Anda di halaman 1dari 12

Keperawatan Jiwa I

LAPORAN TUGAS KELOMPOK

“SCANNING ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA KLIEN USIA DEWASA”

KELOMPOK 7

YANG BERANGGOTAKAN :

1. Yunika Pafilia 19031007

2. Gusvita Sari 19031008

3. Nopisa Ariani 19031015

4. Kurniati 19031024

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. Sekani Niriyah, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES HANG TUAH PEKANBARU

2021
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN USIA DEWASA

Dengan Diagnosa : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran (Kelompok Gangguan Jiwa).

A. Pengkajian Keperawatan

Nama Klien : Ny. N. Kondisi Saat Ini : Pasien sering melamun, tidak mau berkuliah lagi
Usia : 25 Tahun. dan tidak bersemangat, sering mendengar bisikan-bisikan
Tgl Pengkajian : 1 Juni 2021. melempar barang-barang yang ada disekitarnya dan mengamuk,
Alamat : Jl. Melati, RT 01, Blok A, Pekanbaru, Riau. sering bicara sendiri dan keluyuran sekitar rumah.

1. Faktor Predisposisi dan Faktor Presipitasi.

Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi Stressor


Nature Origin Timing
Biologi : Tidak ada faktor Kurangnya dukungan Stress terjadi dalam Karena persepsi yang
Pasien tidak memiliki presipitasi nature dari dari keluarga dan waktu dekat. tidak baik tentang
riwayat gangguan jiwa faktor biologi. persepsi yang tidak baik dirinya.
sebelumnya maupun tentang dirinya.
riwayat dari keluarga.
Psikologis : • Gangguan Putus atau gagal Stress terjadi dalam Putus atau gagal
• Saat klien masih persepsi sensori : sekolah. waktu dekat. sekolah.
kuliah, klien halusinasi
sering melamun pendengaran,
di dalam kelas, kurang
tidak bersemangat pengetahuan
untuk kuliah keluarga dalam
maupun belajar. mengenal
• Pasien sering masalah
melamun, tidak kesehatan.
mau berkuliah • Pasien sering
lagi dan tidak melamun, tidak
bersemangat, mau berkuliah
sering mendengar lagi dan tidak
bisikan-bisikan bersemangat,
melempar barang- sering
barang yang ada mendengar
disekitarnya dan bisikan-bisikan
mengamuk, melempar
sering bicara barang-barang
sendiri dan yang ada
keluyuran sekitar disekitarnya dan
rumah. mengamuk,
sering bicara
sendiri dan
keluyuran sekitar
rumah.
Sosial : Putus atau gagal Persepsi yang tidak baik Stress terjadi dalam Persepsi yang tidak baik
Sulit berkomunikasi sekolah, status sosial dari orang lain dan waktu dekat. dari orang lain dan
dengan orang-orang jelek (tidak terlibat lingkungannya. lingkungannya.
dilingkungan sekitar, dalam kegiatan di
karena klien suka masayarakat), keadaan
melamun dan sibuk ekonomi orangtua yang
dengan pemikiran dan kurang baik.
aktivitasnya sendiri.
Gonogram : Pasien merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara, usia 25 tahun, Keterangan Gangguan : Pasien sering melamun,
klien tinggal bersama orang tuanya dengan kondisi lingkungan tempat tinggal tidak mau berkuliah lagi dan tidak bersemangat,
bersih, pencahayaan masuk kerumah dengan baik, rumah memiliki 3 kamar sering mendengar bisikan-bisikan melempar
tidur dengan anggota keluarga 4 orang. barang-barang yang ada disekitarnya dan
mengamuk, sering bicara sendiri dan keluyuran
sekitar rumah.

2. Penilaian (Respon) terhadap Stressor.

Stressor Kognitif Bahasa Afekti Perilaku Fisiologi Motorik Sosial Moral Diagnosa
f s Spiritual Keperawata
n
Kehilangan Kemampua Bahasa Sedih, Ketika Normal. Terganggu Kurang Daya Gangguan
/ putus / n bagus, tapi takut, mendengar atau tidak baik, tidak ingat persepsi
gagal kognitifnya dalam marah, bisikan- dapat terlibat mengena sensori :
sekolah kurang baik. pembicaraa emosi. bisikan melakuka dalam i moral halusinasi
(Tidak n suka klien n aktivitas kegiatan spiritual pendengaran.
dapat lagi ngelantur melempar seperti masyarakat kurang
menerima dan tidak barang- biasa. . baik.
pelajaran sesuai barang
selama dengan yang ada
perkuliahan, topik. disekitarny
sering a dan
melamun di mengamuk,
dalam kelas, sering
tidak bicara
bersemanga sendiri dan
t untuk keluyuran
kuliah sekitar
maupun rumah.
belajar)
Tetapi
keluarga
mengatakan
tidak tahu
penyebab
pasti
penyakit
klien.

Pohon Masalah : Pohon Masalah Klien Dengan Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran.

Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Halusinasi (Core Problem)

Isolasi Sosial : Menarik Diri


Harga Diri Rendah (Causa)

Mekanisme Koping Tidak Efektif (Causa)

3. Sumber Koping.

Diagnosa Personal Ability Sosial Support Finansial dan Positif Beliefs Terapi
Keperawatan Yankes
Gangguan Persepsi Pasien ketika Keluarga, Bagus, keluarga Kurang baik, klien • Menghardik
Sensori : masih kuliah masayarakat/orang- selama ini mampu sekarang merasa halusinasi.
Halusinasi merupakan orang dilingkungan memenuhi rendah diri akibat • Bercakap
Pendengaran. mahasiswa yang sekitar dan juga pemberian obat, Persepsi yang tidak dengan orang
pintar, aktif dan teman-temanya di memberikan baik dari orang lain lain
memiliki masa kuliah aktivitas klien dan lingkungannya. disekitarnya
kemampuan mengatakan klien selama di rumah Klien sering merasa bila timbul
ability yang bagus merupakan orang serta mendampingi sedih, cemas, halusinasi.
dan baik. yang baik, care, ke fasilitas marah. • Menyusun
bermasyarakat, dan kesehatan. Tetapi jadwal kegiatan
juga orang pintar. keluarga pasien dari bangun
belum paham tidur di pagi
untuk mengenal hari sampai
masalah pada mau tidur pada
pasien. malam gari
selama 7 hari
dalam
seminggu dan
melaksanakan
jadwal tersebut
secara mandiri.
• Mematuhi
program
pengobatan.

4. Mekanisme Koping.

Upaya yang Dilakukan Analisa / Kesan


Konstruktif Destruktif
Melakukan terapi berupa : • Setelah menjalani terapi selama 7 • Ketika klien mendengar bisikan-
• Menghardik halusinasi. hari dalam seminggu, klien secara bisikan untuk melempar barang-
• Bercakap dengan orang lain berangsur-angsur mulai bisa barang yang ada di sekitarnya,
disekitarnya bila timbul halusinasi. mengendalikan emosinya ketika klien susah untuk mengontrol,
• Menyusun jadwal kegiatan dari adanya bisikan-bisikan di klien langsung ingin melempar
bangun tidur di pagi hari sampai pendengarannya. barang-barang yang ada di
mau tidur pada malam gari selama • Klien sudah mulai berkomunikasi sekitarnya.
7 hari dalam seminggu dan dengan orang lain. • Klien suka mengamuk, dan
melaksanakan jadwal tersebut khawatirnya klien bisa
secara mandiri. membahayakan diri sendiri dan
• Mematuhi program pengobatan. juga orang lain yang ada di
sekitarnya.

5. Status Mental.

1. Penampilan. Tidak rapi/tidak berpakaian seperti biasanya.


2. Pembicaraan. Inkoherensi : Gangguan dalam bentuk bicara, sehingga satu kalimat pun sulit ditangkap
maknanya).
3. Aktivitas Motorik. Hipokinesia, Hipoaktivitas (Terganggu, lambat atau tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasa).
4. Interaksi Selama Kontak mata kurang (Klien kurang fokus dan pembicaraan sedikit ngelantur dari topk
Wawancara. pembicaraan).
5. Alam Perasaan. Pasien merasa sedih dan kurang bersemangat dalam menjalani perkuliahan.
6. Afek. Cemas (berat), marah, labil, Tumpul.
7. Persepsi. Halusinasi pendengaran (Pasien mengatakan merasa mendengar bisikan-bisikan untuk
melempar barang-barang yang ada disekitarnya dan mengamuk, serta sering berbicara
sendiri).
8. Isi Pikir. Opsesif, Optimisme, rendah diri.
9. Proses Pikir. Nonrealistik.
10. Tingkat Kesadaran. Compos Mentis.
11. Daya Ingat. Gangguan daya ingat saat ini.
12. Kemampuan Berhitung. Tidak mampu berkonsentrasi.
13. Penilaian. Gangguan ringan.
14. Daya Tilik Diri. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya.

6. Diagnosa dan Terapi.

Diagnosa Keperawatan dan Terapi Diagnosa Medis dan Terapi Medis Evaluasi
Keperawatan
Diagnosa Keperawatan : Diagnosa Medis : Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Halusinasi Pendengaran. yang sudah dilakukan untuk keluarga dan
Pendengaran. pasien gangguan sensori persepsi halusinasi
Terapi Medis : pendengaran :
Terapi Keperawatan : Pemberian Obat. a. Pasien mampu :
• Menghardik halusinasi. • Mengungkapkan isi halusinasi
• Bercakap dengan orang lain yang di alaminya.
disekitarnya bila timbul • Menjelaskan waktu dan
halusinasi. frekuensi halusinasi yang di
• Menyusun jadwal kegiatan dari alaminya.
bangun tidur di pagi hari sampai • Menjelaskan situasi yang
mau tidur pada malam gari selama mencetuskan halusinasinya.
7 hari dalam seminggu dan • Menjelaskan perasaannya
melaksanakan jadwal tersebut ketika mengalami halusinasi.
secara mandiri. b. Keluarga mampu :
• Mematuhi program pengobatan. • Menjelaskan halusinasi yang di
alami pasien.
• Menjelaskan cara merawat
pasien halusinasi melalui 4 cara
mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, minum obat,
cakap-cakap dan melakukan
aktivitas di rumah.
• Mendemonstrasikan cara
merawat pasien halusinasi.
• Menilai dan melaporkan
keberhasilannya dalam
merawat pasien.

Anda mungkin juga menyukai