Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN UJIAN MINI CEX

DOKTER MUDA
KASUS: TUBERCULOSIS

Disusun oleh:

Elena Ghentilis Fitri Amelia NIM 011923143038

Pembimbing:

Subur Prajitno, dr., MS., AKK..

PUSKESMAS GUNUNG ANYAR

Periode 30 Agustus - 12 Agustus 2021

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT – KEDOKTERAN PENCEGAHAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2021

LAPORAN MINI CEX


1. Identitas Pasien
Nama : Tn. Bagus Tejo P. S
Umur : 42 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Berat badan : 43 kg
Tinggi badan : 160 cm
Pekerjaan : Penjaga toko kelontong
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Kyai Satari No. 4 Rungkut Menanggal
Bentuk keluarga : Extended family (keluarga terdiri dari pasien, ibu pasien, adik
pasien, dan 2 keponakan pasien)
Siklus hidup keluarga : Tahap 1 keluarga (dimulai saat individu membentuk keluarga
melalui perkawinan)
Family APGAR
Komponen Indikator Skor Nilai

ADAPTATION Kemampuan keluarga untuk menggunakan 0 = tidak pernah 2


sumber daya yang melekat dengan anggota 1 = kadang kadang
keluarga itu sendiri atau dengan keluarga lain 2 = sering

PARTNERSHIP Saling berbagi dalam membuat keputusan. Hal 0 = tidak pernah 2


ini mengukur pencapaian dalam memecahkan 1 = kadang kadang
permasalahan dengan komunikasi 2 = sering

GROWTH Hal ini mewakili pertumbuhan fisik dan 0 = tidak pernah 2


emosional. Hal ini mengukur kepuasan 1 = kadang kadang
penyediaan kebebasan untuk berubah 2 = sering

AFFECTION Bagaimana emosi seperti cinta, marah, dan 0 = tidak pernah 2


benci dibagi di antara anggota keluarga 1 = kadang kadang
terhadap keintiman dan reaksi emosional yang 2 = sering
ada di keluarga

RESOLVE Mewakili bagaimana waktu, ruang, keuangan 0 = tidak pernah 2


dibagikan. Hal ini mengukur kepuasan 1 = kadang kadang
anggota keluarga dengan komitmen yang 2 = sering
dibuat oleh anggota keluarga lain

Total 10

Keterangan 8-10 = fungsi keluarga baik


4-7 = disfungsi keluarga moderat
0-3 = keluarga sakit/tidak sehat

2. Kondisi Sosial Ekonomi


Tingkat pendidikan : Tidak tuntas D3
Status sosial ekonomi : Menengah

3. Anamnesis
Keluhan utama : Batuk
Riwayat penyakit sekarang
Pasien saat ini mengalami batuk berdahak, sedang tidak meminum obat batuk
dikarenakan obat batuk di puskesmas sedang tidak bersedia. Pasien juga merasakan rasa sesak
di kerongkongan seperti selang yang diremas. Pasien juga merasa dadanya nyeri namun tidak
menembus ke belakang dan lokasinya berpindah-pindah. Pasien mengalihkan rasa nyeri
dengan makan atau melakukan hal lain. Pasien juga merasakan tubuhnya tidak kuat dalam
melakukan aktivitas lama seperti memegang handphone dengan satu tangan sehingga harus
bergantian dengan tangan yang lainnya. Saat ini pasien sudah dua bulan dalam program
pengobatan TB RO dari puskesmas. Pasien juga menyebutkan pada pemeriksaan sputum pada
akhir Agustus 2021 hasilnya sudah negatif. Pasien mengalami kenaikan berat badan jika
dibandingkan saat pemeriksaan berat badan pada awal sakit (39→43 kg).

