Anda di halaman 1dari 12

UTS

Nama ; Mursalin Al Habsy

Nim : 210605552008

Kelas : Kelas D Kelas ilmu administrasi Negara

Nomor absen ; Nomor 8

1. Pendangan mengenai Negara demokrasi dan oligarki


perbedaan sistem demokrasi dan oigarki dalam sistem politik

Demokrasi

Pemerintahan model demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang berdasar pada kedaulatan
rakyat atau mendasarkan kekuasaannya pada pilihan atau kehendak rakyat melalui mekanisme
pemilihan umum (pemilu) yang berlangsung secara jujur, bebas, aman dan adil.

Oligarki

Model pemerintahan oligarki adalah pemerintahan yang dijalankan oleh beberapa orang yang
berkuasa dari golongan atau kelompok tertentu.

yang diuntungkan dan dirugikan sistem demokrasi contoh kasus

Demokrasi adalah produk modernitas (“Barat”), yang acap mengalami perbenturan nilai dengan
nilai-nilai Islam yang acap dianggap sebagai produk pra-modern dan eksklusif, kendatipun aksi
massa 411 dan 212 tidak mungkin dilakukan di luar demokrasi. “Nilai-nilai Islam” yang
dimaksud di sini bukan lagi semacam nilai-nilai Islam inklusif-pluralis era “lama”, melainkan
produk baru di zaman ini yang butuh penyikapan tersendiri. Namun tidak semua vox populi
adalah vox dei, karena Tuhan tidak akan serta-merta memihak karena jumlah dan tidak ada
justifikasi yang sahih atasnya, kecuali sebagai slogan “mayoritas” yang menuntut kehendaknya
dipenuhi.

yang diuntungkan dan dirugikan sistem oligarkicontoh kasus


Korupsi maknanya adalah kebusukan. Dia membusukkan sistem, dan sistem yang busuk bisa
dimanfaatkan segelintir orang untuk menguasai sumber daya dan menguasai posisi-posisi
strategis di dalam pemerintah. Singkatnya, sistem yang korup membuat Oligark lebih leluasa
untuk bergerak.
Oligarki sangat erat kaitannya dengan Korupsi. Mereka adalah saudara kembar yang tidak bisa
dipisahkan. Kita harus membuat sistem yang lebih baik, yang antikorupsi. Dengan sistem yang
baik itu kita bisa mengikis keberadaan oligarki.

2. ilmu politik merupakan ilmu pengetahuan adapun syarat-syaratnya

jawab :

Permasalahan yang sering kali timbul adalah pertanyaan apakah ilmu politik merupakan
suatu ilmu pengetahuan atau tidak. Sebagai titik terang setiap ilmu pengetahuan berusaha
mambatasi diri pada aspek-aspek yang spesifik terutama mengenai obyek yang menjadi ruang
lingkup penelitiannya.
Para sarjana ilmu politik pada pertemuan di Paris tahun 1948 berpendapat bahwa ilmu
pengetahuan adalah “ keseluruhan dari pengetahuan yang terkoordinasi mengenai pokok
pemikiran tertentu.” . Definisi lain yang juga serupa adalah “ilmu adalah pengetahuan yang
tersusun, sedangkan penegtahuan adalah pengamatan yang disusun secara sistematis”.
Suatu pengetahuan (Knowledge) dapat dikatakan ilmu pengetahuan (Science) haruslah
memiliki persyaratan-persyaratan yang terdiri dari unsur-unsur yang merupakan kegiatan yang
tergolong dalam suatu kesatuan. Unsur-unsur tersebut adalah :
- Pengetahuan (knowledge)
- Menggunakan pikiran (logis)
- Tersusun secara sistematis
- Obyektif rasional (dapat dikontrol oleh umum)
- Menggunakan metode-metode penelitian tertentu
Secara garis besar dalam perkembangan ilmu politik dapat dibagi menjadi dua yaitu
Politik : Sebagai suatu kemahiran dan sebagai Ilmu
Sebagai kemahiran berarti adalah : Kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam
berpolitik. Sedangkan sebagai Ilmu : Suatu Studi Yang mempelajari negara/pemerintahdan
gejala-gejala politik dalam kehidupan masyarakat sebagai objeknya. Sebagai ilmu
pengetahuan, ilmu politik merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala politik dalam
kehidupan masyarakat, dan tergolong dalam ilmu sosial.

