PEREKONOMIAN INDONESIA
Disusun oleh :
1. SHAFIRA SALSABILLAH C1CO16014
2. DEWI APRIANA C1C016016
3. DEANITA MOINA
4. MAWAR MUGI
5. AFINA EKAFEBRIZA C1C016033
6. NIKEN ERISTIKA PRADANI C1C016037
7. FAIZ NUHA ILMAWAN
8. ELMA ADIRA PASYA C1C016084
9. LARAS WIJININGASIH C1C016097
10. RAHMI FUADIYAH C1C016118
Jl. Prof. Dr. H.R Boenyamin No. 708, Grendeng, Purwokerto Utara,
Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah 53122
2017
ii
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI........................................................................................................................................iv
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
A. LATAR BELAKANG.................................................................................................................5
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................7
A. KEBIJAKAN EKONOMI ERA JOKO WIDODO.....................................................................7
1. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 1.....................................................................................7
2. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 2.....................................................................................8
3. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 3..............................................................................................9
4. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 4...................................................................................10
5. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 5...................................................................................12
6. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 6..................................................................................13
7. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 7..................................................................................14
8. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 8...................................................................................14
9. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 9...................................................................................15
10. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 10.................................................................................15
11. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 11.................................................................................16
12. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 12.................................................................................17
13. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI (PKE) 13......................................................................17
B. PERBANDINGAN KEBIJAKAN PEREKONOMIAN DI INDONESIA ANTARA SBY DAN
JOKOWI............................................................................................................................................19
C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KEBIJAKAN EKONOMI PADA ERA JOKO
WIDODO DAN SBY........................................................................................................................22
KESIMPULAN...................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................27
iii
ABSTRAKSI
iv
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ekonomi Indonesia rentan terhadap gejolak eksternal karena strukturnya masih sangat
mengandalkan impor; berbasis komoditas; dan pasar keuangannya sangat dangkal.Tahun
2015, perekonomian Indonesia pun terpuruk. Ekspor jatuh, kredit perbankan menurun, rupiah
melemah, aliran dana asing tersendat, dan ujungnya pertumbuhan ekonomi melambat.Harga-
harga komoditas yang jadi andalan ekspor Indonesia turun signifikan. Harga batubara turun
dari 75 dollar AS per ton pada 2014 menjadi 57 dollar AS per ton.Harga minyak kelapa sawit
turun dari sekitar Rp 7,5 juta per ton menjadi Rp 6,7 juta per ton. Begitu pula dengan
komoditas primadona lainnya seperti karet, nikel, timah, alumunium, kopi, dan tembaga.
Akhirnya, ekspor Indonesia sepanjang tahun 2015 hanya 150,3 miliar dollar AS, turun
14 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 176 miliar dollar AS.Anggaran
negara pun menjadi carut marut. Jika pada masa presiden-presiden sebelumnya, anggaran
penerimaan dan belanja selalu dinaikkan dalam APBN-P, saat era Jokowi, anggaran
penerimaan dan belanja justru diturunkan.Pada APBN 2015, pendapatan negara ditetapkan
sebesar Rp 1.793,6 triliun dan belanja negara sebesar Rp 2.039,5 triliun.Lantas dalam APBN-
P 2015, pendapatan negara diturunkan menjadi Rp 1.761,6 triliun, sementara belanja negara
dipangkas menjadi Rp 1.984,1 triliun.Ujungnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015
hanya 4,71 persen, melambat dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 5 persen.
Dalam rangka mengatasi masalah ekonomi tersebut dan menciptakan ekonomi yang
kondusif, pemerintah dan Bank Indonesia melakukan upaya – upaya stabilisasi, baik dari sisi
fiskal maupun dari sisi moneter. Upaya pemerintah tersebut tertuang dalam paket – paket
kebijakan yang dirilis dari bulan September 2015 hingga tahun sekarang ini. Paket – paket
kebijakan ekonomi sudah dirilis mencapai 16 seri namun yang akan dibahas hanya sampai 13
seri di mana semua itu merupakan bukti upaya pemerintah dan BI guna mengatasi masalah
5
ekonomi saat ini, serta menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di masa
mendatang. Dengan kata lain, paket – paket kebijakan tersebut merupakan obat stimulus bagi
ekonomi Indonesia guna mencapai stabilisasi dan pertumbuhan yang diinginkan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah kebijakan ekonomi yang dilakukan pada masa pemerintahan Presiden Jokowi?
