PLC A - Kelompok 5 - Macam-Macam Metode Pembuangan Tinja
PLC A - Kelompok 5 - Macam-Macam Metode Pembuangan Tinja
Dosen Pengampu:
Syarifuddin, SKM.,M.Kes
Zulfia Maharani,ST.,M.Si
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Pengelolaan Limbah
Lingkungan yang diberikan oleh dosen mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair-A
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
Akhir kata penulis berharap makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan pihak yang telah membacanya, serta penulis mendoakan semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
Jakarta, 2021
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar....................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
3.1 Kesimpulan..............................................................................................29
3.2 Saran........................................................................................................ 29
Daftar Pustaka......................................................................................................30
ii
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan
Yang dimaksud dengan kotoran manusia ialah semua benda atau zat yang
tidak dipakai lagi oleh tubuh dan yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-
zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh ini berbentuk tinja (feses).
Penyebaran penyakit yang bersumber pada feces dapat melalui air, tangan, vektor
(lalat), tanah. Setelah itu melalui makanan, minuman, sayuran. Setelah itu sampai
terhadap sumber air bersih dan air minum, pembuangan tinja yang tidak pada
di sini hanya tempat pembuangan tinja dan urin. Ada dua metode pembuangan
1
2
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
tinja kedalam dua kategori, yakni teknik yang menggunakan sistem jamban (privy
method) dan teknik yang menggunakan sistem aliran air (water carried method).
Teknik pembuangan tinja dengan sistem jamban (privy) terdapat tiga kelompok
yaitu:
1. Jamban Cubluk
Jamban cubluk digunakan secara luas di Negara barat termasuk Eropa, dan
Negara di Afrika, serta Timur Tengah. Dengan perhatian sedikit pada penempatan
dan konstruksi, jenis jamban itu tidak akan mencemari tanah ataupun
mengontaminasi air permukaan serta air tanah. Tinja tidak akan dapat dicapai lalat
terbuka, masalah lalat tidak terlalu gawat karena lalat tidak tertarik pada lubang
dan permukaan yang gelap. Ruamah amaban yang baik akan membantu mencegah
masuknya sinar matahari ke dalam lubang. Dengan jamban cubluk, tidak akan
terjadi penanganan langsung tinja. Bau dapat diabaikan dan tinja biasanya tidak
3
4
dalamnya. Keuntungan yang utama dari jenis jamban itu adalah dapat dibuat
dengan biaya rendah, dapat dibuat di setiap tempat di dunia, dapat dibuat dengan
bahan yang tersedia. Jenis jamban itu mempunyai sedikit kelemahan, tapi dapat
Jamban cubluk terdiri dari lubang dalam tanah yang digali dengan tanah,
dilengkapi dengan lantai tempat jongkok, dan dibuat rumah jamban diatasnya.
rupa sehingga bakteri yang berbahaya tidak dapat berpindah ke inang yang baru.
diameter atau panjang bervariasi, dari 90 samapai 120 cm. Jamban umum dengan
lubang berbentuk empat persegi panjang, biasanya berukuran lebar 90-100 cm,
lubang sekitar 2,5 meter, tetapim dapat bervariasi dari 1,8 meter sampai 5 meter.
5
2. Jamban Air
pembusukan, yang bersal dari amerika serikat kira-kira sembilan puluh tahun
yang lalu. Kini jenis jamban itu banyak digunakan di Negara-negara Afrika,
Timur Tengah, dan Asia Tenggara. Apabila tangkinya kedap air,maka tanah, air
tanah, serta air permukaan tidak akan terkontaminasi. Lalat tidak akan tertarik
pada isi tangki, tidak bau, ataupun kondisi yang tidak sedap dipandang. Jenis
jamban itu dapat diabangun dekat ruma. Tinja dan Lumpur bersama-sama dengan
batu, batang kayu, kain bekas, dan sampah lain yang mungkin terbuang
kedalamnya akan tertumpuk dalam tangki. Sudah barang tentu, benda itu harus
penambahan airsetiap hari agar dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Air itu
biasanya berasal dari air yang digunakan untuk membersihkan aus dan untuk
membersihkan lanatai amban, serta pipa atau corong pem,asukan tinja. Jenis
jamban ini memerlukan sedikit pemeliharaan dan merupakan jenis instalasi yang
Jamban air terdiri dari sebuah tangki berisi air, didalamnya terdapat pipa
pemasukan tinja yang tergantung pada lantai jamban (lihat gambar 4.6) tinja dan
air seni jatuh melalui pipa pemasukan ke dalam tangki dan mengalami
berkala.