Riwayat penyakit dahulu


Pasien pertama kali mengeluh batuk lama dari sekitar April 2021 dan kemudian
memeriksakan dirinya ke klinik dan didiagnosa TB. Selanjutnya pasien diberi surat rujukan
ke puskesmas untuk melakukan pemeriksaan darah lengkap, rontgen dan pemeriksaan
sputum. Karena tidak percaya, pasien kemudian memeriksakan dirinya ke dokter lain namun
juga didiagnosis TB, diresepkan rifampisin, dan diberi surat rujukan ke puskesmas untuk
dilakukan pemeriksaan rontgen. Dari hasil pemeriksaan darah dan rontgen di puskesmas
didapatkan hasil pasien diduga menderita TB resistensi obat. Pasien menjelaskan hasil
rontgen tampak seperti sudah lama menderita TB sekitar 2 tahun, namun pasien tidak pernah
mengikuti pengobatan TB. Menurut pasien, ada kemungkinan terkena infeksi di tahun 2014
saat mendampingi pasien TB dan menjadi TB laten dan saat ini muncul ketika imunitas
pasien menurun. Sebelum pasien ingin melakukan pemeriksaan dahak, pasien mengalami
batuk darah.
Pada bulan 20 Juni 2021 pasien mengeluh batuk darah dan masuk ke IGD RSDS dan
diberi obat asam traneksamat dan kodein. Karena hasil swab pasien saat di IGD negatif,
pasien meminta untuk dirawat jalan saja karena takut tertular COVID-19 jika dirawat di
rumah sakit. Setelah itu pasien kembali berobat ke puskesmas Gunung Anyar untuk
memeriksakan dahak dan didiagnosis TB paru. Pasien memulai pengobatan sejak 2 Juli 2021
diberi obat TB merah, obat batuk, dan vitamin B.
Pasien memiliki riwayat hepatitis B sejak tahun 1980 dan hepatitis A pada tahun
1995. Pasien memiliki riwayat merokok 1 pak/hari namun saat ini sudah berhenti. Tidak ada
riwayat penyakit metabolik seperti Diabetes Melitus dan Hipertensi. Tidak ada alergi dan
penyakit imunologi lain.

Riwayat pengobatan
- Asam traneksamat
- Transamin
- Kodein
- Obat TB merah
- Obat TB kuning, diminum 3 kali seminggu
- Obat batuk
- Vitamin B
- Vitamin C
Riwayat penyakit keluarga
Saat ini dua keponakan pasien mengalami batuk namun menurut pasien dikarenakan
sering minum es. Ibu pasien memiliki riwayat asma sejak kecil, hipertensi, dan diabetes
melitus.

Faktor-faktor sosial, ekonomi, dan budaya


Pasien merupakan orang yang agamis, suka membaca, sudah tidak merokok, tidak
konsumsi kopi, dan berkegiatan sehari-hari sebagai penjaga toko kelontong milik sendiri dan
istirahat siang pada pukul 11.00 hingga 13.00. Pasien tampak memiliki literasi kesehatan yang
baik.

4. Hasil Pemeriksaan Fisik


Kondisi umum : Baik
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 43kg
Tinggi badan : 160 cm
IMT : 16,8 kg/m^2

5. Diagnosis
Diagnosis utama : TB resistensi obat
Diagnosis banding :-
Diagnosis sekunder : Hepatitis B

6. Tatalaksana
Tatalaksana Farmakologis
a. Bedaquiline 2 x 2 Tab @ 100 mg/hari
b. Moxifloxacin 1 x 1,5 Tab @ 400 mg/hari
c. Ethionamide 1 x 2 Tab @ 250 mg/hari
d. Isoniazid 1 x 1,5 Tab @ 300 mg/hari
e. Klofazimin 1 x 1 Cap @ 100mg/hari
f. Etambutol 1 x 2 Tab @ 400mg/hari
g. Pirazinamid 1 x 3 Tab @ 500mg/hari
h. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab/hari

Tatalaksana Non-Farmakologis
a. Buka jendela kamar untuk cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara.
b. Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
c. Olahraga rutin 3-5 kali seminggu.
d. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
e. Rajin minum air putih 8-10 gelas sehari.
f. Istirahat cukup.
g. Kelola stres, usahakan pasien tidak stres.
h. Etika batuk: tutup mulut saat batuk/bersin, tidak buang dahak sembarangan (buang
tisu segera ke tempat sampah dan ke wc/wastafel dan disiram air), dan cuci tangan
i. Minum obat teratur, tidak boleh putus (tepat waktu, tepat dosis, tepat cara - minum
obat sekaligus), jika tidak : bisa tidak sembuh dan menularkan ke orang lain, menjadi
semakin parah, bakterinya kebal jadi butuh obat lain.
j. Pakai masker: cuci tangan, tutup mulut-hidung-dagu dan tekan bagian atas masker
supaya mengikuti bentuk hidung, lepas masker melalui talinya dan buang/cuci jika
masker kain, masker diganti tiap 4 jam, dan cuci tangan setelah mengganti masker.

7. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi


a. Komunikasi
- Mengkomunikasikan kepada pasien mengenai penyakit yang dialami,
modifikasi gaya hidup dan resiko, serta konsultasi konseling.
- Memotivasi pasien untuk terus menjaga semangatnya dalam menjalani
pengobatannya.
b. Informasi
- Penjelasan kepada pasien mengenai penyakitnya dan faktor risiko dari
Tuberculosis
- Penjelasan kepada pasien untuk rajin kontrol dan patuh pengobatan.
- Penjelasan kepada pasien mengenai modifikasi gaya hidup seperti gizi
seimbang yang perlu diikuti.
- Penjelasan kepada pasien mengenai cara mengurangi keluhan yang
dihadapinya
c. Edukasi
- Memberikan penjelasan kepada pasien mengenai pentingnya kepatuhan obat.
- Memberikan edukasi kepada pasien memperhatikan kebersihan lingkungan
dan rumah, dan pentingnya menjaga protokol kesehatan.

8. Rencana Rujukan Horizontal, Vertical, Kesehatan dan atau Kedokteran


Berdasarkan anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik untuk saat ini pasien termasuk dalam
kategori rujukan (TB resistensi obat), namun perlu evaluasi lebih lanjut terkait keluhan
pasien. Pasien dapat dirujuk ke faskes yang lebih tinggi yaitu RS tipe D atau C dan
pengobatan dapat diteruskan atas pengawasan puskesmas.

9. Genogram

Asma
DM
HT
TB-RO
Hepb

10. Dokumentasi
Menanyakan identitas px :
nama: bapak agus tejo

umur: 42thn

pendidikan: jaga toko kelontong di rumah

pekerjaan: kuliah d3 its teknik mesin

alamat: jl kyai satari 4 rungkut menanggal

Menanyakan identitas keluarga :

nama ibu, adik,2 ponakan,

umur65, 7 tahun, 5 tahun

hubungan keluarga

Aspek personal : menanyakan alasan kedatangannya ke puskemas, harapan, dan


kekhawatiran

Aspek klinik : menanyakan kondisi sekarang setelah mendapat obat dari puskesmas
(diagnosis dan terapi dapat data dari Puskemas):

Keluhan utama: batuk lama

Riwayat penyakit sekarang, ambil obat merah, ada , sesak, waktu ngga tentu,

- Terdapat gejala utama Batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih,


- batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu : dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak napas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari 1
bulan.

Riwayat penyakit dahulu: batuh lama, seekitar dari masuk mpuasa, ke klinik dulu,
didiagnosa tb, rujukan rosten dan tes darah ke pkm, biasanya sering keselek, perokok,
sehari sebungkus. karena ndak percaya ke dokter lain hasilnya sama, rontsennya sama.
dikasi surah rujukan ke pkm, kmdn tes dahak, di dokter kedua dikasi rifampisin, di pkm ke
bu dwiTB resisten obat, udah lama sekitar 2tahun, 2014 nagnterin orang berobat tb,
selama ini blm pernah terapi tb, obat, batuk darah , juli, di rsds ngga dikasi obat tb, dikasi
asam tranexamat dan kodein, kembali kepuskesmas, blm bisa tes darah karena disuruh
nunggu ngga ada darahnya. mulai pengobatan 2 juli, tgl

mual seperti masuk angin,

thn 80an hepatitis b 95 hepatitis a

DM -

HT -

Riwayat pengobatan:-

obatkuning, seminggu 3 kali, vitamin, b dan c transamin

Riwayat penyakit keluarga ibu punya asma, diabetes, darah tinggi

Faktor sosial, pasien merupakan seorang yang agamis, jangan minum kopi, pasien dan
suka membaca

Diagnosis:

Aspek Risiko Internal : menanyakan status gizi (Berat badan dan tinggi badan), perilaku
terkait PHBS (merokok, mencuci tangan, melakukan aktifitas fisik, makan buah dan sayur,
dll), kebiasaan jajan, kebiasaan makan, kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal
yang negatif maupun positif

BB: 43, awalnya 39

TB: 160

merokok

mencuci tangan

aktivitas fisik

makan buah dan sayur

kabiasaan mengisi waktu luang:


Aspek Risiko Eksternal :

menanyakan dukungan keluarga,

pemicu sosial yang negatif,

perilaku keluarga yang tidak sehat,

masalah ekonomi,

masalah akses ke puskesmas,

kepesertaan JKN

Aspek Fungsional : menanyakan derajat fungsional yaitu dampak aktivitas akibat


keluhan/gejala karena sakitnya (skala 1-5) - satu baik 5 buruk

Menyarankan penatalaksanaan secara komprehensif (promotive, preventif, kuratif,


rehabilitative)