2. Apakah perbedan kebijakan ekonomi antara era Presiden Jokowi dengan Presiden
SBY ?
3. Apakah kelebihan dan kekuranga masa Presiden Jokowi dengan Presiden SBY ?
6
PEMBAHASAN
A. KEBIJAKAN EKONOMI ERA JOKO WIDODO
1. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 1
1. Membuka kepemilikan orang asing terhadap rumah susun mewah dengan harga Rp
10 miliar ke atas.
2. Perubahan PP untuk memperkuat Perumnas dalam pembangunan rumah susun bagi
masyarakat berpenghasilan rendah.
3. Penyelesaian PP Hunia Berimbang untuk mendorong pembangunan perumahan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
8
b. Pengesahan tax allowance dan tax holiday yang lebih cepat
Pemerintah siap untuk memberikan pajak bunga deposito yang lebih rendah bagi
para eksportir Indonesia yang menyimpan dananya di bank-bank tanah air. Langkah
ini diharapkan dapat menjadi insentif bagi mereka agar tak "memarkir" Devisa Hasil
Ekspor (DHE) di luar negeri.
Paket kebijakan ketiga meluncur di tengah tekanan terhadap daya saing dunia
usaha dalam negeri. Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat biaya
impor semakin tinggi. Meskipun menguntungkan para eksportir, hal ini di sisi lain
membuat situasi perekonomian Indonesia menjadi tak kondusif.Karena itu dalam
9
paket kebijakan jilid tiga ini diluncurkan sejumlah insentif untuk menurunkan biaya
perusahaan dalam proses produksi dan memperoleh tambahan modal.
a. Penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), gas, dan listrik: Harga
avtur, Liquified Petroleum Gas (LPG) 12 kg, Pertamax, dan Pertalite efektif turun
sejak 1 Oktober 2015.
Sedangkan harga gas untuk pabrik dari lapangan gas baru ditetapkan sesuai
dengan kemampuan daya beli industri pupuk dan harga listrik untuk pelanggan
industri I3 dan I4 akan turun sebesar Rp 12 – Rp 13 per kWh mengikuti turunnya
harga minyak dunia.
10
- Anggota keluarga dari karyawan atau karyawati atau TKI yang berpenghasilan
tetap
- Tenaga Kerja Indonesia yang purna dari belajar di luar negeri
3) Permenko 6/2015 tentang usaha produktif penerima KUR akan diubah, meliputi
sektor :
- Permenko 6 Tahun 2015 :
Pertanian, perikanan, industri pengolahan dan perdagangan yang terkait 3
sektor tersebut.
- Perubahannya :
1) Pertanian
Seluruh usaha di sektor pertanian (sektor 1), seperti pertanian padi,
pertanian palawija, perkebunan kelapa, pembibitan dan budidaya unggas,
pembibitan dan budidaya sapi, jasa kehutanan.
2) Perikanan
Seluruh usaha di sektor perikanan (sektor 2), seperti budidaya rumput laut,
budidaya udang penangkapan ikan, jasa sarana produksi perikanan.
3) Industri Pengolahan
Seluruh usaha disektor industri pengolahan (sektor 4), termasuk industri
tempe dan tahu, industri pakaian jadi, industri anyaman, kerajinan, industri
kreatif di bidang media rekaman, film, dan video.
4) Perdagangan
Seluruh usaha disektor perdagangan (sektor 7), tidak termasuk
perdagangan barang impor, seperti perdagangan ekspor hasil perikanan,
perdagangan dalam negeri beras, perdagangan eceran makanan dan
minuman.
5) Jasa-Jasa
Seluruh sektor usaha yang masuk dalam : sektor penyediaan akomodasi
dan penyediaan makanan (sektor 8), sektor transportasi – pergudangan –
dan komunikasi (sektor 9), real estate – usaha persewaan – jasa
perusahaan (sektor 11), jasa pendidikan (sektor 13)
11
Pengupahan yang adil, sederhana, dan terproteksi serta program pembangunan
rumah dan ruman susun untuk buruh.
