Laporan Mini CEx - Elena Ghentilis Fitri Amelia - 011923143038
Laporan Mini CEx - Elena Ghentilis Fitri Amelia - 011923143038
DOKTER MUDA
KASUS: TUBERCULOSIS
Disusun oleh:
Pembimbing:
Total 10
3. Anamnesis
Keluhan utama : Batuk
Riwayat penyakit sekarang
Pasien saat ini mengalami batuk berdahak, sedang tidak meminum obat batuk
dikarenakan obat batuk di puskesmas sedang tidak bersedia. Pasien juga merasakan rasa sesak
di kerongkongan seperti selang yang diremas. Pasien juga merasa dadanya nyeri namun tidak
menembus ke belakang dan lokasinya berpindah-pindah. Pasien mengalihkan rasa nyeri
dengan makan atau melakukan hal lain. Pasien juga merasakan tubuhnya tidak kuat dalam
melakukan aktivitas lama seperti memegang handphone dengan satu tangan sehingga harus
bergantian dengan tangan yang lainnya. Saat ini pasien sudah dua bulan dalam program
pengobatan TB RO dari puskesmas. Pasien juga menyebutkan pada pemeriksaan sputum pada
akhir Agustus 2021 hasilnya sudah negatif. Pasien mengalami kenaikan berat badan jika
dibandingkan saat pemeriksaan berat badan pada awal sakit (39→43 kg).
Riwayat pengobatan
- Asam traneksamat
- Transamin
- Kodein
- Obat TB merah
- Obat TB kuning, diminum 3 kali seminggu
- Obat batuk
- Vitamin B
- Vitamin C
Riwayat penyakit keluarga
Saat ini dua keponakan pasien mengalami batuk namun menurut pasien dikarenakan
sering minum es. Ibu pasien memiliki riwayat asma sejak kecil, hipertensi, dan diabetes
melitus.
5. Diagnosis
Diagnosis utama : TB resistensi obat
Diagnosis banding :-
Diagnosis sekunder : Hepatitis B
6. Tatalaksana
Tatalaksana Farmakologis
a. Bedaquiline 2 x 2 Tab @ 100 mg/hari
b. Moxifloxacin 1 x 1,5 Tab @ 400 mg/hari
c. Ethionamide 1 x 2 Tab @ 250 mg/hari
d. Isoniazid 1 x 1,5 Tab @ 300 mg/hari
e. Klofazimin 1 x 1 Cap @ 100mg/hari
f. Etambutol 1 x 2 Tab @ 400mg/hari
g. Pirazinamid 1 x 3 Tab @ 500mg/hari
h. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab/hari
Tatalaksana Non-Farmakologis
a. Buka jendela kamar untuk cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara.
b. Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
c. Olahraga rutin 3-5 kali seminggu.
d. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
e. Rajin minum air putih 8-10 gelas sehari.
f. Istirahat cukup.
g. Kelola stres, usahakan pasien tidak stres.
h. Etika batuk: tutup mulut saat batuk/bersin, tidak buang dahak sembarangan (buang
tisu segera ke tempat sampah dan ke wc/wastafel dan disiram air), dan cuci tangan
i. Minum obat teratur, tidak boleh putus (tepat waktu, tepat dosis, tepat cara - minum
obat sekaligus), jika tidak : bisa tidak sembuh dan menularkan ke orang lain, menjadi
semakin parah, bakterinya kebal jadi butuh obat lain.
j. Pakai masker: cuci tangan, tutup mulut-hidung-dagu dan tekan bagian atas masker
supaya mengikuti bentuk hidung, lepas masker melalui talinya dan buang/cuci jika
masker kain, masker diganti tiap 4 jam, dan cuci tangan setelah mengganti masker.
9. Genogram
Asma
DM
HT
TB-RO
Hepb
10. Dokumentasi
Menanyakan identitas px :
nama: bapak agus tejo
umur: 42thn
hubungan keluarga
Aspek klinik : menanyakan kondisi sekarang setelah mendapat obat dari puskesmas
(diagnosis dan terapi dapat data dari Puskemas):
Riwayat penyakit sekarang, ambil obat merah, ada , sesak, waktu ngga tentu,
Riwayat penyakit dahulu: batuh lama, seekitar dari masuk mpuasa, ke klinik dulu,
didiagnosa tb, rujukan rosten dan tes darah ke pkm, biasanya sering keselek, perokok,
sehari sebungkus. karena ndak percaya ke dokter lain hasilnya sama, rontsennya sama.