Ukuran tangki jamban air bervariasi sesuai dengan jumlah orang yang akan
menggunakan. Kapasitas tangki untuk jamban air keluarga sebaiknya tidak kurang
dari 1 m3 untuk periode pengurasan enam tahun atau lebih. Untuk jamban umum,
kapasias tangki dapat dibuat dengan pedoman angka 115 liter per orang dikalikan
jumlah maksimum pemakai. Kedalaman cairan dalam tangki dapat dibuat 1,0 dan
1,5 meter. Efluen limpahan daridari tangki yang potensial mengandung bakteri
pathogen serta telur cacing parasit harus diresapkan ke dalam tanah melalui sumur
Jamban leher angsa atau jamban tuang siram yang menggunakan sekat air
merupakan modifikasi yang penting dari slab atau lantai jamban biasa. Lanatai
atau sekat air dapat dipasang diatas tangki air atau jamban air. Apabila digunakan
kedalam lubang dank el;uarnya bau. Perangkap kecil pada sekat air tidak akan
menahan tisu atau pembersih yang dibuang di dalamnya. Lantai dengan sekat air
Jamban leher angsa terdiri dari lantai beton biasa yang dilengkapileher angsa,
seperti terlihat pada gambar 4.7. Sl;ab itu dapat langsung dipasang diatas lubang
galian, lubang hasil pengeboran, atau tangki pembusukan. Satu sampai tiga liter
air cukup untuk menggelontorkantinja kedalam lubang. Dengan adanya sekat air
pada leher angsa, lalat tidakdapat mencapai bahan yang terdapat dari lubang itu.
jamban parit (trench latrine), dan jamban gantung (overhung privy) kurang
Jamban bor merupakan variasi dari jamban cubluk yang lubangnya dibuat
kecil, dengan diameter sama denagan diameter mata bor yang bdigunakan (10-30
cm) dan lebih dalam. Dengan demikian, kapasitasnya jauh lebih kecil daripada
jamban cubluk biasa dan masa pengguinaannya pun lebih pendek. Karena
mencemarinya. Jamban itu tidak mencemari tanah dan air permukaan, dan
Keruntuhan dinding lubang bagian atas yang tepat dibawah lubang. Keruntuhan
dinding lubang sering menjadi masalah yang gawat pada jamban bor. Jamban bor
Jamban itu diguanakan secara luas di banyak wilayah di dunia, terutama di Timur
Tengah dan Asia Tenggara. Jamban bor merupakan variasi dari cubluk,
Jamban keranjang, atau jamban kotak, atau jamban kaleng banyak banyak
digunakan pada masa lalu di Eropa, Amerika, Australia, dan masih digunakan di
demikian. Sistem jamban keranjang biasanya menarik lalat dalam jumlah yang
tinja segar. Akibat pengguaan jenis jamban itu, selalu ada bahaya teradi
pencemaran tanah, air permukaan, dan air tanah. Penggunaan jenis amban itu
biasanya menimbulkan bau serta pemandangan yang tidak sedap. Meskipun biaya
awal penggunaan jamban keranjang tidak mahal, namun biaya operasinya, setelah
beberapa tahun, menjadikannya type instalasi yang paling mahal. Jamban itu
jamban kompos.
3. Jamban Parit
10
perkemahan, dan dalam keadaan darurat. Jenis jamban itr dapat diguinakan secara
saniter atau tidak sangat saniter, tergantung pada kepatuhan pemakai pada
Lubang diatas tanah yang digunakan pada jamban parit biasanya berbentruk
Jamban gantung sering digunakan didaerah yang sering atau secara berkala
tertutup air, terutama air laut, atau didaerah pasang surut. Teknik ini diterapkan
dan Pasifik Barat, dan dibeberapa tempat lainnya. Kriteria pembuangan tinja
saniter seperti yang disebutkan diatas tidak diterapkan secara taat asas. Faktor
kedalamannya, dan derajat pengenceran yang mungkin tercapai. Jenis jamban itu
keadaan yang tidak biasa. Apabial jamban gantung akan digunakan, hendaknya
tidak akan pernah kelihatan pada musim kering atau pasang surut.
pengenceran.
d. Aliran arus air sebesar 14 liter per detik per keluarga untuk
e. Jalan atau jembatan menuju kerumah jamban harus dibuat aman bagi
jamban kompos, jamban kimia, jamban kolam, dan jamban gas bio.
