Anda di halaman 1dari 25

ASKEB PERSALINAN

DI SUSUN OLEH:
SAMSIDAH
SEMI HARAHAP
LINNI ANGGINA

DOSEN :
FERIKA DESI,SST,M.Kes

AKBID MADINA HUSADA PANYABUNGAN


T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata kuliah ASKEB II yang berjudul
“ASKEB PERSALINAN”.Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
guru ASKEB II kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Blakang.....................................................................................................................
1.2Tujuan..................................................................................................................................
BAB IIPEMBAHASAN
2.1Pengertian persalinan normal...........................................................................................................
2.2Konsep kebutuhan dasar manusia........................................................................................
2.3Proses keperawatan..............................................................................................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................................
DAFTAR FUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial bagi ibu dan keluarga.
Peranan ibu adalah melahirkan bayinya, sedangkan peranan keluarga adalah memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu ketika terjadi proses persalinan.

Dalam hal ini peranan petugas kesehatan tidak kalah penting dalam memberikan
bantuan dan dukungan pada ibu agar seluruh rangkaian proses persalinan berlangsung
dengan aman baik bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

Pemeriksaan kehamilan sangat penting bagi semua ibu hamil karena untuk
mengetahui pertumbuhan janin dan keadaan ibu. Kunjungan antenatal yang tidak dilakukan
secara berkesinambungan dan menyeluruh, akan berdampak pada ibu dan bayi yang
dikandung.
Mengingat kehamilan yang normal sewaktu-waktu bisa menjadi patologis
(Saifuddin, 2009:284). Dalam menerima manfaat yang maksimum dari kunjungan-
kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoleh sedikitnya 4 kali
kunjungan selama kehamilan, yang terdistribusi dalam 3 trimester, atau dengan istilah 1 1
2, yaitu sebagai berikut: 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, 2 kali pada
trimester III (Hani, 2011:2).

1.2 TUJUAN
1.Menjelaskan persalinan normal
2.Menjelaskan Konsep kebutuhan dasar manusia
3.MenjelaskanProses keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1PENGERTIAN PERSALINAN NORMAL

Persalinan adalah proses alamiah membuka dan menipisnya serviks dan


turunnya janin ke dalam jalan lahir. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
secara alamiah yang kehamilannya sudah cukup bulan (37-42minggu), lahir spontan tanpa
komplikasi pada ibu maupun janin (Dwi Asri H & Cristine Clervo P, 2010).

Persalinan adalah proses pengeluaran kelahiran hasil konsepsi yang dapat hidup
diluar uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada kehamilan yang cukup
bulan (37-42 minggu) dengan ditandai adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
terjadinya penipisan, dilatasi serviks, dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir
dengan presentase belakang kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak
ada komplikasi pada ibu dan janin (Indah & Firdayanti, 2019).

1. Fisiologi Proses Persalinan


Pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun menjadikan otot
rahim sensitif sehingga menimbulkan his. Perubahan keseimbangan
estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim,
sehingga sering terjadi kontraksi Braxton Hicks. Di akhir kehamilan
kadar progesteron menurun sehingga oxitocin bertambah dan
meningkatkan aktivitas otot- otot rahim yang memicu terjadinya
kontraksi sehingga terdapat tanda- tanda persalinan.Otot rahim
mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah
melewati batas tertentu terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat
dimulai. Bila dindingnya teregang oleh isi yang bertambah maka
timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.(Th. Endang Purwoastuti,
S. Pd, APP & Elisabeth Siwi Walyani, Amd. Keb., 2015).
20

2.Tanda dan Gejala Persalinan


Lightening merupakan sebutan bahwa kepala janin sudah turun
ke pintu bawah panggul, lightening mulai dirasakan kira-kira 2
minggu menjelang persalinan, lightening menimbulkan rasa tidak
nyaman akibat tekanan bagian presentasi pada struktur di area pelvis
minor. Hal-hal yang spesifik berikut yang dialami ibu: ibu jadi sering
berkemih, karena kandug kemih ditekan sehingga ruang yang tersisa
untuk ekspansi berkurang, perasaan tidak nyaman akibat tekanan
panggul yang menyeluruh, yang membuat ibu merasa tidak enak dan
timbul sensasi terus-menerus bahwa sesuatu perlu dikeluarkan, kram
pada tungkai yang disebabkan oleh tekanan bagian presentasi pada
syaraf yang menjalar melalui foramen ischiadikum mayor dan menuju
ke tungkai (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).

