Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Asuhan Antenatal

Kehamilan dan persalinan pada seorang ibu merupakan suatu

proses yang alamiah. Agar proses yang alamiah ini berjalan dengan lancar

dan baik tidak berkembang menjadi keadaan patologis dan diperoleh bayi

yang sehat diperlukan upaya sejak dini. Hal ini dilakukan agar kehamila

ini berlangsung dalam kondisi kesehatan yang prima sehingga penyakit

selama kehamilan dan persalinan dapa dicegah atau di kurangi (Depkes

RI,1992).

“Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin

mulai sejak konsepsi sampai permulaan persalinan (Ida Bagus Gde

Manuaba 1998:4).

Setiap bulan wanita melepaskan saru sampai dua sel telur dari indung

telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk

kedalam sel telur. Waktu pertumbuhan, cairan semen tumpah kedalam

vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga

rahim lalu masuk ke se telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasa

terjadi dibagian yang mengembang dari tuba fallopi. Pada sekeliling sel

telur banyak mengumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk

mencairkan zat yang melindungi ovum kemuidian pada tempat yang

paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani yang kemudian bersatu

5
6

dengan sel telur.peristiwa ini disebut konsepsi atau fertilisasi” (Vivian

nany dan Tri sunarsih, Asuhan Kehamilan 2011).

Asuhan antenatal adalah upaya preventif program pelayanan

kesehatan obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal

melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan

(Sarwono, 2014).

2.2 Ketidaknyamanan Umum Pada Kehamilan

Tidak semua wanita mengalami semua ketidaknyamanan yang umum

muncul selama kehamilan, tetapi banyak wanita mengalaminya dalam

tingkat ringan hingga berat. Bebasnya seorang wanita dari

ketidaknyamanan tersebut dapat membuat perbedaan signifikan terhadap

cara wanita memandang pengalaman kehamilannya.

Cara mengatasi ketidaknyamanan ini didasarkan pada gejala yang

muncul. Berikut ini berbagai macam ketidaknyamanan umum selama

kehamilan :

2.2.1 Nausea

Nausea, dengan atau tanpa muntah-muntah, ditafsirkan keliru

sebagai morning sickness, tetapi paling sering terjadi pada siang

atau sore hari atau bahkan sepanjang hari. Nausea lebih sering

terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah pada

pagi hari. Penyebab morning sickness belum diketahui dengan

pasti, diketahui dari sejumlah ide yang telah dikembangkan, ide ini
7

mencakup perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah

yang rendah (mungkin disebabkan karena tidak makan sehingga

menyebabkan siklus yang tidak berujung pangkal), lambung yang

terlalu penuh peristaltik yang lambat, dan faktor-faktor emosi yang

lain. Sekitar peraruh jumlah wanita dengan morning sickness bebas

dari gejala tersebut saat menginjak usia kehamilan 14 minggu dan

90% diantaranya pada usia kehamilan 22 minggu (lacroix and

melzack, nusea and vomiting during pregnancy , obstet gynecol

182(4):931-937, 2000).

2.2.2 Ptialisme

Ptialisme merupakan kondisi yang tidak lazim, yang dapat

disebabkan oleh peningkatan keasaman didalam mulut ata

peningkatan asupan zat pati, yang menstimulasi kelenjar saliva

pada wanita yang rentan mengalami sekresi berlebihan.

2.2.3 Keletihan

Keletihan dialami pada trimester pertama, namun alasannya belum

diketahui. Salah satu dugaan adalah bahwa keletihan diakibatkan

oleh penurunan drastis laju metabolisme dasar pada awal

kehamilan, tap alasan hal ini terjadi masih belum jelas. Dugaan lain

adalah bahwa peningkatan progesteron memiliki efek

menyebabkan tidur.
8

2.2.4 Nyeri Punggung Bagian Atas (Nonpatologis)

Nyeri punggung bagian atas terjadi pada trimester pertama akibat

peningkatan ukuran payudara, yang membuat payuda menjadi

berat. Hal ini merupakan salah satu praduga kehamilan.

Pembesaran ini dapat mengakibatkan tarikan otot jika payudara

tidak di songkong adekuat.

2.2.5 Leukorea

Leukorea adalah sekresi vagina dalam jumlah besar, dengan

konsistensi kental atau cair, yang dimulai pada trimester pertama.

Sekresi ini bersifat asam akibat pengubahan sejumlah besar

glikogen pada sel epitel vagina menjadi asam laktat oleh basil

doderlein. Meski basil ini berfungsi melindungi ibu dan janindari

kemungkinan infeksi yang mengancam, tetapi basil ini merupakan

medium yang dapat mempercepat pertumbuhan organisme yang

bertanggungjawab terjadinya vaginitis. Produktivitas kelenjar

serviks dalam menyekresi sejumlah besar lendir pada saat ini guna

membentuk sumbat lendir serviks ternyata juga dapat

mengakibatkan leukorea.

2.2.6 Peningkatan Frekuensi Berkemih (Nonpatologis)

Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan

nonpatologis pada kehamilan seringterjadi pada dua kesempatan

berbeda selama periode antepartum. Frekuensi berkemih pada

trimester pertama terjadi akibat peningkatan berat pada fundus


9

uterus. Peningkata berat pada fundus uterus ini membuat istmus

menjadi lunak (tanda hegar), menyebabkan antefleksi pada uterus

yang membesar. Hal ini menimbulkan tekanan langsung pada

kandung kemih. Tekanan ini akan berkurang seiring uterus terus

membesar dan keluar dari panggul sehingga menjadi salah satu

organ abdomen, sementara kandung kemih tetap merupakan organ

panggul. Frekuensi berkemih pada trimester tiga paling seing

dialami oleh wanita primigravida setelah lightening terjadi. Efek

lightening adalah bagian presentasi akan menurun masuk kedalam

panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandungkemih.

2.2.7 Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati termasuk ketidaknyamanan yang timbul menjelang

akhir trimester kedua dan bertahan hingga trimester tiga dengan

kata lain untuk regurgitasi atau refluks isi lambung yang asam

menuju esofagus bagian bawah akibat peristaltik balikan.

2.2.8 Flatulen

Peningkatan flatulen diduga akibat penurunan motilitas

gastrointestinal. Hal ini kemungkinan merupakan akibat efek

peningkatan progesteron yang merelaksasi otot halus dan akibat

progesteron serta tekanan pada usus halus karena pembesaran

uterus.
10

2.2.9 Konstipasi

Wanita yang sebelumnya tidak mengalami konstipasi dapat

memiliki masalah ini pada trimester ke dua atau ke tiga. Konstipasi

diduga terjadi akibat penurunan peristaltis yang disebabkan

relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan

jumlah progesteron dan tekanan pada usus akibat pembesaran

uterus atau bagian persentasi juga dapat menurunkan motiltas pada

saluran gastrointestinal sehingga menyebabkan konstipasi.

2.2.10 Hemoroid

Hemoroid sering didahului oleh konstipasi. Oleh karena itu, semua

penyebab konstipasi berpotensi menyebabkan hemoroid.

Progesteron juga menyebabkan relaksasi dinding vena dan usus

besar. Selain itu, pembesaran uterus mengakibatkan peningkatan

tekanan, secara umum pada vena hemoroid. Tekanan ini akan

mengganggu sirkulasi vena dan mengakibatkan kongestif pada

vena panggul.

2.2.11 Kram Tungkai

Kram kaki diperkirakan disebabkan oleh gangguan asupan kalsium

atau asupan kalsium yang tidak adekuat atau ketidakseimbangan

rasio kalsium dan fosfor dalam tubuh, namun penyebab ini tidak

lagi disertakan pada literatur terkini. Salah satu dugaan lainnya

adalah bahwa uterus yang membesar memberi tekanan baik pada

pembuluh darah panggul, sehingga mengganggu sirkulasi atau


11

pada saraf sementara saraf ini melewati foramen obturator dalam

perjalanan menuju eksremitas bagian bawah.