Sir Frederick Pollock dalam An Introduction to The History of The Science of Politics
membagi Politik :

Politik Teoritis Politik Praktis


- Teori Negara - Negara (yaittu bentuk-
- Teori Pemerintah bentuk negara yg nyata
- Teori Perundang- dari pemerintah
Undangan - Pemerintahan (cara bekerja
- Teori Negara Sbg Pribadi pemerintah, ketataprajaan,
Buatan (artificial person) dll)
- Undang-Undang dan
Perundang-Undangan
(prosedur, pengadilan dan
sebagainya)
- Negara yang dipribadikan
(diplomasi, diplomasi,
perdamaian, peperangan,
persetujuan-persetujuan
internasional)

Politik sebagai Ilmu Pengetahuan :

Kaum Tradisionalis Kaum Behavioralis

- Nilai-nilai dan Norma-norma - Menekankan Fakta


Filsafat - Penelitian Empiris
- Ilmu Terapan - Ilmu Murni
- Historis-Yuridis - Sosiologis-Psikologis
- Tidak Kuantitatif - Kuantitatif

Pengertian Ilmu Politik


Secara Etimologis istilah “politik” berasal dari kata dalam bahasa Yunani Kuno ykani
“polis” yang artinya adalah negara kota. Menurut Carl Schmitt Politik adalah alat untuk
membedakan antara kawan dan lawan. Menurutnya hubungan kawan dan lawan inilah yang
menjadi essensi politik. F. Isjwara mendefinisikan ilmu politik kedalam tiga golongan , yaitu :
a) Pendefinisian secara institusional (mempelajari lembaga-lembaga politik)
b) Pendefinisian secara fungsional (disamping mempelajari lembaga-lembaga politik
juga dipelajari fungsi-fungsi lembaga politik tersebut)
c) Pendefinisian secara hakekat politik, yakni kekeuasaan (power) sebagai objeknya
Lebih lanjut dapat diperbandingkan dengan pendefinisian yang dikemukakan oleh
Miriam Budiardjo :
F. Isjwara Miriam Budiardjo
- Institusionil - Negara (State)
- Fungsionil - Kekuasaan (Power)
- Hakekat Politik - Pengambilan Keputusan
(decision Making)
- Kebijaksanaan (Policy,
Beleid)
- Pembagiam (Distribution)
atau Alokasi (Allocation)

Ilmu Politik memberikan tekanan studi pada aspek-aspek : negara/ pemerintah,


kekuasaan, pengambilan keputusan, kebijakan dan pengambilan/ alokasi nilai-nilai dalam
masyarakat, sera berdasarkan pendefinisian ilmu politik dapat pula dikemukakan ruang lingkup
ilmu politik yang meliputi : Teori politik, lembaga-lembaga politik, dinamika politik (kehidupan
politik dalam masyarakat/ infra struktur politik) dan hubungan Internasional.

3. cara pandang klasik kelembagaan dan kekuasaan dalam melihat politik


jawab :

Teori politik

Teori politik merupakan kajian mengenai konsep penentuan tujuan politik, bagaimana mencapai
tujuan tersebut dan segala konsekuensinya. Bahasan dalam Teori Politik antara lain
adalah filsafat politik, konsep tentang sistem
politik, negara, masyarakat, kedaulatan, kekuasaan, legitimasi, lembaga negara, perubahan
sosial, pembangunan politik, perbandingan politik, dsb.

Terdapat banyak sekali sistem politik yang dikembangkan oleh negara negara di dunia antara
lain: anarkisme,autoritarian, demokrasi, diktatorisme, fasisme, federalisme, feminisme, fundame
ntalisme
keagamaan, globalisme, imperialisme, kapitalisme, komunisme, liberalisme, libertarianisme, mar
xisme, meritokrasi, monarki, nasionalisme, rasisme, sosialisme, theokrasi, totaliterisme, oligarki 
dsb.