Kontraksi Braxton-Hicks. Pada stadium akhir kehamilan otot


uterus bersiap untuk persalinan dan pelahiran melalui kontraksi dan
relaksasi pada interval tertentu. Kontraksi Braxton-Hicks biasanya
tidak nyeri kontraksi tersebut juga disebut persalinan palsu.
Kontraksi persalinan palsu umumnya dirasakan rendah di abdomen.
Kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan
intensitasnya tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu.
Persalinan palsu dapat mengganggu kontraksi tersebut datang dan
pergi, dan perubahan posisi atau aktivitas dapat meredakan
ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Pada persalinan sejati kontraksi
uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur,
semakin kuat dari waktu ke waktu, dan memulai kerja persalinan yang
sebenarnya. Kontraksi tersebut terjadi jarak sekita 20 sampai 30
menit, hingga pada jarak 2 sampai 3 menit. Kontraksi persalinan
sejatinya biasanya berlangsung 30 detik pada awalnya dan durasinya
meningkat seiring kemajuan persalinan.
21

Kontraksi Uterus, kontraksi otot uterus pada persalinan akan menyebabkan


rasa nyeri yang hebat ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya nyeri saat
kontraksi seperti hipoksia pada miometrium yang sedang
berkontraksi, peritoneum yang berada diatas fundus mengalami
peregangan, peregangan serviks pada saat dilatasi atau pendataran
serviks. setiap kontraksi serabut otot uterus menegang saat kontraksi
berakhir dan uterus istirahat, otot tetap lebih sedikit lebih pendek
dibanding pada awal kontraksi. Kondisi ini disebut retraksi otot, saat
proses ini terus berlangsung sepangjang jam-jam persalinan otot
yang memendek menarik titik resistensi terendah menyebabkan
penipisan dan kemudian dilatasi serviks. Penekanan dari kantung
ketuban yang menegang atau bagian presentasi janin membantu
mempertahankan dilatasi serviks. Setiap kontraksi persalinan memiliki
tiga fase:
1. Increment: fase ini, ketika kontraksi berkembang dari fase istirahat
menuju kekuatan penuh, terhitung lebih lama dibanding kombinasi
dua fase lain.
2. Acme: fase ini merupakan masa ketika kontraksi berada pada
intensitas maksimum. Fase ini menjadi lebih lama seiring
kemajuan persalinan.
3. Decrement: selama fase ini, kontraksi uterus menurun, hingga fase
istirahat dicapai (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski,
Buku Ajar Keperawatan Dasar Keperawatan Maternal & Bayi Baru
Lahir, Edisi 10, 2012).

Ketuban pecah pada akhir kala 1 persalinan. Apabila terjadi


sebelum awitan persalinan, disebut ketuban pecah dini (KPD). Kurang
lebih 80% wanita yang mendekati usia kehamilan cukup bulan dan
mengalami KPD mulai mengalami persalinan spontan mereka dalam
waktu 24 jam.

Bloody show (pengeluaran lendir disertai darah melalui vagina)


dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang
menimbulkan pendataran dan pembukaaan, lendir yang terdapat
dikanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh pecah, yang menjadi
pendarahan sedikit (Ai Nurasiah & dkk, 2012).Sumbatan mukus yang
menyekat serviks selama kehamilan tepat sebelum persalinan, serviks
membuka secara perlahan dan sumbatan tersebut lepas. Pada saat
bersamaan beberapa kapiler serviks ruptur
membuat mukus yanglengket menjadi warna merah muda. Proses ini
disebutshow atau bloody show dan mengindikasikan bahwa
persalinan akan segara terjadi (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T.
Kowalski, 2014).

Lonjakan energi, banyak wanita mengalami lonjakan energi


kurang lebih 24 sampai 48 jam sebelum awitan persalinan. Setelah
beberapa hari dan minggu merasa letih secara fisik dan lelah karena
hamil, mereka terjaga pada suatu hari dan menemukan diri mereka
bertenaga penuh. Para wanita merasa enerjik melakukan sbelum
kedatangan bayi, selama beberapa jam sehingga mereka semangat
melakukan berbagai aktifitas yang sebelumnya tidak mampu mereka
lakukan, akibatnya mereka memasuki masa persalinan dalam
keadaan letih (Icemi Sukarni K & Wahyu P, 2013).