Negara hadir untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui pemberian
jaring pengaman (safety net) melalui kebijakan upah minimum dengan sistem formula
untuk memastikan buruh tidak jatuh ke dalam upah murah, pengangguran beban
pengeluaran hidup melalui BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, perumahan,
transportasi, hingga Kredit Usaha Rakyat, pembinaan dan pengawasan terhadap
berlangsungnya dialog sosial bipartit antara pengusaha dengan pekerja.
Formula upah minimum, yang diawali dari survei Kebutuhan Hidup Layak
(KHL), harus mengacu pada acuan baku penetapan nilai upah minimum. Acuan yang
digunakan adalah penafsiran pasal 88 ayat (4): upah minimm ditetapkan berdasarkan
KHL dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengupahan yang telah macet
pembayarannya selama 12 tahun, kini sudah diselesaikan. Garis Besar isi dari RPP,
sebagai berikut:
- Pencapaian penghasilan dan penghidupan yang layak yaitu upah minimum,
upah kerja lembur, dan upah yang kegiatan yang dilakukan diluat
pekerjaannya serta pembayaran pesangon.
- Formula perhitungan upah minimum dihitung sebagai berikut :
Umn = Umt + [(Umt x (% Inflasit + % % PBDt)]
Dengan formula perhitungan upah minimum, maka proses penetapan upah
minumum akan berjalan sederhana, adil, dan terproyeksi. Formula ini berpihak
kepada tenaga kerja.
Gubernur wajib menyesuaikan UMP dengan KHL secara bertahap paling lama
4 tahun mendatang. Pengusaha yang belum menyusun dan menerapkkan struktur dan
skala upah, wajib menyusun dan menerapkan struktur dan skala upah berdasarkan PP
ini paling lama 2 tahun mendatang.
Program pembangunan rumah dan rumah susun untuk buruh terus dilanjutkan,
termasuk kebijakan pembiayaan perumahan yang murah. Kementrian Pekerjaan
Umum dan Peumahan Rakyat menyiapkan kebijakan penetapan harga rumah
sederhana tapak dan rumah sederhana milik (Rusunami) per provinsi yang ditujukkan
untuk kesejahteraan pekerja.
12
5. PAKET KEBIJAKAN EKONOMI 5
13
administrator KEK dapat mengeluarkan izin prinsip dan usaha, percepatan perizinan
maksimal 3 jam.
Kedua, Regulasi sumber daya air penyediaan air untuk masyarakat secara
berkelanjutan dan berkeadilan. Air adalah sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan sehari-hari namun masyarakat Indonesia masih sering kesulitan
mendapatkan air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka, maka dari itu
pada pemerintahan Joko Widodo membuat kebijakan ekonomi berupa regulasi
sumber daya air.
Regulasi sumber daya air berupa menyusun rancangan peraturan pemerintah
tentang pengusahaan sumber daya air (RPP Pengusahaan SDA), menyusun RPP
tentang sistem penyediaan air minum (RPP SPAM), memastikan bahwa badan usaha
swasta tidak menguasai keseluruhan sub sistem penyelenggaraan SPAM, badan usaha
swasta melakukukan penyediaan air minum untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Ketiga, kebijakan berupa percepatan proses perizinan bahan baku obat, kita tahu
jika obat sangat diperlukan bagi bangsa, untuk menyembuhkan masyarakat yang
sedang sakit maka dari itu pemerintah mengetahu seberapa vitalnya obat bagi
keseimbangan perekonomian negara maka dibuatlah kebijakan yang mempermudah
dan mempercepat proses perizinan impor bahan baku obat, yakniwaktu perizinan
hanya memerlukan 342 menit saja atau sekitar 5,7 jam, dengan target sebesar 100 %
paperless.
14
Sinkronisasi dan penyelarasan antar data Informasi Geopasial Tematik (IGT).