Lembaga politik

Secara awam berarti suatu organisasi, tetapi lembaga bisa juga merupakan suatu kebiasaan atau
perilaku yang terpola. Perkawinan adalah lembaga sosial, baik yang diakui oleh negara lewat
KUA atau Catatan Sipil di Indonesia maupun yang diakui oleh masyarakat saja tanpa pengakuan
negara. Dalam konteks ini suatu organisasi juga adalah suatu perilaku yang terpola dengan
memberikan jabatan pada orang-orang tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu demi
pencapaian tujuan bersama, organisasi bisa formal maupun informal. Lembaga politik adalah
perilaku politik yang terpola dalam bidang politik.

Pemilihan pejabat, yakni proses penentuan siapa yang akan menduduki jabatan tertentu dan
kemudian menjalankan fungsi tertentu (sering sebagai pemimpin dalam suatu bidang/masyarakat
tertentu) adalah lembaga demokrasi. Bukan lembaga pemilihan umumnya (atau sekarang KPU-
nya) melainkan seluruh perilaku yang terpola dalam kita mencari dan menentukan siapa yang
akan menjadi pemimpin ataupun wakil kita untuk duduk di parlemen.

Persoalan utama dalam negara yang tengah melalui proses transisi menuju demokrasi seperti
indonesia saat ini adalah pelembagaan demokrasi. Yaitu bagaimana menjadikan perilaku
pengambilan keputusan untuk dan atas nama orang banyak bisa berjalan sesuai dengan norma-
norma demokrasi, umumnya yang harus diatasi adalah mengubah lembaga feodalistik (perilaku
yang terpola secara feodal, bahwa ada kedudukan pasti bagi orang-orang berdasarkan kelahiran
atau profesi sebagai bangsawan politik dan yang lain sebagai rakyat biasa) menjadi lembaga
yang terbuka dan mencerminkan keinginan orang banyak untuk mendapatkan kesejahteraan.

Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat


struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi
pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya
baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh negara untuk
bisa teraktualisasikan, saat tiap individu berhubungan dengan individu lain sesuai dengan norma
dan hukum yang berlaku.

Ada beberapa konsep politik dasar yang bersumber dari para ahli, yaitu:[2]

1. Klasik. Pada pandangan klasik (Aristoteles) mengemukakan bahwa politik digunakan


masyarakat untuk mencapai suatu kebaikan bersama yang dianggap memilki nilai moral
yang lebih tinggi daripada kepentingan swasta. Kepentingan umum sering diartikan
sebagai tujuan-tujuan moral atau nilai-nilai ideal yang bersifat abstrak seperti keadilan,
kebenaran dan kebahagiaan. Pandangan klasik dianggap kabur seiring banyaknya
penafsiran tentang kepentingan umum itu sendiri. kepentingan umum dapat diartikan
pula sebagai general will, will of all atau kepentingan mayoritas.
2. Kelembagaan. Menurut Max Weber, politik adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara. Max Weber melihat negara dari sudut pandang yuridis formal
yang statis. Negara dianggap memiliki hak memonopoli kekuasaan fisik yang utama.
Namun konsep ini hanya berlaku bagi negara modern yaitu negara yang sudah ada
differensiasi dan spesialisasi peranan, negara yang memiliki batas wilayah yang pasti dan
penduduknya tidak nomaden.
3. Kekuasaan. Robson mengemukakan politik adalah kegiatan mencari dan
mempertahankan kekuasaan ataupun menentang pelaksanaan kekuasaan. Kekuasaan
sendiri adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain, baik pikiran
maupun perbuatan agar orang tersebut berpikir dan bertindak sesuai dengan orang yang
mempengaruhi. Kelemahan dari konsep ini adalah tidak dapat dibedakannya konsep
beraspek politik dan yang non politik dan juga kekuasaan hanya salah satu konsep dalam
ilmu politik, masih ada konsep ideologi, legitimasi dan konflik.
4. Fungsionalisme. David Easton berpendapat bahwa politik adalah alokasi nilai-nilai secara
otoritatif berdasarkan kewenangan dan mengikat suatu masyarakat. Sedangkan menurut
Harold Lasswell, politik merupakan who gets, what gets, when gets dan how gets nilai.
Dapat diketahui bahwa politik sebagai perumusan dan pelaksanaan kebijakan umum.
Kelemahan dari konsep ini adalah ditempatkannya pemerintah sebagai sarana dan wasit
terhadap persaingan diantara pelbagai kekuatan politik untuk mendapatkan nilai-nilai
terbanyak dari kebijakan umum tanpa memperhatikan kepentingan pemerintah itu
sendiri.
5. Konflik. Pandangan konflik mendeskripsikan bahwa politik merupakan kegiatan untuk
memengaruhi perumusan dan kebijaksanaan umum dalam rangka usaha untuk
memengaruhi, mendapatkan dan mempertahankan nilai. Oleh karena itu sering terjadi
perdebatan dan pertentangan antara pihak yang memperjuangkan dan pihak yang
mempertahankan nilai. Kelemahan konsep ini adalah tidak semua konflik berdimensi
politik.