1. Kakus Kompos
kompos dari campuran tinja dan sampah organic (jerami, limbah dapur, potongan
diperlukan dua atau lebih lubang sehingga biayanya lebih besar ari pada jamban
biasa. Bila dibuatr dan dioprasikan tidak secara semestinya, jamban itru dapat
menarik lalat yang akan bertelur pada bahan isian. Masalah bau dapat timbul dari
anaerob. Produk akhir sperti humus bersifat stabil, aman, dan merupakan pupuk
tanaman yang baik. Prosedur pembuatan dan pengoperasian kakus kompos adalah
sebagai berikut :
ke tempat lain.
kambing, ayam, atau babi, tanah atau jerami yang terkena rembesan air
seni. Bahan yang tersebut terakhir penting, karena iar seni kaya akan
tanah, galilah sebuah lubang baru pada jarak 1,5 sampai 2 m dari lubang
dikeluarkan. Kompos bersifat stabil dan akan menjadi pupuk bagus yang
2. Jamban Kimia
memenuhi criteria jamban saniter tersebut diatas, kecuali satu yaitu berhubungan
kimia adalah dapat ditempatkan di dalam rumah. Jamban itu sering digunakan di
14
rumah dan sekolah di daerah yang tingkat ekonominya memungkinkan, serta pada
jamban kimia terdiri dari sebuah tangki logam yang berisi larutan soda
langsung diatas tangki. Tangki dilengkapi dengan pipa ventilasi yang ujungnya
menjorok sampai ke atas atap rumah. Tangki dibuat dari campuran baja khusus
yang tahan korosi dan mempunyai kapasitas kira-kira 500 liter air yntuk setiap
tempat duduk atau tempat jongkok. Larutan soda kaustik yang dimasukkan
tersusun dari 11,3 kg soda kaustik dilarutkan dalam 50 liter air untuk setiap
tempat duduk atau tempat jongkok. Tinja yang tertampung dalam tangki akan
dicairkan dan disterilkan oleh bahan kimia itu, yang akan menghancurkan pula
beberapa bulan penggunaan, bahan kimia yang telah digunakan serta cairan yang
rembes air. Untuk sarana transportasi kapal, pesawat udara, kereta api, bus, dan
sebagainya, jamban kimia dapat dibuat dengan kapsitas kira-kira 40 liter agar
dapat dipindah-pindahkan.
3. Jamban Kolam
daerah yang penduduknya banyak mengusahakan kolam tambak ikan. Orang yang
jenis jamban itu karena satu sisi usaha ternak ikan dapat ditunjang dengan teknik
pembuangan tinja itu. Nmaun, disisi lain jelas pencemaran bakteriologis pada air
tinja dan air, dari penderita kepada orang yang sehat. Hasil penelitian yang
Kesehatan RI menyatakan bahwa tidak ada resiko gangguan kesehatan bagi orang
yang mengkonsumsi ikan dipelihara di kolam yang ada jambannya, asalkan ikan
kolam, penggunaan air kolam dan air sungai yang tercemar secara langsung untuk
c. Kolam harus cukup luas, selalu mendapat sinar matahari dan tidak
d. Letak jamban harus demikian rupa sehingga tinja selalu jatuh di air.
e. Ikan yang diperoleh dari kolam tersebut tidak boleh dimakan mentah
g. Tidak terdapat sumber air minum yang terletak di bawah kolam atau
4. Jamban Gasbio
Selain itu, teknik yang sama akan menghasilkan dua bahan yang bermanfaat,
yakni gas bio yang dapat digunakan sebagai bahan kabar dan kompos yang
berguna untuk menyuburkan tanaman. Sejak tahun 1945, jenis jamban itu telah
dibangun di Aljazair, Prancis, Jerman, Italia, India, dan di berbagai Negara lain
untuk menghasilkan gas metan dan humus dari dekomposisi sampah dan kotoran
hewan dari kebun. Dalam penanggulangan krisi energi, terutama yang berasal dari
bahan baker minyak, pembuangan tinja ini diharapkan dapat dijadikan sumber
Jamban gas bio terdiri dari rumah jamban, tangki pencerna, penampung gas,
penampungan gas dan dari penampungan gas ke tempat pemakaian gas (kompor,
dimasukkan tinja, sampah organic yang berupa sampah daun, dan kotoran
kandang. Dlam tangki pencerna, bahan isian yang merupakan campuran bahan
organic akan mengalami dekomposisi secara anaerob dan menghasilkan gas bio.
Gas bio adalah campuran bernagai gas yang dihasilkan dari suatu proses
fermentasi bahan organic oleh bakteri dalam keadaan tanpa oksigen. Secara umum
komposisi gas bio terdiri dari metan (CH4) 54-70%, karbon dioksida(CO2) 27-
45%, nitrogen (N2) 0,5-3%, karbon monoksida (CO) 0,1%, dan sedikit hydrogen
sulfide (H2S). Satu meter kubik gas bio mengandung nilai kalori yang setara
dengan nilai kalori yang dihasilkan oleh 1,1 liter alcohol, 0,8 liter bensin, 0,6 liter
minyak mentah, 1,5 m3 gas kota, 1,4 kg arang, atau 2,2 kilowatt-jam energi listrik.
Ketika membuat jamban gas bio, upayakan tidak terjadi kebocoran ke udara
luar, baik pada konstruksi tangki pencerna maupun system perpipaan dan
penampung gas, sedemikian rupa sehingga semua gas bio yang dihasilkan dapat
memenuhi syarat sanitasi dan keindahan bagi sarana pembuangan tinja. Hal ini
disebabkan karena kontaminasi tanah dan air permukaan dapat dihindari. Buangan
yang berpotensi berbahaya diupayakan agar lalat, tikus, dan hewan peliharaan
18
Berbagai metode dapat digunakan untuk membuang limbah cair metode itu
mencakup :
Jika di suatu wilayah terdapat badan air permukaan yang besar seperti
laut, telaga dan sungai besar, limbah cair dari perumahan atau dari masyarakat
dapat dibuang ke badan air itu secara langsung atau setelah melalui pengolahan
pada tangki pembusukan. Dalam hal ini, pipa pemasukan limbah cair ke badan air
harus bermuara pada satu titik yang benar benar berada dibawah permukaan air
atau air laut yang terendah, atau biasanya didekat dasar badan air penerima. Hal
ini untuk menjamin pengenceran secara sempurna limbah cair yang dihasilkan
pada musim panas, atau limbah lebih ringan yang biasanya akan naik dan tersebar
menerima buangan limbah cair pasar. Kolam buangan dapat berupa tipe kedap air
atau tipe rembes air. Kolam pembuangan kedap air digunakan untuk menampung
limbah cair yang harus dipindahkan secara berkala, kira kira setiap 6 bulan. Untuk
tipe yang rembes air digali sampai kelapisan tanah yang rembes air agar limbah
cair yang masuk kedalam nya meresap kedalam tanah. Bahan padat yang tertahan
pada kolam pembuangan akan berakumulasi dalam lubang dan secara berangsur
sumur. Untuk mencegah pencemaran kimiawi, jarak antara sumur dan kolam
pembuangan yang terletak lebih tinggi tidak boleh kurang dari 45 meter. Kolam
pembuangan di daerah yang padat penduduknya karena di daerah padat ini sumur
sumur peresapan dibuat pada ujung terendah dari saluran peresapan efluen di
bawah permukaan tanah untuk menangkap efluen tangki pembusukan yang tidak
ditempatkan pada tanah yang lebih rendah, sekurang kurangnya pada jarak 15
meter dari sumber air minum dan sumur. Sama halnya dengan kolam pembuangan,
daerah yang padat penduduknya karena air tanahnya digunakan untuk keperluan
rumah tangga.
dan memuaskan di antara unit sarana pembuangan tinja dan limbah cair lain yang
menggunakan system aliran air, yang digunakan untuk untuk menangani buangan
dari rumah perorangan, kelompok kecil rumah, atau kantor yang terletak diluar
jangkauan system saluran limbah cair kota praja. Unit sarana itu terdiri dari
kedalamnya melalui saluran limbah cair bangunan. Proses yang terjadi didalam
denfan proses peresapan efluen. Perlu di perhatikan bahwa semua limbah cair,
termasuk yang berasal dari kamar mandi dan dapur, dapat dimasukkan ke dalam
cair rumah tangga yang tidak mengandung tinja dapat dan harus dibuang ke tangki
pembusukan.