dikasi surah rujukan ke pkm, kmdn tes dahak, di dokter kedua dikasi rifampisin, di pkm ke
bu dwiTB resisten obat, udah lama sekitar 2tahun, 2014 nagnterin orang berobat tb,
selama ini blm pernah terapi tb, obat, batuk darah , juli, di rsds ngga dikasi obat tb, dikasi
asam tranexamat dan kodein, kembali kepuskesmas, blm bisa tes darah karena disuruh
nunggu ngga ada darahnya. mulai pengobatan 2 juli, tgl
DM -
HT -
Riwayat pengobatan:-
Faktor sosial, pasien merupakan seorang yang agamis, jangan minum kopi, pasien dan
suka membaca
Diagnosis:
Aspek Risiko Internal : menanyakan status gizi (Berat badan dan tinggi badan), perilaku
terkait PHBS (merokok, mencuci tangan, melakukan aktifitas fisik, makan buah dan sayur,
dll), kebiasaan jajan, kebiasaan makan, kebiasaan individu mengisi waktu dengan perihal
yang negatif maupun positif
TB: 160
merokok
mencuci tangan
aktivitas fisik
masalah ekonomi,
kepesertaan JKN
1. Pemeriksaan TCM (Tes cepat molekuler) dengan metode Xpert MTB/RIF. TCM
merupakan sarana untuk penegakan diagnosis, namun tidak dapat dimanfaatkan
untuk evaluasi hasil pengobatan.
2. Dahak miksroskopis langsung dengan mengumpulkan dua contoh uji dahak yang
dikumpulkan berupa dahak sewaktu dan pagi. Pemeriksaan dahak digunakan
untuk menentukan potensi penularan dan menilai keberhasilan pengobatan
(evaluasi) dilakukan akhir bulan ke-2 pengobatan dan akhir bulan ke-5
pengobatan.
3. Laboratorium: anti HIV. Bila perlu dilakukan pemeriksaan Darah Rutin 2, ureum,
creatinine, enzim transaminase, gula darah sewaktu, HbsAg.
4. Radiologi: Foto thoraks pada awal diagnose dan akhir pengobatan
5. Pemeriksaan lain: analisis cairan pleura, atau pemeriksaan histopatologi jaringan
pada kasus yang dicurigai TB ekstra paru.
6. Pemeriksaan uji kepekaan obat. Uji kepekaan obat bertujuan untuk menentukan
ada tidaknya resistensi M.tb terhadap OAT. Dilakukan bila terdapat indikasi.
a. Oksigenasi
b. Perbaikan keadaan umum
c. Pemberian obat simtomatis (sesuai keadaan pasien)
d. OAT lini pertama : a. Rifampisin (R) b. Isoniazid (H) c. Pyrazinamid (Z) d.
Etambutol (E) e. Streptomycin (S)
e. Pemberian Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan kategori penderita dengan dosis
dibawah ini :
i. OAT kategori I : 2 RHZE/4R3H3
ii. OAT kategori II : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2 (HRZE)S/
(HRZE)/5(HR)E
a. Buka jendela kamar untuk cahaya matahari masuk dan sirkulasi udara.
b. Rutin cuci tangan dengan air mengalir dan sabun atau hand sanitizer.
c. Olahraga rutin 3-5 kali seminggu.
d. Makan bergizi seimbang 3 kali sehari.
e. Istirahat cukup.
f. Kelola stres, usahakan pasien tidak stres.
g. Etika batuk: tutup mulut saat batuk/bersin, tdak buang dahak sembarangan (buang
tisu segera ke tempat sampah dan ke wc/wastafel dan disiram air), cuci tangan
h. Minum obat teratur, tidak boleh putus (tepat waktu, tepat dosis, tepat cara - minum
obat sekaligus), jika tidak : bisa tidak sembuh dan menularkan ke orang lain,
menjadi semakin parah, bakterinya kebal jadi butuh obat lain
i. Gejala TB pada anak: demam dan batuk > 2mgg, BB turun dlm 2 bln, lesu dan
kuarang aktif bermain,
j. Pakai masker: cuci tangan, tutup mulut-hidung-dagu dan tekan bagian atas masker
supaya mengikuti bentuk hidung, lepas masker lewat talinya dan buang/cuci jika
masker kain, pemakaian tiap 4 jam, cuci tangan lagi
k. tb tidak menular menggunakan kontak fisik dan menggunakan peralatan makan
minum yang sama
l. tb menular melalui udara melalui percikan dahak
Melakukan identifikasi perilaku yang beresiko *) sebutkan perilaku yang beresikonya apa ?
Melakukan modifikasi perilaku *) sebutkan teori modifikasi perilaku yang digunakan apa ?
(nuclear family, expended family, serial family, single family, composite family,
cohabitation family)
1. Nuclear Family: keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
2. Extended Family: keluarga inti ditambah sanak saudara misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3. Serial Family: keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari
satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
- Tahap 2 keluarga dengan kelahiran anak pertama: dimulai sejak anak pertama
lahir sampai berusia 30 bulan
- Tahap 3 keluarga dengan anak pra sekolah : dimulai anak pertama berusia 2,5
tahun sampai dengan 5 tahun
- Tahap 4 keluarga dengan anak usia sekolah: dimulai saat anak pertama
berusia 6 tahun sampai 13 tahun.
- Tahap 5 keluarga dengan anak remaja : dimulai saat anak pertama berusia 13
tahun sampai 19-20 tahun
- Tahap 8 keluarga dengan usia lanjut: dimulai salah satu meninggal atau
pensiun sampai dengan dua-duanya meninggal
Total
Keterangan 8-10 = fungsi keluarga baik
4-7 = disfungsi keluarga moderat
0-3 = keluarga sakit/tidak sehat
HOME VISIT
1. Informasi tentang Identitas Pasien dan Kondisi Rumah
- Kemampuan menyajikan data dasar
6. Kesimpulan
Ketajaman menyimpulkan hasil kegiatan
Host
Faktor penjamu pada pasien yaitu: Keadaan gizi dan imunitas pasien
Pasien tergolong underweight dan baru saja sembuh setelah terinfeksi
COVID-19. Saat ini pasien masih mengalami batuk kering, sudah minum obat
batuk ganti-ganti beberapa kali namun tidak membaik. Pasien mengaku belum
vaksin. Sejak hari pertama pasien sudah mual. Makan hanya sedikit, sekitar 6
sendok. Pasien di swab monitoring hari ke-14. Saat ini, pasien mengaku keluhan
keluhan tinggal batuk saja. Mual dan disgeusia sudah menghilang. Selama
isolasi mandiri, sempat nyeri pergelangan tangan, namun saat ini sudah
menghilang.
Pasien tidak lemas, tidak gelisah dan dapat berkomunikasi dengan baik.
Saat ini makan pasien sudah berangsur membaik dan sadar kalau penting untuk
menjaga kesehatan dan gizi seimbang, salah satunya dengan menaikkan berat
badan pasien.
Agent
Pada penyakit COVID-19 ini faktor agent yaitu virus SARS Cov-2,
penyebab infeksi di masa pandemi ini yang dicurigai menjadi faktor agen.
Environment
Berkaitan dengan penyakit COVID-19, bakteri penyebab infeksi yang
dapat menjangkit pasien bisa saja ditemukan dimana saja karena merupakan
virus airbone.
Lingkungan yang kurang baik pertukaran udara dan cahaya yang
cukup (jarang dibuka dan terkena paparan) menjadi faktor mudahnya virus untuk
bertahan di lingkungan sekitar. Pasien tinggal dengan adiknya di rumah yang
berada 1 kilometer dari Puskesmas Gunung Anyar. Rumah pasien memiliki luas
10 x 11 m2.
Kamar rumah pasien memiliki ventilasi berupa kasa jaring ditiap atas
jendela ukuran 60 x 100 cm2 dan jendela ukuran 200 x 60 cm2.
Kriteria rumahsehat memiliki ventilasi 1/8-1/10 luas lantai. Ukuran kamar pasien 3 x 3 m2,
ventilasi rumah pasien memenuhi kriteria sehat. Namun, atap pasien yang
terbuat dari asbes bisa memicu reaksi alergi atau penyakit paru seperti asbetosis
jika rumah tidak dibersihkan secara berkala.
Di rumah pasien 8 ruangan terdiri dari 3 kamar tidur, 1 toilet luar, 1 toilet
dalam, 1 garasi untuk bengkel, 1 dapur, 1 ruang tamu.
B. Advice
1. Diagnosis
Diagnosis Utama : ISPA e.c. Post COVID-19 infection
Diagnosis Banding : Asbetosis, Hipersensitivity-Pneumonia, Bakterial
Pneumonia
Diagnosis Sekunder : Long COVID-19 Syndrome