Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KOMUNIKASI

“KOMUNIKASI PADA PASIEN DENGAN GAGAL GINJAL KRONIK”

Dosen Pengampu : Ns. Dwin Seprian, M.Kep

Disusun Oleh :
Patika Pahumaan : 841204022
Novi Dwi Lestari : 841204023
Lingga Puja Agrista : 841204024
Kurniawati : 841204025
Jennatin : 841204026
Uswatun Hasanah : 841204027
Yuni Saputri : 841204028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


KESEHATAN YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM
PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat karunia-Nya kami dapat
selesai menyusun makalah ini.kami sebagai penyusun tidak lupa mengucapkan
banyak terimakasih kepada pihak yang telah membantu kami dalam pennyelesaian
tugas makalah ini sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Dalam penyusunan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penyusun sendiri maupun kepada pembaca umumnya. Apabila
terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini, kami mohon maaf dan kami
harapkan keritikan dari anda untuk membangun kembali makalah ini menjadi
sempurna.

Pontianak 15,Oktober 2021

Kelompok 4

DAFTAR ISI

ii
Halaman

Kata Pengantar................................................................................................ii

Daftar Isi........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang....................................................................................4
B. Rumusan masalah ..............................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................5
D. Manfaat...............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. pengertian gagal ginjal kronik............................................................6


B. patofisiologi........................................................................................6
C. etiologi................................................................................................7
D. tanda dan gejala..................................................................................7
E. Masalah Psikis yang Terjadi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik.........8
F. cara berkomunikasi pada pasien gagal ginjal kronik..........................9

BAB III SKENARIO PELAKSANAAN KOMUNIKASI TRAPEUTIK

A. SKENARIO ROLE PLAY


(komunikasi trapeutik pada pasien gagal ginjal kronik)...................11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................18
B. Saran ................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gagal ginjal kronik adalah Penyakit yang bisa timbul karena
kerusakan pada filtrasi dan sekresi ginjal akan berujung pada gagal ginjal
kronik atau disebut chronic kidney disease (CKD). Chronic kidney disease
sendiri di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu hipertensi,
glomerulonefritis, nefropati analgesik, nefropati diabetic, nefropati refluk,
ginjal polikistik, obstruksi dan gout (Mansjoer, 2007). Penyakit Ginjal
Kronik (PGK) kini telah menjadi persoalan kesehatan serius masyarakat di
dunia. Menurut WHO (2012) penyakit ginjal dan saluran kemih telah
menyebabkan kematian sekitar 850.000 orang setiap tahunnya.
Hal ini menunjukkan bahwa penyakit ini meduduki peringkat ke
-12 tertinggi angka kematian atau peringkat tertinggi ke-17 angka
kecacatan. Pelayanan asuhan keperawatan ditujukan untuk
mempertahankan, meningkatkan kesehatan dan menolong individu untuk
mengatasi secara tepat masalah kesehatan sehari-hari, penyakit,
kecelakaan, atau ketidakmampuan bahkan kematian (Depkes,2005).
Penderita chronic kidney disease di RSUD Pandan Arang Boyolali sudah
mencapai lebih dari 8 kasus dalam 3 bulan terakhir. Penderita chronic
kidney disease yang datang ke RSUD Pandan Arang rata - rata adalah
pasien yang berusia di atas 30 tahun. (Data Rekam Medik RSUD Pandan
Arang Boyolali 2015).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gagal ginjal kronik?
2. Apa patofisiologi dari gagal ginjal kronik?
3. Apa etiologi dari gagal ginjal kronik?
4. Apa saja tanda dan gejala dari gagal ginjal kronik?
5. Bagaimana cara berkomunikasi pada pasien dengan gagal ginjal
kronik?

4
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
perawat dapat memahami dan dapat menerapkan tentang aplikasi
komunikasi terapeutik pasien dengan gagal ginjal kronik
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui komunikasi pada pasien dengan gagal ginjal
kronik
b. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan tentang komunikasi
terapeutik pada pasien dengan gagal ginjal kronik