2.2Konsep Kebutuhan Dasar Manusia


Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang
dibutuhkan oleh manusia dalam menjaga keseimbangan baik secara
fisiologis maupun psikologis. Hal ini tentunya bertujuan untuk
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Abraham Maslow mengemukan Teori Hierarki kebutuhan dasar
manusia yang menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima
kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan
nyaman, kebutuhan rasa cinta dan kasih sayang, kebutuhan harga diri,
serta kebutuhan aktualisasi diri.
Gambar. 2.1

aktualisasi diri
kebutuhan harga diri

kebutuhan rasa cinta kebutuhan rasa aman dan nyaman


kebutuhan fisiologis

.
2. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar pada
manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran
gas, cairan (minum), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur,
aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.

3. Kebutuhan rasa aman dan nyaman


Kebutuhan rasa aman menurut Nancy Roper keamanan terkait
dengan kemampuan seseorang dalam menghindari bahaya, yang
ditentukan oleh pengetahuan dan kesadaran serta motivasi orang
tersebut untuk melakukan tindakan pencegahan. Ada tiga faktor
penting yang terkait dengan kesalamatan dan keamanan, yaitu
tingkat pengetahuan dan kesadaran individu, kemampuan fisik, dan
mental dalam mempraktikan upaya pencegahan, serta lingkungan
fisik yang membahayakan atau berpotensi menimbulkan bahaya.

Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman adalah kebutuhan rasa


bebas dari rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena kondisi nyeri
merupakan kondisi yang mempengaruhi perasan yang tidak nyaman
pasien. Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak
menyenangkan bersifat sangat subyektif karena perasaan berbeda
pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya
orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa
nyeri yang dialaminya. Secara umum nyeri dibedakan menjadi 2
yakni: nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut merupakan nyeri yang
timbul secara mendadak dan cepat menghilang, penyebab umum
nyeri akut adalah trauma akibat kecelakaan, infeksi, dan
pembedahan. Nyeri akut terjadi dalam periode waktu yang singkat,
biasanya 6 bulan atau kurang, dan biasanya bersifat intermiten
(sesekali), tidak konstan.

Nyeri kronis adalah sebagai ketidaknyamanan yang berlangsung


dalam periode 6 bulan atau lebih. Nyeri kronis sangat sulit dihadapi,
dan mekanisme pasrti terlibat tidak sepenuhnya dipahami. Individu
yang megalami nyeri kronis biasanya melaporkan rasa terbakar,
sensasi
kesemutan, atau nyeri tertembak yang konstan. Nyeri kronis dapat
menggangu gaya hidup dan tampialn seseorang, terutama jika
penyebab nyeri tidak diketahui. Nyeri mempunyai skala seperti skala
intensitas atau skala distres nyeri biasanya diberikan untuk anak
berusia leih dari 7 tahun dan untuk orang dewasa. Pada skala ini
klien diminta untuk menilai nyerinya dengan memilih kata-kata
deskriptif, dengan memilih angka yang tepat pada skala angka dari 0
sampai 10 (Caroline Bunker Rosdahl & Mary T. Kowalski, 2014)

