Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “G” DENGAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI: (DHF) DENGUE HEMORAGIC FEVER

DI RUANG PERAWATAN KETILANG RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TANGGAL 16-18 JUNI 2016

SADDANG HIDAYAT
NIM : 1307041

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPAOUDANG MAKASSAR

2016
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN AN “G” DENGAN GANGGUAN

SISTEM HEMATOLOGI: (DHF) DENGUE HEMORAGIC FEVER

DI RUANG PERAWATAN KETILANG RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR

TANGGAL 16-18 JUNI 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Sebagai salah Satu Syarat Menyelesaikan pendidikan Diploma III


Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

OLEH

SADDANG HIDAYAT
1307041

AKADEMI KEPERAWATAN MAPPAOUDANG MAKASSAR

2016
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya TulisI lmiah ini dengan berjudul ASUHAN KEPERAWATAN P AD A

KLIEN An “G” DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI:

DENGUE HEMEROLOGI FEVER (DHF) DI RUANG PERAWATAN

KETILANG RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR.

TANGGAL 16 JUNI 2016.

Telah disetujui untuk diujikandan dipertahankan didepan Tim Penguji

Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

Pada Hari Selasa, 26 Juni 2016

Menyetujui,

Pembimbing II Pembimbing I

Ns. Rezeki Nur, S.Kep. M.MKes Ns. Hasbullah S. Kep


NIDN.09030038703 NIK.03141290025

Ketua Program studi Direktur


AKPER MappaOudang Makassar AKPER MappaOudang Makassar

Ns. Rezeki Nur,S.Kep, M.MKes dr. Hj. A. Nurhayati, DFM. M. Kes


NIDN.09030038703 NIDN.09060353901

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini Berjudul: ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN An “G” DENGAN GANGGUAN SISTEM

HEMATOLOGI: DENGUE HEMEROLOGI FEVER (DHF) DI

RUANG PERAWATAN KETILANG RUMAH SAKIT

BHAYANGKARA MAKASSAR. Telah diuji dan dipertahankan di hadapan

Tim Penguji pada hari Selasa tanggal 16 Juli 2016 di Akademi Mappa Oudang

Makassar.

Tim Penguji

1. Ns. Rezeki Nur S. kep, M.MKes ( )

2. Ns. Lala S. Kep, M. Kes ( )

3. Ns. Hasbullah S. Kep ( )

Disahkan Oleh:

Ketua Program studi Direktur


AKPER Mappa Oudang Makassar AKPER Mappa Oudang Makassar

Rezeki Nur,S.Kep. Ns, M.Kes dr. Hj. A. Nurhayati, DFM. M. Kes


NIDN. 09030038703 NIDN.0906035901

iii
RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS

Nama : SADDANG HIDAYAT

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Leworeng, 27 Agustus 1991

Agama : Islam

Suku/bangsa : Bugis / Indonesia

Alamat Rumah : Bukit Baruga 2 Jl. Sawo No.8 Makassar.

Desa Leworeng Kec.Donri-donri, kota

Soppeng

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK NUSA PUTRA, Tahun 1996-1998

2. SD Negeri 45 Toddang Saloe, lulus tahun 2005.

3. SMP Muhammdiyah leworeng, lulus tahun 2008.

4. SMA Negeri 1 WatanSoppeng, Lulus tahun 2011.

iv
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang Maha

Menciptakan, Menghidupkan dan Mematikan, yang Rahmat-Nya meliputi langit

dan bumi, dunia dan akhirat dan kepada-Nyalah semua akan kembali. Karena atas

berkah, rahmat dan hidayan-Nyalah jugalah penyusun dapat menyelesaikan karya

tulis ilmiah ini sesuai waktu yang telah ditentukan dan dalam bentuk yang

sederhana. Shalawat serta salam mudah-mudahan terlimpah kepada Nabiullah

Muhammad SAW, yang membawa manusia dalam alam gelap gulita menuju alam

yang terang benderang.

Tak lupa pula penulis mensyukuri segala segala Rahmat dan Karunia yang

telah dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN An “G”

DENGAN GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI: DENGUE

HEMEROLOGI FEVER (DHF) DI RUANG PERAWATAN

KETILANG RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAKASSAR .

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan

Diploma III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan,

tetapi berkat bimbingan dan bantuan dari pihak Karya Tulis Ilmiah ini dapat

v
diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pekenakanlah penulis

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budiyanto, Sp. THT selaku Ketua Yayasan

Brata Utama Bhayangkara Makassar.

2. Ibu dr. Hj. A. NURHAYATI, DFM, M.Kes. selaku Direktur Akademi

Keperawatan Mappa Oudang Makassar yang telah banyak memberikan

bimbingan dan motivasi serta didikan selama penulis mengikuti pendidikan di

Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

3. Seluruh petugas di ruang perawatan anak Ketilang yang telah memberikan

kesempatan, serta kepada An “G“ dan keluarga yang mau menjadi objek

penelitian yag dilakukan penulis

4. Ibu Ns Rezeki Nur. S. Kep, M. MKes selaku pembimbing dan penguji yang

begitu banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat, dan dengan

penuh kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ibu Ns. Lala, S.Kep, M.Kes. selaku pembimbing dan penguji yang begitu

banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat, dan dengan penuh

kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

6. Bapak Ns. Hasbullah S. Kep selaku pembimbing dan penguji yang begitu

banyak memberikan sumbangsih pemikiran, saran, nasehat, dan dengan penuh

kesabaran dan ketelatenan selama proses bimbingan di dalam penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini.

vi
7. Bapak/Ibu dosen beserta Staf Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar

yang telah banyak memberikan bantuannya serta bimbingannya kepada penulis

selama mengikuti pendidikan di Akademi Keperawatan Mappa Oudang

Makassar.

8. Kedua Orang Tua tercinta dan sembah sujudku kepada Ayahanda Hasse dan

Ibunda tercinta Hukma yang dengan penuh kesabaran dan kasih sayang telah

mengasuh, mendidik, support dan dorongan baik moral maupun material dan

semangat serta doa yang tulus agar penulis menjadi lebih baik. “Tiada kata

yang paling indah selain dari rasa syukur kepada Allah, Tiada kata yang

paling bermakna selain terima kasih, tapi tiada kata yang bisa ku ucapkan

untuk menggambarkan kebahagian yang telah beliau berikan mulai dari

kandungan sampai saat ini. Jasa-jasamu tak akan mampu ku balas hingga

akhir hayatku“. Dan untuk keenaam saudaraku serta yang telah memberikan

banyak bantuan baik itu support untuk penulis

9. Teristimewa kepada angkatan VII Dispepsia terkhusus kelas 3 A terima kasih

atas semangat, bantuan dan supportnya kalian yang terbaik. Terkhusus untuk

Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu saran dan perbaikan dari pembaca dengan senang hati penulis

terima.

Akhir kata semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah di berikan

kepada penulis amal jariyah di hadapan Allah SWT dan semoga karya tulis ilmiah

ini dapat bermanfaat dan dijadikan sebagai salah satu pedoman bagi rekan-rekan

vii
perawatn mencapai profesianalisme dalam meningkatkan mutu pelayanan

keperawatannya, terkhususnya bagi penulis sendiri. Aamiin.

Wassalamu Alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, Sabtu 16 Juli 2016

Penulis

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN......................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Batasan Masalah .........................................................................3

C. Tujuan Penulisan.........................................................................3

D. Manfaat Penulisan.......................................................................4

E. Metode Penulisan........................................................................6

F. Sistimatika Penulisan ..................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................9

A. Konsep Dasar Medik...................................................................9

1. Pengertian...............................................................................9

2. Anatomi fisioloogi..................................................................11

3. Etiologi...................................................................................15

ix
4. insiden....................................................................................16

5. Patofisiologi ...........................................................................16

6. Menifestasi klinik ...................................................................16

7. Pemeriksaan diagnostik ..........................................................18

8. Penata laksanaan.....................................................................18

B. Konsep Dasar Keperawatan Klien dengan DHF ..........................19

1. Pengkajian..............................................................................19

2. Penyimpanan KDM ................................................................21

3. Diagnosa Keperawatan ...........................................................22

4. perencanaan............................................................................23

5. lmlementasi ............................................................................33

6. Evaluasi..................................................................................34

BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................35

A. Pengkajian ..................................................................................35

Pengumpulan data.......................................................................35

B. Data fokus...................................................................................54

C. Klasifikasi data............................................................................55

D. Analisa data ................................................................................56

E. Diagnosa keperawatan.................................................................59

F. Rencana keperawatan .................................................................60

G. Catatan tindakan implementasi....................................................63

H. Catatan perkembangan ................................................................69

x
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................75

A. Pengkajian ................................................................................75

B. Diagnosa keperawatan ..............................................................77

C. Perencanaan..............................................................................78

D. Implementasi ............................................................................85

E. Evaluasi....................................................................................86

BAB V PENUTUP.........................................................................................87

A. Kesimpulan...............................................................................87

B. Saran-Saran ..............................................................................89

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................90

LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 2.1 intervesi Keperawatan Hipertermi ..................................................23

Table 2.2 intervensi keperawatan kekurangan volume cairan .............................27

Table 2.3 Intervensi Keperawatan Resiko Pendarahan........................................28

Table 2.4 Intervensi Ketidak Seimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan 29

Tabel 3.1 Identitas Saudara Kandung ...........................................................34

Tabel 3.2 Riwayat Imunisasi ........................................................................36

Tabel 3.3 pola perubahan nutrisi ........................................................................38

Tabel 3.4 Aktifitas Sehari-hari ...........................................................................39

Tabel 3.5 Cairan ...............................................................................................40

Tabel 3.6 Istirahat Tidur.....................................................................................40

Tabel 3.7 Personal Hygiene................................................................................41

Tabel 3.8 Eliminasi BAB ...................................................................................41

Tabel 3.9 Eliminasi BAK...................................................................................42

Tabel 3.10 Olahraga...........................................................................................42

Tabel 3.11 Aktifitas/ mobilitas fisik ...................................................................42

Tabel 3.12 Pemeriksaan Laboratorium ...............................................................51

Tabel 3.13 Klasifikasi Data................................................................................53

Tabel 3.14 Analisa Data.....................................................................................54

Tabel 3.15 Diagnosa Keperawatan .....................................................................57

Tabel 3.16 Rencana Keperawatan ......................................................................58

Tabel 3.17 Catatan Tindakan Implementasi........................................................61

Tabel 3.18 Catatan Perkembangan .....................................................................67

xii
DAFTAR GAMBAR

halaman

Gambar . 2.1 Anatomi Sistem Hematologi ................................................. 11

Gambar . 2.2 penyimpanan KDM .................................................................21

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )

Lampiran 2 : LEAFLET

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan modal utama bagi anak. Dengan kesehatan yang

prima, anak akan tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. Tolak ukur

keberhasilan pembangunan kesehatan dapat dilihat dari menurunnya angka

kesakitan, angka kematian umum dan bayi, serta meningkatnya umur harapan

hidup. Angka kematian bayi berpengaruh terhadap terjadinya peningkatan

umur harapan hidup di suatu negara (Ratna dewi, 2011).

Lembaga kesehatan internasional WHO dan beberapa sumber informasi

lembaga kesehatan nasional menginformasikan bahwa beberapa penyakit

sangat berbahaya dan berdampak pada kematian serta dapat menular dimana

salah satu diantaranya adalah Dengue Hemoragic Fever (DHF) (Dewi

Sandina, 2011).

Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat bahwa Indonesia merupakan

negara dengan kasus DHF tertinggi di Asia Tenggara. Di Indonesia kasus

DHF sering muncul di musim pancaroba khususnya bulan Januari. Di awal

tahun 2014 sampai pertengahan bulan desember tercatat jumlah penderita

DHF di 34 provinsi sebanyak 71.668 dan 641 diantaranya meninggal

dunia.Pada tahun 2015 mengalami penurunan dengan jumlah kasus DBD

adalah 7.244 kasus (Kepala balitbangkes kemenkes RI dr.Tjandra Yoga,

Jurnal Kesehatan (Diakses 25 Juni 2016).Di Indonesia renjatan dan

1
2

perdarahan merupakan sebab utama kematian penderita DHF. Terjadinya

penyakit demam berdarah dengue pada anak merupakan hal yang tidak dapat

diabaikan karena dapat merenggut nyawa anak itu sendiri (Ngastiyah, 2012).

Penyakit DHF dewasa ini bersifat endemik dan merupakan salah satu

masalah kesehatan utama serta merupakan penyakit yang ditakuti masyarakat

(Hasdinah, 2014).

Berdasarkan data yang diperoleh dari bagian medical record RS

Bhayangkara Makassar bahwa jumlah penderita DHF tahun 2014 adalah

sebanyak 864 orang yang terdiri dari jumlah kasus rawat jalan sebanyak 290

orang dan rawat inap sebanyak 574 orang dan tahun 2015 adalah sebanyak

621 yang terdiri dari jumlah kasus rawat jalan sebanyak 100 orang dan rawat

inap sebanyak 521 orang 16 juni 2016.

Bertolak dari permasalahan di atas maka penyakit DHF pada anak perlu

mendapat perhatian yang serius, baik dalam hal pengobatan maupun

perawatan agar dapat menolong pasien yang dirawat terhindar dari berbagai

akibat yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis menyusun karya tulis ilmiah

desain studi kasus yang berjudul :“Asuhan Keperawatan Pada Klien An.”G”

Dengan Gangguan Sistem Hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) di

Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.“


3

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah : Bagaimanakah

asuhan keperawatan pada klien anak dengan Gangguan Sistem Hematologi :

Dengue Hemoragic Fever (DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar 16 juni 2016.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam

penerapan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) diRuanganKetilangRumah

Sakit Bhayangkara Makassar 16 juni2016.