D. Manfaat
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan dan keterampilan
kelompok dalam penerapan komunikasi trapeutik pada pasien dengan
gagal ginjal kronik. Dan juga agar bisa menambah wawasan pada semua
pembaca tentang komunikasi trapeutik pada pasien dengan gagal ginjal
kronik.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian gagal ginjal kronik
Gagal ginjal kronik adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan maninfestasi
penumpukan sisa metabolit (toksik uremik) di dalam darah
(Digiulio,Jackson, dan Keogh, 2014). Gagal ginjal kronik atau penyakit
tahab akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang menahun berifat
progresif dan irreversible (Rendy & Margareth 2012). Chronic kidney
disease adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tidak dapat
dipilih dan dapat disebabkan oleh berbagai hal. Istilah uremia sendiri
telah dipakai sebagai nama keadaan selama lebih dari satu abad (Sibuea,
Pangabean, 2005)
B. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik
Penyakit gagal ginjal kronik pada awalnya tergantung pada
penyakit yang men-dasarinya, tapi dalam perkem-bangan selanjutnya
proses yang terjadi kurang lebih sama. Mula-mula karena adanya zat
toksik, infeksi dan obstruksi saluran kemih yang menyebab-kan retensi
urine. Dari penyebab tersebut, Glomerular Filtration Rate (GFR) di
seluruh massa nefron turun dibawah normal. Hal yang dapat terjadi dari
menurunnya GFR meliputi: sekresi protein terganggu, retensi Na dan
sekresi eritropoitin turun.
Hal ini mengakibatkan terjadinya sindrom uremia yang diikuti oleh
peningkatan asam lambung dan pruritus. Asam lambung yang meningkat
akan merangsang rasa mual, dapat juga terjadi iritasi pada lambung dan
perdarahan jika iritasi tersebut tidak ditangani yang dapat menyebabkan
melena. Proses retensi Na menyebabkan total cairan ekstra seluler
meningkat, kemudian terjadilah edema. Edema tersebut menyebabkan
beban jantung naik sehingga adanya hipertrofi ventrikel kiri dan curah
jantung menurun. Proses hipertrofi tersebut diikuti juga dengan

6
menurunnya cardiac output yang menyebabkan menurun-nya aliran
darah ke ginjal, kemudian terjadilah retensi Na dan H2O meningkat. Hal
ini menyebabkan kelebihan volume cairan pada pasien GGK.
Selain itu menurunnya cardiac output juga dapat menyebabkan
suplai oksigen kejaringan mengalami penurunan menjadikan
metabolisme anaerob menyebabkan timbunan asam meningkat sehingga
nyeri sendi terjadi, selain itu cardiac output juga dapat mengakibatkan
penurunan suplai oksigen keotak yang dapat meng-akibatkan kehilangan
kesada-ran. Hipertrofi ventrikel akan mengakibatkan payah jantung kiri
sehingga bendungan atrium kiri naik, mengakibatkan tekanan vena
pulmonalis sehingga kapiler paru naik terjadi edema paru yang
mengakibatkan difusi O2 dan CO2 terhambat sehingga pasien merasakan
sesak. Adapun Hb yang menurun akan mengakibatkan suplai O2 Hb
turun dan pasien GGK akan mengalami kelemahan atau gangguan
perfusi jaringan. (Corwin,2009).
C. Etiologi
Menurut Muttaqin dan Sari (2011) dan Digiulio,Jackson, dan
Keogh (2014) begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan
terjadinya gagal ginjal kronik. Akan tetapi apapun penyebabnya, respon
yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal secara progresif. Kondisi
klinis yang memungkinkan dapat mengakibatkan GGK bisa disebabkan
dari ginjal sendiri dan luar ginjal.
Penyebab dari ginjal: Penyakit pada saringan (glomerulus):
glomerulonefritis, Infeksi kuman: pyelonefritis, ureteritis, Batu ginjal:
nefrolitiasis, Kista diginjal: polcytis kidney, Trauma langsung pada ginjal
, Keganasan pada ginjal, sumbatan : batu ginjal, penyempitan/striktur
Penyebab umum di luar ginjal: Penyakit sistemik: diabetes melitus,
hipertensi, kolesterol tinggi, Dyslipidermia, Infeksi di badan: TBC Paru,
sifilis, malaria, hepatitis, Preklamsi, Obat-obatan, Kehilangan banyak
cairan yang mendadak (kecelakan) dan toksik.
D. Tanda Dan Gejala