Konsep dasar nyeri persalinan, Fisiologi nyeri persalinan Proses


terjadinya nyeri persalinan terdiri dari empat komponen berikut ini:
a. Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri kala I)
Rasa tidak nyaman selama persalinan kala pertama disebabkan
oleh dua hal, yaitu penipisan dan delatasi serviks serta iskemia
rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami
defisit) akibat kontraksi miometrium.
b. Rasa Tidak Nyaman Neurologis (Nyeri Kala II)
Pada kala II, persalinan utamanya pada pengeluaran bayi, ibu
mengalami nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Nyeri ini
disebabkan oleh karena peregangan perinium, tarikan
uteroservkal, tekanan bagian presentasi terhadap ajalan lahir.
c. Ekspresi Nyeri
Sensasi nyeri akibat respon psikis dan reflek fisik, kualitas nyeri
fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit,
denyutan sensai tajam rasa mual dan kram.
d. Persepsi nyeri
Rasa nyeri berbeda pada setiap individu. manusia
mengembangkan berbagai mekanisme untuk mengatasi nyeri
tersebut. Ketegangan akibat emosi, rasa cemas dan rasa takut
dapat memperberat sensasi nyeri selama proses persalinan. Nyeri
dapat menginduksi rasa ketakutan sehingga timbul kecemasan
berakhir dengan kepanikan. Keletihan dan kurang tidur juga
dapat memperberat nyeri.
Pengalaman nyeri persalinan dapat mempengaruhi persepsi
wanita tentang nyeri persalinan. Karena wanita primipara
mengalami proses persalinan yang lebih panjang, mereka merasa
lebih letih(Wagiyo, 2016).

Beberapa pendekatan menajemen nyeri untuk kelahiran di antaranya:


a. Metode Leboyer adalah sebuah pendekatan yang berfokus
dengan menyediakan lingkungan yang tenang.
b. Metode Bradley menggunakan pernapasan perut dan relaksasi
umum. Pernapasan dalam dapat meningkatkan relaksasi,
membuat ibu fokus,dan mengalihkannya dari rasa sakit(Joyce
Y. Johnson, 2014).

4. Kebutuhan rasa cinta, yairu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,


antara lain memberi serta menerima kasih sayang, kehangatan, dan
persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok
sosial.

5. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang


lain, terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta
meraih prestasi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan diri. Selain itu
juga orang butuh pengakuan diri orang lain.

6. Kebutuhan aktualisasi merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki


maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang
lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya(Musrifatul
Uliyah & A. Azis Alimul Hidayat, 2011).
2.3Proses Keperawatan
Proses keperawatan adalah kerangka kerja untuk memberikan
pelayanan keperawatan yang profesional dan berkualitas. Proses
keperawatan langsung mengarah pada kegiatan keperawatan yang
meliputi promosi kesehatan,
perlindungan kesehatan, dan pencegahan penyakit. Saat ini, proses
keperawatan meliputi hal-hal yang sebagai berikut:
7. Pengkajian
Adapun pengkajian yang dilakukan pada persalinan normal:
memantau kontraksi uterus, his adalah gelombang kontraksi ritmis
otot polos dinding uterus yang dimulai dari daerah fundus uteri, di
mana tuba falopi memasuki dinding uterus. Kontraksi dimulai seperti
tertusuk-tusuk, lalu mencapai puncak kemudian hilang, karakteristik
kontraksi persalinan palsu terjadi dalam pola yang tidak teratur, dan
intensitasnya tidak bertambah secara bermakna dari waktu kewaktu,
kontraksi tersebut datang dan pergi. Pada persalinan sejati kontraksi
uterus yang terjadi secara involunter berlangsung secara teratur,
semakin kuat dari waktu ke waktu. Kontraksi tersebut terjadi dari
waktu sekitar 20-30 menit hingga pada waktu 2-3 menit. Pada
awalnya kontraksi persalinan sejati biasanya berlangsung 30 detik
dan durasinya meningkat seiring kemajuan persalinan.

Rasa nyeri pada persalinan terjadi ketika otot-otot rahim


berkontraksi, bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih,
rektum tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat
dari rahim, berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran
lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari
bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut
mungkin juga menyebar ke kaki. Pada saat sebelum atau sesudah
kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar
dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan karena
terlepasnya sumbatan pada perlindungan leher rahim, karena serviks
mulai membuka dan mendatar (Wahyudi, 2017)

Palpasi abdomen dilakukan untuk memastikan bahwa posisi


janin sudah benar untuk persalinan yang normal. Posisi janin
dianggap benar kalau posisi kepala janin di bawah. Palpasi vagina,
pemeriksaan vagina akan memperlihatkan, keadaaan selaput ketuban
apakah sudah ruptur atau
belum, penipisan dan dilatasi serviks. Pembukaan serviks, besarnya
pembukaan dalam cm dicatat kedaalam partograf dengan tanda X.
Pemeriksaan dalam dilakukan setiap 4 jam kecuali bila ada indikasi.
Pada fase aktif kecepatan pembukaan sekurang-kurangnya 1cm/ jam.

