Anda di halaman 1dari 4

Nama : Enggar Jaya Putra

Nim : D1011161068

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soa-soal UAS :

1. Jelaskan hubungan antara kualitas air dengan kehidupan biota dalam air.

2. Jelaskan factor-faktor yang mempengaruhi kualitas air di sungai.

3. Kegiatan monitoring dan evaluasi pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) dilakukan
berdasarkan peraturan Menteri kehutanan. Sebutkan Peraturan Menteri Kehutanan Republik
Indonesia, Nomor berapa dan Tahun kapan yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan
Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS … ?

4. Jelaskan ruang lingkup (5 kriteria) Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan DAS sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan tentang MONEV DAS sebagaimana tersebut pada
soal No. 1.

5. Sebutkan tiga (3) Sub Kriteria / Parameter dalam MONEV Pengelolaan DAS terhadap
kondisi lahan.

6. Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat dipandang sebagai sistem alami yang menjadi tempat
berlangsungnya (1) proses-proses biofisik hidrologis maupun (2) kegiatan sosial-ekonomi
masyarakat yang kompleks. Diantara kedua proses tersebut (1) dan (2), mana yang termasuk
proses alami dan mana yang merupakan intervensi masnuia.

7. Lengkapi keterangan A, B, C dan D pada gambar di bawah ini :


JAWAB :
1. hubungan antara kualitas air dengan kehidupan biota dalam air yaitu : Boyd (1982)
menyatakan bahwa kecerahan akibat lumpur sekitar 30 cm dapat membatasi penetrasi
cahaya sehingga tidak dapat menembus kedalaman air dan mengganggu pertumbuhan
plankton. Batas kecerahan optimal untuk udang adalah antara 30-40 cm (Hardjowigeno,
2001). Suhu juga dapat mempengaruhi penyebaran, komposisi, serta kelimpahan
fitoplankton diperairan. Menurut Handayani (2009) suhu air merupakan salah satu faktor
fisika penting yang banyak mempengaruhi kehidupan hewan dan tumbuhan air salah
satunya adalah plankton. Materi yang tersuspensi mempunyai dampak buruk terhadap
kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari ke dalam badan air, kekeruhan air
meningkat yang menyebabkan gangguan pertumbuhan bagi organisme produser. Oksigen
terlarut merupakan salah satu parameter kimia air yang berperan pada kehidupan biota
perairan. Penurunan okasigen terlarut dapat mengurangi efisiensi pengambilan oksigen
bagi biota perairan sehingga menurunkan kemampuannya untuk hidup normal.

2. Kualitas air bagi suatu peruntukan ditentukan oleh sifat fisik, kimia, dan kandungan
bakteri di dalamnya. Kualitas air dapat berubah-ubah karena pengaruh aktivitas manusia
(Menteri Negara dan Lingkungan Hidup, 1990:72). Menurut Utaya, (1990/1991:70-79)
ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas air, diantaranya adalah:

a). Iklim

Unsur-unsur iklim yang berpengaruh terhadap kualitas air secara langsung misalnya
curah hujan, tekanan u dara, penguapan (evaporasi), dan temperatur.

b). Geologi

Kandungan unsur kimia dalam air sangat tergantung pada formasi geologi tempat air itu
berada dan formasi geologi tempat dilaluinya air.

c). Vegetasi

Vegetasi mempunyai peran yang cukup besar terhadap kualitas air yang melaluinya.
Terutama vegetasi yang telah mati akan membusuk dan akan mengeluarkan unsur-unsur
hara seperti N, P, K dan sebagainya, yang selalu siap dilarutkan dan dibawa oleh air yang
melalui.

d). Aktivitas Manusia

Sewaktu jumlah manusia di bumi masih sedikit, kondisi potensi sumber daya alam masih
mampu mengatasi masalah kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia. Pertumbuhan
jumlah manusia yang sangat tinggi menuntut kebutuhan hidup yang lebih tinggi. Mau
tidak mau manusia memeras alam unruk dimanfaatkan.

e). Waktu

Waktu merupakan faktor yang tidak langsung berpengaruh terhadap kualitas air. Waktu
hanya berperan pada lama tidaknya kontak air dengan batuan atau tanah dan sumber
pencemaran lain. Secara logika dapat dikatakan bahwa semakin lama kontak antara benda
satu dengan benda lainya akan semakin intensif reaksi atau percampuran antara benda
yang berhubungan tersebut.

3. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Nomor : P. 61/Menhut-II/2014

TENTANG MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN


SUNGAI

4. - Monitoring dan evaluasi tata air : curah hujan, debit aliran air sungai, laju
sedimentasi, dan kualitas air.

- Monitoring dan evaluasi penggunaan lahan : penutupan vegetasi, kesesuaian


penggunaan lahan, erosi-indeks erosi, dan pengelolaan lahan.

- Monitoring dan evaluasi sosial : kepedulian individu, partisipasi masyarakat, dan


tekanan penduduk terhadap lahan.

- Monitoring dan evaluasi ekonomi : ketergantungan terhadap lahan, tingkat


pendapatan, produktivitas lahan, dan jasa lingkungan.
- Monitoring dan evaluasi kelembagaan : keberdayaan lembaga lokal/adat,
ketergantungan masyarakat kepada pemerintah/kemandirian, KISS (koordinasi, integrasi,
sinkronisasi, sinergi), dan kegiatan usaha bersama.

5. a) Indeks Penutupan Lahan Oleh Vegetasi (IPL)

b) Tingkat Erosi – Index Erosi (IE)

c) Kesesuaian Penggunaan lahan (KPL)

6. proses-proses biofisik hidrologis (1) merupakan proses alami, sedangkan kegiatan


sosial-ekonomi masyarakat yang kompleks (2) merupakan bentuk intervensi manusia

7. a) Masukkan

b) Prosesor

c) Luaran

d) masukkan

Anda mungkin juga menyukai