7
tanda dan gejala pada pasien Gagal Ginjal Kronik ini tergantung
tingkat keparahannya. Seperti pada Kardiovaskular: hipertensi, gagal
jantung kongestif, edema pulmonary, perikarditis. Dermatologi: pruritus,
kulit kering, mudah lecet, perubahan pada 3 rambut (mudah patah, tipis,
merah). Gastrointestinal: anoreksia, mual, muntah, cegukan, nausea,
berat badan menurun, gastritis, diare, ulkus peptikum. Neuromuskuler;
perubahan tingkat kesadaran, tingkat kemampuan konsentrasi, kejang,
kedutan otot. (Brunner dan Suddarth, 2002),
E. Masalah Psikis yang Terjadi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Menurut (Dr.Andri,2013) Beberapa gangguan psikiatri yang sering
menyerang pasien gagal ginjal yaitu:
1. Delirium
Delirium adalah kondisi medis yang ditandai dengan kesulitan
konsentrasi dan gangguan kecerdasan sampai kebingungan yang
disertai dengan kelesuan. Delirium pada kondisi gagal ginjal
dikaitkan dengan kegagalan ginjal dalam mengeluarkan metabolit
beracun dari dalam tubuh lewat saluran kemih.
"Penyebabnya bisa karena kadar ureum dalam darah yang meningkat
(uremia), anemia dan hiperparatiroidisme. Kondisi ini juga bisa
terjadi seiring dengan peningkatan pasien diabetes yang menerima
dialisis akibat kondisi disfungsi ginjalnya.
Biasanya dengan hemodialisis atau cuci darah, kondisi gangguan
kognitif pasien akan kembali normal seperti sedia kala. Namun ada
kalanya beberapa kondisi ini menetap.
2. Depresi
Depresi adalah kondisi gangguan kejiwaan yang paling banyak
ditemukan pada pasien gagal ginjal. Prevalensi depresi berat pada
populasi umum adalah sekitar 1,1 - 15% pada laki-laki dan 1,8 - 23%
pada wanita. Namun pada pasien hemodialisis, prevalensinya sekitar
20 - 30%, bahkan bisa mencapai 47%."Kondisi gagal ginjal yang
biasanya dibarengi dengan hemodialisis adalah kondisi yang sangat

8
tidak nyaman. Kenyataan bahwa pasien gagal ginjal, terutama gagal
ginjal kronis yang tidak bisa lepas dari hemodialisis sepanjang
hidupnya menimbulkan dampak psikologis yang hebat.
Faktor kehilangan sesuatu yang sebelumnya ada seperti kebebasan,
pekerjaan dan kemandirian adalah hal-hal yang sangat dirasakan oleh
para pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisis. Hal ini bisa
menimbulkan gejala-gejala depresi yang nyata pada pasien gagal
ginjal sampai dengan tindakan bunuh diri.
3. Sindrom Disequilibrium
Gangguan ini cukup sering terjadi pada pasien hemodialisis dan
biasanya terjadi 3 - 4 jam setelah hemodialisis, namun bisa juga
terjadi 8 - 48 jam setelahnya. Kondisi ini muncul karena terjadi
ketidakseimbangan osmotik dan perubahan pH darah yang cepat
sehingga memicu gejala seperti sakit kepala, mual, kram otot,
iritabilitas, agitasi, mengantuk dan terkadang kejang. Gejala psikosis
juga bisa terjadi.
"Biasanya kondisi ini terjadi pada pasien yang baru pertama kali
menjalani hemodialisis. Kondisi ini biasanya segera terjadi setelah
hemodialisis, namun bisa segera membaik jika diberikan penanganan
yang tepat. Penggunaan obat antipsikotik dosis kecil bisa diberikan
kepada pasien untuk mengatasi gejala-gejala psikotik yang timbul
akibat kondisi ini.

F. Cara Berkomunikasi Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik


Dalam komunikasi disebutkan bahwa ada tiga hal yang harus
ditujukan oleh pelaku kesehatan, mulai dari dokter, perawat, dan
berbagai profesi kesehatan lainnya ketika berkomunikasi dengan pasien,
yaitu: perhatian (attention), empati (empaty), dan kepedulian
(care),pelaku kesehatan haruslah menghindari memiliki perilaku arogan,
dan merasa dirinya lebih penting. Sebaiknya, petugas kesehatan perlu
menata komunikasi. Hal ini penting untuk memecahkan

9
ketidakseimbangan informasi yang terjadi. Pelayanan kesehatan sering
kali menjadi tidak efektif hanya karena ada perbedaan latar belakang dan
pengetahuan pasien dan dokter sehingga parabahasa, penampilan fisik,
proksemik, konsep waktu, dan artefak. (Brunner dan Suddarth, 2002),