Denyut jantung janin dapat diperiksa setiap setengah jam, yang


diamati adalah frekuensi dalam satu menit dan keteraturan denyut
jantung janin dicatat dibagian atas, ada penebalan garis pada angka
120 dan 160 yang menandakan batas normal pada denyut jantung
janin, kalau diamati ada denyut jantung janin abnormal,
dengarkanlah setiap 15 menit, selama 1 menit segera setelah his
hilang.

Warna dan selaput ketuban, apakah selaput ketuban sudah


pecah? Bila sudah pecah dicatat pada partograf sesuai dengan
kualitas air ketuban tersebut, bila jernih ditulis dengan C, bila
bercampur dengan feases M (Meconium straid), dan bila air ketuban
tidak ada atau kering A (absent). (Wahyu Purwaningsih & Siti
Fatmawati , 2010).

8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang respon
individu, dan masyarakat tentang masalah kesehatan, sebaagi dasar
seleksi intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan
keperawatan sesuai kewenangan perawat. Sesuai dengan data pada
tahap pengkajian penulis mengambil diagnosa yang berfokus pada
gangguan rasa nyaman yaitu nyeri. Berdasarkan gejala yang muncul
pada pasien dengan persalinan normal maka sesuai dengan standar
SDKI data-data tersebut dapat menjadi dasar dalam penegakan
diagnosa keperawatan.
Tabel 2.1
Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada pasien persalianan normal

Dat Diagnosa NANDA Diagnosa SDKI


a
1. Nyeri Nyeri persalinan Nyeri melahirkan
2. kontraksi uterus
3. Kelelahan Resiko Cidera Pada Resiko Cidera Pada
Janin Janin
4. Ketuban pecah Resiko Cidera Pada Ibu Resiko Cidera Pada
Ibu
1. Mengalami Keletihan Keletihan
peningkatan energi
2. Lelah karena
kehamilan
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017)

9. Rencana Keperawatan.
Perencanaan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
masalah keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Oda Debora, 2015). Berdasarkan data dan diagnosa
yang didapatkan maka rencana tindakan keperawatan pada kasus
persalinan normal sebagai berikut:
Tabel 2.2
Rencana Tindakan Keperawatan pada Persalinan
Normal

Diagnosa NO NIC
Keperawatan C

Nyeri Tingkat nyeri Manajemen nyeri


1. Nyeri yang dilaporkan tidak ada 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
melahirkan berhubungan 2. Dapat beristirahat durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
dengan nyeri, perineum 3. Frekusi nafas normal nyeri.
tertekan,kontraksi uterus 4. Tekanan darah normal 2. Identifikasi skala.
ditandai dengan proses 5. Mengerang dan menangis tidak ada 3. Identifikasi faktor yang memperberat
persalinan 6. Berkeringat tidak berlebihan rasa nyeri
4. Berikan terapi komplementer
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
Terapi musik)
5. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri.
6. Ajarkan terapi komplementer
untuk mengurangi nyeri (mis.
Relaksasi)
7. Kolaborasi pemberian analgesik jika
diperlukan
Resiko cedera pada janin Status janin intrapartum Pemantauan frekuensi denyut jantung
ditandai dengan persalinan 1. Dasar denyut jantung janin (120- 1. Identifikasi adanya penggunaan obat,
kala I dan II, kelelahan. 160) tidak terganggu. 29 diet, dan merokok.
2. Posisi janin tidak terganggu. 2. Monitor tanda vital ibu.
3. Warna cairan ketuban tidak 3. Anjurkan berbaring ditempat tidur.29
terganggu. 4. Atur posisi pasien.
30