2. Tujuan Khusus

Untuk mendapatkan gambaran nyata dalam :

a. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada klien An.”G” dengan

gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) di

Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar 16 juni

2016.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan padaklien An.”G” dengan

dengan gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever

(DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar16

juni 2016.

c. Menyusun rencana tindakan keperawatan pada klien An.”G” dengan

dengan gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever


4

(DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

16 juni 2016.

d. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan pada

klien An.”G” dengan dengan gangguan sistem hematologi: Dengue

Hemoragic Fever (DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit

Bhayangkara Makassar16 juni 2016.

e. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan pada klien An.”G”

dengan dengan gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic

Fever (DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara

Makassar16 juni 2016.

f. Menilai kesenjangan antara teori dengan kasus klien An.”G” dengan

gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) di

Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar 16 juni

2016.

g. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien An.”G” dengan

dengan gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever

(DHF) di Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar16

juni 2016.

D. Manfaat Penulisan

1. Teoritis

Sebagai gambaran informasi bagi kegiatan penelitian selanjutnya serta

menjadi bahan kajian bagi perkembangan ilmu keperawatan agar institusi


5

pendidikan senantiasa terinspirasi terhadap kenyataan yang ada

dilapangan.

2. Praktis

a. Bagi Akademik:

Sebagai bahan acuan dalam meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan mahasiswa dalam memberikan dan menerapkan asuhan

keperawatan pada klien dengan gangguan sistem hematologi: Dengue

Hemoragic Fever DHF.

b. Bagi Rumah Sakit:

Dapat dijadikan bahan masukan bagi instansi terkait dalam upaya

peningkatkan kualitas pelayanan perawatan pada klien yang dirawat

terutama pada klien dengan gangguan sistem hematologi: Dengue

Hemoragic Fever DHF.

c. Bagi Pasien :

Sebagai bahan masukan bagi pasien tentang gangguan sistem

hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) bila pasien telah pulang

dari rumah sakit.

d. Bagi perawat

Sebagai bahan masukan untuk tenaga keperawatan khususnya bagian

anak dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem

hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF).


6

e. Bagi penulis

Merupakan salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan

studi pada Program Diploma III Keperawatan di Akademi

Keperawatan Mappa Oudang Makassar tahun 2016 dan merupakan

pengalaman yang berharga bagi penulis dalam mengaplikasikan ilmu

yang diperoleh selama pendidikan dalam penerapan asuhan

keperawatan pada klien anak dengangangguan sistem hematologi:

Dengue Hemoragic Fever DHF.

E. Metodologi Penulisan

Penulisan karya tulis ini menggunakan metode sebagai berikut:

1. Studi Kasus

Mempelajari kasus pada klien dengan dengue hemorragic fever

(DHF) yang penulis rawat secara langsung di Ruangan Ketilang Rumah

Sakit Bhayangkara Makassar dengan menggunakan pendekatan proses

keperawatan yang meliputi pengkajian data, penetapan diagnosa

keperawatan, penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan tindakan

keperawatan, evaluasi keperawatan dan dokumentasi keperawatan.

Adapun teknik yang dilakukan pada saat pengumpulan data adalah

sebagai berikut :

a. Wawancara

Yaitu melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya serta

perawat di Ruangan Ketilang Rumah Sakit Bhayangkara Makassar

guna mendapatkan data yang menunjang karya tulis ini.


7

b. Observasi

Yaitu mengadakan pengamatan langsung tentang keadaan umum

klien.

c. Pemeriksaan fisik

Yaitu melakukan pengukuran tanda-tanda vital menyangkut

pengukuran tekanan darah, pengukuran denyut nadi, pengukuran

suhu badan dan frekwensi pernafasan per menit serta mengkaji

adanya keluhan fisik klien.

2. Studi Kepustakaan

Dengan mempelajari literatur yang berkaitan dengan judul karya tulis ini.

3. Studi Dokumentasi

Dengan mempelajari dokumen dari klien berupa status klien dan laporan

catatan medik (medical record).

F. Sistematika Penulisan

Pada bagian berikut ini diuraikan tentang sistematika penulisan yang terdiri

dari BAB I sampai BAB V dengan susunan sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan

Pendahuluan yang berisi: Latar belakang masalah, batasan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode dan tehnik

penulisan.

Bab II : Tinjauan Teoritis

Dalam bab ini diuraikan tentang konsep dasar meliputi :

Pengertian, anatomi dan fisiologi sistem yang terganggu,


8

etiologi, insiden, patofisiologi, manifestasi klinik, Test diagnostik

yang dilakukan serta penanganan medik dan konsep dasar

keperawatan meliputi: pengkajian data, dampak gangguan sistem

terhadap KDM (Patofisiologi), diagnosa keperawatan yang

mungkin muncul dan perencanaan keperawatan, implementasi

dan evaluasi.

Bab III : Tinjauan Kasus

Dalam Bab ini diuraikan mengenai penerapan asuhan

keperawatan klien dengan yang dirawat yang terdiri dari:

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan,

implementasi dan evaluasi keperawatan.

Bab IV : Pembahasan

Dalam Bab ini diuraikan secara sistematis kesenjangan antara

teori dan kasus nyata pada klien yang penulis rawat mulai dari

pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan, tindakan

keperawatan dan evaluasi

Bab V : Penutup

Dalam Bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran-saran

yang berkaitan dengan karya tulis ini.

Daftar Pustaka

LAMPIRAN :

- SAP ( Satuan Acara Penyuluhan )

- LEAFLET
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Medis

1. Pengertian

Demam berdarah dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan

di daerah tropis dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.

Demam berdarah ini disebarkan pada manusia oleh nyamuk aides aegypti

(Shinta Sunaryati, 2011).

Penyakit DHF adalah penyakit infeksi disebabkan oleh virus dengue,

virus dengue masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk aides

aegypti betina (Taufan, 2011).

Penyakit DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue

yang akut ditularkan oleh nyamuk aides aegypti dan Aedes Aebopictus

(Dwi Sunar, 2012).

Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus Dengue yang akut ditularkan oleh nyamuk aides

aegypti dan Aedes Aebopictus(Rekawati, 2013)

Dengue Hemoragic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan

orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa

demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi (Kartika Sari, 2013)

9
10

Penyakit DHF (Dengue Hemoragic Fever)adalah penyakit menular

yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti (Nursalam, 2005 dikutip oleh Padila, 2013).

Penyakit DHF adalah penyakit infeksivirus dengue akut disebabkan

oleh virus dengue, virus dengue ditularkan oleh nyamuk aides aegypti

atau nyamuk aedes albopictus, yang masuk ke dalam tubuh melalui

gigitannya (Ronald H.Sitorus, 1996, dikutip oleh Andra Saferi, 2013)

Penyakit DBD adalah penyakit demam berdarah dengue yang

dianggap serius jika muncul perdarahan atau tada-tanda syok (Halim,

2014).

Penyakit DHF (Dengue Hemoragic Fever) adalah penyakit infeksi

yang disebabkan oleh virus dengue (Amin Huda, 2015).

Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa DHF

adalah penyakit infeksi virus dengue akut disebabkan oleh virus dengue,

virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dengan ciri–

ciri demam dan manifestasi perdarahan.


11

2. Anatomi Fisiologi Sistem Hematologi

a. Anatomi Sistem Hematologi

Gambar . 2.1 Anatomi Sistem Hematologi

(Sumber : Andra Saferi, 2013)

Komponen Darah

Menurut Hidayat, 2011 bahwa darah tersusun oleh dua komponen

yakni plasma dan sel – sel darah. Plasma sebagian besar berupa air (

kurang lebih 90% ), bahan padat dengan kadar protein 7 % berperan

dalam mempertahankan tekanan osmotik koloid. Hal ini karena, albumin

sebagai fraksi protein yang terkandung dalam plasma merupakan

penyangga dalam darah. Protein juga sebagai antibodi karena ada fraksi

gamma globulin dan bersama faktor koagulasi dalam proses koagulasi

darah. Dalam plasma terdiri atas beberapa fraksi protein pembentuk

plasma diantaranya albumin , globulin, dan fibrinogen.


12

Selain plasma darah komponen darah yang lain adalah sel –

sel darah yakni : (Brunner dan Suddarth, 2012)

1) Eritrosit ( sel darah merah )

Eritrosit berperan sebagai transportasi gas pernapasan

khusunya oksigen melalui ikatan dengan haemoglobin yang

ada dalam sel darah merah. Juga sebagai buffer yang dilakukan

oleh haemoglobin dan juga enzym carbonik anhidrase. Pada

awal pembentukan sel darah merah pertama kali dibentuk oleh

yolk sac pada masa embrio, kemudian pada trimester kedua

pembentukan sel darah merah oleh hati kemudian dibantu oleh

limfa dan pada akhir kehamilan dan setelah lahir peranan

pembentukan eritrosit dibantu oleh sumsum tulang. Sebagai

peran dalam transfortasi, Hemoglobin melakukan ikatan

dengan oksigen atau karbondioksida, dan terbentuknya

hemoglobin sendiri adalah sangat tergantung dari zat besi

selain untuk pembentukan mioglobin dan enzym – enzymnya

seperti cytocrom, catalase, peroxydase. Rata – rata orang

dewasa memiliki jumlah sel darah merah 5.000.000 / mm 3


13

2) Leukosit ( sel darah putih )

Leukosit terdiri atas leucosyte (eosinophyle, neutrophyle,

basophyle), monocyte, lymphocyte, plasma cell, yang memiliki

sifat bergerak dalam pertahanan tubuh yang bersifat diapedesis

dapat melewati membran kapiler. Batas normal sel darah putih


3 .
adalah 4000 sampai 10.000 / mm Fungsi dan peran utama

dari leukosit adalah pertahanan tubuh melawan infeksi

3) Reticulo endothelial sistem ( RES )

Kelompok sel darah yang memiliki sifat pertahanan tubuh

dengan bersifat tidak bergerak dan mengeluarkan hasil untuk

kekebalan yang termasuk kelompok ini adalah jaringan

macrofag dan sel limfosit.

4 ) Trombosit

Trombosit merupakan partikel kecil, yang terdapat dalam

sirkulasi plasma darah. Karena dapat mengalami disintegrasi

cepat dan mudah, jumlahnya selalu berubah antara 150.000

sampai 450.000 per mm3 tergantung pada jumlah yang

dihasilkan, bagaimana digunakan, dan kecepatan kerusakan.

Dibentuk oleh fragmentasi sel raksasa sumsum tulang, yang

disebut megakariosit. Produksi trombosit diatur oleh

trombopoetin. Trombosit berperan penting dalam mengontrol

perdarahan. Apabila terjadi cedera vaskuler, trombosit

mengumpul pada tempat cedera tersebut. Substansi yang


14

dilepaskan dari granula trombosit dan sel darah lainnya

menyebabkan trombosit menempel satu sama lain dan

membentuk tambalan atau sumbatan, yang sementara

menghentikan perdarahan. Substansi lain dilepaskan dari

trombosit untuk mengaktivasi faktor pembekuan dalam plasma

darah.

b. Fisiologi Darah

Darah merupakan cairan ekstraseluler yang terletak dalam saluran

yakni pembuluh darah, yang terdiri atas plasma darah dan sel – sel

darah. Darah memiliki fungsi yaitu : (Hidayat,2011)

1) Sebagai transportasi gas pernapasan, dimana sebagian besar

oksigen diangkut oleh eritrosit dari alveoli ke organ atau jaringan

tubuh, dan karbondioksida diangkut dari jaringan oleh plasma

darah menuju alveoli paru.

2) Sebagai transfortasi makanan, mineral, vitamin, elektrolit, dan air

dari gastrointestinal menuju hati melalui proses metabolisme, baru

kemudian ke organ atau jaringan tubuh lain.

3) Transfortasi metabolik atau hasil sisa yakni zat yang tidak

digunakan dikirim ke ginjal untuk selanjutnya dikeluarkan melalui

urine.

4) Sebagai transfortasi hasil suatu jaringan / organ seperti hormon

yang dihasilkan oleh kelenjar akan diangkut oleh darah. Demikian


15

juga hasil metabolisme di hati diangkut oleh plasma menuju ke

organ yang membutuhkan.

5) Sebagai pembentukan antibodi yang dilakukan oleh plasma sel dan

limfosit, leukosit yang berperan dalam fagositosis.

6) Berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam dan basa,

juga sebagai transfortasi bahan – bahan yang diberikan

melalui cairan yang lewat aliran darah.

Sebagai homeostasis yang terletak pada plasma darah. Proses

homeostasis ini merupakan upaya untuk mempertahankan hilangnya

darah akibat kerusakan pembuluh darah atau pecah. Proses homeostasis

melalui berbagai tahap yakni tahap vaskuler, koagulasi, serta

pembersihan dan rekonstruksi.

3. Etiologi

Menurut Rekawati, 2013 bahwa Penyebab DHF adalah arbovirus

(Arthropodborn Virus) melalui gigitan nyamuk Aedes (Aedes Albopictus

dan Aedes Aegepty).

Virus Dengue, termasuk genus Flavivirus, keluarga flaviridae.