10
BAB III

PEMBAHASAN

(SKENARIO ROLE PLAY PADA TN. N DENGAN PENYAKIT GAGAL


GINJAL KRONIK)

1. Tahap pra interaksi


Pada tahap ini yang harus kita lakukan adalah mengumpulkan data
tentang klien dengan mempelajari status atau bertanya kepada orang tua
tentang masalah atau latar belakang yang ada, mengeksplorasi perasaan
apa yang ada pada dirinya, membuat rencana pertemuan dengan klien,
proses ini ditunjukkan dengan kapan komunikasi akan dilakukan, dimana
dan rencana apa yang dikomunikasikan serta target dan sasaran yang ada.
2. Tahap perkenalan atau orientasi
Tahap ini yang dapat kita lakukan adalah memberikan salam dan
senyum kepada klien, melakukan validasi (kognitif psikomotor, afektif),
mencari kebenaran data yang ada dengan wawancara, mengobservasi atau
pemeriksaan yang lain, memperkenalkan nama kita dengan tujuan agar
selalu ada yang memperhatikan terhadap kebutuhannya, menanyakan
nama kesukaan panggilan klien karena akan mempermudah dalam
berkomunikasi dan lebih dekat menjelaskan tanggung jawab perawat dank
lien, menjelaskan peran kita dan klien, menjelaskan kegiatan yang akan
dilakukan, menjelaskan tujuan, menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
kegiatan dan menjelaskan kerahasiahan.
3. Tahap kerja
Pada tahap ini kegiatan yang dapat kita lakukan adalah memberi
kesempatan pada klien untuk bertanya, karena akan memberitahu tentang
hal-hal yang kurang dimengerti dalam komunikasi, menanyakan keluhan
utama, memulai kegiatan dengan cara yang baik dan melakukan kegiatan
sesuai dengan rencana.
4. Tahap terminasi

11
Pada tahap terminasi dalam komunikasi ini kegiatan yang dapat
kita lakukan adalah menyimpulkan hasil wawancara meliputi evaluasi
prosesdan hasil, memberikan reinforcement yang positif, merencanakan
tindak lanjut dengan klien, melakukan kontrak (waktu,tempat dan topic)
dan mengakhiri wawancara dengan cara yang baik.

PEMERAN ROLE PLAY (GAGAL GINJAL KRONIK)

Patika pahumaan : Dokter


Novi dwi lestari : pasien
Lingga puja : perawat 1
Kurniawati : istri pasien
Jennatin : perawat 2
Uswatun hasanah : anak 1 pasien
Yuni saputri : anak 2 pasien

Tn novi Adalah seorang buruh tani berumur 55 tahun, mengeluh


sesak nafas yang dirasakan terus menerus dan makin bertambah
berat saat sedang beraktivitas dan istirahat. Setelah masuk Rs pasien
mengeluh bengkak pada tubuhnya, pasien juga mengeluh lemah dan
mudah lelah bila beraktivitas dan tampak adanya edema. Pada role
play kali ini akan disampaikan cara penyampaian berita buruk
kepada Tn novi dan keluarga Tn novi yang terdiagnosa gagal ginjal
stadium 3.

Bapak : “ aduh bu, kenapa badan bapak demam begini terus perut
bapak mual sekali kemudian terasa sesak ( sambil
memegang perut dan wajah terlihat pucat)
Istri : “ bapak ada apa? Udah berapa hari bapak merasa begini,
kok bapak tidak cerita sama ibu” ( dengan raut wajah
panik) yaudah kita langsung kerumah sakit saja pak”

12
( keluarga lalu membawa Rs, setelah tiba di Rs Y mendapatkan
penanganan di IGD kemudian pasien dibawa keruang
X)
Keesokan harinya dokter dan perawat melakukan pemeriksaan pada
bapak novi.
Dokter : “ selamat pagi bapak novi, perkenalkan saya dokter raffi.
Maaf mengganggu waktunya sebentar. Bagaimana apakah
bapak masih merasakan mual dan sesak nafas pak?”
Bapak : “ sudah mendingan tidak seperti kemarin waktu masuk
dok, tetapi tubuh saya masih terasa bengkak – bengkak
dok.”
Dokter : “ begitu ya pak, baiklah kalau begitu saya akan periksa
keadaan bapak terlebih dahulu ya?”
Bapak : “ iya dok silahkan!”

