Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI

“PEMBUATAN ASAM CUKA”

DOSEN PENGAMPU :
IR. LUCKY INDRIATI UTAMI, MT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. WAHYU FIRDANSYAH (19031010183)


2. NABILA AYU AMANDA (19031010185)
3. ALIFIA SALMA NABILA (19031010191)
4. YUSTICA CHANDRA KANIA (19031010190)

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Mikrobiologi Industri yang
berjudul “Pembuatan Asam Cuka” dengan tepat waktu. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi Muhammad SAW yang syafaat-Nya
akan kita nantikan.
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswa mampu menjelaskan
peran khamir acetobacter aceti dalam proses pembuatan asam cuka, reaksi proses
pembuatan asam cuka, faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembuatan asam
cuka dan proses pembuatan asam cuka dalam dunia industri. Selain itu, tujuan
makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah Mikrobiologi Industri.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ir.Lucky Indrati Utami, MT
selaku dosen mata kuliah Mikrobiologi Industri dan juga kepada teman-teman
yang telah meluangkan waktunya untuk menyelesaikan makalah ini. Namun,
dalam penulisan makalah ini kami menyadari masih terdapat kekurangan, baik
dari segi bahasa ataupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, kami mengharap
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga tulisan ini
dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.

Surabaya, 19 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
I.1 Latar Belakang..................................................................................................1
I.2 Tujuan...............................................................................................................1
I.3 Manfaat.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
II.1 Secara Umum..................................................................................................3
II.2 Asam Cuka......................................................................................................3
II.3 Acetobacter Aceti.............................................................................................4
II.4 Peran Positif Bakteri Acetobacter Aceti Asam Cuka......................................5
II.5 Peran Negatif Bakteri Acetobacter Aceti Asam Cuka....................................5
II.6 Prinsip dan Tahapan Fermentasi Cuka............................................................6
II.7 Reaksi dan Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi Asam
Cuka................................................................................................................7
II.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Cuka.........................8
II.9 Proses Pembuatan Asam Cuka........................................................................9
BAB III PENUTUP....................................................................................................12
III.1 Kesimpulan..................................................................................................12
III.2 Saran.............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam mikrobiologi selain mempelajari tentang struktur dan hidup
mikroorganisme, juga mempelajari tentang pemanfaatan mikroorganisme.
Mikroorganisme banyak dimanfaatkan sebagai pembuat atau penghasil suatu
produk dari bahan nabati atau hewani. Salah satu produk hasil pemanfaatan
mikroorganisme adalah Cuka. Cuka merupakan produk hasil fermentasi alkohol
menjadi asam asetat atau asam cuka. Fermentasi sendiri merupakan suatu proses
metabolisme yang menyebabkan senyawa-senyawa organik dalam suatu bahan
makanan menjadi produk sederhana oleh enzim yang dihasilkan mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terlibat dalam proses fermentasi meliputi bakteri, yeast dan
kapang atau khamir.
Pembuatan asam cuka merupakan salah satu contoh fermentasi yang
berlangsung dalam keadaan aerob dengan bantuan acetobacter aceti. Bakteri
acectobacter aceti dapat merombak alkohol menjadi asam asetat setelah ekstrak
gula dari bahan baku diubah menjadi alkohol. Dalam pembuatan asam cuka
terdapat dua proses fermentasi yang dilakukan yaitu fermentasi alkohol untuk
mengubah glukosa menjadi etanol dan karbondioksida menggunakan peran
mikroorganisme saccharomyces cerevisiae dan fermentasi asam asetat untuk
mengubah alkohol menjadi asam asetat dengan bantuan bakteri acetobacter aceti.
Oleh karena itu, perlunya dibuat makalah tentang pembuatan asam cuka agar lebih
memahami tentang proses pembuatan asam cuka.

I.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat-sifat dari bakteri acetobacter aceti.
2. Untuk mengetahui peran dari bakteri acetobacter aceti dalam proses
pembuatan asam cuka.
3. Untuk mengetahui tahapan fermentasi asam cuka.

