Anda di halaman 1dari 24

Pentingnya Pengembangan

Sistem Akuntansi Manajemen


pada Rumah Sakit
Puji Harto
Fakultas Ekonomika dan Bisnis UNDIP
Outline:
• Pengertian Akuntansi Manajemen
• Posisi dan Peran Akuntansi Manajemen
• Driver Pengembangan Sistem Akuntansi Manajemen
• INA CBGs dan Costing
• Cost Containment, Cost Consiesness and Cost Awareness
• Prospective Payment dan Global Budget
• Transformasi Akuntansi Manajemen Pada Rumah Sakit
• Tantangan Pengembangan Akuntansi Manajemen
Pengertian:
Healthcare finance is the practice of finance, including both
accounting and financial management, within health services
(provider) organizations.
Healthcare Finance include element of:
• - Financial Management Manajemen
Keuangan
• - Financial Accounting
• - Management Accounting

Akuntansi
Keuangan Akuntansi
Manajemen
Perbandingan Manajemen Keuangan, Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Manajemen
Manajemen Keuangan Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
• Planning and budgeting • Balance sheet • Cost behavior & profit
planning
• Financial reporting • Income statement • Cost allocation
• Capital investment decisions • Statement of changes in • Pricing and service decisions
equity
• Financing decisions • Statement of cash flows • Planning and budgeting
• Working capital management • Financial Statement Analysis • Remuneration Analysis
• Contract management • Investment Analysis
• Financial risk management • Performance Measurement
Driver Pengembangan Akuntansi
Manajemen
Faktor Internal Faktor Eksternal

 Perubahan Regulasi
 Faktor Institusional  Perubahan Pasar
 Upscaling Organisasi  External Shock
 Kebutuhan Manajemen  Perkembangan
Teknologi
• Jumlah Rumah Sakit: 2925
Kelembagaan Rumah Sakit • Sumber: Kemenkes-Dirjen Yankes (2021)
Perubahan Eksternal
• JKN  INA-CBGs
• Global Budget
• Penerapan Kelas Standar
• Pandemik Covid-19
TARIF INA-CBG (Indonesia Case Based Groups)

• Merupakan Sistem Casemix (pengelompokan kasus berdasarkan ciri klinis dan


pemakaian sumber daya yang relative sama/mirip)
• Dasar pengelompokan kasus dengan menggunakan :
• ICD 10 Untuk Diagnosis (± 14.500 kode)
• ICD 9 CM Untuk Prosedur/Tindakan (± 7.500 kode)
• DAFTAR TARIF INA-CBG saat ini terdiri atas 1075 kelompok kasus, meliputi :
• 786 kelompok kasus rawat inap  kelas 1, 2, 3
• 289 kelompok kasus rawat jalan
• Dijalankan dengan menggunakan teknologi berbasis computer
•  Grouper  saat ini masih menggunakan UNU-Grouper dari UNU-IIGH (United
Nation University Internasional Institute for Global Health)
IMPLIKASI REGULASI
UU Nomor 40 Tahun 2004 pasal 24: Perpres Nomor 82 Tahun 2018 pasal 71:
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
mengembangkan sistem pelayanan kesehatan, BPJS Kesehatan dapat mengembangkan
sistem kendali mutu pelayanan, dan sistem sistem pembayaran di FKRTL yang lebih
pembayaran pelayanan kesehatan untuk berhasil guna dengan tetap mengacu pada
meningkatkan efisiensi dan efektivitas jaminan Indonesian Case Based Groups
kesehatan.

BPJS Kesehatan wajib memastikan tercapainya tujuan akhir dari Cakupan Semesta yaitu:
1. Memastikan ekuitas akses terhadap pelayanan kesehatan
2. Menjamin pelayanan kesehatan yang berkualitas
3. Memberikan proteksi finansial untuk seluruh peserta (memastikan akses pelayanan
kesehatan tidak membebani peserta secara finansial)

Salah satunya dengan mengembangkan sistem pembayaran yang:


1. Efektif  tepat dan berhasil guna
2. Efisien  mendorong penggunaan sumber daya (terutama finansial) yang tepat dan
menghindari “waste”
3. Mendorong dan berdampak pada peningkatan mutu
9
Pengembangan Costing Rumah Sakit
Target Kinerja Rumah Sakit
Cost Containment
GLOBAL BUDGET