( dokter melakukan pemeriksaan)

Dokter : “ baik bapak novi, saya sudah selesai melakukan


pemeriksaannya”
Istri : “ dok, sebenarnya suami saya sakit apa?”
Dokter : “ baik tunggu dulu ya bu, hasil pemeriksaannya dan hasil
laboratoriumnya nanti akan disampaikan oleh perawat ya
bu, soalnya hasil pemeriksaan laboratoriumnya belum
keluar”
Istri : “ oh begitu ya dok, baiklah dok saya tunggu”
Dokter : “ kalo begitu apa ada yang mau ditanyakan? Kalo tidak
saya dan perawat permisi untuk kembali ke ruangan”
Bapak : “ tidak dok, terimakasih.”

( dokter dan perawat kembali ke ruangan)

13
Dokter : “ sus, jangan lupa nanti disampaikan dan dijelaskan
mengenai diagnosa dan hasil pemeriksaan laboratoriumnya
kepada bapak novi ya!”
Perawat : “ baik dok, nanti saya akan sampaikan.”

( penyampaian berita buruk )

Perawat 1 : “ selamat siang bapak novi, dan keluarga.”


Keluarga : “ selamat siang juga suster”
Perawat 1 : “ perkenalkan saya perawat nina yang bertugas siang hari
ini, seperti janji dokter tadi pagi, saya dsini akan
menyampaikan kondisi bapak novi beserta hasil
laboratoriumnya.
Anak 1 : “ iya sus, bagaimana kondisi bapak saya?” ( cemas dan
penuh harapan)
Anak 2 : “ iya sus cepat jelaskan kami sekeluarga menunggu
hasilnya!”
Perawat 1 : “ baiklah sebelumnya saya mau bertanya terlebih dahulu
kepada bapak?”
Apa yang bapak rasakan akhir – akhir ini?”
Bapak N : saya Cuma merasa cemas dan takut dengan kondisi saya
saat ini saya tidak tau saya sakit apa, yang saya tau saat ini
saya merasa mual, sesak dan badan saya bengkak –
bengkak.”
Perawat 2 : “ baik pak saya akan menjelaskan hasil dari pemeriksaan”.
Bapak N : “ iya sus, saya dan keluarga saya akan mendengarkannya,
karena saya ingin mengetahui lebih jelasnya tentang
penyakit saya ini.”
Perawat 2 : “ baiklah bapak novi, ibu, dan mbak – mbak, maaf
sebelumnya saya merasa tidak enak untuk menyampaikan
hasilnya, tapi saya harus menyampaikan hasilnya.

14
Berdasarkan dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Urin, EKG dan USG. Bapak teguh terkena penyakit gagal
ginjal”
Istri : “ ha ..... gagal ginjal sus?” ( dengan ekspresi terkejut)
Bapak N : “ astaghfirullah sus, kenapa ini terjadi pada saya, apa dosa
saya, saya Cuma seorang petani tapi kenapa saya menderita
penyakit begini.”
Perawat 2 : “ iya bapak, ibu. Saya mengerti bahwa ini merupakan
situasi yang sulit.”
Anak 1 : “ iya sus, gimana tidak sulit. Kami hanya keluarga kecil
tapi kenapa bapak saya diberi penyakit begini?” kenapa?
kenapa sus? Apa salah bapak saya?” ( dengan nada tinggi
dan perasaan tidak percaya).
Anak 2 : “ iya sus, kami sulit menerima kenyataan ini sus, kenapa
harus bapak saya, suster, apakah suster sudah memastikan
lagi itu hasil lab dan suster yakin itu hasil lab milik bapak
saya?”
Anak 1 : “ iya sus, jangan – jangan ada yang salah dengan hasilnya
tolong dipastikan lagi hasilnya, saya tidak percaya ini
semua”
Perawat 1 : “ iya mbak berdasarkan hasil lab tadi memang benar milik
bapak teguh, dan kami sudan pastikan tidak ada kesalahan
pada hasil lab bapak teguh. Dimana dalam hasil lab tersebut
telah terdiagnosa pada stadium 3. Maka dari itu bapak
teguh merasakan gejala mual, muntah, nafsu makan
berkurang , sampai terjadi sesak nafas itu gejala dari
penyakitnya.”
Bapak N : “ terus apa yang harus saya lakukan sus?” ( dengan nada
pasrah )
Istri : “ apakah suami saya bisa sembuh sus?”

15
Perawat 1 : “ untuk kesembuhan bapak novi, rencana selanjutnya
adalah kemoterapi hemodialisis/ cuci darah yang akan
dilakukan seminggu dua kali. saya dan tim medis lainnya
akan berusaha yang terbaik untuk kesehatan bapak teguh.
Saya harap bapak dan keluarga semua jangan putus asa,
karena tidak ada yang tidak mungkin, yang penting bapak
dan sekeluarga selalu berusaha dan berdoa.”
Anak 2 : “ sus lakukan pengobatan terbaik untuk bapak saya sus.”
( penuh harapan)
Perawat 2 : “ pastinya kami tim medis akan melakukan yang terbaik
untuk kesembuhan bapak teguh.”
Bapak N : “ tapi saya sedih sus, belum siap untuk meninggalkan
keluarga saya, jika nanti saya tidak sembuh.”
Istri : “ bapak jangan bilang begitu, bapak percayalah pasti akan
sembuh.”
Perawat 2 :” iya bapak saya mengerti, itu merupakan hal yang berat
tapi bapak harus tetap berfikir positif kalau bapak bisa
sembuh, karna berfikir positif sangat berpengaruh terhadap
kesehatan bapak.”
Bapak N : “ iya sus terima kasih saya akan coba mengikuti saran
suster.
Perawat 2 : iya pak bagus sekali kalau bapak mau mengikuti saran
dari kami tetap banyak berdoa kepada tuhan ya pak!”
Istri : “ iya sus kami akan selalu berdoa untuk kesembuhan
suami saya. Terima kasih suster atas penjelasannya.”
Perawat 1 : “ iya bu, sebelumnya apakah ada yang ingin ditanyakan
lagi?”
Anak 1 : “ sebelumnya kami belum mengetahui apa itu kemoterapi
hemodialisis sus”

16
Perawat 1 : “ jadi kemoterapi hemodialisis itu adalah terapi cuci darah
diluar tubuh yang dilakukan untuk pengidap penyakit ginjal
seperti yang dialami pak novi ini”.
Istri : “ baik sus kami sudah mengerti”
Perawat 2 : “kami permisi untuk kembali keruangan kami, apabila
nanti bapak novi memerlukan bantuan kami, silahkan
keluarga bapak menemui kami diruang perawat. kami
permisi pak, buk, mbak, selamat siang.”
Keluarga : “ siang juga sus”

17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah pengertian Gagal ginjal kronik yaitu
kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme serta
keseimbangan cairan dan elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang
progresif dengan maninfestasi penumpukan sisa metabolit (toksik uremik)
di dalam darah. tiga hal yang harus diperhatikan oleh pelaku kesehatan,
mulai dari dokter, perawat, dan berbagai profesi kesehatan lainnya ketika
berkomunikasi dengan pasien, yaitu: perhatian (attention), empati
(empaty), dan kepedulian (care). Dan 4 tahapan ketika ingin melakukan
komunikasi trapeutik yaitu : Tahap pra interaksi, Tahap perkenalan atau
orientasi, Tahap kerja dan tahap terminasi.

B. Saran
1. Bagi pasien gagal ginjal kronik diharapkan lebih patuh dalam
menjalankan apa yang telah di edukasikan/ dianjurkan oleh petugas
kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan tersendiri harus lebih memaksimalkan dalam
proses asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronik tersebut
agar bisa mempercepat dalam penyembuhan pasien.

18
DAFTAR PUSTAKA

Digiulio, M, Jackson, D dan Keogh, J.2014.Keperawatan Medikal Bedah


Demystified edisi 1.
Rendy, M Clevo dan Margareth TH. 2012.Asuhan Keperawatan Medikal Bedah
Penyakit Dalam.Yogyakarta : Nuha Medika
Sibuea. H, Panggabean. M, dan Gultam. S. 2005. Ilmu Penyakit Dalam. Rineka
Cipta : Jakarta
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Brunner dan Suddartth. 2002. Buku Ajaran Keperawatan Medikal Bedah : Jakarta
artikel detikHealth, "Gangguan Jiwa Ini Sering Dialami Pasien Gagal Ginjal"
selengkapnya https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-
2187865/gangguan-jiwa-ini-sering-dialami-pasien-gagal-ginjal. [Diakses
pada 26 Oktober 2021]

Id.scribd.com, 22 oktober 2017, “scenario roleplay komunikasi terapeutik


padapasien gagal ginjal kronik”,
https://id.scribd.com/document/374070966/ROLE-PLAY-Gagal-
Ginjal, [diakses pada 22 oktober 2021]

19

Anda mungkin juga menyukai