1
I.3 Manfaat
1. Agar dapat mengetahui reaksi pembentukan dalam proses pembuatan
asam cuka.
2. Agar dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pembuatan asam cuka.
3. Agar dapat mengaplikasikan dan mengembangkannya dalam dunia
industri.

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Secara Umum


Fermentasi secara umum diartikan sebagai suatu proses konversi gula
menjadi asam organik atau alkohol. Proses fermentasi telah lama dikenal manusia
sejak dulu untuk mengawetkan dan meningkatkan cita rasa makanan. Istilah
fermentasi digunakan pada proses yang melibatkan mikroorganisme seperti
bakteri, yeast dan fungi untuk menghasilkan produk yang berguna bagi manusia.
(Nurhadianty, 2018). Cuka adalah larutan encer asam asetat yang dihasilkan
melalui dua tahap fermentasi, yaitu proses fermentasi gula menjadi etanol oleh sel
khamir dan proses oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat.
Untuk menghasilkan cuka dengan konsentrasi asam asetat yang diinginkan,
substrat yang digunakan harus mengandung gula dalam jumlah yang cukup
(Masriatini, 2016).

II.2 Asam Cuka


Cuka adalah suatu zat yang dibuat dari berbagai bahan yang bergulaatau
berpati melalui fermentasi alcohol yang diikuti oleh fermentasi asetat. Produk ini
merupakan suatu larutan asam asetat dalam air yang megandung cita rasa, zat
warna dan substansi yang terekstrak, asam buah, ester-ester, garam-garam organic
dari buah, yang berbeda-beda sesuai dengan asalnya. Pembuatan cuka didasarkan
pada dua prinsip yaitu fermentasi alcohol dan asetat. Prinsip pertama dilakukan
dengan menggunakan bantuan Saccharomyces cereviciae yang mengubah
kandungan gula sederhana atau pati menjadi alcohol dalam kondisi anaerob (tanpa
udara). Tahap ini dapat bekerja secara optimal jika pada pH 3,5 6,0 dan pada suhu
yang efisien 28-35℃. Sedangkan pada tahap kedua dilakukan fermentasi asetat
dengan menggunakan bakteri acetobacter, misalnya acetobacter aceti, cetobacter
aceti yang mengubah alkohol dengan kadar tertentu menjadi sejumlah asam asetat
dalam kondisi aerob, pada suhu optimum 15-34℃, pH 3,0-4,0. Kriteria mutu
cuka yang utama adalah kandungan asam asetatnya (Febriani, 2018).
3
II.3 Acetobacter Aceti

Gambar II.1 Acetobacteri Aceti


Acetobacter adalah sebuah genus bakteri penghasil asam asetat, ditandai
dengan kemampuannya mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam
cuka) dengan bantuan udara. Bakteri yang termasuk ke dalam Acetobacter
mempunyai bentuk sel eclips sampai batang lurus atau sedikit melengkung dengan
ukuran (0,6-0,8) x (1,0-3,0) cm. sel pada umumnya tunggal berpasangan atau
membentuk rantai. Selnya dapat bersifat motil atau nonmotile, flagelnya peritrik,
atau tidak berflagel dan tidak membentuk endospora. Bakteri ini bersifat obligat
aerob. Etanol dioksidasi menjadi asam asetat dan asam laktat dioksidasi menjadi
CO 2 dan H 2 O , bila dioksidasi berlanjut. Suhu optimum pertumbuhannya 30°C, pH
optimumnya 5.4 – 6.3 dan pH 4.0 – 4.5 masih terdapat pertumbuhan, sedangkan
pada pH 7 – 8 pertumbuhannya lemah. Marga bakteri ini mampu bertahan
konsentrasi asam asetat 2-11%.
Acetobacter aceti bersifat motil atau nonmotil dan mengoksidasi etanol
menjadi asam asetat yang dioksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida (CO₂).
Acetobacter aceti berbentuk bulat panjang seperti batang, lurus atau agak
melengkung dengan susunan sel tunggal, berpasangan atau dalam rantai
Acetobacter aceti bersifat kemoorganotrof, sehingga dapat tumbuh pada medium
sederhana maupun kompleks. Acetobacter lebih menyukai substrat beralkohol
daripada gula. Sumber C (karbon) terbaik untuk pertumbuhan adalah etanol,
gliserol dan asam laktat. Bakteri terssebut tumbuh berkelompok pada permukaan
cairan membentuk struktur lapisan, membrane tipis atau membrane keruh yang