1. Cara pembayaran ke RS berdasarkan anggaran


yang dihitung secara keseluruhan
2. Fleksibilitas bagi rumah sakit untuk melakukan
realokasi atau restructuring biaya pelayanan
kesehatan sesuai dengan prioritas kebutuhan.
3. Proses administrasi yang sangat mudah (Adm
klaim dan verifikasi)
Implementasi Sistem Pembayaran Gabungan untuk
mencapai efektivitas dan efisiensi
Robert Dregde, 2017

INA Global
CBG Budget

Mixed
Indikator Kinerja

Mixed provider payments are necessary


to optimally balance multiple objectives
such as cost and quality

Lebih banyak negara yang menggabungkan beberapa sistem pembayaran:


1. Demi kendali mutu dan kendali biaya
2. Mengurangi dampak negatif dari sistem pembayaran (saling melengkapi antar sistem)
KEUNTUNGAN DAN TANTANGAN GLOBAL BUDGET
KEUNTUNGAN

Bagi Provider Bagi BPJS Kesehatan

• Manajemen rumah sakit memiliki • Manajemen BPJS Kesehatan memiliki


kepastian biaya di FKRTL selama 1 tahun kepastian biaya di FKRTL selama 1 tahun
• Memiliki keleluasaan untuk improvisasi • Mengurangi fungsi administrasi
pemanfaatan biaya pelayanan kesehatan • Fokus kepada analisa utilisasi
• Mengurangi fungsi administrasi

TANTANGAN

Bagi Provider Bagi BPJS Kesehatan

• Pengelolaan anggaran yang tepat tanpa • Menyediakan anggaran pada periode tertentu
mengurangi kualitas sesuai dengan kesepakatan yang dibuat
• Pembelajaran mengenai finansial reengenering • Monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
dan restructuring pelayanan kesehatan dan realisasi budget
• Tanpa adanya monitoring kinerja yang ketat,
sangat memungkinkan terjadinya
penyalahgunaan, under finance maupun
pengurangan cakupan. 19
Rawat Inap Kelas Standar (Perpres No.64/2020)
INDIKATOR KINERJA

Tren Utilisasi Walk Through Audit


(Data sekunder) (Data Primer)
• Visit Rate per CMG • Iuran Biaya
• Visit Rate RJTL dan RITL • Antrian
• Visit Rate per CBG • Kepastian pelayanan oleh dokter spesialis
• Unit Cost RJTL dan RITL • Ketersediaan sarana
• Unit Cost per CMG • Kepuasan pasien
• Unit Cost per CBG
• Rasio Peserta PRB kembali ke rumah sakit
• Proporsi status peserta pulang
• Rujukan penuh antar RS
• Casemix dan Casemix Index
• Volume dan kapasitas RS (BOR, TT, ALOS
Poli, tenaga medis)
• Readmisi
• Indikator Keselamatan Pasien

21
Tantangan dalam Pengembangan Sistem Akuntansi
Manajemen dalam menyikapi Dinamika Perubahan
• Sistem Akuntansi Manajemen RS masih Underdevelop dibandingkan Sistem Akuntansi
Keuangan
• Indikator Kinerja yang tertuang dalam dokumen strategis belum operasional dalam sistem
unit cost Rumah Sakit
• Manajemen & pemberi pelayanan RS belum dapat secara cepat menyikapi perubahan dari
pola fee for service ke INA-CBG :
• Belum melihat pendapatan total RS dari pembayaran INA-CBG, selalu membandingkan tarif
RS dan tarif Ina CBG,
• Mekanisme kendali biaya & kendali mutu belum terwujud secara optimal
• Masih ada RS yang belum mengelola pendapatan dari pembayaran INA-CBG secara
transparan dan belum mendistribusikannya dengan cara remunerasi yang adil
• Penerapan standarisasi pelayanan kesehatan dan cost containment masih belum optimal
termasuk audit pelayanan kesehatan
• Sistem INA-CBG yang masih memerlukan penyempurnaan, termasuk pengelompokan
penyakit dan tindakan yang dianggap masih kurang sesuai dengan kondisi lokal
Inisiasi
Pengembangan Komitmen Pimpinan Rumah Sakit

Menerapkan standarisasi à pelayanan, obat, alkes, dll


Sistem Akuntansi Melakukan dan meningkatkan efisiensi à cost containment
Manajemen Penguatan sistem pencatatan medik

Peningkatan kompetensi coder dan pemahaman tentang INA CBG

Merubah cara pembagian jasa à remunerasi

Pembenahan RS menuju pada efisiensi pelayanan berbasis digital


Digitalisasi Layanan Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai