Anda di halaman 1dari 7

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Tersedia secara online di www.sciencedirect.com

SainsLangsung

Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257

5th Konferensi Internasional Indonesia tentang Inovasi, Kewirausahaan,


dan Usaha Kecil (IICIES 2013)

Korelasi Kreativitas, Kecerdasan, Kepribadian, dan


Prestasi Kewirausahaan

Tony Antonio A, Sri LanawatiB, TA Wiriana C, Lucya ChristinaD


abcd Pusat Pengembangan Kapasitas, Universitas Ciputra, Surabaya, Indonesia

Abstrak
Profil mahasiswa sangat berarti bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan kewirausahaan. Universitas Ciputra telah merancang profil
mahasiswa yang terdiri dari beberapa karakter dan sifat yang berperan besar untuk mencapai tujuan dari proses pendidikan. Tiga
karakteristik utama, yaitu kreativitas, kecerdasan dan kepribadian dipelajari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan ketiga
karakteristik tersebut dengan prestasi kewirausahaan mahasiswa setelah lulus. Ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan tiga
instrumen seperti Culture Free Intellegence Test (CFIT), Verbal or Figural Creativity Test, Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI)
Test. Analisis deskriptif dan korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis data. Penelitian ini juga mencakup semua jenis lulusan, mulai
dari pemilik bisnis hingga mereka yang bekerja di suatu perusahaan (Business Entrepreneur dan Corporate Entrepreneur). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa (1) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas (CQ) dengan prestasi kewirausahaan (EA) lulusan; (2)
Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan (IQ) dengan prestasi berwirausaha (EA) lulusan; dan (3) Ada hubungan
yang signifikan antara tingkat kepribadian (PQ) dengan prestasi berwirausaha (EA) lulusan. (2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat kecerdasan (IQ) dengan prestasi berwirausaha (EA) lulusan; dan (3) Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepribadian
(PQ) dengan prestasi berwirausaha (EA) lulusan. (2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan (IQ) dengan prestasi
berwirausaha (EA) lulusan; dan (3) Ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepribadian (PQ) dengan prestasi berwirausaha (EA) lulusan.

©22001133TTHH ekamu
eAATkamuHTHaiH puPBkamuakuBadalahakuHadalaheHDeBDkamuyaitu
Hai
S.RR. TRD.
BEkamu lsELtd.
setiaplsSayaeRvL

SeakuakueeCCtiTHaiionnNSADnPDeePR-eRehv-SayaReewvikamuenwder
ulang nnHaiHainvFAeTRSayaeHain,ayo
unDSePRpadaRSesayaspakuHaidiankamuSHaisayaF SayaTliHTekamu5HaithF Di dalamTDHHaietidak5sithakuSayannTDehHainnAetiSHaiSaya nAAnl CDi dalamHaiTneFRenulangAntiCHaienHaiAnaku SayaC

EDi dalam n Hai v A


n tr e P ulangtinHai T,ulang
enpkamu
aku euARSIInNS
,rsEAHPndanulang M BSayakamuPS,di dalamAenSDS.Bisnis kecil.

Kata kunci: Wirausahawan, Kewirausahaan, Wirausahawan Prestasi, Kreativitas, Kecerdasan,


Kepribadian

1. Perkenalan

Merujuk pada Teori Psikologi, prestasi akademik dan kewirausahaan seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, nature dan Nurture (Santrok 2002). Beberapa faktor alam atau genetik yang penting adalah
kecerdasan, kepribadian, kreativitas dan minat termasuk minat berwirausaha, sedangkan faktor
pengasuhan ditentukan oleh lingkungan dan ekosistem di sekitarnya.

* Penulis yang sesuai. Tel.:+6231-745-166-9 ; faks :+6231-745-169-8


Alamat email :tonyantonio@ciputra.ac.id , lucya@ciputra.ac.id

1877-0428 Para penulis. Diterbitkan oleh Elsevier Ltd. Seleksi dan peer-review di bawah tanggung jawab The
5th Konferensi Internasional Indonesia tentang Inovasi, Kewirausahaan, dan Usaha Kecil.

1877-0428 © 2013 Penulis. Diterbitkan oleh Elsevier Ltd.