4
merata. Asam asetat diproduksi dan diekskresikan oleh bakteri-bakteri tertentu,
misalnya dari genus Acetobacter dan Spesies Clostridium acetobutylicium.
Bakteri-bakteri ini terdapat pada makanan, air dan juga tanah, sehingga asam
asetat secara alami diproduksi pada buah-buahan / makanan yang telah basi.
(Andayani, 2019).

II.4 Peran Positif Bakteri Acetobacter Aceti Asam Cuka


Bakteri Acetobacter aceti memiliki beberapa peran postif dalam industri
asam cuka, yaitu :
1. Acetobacter aceti dengan kemampuannya dibawah kondisi aerasi dan
keasaman yang tinggi dapat mengubah etanol secara cepat dengan hasil
asam asetat tinggi
2. Dalam fermentasi cuka bakteri spesifik Acetobacter aceti memiliki
kemampuan untuk membentuk asam asetat dari oksidasi alkohol
(Kusumawati, 2017)
3. Fermentasi dengan penambahan Acetobacter aceti dapat meningkatkan
aroma dan rasa asam. Selain itu, energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar
dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol secara anaerob
(Masriatini, 2016).
4. Mikroba Acetobacter aceti banyak tumbuh dan membelah diri sehingga
jumlahnya meningkat dengan cepat. Semakin lama fermentasi maka
Acetobacter aceti akan lebih aktif untuk mengubah alkohol menjadi asam
asetat sehingga keasaman akan semakin tinggi (Awidyanata, 2020).

II.5 Peran Negatif Bakteri Acetobacter Aceti Asam Cuka


Adapun beberapa peran negatif dari bakteri Acetobacter aceti dalam industri
asam cuka, yaitu :
1. Kadar alkohol yang terbentuk selama proses fermentasi jika kadarnya
terlalu banyak (lebih dari 14%-15%) justru akan menghambat
pertumbuhan bakteri.Selain itu, jika kadar alkohol terlalu rendah, maka

5
asam asetat yang terbentuk akan sedikit dan sebagian akan hilang
sebagai ester atau teroksidasi menjadi CO2 (Priasty, 2013).
2. Waktu fermentasi yang terlalu pendek akan menghasilkan produk yang
sedikit karena substrat tidak seluruhnya terdegradasi sedang waktu
fermentasi yang terlalu lama, asam asetat akan teroksidasi menjadi
karbon dioksida dan air. Asam asetat melalui kondisi optimal pada
waktu tertentu aktivitas bakteri sudah mulai berkurang seiring dengan
berkurangnya substrat sehingga terjadi penurunan kadar asam asetat
karena asam asetat telah dioksidasi lebih lanjut menjadi CO₂ dan H₂O.
3. Aerasi diperlukan selama proses fermentasi. Penghentian aerasi dapat
membunuh bakteri penghasil asam asetat. Jika tidak tersedia oksigen
yang cukup, maka pada konsentrasi asam asetat dan ethanol yang
tinggi, sel-sel bakteri akan mati (Leasa, 2015).
4. Acetobacter aceti akan tumbuh optimal dalam kisaran suhu 30-35°C
dan puncak produksi alkohol dicapai pada suhu 33°C. Jika suhu terlalu
rendah, maka fermentasi akan berlangsung secara lambat dan
sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka Acetobacter aceti akan mati
sehingga proses fermentasi tidak akan berlangsung, karena nira yang
mengalami fermentasi memiliki kadar asetat yang tinggi (Naibaho,
2017).

II.6 Prinsip dan Tahapan Fermentasi Cuka


Mikroba yang umumnya terlibat dalam fermentasi pangan adalah bakteri,
khamir dan kapang. Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas
mikroba tertentu agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk
fermentasi yang bermanfaat. Waktu fermentasi merupakan variabel yang
berkaitan dengan fase pertumbuhan mikroba selama proses fermentasi
berlangsung sehingga akan berpengaruh terhadap hasil fermentasi (Stanbury,
1995). Pada fermentasi asam cuka ini, proses fermentasi dilakukan dalam dua
tahap yaitu :
1. Fermentasi alkohol
6
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa
menjadi etanol dan karbon dioksida. Mikroorganisme yang berperan
dalam proses ini adalah Saccharomyces cerevisiae yang mempunyai
kemampuan yang cukup tinggi untuk memproduksi alkohol. Pada proses
fermentasi dengan menggunakan khamir digunakan untuk mengahasilkan
alkohol dan proses ini berlangsung anaerob.
2. Fermentasi Asam Cuka (Asam Asetat)
Fermentasi asam asetat berlangsung secara aerob dengan bantuan bakteri
asam asetat yaitu Acetobacter Aceti dan menghasilkan asam asetat. Dalam
proses fermentasi substrat alkohol yang akan dirombak menjadi asam
asetat pada kondisi lingkungan diberi cukup oksigen. Proses oksidasi
alkohol tersebut dapat terhambat jika kandungan alkohol tinggi (14–15%),
yang mana dapat menghambat metabolisme bakteri asam asetat
Acetobacter Aceti.
(Putra, 2017)

II.7 Reaksi dan Mikroorganisme yang Berperan dalam Fermentasi Asam


Cuka
Dalam pembuatan asam cuka terjadi 2 kali fermentasi yang pertama,
fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast dan yang kedua, fermentasi
perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dengan bakteri acetobacter aceti.
1. Fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast saccharomyces cerevisiae
pada fermentasi ini terjadi perombakkan glukosa menjadi alkohol dan CO₂.
Reaksi sebagai berikut :

Saccharomyces cerevisiae
C₆H₁₂O(aq) 2C₂H₅OH(aq) + 2CO₂ (g)
(Glukosa) (Etanol) (Karbondioksida)
Reaksi yang terjadi etanol adalah hasil utama fermentasi disamping asam
laktat, asetaldehid dan gliserol.
2. Fermentasi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dengan bakteri
Acetobacter aceti. Reaksi pembentukan sebagai berikut :

7
Acetobacter Aceti
2C₂H₅OH(aq) + O₂(g) C₃HOOH(aq) +
H₂O(g)
(Etanol) (Oksigen) (Asam Asetat) (Air)
Karakteristik sifat kimia asam cuka meliputi kadar asam cuka, kadar
alkohol, pH dan kadar gula. Umunya fermentasi dipengaruhi antara lain
suhu, kadar oksigen dan pH.
(Rachmawati, 2019)

II.8 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Pembuatan Cuka


1. Jenis Dan Kualitas Substrat Fermentasi
Cuka fermentasi dapat dibuat dari berbagai macam substrat yang dapat
menghasilkan alkohol melalui proses fermentasi. Buah-buahan, madu,
molase, serealia dan umbi-umbian adalah beberapa contoh substrat untuk
fermentasi cuka. Pada dasarnya semua substansi yang digunakan harus
mengandung paling sedikit 8% gula atau bahkan lebih, air serta nutrient
untuk pertumbuhan bakteri.
2. pH Awal Substrat
pH awal substrat yang baik untuk pertumbuhan bakteri asam asetat 3.0 – 4.0
3. Suhu Pertumbuhan bakteri yang cepat dan produksi asam asetat yang
optimum berlangsung pada suhu 15 - 34°C. Hasil penelitian Maceda dan
Palo diketahui bahwa pada suhu 35°C terjadi penurunan produksi asam
asetat. Pada suhu 40°C pertumbuhan bakteri asam asetat terhambat dan
hanya sejumlah kecil asam asetat yang terbentuk.
3. Oksigen
Proses oksidasi etanol menjadi asam astat sangat tergantung pada
tersedianya oksigen, yang berfungsi sebagai akseptor hidrogen dalam proses
tersebut. Jika pemberian oksigen atau aerasi berlebihan maka akan terjadi
oksidasi lanjut terhadap asam asetat.
4. Konsentrasi Alkohol

8
Konsentrasi alkohol dalam substrat sangat mempengaruhi fermentasi cuka.
Konsentrasi alkohol 11-13% adalah konsentrasi optimum untuk fermentasi
cuka . Jika konsentrasi alkohol mencapai 14% atau lebih, maka produksi
asam asetat tidak berlangsung secara sempurna.

5. Konsentrasi Gula
Untuk menghasilkan konsentrasi alkohol yang baik bagi produksi asam cuka
dibutuhkan konsentrasi gula sekitar 16 - 18%. Konsentrasi itu merupakan
konsentrasi yang baik untuk mendapatkan produk alkohol yang optimum
bagi pembuatan asam cuka (Andayani, 2019).

II.9 Proses Pembuatan Asam Cuka


1. Mula-mula siapkan buah nanas dalam kondisi yang baik. Kemudian di
bersihkan.
2. Blender buah nanas yang sudah di bersihkan tersebut hingga
halus,setelah buah nanas menjadi halus, ambil sari buah nanas tersebut.
3. Masukkan sari buah nanas kedalam gelas panci dan larutkan dengan air
hingga volume mencapai 1 liter.
4. Timbang gula pasir sebanyak 150 gram, ammonium sulfat 0,33 gram,
ammonium podsphat 0,05 gram dengan menggunakan neraca.
Kemudian masukkan kedalam panci yang berisi sari buah nanas. Ketiga
bahan tersebut berguna untuk penyuplai nutrisi untuk starter
acetobacter aceti dan saccharomyces cereviciae.
5. Kondisikan pH larutan sari nanas tersebut 3-4,5. Kemudian rebus pada
suhu 75ºC dalam waktu 15 menit.
6. Setelah di rebus selama 15 menit, angkat dan dinginkan hingga suhu
mencapai 30ºC (ukur menggunakan thermometer). Kemudian
masukkan ke dalam botol steril.
7. Lalu masukkan starter.

9
8. Kemudian tutup botol rapat-rapat dengan menggunakan tutup botol
yang berisi selag yang di hubungkan ke botol lain yang berisi aquadest
untuk jalan keluarnya CO₂ .
9. Lakukan fermentasi sealama 12 hari.
10. Setelah 12 hari pindahkan hasil fermentasi yang pertama kedalam gelas
beaker yang sudah di pasang kertas saring.
11. Masukkan bakteri acetobacter aceti ke dalam gelas beaker yg berisi
hasil fermentasi yang pertama itu. Lakukan fermentasi secara aerob.
12. Selama 5 hari sekali kadar asam asetat di analisa secara kuantitatif dan
kualitatif untuk mendapatkan kadar asam asetat > 4gr/100ml.

10
Buah Nanas

Pencucian

Pemecahan

Penghalusan

Gula pasir 150 gram,


ammonium sulfat 0,33 gram
Air Pengenceran
dan ammonium phospat
0,05 gram
Perebusan

Penyaringan Endapan

Pendinginan

Sterilisasi

Saccharomyces
Fermentasi
cereviciae

Penyaringan Saccharomyces cereviciae


hidup dan mati

Bakteri
Fermentasi aerob
Acetobacter aceti

Penyaringan Endapan

Pasteurisasi

Asam Asetat

Gambar II.2 Diagram Alir Proses Pembuatan Asam Cuka

11
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
1. Acetobacter aceti bersifat motil atau nonmotil dan mengoksidasi etanol
menjadi asam asetat yang dioksidasi lebih lanjut menjadi karbondioksida
(CO₂). Acetobacter aceti berbentuk bulat panjang seperti batang, lurus
atau agak melengkung dengan susunan sel tunggal, berpasangan atau
dalam rantai Acetobacter aceti bersifat kemoorganotrof, sehingga dapat
tumbuh pada medium sederhana maupun kompleks.
2. Peran positif bakteri acetobacter aceti dalam proses pembuatan asam
cuka, yaitu acetobacter aceti dengan kemampuannya dibawah kondisi
aerasi dan keasaman yang tinggi dapat mengubah etanol secara cepat
dengan hasil asam asetat tinggi. Dalam fermentasi cuka bakteri spesifik
acetobacter aceti memiliki kemampuan untuk membentuk asam asetat dari
oksidasi alkohol.
3. Pada proses pembuatan asam cuka terdapat dua proses fermentasi yang
dilakukan yaitu fermentasi alkohol untuk mengubah glukosa menjadi
etanol dan karbondioksida menggunakan peran mikroorganisme
saccharomyces cerevisiae dan fermentasi asam asetat untuk mengubah
alkohol menjadi asam asetat dengan bantuan bakteri acetobacter aceti.