2.2.12 Edema Dependen

Edema dependen pada kaki timbul akibat gangguan sirkulasi vena

dan peningkatan tekanan vena pada eksremitas bagian bawah.

Gangguan sirkulasi ini disebabkan oleh tekanan uterus yang

membesar pada vena-vena panggul saat wanita duduk atau berdiri

dan pada vena kava inferior saat ia berada dalam posisi terlentang.

2.2.13 Varises

Varises dapat diakibatkan oleh gangguan sirkulasi vena dan

peningkatan tekanan vena pada eksremitas bagian bawah.

Perubahan ini diakibatkan oleh penekana uterus yang membesar

pada vena panggul saat wanita tersebut duduk atau berdiri dan

penekanan pada vena kava inferior saat ia berbaring.

2.2.14 Dispareunia

Nyeri saat berhubungan seksual dapat berasal dari sejumlah

penyebab selama kehamilan. Perubahan fisiologis dapat menjadi

penyebab, seperti kongesti vagina/panggul akibat gangguan

sirkulasi yang dikarenakan tekanan bagian presentasi.

2.2.15 Nokturia

Nokturia terjadi pada trimester ke dua dan ke tiga, nokturia diduga

memiliki dasar fisiologis. Aliran balik vena dari eksremitas


12

difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral

rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah

panggul dan vena kava inferior.

2.2.16 Insomnia

Insomnia dapat disebabkan oleh sejumlah penyebab seperti

kekhawatiran, kecemasan. Hal ini meliputi ketidaknyamanan

uterus yang membesar tau pergerakan janin yang aktif

2.2.17 Nyeri Pada Ligamentum Teres Uteri

Ligamentum teres uteri melekat pada sisi-sisi uterus tepat dibawah

dan didepan tempat masuknya tuba fallopi kemudian menyilang

ligamentum latum pada lipatan peritoneum, melintas kanalis

inguinalis dan masuk pada bagian interior (bagian atas) labia

mayora pada sisi-sisi peritoneum.

2.2.18 Nyeri Punggung Bawah (Nonpatologis)

Nyeri punggung bawah merupakan nyeri punggung yang terjadi

pada area lumbo sakral. Nyeri punggung bawah biasanya akan

meningkat intensitasnya seiring pertambahan usia kehamilan

karena nyeri ini merupakan akibat pergeseran pusat gravitasi

wanita tersebut dan postur tubuhnya. Perubahan ini disebabkan

oleh uterus yang membesar.

2.2.19 Hiperventilisasi Dan Sesak Napas (Nonpatologis)

Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan diduga

memengaruhi langsung pusat pernafasan untuk menurunkan kadar


13

karbondioksida dan meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan

kadar oksigen menguntungkan janin. Peningkatan aktivitas

metabolik yang terjadi selama kehamilan mengakibatkan

peningkatan kadar karbondioksida. Hiperventilasi akan

menurunkan kadar karbondioksida. Sesak napas merupakan

ketidaknyamanan terbesar yang dialami pada trimester ke tiga.

2.2.20 Kesemutan Dan Baal Pada Jari Kaki

Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dan

pertambhan berat dapat menyebabkan wanita pengambil postur

dengan posisi bahu terlalu jauh kebelakang dan kepalanya

antefleksi sebagai upaya menyeimbangkan berat bagian depannya

dan lengkung punggungnya. Postur ini diduga menyebabkan

penekanan pada saraf median dan ulna lengan yang akan

mengakibatkan kesemutan dan baal pada jari-jari.

(helen varney, 2004 hal 536-543).

2.3 Senam Hamil

2.3.1 Pengertian Senam Hamil

Senam hamil adalah latihan fisik berupa beberapa gerakan

tertentu yang dilakukan khusus untuk meningkatkan kesehatan ibu

hamil. (Mandriwati, 2008).