Seleksi dan peer-review di bawah tanggung jawab The 5th Indonesia International Conference on Innovation, Entrepreneurship,
and Small Business.
doi:10.1016/j.sbspro.2014.02.433
252 Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257

Faktor-faktor alam ini akan menentukan keberhasilan dalam bisnis atau dalam kegiatan kewirausahaan
(Chell, 2008). Kecerdasan dan kreativitas akan berpengaruh terhadap keterampilan pengambilan keputusan,
sedangkan kepribadian individu akan mencirikan kemampuan pemecahan masalah (Russ, dikutip dalam
Lanawati 2005). Pemikiran inovatif dan kreatif merupakan faktor yang dominan bagi pencapaian mahasiswa
kewirausahaan (Kent 1990).
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kewirausahaan akan memberikan
perspektif yang tepat bagi pelaku kewirausahaan untuk memilih calon dan merancang kurikulum
kewirausahaan yang sesuai untuk memastikan faktor keberhasilan pendidikan kewirausahaan.

2. Tinjauan Pustaka

2.1. Kreativitas

Rhodes (dikutip dalam Munandar, 1991) mendefinisikan kreativitas dalam istilah pribadi, proses dan
produk. Kreativitas dapat dilihat sebagai pribadi atau individu dan lingkungan yang mendorong (atau menekan)
individu menuju perilaku kreatif. Empat aspek kreativitas dikenal sebagai empat P kreativitas, orang, proses,
pers dan produk. Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan
menemukan cara-cara baru dalam penciptaan peluang (Zimmerer & Scarborough, 2008).
Dalam bisnis, kreativitas dapat membantu para pelaku bisnis untuk berpikir out of the box untuk mencari
peluang dan memiliki ide-ide kreatif untuk berinovasi agar bisnis mereka terus berkembang.
Wirausahawan harus aktif dan proaktif untuk menyampaikan ide kreatifnya terlebih dahulu sebelum orang lain
melakukan hal yang sama (Al Jadi, 2009).
Kita dapat menyimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk mengembangkan ide-ide baru untuk memecahkan
masalah yang timbul pada tingkat individu, proses atau tingkat produk.

2.1.1. Aspek kreativitas

Torrence (dikutip dalam Munandar, 1999) mengemukakan empat aspek kreativitas yang akan diukur, aspek-aspek
tersebut adalah :
  Kefasihan, jumlah total ide yang dapat ditafsirkan, bermakna, dan relevan yang dihasilkan sebagai
respons terhadap stimulus. Skor kelancaran adalah jumlah jawaban dikurangi dengan jawaban yang
sama (bukan kategori jawaban).
  Fleksibilitas, kemampuan untuk berpikir secara fleksibel untuk memecahkan masalah agar memiliki lebih
banyak solusi. Skor fleksibilitas adalah kategori jumlah tanggapan yang berbeda
  Orisinalitas adalah orisinalitas dari ide-ide kreatif yang dapat diungkapkan. Semakin
banyak variasi ekspresi, semakin orisinalitas ide-idenya. Skor orisinalitas adalah jumlah
kombinasi lingkaran yang tersedia dalam tes. Dengan kata lain, skor orisinalitas adalah
kelangkaan statistik dari tanggapan.
  Elaborasi. Kemampuan untuk mengelaborasi dan mengembangkan ide-ide ke ide-ide kompleksitas yang
lebih tinggi. Skor elaborasi diperoleh dari jumlah ide yang diselesaikan.

2.1.2. Mengukur tingkat kreativitas.

Tes kreativitas di Indonesia pertama kali dibangun oleh Utami Munandar pada tahun
1977. Tes tersebut adalah TKV (Tes Kreativitas Verbal), Skala Sikap Kreatif dan Tes Kreativitas
Figural (TKF). Ide tes ini berasal dari disertasi doktoral“Kreativitas dan Pendidikan”
Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257 253

TKV terdiri dari enam sub-tes. Keenam subtes tersebut adalah: permulaan kata,
menyusun kata, membuat kalimat tiga kata, ciri yang sama dan terakhir berbagai
aplikasi kata dan dampaknya.
Tes Kreativitas Figural merupakan adaptasi dari tes lingkaran oleh Torrance. Pertama kali digunakan di Indonesia pada tahun
1976, penelitian untuk standardisasi dilakukan pada tahun 1988 oleh Departemen Pendidikan, Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Baik TKV maupun TKF mengukur kelancaran, keluwesan, orisinalitas dan elaborasi kemampuan berpikir
kreatif, tetapi di atas pengukuran keempat aspek berpikir kreatif, TKF mampu mengukur kombinasi aspek-aspek
tersebut dengan memberikan bonus orisinalitas ketika subjek mampu untuk menggabungkan dua atau lebih
lingkaran. Semakin banyak lingkaran yang dapat digabungkan, semakin tinggi skor yang diperoleh.

