud
Yusuf, Munawir, dkk (1997), Mengenal Siswa Berkesulitan Belajar, Jakarta: Depdikbud
150
Lampiran Form
Isian Form 1
INFORMASI PERKEMBANGAN ANAK
(Diisi oleh Orang tua)
Petunjuk :
Isilah daftar berikut pada kolom yang tersedia sesuai dengan kondisi anak yang
sebenarnya. Jika ada yang kurang jelas, konsultasikan kepada guru kelas tempat anak
Bapak/Ibu bersekolah.
A. Identitas Anak :
1. Nama : ..............................................
2. Tempat dan tanggal lahir/umur : ..............................................
3. Jenis kelamin : ..............................................
4. Agama : ..............................................
5. Status anak : ..............................................
6. Anak ke dari jumlah saudara : .......................................
7. Nama sekolah : ..............................................
8. Kelas : ..............................................
9. Alamat : ..............................................
B. Riwayat Kelahiran :
1. Perkembangan masa kehamilan : ..............................................
2. Penyakit pada masa kehamilan : ..............................................
3. Usia kandungan : ..............................................
4. Riwayat proses kelahiran : ..............................................
5. Tempat kelahiran : ..............................................
6. Penolong proses kelahiran : ..............................................
7. Gangguan pada saat bayi lahir : ..............................................
8. Berat bayi : ..............................................
9. Panjang bayi : ..............................................
10. Tanda-tanda kelainan pada bayi : ..............................................
151
D. Perkembangan Fisik :
F. Perkembangan Pendidikan :
Diisi Tanggal,…………………
Orang tua,
( …………………………….. )
Isian Form 2
152
DATA ORANG TUA/WALI SISWA
(Diisi orang tua/wali siswa)
1. Nama : ............................................
2. SD/MI : ...........................................
3. Kelas :............................................
1. Nama : …………………………………………………….
2. Umur : ………………………...………………………….
3. Agama : …………………………………………………….
4. Status perkawinan : ..........…………………………………………….
5. Pend. Tertinggi : ………………...………………………………….
6. Pekerjaan : …………………………………………………….
7. Alamat : …………………………………………………….
8. Hubungan Keluarga : …………………………………………………….
153
1. Jabatan formal ayah di kantor (jika ada) : ................................................
2. Jabatan formal ibu di kantor (jika ada) : ...............................................
3. Jabatan informal ayah di luar kantor (jika ada) : .....................................
4. Jabatan informal ibu di luar kantor (jika ada) : ..............................................
5. Rata-rata penghasilan (kedua orangtua) perbulan : .......................................
( ………………….……… )
154