Senam hamil adalah terapi latihan gerak yang diberikan

kepada ibu hamil untuk mempersiapkan dirinya, baik persiapan


14

fisik maupun mental untuk mengahadapi dan mempersiapkan

persalinan yang cepat, aman dan spontan (Huliana, 2006).

Senam hamil adalah sebuah program berupa latihan fisik

yang sangat penting bagi calon ibu untuk mempersiapkan saat

persalinannya (Indiarti, 2008).

2.3.2 Tujuan Senam Hamil

Menurut Mandriawati (2008) tujuan senam hamil adalah:

2.3.2.1 Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot

dinding perut, ligamen-ligamen, otot dasar panggul yang

berhubungan dengan proses pesalinan.

2.3.2.2 Membentuk sikap tubuh. Sikap tubuh yang baik selama

kelahiran dan persalinan dapat mengatasi keluhan-keluhan

umum pada wanita hamil, mengharapkan letak janin

normal, mengurangi sesak nafas akibat bertambah besarnya

perut.

2.3.2.3 Menguasaai teknik-teknik pernafasan yang mempunyai

peranan penting dalam persalinan dan selama hamil untuk

mempercepat relaksasi tubuh yang diatasi dengan napas

dalam, selain itu juga untuk mengatasi rasa nyeri pada saat

his.
15

2.3.2.4 Menguatkan otot -otot tungkai, mengingat tungkai akan

menopang berat tubuh ibu yang makin lama makin berat

seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

2.3.2.5 Mencegah varises, yaitu pelebaran pembuluh darah balik

(vena) secara segmental yang tak jarang terjadi pada ibu

hamil.

2.3.2.6 Memperpanjang nafas, karena seiring bertambah besarnya

janin maka dia akan mendesak isi perut ke arah dada. hal ini

akan membuat rongga dada lebih sempit dan nafas ibu tidak

bisa optimal. dengan senam hamil maka ibu akan dapat

berlatih agar nafasnya lebih panjang dan tetap relaks.

2.3.2.7 Latihan pernafasan khusus yang disebut panting quick

breathing terutama dilakukan setiap saat perut terasa

kencang.

2.3.2.8 Latihan mengejan latihan ini khusus utuk menghadapi

persalinan, agar mengejan secara benar sehingga bayi dapat

lancar keluar dan tidak tertahan di jalan lahir.

2.3.2.9 Mendukung ketenagan fisik

2.3.3 Manfaat Senam Hamil

Menurut Mandriawati (2008) manfaat senam hamil adalah :

2.3.3.1 Mengatasi sembelit (konstipasi), kram dan nyeri punggung.

2.3.3.2 Memperbaiki sirkulasi darah


16

2.3.3.3 Membuat tubuh segar dan kuat dalam aktivitas sehari-hari.

2.3.3.4 Tidur lebih nyenyak.

2.3.3.5 Mengurangi resiko kelahiran prematur.

2.3.3.6 Mengurangi stress.

2.3.3.7 Membantu mengembalikan bentuk tubuh lebih cepat setelah

melahirkan.

2.3.3.8 Tubuh lebih siap dan kuat di saat proses persalinan.

2.3.3.9 Bertemu dengan calon ibu lain bila ibu melakukannya kelas

senam hamil.

2.3.4 Syarat Melakukan Senam Hamil

Menurut Mandriawati (2008) syarat yang harus dipenuhi

dalam melakukan senam hamil adalah :

2.3.4.1 Kehamilan berjalan normal

2.3.4.2 Diutamakan pada kehamilan pertama atau kehamilan

berikutnya yang mengalami kesulitan persalinan.

2.3.4.3 Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dan kehamilan oleh

dokter atau bidan.

2.3.4.4 Latihan dilakukan secara teratur dan disiplin, dalam batas

kemampuan fisik ibu.