4. pengertian
a. sifat Negara

Negara mempunyai sifat khusus yang menjadi ciri khususnya. Sifat yang dimiliki
negara tidak terdapat pada organisasi lain. Dirangkum dari Dasar-dasar Ilmu Politik
(2007), ada tiga sifat negara yakni:
1. Memaksa
2. Monopoli
3. Menyeluruh

b. Kekuasaan politik
Menguraikan konsep kekuasaan politik kita perlu melihat pada kedua elemennya,
yakni kekuasaan dari akar kata kuasa dan politik yang bermula dari bahasa
Yunani Politeia (berarti kiat memimpin kota (polis)). Sedangkan kuasa dan
kekuasaan kerap dikaitkan dengan kemampuan untuk membikin gerak yang tanpa
kehadiran kuasa (kekuasaan) tidak akan terjadi, contohnya kita bisa menyuruh
saudara kandung yang lebih muda kita berdiri yang tak akan dia lakukan tanpa
perintah kita (untuk ketika itu) karenanya kita mempunyai kekuasaan atas saudara
kandung yang lebih muda kita. Kekuasaan politik dengan demikian adalah
kemampuan untuk membikin warga dan negara membikin keputusan yang tanpa
kehadiran kekuasaan tersebut tidak akan diproduksi oleh mereka.Bila seseorang,
suatu organisasi, atau suatu partai politik bisa mengorganisasi sehingga bermacam
badan negara yang relevan contohnya membikin aturan yang melarang atau
mewajibkan suatu hal atau perkara karenanya mereka mempunyai kekuasaan politik.
Variasi yang tidak jauh dari kekuasaan politik adalah kewenangan (authority),
kemampuan untuk membikin orang lain memainkan suatu hal dengan dasar hukum
atau mandat yang diperoleh dari suatu kuasa. Seorang polisi yang bisa menghentian
mobil di perlintasan tidak manfaatnya dia mempunyai kekuasaan tetapi dia
mempunyai kewenangan yang diperolehnya dari UU Lalu Lintas, sehingga bila
seorang pemegang kewenangan melaksankan kewenangannya tidak sesuai dengan
mandat peraturan yang dia jalankan karenanya dia sudah menyalahgunakan
wewenangnya, dan untuk itu dia bisa dituntut dan dikenakan sanksi. Sedangkan
kekuasaan politik, tidak berdasar dari UU tetapi harus diterapkan dalam kerangka
hukum yang berlangsung sehingga bisa tetap menjadi penggunaan kekuasaan yang
konstitusional.
c. Decision making
Decision making adalah salah satu skill yang harus dimiliki setiap karyawan karena
bisa sangat membantu dalam berkarier. Setiap orang pasti pernah membuat keputusan
atau decision making selama hidupnya. Mulai dari memilih baju untuk dikenakan
hingga menentukan makan siang. Namun, saat mulai bekerja, kemampuan decision
making menjadi lebih penting karena setiap keputusan yang dibuat akan berpengaruh
untuk anggota tim dan perusahaan. Apalagi jika kamu sudah ada di posisi lead,
maka skill decision making-mu harus sudah benar-benar matang.