1 2 3
5. Periksa denyut jantung janin
selama satu menit.
6. Jelaskan tentang tindakan
yang dilakukan
Resiko cedera pada ibu Tingkat kecemasan Teknik menenangkan
ditandai dengan persalinan 1. Dapat istirahat. 1. Buat kontrak
kala I dan II, cemas 2. Perasaan gelisah tidak ada. 2. Diskusikan masalah yang dialami.
berlebihan, ketuban 3. Tekanan darah normal 3. Ciptakan ruangan yang tenang dan
pecah . 4. Berkeringat dingin tidak ada. nyaman.
5. Wajah tegang tidak ada 4. Minta untuk mendengarkan musik
6. Rasa cemas yang disampaikan yang lembut dan yang disukai.
secara lisan tidak ada 5. Mimbing untuk berdoa, berdzikir,
membaca kitab suci, ibadah sesuai
dengan agama yang dianut.
6. Lakukan hingga perasaan menjadi
tenang.
Keletihan Status Maternal: antepartum Manajemen energy
1. Tekanan darah normal 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
berhubungan dengan 2. Hb normal yang mengakibatkan kelelahan
merasa letih, mengalami 3. Tidak ada mual 2. Sediakan lingkungan nyaman dan
4. Tidak muntah rendah stimulus (mis.cahaya, suara,
5. Nyeriabdomen berkurang kunjungan)
peningkatan energi, lelah 3. Anjurkan tirah barang
karena hamil ditandai 4. Monitor pola dan jam tidur
dengan kehamilan
Sumber: SDKI (2016) & Nursing Outcomes Classification (2013), Nursing Interventions Classification (2013).
10. Implementasi
Implementasi adalah tahap keempat dari proses keperawatan. Tahap ini
muncul jika perencanaan yang dibuat diapliksaikan pada klien. Aplikasi yang
dilakukan disesuaikan dengan kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang
paling dirasakan oleh klien. Implementasi keperawatan membutuhkan
fleksibilitas dan kreativitas perawat. Sebelum melakukan suatu tindakan,
perawat harus mengetahui alasan mengapa tindakan tersebut dilakukan.

11. Evaluasi
Evaluasi atau tahap penilaian adalah tahap kelima dari proses
keperawatan.pada tahap ini perawat membandingkan hasil tindakan yang
telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai
apakah masalah yang terjadi sudah teratasi seluruhnya, hanya sebagian, atau
bahkan belum teratasi semua (Oda Debora, 2015).
BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Asuhan kebidanan persalinan, pendekatan manajemen kebidanan yang


terdiri dari pengkajian, perumusan diagnosa kebidanan, perencanaan,
penatalaksanaan dan evaluasi yang didokumentasikan dengan metode
penulisan SOAP, maka penulisan menarik kesimpulan sebagai berikut :

Kesimpulan Setelah melakukan pengkajian, menganalisa, merencanakan


dan melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan Intanatal Care Pada
asuhan persalinan normal terjadi pada pada usia kehamilan 38 minggu. Ibu
mengeluh perutnya kenceng-kenceng semakin lama semakin sering dan
keluar lendir bercampur darah dari vagina. Ibu dalam kondisi baik, akan
tetapi saat Kala III dilakukan plasenta manual dikarenakan perdarahan lebih
dari 400 cc karena PRM sehingga menyebabkan kontraksi uterus lembek.
Dapat disimpulkan persalinan dari kala I terdapat penyulit yaitu fase laten
melebihi 8 jam, pada kala II berlangsung normal, pada kala III terjadi
perdarahan melebihi 400 cc sehingga dilakukan plasenta manual, dan kala IV
berlangsung normal.

3.2Saran

Sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan


kebidanan penulis menyimpulkan suatu saran sebagai berikut : 5.2.1 Institusi
Pendidikan Diharapkan institusi pendidikan mengembangkan materi yang
telah diberikan baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga
menambah referensi-referensi agar bisa dijadikan evaluasi dalam
memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas,
neonatus, dan KB sesuai dengan standart pelayanan minimal. 5.2.2 Tempat
PMB Tempat penelitian disarankan untuk mempertahankan serta
meningkatkan mutu pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan secara
continuity of care pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas, neonatus, dan KB.
Secara berkesinambungan sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal
Kebidanan.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : Asuhan Esensial Persalinan


_______. 2010. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Ambarwati, Eny. 2010. Asuhan Kebidanan
Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika. Anwar. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT.Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo Arini. 2013. Anatomi Kepala Bayi Baru Lahir.
http://chuwee.blogspot.co.id/2013/04/diii-kebidanan.html (diakses tanggal 25 Juli
2016) Asri, D. dan Cristine Clervo. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta :

Anda mungkin juga menyukai