2.3.4.5 Jangan membiarkan tubuh ibu kepanasan dalam jangka

waktu panjang. istirahatlah sejenak.


17

2.3.4.6 Gunakan bra yang cukup baik untuk olah raga dan semacam

decker yang bisa menyokong kaki.

2.3.4.7 Minum cukup air

2.3.4.8 Perhatikan keseimbangan tubuh (kehamilan mengubah

keseimbangan tubuh Ibu) 

2.3.4.9 Lakukan olahraga sesuai porsi dan jangan berlebihan. Jika

terasa pusing, kram, lelah atau terlalu panas, istirahat saja.

2.3.5 Kontraindikasi Melakukan Senam Hamil

Menurut Mandriawati (2008) kontraindikasi senam hamil adalah:

2.3.5.1 Kelainan jantung

2.3.5.2 Tromboplebitis

2.3.5.3 Emboli Paru

2.3.5.4 Perdarahan pervaginam

2.3.5.5 Ada tanda kelainan pada janin

2.3.5.6 Plasenta previa

2.3.6 Waktu Untuk Melakukan Senam Hamil

Menurut Mandriawati (2008) dianjurkan untuk melakukan senam

hamil yaitu setelah usia kehamilan 22 minggu.


18

2.3.7 Tempat Melakukan Senam Hamil

Untuk menjamin dilakukanya senam hamil dengan aman dan

benar dibutuhkan tuntunan yang jelas atau instruktur yang

berpengetahuan dan terampil. Oleh karena itu, dianjurkan agar ibu

hamil melakukan senam hamil bersama ibu hamil yang lain di

Rumah Sakit atau Rumah Bersalin yang akan digunakan untuk

bersalin. Karena ditempat tersebut akan ada saling tukar

pengalaman, bertambah semangat juga akan ada penambahan

wawasan bisa diberikan oleh petugas medis yang merangkap

sebagai instruktur. (Kushartanti, 2004)

Namun jika tidak sempat atau jarak rumah terlalu jauh dari

Rumah Sakit atau Klinik, bisa juga dilaksanakan dirumah dengan

dibantu instruktur atau ibu sudah pernah mengikuti senam hamil

dan sudah mengerti bagaiman cara melakukannya misalnya diteras

atau diruang keluarga. (Musbikin, 2005)

2.3.8 Gerakan Senam Hamil

2.3.8.1 Gerakan I

2.3.8.1.1 Posisi duduk bersila dengan menegakkan punggung,

letakkan tangan di atas kaki seperti orang yang sedang

bersemedi. Lakukan posisi ini untuk beberapa saat

sambil mengatur pernafasan. Gerakan ini bisa


19

dilakukan di atas matras, karpet, tikar, atau alas yang

menurut anda lembut dan empuk lainnya.

2.3.8.1.2 Posisi duduk di atas alas lembut seperti diatas dengan

merenggangkan kedua kaki lurus ke depan. Langkah

selanjutnya yaitu condongkan tubuh ke belakang dan

bertumpu pada siku lengan yang diletakan di lantai.

Lakukan gerakkan telapak kaki dengan menegakkan

lalu mengarahkannya ke bawah hingga posisinya

lurus dengan lutut. Gerakkan lainnya yaitu

menggerakkan telapak kaki ke samping, lalu tegakkan

lurus, ke samping lagi, ulangi gerakan ini sampai

merasa cukup.

2.3.8.1.3 Posisi tidur dengan satu bantal meyangga kepala, lalu

angkat kedua lutut kaki menjadi seperti posisi

melahirkan. Tarik nafas sedalam-dalamnya lewat

mulut, tahan, dan mengejan, seperti saat anda sedang

buang air besar. Jika anda merasa nafas sudah mau

habis, keluarkan nafas anda kemudian tarik nafas

kembali, dan ulangi proses ini sebanyak beberapa

kali.