d. kebijaksanaan pemerintah
Kebijaksanaan pemerintah yang dimaksud adalah keputusan yang dilakukan oleh
pejabat pemerintahlnegara atas nama instansi yang dipimpinnya. Kebijaksanaan
pemerintah tersebut meliputi hampir semua segi kehidupan kemasyarakatan.

e. pembagian kekuasaan

Indonesia adalah negara hukum dimana memiliki ciri-ciri tersendiri yang berbeda
dengan negara hukum yang diterapkan di berbagai negara. Hanya saja, untuk prinsip
umumnya, seperti adanya pemisahan atau pembagian kekuasaan masih tetap
digunakan sebagai dasar dalam mewujudkan Negara hukum di Indonesia.Penerapan
pembagian kekuasaan di Indonesia terdiri atas dua bagian, yaitu pembagian
kekuasaan secara horizontal dan pembagian kekuasaan secara vertikal. Pembagian
kekuasaan secara horizontal yaitu pembagian kekuasaan menurut fungsi lembaga-
lembaga tertentu (legislatif, eksekutif dan yudikatif), sedangkan pembagian
kekuasaan secara vertikal merupakan pembagian kekuasaan menurut tingkatnya,
yaitu pembagian kekuasaan antara beberapa tingkatan pemerintahan.

5.a. defenisi politik menurut ahli

David Easton Sistem politik merupakan sistem interaksi dalam masyarakat yang
diambil dari seluruh perilaku sosial dan dialokasikan secara otoritatif kepada
seluruh lapisan masyarakat.
Rusadi Kantaprawira Sistem politik merupakan berbagai macam kegiatan dan
fungsi yang bekerja dalam suatu unit dan kesatuan yang berupa negara atau
masyarakat.
Jack C. Plano Sistem politik merupakan pola hubungan masyarakat yang
terbentuk berdasarkan keputusan-keputusan yang sah dalam lingkungan
masyarakat tersebut.
Robert A. Dahl Sistem politik mencakup dua hal, yaitu pola hubungan yang tetap
antarmanusia dan melibatkan sesuatu yang luas tentang kekuasaan, aturan, serta
kewenangan.

b. Pendefinisian menurut hakikat politik itu sendiri.

Para sarjana ilmu politik pada umumnya sependapat bahwa hakekat politik adalah kekuasaan
(Goodin dan Klingemann,) Dalam konteks ini, Goodin dan Klingemann mengatakan bahwa
‘politics might best be characterized as the constrained use of social power’. Proses politik
adalah serentetan peristiwa yang berhubungan dengan kekuasaan. Politik merupakan perjuangan
untuk memperoleh kekuasaan, teknik untuk menjalankan kekuasaan, masalah pelaksanaan dan
kontrol kekuasaan, atau pembentukan dan penggunaan kekuasaan.

Dalam konteks ini, salah satu definisi dikemukakan oleh Delair Noer yang mengatakan bahwa, secara
definitif dikatakan bahwa ilmu politik memusatkan perhatiannya pada masalah kekuasaaan dalam
kehidupan bersama atau masyarakat. Pemikiran ini sejalan dengan pandangan Iwa Kusumasumantri,
yang berpendapat bahwa ilmu politik ialah ilmu yang memberikan pengetahuan tentang segala sesuatu
kearah usaha penguasaan negara dan alat-alatnya atau untuk mempertahankan
kedudukan/penguasaannya atau negara dan alat-alatnya itu, dan/atau untuk melaksanakan hubungan-
hubungan tertentu dengan negara-negara lain atau rakyatnya

Jadi menurut pendefinisian hakekat kekuasaan, ilmu politik adalah ilmu tentang kekuasaan, karena
hakekat politik itu sendiri adalah tentang kekuasan.Hal ini didasari oleh suatu kesadaran bahwa faktor
kekuasaan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sosial.