1. Pemeriksaan TCM (Tes cepat molekuler) dengan metode Xpert MTB/RIF. TCM
merupakan sarana untuk penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan
untuk evaluasi hasil pengobatan.
2. Dahak miksroskopis langsung dengan mengumpulkan dua contoh uji dahak yang
dikumpulkan berupa dahak sewaktu dan pagi. Pemeriksaan dahak digunakan
untuk menentukan potensi penularan dan menilai keberhasilan pengobatan
(evaluasi) dilakukan akhir bulan ke-2 pengobatan dan akhir bulan ke-5
pengobatan.
3. Laboratorium: anti HIV. Bila perlu dilakukan pemeriksaan Darah Rutin 2, ureum,
creatinine, enzim transaminase, gula darah sewaktu, HbsAg.
4. Radiologi: Foto thoraks pada awal diagnose dan akhir pengobatan
5. Pemeriksaan lain: analisis cairan pleura, atau pemeriksaan histopatologi jaringan
pada kasus yang dicurigai TB ekstra paru.
6. Pemeriksaan uji kepekaan obat. Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan
ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT. Dilakukan bila terdapat indikasi.

a. Oksigenasi
b. Perbaikan keadaan umum
c. Pemberian obat simtomatis (sesuai keadaan pasien)
d. OAT lini pertama : a. Rifampisin (R) b. Isoniazid (H) c. Pyrazinamid (Z) d.
Etambutol (E) e. Streptomycin (S)
e. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan kategori penderita dengan dosis
dibawah ini :
i. OAT kategori I : 2 RHZE/4R3H3
ii. OAT kategori II : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2 (HRZE)S/
(HRZE)/5(HR)E
a. Buka jendela kamar untuk cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara.
b. Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
c. Olahraga rutin 3-5 kali seminggu.
d. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
e. Istirahat cukup.
f. Kelola stres, usahakan pasien tidak stres.
g. Etika batuk: tutup mulut saat batuk/bersin, tdak buang dahak sembarangan (buang
tisu segera ke tempat sampah dan ke wc/wastafel dan disiram air), cuci tangan
h. Minum obat teratur, tidak boleh putus (tepat waktu, tepat dosis, tepat cara - minum
obat sekaligus), jika tidak : bisa tidak sembuh dan menularkan ke orang lain,
menjadi semakin parah, bakterinya kebal jadi butuh obat lain
i. Gejala TB pada anak: demam dan batuk > 2mgg, BB turun dlm 2 bln, lesu dan
kuarang aktif bermain,
j. Pakai masker: cuci tangan, tutup mulut-hidung-dagu dan tekan bagian atas masker
supaya mengikuti bentuk hidung, lepas masker lewat talinya dan buang/cuci jika
masker kain, pemakaian tiap 4 jam, cuci tangan lagi
k. tb tidak menular menggunakan kontak fisik dan menggunakan peralatan makan
minum yang sama
l. tb menular melalui udara melalui percikan dahak

Melakukan konsultasi konseling


Melakukan penyampaian berita buruk *) Sebutkan berita buruknya tentang apa ?

Melakukan persetujuan tindakan *)sebutkan persetujuan tindakan apa ?

Melakukan identifikasi perilaku yang beresiko *) sebutkan perilaku yang beresikonya apa ?

Melakukan modifikasi perilaku *) sebutkan teori modifikasi perilaku yang digunakan apa ?

Menyusun genogram 3 generasi :

Menentukan BENTUK keluarga :

(nuclear family, expended family, serial family, single family, composite family,
cohabitation family)

1. Nuclear Family: keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

2. Extended Family: keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.

3. Serial Family: keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.

4. Single Family: keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

5. Composite Family : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara


bersamasama.

6. Cahabitation Family: dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi


membentuk suatu keluarga.

Melakukan identifikasi SIKLUS HIDUP keluarga

(tahap 1, tahap 2, tahap 3, tahap 4, tahap 5, tahap 6, tahap 7, tahap 8)

- Tahap 1 keluarga pemula: dimulai saat individu membentuk keluarga melalui


perkawinan.

- Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia 30 bulan

- Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah : dimulai anak pertama berusia 2,5
tahun sampai dengan 5 tahun

- Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulai saat anak pertama
berusia 6 tahun sampai 13 tahun.

- Tahap 5 keluarga dengan anak remaja : dimulai saat anak pertama berusia 13
tahun sampai 19-20 tahun

- Tahap 6 keluarga dengan anak dewasa : dimulai saat anak pertama


meninggalkan rumah sampai anak terakhir, lamanya tergantung dengan jumlah anak
atau banyaknya anak belum menikah dan tinggal dalam rumah.

- Tahap 7 keluarga dengan usia pertengahan: dimulai saat anak terakhir


meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiunan atau salah satu pasangan
meninggal.

- Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau
pensiun sampai dengan dua-duanya meninggal

Melakukan identifikasi fungsi keluarga (Family APGAR)

Komponen Indikator Skor Nilai

ADAPTATION Kemampuan keluarga untuk menggunakan 0 = tidak pernah


sumber daya yang melekat dengan anggota 1 = kadang kadang
keluarga itu sendiri atau dengan keluarga lain 2 = sering

PARTNERSHIP Saling berbagi dalam membuat keputusan. 0 = tidak pernah


Hal ini mengukur pencapaian dalam 1 = kadang kadang
memecahkan permasalahan dengan 2 = sering
komunikasi

GROWTH Hal ini mewakili pertumbuhan fisik dan 0 = tidak pernah


emosional. Hal ini mengukur kepuasan 1 = kadang kadang
penyediaan kebebasan untuk berubah 2 = sering

AFFECTION Bagaimana emosi seperti cinta, marah, dan 0 = tidak pernah


benci dibago di antara anggota keluarga 1 = kadang kadang
terhadap keintiman dan reasi emosional yang 2 = sering
ada di keluarga

RESOLVE Mewakili bagaimana waktu, ruang, keuangan 0 = tidak pernah


dibagikan. Hal ini mengukur kepuasan 1 = kadang kadang
anggota keluarga dengan komitmen yang 2 = sering
dibuat oleh anggota keluarga lain

Total
Keterangan 8-10 = fungsi keluarga baik
4-7 = disfungsi keluarga moderat
0-3 = keluarga sakit/tidak sehat

HOME VISIT
1. Informasi tentang Identitas Pasien dan Kondisi Rumah
- Kemampuan menyajikan data dasar

2. Keadaan Kesehatan Keluarga


- Kemampuan menilai dari aspek: biologis, psikologis, spiritual dan
sosiokultural

3. Keadaan Kesehatan Lingkungan


- Kemampuan menilai keadaan rumah, air minum, MCK dan pekarangan

4. Hasil dan Analisis


- Kemampuan menganalisis masalah yang ada

5. Kemampuan pemecahan masalah dalam keluarga


Ketajaman memecahkan masalah dengan memberikan saran/rekomendasi

6. Kesimpulan
Ketajaman menyimpulkan hasil kegiatan

Denah Tempat Tinggal


Kondisi tempat tinggal
Tempat tinggal (yg di eval) : Rumah
Ukuran rumah : 8 x 17 m2
kamar kosong
2 lantai - 3 kamar

Ukuran kamar rumah : 2,5 x 2,5 m2


Lantai : Keramik
Atap : Asbes
Dinding : Tembok
Cahaya : Cukup
Ventilasi : Jendela ukuran 60 x 200 cm2
Pintu : 150 x 210 cm2
Jumlah ruangan : 3 kamar tidur, 1 toilet luar, 1 toilet dalam, 1 garasi untuk
bengkel, 1 dapur, 1 ruang tamu
Letak kamar pasien (deskripsikan posisi dalam rumahnya) : Rumah pasien terdiri
dari 2 lantai, kamar pasien terletak diatas bersamaan dengan balkon untuk
menjemur pakaian, kamar mandi terletak di bawah (pasien menggunakan kamar
mandi luar selama isoman). Dapur pasien terletak dibelakang dekat dengan
kamar mandi dalam
Dapur umum : Ada, 1 buah
Ukuran ventilasi : 60 x 100 cm2
Jumlah kamar mandi : 2 ruang
Ukuran bak mandi : 60 x 60 cm2
Asal air : PDAM
Nilai air : cepat keruh, tidak berbau, tidak berwarna
Jenis jamban : semua kloset duduk
Pekarangan dan selokan :
Kebersihan : lancar tapi kecil selokannya
Air limbah : mengalir melalui selokan
Tempat sampah : Ada, tiap ruangan 1 buah
Hasil Analisa Kunjungan Rumah