2.3.8.1.4 Manfaat dari gerakan senam hamil diatas adalah:

2.3.8.1.5 Melemaskan otot-oto tubuh dan

melancarkan peredara darah


20

2.3.8.1.6 Tubuh merasa lebih rileks, segar dan bugar

2.3.8.1.7 Mempermudah persalinan dan menjaga

kesehatan janin       

2.3.8.2 Gerakan II

2.3.8.2.1 Gerakan pertama yaitu posisi berdiri dan tangan di

pinggang, gerakkan leher ke kanan dan kiri untuk

meregangkan otot leher.

2.3.8.2.2 Gerakan sederhana dengan melakukan latihan dasar

kaki dan menggerakkan telapak kaki ke depan dan ke

belakang guna membantu sirkulasi vena dan mencegah

pembengkakkan di kaki.

2.3.8.2.3 Tidur telentang dengan satu kaki lurus dan satu kaki

ditekuk kemudian dorong kembali ke depan. Lakukan

bergantian dengan kaki lainnya. Gunanya untuk latihan

dasar panggul.

2.3.8.2.4 Pada gerakan ini yaitu berbaring dengan posisi miring.

Angkatlah kaki perlahan-lahan lalu turunkan. Lakukan

bergantian dengan kaki satunya. Gunanya untuk

menguatkan otot paha.

2.3.8.2.5 Selanjutnya berbaring telentang, kedua lutut dipegang

dengan tangan, kemudian tarik nafas dan berlatih

mengejan.
21

2.3.8.2.6 Sikap merangkak, letakkan kepala di antara ke dua

tangan, lalu menoleh ke samping. Selanjutnya turunkan

badan sehingga dada menyentuh kasur. Bertahanlah

pada posisi ini selama kurang lebih 1 menit.

2.3.8.2.7 Nb: Gerakan ini sangat cocok untuk Ibu yang bayinya

masiy belum masuk pinggul (sungsang). Gerakan yang

ini anda bisa melibatkan suami dengan membantu

memijat daerah pinggang, punggung, dan bahu untuk

melepaskan ketegangan dan memulihkan otot pinggang

yang lelah.
22

2.4 Kerangka Teori

Kerangka teori penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.1

Kerangka Teori

Senam Hamil
3 Asuhan Antenatal
1. Pengertian Senam Hamil
Sumber : Depkes RI,1992
4
(Vivian nany dan Tri sunarsih, Asuhan Kehamilan 2011) 2. Tujuan Senam Hamil
(Sarwono, Ilmu Kebidanan 2014)
3. Manfaat Senam Hamil

4. Syarat Melakukan Senam Hamil


Ketidaknyamanan Umum Pada Kehamilan 5. Kontraindikasi Melakukan Senam
1. Nausea 13. Varises Hamil
2. Ptialisme 14. Dispareunia 6. Waktu Untuk Melakukan Senam
3. Keletihan 15. Nokturia Hamil
4. Nyeri Punggung 16. Insomnia 7. Tempat Melakukan Senam Hamil
Bagian Atas 17. Nyeri Pada 8. Gerakan Senam Hamil
(Nonpatologis) Ligamentum Teres Sumber: “Musbikin, imam. (2005).
5. Leukorea Uteri Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.
6. Peningkatan 18. Nyeri Punggung Mitra Pustaka. Yogyakarta”
Frekuensi Berkemih Bawah “Mardiawati, G.A. (2008). Panduan Belajar
(Nonpatologis) (Nonpatologis) Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. EGC.
7. Nyeri Ulu Hati 19. Hiperventilisasi Jakarta”
8. Flatulen Dan Sesak Napas “Huliana, Mellyna. (2006).
9. Konstipasi (Nonpatologis) Panduan Menjalani Kehamilan Sehat.
10. Hemoroid 20. Kesemutan Dan Puspa Swara. Jakarta.”
11. Kram Tungkai Baal Pada Jari Kaki “Indriatai, MT. (2008).
12. Edema Dependen Senam Hamil dan Balita. Cemerlang
Sumber : (helen varney, 2004 hal 536-543).
Publishing. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai