Anda di halaman 1dari 29

BTCLS HIPHABI SUM-SEL

PENATALAKSANAAN PASIEN
DENGAN CEDERA KEPALA DAN
MEDULA SPINAL
BIODATA

1. Nama Lengkap (dengan gelar) Santi Sherlianti, SKp. M.Kes


2. NIRA
3. Tempat, Tanggal Lahir Jambi, 16 September 1975
4. Jenis Kelamin Perempuan
5. Alamat Rumah Jln. Suka Bangun II Perum Griya Buana Indah 2 Blok C7
RT 89 RW 09 Sukajaya Sukarami Palembang
6. Telepon

7. No. HP 081278660393

8. E-mail santisherlianti20@gmail.com
9. Nama Institusi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
10. Alamat institusi Jln. Jenderal Sudirman Km.3.5 Palembang
Pendidikan

No. Pendidikan Jurusan Tahun Tempat

Keperawatan Akper Depkes Palembang


1 Diploma III 1996

Universitas Padjadjaran
2 Strata I Keperawatan 1999
Bandung
Universitas Sriwijaya Palembang
3 Strata II Fisiologi Medik 2010
Outline

Introduction
1

2 Anatomi fisiologi dan Patofisiologi

3 Tanda dan Gejala

4 Pemeriksaan Fisik

5 Penatalaksanaan
PENDAHULUAN
Cedera kepala dan Spinal merupakan masalah kesehatan serius
di dunia.
Menurut The Global Burden of Disease tahun 2010 bahwa 89%
kematian akibat trauma atau hampir enam juta kematian atau
sekitar 10% kematian di seluruh dunia

CDC memperkirakan bahwa Cedera kepala menyumbang sekitar 2,5


juta kunjungan ke Instalasi gawat darurat (IGD). Sekitar 87% nya
dirawat, 11% lainnya dipulangkan setelah pengobatan, dan sekitar
2% meninggal dunia

Untuk Insidensi trauma medulla spinalis pada laki-laki lima kali


lebih besar daripada perempuan. Angka mortalitas diperkirakan 48
% dalam 24 jam pertama. Sekitar 80% meninggal di tempat
kejadian oleh karena vertebra servikalis memiliki risiko trauma
paling besar
ANATOMI
ANATOMI
FISIOLOGI

OTAK
 2 % dari BB.
 CBF istirahat : 800 mL/min. ~ 15% CO.
 Konsumsi Oksigen 20% dari Oksigen
total (45 mL O2/min).
 Konsumsi Glukosa 25%.
DEFINISI CIDERA KEPALA

Cedera mekanik yang secara langsung atau


tidak langsung mengenai kepala yang
mengakibatkan luka di kulit kepala, fraktur
tulang tengkorak, robekan selaput otak dan
kerusakan jaringan otak itu sendiri, serta
mengakibatkan gangguan neurologis
 Cedera kepala tumpul biasanya berkaitan
dengan kecelakaan mobil-motor, jatuh atau
pukulan benda tumpul.
 Cedera kepala tembus disebabkan oleh
peluru atau tusukan.
 Adanya penetrasi selaput dura menentukan
apakah suatu cedera kepala termasuk
cedera tembus atau cedera tumpul.
PATOFISIOLOGI

 Kontusi/benturan memar otak atau cedera otak.


 Fenomena coup dan counter coup  kerusakan di
dua sisi area otak.
 Pada kontusio, kejadian perdarahan minimal, namun
ishemia, nekrosis dan infarck terjadi akibat edema
yang berkembang disebabkan oleh respon inflamasi
jaringan otak yang cedera  pompa Na dan K tidak
optimal  fungsi axon putus
 Bila terjadi laserasi akibat pecahnya batok kepala,
kejadian perdarahan resikonya sangat besar.
 Akibat perdarahan dan edema, tekanan intrakranial
meninggi
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

Berdasarkan Berat Cidera


 RINGAN : GCS 13-15
 SEDANG : GCS 9-12
 BERAT : GCS 3-8
Keparahan Cedera kepala juga diukur dengan
derajat/durasi kehilangan kesadaran, waktu
terjadinya kerusakan neurologis.
KRITERIA UNTUK MENENTUKAN KLASIFIKASI

Kriteria Tingkat keparahan


Ringan Sedang Berat
Gambaran CT scan Normal Normal atau Abnormal
abnormal
Kehilangan kesadaran < 30 menit 30 menit – 24 jam > 24 jam
Amnesia setelah trauma 0 – 1 hari > 1 hingga < 7 hari 7 > hari
Nilai GCS (skor terbaik saat 24 13–15 9–12 3–8
jam pertama)
Abbraviated Injury Scale (AIS): 1 – 2 3 4–6
kepala
TANDA DAN GEJALA

FRAKTUR KRANIUM
• Dapat terjadi pada atap atau dasar tengkorak. Pada
atap dapat berbentuk garis bintang, depresi-
nondepresi dan terbuka-tertutup.

• Pada dasar tengkorak terbagi menjadi dengan atau


tanpa kebocoran CSS dan dengan atau tanpa paresis
nervus VII (saraf fasialis).

• Tanda-tanda klinis fraktur basis kranii antara lain:


ekimosis periorbita (Racoon eyes sign), kebocoran
CSF (rhinorrhea, otorrhea) dan paresis nervus
fasialis.
TANDA DAN GEJALA
LESI INTRAKRANIAL
 Lesi fokal yaitu pendarahan epidural, pendarahan
subdural, dan kontusio atau pendarahan
intraserebral).

 Cedera otak difus umumnya menunjukkan


gambaran CT-Scan yang normal namun keadaan
neurologis penderita sangat buruk bahkan keadaan
koma.
TANDA PENINGKATAN TIK

 Penurunan tingkat kesadaran, gelisah (nyeri kepala


berat), iritebel, papil edema, muntah proyektil
(trias TIK).
 Penurunan fungsi neurologis seperti : perubahan
bicara, reaksipupil, sensori motorik.
 Sakit kepala, mual, muntah dan diplopia

 TTV tidak stabil

 Triad Cushing yaitu tekanan sistolik meningkat, nadi


besar, napas irigular merupakan respon PTIK terlalu
tinggi (indikasi herniasi)
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK

Pengkajian Fraktur Basis Cranii


Pengkajian Umum dan Tindakan Awal

Airway dan Kontrol Servikal


• Kaji adanya sumbatan jalan nafas
• Pertahankan kepatenan jalan nafas
• Pertahankan cervical terkontrol

Breathing
• Kaji pola nafas, frekuensi, irama
nafas, kedalaman
• Monitoring ventilasi: saturasi
oksigen,
• Berikan terapi oksigen
Pengkajian Umum dan Tindakan Awal
Circulation
• Kaji keadaan perfusi jaringan perifer (akral, nadi
capillary refill, sianosis pada kuku, bibir)
• Monitor tingkat kesadaran, periksa pupil, ukuran,
reflek terhadap cahaya
• Monitoring tanda-tanda vital ; Tekanan darah, Nadi
dan pernafasan
• Siapkan/Berikan jalur IV emergency

Disabilitas
Kaji kondisi reflek dan stabilitas
Eksposure
Cek adanya pengeluaran cairan dari hidung, telinga
atau mulut
PENATALAKSANAAN

Airway dan Buat Jalan nafas pasien aman, bersamaan dengan proteksi /
proteksi Servikal control servikal.
 lakukan manuver jaw-thrust untuk membuka
dan
membersihkan jalan nafas
 gunakan BMV dengan oksigen > 10 Lpm sebelum intubasi
 lakukan manual stabilisasi selama memberikan bantuan dalam
intubasi ETT
 gunakan Collar-neck servikalyang ukurannya sesuai dan tepat
penggunaannya
PENATALAKSANAAN