1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan (ventilasi),


ruang gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan/suara yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain cukup aman dan nyaman bagi masing-
masing penghuni rumah, privasi yang cukup, komunikasi yang sehat antar anggota
keluarga dan penghuni rumah, lingkungan tempat tinggal yang memiliki tingkat
ekonomi yang relatif sama.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang berlebihan, cukup sinar matahari
pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena
keadaan luar maupun dalam rumah. Termasuk dalam persyaratan ini antara lain
bangunan yang kokoh, terhindar dari bahaya kebakaran, tidak menyebabkan
keracunan gas, terlindung dari kecelakaan lalu lintas, dan lain sebagainya.
5. Fondasi yang kuat untuk meneruskan beban bangunan ke tanah dasar memberi
kestabilan bangunan dan merupakan konstruksi penghubung antara bangunan
dengan tanah.
6. Lantai kedap air dan tidak lembab, tinggi minimum 10 cm dari pekarangan dan 25 cm
dari badan jalan, bahan kedap air, untuk rumah panggung dapat terbuat dari papan
atau anyaman bambu.
7. Memiliki jendela dan pintu yang berfungsi sebagai ventilasi dan masuknya sinar
matahari dengan luas minimum 10% luas lantai.

Host
Faktor penjamu pada pasien yaitu: Keadaan gizi dan imunitas pasien
Pasien tergolong underweight dan baru saja sembuh setelah terinfeksi
COVID-19. Saat ini pasien masih mengalami batuk kering, sudah minum obat
batuk ganti-ganti beberapa kali namun tidak membaik. Pasien mengaku belum
vaksin. Sejak hari pertama pasien sudah mual. Makan hanya sedikit, sekitar 6
sendok. Pasien di swab monitoring hari ke-14. Saat ini, pasien mengaku keluhan
keluhan tinggal batuk saja. Mual dan disgeusia sudah menghilang. Selama
isolasi mandiri, sempat nyeri pergelangan tangan, namun saat ini sudah
menghilang.
Pasien tidak lemas, tidak gelisah dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Saat ini makan pasien sudah berangsur membaik dan sadar kalau penting untuk
menjaga kesehatan dan gizi seimbang, salah satunya dengan menaikkan berat
badan pasien.

Agent
Pada penyakit COVID-19 ini faktor agent yaitu virus SARS Cov-2,
penyebab infeksi di masa pandemi ini yang dicurigai menjadi faktor agen.

Environment
Berkaitan dengan penyakit COVID-19, bakteri penyebab infeksi yang
dapat menjangkit pasien bisa saja ditemukan dimana saja karena merupakan
virus airbone.
Lingkungan yang kurang baik pertukaran udara dan cahaya yang
cukup (jarang dibuka dan terkena paparan) menjadi faktor mudahnya virus untuk
bertahan di lingkungan sekitar. Pasien tinggal dengan adiknya di rumah yang
berada 1 kilometer dari Puskesmas Gunung Anyar. Rumah pasien memiliki luas
10 x 11 m2.
Kamar rumah pasien memiliki ventilasi berupa kasa jaring ditiap atas
jendela ukuran 60 x 100 cm2 dan jendela ukuran 200 x 60 cm2.

Kriteria rumahsehat memiliki ventilasi 1/8-1/10 luas lantai. Ukuran kamar pasien 3 x 3 m2,
ventilasi rumah pasien memenuhi kriteria sehat. Namun, atap pasien yang
terbuat dari asbes bisa memicu reaksi alergi atau penyakit paru seperti asbetosis
jika rumah tidak dibersihkan secara berkala.

Rumah yang sehat harus memiliki


debu total max 150 mg/m3 dan asbes bebas maksimal 0,5 fiber/m2/4 jam. Selain
itu bengkel motor di depan rumah pasien juga dapat menjadi faktor yang
membuat pasien mudah terkena alergen bila pasien tidak menjaga
kebersihannya.

Di rumah pasien 8 ruangan terdiri dari 3 kamar tidur, 1 toilet luar, 1 toilet
dalam, 1 garasi untuk bengkel, 1 dapur, 1 ruang tamu.

B. Advice
1. Diagnosis
Diagnosis Utama : ISPA e.c. Post COVID-19 infection
Diagnosis Banding : Asbetosis, Hipersensitivity-Pneumonia, Bakterial
Pneumonia
Diagnosis Sekunder : Long COVID-19 Syndrome

Anda mungkin juga menyukai