Penetapan skala 1:50.000 bertujuan untuk mengurangi tumpang tindih
pemanfaatan ruang dan penggunaan lahan.
b. Membangun kilang minyak baru
Selama 21 tahun nihil pembangunan kilang minyak baru, pembangunan kilang
minyak baru dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan energi. Dengan adanya
Regulasi Peraturan Presiden bertujuan untuk mempercepat pembangunan tersebut.
c. Insentif usaha dunia penerbangan
Yaitu insentif bea masuk 0% pada 21 pos tarif, pos insentif pada suku cadang dan
komponen perbaikan/pemeliharaan pesawat terbang, dan mendorong produksi
suku cadang dalam negeri.
15
Memotong mata rantai pemusatan ekonomi pada kelompok tertentu
Memperkuat usaha kecil untuk berkompetisi
Memperluas lapangan kerja
Harga- harga menjadi murah (misalnya obat dan alat kesehatan)
16
2. Penerapan identitas tunggal dan penyatuan informasi pelaku usaha dalam
kegiatan ekspor impor
3. Meluncurkan model single risk management dalam platform single submission
antar BPOM dengan Bea dan Cukai. Dwelling time turun dari 4,7 hari menjadi
sekitar 3,7 hari pada bulan Agustus 2016
4. Perluasan penerapan single risk management pada Agustus 2016, targetnya
akhir tahun dwelling time menjadi 3,5 hari secara nasional
5. Menetapkan single risk management secara penuh pada seluruh Kementrian/
Lembaga. Targetnya tingkat kepatuhan Indonesia terhadap WTO menjadi 70%
dan dwelling time kurang dari 3 hari (Tahun 2017).
17
untuk membangun pemerintahan yang efektif, demokratis dan terpercaya; dan juga
butir kelima, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
“Dengan paket kebijakan ekonomi ini, akan meningkatkan akses masyarakat
untuk mendapatkan rumah,” kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin
Nasution, saat mengumumkan Paket Kebijakan Ekonomi XIII di Istana.
Patut diketahui, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) hingga akhir tahun
2015 lalu, masih ada 17,3% atau sekitar 11,8 juta rumah tangga yang tinggal di hunian
non milik (sewa, kontrak, numpang, rumah dinas atau tidak memiliki rumah sama
sekali). Sementara, pengembang perumahan mewah masih banyak yang enggan
menyediakan hunian menengah dan murah karena untuk membangun hunian murah
seluas 5 ha, memerlukan proses perizinan yang lama dan biaya yang besar.
Melalui PKE XIII ini, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Pemerintah
(PP) yang isinya meliputi penyederhanaan jumlah dan waktu perizinan dengan
menghapus atau mengurangi berbagai perizinan dan rekomendasi yang diperlukan
untuk membangun rumah MBR dari semula sebanyak 33 izin dan tahapan, menjadi 11
izin dan rekomendasi. Dengan pengurangan perizinan dan tahapn ini, maka waktu
pembangunan MBR yang selama ini rata-rata mencapai 769-981 hari dapat dipercepat
menjadi 44 hari. Adapun rinciannya:
1. Perizinan yang dihilangkan antara lain: izin lokasi dengan waktu 60 hari kerja,
persetujuan gambar master plan dengan waktu 7 hari kerja, rekomendasi peil banjir
dengan waktu 30-60 hari kerja, persetujuan dan pengesahan gambar site plan
dengan waktu 5-7 hari kerja dan Analisa Dampak Lingkungan Lalu Lintas (Andal
Lalin) dengan waktu 30 hari kerja.
2. Perizinan yang digabungkan, meliputi: (1) Proposal Pengembang (dengan
dilampirkan Sertifikat tanah, bukti bayar PBB (tahun terakhir) dengan Surat
Pernyataan Tidak Sengketa (dilampirkan dengan peta rincikan tanah/blok plan
desa) jika tanah belum bersertifikat; (2) Ijin Pemanfaatan Tanah (IPT)/ Ijin
Pemanfaatan Ruang (IPR) digabung dengan tahap pengecekan kesesuaian
RUTR/RDTR wilayah (KRK) dan Pertimbangan Teknis Penatagunaan
Tanah/Advise Planning, Pengesahan site plan diproses bersamaan dengan izin
lingkungan yang mencakup: SPPL atau Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
(sampai dengan luas lahan 5 Ha); serta (3) Pengesahan site plan diproses
bersamaan dengan izin lingkungan yang mencakup SPPL (luas < 5 ha),
18
rekomendasi damkar, dan retribusi penyediaan lahan pemakaman atau
menyediakan pemakaman.