1. Penangkap Lemak
Limbah cair yang berasal dari dapur besar, seperti dapur hotel, rumah sakit,
dan kantor, kemungkinan mengandung banyak lemak yang dapat masuk ke dalam
tangki pembusukan bersama dengan efluen dan dapat menyumbat pori pori media
perangkap lemak dapat dipasang diluar gedung, pada saluran limbah cair gedung.
21
Penangkap lemak itu berupa tangki pengapungan kecil dengan inlet yang masuk
kebawah permukaan cairan, dan outlet yang ujungnya dipasang di dekat dasar.
cair yang masuk lebih panas daripada cairan yang sudah ada dalam bak dan
didinginkan oleh nya. Akibatnnya, kandungan lemak akan membeku dan naik ke
permukaan, yang nantinya akan diambil secara berkala. Oleh karena itu,
Bangunan Saluran limbah cair adalah bagian dari perpipaan horizontal dari
sitem drainase bangunan yang membentang mulai dari satu titik yang berjarak 1,5
saluran limbah cair umum atau unit pengolahan limbah cair perorangan (tangki
limbah cair bangunan dibuat dari beton atau tanah liat yang di glasir dengan
diameter minimum 15 cm, atau besi cor dengan diameter minimum 10 cm.
kemiringan minimum 1%, bila mungkin diusahakan 2%. Kemiringan pada saat
kedap air dan dilindungi dari kerusakan akibat akar tumbuh tumbuhan.
22
3. Tangki Pembusukan
berikut.
setiap 2 3 tahun.
Volume aliran limbah cair rata rata per hari tergantung pada konsumsi air
rata rata didaerah yang bersangkutan. Pada umumnya, daerah pedesaan lebih
rendah daripada daerah perkotaan. Karena daerah pedesaan, angka volume aliran
limbah cair rata rata per hari sebesar 100 liter / orang. Untuk tangki pembusukan
perumahan yang terdiri dari satu ruangan, kapasitas efektif sebaiknya tidak kurang
direncanakan dengan semestinya mempunyai kinerja sama atau bahkan lebih baik
daripada tangki ruang tunggal dengan kapasitas sama, terutama pada tangki kecil.
23
Pengaruh fluktuasi aliran dan aliran balik mengurangi efisiensi proses pengolahan
primer pada tangki pembusukan kecil ruang tunggal. Oleh karena itu, tangki
pembusukan rumah tangga kecil, yang melayani kurang dari 20 sampai 25 orang,
sebaiknya menggunakan dua ruangan. Dalam hal ini, bagian ruang inlet harus
mempunyai kapasitas setengah sampai dua pertiga kapasitas tangki, dan untuk
instalasi kecil, kapasitas cairan pada bagian ruang inlet tidak boleh kurang dari
1900 lliter.
Untuk tangki berukuran besar, yang melayani lebih dari 20 sampai 25 orang,
yang dicapai dengan pembagian ruang tangki pembusukan, dan tangki ruang
Pemasukan inlet dan outlet ke dalam cairan tangki sangat penting karena
memperoleh hasil yang baik, outlet harus masuk ke bawah permukaan sampai
40% dari kedalaman cairan. Pada tangki horizontal dan berbentuk silinder, angka
tersebut harus dikurangi menjadi 35%. Penahan inlet atau tee harus masuk
sedalam 30 cm dibawah permukaan air. Pemasangan inlet dan outlet harus harus
menjamin adanya ventilasi yang bebas pada seluruh tangki, pipa inlet, dan pipa
outlet. Inlet serta outlet harus muncul sekurang kurangnya 15 cm di atas garis air,
24
dan harus menyisakan sekurang kurangnya 2,5 cm ruang bebas di bawah tutup
dari pipa inlet dan outlet, dan ujung ujungnya ditempelkan pada dinding tangki.
Masuknya pipa inlet harus pada ketingggian 2,5 cm 7,5 cm di atas permukaan air.
menggunakan pipa L yang ujung bawahnya tidak lebih rendah dari ujung bawah
outlet.