Oksigenasi dan Pertahankan Oksigenasi dan ventilasi yang adekuat


Monitor saturasi oksigen, pertahankan SpO2 >90%
ventilasi  dan
catat/record setiap 15 menit
 Monitor ventilasi menggunakan capnography, pertahankan
ETCO2 35 - 40 mmHg dan catat setiap 15 menit
 Monitor frekuensi pernafasan dan catat setiap 15 menit
Sirkulasi Pertahankan sirkulasi dan keseimbangan cairan
 (kolaborasi) berikan cairan Normal saline atau cairan yang
diresepkan
 Pertahankan Tekanan darah systolik >90 mmHg dan catat
setiap 15 menit
 Monitor nadi dan catat setiap 15 menit
PENATALAKSANAAN
Monitor secara teratur nilai GCS dan ukuran pupil
Disability dan serta
manajemen reaktivitasnya
Tekanan intra  Monitor nilai GCS, Ukuran Pupil-reaksinya, catat setiap 15
kranial menit
 informasikan kepada dokter jika ada perubahan sebagai
berikut :
- Penurunan nilai GCS
- Dilatasi / Pupil asimetris
- Respon pupil lamban / tidak reaktif
Pertahankan Aliran balik vena serebral
 posisikan kepala dan leher sejajar
 tinggikan kepala 30 derajat (jika tidak ada kontraindikasi)
 pastikan menggunakan collar neck yang sesuai
manajemen nyeri, agitasi dan irritabilitas (mudah marah)
 Berikan obat sedative, dan analgesia yang diresepkan
 Pasang kateter urin
 Membelat fraktur ekstermitas (bila ada)
Lakukan pemeriksaan CT Scan
 Periksa CT Scan sesegera mungkin setelah ABCs stabil
 Transfer pasien aman, bila tekanan darah systolik >90mmHg,
SO2 >90%, ETCO2 35 - 40 mmHg
DEFINISI CIDERA MEDULA SPINALIS

Kerusakan pada tulang belakang akibat dari


trauma atau akibat penyakit degenaratif (WHO,
2013
Menurut pedoman Stewart, Ronald, et al
(2018), bahwa kebanyakan kasus cedera ini
akibat trauma fisik seperti kecelakaan mobil,
tembakan, terjatuh, atau cedera karena
olahraga.

Cedera ini juga akibat nontraumatik seperti


infeksi, aliran darah yang tidak cukup, dan
cancer / tumor.
KLASIFIKASI

Tingkat Deskripsi
Cedera Lengkap.Tidak ada fungsi motorik dan sensorik pada segmen sacral
S4 / S5.
Sensorik tidak lengkap.Fungsi Sensori ada tapi fungsi motorik tidak ada,
termasukpada segment sacral.
Motorik tidak lengkap. fungsi motorik ada, dansebagian otot kekuatan
dibawahnormal (kekuatan motorik skor 3)
Motorik tidak lengkap, Fungsi motorik ada dan hanya sedikit otot yang
kekuatanmotoriknya dibawah skor 3
Normal.tidak ada defisit fungsi motorik dan sensorik
KLASIFIKASI

Tingkat Deskripsi
Cedera Lengkap.Tidak ada fungsi motorik dan sensorik pada segmen sacral
S4 / S5.
Sensorik tidak lengkap.Fungsi Sensori ada tapi fungsi motorik tidak ada,
termasukpada segment sacral.
Motorik tidak lengkap. fungsi motorik ada, dansebagian otot kekuatan
dibawahnormal (kekuatan motorik skor 3)
Motorik tidak lengkap, Fungsi motorik ada dan hanya sedikit otot yang
kekuatanmotoriknya dibawah skor 3
Normal.tidak ada defisit fungsi motorik dan sensorik
PENATALAKSANAAN

Konservatif dan Simtomatis


Airway
Breathing
Circulation
Immobilisasi
’Cervical collar’
Baringkan penderita dalam posisi terlentang (supine)
pada tempat/alas yang keras

Anda mungkin juga menyukai