Pendefinisian ilmu politik menurut hakikat kekuasaan dapat dibagi dalam tiga golongan, yaitu :

(1) Pendekatan Postulation, dengan tokohnya Catlin. Menurut pendekatan ini ilmu politik adalah ilmu
yang meneliti manusia yang berusaha memperoleh kekuasaan sebagaimana ekonomi meneliti manusia
dalam usahanya memperoleh kemakmuran.
(2) Pendekatan Psikologis, dengan tokohnya oleh Laswell dan Schumman. Menurut pendekatan ini ilmu
politik adalah ilmu yang meneliti latar belakang psikologis tentang kehausan kekuasaan, motivasi
memperoleh dan menggunakan kekuasaan.

(3) Pendekatan Sosologis, dengan tokohnya Charles Merriam dan Lord Russel.Pendekatan Sosiologis
menganalisa kekuasaan sebagai gejala sosial, di mana kekuasaan itu berlaku atau digunakan sebagai alat
untuk menjelaskan keadaan masyarakat.Berdasarkan kajian tersbut di atas, dapat dikemukakan bahwa
ilmu politik terkait erat dengan dua wilayah yang sangat luas.Satu sisi berkaitan erat dengan fenomena
ebjektif, misalnya struktur negara dan variasi alat-alat negara.Namun pada sisi yang lainnya, terkait erat
dengan masalah subjektif, misalnya saja kekuasaan, kepentingan dan aspirasi.

Sebagai perbandingan, dapat dikemukakan kategorisasi yang dikemukakan oleh Teuku Rudy
(1992:9).Dalam menjelaskan bidang kajian dan sasaran ilmu politik, Teuku Rudy menyebutkan ada 5
bidang kajian ilmu politik.a.Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari hal ihwal Negara. Salah satu
diantara tokoh yang dapat dikategorikan ke dalam kelompok iniadalah :

Ilmu politik adalah ‘ the science which is concerned with the state in its conditions, in its essential
nature, its various form or manifestation (and) its development’. (Blunctshil, 1921.)

Ilmu politik adalah ‘is correctly designed the science of State” : Objectively gathering and classifying fact
about the State is the main purpose of the branch of learning’. (Jacobsen and Lipman, ).

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari (negara dan) pemerintahan. Salah satu diantara tokoh yang
dapat dikategorikan ke dalam kelompok ini adalah :

Ilmu politik adalah, ‘the study of the formation, form, and processes of the states and government’
(White, ).

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari gejala kekuasaan. Salah satu diantara tokoh yang dapat
dikategorikan ke dalam kelompok ini adalah :

Ilmu politik adalah, ‘the science of political power and political purpose in their interaction and
interdependence’ (Felctheim,).
Ilmu politik ditempatkan ‘ as one of the police science- that which study indulgency and power as
instruments of such integrations’ dan bahwa ‘ political science is concerned with power in general with
all the form in which is accurse’. (Klaswell dan Abraham Kaplan,).

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan’,

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kelembagaan masyarakat. Salah satu diantara tokoh yang
dapat dikategorikan ke dalam kelompok ini    adalah:

Politics therefore is different from economics in being concerned with the organization of society for the
purpose if obtaining a life which is fine in quality’ (Burn dalam Gie, 1978 : 12)

Ilmu politik adalah tindakan yang dijalankan menurut suatu rencana tertentu, yang terorganisir dan
terarah yang secara tekun berusaha menghasilkan, mempertahankan atau merubah susunan
masyarakat.

Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari kegiatan politik Negara

Dengan menggunakan klasifikasi hal tersebut, maka dimungkinkan terjadi pula perbedaan klasifikasi
antara satu tokoh dengan tokoh yang lainnya.Hal demikian, merupakan tradisi yang sehat bagi
perkembangan ilmu politik.

Anda mungkin juga menyukai