6. Bentuk Tangki
kedalaman akumulasi lumpur, dan ada atau tidaknya sudut mati. Tangki menjadi
kecil yang menimbulkan aliran langsung dari inlet ke outlet, dan mempersingkat
waktu penahan. Tangki yang terlalu dangkal menyebabkan ruang bebas lumpur
menjadi terlalu kecil dan penampang melintang efektif tangki terkurangi. Tangki
yang terlalu lebar membentuk kantung mati dalam ukuran yang besar di sudut
sudut tangki karena gerakan air menjadi kecil. Tangki yang terlalu sempit
hasil penelitian, tidak ada perbedaan kinerja antara tangki berbentuk empat
persegi panjang dengan tangki berbentuk silinder yang besarnya dan kapasitas
dibuat dengan panjang dua sampai tiga kali lebar tangki, kedalaman cairan 1,2 1,7
7. Penempatan Tangki
lokasi tangki harus menjamin tersedianya tanah yang cukup luas untuk
setiap titik maksimum 75 cm. Tangki tidak boleh tertanam dalam tanah lebih dari
permukaan dan air hujan ke dalam tangki. Tangki harus ditempatkan lebih rendah
dan pada jarak sekurang kurangnya 15 meter dari sumur dan sumber penyediaan
air bersih lain karena ada kemungkinan terjadi kebocoran, terutama di sekitar pipa
8. Konstruksi Tangki
Biasanya tangki dibuat dari beton yang menjamin dan kerapatan air yang
memadai. Dasar dan tutup tangki dibuat dari beton. Dinding dibuat dari pasangan
batu bata, batu pecah, atau blok semen, dengan spasi dan plesteran sisi dalam
tangki dari campuran semen dan pasir (1:3). Campuran beton yang digunakan
harus terdiri dari semen, pasir, kerikil (1:2:4) dengan kandungan 23 liter air per
sak (43 kg) semen. Dinding dan tulang beton memadai. Ukuran lubang pemeriksa
yang berbentuk bujur sangkar panjang sisinya minimum 50 cm dan untuk yang
9. Pembuangan Tangki
26
dibuang ke atas tanah untuk mengairi tanaman atau ke kolam ikan tanpa izin
pejabat kesehatan setempat. Untuk daerah pedesaan dan masyarakat kecil, metode
yang dapat dipilih untuk mengolah dan membuang efluen terbatas pada :
a. Metode pengenceran
Untuk menentukan metode yang paling cocok untuk kondisi khusus daerah,
perlu diketahui :
a. Sifat tanah
d. Jarak system pembuangan efluen dari sumur dan sumber penyediaan air
lain
e. Volume dan kecepatan aliran air permukaan yang ada untuk pengenceran
dan sebagainya)
melalui pipa pipa saluran dengan sambungan terbuka, yang ditempatkan pada
parit dan ditutup. Dengan cara ini, efluen dibersihkan oleh aktivitas bakteri
saprofitik aerobic dalam tanah dan merembeskan nya ke dalam tanah. Namun
2. Tanah yang permukaan air tanahnya dapat naik sampai 1,2 meter dari
permukaan tanah
pembusukan secara merata ke saluran peresapan. Bak ini juga dapat berfungsi
diameter 10 cm dan panjang cm, dapat juga digunakan pipa yang satu ujungnya
28
rata dan ujung lainnya melengkung. Pipa harus dipasang secara bersambungan
pada saluran dengan jarak 0,6 1,2 cm supaya efluen dapat keluar dari pipa.
Kedalaman pipa dalam tanah cm. Kemiringan saluran tidak boleh terlalu kecil
atau terlalu besar. Biasanya digunakan kemiringan 0,16 0,32% atau 16,66 33,32
peresapan. Parit tidak boleh terlalu panjang. Panjang maksimum yang dianjurkan
dengan jarak minimum 7,5 m dari pohon besar untuk menghindari hambatan
aliran akibat masuknya air ke dalam pipa. Oleh karena itu, tanah di atas bidang
Dalam bab ini akan diuraikan tentang kesimpulan dan saran terhadap
pembahasan di atas.
3.1 Kesimpulan
Teknik pembuangan tinja dengan metode privy terdapat tiga kelompok yaitu
teknik yang menggunakan jamban tipe utama (jamban cubluk, jamban air, jamban
leher angsa), jamban tipe yang kurang dianjurkan (jamban bor, jamban keranjang,
jamban parit, jamban gantung), jamban untuk situasi khusus (kakus kompos,
jamban kimia, jamban kolam, jamban gasbio). Teknik pembuangan tinja dengan
water carried methods yaitu pembuangan dengan pengenceran di badan air yang
sistem tanki resapan, pembuangan efluen melalui saluran peresapan, bak pembagi,
3.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat diambil saran, yaitu;
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan
dan sangat jauh dari kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/649/4/BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/document/377952096/Teknik-Pembuangan-Tinja
Soeparman, H.M. 2001. Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair. Jakarta . EGC
30