Terdapat 4 serotype virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.

Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan DEN-3 serotype terbanyak.

Infeksi salah satu serotype akanmemberika kekebalan seumur hidup tetapi

tidak menimbulkan kekebalan terhadap serotype yang lain. Sehingga

seseorang yang hidup di daerah endemis.DHF dapat mengalami infeksi

sebanyak 4 kali seumur hidupnya.


16

4. Insiden

Penyakit DHF ini menyerang semua orang dan dapat menyebabkan

kematian, terutama pada anak–anak. Penyakit ini ditemukan terutama di

negara–negara tropik dan subtropik baik sebagai endemik maupun

epidemik. Menempati peringkat pertama penyebab kematian ( 3861 )

kasus di negara kawasan Asia Tenggara (Sudarmo, 2015)

5. Patofisiologi

Menurut Kartika Sari, 2013 bahwa patofisiologi Patofisiologi DHF

bahwa virus akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes

aegypti, kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan terbentuklah

kompleks virus antibodi, dalam sirkulasi akan mengakibatkan sistem

komplemen. Kemudian akibatnya melepaskan histamin yang merupakan

mediator kuat sebagai faktor meningginya permeabilitas dinding

pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui endotel dinding itu.

Terjadinya trombositopenia menurunnya fungsi trombosit dan

menurunnya faktor koagulasi (protrombin, dan fibrinogen ), merupakan

penyebab terjadinya perdarahan hebat, terutama perdarahan saluran

gastrointestinal pada pasien.


17

6. Manifestasi klinik.

Menurut Rekawati, 2013 bahwa tanda dan gejala penyakit DHF

adalah:

a. Demam tinggi mendadak 2-7 hari ( 38-40 0 C)

b. Manifestasi perdarahan dengan bentuk : Uji tornikuet positif, petekie

(bintik-bintik merah pada kulit), purpura (perdarahan kecil di dalam

kulit), ekimosis, perdarahan konjunctiva (perdarahan pada mata),

epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena dan hematuria.

c. Perdarahan pada hidung

d. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada

kulit akibat pecahnya pembuluh darah.

e. Pembesaran hati (hepatomegali)

f. Rejan (syok), tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,

tekanan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.

g. Gejala klinis lainnya yang serig menyertai yaitu anoreksia (hilangnya

nafsu makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dn skit kepala.

Berdasarkan patokan dari WHO , DBD dibagi menjadi 4 derajat

sebagai berikut :

a. Derajat I : Demam disertai gejala tidak khas, hanya terdapat

manifestasi perdarahan ( uji turniket positif )

b. Derajat II : Seperti derajat I disertai perdarahan spontan kulit dan

perdarahan lain
18

c. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya

nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun atau

hipotensi disertai kulit yang dingin dan lembab,

gelisah .

d. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tak teraba dan tekanan

darah yang tidak dapat diukur. (Padila, 2013).

7. Pemeriksaan Diagnostik

Test diagnostik yang lazim dilakukan menurut Taufan , 2011yaitu:

a. Pemeriksaan laboratorium: Hb, Leuko, Hitung Jenis,Ht, Trombo,LED

b. Foto thoraks

c. Uji turniket Positif

8. Penatalaksanaan

Menurut Halim Mubin, 2014 penatalaksanaan medis yang dilakukan

adalah bersifat simptomatis dan suportif :

a. Terapi umum : Istirahat, kompres dingin, diet lunak

b. Medikamentosa : Simptomatis, parasetamol (asetosal dihindari)

c. Terapi komplikasi:

1) Syok segera atasi

2) Minum banyak

3) Infus Ringer Laktat ; Na Cl 0,9%, larutan kolo id golongan

karbohdrat (Dekstran)

4) Albumin

5) Bila ada perdarahan segera transfuse darah segar


19

B. Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses

keperawatan. Salah satu bagian dari pengkajian yaitu pengumpulan data,

dimana pengumpulan data ini berdasarkan informasi tentang keadaan

umum dan keluhan pasien yang dilakukan secara sistematis .

Menurut Amin 2015, pengkajian data pasien dengan DHF dalah

sebagai berikut:

a. Nyeri kepala

b. Nyeri retro-orbital

c. Mialgia/altralgia

d. Ruam kulit

e. Menifestasi pendarahan (pateki atau uji bendung positif)

f. Leukopenia

g. Pemeriksaan sorologi dengue positif)

h. Manifestasi perdarahan yang biasanya berupa :

1) Uji tourniquet positif

2) Petekie, ekimosis, atau pulpura

3) Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi), saluran cerna

(tempat bekas sentikan)

4) Hematemesis atau melena

5) Trombositopeia <100.000/ul
20

6) Kebocoran plasmayang ditandai dengan: peningkatan nilai

hematocrit >20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis kelamin

dan penurunan nilai hamatocrit +20% setelah pemberian cairan

yang adekuat.

7) Tandah kebocoran plasma seperti hipoproteinemia, asites, efusit

pluera.
21

2. Penyimpangan KDM

(Sumber :Andra Saferi, 2013)


22

3. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respons

individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan / proses

kehidupan yang aktual dan potensial. Diagnosa keperawatan memberikan

dasar untuk pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil yang

merupakan tanggung jawab perawat.

Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada pasien dengan DHF

menurut NANDA, NIC DAN NOC (Amin, 2015) , adalah sebagai berikut :

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi virus Dengue

b. kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

intravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler

c. Resiko terjadi komplikasi (Syok hipovolemik / perdarahan ) berhubungan

dengan perdarahan hebat dan trombositopenia

d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat anoreksia, mual dan sakit

menelan
23

4. Perencanaan

Perencanaan keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosa yang ada

menurut NANDA, NIC dan NOC (Amin, 2015), adalah sebagai berikut :

a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi virus

Dengue

Table 2.1 intervesi Keperawatan Hipertermi

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil (NOC) (NIC)
1 Hipertermi NOC: NIC :
Defenisi: Thermoregulation : a.Fever Treatment:
Peningkatan suhu Kriteria Hasil: 1) Monitoring
tubuh di atas suhu sesering
kisaran normal. a. Suhu tubuh dalam mungkin
Batasan rentang normal 2) Monitor IWL
Karakteristik: b. Nadi dan 3) Monitor warna
a. Konvulsi pernapasan dalam dan suhu kulit
b. Kulit rentang normal 4) Monitor
kemerahan c. Tidak ada penurunan
perubahan warna tingkat
c. Peningkatan kulit dan tidak ada kesadaran
suhu tubuh di pusing 5) Monitor
atas kisaran WBC,Hb, Hct
normal 6) Monitor intake
d. Kejang dan output
e. Takikardi 7) Berikan
f. Takipnea Antipiretik
g. Kulit teraba 8) Berikan
hangat pengobatan
24

Faktor yang untuk


berhubungan : mengatasi
a. Anastesia penyebab
b. Penurunan demam
respirasi 9) Selimuti pasien
c. Dehidrasi 10) Lakuka tapid
d. Pemajanan sponge
lingkungan 11) Kolaborasi
yang panas pemberian
e. Penyakit cairan
f. Pemakaian intravena
pakaian yag 12) Kompres
tidak sesuai pasien pada
dengan suhu lipat paha dan
lingkungan aksila
g. Peningkatan 13) Tingkatkan
laju sirkulasi udara
metabolism 14) Berikan
h. Medikasi pengobatan
i. Trauma untuk
j. Aktiitas mencegah
berlebihan terjadinya
menggigil.
b. Temperatur
Regulation:
1) Monitor suhu
minimal 2 jam
2) Rencanakan
monitor suhu
secara kontinyu
3) Monitor
25

TD,nadi, dan
RR
4) Monitor warna
dan suhu kulit
5) Monitor tanda-
tanda
hipertermi dan
hipotermi
6) Tingkatkan
intake cairan
dan nutrisi
7) Selimuti pasien
untuk
mencegah
hilangnya
kehangatan
tubuh.
8) Ajarkan pada
pasien cara
mencegah
keletihan
akibat panas
9) Diskusikan
tentang
pentingnya
pengaturan
suhu dan
kemungkinan
efek negative
dari kedinginan
10) Beritahukan
26

tentang
indikasi
terjadinya
keletihan dan
penanganan
emergency
yang
diperlukan
11) Ajarkan
indikasi dari
hipotermi dan
penanganan
yang
diperlukan

12) Berikan
antipiretik jika
perlu.
c. Vital Sign
Monitoring:
1) Monitoring TD,
nadi, suhu dan
RR
2) Catat adanya
fluktuasi
tekanan darah
3) Monitoring vital
sign saat
berbaring,
duduk atau
berdiri
27

4) Auskultasi TD
pada kedua
lengan dan
bandingkan
5) Moitoring
Monitoring TD,
nadi, dan RR
sebelum, selama
dan setelah
aktivitas
6) Monitor kualitas
dari nadi
7) Monitor
frekuensi dan
irama
pernafasan
8) Monitor suara
paru
9) Monitor pola
pernapasan
abnormal
10) Monitor suhu,
warna dan
kelembaban
kulit
11) Monitor
sianosis perifer
12) Monitor
adanya cushing
triad (tekanan
nadi melebar,
28

bradikardi,
peningkatan
sistolik).
13) Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign.

b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

intravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler

Table 2.2 intervensi keperawatan kekurangan volume cairan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


No
Keperawatan Hasil (NOC) (NIC)
2 Kekurangan volume NOC: NIC :
cairan  Fluid balance 1) Pertahankan catatan
Defenisi:  Hydration intake dan output
Penurunan cairan  Nutritional yang akurat
intravaskuler, status fluid 2) Monitor status
interstisial dan/ atau intake hidrasi (kelembaban
intraseluler. Ini Kriteria Hasil: membrane mukosa,
mengacu pada a. Mempertahanka nadi adekuat,
dehidrasi, kehilangan n urine output tekanan darah
cairan saat tanda sesuai dengan ortostatik) jika
perubahan pada usia, berat diperlukan
natrium. badan, Bj urine 3) Monitor vital sign
Batasan normal, Ht 4) Monitor masukan
Karakteristik: normal makanan/cairan
a. Penurunan b. Tekanan darah, dan hitung intake
tekanan darah nadi, suu tubuh kalori.
b. Penurunan dalam batas 5) Kolaborasi
29

tekanan nadi normal. pemberian cairan


c. Peurunan volume c. Tidak ada 6) Monitor status
nadi tanda-tanda nutrisi
d. Penurunan turgor dehidrasi, 7) Berikan cairan iv
kulit elastisitas turgor pada suhu ruangan
e. Penurunan turgor kulit baik, 8) Dorong masukan
lidah membrane oral
f. Penurunan mukosa lembab 9) Berikan
haluaran urin d. Tidak ada rasa penggantian NGT
g. Penurunan haus yang sesuia output
pengisian vena berlebihan 10)Dorong keluarga
h. Amaembran untuk membantu
mukosa kering pasien makan
i. Kulit kering 11)Tawarkan snack
j. Peningkatan (jus buah segar)
hematocrit. 12)Kolaborasi dengan
k. Peningkatan suhu dokter untuk
tubuh kemungkinan
l. Penigkatan transfuse
frekuensi nadi 13)Persiapkan untuk
m. Peningkatan transfuse
konsetrasi urin hipovolumia
n. Penurunan berat manajemen
badan
Faktor yang
berhubungan :
a. Kehilangan
cairan aktiv
b. Kegagalan
mekanisme
regulasi
30

c. Resiko terjadi komplikasi (Syok hipovolemik / perdarahan )

berhubungan dengan perdarahan hebat dan trombositopenia

Table 2.3 Intervensi Keperawatan Resiko Pendarahan

Tujuan dan
No Diagnosa Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
3 Resiko perdarahan NOC: NIC :
Defenisi:  Tissue 1) Monitor ketat
Beresiko mengalami integrity: skin tanda –tanda
penurunan volume and mucous perdarahan
darah yang dapat membranes 2) Catat nilai Hb dan
mengganggu  Wound Ht sebelum dan
kesehatan. heaing: sesudah terjadinya
Faktor resiko: primary and perdarahan
a. Aneurisme secondary 3) Monitor nilai
b. Sirkumsisi intention laboratorium
c. Defisiensi Kriteria hasil: 4) Monitor TTV
pengetahuan 1) Tidak ada 5) Pertahankan bed
d. Koagulopati hematuria dan rest selama
intravaskuler hematemesis perdarahan aktif
diseminata 2) Kehilangan 6) Kolaborasi dalam
e. Riwayat jatuh darah yang pemberian produk
f. Gangguan terlihat darah.
gastrointestinal 3) Tekanan darah 7) Lindungi pasien
(mis; penyakit dalam batas dari trauma yang
ulkus lambung, normal sistol dapat
polip, varises) dan diastole menyebabkan
g. Gangguan fugsi 4) Tidak ada perdarahan.
hati (mis;sirosis, perdarahan 8) Hindari mengukur
hepatitis) suhu lewat rektal
31

h. Koagulopati pervagina 9) Hindari pemberian


inheren 5) Tidak ada aspirin dan
(mis;trombosito- distensi antikoagulan
penia) abdominal. 10) Anjurkan pasien
i. Komplikasi 6) Hemoglobin untuk
pascapartum (mis; dan meningkatkan
plasenta previa, hematocrit intake makanan
kehamilan mola, dalam batas yang banyak
solusio plasenta) normal mengandug
j. Trauma vitamin.
k. Efek samping 11) Hindari terjadinya
terkait terapi (mis: konstipasi dengan
pembedahan, menganjurkan
pemberian obat, untuk
pemberian produk mempertahankan
darah defisiensi intake cairan yang
trombosit, adekuat dan
kemoterapi). pelembut feses.
32

d. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat akibat anoreksia,

mual dan muntah

Table 2.4 Intervensi Keperawatan Ketidak Seimbangan Nutrisi

Kurang Dari Kebutuhan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi


Keperawatan Hasil (NOC) (NIC)
4 Ketidakseimbangan NOC: NIC :
nutrisi kurang dari  Nutritional Manajemen nutrisi
kebutuhan tubuh status: adequacy 1) Kaji adanya alergi
1) Definisi : asupan of nutrient makanan
nutrisi tidak  Nutritional 2) Kolaborasi dengan
cukup untuk status fluid ahli gizi untuk
memenuhi intake menentukan
kebutuhan  Weight control jumlah kalori dan
metabolic Kebutuhan nutrisi nutrisi yang
2) Batasan terpenuhi dengan dibutuhkan pasien
karakteristik criteria hasil : 3) Monitor jumlah
a) Kram 1) Adanya nutrisi dan
abdomen peningkatan kandungan kalori
b) Nyeri berat badan 4) Berikan informasi
abdomen sesuai dengan tentang kebutuhan
c) Menghindari tujuan nutrisi
makanan 2) Berat badan 5) Kaji kemampuan
d) Bising usus ideal sesuai pasien
hiper aktif dengan tinggi mendapatkan
e) Penurunan badan nutrisi yang
berat badan 3) Mampu dibutuhkan
f) Membrane mengidentifika Monitoring nutrisi
33

mukosa si kebutuhan 1) Monitor adanya


pucat nutrisi penurunan berat
g) Cepat 4) Tidakada badan
kenyang tanda-tanda 2) Monitor interaksi
3) Factor yang malnuitrisi anak atau
berhubungan Tidak terjadi orangtua selama
a) Factor penurunan berat makan
biologis badan yang 3) Monitor kulit
b) Factor berarti kering dan
ekonomi perubahan
c) Ketidakmam pigmentasi
puan untuk 4) Monitor turgor
mengabsorbs kulit, monitor
i nutrient pucat, kemerahan,
d) Factor dan kekeringan
psikologis jaringan
konjungtiva.
5. Implementasi

Implementasi adalah realisasi rencana tindakan dalam proses

keperawatan dan sangat menuntut kemampuan intelektual, keterampilan dan

tehnik keperawatan.

Pelaksanaan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan yang

didasari kebutuhan klien untuk mengurangi atau mencegah masalah serta

merupakan pengelolaan atau perwujudan rencana keperawatan pada seorang

klien. Ada 2 syarat hasil yang diharapkan dalam pelaksanaan perawatan yaitu:

adanya bukti bahwa klien dalam proses menuju perawatan atau telah tercapai
34

tujuan yang diinginkan dan adanya bukti bahwa tindakan keperawatan dapat

di terima klien dan memperlihatkan perubahan dan perbaikan .

Aspek kreatif, seni dan kiat keperawatan sangat berperan dalam tahap

implementasi : (Hidayat , 2011).

a. Treatment keperawatan

b. Observasi keperawatan

c. Pendidikan kesehatan / keperawatan

6. Evaluasi

Evaluasi merupakan penilaian keberhasilan rencana keperawatan dalam

memenuhi kebutuhan klien dan dapat dilihat 4 kemungkinan yang

menentukan tindakan perawatan selanjutnya antara lain :

a. Apakah pelayanan keperawatan sudah tercapai atau belum

b. Apakah masalah yang ada telah terpecahkan / teratasi atau belum

c. Apakah masalah sebagian terpecahkan / tidak dapat dipecahkan

d. Apakah tindakan dilanjutkan atau perlu pengkajian ulang

Hasil yang diharapkan pada klien yang menderita DHF adalah :

(Padila, 2013)

a. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan

b. Perfusi jaringan adekuat

c. Kebutuhan nutrisi adekuat

d. Pertahankan suhu tubuh normal

e. Mensupport koping keluarga adapt


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Biodata

a. Identitas Klien

1) Nama : An “ G ”

2) Tempat tanggal lahir/usia : Makassar, 12 November

2004/11tahun

3) Jenis kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SD

6) Alamat : Jl.Deng tata No.1

7) No MR : 239467

8) Tanggal Masuk : 13 Juni 2016

9) Tanggal Pengkajian : 16 Juni 2016

10) Diagnosa Medik : Dengue Hemoragic Fever (DHF)

b. Identitas Orang Tua

1) Ayah

a) Nama : Tn “ Gaffur”

b) Usia : 36 tahun

c) Pekerjaan : Wiraswasta

d) Agama : Islam

e) Pendidikan : Tamat SMA

35
36

f) Alamat : Jl.Deng tata No.1

g) Hubungan dengan klien : Anak kandung

2) Ibu

a) Nama : Ny “ Rini Afriani ”

b) Usia : 32 tahun

c) Pekerjaan : IRT

d) Agama : Islam

e) Pendidikan : Tamat SMA

f) Alamat : Jl.Deng tata No.1

g) Hubungan dengan klien : Anak kandung

c. Identitas saudara kandung

Tabel 3.1 Identitas Saudara Kandung

NO Nama Usia Hubungan Status kesehatan


1 An. ”G” 11 tahun Penderita
2 An. ”G” 7 tahun Saudara kandung Sehat

2. Keluhan Utama / Alasan Masuk Rumah Sakit

a. Keluhan utama : Demam

Demam dialami selama 4 hari yang lalu, sifat demamnya hilang

timbul, kadang mual dan muntah + 2 kali sehari.

3. RiwayatKesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien demam dengan suhu 380C, lemah, dan kurang nafsu makan.

b. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


37

1) Klien tidak pernah di rawat sebelumnya

2) Tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan, dan makanan

c. Kesehatan keluarga :

Ayah klien alergi telur, dan keluarga yang lain termasuk ibu dan

adik klien tidak mengalami adanya riwayat alergi, anemia, asma,

TBC, Hepatis dan gangguan jiwa.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genogram 3 generasi

GI ? ?

GII 40 40 39 ? ? ?

36 32

GIII 11 7

Keterangan:

= laki-laki

= perempuan

= meninggal dunia

= Tidak diketahui umurnya

11 = klien

= Garis perkawinan

= Garis keturunan
38

= Tinggal serumah

Penjelasan gambar:

GI : kakek dan nenek dari pihak ibu yang telah meninggal

karena faktor usia

G II : Orang tua klien dan saudaranya

G III : Klien bersaudara, klien adalah anak pertamadari 2 orang

bersaudara yang saat ini keadaannya sakit, hubungan

dengan keluarga baik, klien tinggal serumah dengan

orang tuadan saudaranya.

4. Riwayat Imunisasi

Tabel 3.2 Riwayat Imunisasi

Reaksi Setelah
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
Pemberian
1 BCG Umur 1 bulan Tidak demam
2 DPT (I, II, III) Umur 2, 3, 4bulan Demam
3 Polio (I, II, III, IV) Umur 1, 2, 3,4 bulan Tidak demam
4 Campak Umur 9 bulan Tidak demam
5 Hepatitis Umur 1, 3,6 bulan Tidak demam

5. Riwayat Tumbuh Kembang

a. Pertumbuhan fisik

Berat badan dan panjang badan klien saat sakit:

1) Berat badan ketika lahir : 2600 gram

2) Panjang badan ketika lahir : 43 cm

3) Berat badan sebelum sakit : 26 kg


39

4) Berat badan saat sakit : 24 kg

5) Tinggi Badan : 130 cm

6) Waktu tumbuh gigi : 6 bulan

b.Perkembangan tiap tahap

1) Berguling : 3 bulan

2) Duduk : 5 bulan

3) Merangkak : 8 bulan

4) Berdiri : 12 bulan

5) Berjalan : 12 bulan

6) Senyum kepada orang lain pertama kali : 3 bulan

7) Bicara pertama kali : 15 bulan

8) Berpakaian tanpa bantuan : 2 tahun

6. Riwayat Nutrisi

a. Pemberian ASI

1) Pertama kali disusui : sejak lahir.

2) Cara pemberian :diberikan pada saat klien

menangis, pada waktu luang

dan sebelum tidur.

3) Lama pemberian sejak lahir sampai umur 2 tahun

b. Pemberian susu formula.

1) Alasan pemberian : sebagai tambahan makanan

2) Jumlah pemberian : 3X sehari

3) Cara pemberian : dengan dot


40

c. Pemberian makanan tambahan jenisnya yaitu bubur susu,

kacang hijau, dan pisang.

d. Pola perubahan nutrisi tiap tahapan usia sampai saat ini.

Tabel 3.3 Pola perubahan nutrisi

no Usia jenis nutrisi Lama pemberian

1 0-4 bulan ASI 6 bulan


2 4-12 bulan ASI dan susu formula 12 bula
3 Saat ini nasi, telur,ikan,ayam sampai saat sekarang

7. Riwayat Psikososial

Klien tinggal bersama orang tua,dan mempunyai saudara kembar

8. Riwayat Spiritual

a. Keluarga klien mendoakan agar cepat sembuh

b. Klien berdoa dulu sebelum makan

9. Reaksi Hospitalisasi

a. Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap

Orang tua klien membawa anaknya ke rumah sakit karena

anaknya demam selama 4 hari. Orang tua klien mengatakan

pada saat membawa anaknya ke rumah sakit, anaknya bisa

ditolong/disembuhkan penyakitnya karena rumah sakit adalah

tempat perawatan dan pengobatan yang baik untuk anaknya.

Pada saat masuk rumah sakit orang tua klien diberi tahu oleh

dokter tentang kondisi anaknya dan akan dirawat inap. Orang

tua klien cemas dengan kondisi anaknya sekarang serta gelisah


41

menanyakan keadaan anaknya dan orang tua klien selalu

disamping klien untuk menjaganya.

b. Pemahaman anak tentang sakit dan rawat inap

Orang tua klien membawa klien ke rumah sakit

Bhayangkara Makassar karena klien belum paham tentang

sakitnya. Pada saat masuk rumah sakit orang tua klien diberi

tahu oleh dokter tentang kondisi anaknya dan akan dirawat inap.

10. Aktifitas Sehari-hari

a. Nutrisi

Tabel 3.4 Aktifitas Sehari-hari

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Selera makan Baik Kurang, ibu klien
mengatakan
anaknya kurang
nafsu makan
2. Menu Makan Nasi + Lauk Pauk Bubur + ikan
3. Frekuensi makan 3x/hari 3x/hari porsi
makan tidak
dihabiskan
4. Cara makan Makan sendiri Disuap oleh ibunya
5. Makanan pantangan Tidak ada Tidak ada
6. Ritual saat makan Berdoa sebelum Berdoa sebelum
makan makan
42

b. Cairan

Tabel 3.5 Cairan

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jenis minuman Air putih, susu Air putih, infus
RL dengan
intruksi 20 tetes /
menit
2. Frekuensi 6-8 gelas/hari 4 gelas/hari
minum
3. Cara pemenuhan Oral (Minum susu) Oral, infus RL 20
tpm
4. Kebutuhan + 1,5 liter /hari 1,5 – 2 liter/hari
cairan

c. Istirahat tidur

Tabel 3.6 Istirahat Tidur

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Jam tidur
- Siang 13.00 – 15.00 Tidak tentu ( ± 2 jam )
- Malam 20.30 – 05.00 22.00 – 05.00
2. Pola tidur Teratur Tidak teratur
3. Kebiasaan sebelum Minum susu Minum susu
tidur
4. Kesulitan Tidur Tidak Ada Tidak ada
43

d. Personal hygiene

Tabel 3.7 Personal Hygiene

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Mandi
a. Cara Sendiri Dimandikan
b.Frekuensi mandi 1 x/ hari 1x/hari
c. Alat sabun,sampo air, Baskom, sabun, air,
handuk. handuk
2. Cuci rambut
a. Cara Sendiri Dibantu oleh ibunya
a. Frekwensi 2x/minggu 2x/minggu
b. Alat shampoo, Shampo, handuk
handuk
3. Gunting kuku
1. Frekuensi 2 x seminggu Kalau dirasakan
panjang
2. Kondisi Bersih Bersih
3. Cara Di bantu orang Dibantu oleh ibu
tua
4. Gosok gigi
b. Frekuensi 2x sehari 1x/hari
c. Cara Sendiri Sendiri
d. Alat Sikat gigi, pasta Sikat gigi, pasta gigi
gigi
44

e. Eliminasi BAB

Tabel 3.8 Eliminasi BAB

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi 1-2 kali sehari 1 x/hari
3. Konsistensi Lunak lunak
4. Kesulitan Tidak ada ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada

f. Eliminasi BAK

Tabel 3.9 Eliminasi BAK


No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Tempat pembuangan WC WC
2. Frekuensi Tidak menentu 3-4 kali sehari
3. Konsisitensi Cair Cair
4. Bau Amoniak Amoniak

g. Olah raga

Tabel 3.10 Olahraga


No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Program olahraga Tidak ada Tidak ada
2. Jenis olah raga Tidak ada Tidak ada
45

h. Aktifitas/ mobilitas fisik

Tabel 3.11 Aktifitas/ mobilitas fisik

No Kondisi Sebelum Sakit Saat Sakit


1. Kegiatan Belajar,Bermain Tidur
2. Alat bantu Tidak ada Tidak ada

11. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : klien nampak lemah

b. Tanda-tanda vital :

1) Nadi : 96 x/menit

2) Pernapasan : 21 x/menit

3) Suhu : 38oC

c. Antropometri

1) Tinggi badan : 130 cm

2) BB sebelum sakit :36 kg

3) BB setelah sakit : 35 kg

4) Lingkar lengan atas : 17 cm

5) Lingkar kepala : 53 cm

6) Lingkar dada : 50 cm

7) Lingkar perut : 46 cm

d. Sistem Pernapasan

1) Hidung : Simetris kiri kanan, tidak nampak secret, tidak

nampak polip, adanya pernapasan cuping

hidung, tidak ada nyeri tekan.