3. Perizinan yang dipercepat, antara lain: (1) Surat Pelepasan Hak (SPH) Atas Tanah
dari Pemilik Tanah kepada pihak developer (dari 15 hari menjadi 3 hari kerja); (2)
Pengukuran dan pembuatan peta bidang tanah (dari 90 hari menjadi 14 hari kerja);
(3) Penerbitan IMB Induk dan pemecahan IMB (dari 30 hari menjadi 3 hari kerja);
(4) Evaluasi dan Penerbitan SK tentang Penetapan Hak Atas Tanah (dari 213 hari
kerja menjadi 3 hari kerja); (5) Pemecahan sertifikat a/n pengembang (dari 120 hari
menjadi 5 hari kerja); dan (6) Pemecahan PBB atas nama konsumen (dari 30 hari
menjadi 3 hari kerja).
Pemerintah berharap, dengan PKE yang baru ini maka pembangunan rumah
untuk MBR dapat lebih cepat terealisasi. Sebab, pengurangan, penggabungan, dan
percepatan proses perizinan untuk pembangunan rumah MBR, akan mengurangi
biaya untuk pengurusan perizinan hingga 70%.
19
Jakarta. Salah satu kebijakan radikal yang akan ia terapkan adalah penerapan sistem
ganjil-genap yang rencananya akan dimulai pada tahun 2013 lalu.
20
3. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh pesat di tahun 2010 seiring
pemulihan ekonomi dunia pasca krisis global yang terjadi sepanjang 2008
hingga 2009.Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi
Indonesia dapat mencapai 5,5-6 persen pada 2010 dan meningkat menjadi 6-
6,5 persen pada 2011. Dengan demikian prospek ekonomi Indonesia akan
lebih baik dari perkiraan semula.
4. Pemulihan ekonomi global berdampak positif terhadap perkembangan sektor
eksternal perekonomian Indonesia. Kinerja ekspor nonmigas Indonesia yang
pada triwulan IV-2009 mencatat pertumbuhan cukup tinggi yakni mencapai
sekitar 17 persen dan masih berlanjut pada Januari 2010.Salah satu penyebab
utama kesuksesan perekonomian Indonesia adalah efektifnya kebijakan
pemerintah yang berfokus pada disiplin fiskal yang tinggi dan pengurangan
utang Negara.Perkembangan yang terjadi dalam lima tahun terakhir
membawa perubahan yang signifikan terhadap persepsi dunia mengenai
Indonesia.
2) Pada Masa Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi)
Kebijakan Jokowi dalam segi ekonomi :
1. Kebijakan penyelamatan ekonomi tahap I yang berfokus pada tiga hal besar,
yakni meningkatkan daya saing industri, mempercepat proyek-proyek
strategis nasional, dan mendorong investasi di sektor properti. Menurut
Jokowi, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sebelumnya telah melakukan
upaya stabilisasi fiskal dan moneter, termasuk di dalamnya adalah
pengendalian inflasi. Sinergi kebijakan ini dilakukan guna menggerakkan
mesin pertumbuhan ekonomi, antara lain dengan mendorong percepatan
belanja pemerintah dan juga melakukan langkah-langkah penguatan neraca
pembayaran.
2. Melindungi masyarakat dan menggerakkan ekonomi pedesaan. Antara lain
dengan memberdayakan usaha mikro dan kecil dengan menyalurkan kredit
usaha rakyat (KUR) dengan tingkat suku bunga yang rendah. Bunga KUR
yang dulunya 22-23 persen (diturunkan) menjadi 12 persen. Untuk
mendorong pembangunan infrastruktur di desa, lanjut presiden, pemerintah
juga mengupayakan percepatan pencairan dan penyederhanaan pemanfaatan
dana desa.
21
3. Kebijakan ekonomi tambahan untuk meningkatkan daya saing industri,
mempercepat proyek-proyek strategis nasional, dan mendorong investasi di
sektor properti. Untuk mendorong daya saing industri, Jokowi menyebutkan
terdapat 89 peraturan dari 154 regulasi yang sifatnya menghambat daya saing
industri akan dirombak. kebijakan deregulasi ini diharapkan presiden dapat
menghilangkan tumpang tindih aturan dan duplikasi kebijakan. Terkait
percepatan proyek strategis nasional, Jokowi memastikan pemerintah akan
menghilangkan berbagai hal yang selama ini menyumbat pelaksanaannya.
4. Pemerintah akan mendorong pembangunan rumah bagi masyarakat
berpendapatan rendah serta membuka peluang investasi yang lebih besar di
sektor properti.Ia ingin menekankan di sini bahwa paket kebijakan ekonomi
ini bertujuan untuk menggerakkan kembali sektor riil kita yang akhirnya
memberikan fondasi pelompatan kemajuan perekonomian kita ke depannya.
22
4. Angka Produk Domestik Bruto (PDB-) yang terus meningkat, pada tahun
2014 ini mencapai Rp 9,084 triliun. Sementara cadangan devisa mencapai
124,6 miliar dolar AS. Adapun rasio utang pemerintah terhadap PDB
mengalami penurunan hampir 60 persen dari tahun-tahun sebelumnya, dan
sekarang menjadi 23 persen. Rasio utang terhadap PDB Indonesia ini berada
pada urutan paling rendah dibanding Tiongkok, Italia, Inggris, AS, dan
Jerman.
5. Pencapaian lainnya adalah rasio utang luar negeri yang terus menurun 70
persen lebih, dari 27,8 persen menjadi 7,8 persen. APBN kita juga meningkat
empat kali lipat. Pendapatan per kapita selama 10 tahun terakhir meroket
tajam menjadi 3.049,1 dolar AS. Di antara negara-negara G20 Indonesia
berada pada urutan kedua setelah Tiongkok.
6. Dari segi penanggulangan kemiskinan, sebanyak 5,23 persen penduduk
Indonesia keluar dari kemiskinan, sehingga sekarang angka kemiskinan
berada pada angka 11,47 persen. Perlindungan sosial terhadap warga miskin
seperti Raskin dan BLSM. Kemudian, 3,6 persen penduduk Indonesia sudah
keluar dari pengangguran, dan sekarang berkisar di angka 6,3 persen. Nilai
ekspor naik hampir tiga kali lipat. Peningkatan anggaran pendidikan lebih dari
20 persen.
23
pembangunan jalan tol Kalimantan Timur-Kalimantan Barat yang juga sedang
berlangsung, pembangunan monorail di Jakarta, pembangunan sejumlah
lokasi tol laut, "pemangkasan" waktu dwelling time, memerintahkan
pencabutan izin perusahaan-perusahaan pembakar lahan dan hutan dan lain-
lain.
2. Gerakan Hemat Anggaran
Gerakan Hemat Presiden Jokowi dipuji media Vietnam. Bahkan, media tersebut
menyebut, gagasan sang presiden tersebut layak diadopi oleh 10 Negara Asean
bahkan dunia.Sebuah artikel yang dikutip blog politikerja dari Vietnamnews,
menyebutkan insiatif gerakan hemat dengan menyediakan makanan jalanan
seperti singkong, jagung dan kue ubi kukus kue pada pertemuan, merupakan
inisiatif pemimpin yang baru terpilih Joko Widodo.
3. Menghapus Dana Bantuan Sosial.
Presiden Jokowi sudah memberikan instruksi kepada Menteri Dalam Negeri
untuk menghapus dana bantuan sosial (bansos). Penghapusan anggaran bansos,
dimulai saat evaluasi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(RAPBD) 2015.
4. Presiden Joko Widodo juga melakukan reshuffle kabinet terhadap para
menterinya yang 'lamban' bekerja dan diyakini reshuffle kabinet tidak akan
berhenti dilakukan Jokowi sebagai langkah punish and reward serta evaluasi
terus menerus.
25
KESIMPULAN
26
DAFTAR PUSTAKA
27