2.2. Intelijen

Kecerdasan telah didefinisikan dalam banyak cara yang berbeda, tetapi sebagian besar definisi memiliki
kesamaan yang sama. Ini mencakup salah satu dari tiga aspek; kemampuan belajar, kemampuan menggunakan dan
memperoleh pengetahuan serta kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan (Woolfolk, 2006).
Santrock (2007) mendefinisikan kecerdasan sebagai keahlian untuk memecahkan masalah, kemampuan untuk
beradaptasi dengan hal-hal baru dan belajar dari pengalaman sehari-hari.
Kecerdasan adalah kemampuan tunggal dan umum yang dimiliki seseorang dalam tingkatan yang berbeda dan
diterapkan pada beberapa tugas (Ormrod, 2009).
Definisi Sternberg tentang kecerdasan manusia adalah aktivitas mental yang diarahkan pada adaptasi yang
bertujuan, pemilihan dan pembentukan, lingkungan dunia nyata yang relevan dengan kehidupan seseorang” (Sternberg,
1985). Artinya kecerdasan adalah kemampuan seseorang untuk menghadapi perubahan
lingkungan di sekitarnya.
Kesimpulannya, kecerdasan adalah potensi dalam diri seseorang untuk belajar, menghadapi dan
menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya untuk memecahkan masalah yang datang selama hidupnya.

2.2.1 Jenis Kecerdasan.

Spearman percaya bahwa dua faktor diukur dengan tes kecerdasan, faktor umum dan
khusus (Zimmerman, 2003). Faktor kemampuan umum akan menentukan seberapa baik setiap
individu melakukan penilaian fungsi kognitif tertentu, sedangkan faktor khusus yang unik akan
menentukan kemampuan untuk tugas tertentu. Spearman percaya kedua faktor bersama-sama
menentukan nilai terukur kecerdasan manusia pada tes tertentu.
Pada tahun 1963, Raymond Cattel (dikutip dalam Ormrod) menemukan bukti untuk dua komponen yang berbeda
untuk faktor umum. Pertama, anak-anak berbeda dalamkecerdasan cair, kemampuan yang akan menunjukkan
seberapa cepat seseorang dapat memperoleh pengetahuan dan seberapa efektif seseorang dapat beradaptasi dengan
perubahan baru. Kecerdasan ini terkait dengan tugas-tugas baru terutama ketika membutuhkan keputusan yang cepat.
Kecerdasan ini dipengaruhi oleh genetika dan biologis.
Perbedaan kedua adalah pada kecerdasan yang mengkristal, yang didefinisikan sebagai akumulasi
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari beberapa pengalaman, sekolah dan budaya. Kecerdasan ini
sebagian besar berkaitan dengan rutinitas terutama untuk tugas-tugas rutin yang berkaitan dengan bahasa dan
pengetahuan awal lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan. Oleh karena itu kecerdasan ini selalu
memiliki ruang untuk perbaikan terus-menerus.

2.2.2. Mengukur Kecerdasan

Tes kecerdasan kecerdasan pertama dirancang oleh seorang psikolog Prancis bernama Alfred Binet untuk
mengidentifikasi siswa. Itulah alasan untuk mempersiapkan pendidikan khusus untuk mempersiapkan
254 Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257

(Ormrod, 2009). Berdasarkan pelaksanaannya, tes inteligensi dapat dibedakan menjadi tes klasikal dan
tes kelompok (Santrock, 2007).

2.3. Kepribadian

Sejumlah teori berbeda telah muncul untuk menjelaskan berbagai aspek kepribadian. Beberapa teori
berfokus pada menjelaskan bagaimana kepribadian berkembang sementara yang lain prihatin dengan
perbedaan individu dalam kepribadian.
Heerdjan (dikutip dalam Lanawati, 2005) mendefinisikan kepribadian sebagai seperangkat fungsi mental yang diwujudkan
dalam kemampuan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan masyarakat serta
lingkungan tempat tinggalnya. Ketika fungsi kepribadian terganggu, individu tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari
sebagaimana mestinya.
Kepribadian merupakan perpaduan yang terbentuk dari pengaruh lingkungan dengan segala pembawaannya.
Kepribadian tumbuh, berkembang, dan berubah secara konstan sepanjang hidup. Kepribadian adalah suatu konsistensi
yang berbeda dari perilaku seseorang dengan orang lain (Kalat, 1996). Perbedaan kepribadian ini dipengaruhi oleh
hormon dan neurotransmiter. Ini unik untuk setiap orang.
Penelitian teori kepribadian menunjukkan bahwa perbedaan individu ini terjadi karena perlakuan
perilaku yang berbeda untuk memenuhi motif dasar seperti dorongan seksual, menjadi lebih superior,
atau kebutuhan akan penghargaan (Kalat, 1996).
Kepribadian adalah bagian dari pembentukan keberadaan jiwa manusia menjadi satu kesatuan, tidak
terbelah fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami diri sendiri, dan memahami manusia secara utuh
(Alwilsol, 2004).
Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat menyimpulkan kepribadian sebagai keunikan manusia yang
menjadi perbedaan bagi setiap orang. Perbedaan tersebut merupakan akibat dari pengaruh faktor internal
(genetik dan keturunan) dan faktor eksternal (lingkungan). Tumbuh dan berbuah seiring berjalannya waktu dan
situasi.

3. Metodologi Penelitian

Subyek penelitian adalah lulusan Universitas Ciputra angkatan 2006 dan 2007. Sebanyak 283
wisudawan terlibat. Subyek diambil secara purposive, dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, berusia
antara 21-24 tahun dan dapat menerima dan merespon instruksi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk tiga variabel psikologis.
Menggunakan metode kuantitatif untuk mengetahui kekuatan hubungan berbagai variabel bebas
yang mempengaruhi variabel terikat.
Tiga instrumen standar yang digunakan:
  Skor mata kuliah kewirausahaan. Skor tersebut merupakan nilai kumulatif dari Kewirausahaan 1
dari semester 1 sampai dengan Kewirausahaan 6 dari semester 6. Data diperoleh dari pendaftar
Universitas.
  Skala Tes Cerdas Bebas Budaya 3A/3B digunakan untuk mengukur tingkat kecerdasan. Tes
bebas budaya digunakan karena siswa dan lulusan berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda.
  Untuk mengukur tingkat kreativitas digunakan Tes Kreativitas Figur (TKF). Tes tersebut dibuat oleh Utami
Munandar yang dinormalisasi ke dalam konteks bahasa Indonesia agar memiliki validitas yang tinggi

  Instrumen terakhir adalah Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI). Tujuan dari
instrumen tersebut adalah untuk mengukur tingkat kecerdasan lulusan. Ini dikembangkan oleh
Salan (Psikiater, Departemen Kesehatan Jiwa, Departemen Kesehatan, Republik Indonesia, 1982).
Tiga faktor yang dieksplorasi Es (kekuatan ego), Re (tanggung jawab) dan Do (dominasi).
Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257 255

Analisis deskriptif dan korelasi Pearson digunakan untuk menganalisis data.

4. Hasil dan Pembahasan

Semua data penelitian disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1 dan Tabel 2 menunjukkan
identitas subjek dan prestasi dalam berwirausaha sedangkan Tabel 3 sampai Tabel 6 menjelaskan
kreativitas, kecerdasan, kepribadian terhadap prestasi berwirausaha, dan korelasi antara mereka
variabel.

Tabel 1. Persentase Mata Pelajaran Menurut Program Studi


Program belajar Nomor Persentase (%)
Manajemen Bisnis 37 43. 816
Pariwisata 57 24.555
Lengkungan Interior 80 12.721
Teknologi Informasi 20 7.067
Desain visual 30 10.6
Psikologi 12 4.240
Total 283 100

Tabel 2. Persentase Subyek Penelitian Menurut Prestasi Kewirausahaan (EA)


Kategorisasi EA Nomor Persentase (%)
A (3,75-4,00) 13 8
A- (3.50-3.74) 15 9
B+ (3,50-3,74) 34 22
B (3,00-3,24) 92 70
Total 283 100

Tabel 3. Persentase Mata Pelajaran Berdasarkan Tingkat Kreativitas (CQ)


Kategorisasi CQ Nomor Persentase (%)
Rendah 37 13
Adil 57 20
Bagus 80 28
Tinggi 109 39
Total 283 100

Tabel 4. Persentase Subjek Berdasarkan Tingkat Kecerdasan (IQ)


Kategorisasi IQ Nomor Persentase (%)
Rendah 5 2
Adil 47 16
Bagus 143 51
Tinggi 88 31
Total 283 100
256 Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257

Tabel 5. Persentase Subjek Berdasarkan Tingkat Kepribadian (PQ)


Kategorisasi PQ Kekuatan Ego Dominasi Sosial
Persentase (%) Persentase (%) Tanggung jawab
Persentase (%)
Tinggi 8 34 11
Bagus 43 52 52
Adil 25 9 18
Rendah 24 5 19
Total 100 100 100

Tabel 6. Korelasi Antar Variabel


Prestasi Kewirausahaan (EA)
Tingkat Kreativitas (CQ) 0,074 (p = 0,106) tidak signifikan
Tingkat Kecerdasan (IQ) 0,072 (p = 0,113) tidak signifikan
Tingkat Kepribadian (PQ) 0,152 (p = 0,005) signifikansi

Penelitian menunjukkan bahwa kreativitas saja tidak memiliki korelasi atau pengaruh langsung yang signifikan
terhadap pencapaian kewirausahaan. Hasil yang sama juga terjadi pada aspek kecerdasan. Fakta-fakta tersebut
mengantarkan pada pemahaman bahwa kreativitas dan kecerdasan bukanlah prasyarat bagi mahasiswa untuk menjadi
wirausaha. Di sisi lain, siswa dengan kepribadian yang tepat, yang mau belajar dan memiliki motivasi yang tepat memiliki
lebih banyak kemungkinan untuk berwirausaha. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pembelajaran
kewirausahaan, sehingga dapat memberikan pendekatan yang tepat untuk mencapai hasil yang lebih baik.

5. Kesimpulan

Dari analisis data, beberapa kesimpulan dapat dibuat:


1. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas (CQ) dengan prestasi
kewirausahaan (EA) lulusan.
2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecerdasan (IQ) dengan prestasi
berwirausaha (EA) lulusan.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kepribadian (PQ) dengan prestasi
berwirausaha (EA) lulusan.

Referensi

Al Jadi, BC (2009), “Strategi Mahasiswa Menjadi Pengusaha” Yogyakarta, Sabda Media.


Alwilsol. (2004), “Psikologi Kepribadian”, Malang : UMM Press.
Chell, E. (2008), “Pengusaha Baru Lahir, Pengembangan Bisnis dan Peran Sumber Daya Manusia” Dalam R.
Barret dan S. Mayson (Eds.). buku pegangan internasional Kewirausahaan dan HRM, hal.21-46. Cheltenham,
Inggris: Edward Elgar.
Kalat, JW, (1996), “Pengantar Psikologi 4th Edisi”. Universitas Negeri Carolina Utara, Internasional
Perusahaan Penerbitan Thomson.
Kent, CA Ed, (1990), “Pendidikan Kewirausahaan: Perkembangan Saat Ini, Arah Masa Depan”. New York: Kuorum.

Lanawati. S, (2005), “Pengaruh Inteligensi, Kreativitas, Kecerdasan Emosional dan Kepribadian terhadap Prestasi
Akademik Maha siswa”. Disertasi : Universitas Indonesia.
Munandar, AS, (1991), “Psikologi Industri dan Organisasi”, Jakarta: UI Press.
Munandar, U, (1999), “Buat Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah (Petunjuk Bagi Para Guru dan Orang)
Tua)”. Jakarta: Gramedia.
Tony Antonio dkk. / Procedia - Ilmu Sosial dan Perilaku 115 (2014) 251 – 257 257

Ormrod, JE, (2009), "Psikologi Pendidikan, 7" Edisi. Pearson. Santrock,


JW, (2002), “Perkembangan Masa Hidup”. Jakarta: Erlangga.
Santrock, JW A, (2007), "Pendekatan Topikal untuk Pengembangan Rentang Hidup", McGraw-Hill Companies, Inc.
Sternberg, RJ (1985), "Di luar IQ: Teori Triarkis Kecerdasan Manusia". Pers Universitas Cambridge.

Woolfolk, A, (2006), “Psikologi Pendidikan, 10th edisi". Allyn & Bacon

Zimmerman, B. (2003), "Psikologi Pendidikan: Sebuah Abad Kontribusi ". Routledge.


Zimmerer, T. dan Scarborough, N. (2008), "Esensi Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil"”.
Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall.

Anda mungkin juga menyukai