III.2 Saran
Diharapkan pembaca dapat memahami manfaat peran bakteri acetobacter
aceti dalam proses pembuatan asam cuka sehingga dapat memahami proses
fermentasi yang terjadi pada pembuatan asam cuka.

12
DAFTAR PUSTAKA

Andayani, N, Nurhayati, D & Djabir, M 2019, ‘Optimalisasi Lama Fermentasi


Dengan Penambahan Konsentrasi Acetobacter Aceti Pada Pembuatan Cuka
Buah Apel Rhome Beauty Menggunakan Alat Fermentor’, Seminar Nasional
Hasil Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Pranata Laboratorium, hh.
315.
Awidyanata, I D G, dkk 2020, ‘Pengaruh Penambahan Ragi Tape dan Waktu
Fermentasi Hasil Samping Cairan Pulpa terhadap Karakteristik Mutu Cuka
Kakao (Theobroma cacao L.)’, Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Argoindustri, Vol. 8, No. 2, hh. 177 – 188.
Febriani, 2018, ‘Pembuatan Cuka Alami Buah Salak dan Pisang Kepok Beserta
Kulitnya Teknik Fermentasi’, Jurnal Of Chemistry, Vol.1, No.2, hh. 1 – 2.
Kusumawati, W 2017, ‘Analisis Kadar Asam Asetat Dalam Media Limbah
Fermentasi Biji Kakao Akibat Penambahan Konsentrasi Acetobacter Aceti
Dan Waktu Inkubasi’, Jurnal Filsafat, Sains, Teknologi, dan Sosial
Budaya, Vol. 23, No. 1.
Leasa, H, Matdoan, M N 2015, ‘Pengaruh Lama Fermentasi Terhadap Total Asam
Cuka Aren (Arenga pinnata Merr.)’, Biopendix, Vol. 1, No. 2, hh. 135 –
140.
Masriatini, R 2016, ‘Penambahan Induk Cuka Pada Pembuatan Asam Asetat Dari
Bonggol Pisang Uli (Musa X Paradisiacal Triploid Aab)’, Jurnal Redoks,
Vol. 1, No. 1, hh. 65 – 72.
Naibaho, N M, dkk 2017, ‘Fermentasi Sistem Aerob dan Anaerob Dalam
Pembuatan Cuka Dari Nira Aren (Arenga pinnata)’, Buletin Loupe, Vol.
14, No. 01, hh. 13 – 19.
Nurhadianty, Vivi, 2018, Pengantar Teknologi Fermentasi Skala Industri, UB
Press, Malang.
Priasty, E W, dkk 2013, ‘Kualitas Asam Cuka Kelapa (Cocos nucifera L.) dengan
Metode Lambat (Slow Methods)’, Jurnal Argoindustri, Vol. 3, No. 1, hh.
1 – 13.

13
Putra, G 2017, ‘Kajian Metode dan Waktu Fermentasi Cairan Pulpa pada
Perubahan Karakteristik Cuka Kakao’, Journal Agritech, Vol.37, No.1, hh
38 – 47.
Rachmawati, 2019, ‘Pengaruh Waktu Fermentasi dan Perubahan Penambahan
Konsentrasi Inkulum (Acetobacter Aceti) terhadap Kualitas Asam Cuka’,
Jurnal Indonesia Of Science, Vol.2, No.5, hh. 9 -15.
Stanbury, P.F 1995, Principles of Fermentation Technology, Imprint of Elsevier
Sience, New York.

14

Anda mungkin juga menyukai