46

2) Leher : Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar

tyroid .

3) Dada : Bentuk dada normal chest, gerakan dada

simetris kiri kanan, adanya pemakaian otot

aksesoris pernapasan.

e. Sistem Kardiovaskuler

1) Arteri carotis : denyut arteri karotis bersifat lokal, dan

kuat

2) Suara jantung : S1/S2 lub dub murni.

3) Capillary refling time kembali sebelum 2 detik.

f. Sistem Pencernaan

1) Mulut : Tidak ada stomatitis, tidak nampak edema pada

gusi, mulut kering, kemampuan menelan baik.

2) Gaster : Tidak terjadi pembesaran hepar dan limfe, tidak

ada nyeri lambung.

3) Abdomen : Gerakan abdomen naik turun mengikuti gerakan

napas, ada nyeri tekan

4) Anus : Tidak ada hemoroid, anus tidak lecet

g. Sistem Pengindraan

1) Mata

a) Inspeksi :
47

Konjungtiva tidak anemis, tidak ada pembengkakan

kelopak mata, bulu mata pendek, alis tipis dan

pertumbuhannya merata kiri dan kanan

b) Palpasi :

Tidak ada nyeri tekan

(1) Visus : klien mampu melihat perawat

dengan jarak 6 meter,

(2) Lapang pandang : Klien mampu melirik benda

kearah kiri dan kanan dengan

sudut 180°.

2) Hidung

a) Inspeksi :

Hidung simetris kiri dan kanan, tidak terdapat sekret, tidak

terdapat epitaksis, tidak terdapat polip

b) Palpasi :

Tidak terdapat luka dan nyeri tekan

3) Telinga

a) Inspeksi :

Simetris kiri dan kanan, tidak terdapat serumen.

b) Palpasi :

Tidak terdapat luka dan nyeri tekan.


48

h. Sistem syaraf

1) Fungsi serebral

a) Status mental :

(1) Orientasi : Klien dapat membedakan orang

terdekat dengan orang lain.

(2) Daya ingat : Klien mampu mengingat objek

yang telah di perlihatkan

sebelumnya yaitu ibu dan

tantenya, hal ini di buktikan

dengan klien mampu

membedakan ibu dan tantenya.

(3) Bahasa : Klien mampu menyebut mama.

(4) Berhitung : Klien belum mampu berhitung

(5) Kesadaran

- Eye (membuka mata dengan spontan) = 4

- Motorik (menolak rangsangan nyeri) = 6

- Verbal (bertoleransi baik) = 5

Glasgow Coma Scale (GCS) = 15 (composmentis)

2) Saraf cranial

a) Nervus I (olfaktorius) : klien dapat membedakan bau

balsem dan minyak wangi

b) Nervus II (optikus)
49

- Visus : klien mampu melihat

perawat pada jarak 6 meter.

- Lapang pandang : Mampu melihat objek ke

arah kiri dan kanan dengan

sudut 180°.

c) Nervus III, IV, VI (oculomatorius, trachlear,dan abducens)

Nervus III (oculomotorius) : Klien mampu melirik lateral.

Nervus IV (trocchlear) : Klien mampu melirik

kesamping kiri dan kanan.

Nervus VI (abdusens) : Klien mampu melirik kekiri

dan kekanan tanpa

menengok.

d) Nervus V (trigemenus) : Klien dapat mengunya

dengan baik.

e) Nervus VII (facialis) : Klien mampu tersenyum.

f) Nervus VIII (acustikus) : Fungsi pendengaran baik,

klien mampu mendengar

suara petikan jari.

g) Nervus IX (glosofaringeus) : Klien mampu merasakan

pahit1/3 lidah posterior

h) Nervus X (vagus) : Tidak ada nyeri saat

menelan.
50

i) Nervus XI (accesorius) : Klien mampu menoleh ke

samping kiri kanan dan

melawan tahanan pemeriksa.

j) Nervus XII (hypoglasus) : Klien mampu menjulurkan

lidah.

3) Refleks patologis : tidak ada reflek patologis seperti : Kaku

Kuduk, Kerning Sign, Brudzinky

4) Refleks fisiologis

(1) Refleks patella : refleks (+), respon berupa kontraksi

otot quadriceps femoris yaitu

ekstensi dari lutut.

(2) Refleks biceps : Refleks (+), timbul kontraksi otot

biceps.

(3) Refleks triseps : Refleks (+), timbul kontraksi otot

triceps

(4) Refleks abdominal : Refleks (+), umbilikus bergerak ke

atas dan ke arah daerah yang

digores.

(5) Refleks babinsky : Refleks (-/-) Plantar fleksi semua

jari kaki

i. Sistem muskuloskeletal

1) Bentuk kepala : Mesochepal


51

2) Vertebrae :Tidak ada kelainan, bentuk misalnya

kiposis, scoliosis, dan lordosis

3) Lutut : Tidak ada pembengkakan, tidak kaku.

4) Kaki : Tidak bengkak, dan gerakan kaku.

5) Tangan : Gerakan normal, gerakan terkontrol

terpasang infus Glukosa5 % 12 tetes/ menit

pada tangan kiri klien.

6) Fungsi motorik

Massa otot tidak atropi dan ekstremitas kiri dan kanan sama

besar.

7) Kekuatan otot 5 5

4 4

O : tidak ada kontraksi sama sekali

1 : Gerakan kontraksi

2 : Kemampuan untuk bergerak tapi tidak kuat

kalau melawan tahanan atau gravitasi

3 : Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi

4 : Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh

5 : Kekuatan kontraksi yang penuh

8) Fungsi sensorik

Klien mampu merasakan sakit, panasdan dingin.


52

j. Sistem Integumen

1) Rambut : Warna hitam, tidak mudah tercabut, tidak nampak

lesi pada kulit kepala.

2) Kulit : Warna sawo matang, kelembaban kering, turgor

kulit kurang baik pada saat diangkat kulit tidak

cepat kembali, kulit kering, klien teraba panas

3) Kuku : Nampak bersih dan pendek

k. Sistem imun

Klien tidak memiliki riwayat alergi terhadap makanan, minuman

ataupun obat-obatan.

l. Sistem Perkemihan

1) Tidak terdapat udema palpebra

2) Tidak ada riwayat kencing batu, nokturia, disuria

12. Tingkat perkembangan :

a. Perkembangan kognitif : Klien belum bisa menganalis

masalah

b. Perkembangan Psikoseksual : Klien dapat mengenal lawan jenis

c. Perkembanga Psikososial : Klien dapat bersosialisasi dan

beradaptasi dengan keluarga,

perawat dan dokter.


53

13. Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium : 15 Juni 2016

Tabel 3.12 Pemeriksaan Laboratorium

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


1 WBC 1,9 x103 / ul 3,0 – 10,0
3
2 Lymp 1,1 x10 / ul 0,8 – 4,0
3
3 Mid O,1 x10 / ul 0,1 – 1,5
3
0,7 x10 / ul
4 Gron 2,0 – 7,0
10,0/ul
5 HGB 12,0-19,0
6 HCT 31,1gr % 37,0 - 54,0 gr %
7 MCV 91 mm / ul 82 - 92
8 MCH 24 ul pg 27,0 – 33,0
9 McHC 32 g / ul 32,0 – 37,0
10 RDW 14,2% 11,6 – 13,7
11 PLT 96 x10 3 mm 3
150 - 400
12 MPV 10,i 6,5 – 12, 0
13 PCT 0,096 9,0- 17,0
14 PDW 16,0 15,5 – 17,1

b. Terapi dan Perawatan Saat ini tanggal 15 Juni 2016

1) Infus RL 20 tetes/ menit

2) Ceftriakson 2 x 600 mg / IV

3) Vitamin B.Complex 2 x 1 tab

4) Paracetamol 3x 250 mg
54

B. DATA FOKUS

1. Ibu klien mengatakan anaknya demam selama 4 hari yang lalu

2. Ibu klien mengatakan badan anaknya panas

3. Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya berkurang

4. Ibu klien mengatakan anaknya mual dan muntah 2 kali

5. Ibu klien mengatakan anaknya lemas

6. Ibu klien mengatakan berat badan anaknya menurun

7. Ibu klien mengtakan anaknya tidak mau minum

8. Klien tampak pucat

9. Klien tampak lemah

10. Klien teraba panas

11. Bibir kering

12. Klien tidak menghabiskan porsi makan yang diberikan

13. Klien tampak lemah

14. Sebelum sakit BB 36 kg

15. Setelah sakit BB 35 kg

16. Tanda – tanda vital :

17. Nadi : 96 x / mnt

18. Suhu : 380C

19. Pernapasan : 21 x / mnt

20. Pemeriksaan Laboratorium:

21. Trombosit (PLT=96 x10 3 mm 3 )


55

C. KLASIFIKASI DATA

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.13 Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif

1. Ibu klien mengatakan anaknya 1. Klien tampak pucat


demam selama 4 hari yang lalu 2. Klien tampak lemah
2. Ibu klien mengatakan badan 3. Klien teraba panas
anaknya panas 4. Bibir kering
3. Ibu klien mengatakan nafsu makan 5. Klien tidak menghabiskan porsi makan
anaknya berkurang yang diberikan
4. Ibu klien mengatakan anaknya mual 6. Setelah sakit BB 35 kg
dan muntah 2 kali 7. Tanda – tanda vital :
5. Ibu klien mengatakan anaknya Nadi : 96 x / mnt
lemah Suhu : 380C
6. Ibu klien mengatakan berat badan Pernapasan : 21 x / mnt
anaknya menurun 8. Pemeriksaan Laboratorium:
7. Ibu klien mengtakan anaknya tidak Trombosit (PLT=96 x10 3 mm 3 )
mau minum
8. Sebelum sakit BB 36 kg
56

D. ANALISA DATA

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.14 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Arbovirus Peningkatan
 Ibu klien mengatakan suhu tubuh
anaknya demam Gigitan nyamuk aedes aegypti (Hipertermia)
selama 4 hari yang
lalu Beredar dalam aliran darah
 Ibu klien mengatakan
anaknya panas Infeksi virus dengue
 Ibu Klien mengataka
anakya lemah Mengaktifkan sistem
DO: komplemen
 Klien tampak pucat
 Klien tampak lemah Membentuk dan melepaskan zat

 Klien teraba panas C3a,C5a

 Bibir kering
PGE Hipotalamus
2
 Tanda – tanda vital :
Nadi : 96 x / mnt
: 38 0C Demam dipersepsikan
Suhu
Pernapasan : 21 x / mnt
Peningkatan stimulasi eksternal

Hipertermia
57

2 DS: Mengaktifkan sistem Defisit


 Ibu klien mengtakan komplemen Volume Cairan
anaknya tidak mau Membentuk dan melepaskan zat
minum C3a,C5a
 Ibu klien mengatakan PGE2 Hipotalamus
anaknya mual dan Demam dipersepsikan
mutah 2 kali Peningkatan stimulasi eksternal
DO: hiprtermi
 Klien tampak pucat peningkatan reapsorbsi Na+ dan
H
 Klien tampak lemah 2O

 Bibir kering permeabilitas memberan


meningkat
resiko syok hipvolemik
Renjatan hipvolemik hipotensi
Kebocoan plasma

Kekurangan
volume
cairan

3 DS: Mengaktifkan sistem Gangguan


 Ibu klien mengatakan komplemen Pemenuhan
nafsu makan anaknya nutrisi kurang
berkurang Membentuk dan melepaskan zat dari kebutuhan
 Ibu klien mengatakan C3a,C5a tubuh
anaknya mual dan
muntah 2 kali PGE2 Hipotalamus
 Ibu klien mengatakan
anaknya lemah Demam dipersepsikan
 Sebelum sakit BB 36
kg Peningkatan stimulasi eksternal
58

DO: hiprtermi
 Klien tidak
menghabiskan porsi peningkatan reapsorbsi Na+ dan
makan yang diberikan H2O

 Klien tampak pucat


 Klien tampak lemah permeabilitas memberan
 Setelah sakit BB 35 kg meningkat

resiko syok hipvolemik

Renjatan hipvolemik hipotensi

Kebocoan plasma

Ke extravaskuler

apdomen

asites

mual,muntah

Intake makanan yang tidak


adekuat

Metabolisme tubuh berkurang

Gangguan
Pemenuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
59

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.15 Diagnosa Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tanggal Tanggal


Ditemukan Teratasi
1. Hipertermia berhubungan dengan 16 Juni 2016 17 Juni 2016
proses inflama sivirus
2. Risiko kekurangan volume cairan 16 Juni 2016 Belum teratasi
berhubungan dengan perpindahan
cairan intravaskuler akibat peningkatan
permeabilitas kapiler muntah dan
deman.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang 16 Juni 2016 Belum teratasi
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat
60

F. RENCANA KEPERAWATAN

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.16 Rencana Keperawatan

TGL. Tujuan Intervensi


Diagnosa dan Data Penunjang
(NOC) (NIC)
16/06/2016 Hipertermia berhubungan NOC: NIC :
dengan proses inflamasivirus, Thermoregulation : 1. Monitor
ditandai dengan: Setelah diberikan adanya
DS: tindakan peningkatan
- Ibu klien mengatakan keperawatan 1x 24 suhu badan
anaknya demam selama 4 jam, klien akan (hiperthermi)
hari yang lalu mengatakan tidak 2. Monitor tanda
- Ibu klien mengatakan demam lagi dengan – tanda
anaknya panas kriteria : vitalsesering
- Ibu Klien mengatakan TTV Normal : mungkin
anakya lemah TD:120/70 mmHg 3. Anjurkan klien
DO: N : 80 x / menit, untuk kompres
- Klien tampak pucat P : 18 x / menit, hangat di dahi
0
- Klien tampak lemah S : 36 C 4. Anjurkan klien
- Klien teraba panas - Klien teraba banyak minum
- Bibir kering tidak panas lagi air putih
- Tanda – tanda vital : - Klien tidak 5. Kolaborasi
Nadi : 96 x / mnt Suhu : mengeluh panas pemberian
38 0C lagi antipiretik
Pernapasan : 21 x / mn
61

16/06/2016 Kekurangan volume cairan NOC: NIC :


berhubungan dengan  Fluid balance 1. Monitor tanda
perpindahan cairan  Hydration vital, keadaan
intravaskuler akibat  Nutritional umum, tanda –
peningkatan permeabilitas status fluid tanda syok,
kapiler,muntah dan deman,di intake. asupan dan
andai : Setelah dilakukan keluaran
DS: perawatan 1x 24 2. Berikan cairan
 Ibu klien mengtakan jam, klien intravena dan
anaknya tidak mau memperlihatkan pertahankan
minum kondisi volume tetesan sesuai
 Ibu klien mengatakan cairan terpenuhi kebutuhan
anaknya mual dan mutah 3. Anjurkanpasie
2 kali n untuk
DO: banyak minum
 Klien tampak pucat 4. Monitor intake
 Klien tampak lemah dan output

 Bibir kering cairan

 Klien tampak lemah


16/06/2016 Ketidakseimbangan nutrisi NOC: NIC :
kurang dari kebutuhan tubuh  Nutritional 1. Monitoring
berhubungan dengan intake status: adequacy adanya
yang tidak adekuat akibat of nutrient. perubahan
anoreksia, mual dan muntah,  Nutritional berat badan ,
di tandai dengan : status fluid mual dan
DS: intake. muntah
 Ibu klien mengatakan  Weight control. 2. Berikan
nafsu makan anaknya Setelah dilakukan makanan yang
berkurang perawatan 1x 24 mudah ditelan
 Ibu klien mengatakan jam, seperti bubur
62

anaknya mual dan muntah Nutrisi klien dan hidangkan


2 kali seimbang dengan dalam keadaan
 Ibu klien mengatakan kriteria hasil : hangat .
anaknya lemah 1. Asupan kalori 3. Berikan porsi
 Sebelum sakit BB 36 kg terpenuhi makanan
DO: 2. Asupan protein sedikit dan
 Klien tidak menghabiskan terpenuhi sering hingga
porsi makan yang 3. Asupan lemak terpenuhi
diberikan dan karbohidrat jumlah asupan.
 Klien tampak pucat tercukupi 4. Berikan obat

 Klien tampak lemah 4. Asupan serat, anti emesis

 Setelah sakit BB 35 kg vitamin, dan sesuai dengan


mineral program /
tercukupi ketentuan bila
5. Rasa mual dan perlu.
muntah hilang 5. Berikan
alternatif
nutrisi yang
dapat
meningkatkan
kadar
trombosit.
63

G. CATATAN TINDAKAN IMPLEMENTASI

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.17 Catatan Tindakan Implementasi

TANGGAL NDX JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL

16/06/2016 I 09.30 1. Memonitor adanya peningkatan suhu badan


Hasil : Suhu badan klien 38o C
09.35 2. Memonitor tanda – tanda vitalsesering mungkin
Hasil :
Nadi : 96 x / mnt
Suhu : 380C
Pernapasan : 21 x / mnt
09.40 3. Menganjurkan klien untuk kompres hangat di dahi
Hasil: Klien dikompres di dahi
10.50 4. Menganjurkan klien banyak minum air putih
Hasil : Klien minum sesuai anjuran perawat
10.00 5. Menkolaborasi pemberian antipiretik
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 tablet
II 10.10 1. Memonitor tanda vital , keadaan umum, tanda –
tanda syok, asupan dan keluaran
Hasil :
Nadi : 98 x / mnt
Suhu : 38 0C
Pernapasan : 21 x / mnt
10.15 2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan
tetesan sesuai kebutuhan
Hasil : Klien diinfus RL 20 tetes/menit
10.45 3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
64

Hasil : Klien banyak minum 6-8 gelas/hari


11.00 4. Memonitor intake dan output cairan
Hasil : lbu klien mengatakan frekuensi minum
anaknya sebelum sakit ±9 gelas pehari dan saat
sakit ±3 gelas perhari. Intake – output = 1100 -
11.10 1500= -400
Klien BAK 4 kali sehari
III 11.30 1. Memonitor adanya perubahan berat badan , mual
dan muntah yang dialami pasien
Hasil : Ibu klien mengeluh anaknya masih mual
dan muntah
11.35 2. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
Hasil : Klien diberikan bubur dalam keadaan
hangat
11.45 3. Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
Hasil : Klien diberikan makanan porsi sedikit tapi
sering
12.00 4. Mencatat jumlah dan porsi makanan
Hasil : Klien tidak menghabiskan makana yang
diberikan
12.10 5. Menimbang berat badan klien
Hasil : BB 35 kg
12.30 6. Memberikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
Hasil : Klien diberikan
Vitamin B.Complex 2 x 1 tab
65

TANGGAL NDX JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL


17/06/2016 I 09.00 1. Memonitor adanya peningkatan suhu badan
Hasil : Suhu badan 37o C
09.15 2. Memonitor tanda – tanda vitalsesering mungkin
Hasil :
Nadi : 88 x / mnt
Suhu : 37 0C
Pernapasan : 22 x / mnt
09.25 3. Menganjurkan klien untuk kompres hangat di dahi
Hasil: Klien dikompres di dahi
09.30 4. Menganjurkan klien banyak minum air putih
Hasil : Klien minum sesuai anjuran perawat
10.00 5. Menkolaborasi pemberian antipiretik
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 tablet
II 10.10 1. Memonitor tanda vital, keadaan umum, tanda –
tanda syok, asupan dan keluaran
Hasil :
Nadi : 88 x / mnt
Suhu : 37 0C
Pernapasan : 22 x / mnt
10.20 2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan
tetesan sesuai kebutuhan
Hasil : Klien diinfus RL 20 tetes/menit
10.30 3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
Hasil : Klien banyak minum 6-8 gelas/hari
10.40 4. Memonitor intake dan output cairan
Hasil : lbu klien mengatakan frekuensi minum
anaknya sebelum sakit ±9 gelas pehari dan saat
sakit ±3 gelas perhari. Intake – output = 1100 -
1500= -400 Klien BAK 4 kali sehari
66

III 11.10 1. Memonitor adanya perubahan berat badan , mual


dan muntah yang dialami pasien
Hasil : Klien mengeluh adanya mual dan muntah
11.25 2. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
Hasil : Klien diberikan bubur dalam keadaan
hangat
11.30 3. Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
Hasil : Klien diberikan makanan porsi sedikit tapi
sering
12.40 4. Mencatat jumlah dan porsi makanan
Hasil : Klien mengahabiskan makanan yang
diberikan
12.00 5. Menimbang berat badan klien
Hasil : BB 35 kg
12.30 6. Memberikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
Hasil : Klien diberikan :
Vitamin B.Complex 2 x 1 tab
67

TANGGAL NDX JAM IMPLEMENTASI DAN HASIL


18/06/2016 I 08.15 1. Memonitor adanya peningkatan suhu badan
Hasil : Suhu badan 37o C
08.25 2. Memonitor tanda – tanda vitalsesering mungkin
Hasil :
Tekanan Darah: 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / mnt
Suhu : 37 0C
Pernapasan : 22 x / mnt
08.30 3. Menganjurkan klien banyak minum air putih
Hasil : Klien minum sesuai anjuran perawat
08.40 4. Menkolaborasi pemberian antipiretik
Hasil : Telah diberikan paracetamol 1 tablet

II 09.10 1. Memonitor tanda vital , keadaan umum, tanda –


tanda syok, asupan dan keluaran
Hasil :
Nadi : 88 x / mnt
Suhu : 37 0C
Pernapasan : 20 x / mnt
09.15 2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan
tetesan sesuai kebutuhan
Hasil : Klien diinfus RL 20 tetes/menit
09.45 3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
Hasil : Klien banyak minum 6-8 gelas/hari
10.00 4. Memonitor intake dan output cairan
Hasil : lbu klien mengatakan frekuensi minum
anaknya sebelum sakit ±9 gelas pehari dan saat
sakit ±3 gelas perhari. Intake – output = 1200 -
1500= -300 Klien BAK 4 kali sehari
68

III 10.30 1. Memonitor adanya perubahan berat badan , mual


dan muntah yang dialami pasien
Hasil : Ibu klien mengatakan anaknya masih mual
10.35 2. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
Hasil : Klien diberikan bubur dalam keadaan
hangat
10.45 3. Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering
Hasil : Klien diberikan makanan porsi sedikit tapi
sering
11.00 4. Mencatat jumlah dan porsi makanan
Hasil : Klien mengahabiskan makanan porsi
makan yang diberikan
11.10 5. Menimbang berat badan klien
Hasil : BB 35 kg
11.30 6. Memberikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
Hasil : Klien diberikan : Vitamin B.Complex 2
x 1 tab
69

H. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : An “G” Nomor RM : 23-94-67

Umur : 11 tahun Tanggal masuk : 13 juni 2016

Diagnose medik : DHF Tanggal pengkajian : 16 juni 2016

Tabel 3.18 Catatan Perkembangan

TANGGAL NDX JAM EVALUASI / SOAP


16/06/2016 I 13.00 S: Ibu klien mengatakan anaknya panas selama 4 hari
O: Klien teraba panas , Suhu badan : 380C
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi :
1. Memonitor adanya peningkatan suhu badan
2. Memonitor tanda – tanda vitalsesering mungkin
3. Anjurkan klien untuk kompres hangat di dahi
4. Anjurkan klien banyak minum air putih
5. Kolaborasi pemberian antipiretik
II 13.45 S:
 Ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemah
 Ibu klien mengatakan anaknya mual dan muntah 2
kali
O:
 Klien tampak pucat
 Klien tampak lemah
 Bibir kering
 Klien tampak lemah
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tanda vital , keadaan umum, tanda –
tanda syok, asupan dan keluaran
70

2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan


tetesan sesuai kebutuhan
3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
4. Memonitor intake dan output cairan
III 13.30 S:
 Ibu klien mengatakan anaknya tidak mampu
menghabiskan porsi makanan yang diberikan
 Ibu klien mengatakan anaknya masih kurang ada
nafsu makan
 Ibu klien mengeluh anaknya mual dan muntah
O: Klien tampak tidak menghabiskan porsi makanan
yang diberikan
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor adanya perubahan berat badan , mual
dan muntah yang dialami pasien
2. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
3. Berikan porsi makanan sedikit tapi sering
4. Memonitor jumlah dan porsi makanan
5. Timbang berat badan klien
6. Berikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
71

TANGGAL NDX JAM EVALUASI / SOAP


17/06/2016 I 11.00 S: Ibu klien mengatakan panasnya anaknya sudah
turun dan tidak panas lagi
O: Klien teraba panas , Suhu badan : 370C
A: Masalah Teratasi
P : Pertahankan intervensi :
1. Memonitor adanya peningkatan suhu badan
2. Memonitor tanda – tanda vital sesering
mungkin
3. Anjurkan klien untuk kompres hangat di dahi
4. Anjurkan klien banyak minum air putih
5. Kolaborasi pemberian antipiretik
II 13.45 S:
 Ibu klien mengatakan badan anaknya terasa lemah
 Ibu klien mengatakan anaknya masih mual
O:
 Klien tampak pucat
 Klien tampak lemah
 Bibir kering
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tanda vital , keadaan umum, tanda
– tanda syok, asupan dan keluaran
2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan
tetesan sesuai kebutuhan
3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
4. Memonitor intake dan output cairan
III 13.00 S:
 Ibu klien mengatakan anaknya tidak mampu
menghabiskan porsi makanan yang diberikan,
72

 Ibu klien mengatakan anaknya masih kurang ada


nafsu makan
 Klien mengeluh adanya mual
O: Klien tampak tidak menghabiskan porsi makanan
yang diberikan
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor adanya perubahan berat badan ,
mual dan muntah yang dialami pasien
2. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
3. Berikan porsi makanan sedikit tapi sering
4. Catat jumlah dan porsi makanan
5. Timbang berat badan klien
6. Berikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
73

TANGGAL NDX JAM EVALUASI / SOAP


18/06/2016 II 13.15 S :
 Ibu klien mengeluh badan anaknya masih lemah dan
anaknya masih mual
O:
 Klien tampak pucat, Klien tampak lemah, Bibir
kering
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tanda vital , keadaan umum, tanda –
tanda syok, asupan dan keluaran
2. Memberikan cairan intravena dan pertahankan
tetesan sesuai kebutuhan
3. Menganjurkanpasien untuk banyak minum
4. Memonitor intake dan output cairan
III 13.30 S:
 Klien mengatakan tidak mampu menghabiskan porsi
makanan yang diberikan,
 Ibu klien mengatakan anaknya kurang ada nafsu
makan
 Ibu klien mengeluh anaknya masih mual
O: Klien tampak tidak menghabiskan porsi makanan
yang diberikan
A: Masalah Belum Teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor adanya perubahan berat badan , mual
dan muntah yang dialami pasien
2. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti
bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat .
3. Berikan porsi makanan sedikit tapi sering
74

4. Catat jumlah dan porsi makanan


5. Timbang berat badan klien
6. Berikan obat anti emesis dan vitamin sesuai
instruksi
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas kesenjangan antara teori dan kasus nyata

yang didapatkan penulis pada saat merawat Klien An.”G” Dengan Gangguan

Sistem Hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) di Ruang Ketilang

Rumah Sakit Bhayangkara Makassar yang dirawat mulai tanggal 16 Juni

sampai dengan 18 Juni 2016, dengan melalui pendekatan proses keperawatan

yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi

dan evaluasi.

A. Pengkajian

Berdasarkan konsep teori menurut Amin 2015, pengkajian data

pasien dengan DHF adalah merupakan demam akut selama 2-7 hari, ditandai

denga 2 atau lebih manifestasi klinis sebagai berikut: Nyeri kepala, Nyeri

retro-orbital, Mialgia/altralgia, Ruam kulit, Menifestasi pendarahan (pateki

atau uji bendung positif), Leukopenia, Pemeriksaan sorologi dengue positif),

Manifestasi perdarahan yang biassanyaberupa :Uji tourniquet positif, Petekie,

ekimosis, atau pulpura, Perdarahan mukosa (epistaksis, perdarahan gusi),

saluran cerna (tempat bekas sentikan), Hematemesis atau melena,

Trombositopeia <100.000/ul dan Kebocoran plasmayang ditandai dengan:

peningkatan nilai hematocrit >20% dari nilai baku sesuai umur dan jenis

kelamin dan penurunan nilai hamatocrit +20% setelah pemberian cairan yang

adekuat.Tanda kebocoran plasma seperti hipoproteinemia, asites, efusit pluera.

76
75

Sedangkan dalam penatalaksanaan kasus, data subyektif yang

ditemukan adalah nafsu makannya berkurang, Klien tampak pucat, Klien

tampak lemah, Klien teraba panas, Bibir kering, Klien tidak menghabiskan

porsi makan yang diberikan, Klien tampak lemah , Sebelum sakit BB=36 kg,

Setelah sakit BB= 35 kg, Tanda – tanda vital :Nadi: 96 x / mnt, Suhu: 380C,

Pernapasan : 21 x / mnt dan Pemeriksaan Laboratorium: Trombosit (PLT=96

x10 3 mm 3 )

Berdasarkan data pada pengkajian penulis menemukan kesenjangan

dimana beberapa data pada teori yang tidak ditemukan di kasus yaitu : Klien

Pusing, gelisah, Perdarahan, Nadi lemah, tensi turun, Turgor kulit jelek,

Ekstremitas dingin, keringat dingin.

Pada kasus klien An.”G” keadaan tersebut tidak ditemukan. Penulis

berpendapat bahwa gejala pada kasus tampak lebih ringan dari pada gejala

yang ada pada teori. Timbulnya gejala pada teori karena faktor meningginya

permeabilitas dinding pembuluh darah dan menghilangkan plasma melalui

endotel dinding itu yang menyebabkan terjadinya perdarahan hebat, terutama

perdarahan saluran gastrointestinal. Hal tersebut tidak didapatkan pada kasus

disebabkan karena klien dengan cepat mendapatkan perawatan dan

pengobatan sehingga gejala pada teori dapat dihindari.

Sedangkan data yang tidak ada pada teori dan ditemukan di kasus yaitu :

a. Klien mengeluh badannya terasa lemas. kondisi dan keluhan ini ditemukan

pada saat klien dikaji. Hal tersebut terjadi karena proses penyakit infeksi

virus dengue dan kurangnya intake per oral sehingga tubuh kekurangan zat
76

yang dibutuhkan sehingga proses metabolisme tidak menghasilkan energi

sehingga klien mengalami kelemahan.

b. Klien tidak menghabiskan porsi makan yang diberikan dimana pada saat

dikaji berdasarkan kondisi dan keluhan klien yang disebabkan oleh proses

invasi virus dengue sehingga klien mengalami penurunan nafsu makan.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada pasien dengan DHF

menurut NANDA, NIC,dan NOC menurut Amin, 2011 , adalah sebagai

berikut :

1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit infeksi virus (Viremia)

2. Defisit volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

intravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler

3. Resiko terjadi komplikasi (Syok hipovolemik / perdarahan ) berhubungan

dengan perdarahan hebat dan trombositopenia

4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat anoreksia, mual dan sakit

menelan

Sedangkan diagnosa keperawatan yang ditemukan atau diangkat saat

merawat klien An. “G” ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu :

1. Hiperthermi berhubungan dengan proses inflamasi virus

2. Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

permeabilitas kapiler, muntah dan demam.


77

3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

Pada penyusunan diagnosa keperawatan yang ditemukan dikasus

megacu pada teori yang ada. Namun terdapat 1 diagnosa pada teori yang tidak

didapatkan pada kasus yaitu :

1. Resiko terjadi komplikasi (Syok hipovolemik / perdarahan ) berhubungan

dengan perdarahan hebat dan trombositopenia , diagnosa tidak ditegakkan

di kasus karena klien saat dikaji tidak menunjukkan data yang mendukung

penegakan diagnosa tersebut dimana tidak didapatkan adanya petekie pada

tubuh klien dan saat ini telah mendapatkan perawatan dan pengobatan

yaitu terpasang infus RL 20 tetes per menit serta anjuran banyak minum

dan istirahat pada keluarga yang menjaga klien yaitu ibunya sehingga

memungkinkan diagnosa ini tidak ditegakkan.

C. Perencanaan

Dalam perencanaan, kesenjangan yang ditemukan dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Pada diagnosa Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus

Dengue intervensi (NIC) yang ada dalam teori antara lain

a) Fever Treatment:

1) Monitoring suhu sesering mungkin

2) Monitor IWL

3) Monitor warna dan suhu kulit

4) Monitor penurunan tingkat kesadaran


78

5) Monitor WBC,Hb, Hct

6) Monitor intake dan output

7) Berikan Antipiretik

8) Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam

9) Selimuti pasien

10) Lakuka tapid sponge

11) Kolaborasi pemberian cairan intravena

12) Kompres pasien pada lipat paha dan aksila

13) Tingkatkan sirkulasi udara

14) Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil.

b) Temperatur Regulation:

1) Monitor suhu minimal 2 jam

2) Rencanakan monitor suhu secara kontinyu

3) Monitor TD,nadi, dan RR

4) Monitor warna dan suhu kulit

5) Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi

6) Tingkatkan intake cairan dan nutrisi

7) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh.

8) Ajarkan pada pasien cara mencegah keletihan akibat panas

9) Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan

efek negative dari kedinginan

10) Beritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan

emergency yang diperlukan


79

11) Ajarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan yang diperlukan

12) Berikan antipiretik jika perlu.

c) Vital Sign Monitoring:

1) Monitoring TD, nadi, suhu dan RR

2) Catat adanya fluktuasi tekanan darah

3) Monitoring vital sign saat berbaring, duduk atau berdiri

4) Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan

5) Moitoring Monitoring TD, nadi, dan RR sebelum, selama dan

setelah aktivitas

6) Monitor kualitas dari nadi

7) Monitor frekuensi dan irama pernafasan

8) Monitor suara paru

9) Monitor pola pernapasan abnormal

10) Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit

11) Monitor sianosis perifer

12) Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi melebar, bradikardi,

peningkatan sistolik).

13) Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.

Sedangkan intervensi (NIC) yang direncanakan oleh penulis untuk klin

antara lain :

a. Monitor adanya peningkatan suhu badan (hiperthermi),

b. Monitor tanda – tanda vital sesering mungkin,

c. Anjurkan klien untuk kompres hangat di dahi,


80

d. Anjurkan klien banyak minum air putih ,

e. Kolaborasi pemberian antipiretik.

Jadi Kesenjangan yang didapatkan penulis antara tiori dan kasus adalah

a. Monitor IWL, Monitor warna dan suhu kulit,

b. Monitor penurunan tingkat kesadaran,

c. Monitor WBC,Hb, Hct, Monitor intake dan output,

d. Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam,

e. Selimuti pasien, Lakuka tapid sponge,

f. Kolaborasi pemberian cairan intravena,

g. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila,

h. Tingkatkan sirkulasi udara, b

i. Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil,

j. Monitor kualitas dari nadi,

k. Monitor frekuensi dan irama pernafasan,

l. Monitor suara paru,

m. Monitor pola pernapasan abnormal,

n. Monitor suhu,

o. warna dan kelembaban kulit,

p. Monitor sianosis perifer,

q. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi melebar, bradikardi,

peningkatan sistolik, Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign.


81

2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan

intravaskuler akibat peningkatan permeabilitas kapiler intervensi (NIC)

yang ada dalam teori antara lain :

a. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

b. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat,

tekanan darah ortostatik) jika diperlukan

c. Monitor vital sign

d. Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori.

e. Kolaborasi pemberian cairan

f. Monitor status nutrisi

g. Berikan cairan iv pada suhu ruangan

h. Dorong masukan oral

i. Berikan penggantian NGT sesuia output

j. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

k. Tawarkan snack (jus buah segar)

l. Kolaborasi dengan dokter untuk kemungkinan transfuse

m. Persiapkan untuk transfuse hipovolumia manajemen

Sedangkan perencanaan atau intervensi (NIC) yang di rencanakan oleh

penulis untuk klin antara lain :

a. Monitor tanda vital, keadaan umum,

b. tanda – tanda syok, asupan dan keluaran,

c. Berikan cairan intravena dan pertahankan tetesan sesuai kebutuhan,

d. Anjurkanpasien untuk banyak minum,


82

e. Monitor intake dan output cairan.

Jadi Kesenjangan yang didapatkan penulis antara tiori dan kasus adalah

a. Dorong masukan oral,

b. Berikan penggantian NGT sesuia output,

c. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan,

d. Tawarkan snack (jus buah segar),

e. Kolaborasi dengan dokter untuk kemungkinan transfuse,

f. Persiapkan untuk transfuse hipovolumia manajemen.

3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat akibat anoreksia, mual dan muntah

intervensi (NIC) yang ada dalam teori antara lain :

a. Manajemen nutrisi

1) Kaji adanya alergi makanan

2) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi

yang dibutuhkan pasien

3) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

4) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

5) Kaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

b. Monitoring nutrisi

1) Monitor adanya penurunan berat badan

2) Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan

3) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi


83

4) Monitor turgor kulit, monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

jaringan konjungtiva.

Sedangkan perencanaan atau intervensi (NIC) yang di rencanakan oleh

penulis untuk klin antara lain :

a. Monitoring adanya perubahan berat badan , mual dan muntah

b. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan hidangkan

dalam keadaan hangat .

c. Berikan porsi makanan sedikit dan sering hingga terpenuhi jumlah

asupan.

d. Berikan obat anti emesis sesuai dengan program / ketentuan bila perlu.

e. Berikan alternatif nutrisi yang dapat meningkatkan kadar trombosit.

Jadi Kesenjangan yang didapatkan penulis antara tiori dan kasus adalah

a. Pertahankan Kaji adanya alergi makanan,

b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan

nutrisi yang dibutuhkan pasien,

c. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,

d. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi,

e. Kaji kemampuan pasien mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan,

f. Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan,

g. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi,

h. Monitor turgor kulit, monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

jaringan konjungtiva
84

D. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan

keperawatan yang ada pada teori. Implementasi yang dilakukan pada klien

An.“G” yaitu :

1. Pada diagnosa prertama : Hiperthermi berhubungan dengan proses

inflamasi virus

a. Monitor adanya peningkatan suhu badan ( hiperthermi )

b. Monitor tanda – tanda vital sesering mungkin

c. Anjurkan kompres hangat pada daerah dahi

d. Anjurkan klien untuk minum banyak misalnya air putih

e. Monitor suhu tubuh, sesuai indikasi b

f. Kolaborasi pemberian antipiretik

2. Pada diagnosa kedua : Risiko kekurangan volume cairan berhubungan

dengan asupan yang tidak adekuat

a. Monitor tanda vital , keadaan umum, tanda – tanda syok, asupan dan

keluaran

b. Memberikan cairan intravena dan pertahankan tetesan sesuai

kebutuhan

c. Menganjurkan pasien untuk banyak minum

d. Monitor intake dan output cairan

3. Pada diagnosa ketiga : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat


85

a. Monitor adanya perubahan berat badan , mual dan muntah yang

dialami pasien

b. Memberikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan

hidangkan dalam keadaan hangat .

c. Memberikan porsi makanan sedikit tapi sering

d. Monitor jumlah dan porsi makanan

e. Menimbang berat badan klien

f. Memberikan obat anti emesis dan vitamin sesuai instruksi.

E. Evaluasi

Setelah penulis melakukan implementasi keperawatan yang disesuaikan

dengan kondisi dan kebutuhan perawatan pada klien An.“G” saat dirawat,

maka diperoleh evaluasi keperawatan sebagai berikut :

Belumsemua masalah keperawatan dapat teratasi dengan baik.

Masalah yang teratasi yaitu:

1. Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi virus, ditandai dengan

klien mengalami penurunan suhu tubuh 370 C, klien tidak teraba panas.

Masalah yang belum teratasi :

1. Defisit volume cairan berhubungan denganpeningkatan permeabilitas

kapiler, muntah dan demam, ditandai dengan ibu klien mengeluh badan

anaknya terasa lemas.

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat, ditandai dengan klien belum

menghabiskan porsi makanan yang diberikan.


BAB V

PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menguraikan beberapa kesimpulan dan saran –

saran untuk peningkatan pelayanan keperawatan khususnya pada klien anak

dengan gangguan sistem hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF) yaitu :

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien yang

dirawat selama 3 hari, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pada pengkajian data, didapatkan keluhan utama pada klien yaitu

demam, nafsu makan berkurang, klien tampak lemah. Data yang

didapatkan mengacu pada teori yang ada, namun ditemukan beberapa

perbedaan data pada kasus dan teori.

2. Diagnosis keperawatan yang ditemukan pada kasus An.”G” yaitu :

Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi virus, Defisit volume

cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler, muntah

dan demam, Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat

3. Dalam penyusunan rencana keperawatan yang disusun berdasarkan

standar pada teori yang ada, hal yang perlu diperhatikan adalah kondisi

dan kebutuhan klien, partisipasi keluarga sebagai sistem pendukung

klien serta kemampuan perawat dan fasilitas rumah sakit yang ada di

ruangan.

86
87

4. Pada tahap implementasi keperawatan diperlukan pengetahuan dan

keterampilan serta kemampuan perawat untuk melaksanakan tindakan

keperawatan yang disesuaikan dengan tersedianya sarana dan prasarana

yang ada di rumah sakit. Implementasi semuanya dapat dilaksanakan

berdasarkan pada rencana yang ada.

5. Pada pelaksanaan evaluasi asuhan keperawatan dilakukan untuk melihat

apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum. Pada tahap ini

penulis telah melakukan evaluasi keperawatan dimana belum semua

masalah dapat teratasi dengan baik. Masalah yang teratasi adalah terjadi

penurunan suhu tubuh 370C dan klien tidak panas lagi.

6. Padapendokumentasian pelaksanaan asuhan keperawatan pada pada

klien An.”G”denganDHF yang dirawat telah dicatat berdasarkan

tindakan yang dilakukan pada klien dan respon klien terhadap tindakan

yang diberikan.

7. Kesenjangan antara teori dan kasus nyata pada klien An.”G”yaitu pada

diagnosa pada teoriResiko terjadi komplikasi (Syok hipovolemik /

perdarahan) berhubungan dengan perdarahan hebat dan trombositopenia

tidak ditegakkan pada kasus karena tidak terdapat keluhan klien pada

saat dilakukan pengkajian. Dimana klien tidak mengalami petekie.


88

B. Saran

Demi tercapainya peningkatan mutu pelayanan keperawatan maka

penulis memberikan masukan dan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada instansi rumah sakit agar senantiasa meningkatkan

pelayanannya kepada masyarakat yang membutuhkan terutama

pemberian asuhan keperawatan yang komprehensif dan perlunya

meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petugas melalui pelatihan

– pelatihan dan pendidikan berkelanjutan .

2. Kepada pihak institusi pendidikan agar senantiasa meningkatkan

pengadaan fasilitas dan sarana serta prasarana yang dibutuhkan untuk

peningkatan pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

3. Diperlukan partisipasi klien dan keluarga klien agar selama dalam

perawatan selalu patuh pada anjuran petugas kesehatan dan setelah

keluar dari rumah sakit agar tetap kesehatannya agar tidak terjadi

permasalahan kesehatan seperti sekarang yang dialami saat ini.

4. Kepada penulis agar dapat menerapkan teori dan keterampilan serta

pengalaman yang didapatkan pada saat kuliah dan pelaksanaan praktek

sehingga kelak dapat berfungsi secara optimal dalam menghasilkan

perawat yang profesional dimasa mendatang khususnya dalam

memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguansistem

hematologi: Dengue Hemoragic Fever (DHF).


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan berdasarkan diagnose


medis dan NANDA, NIC-NOC, Mediaction Publishing.Jogjakarta
Andra Saferi, 2013. Keperawatan Medikal BedahEdisi 2, Nuha Medika,
Jogjakarta

Dewi Sandina, 2011. 9 Penyakit Mematikan, Smart Pustaka. Jogjakarta

Depkes RI, Kepala balitbangkes kemenkes RI dr.Tjandra Yoga, Diakses Juni 2016

Dwi Sunar Prasetyo, 2012.Daftar Tanda Dan Gejala Ragam Penyakit, Flash
Books. Jojakarta

Hidayat A. Aziz Alimul. 2011. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 2 .


Salemba Medika . Jakarta

Hasdianah H.R.2014. Virulogi, Mengenal Virus, Penyakit, Dan Pencegahannya,


Medical Book, Jojakarta

HalimMubin, 2014. Ilmu Penyakit Dalam,EGC.Jakarta

Kartika Sari Wijayaningsih. 2013. Asuhan Keperawatan Anak, Trans Info


Media, Jakarta

Ngastiyah. 2012. Perawatan Anak SakitII. EGC . Jakarta


Padila, 2013.Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam, Nuha Medika, Jogjakarta

Rekawati Susilanningrum.2013, Asuhan keperawata Bayi Dan Anak Untuk


Perawat Dan Bidan, Salemba Medika Jakarta

Ratna Pudiastuti Dewi, 2011.Waspadai Penyakit Pada Anak.Indeks.Jakarta

Septi Shinta Sunaryati, 2011.Penyakit yang Sering Menyerang dan Sangat


MematikanFlash Books. Jojakarta

Taufan Nugroho.2011.Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit


Dalam.Nuha Medika. Yogyakarta

Wiwik Handayani, 2012Asuhan Keperawatan pada klien dengan Gangguan


Sistem Hematologi. Salemba Medika.Jakarta

89
i

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Study : Keperawatan anak

Topik : DHF

Sub topik : Pengenalan dan pencegahan DHF

Sasaran : Keluarga klien

Tempat : Ruangan ketilang RS Bhayangkara makassar

Hari/Tanggal : Sabtu/18 juni 2016

Waktu : 1 x 40 menit

I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit tentang DHF diharapkan

keluarga klien mengerti mengenai DHF

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit tentang DHF, diharapkan

keluarga klien mengerti:

1. Menjelaskan pengertian DHF

2. Menjelaskan gejala DHF

3. Menjelaskan ciri nyamuk Aedes Aegypti

4. Menjelaskan tindakan bila terkena DHF

5. Menjelaskan pencegahan penyakit DHF


ii

III. MATERI TERLAMPIR

1. Pengertian DHF

2. Gejala DHF

3. ciri nyamuk Aedes Aegypti

4. tindakan bila terkena DHF

5. pencegahan penyakit DHF

IV. METODE

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

V. MEDIA

1. Leaflet DHF

2. Poster

VI. KEGIATAN PENYULUHAN

KEGIATAN
No. FASE KEGIATAN PENYULUH WAKTU
PESERTA
1. Pra Interaksi  Menyiapkan Satuan Acara 3 menit
Penyuluhan & bahan
untuk leaflet.
2. Kerja  Membuka kegiatan  Menjawab 1 menit
dengan mengucapkan salam
salam.
 Memperkenalkan diri
 Menjelaskan tujuan dari  Mendengarkan 1 menit
penyuluhan  Memperhatikan 1 menit
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan.  Memperhatikan 1 menit
iii

 Menggali pengetahuan
keluarga klien mengenai  Memperhatikan 1 menit
DHF
 Menjelaskan tentang DHF
 Memberi kesempatan  Memperhatikan 10 menit
kepada keluarga pasien  Bertanya dan 10 menit
untuk mengajukan menjawab
pertanyaan kemudian pertanyaan
didiskusikan bersama & yang diajukan.
menjawab pertanyaan.
 Memberikan leaflet DHF

 Memperhatikan
3. Evaluasi :  Menanyakan kepada  Menjawab 10 menit
peserta tentang materi pertanyaan
yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada
keluarga pasien yang
dapat menjawab
pertanyaan.
4. Terminasi :  Mengakhiri pertemuan &  Mendengarkan 2 menit
mengucapkan terimakasih
atas partisipasi keluarga  Menjawab
pasien. salam
 Mengucapkan salam
penutup
iv

VII. KRITERIA EVALUASI

1. Evaluasi Struktur

 Kesiapan materi

 Kesiapan SAP

 Kesiapan media : leaflet

 Peserta hadir ditempat penyuluhan

 Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruangan ketilang

RS Bhayangkara makassar

 Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan

sebelumnya

2. Evaluasi Proses

 Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan.

 Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

 Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar

 Suasana penyuluhan tertib

 Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

3. Evaluasi Hasil

Klien dan keluarga klien dapat :

1. Menjelaskan pengertian DHF

2. Menjelaskan gejala DHF

3. Menjelaskan ciri nyamuk Aedes Aegypti

4. Menjelaskan tindakan bila terkena DHF


v

5. Menjelaskan siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti

6. Menjelaskan tempat nyamuk Aedes Aegypti

7. Menjelaskan pencegahan penyakit DHF


vi

MATERI TERLAMPIR DHF

1. Apa Itu Demam Berdarah ?

DHF (Dengue Hemorragic Fever) adalah merupakan penyakit

daerah tropis yang sering menyebabkan kematian pada anak remaja dan

dewasa. Vektor (binatang perantara) penyakit DHF adalah nyamuk Aedes

Aegypti (betina), biasanya menggigit pasien pada siang hari, hidup di air

yang jernih, bersih dan tergenang, tempat-tempat gelap atau semak-semak.

2. Bagaimana Gejala Awal dari Penyakit Demam berdarah ?

a. Demam tinggi 2 – 7 hari disertai mengigil

b. Mual dan muntah

c. Pegal – pegal pada seluruh badan

d. Perdarahan di bawah kulit

e. Perdarahan lain ; batuk darah, muntah darah, berak darah dan

kencingss darah

3. Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti :

a. Badannya kecil

b. Warnanya hitam dan belang-belang

c. Menggigit pada siang hari

d. Badannya mendatar saat hinggap

e. Gemar hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar

mata hari)

f. Jarak terbangnya kurang dari 100 meter

g. Senang menggigit manusia.


vii

4. Apa tindakan Anda bila terkena penyakit demam berdarah ?

a. Beri penderita banyak minum / oralit

b. Kompres dingin saat panas.

c. Segera bawa penderita ke dokter atau pusat pelayanan kesehatan

terdekat untuk penanganan selanjutnya.

5. Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit

demam berdarah.

Tindakkan yang dilakukan adalah dengan memutuskan rantai

siklus hidup nyamuk aedes aegypti pada fase nyamuk dewasa dan fase

larva hidup. Dapat dilakukan dengan upaya pemberantasan vektor tersebut

antara lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan

jentik berkala dan melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang

Nyamuk(PSN).

PSN secara umum adalah melakukan gerakan 3M yaitu :

1. Menguras bak air

2. Menutup tempat yang mungkin menjadi sarang

berkembang biak nyamuk,

3. Mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air.

Di tempat penampungan air seperti bak mandi diberikan insektisida yang

membunuh larva nyamuk seperti abate. Ini bisa mencegah

perkembangbiakan nyamuk selama beberapa minggu, tapi pemberiannya

harus diulang setiap periode waktu tertentu.

Dengan demikian gerakan PSN dengan 3M Plus yaitu menguras tempat-


viii

4. tempat penampungan air minimal seminggu sekali atau

menaburinya dengan bubuk abate untuk membunuh jentik nyamuk.

Menutup rapat-rapat tempat penampungan air agar nyamuk Aedes aegipty

tidak bisa bertelur. Mengubur dan membuang barang-barang bekas seperti

ban bekas, kaleng bekas yang dapat menampung air hujan.

Pemberantasan DHF akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan

3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa gerakan

serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan

lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat,

tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti


9

A. PENGERTIAN khas pada penderita DBD  Dengue klasik yaitu


penderita demam tinggi
yang dapat menyebabkan
selama 4 - 7 hari, nyeri-
kematian. nyeri pada tulang,
dengan
bintik-
bintik merah pada kulit.

 DBD (demam Berdarah


Dengue) yaitu sama
dengan Dengue klasik
Demam muncul
pada
Dengue (DBD) adalah hidung, mulut dan
C. TANDA & GEJALA
penyakit yang dapat anus.
masa
syok
menyerang anak-anak dan syndrome, gejalanya
dewasa dengan gejala utama sam dengan DBD
 Bentuk abortif yaitu penderita kehilangan
demam, nyeri otot dan sendi penderita kesadaran dan sering
dan muncul ruam kulit yang merasakan berujung kematian.
apapun
10

DENGUE
HEMORRAGIC
FIVER
PEMBERIAN CAIRAN
MERUPAKAN HAL YANG
PALING

4. Berikan obat turun panas


apabila penderita mengalami AKADEMI KEPERAWATAN
demam tinggi MAPPAOUDANG
5. Bawa kerumah sakit jika ada
tanda-tanda syok.

Anda mungkin juga menyukai