Dosen Pengampu:
Dra. Sri Kusrohmaniah, M.Si., Ph.D
Disusun oleh:
Malvin Geoffrey Cristianto
(21/484829/PPS/4049)
II. ABSTRAK
2. Instrumen
Gejala depresi pada partisipan diukur menggunakan The Patient Health
Questionnaire (PHQ-8). Sedangkan kecemasan diukur menggunakan kuisioner
GAD-2. Terakhir gangguan konsumsi alkohol diukur menggunakan m Alcohol
Use Disorders Identification Test (AUDIT). Kuisioner ini bertujuan untuk
mengetahui jumlah alkohol yang dikonsumsi oleh individu, ketergantungan, dan
dampak negative.
Performa kerja diukur menggunakan 2 skala dengan 5 aitem dari Chestnut
Global Partners Workplace Outcome Suite: Absenteeism, Presenteeism, and
Workplace Distress. Tiap-tiap aitem mengukur isu yang berkaitan dengan kerja
selama 30 hari terakhir. Absenteeism mengukur jumlah jam yang dilewatkan oleh
karyawan sebagai akibat dari masalah personal atau kerja. Presenteeism
mengukur dampak performa akibat masalah personal atau kerja. Sedangkan aitem
workplace distress mengukur distress pada lingkungan pekerjaan.
Sebelum memulai penelitian jumlah partisipan direduksi untuk
mendapatkan generalisasi dengan peserta EAP pada umumnya. Generalisasi ini
didasarkan pada survey yang melihat baseline demografi partisipan.
3. Prosedur
Prosedur penelitian adalah sebagai berikut, setelah mendapat izin dari 19
pimpinan departemen peneliti memulai perekrutan partisipan. Perekrutan berjalan
selama selama 10 bulan (antara 1 Oktober 2013 dan 31 Juli, 2014). Terdapat 3
gelombang dalam penelitian ini. Gelombang 1 antara 1 Oktober 2013 dan 15
Januari 2014, gelombang 2 antara 16 Januari dan 30 April 2014, dan gelombang 3
antara 1 Mei dan 31 Juli 2014. Setiap awal gelombang email perekrutan dikirim
kepada seluruh karyawan.
Setiap ada partisipan yang mendaftar maka mereka akan diberikan
penjelasan terkait penelitian ini dan diminta persetujuannya, Partisipan dapat
mengisi survey baseline melalui telfon atau survey online sebelum program
dimulai. Setelah itu partisipan akan dipilih berdasarkan kriteria baseline dengan
analisis regresi logistic. Wawancara follow up dilakukan pada bulan April untuk
gelombang pertama, bulan Juli untuk gelombang kedua, dan September-Oktober
untuk gelombang ketiga. Saat proses ini terdapat error dari data yang telah ada,
peneliti kemudian membenarkan eror tersebut. Pengisian survey dapat dilakukan
secara online atau melalui telefon.
4. Analisis Statistika
Penelitian dianalisis menggunakan beberapa teknik analisis yaitu, statistik
deskriptif untuk membandingkan antara mean kelompok kontrol dan eksperimen
serta pretest. Uji T dilakukan untuk memastikan perbedaan yang signifikan.
Cohen’s d juga dianalisis pada tiap variabel untuk menunjukkan perbedaan dalam
unit standard. Uji hipotesis dilakukan dengan regresi linear. Peneliti
menggunakan Sobel test untuk mengevaluasi dampak tidak langsung dari
program melalui mediator.
V. HASIL PENELITIAN
VI. DISKUSI
Tidak ditemukannya hasil yang signifikan dari pengaruh EAP terhadap konsumsi
alkohol dapat dimungkinkan dengan beberapa alasan. Pertama, berdasarkan asesmen
awal hanya 3.8% partisipan yang memiliki konsumsi alkohol beresiko sebagai
masalah utama. Hal ini sesuai dengan penemuan sebelumnya yang menyatakan
bahwa karyawan dengan masalah kecanduan adalah yang paling cenderung tidak
mencari pertolongan dari EAP. Oleh karena itu jumlah populasi yang kecil
menciptakan kesulitan dalam melihat perubahan dalam program ini. Alasan kedua
adalah kemungkinan dari tidak dilaporkannya permasalahan ini oleh partisipan akibat
ketakutan dari stigmatisasi. Alasan terakhir adalah keterbetasan peneliti dalam
memastikan pembahasan mengenai alkohol dalam program EAP.
Studi ini merupakan studi kuasi eksperimen yang bertujuan meneliti dampak
program intervensi terhadap gejala depresi, kecemasan, dan konsumsi alkohol
beresiko. Beberapa hal yang menjadi isu dalam penelitian ini adalah terkait populasi
dan masalah etika penelitian. Dari jurnal diketahui bahwa populasi penelitian diambil
dari pegawai negri di Amerika Serikat dengan mayoritas partisipan wanita kulih putih
dan bukan orang hispanik. Hal tersebut menyebabkan sulitnya dilakukan generalisasi
terhadap perusahaan swasta maupun lSM. Isu kedua menurut saya adalah kurangnya
penjelasan mengenai perlakuan peneliti terhadap partisipan yang tidak lolos baseline
atau menolak studi meski sudah mendaftar program EAP. Perlu adanya penjelasan
yang lebih menyeluruh terkait partisipan ini untuk memastikan bahwa penelitian telah
dilakukan sesuai etika.
REFERENSI
Richmond, M. K., Pampel, F. C., Wood, R. C., & Nunes, A. P. (2016). Impact of Employee
Assistance Services on Depression, Anxiety, and Risky Alcohol Use. Journal of
Occupational and Environmental Medicine, 58(7), 641–650.
I. IDENTITAS JURNAL
II. ABSTRAK
Penelitian ini didasari oleh perdebatan lama terkait efektivitas dalam dua metode
job design yang berbeda. Seiring berkembangnya revolusi dalam industri, penelitian
mengenai job design semakin banyak ditinggalkan. Padahal topik terkait hal ini
merupakan bagian penting dalam manajemen sumber daya manusia sejak awal 1900.
Salah satu pioneer dalam topic ini adalah Taylor (1947) yang mempelajari bagaimana
mendesain suatu pekerjaan untuk memaksimalkan efisiensi. Sejak itu job design di
desain untuk sangat terspesialisasi dan pekerja tidak disarankan untuk bereksperimen
atau berinovasi dalam proses pekerjaan mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perbedaan dari dampak job enrichment
terhadap dua tipe pekerjaan. Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini:
2. Instrumen
Job enrichment pada penelitian ini diukur menggunakan JDS yang dikembangkan
oleh Hackman dan Oldham. Skala ini memiliki angka reliabilitas 0.77 dan 0.76
pada pre dan post-test.
Kepuasan kerja diukur menggunakan aitem dari Michigan Organizational
Assessment Questionnaire. Skala ini memiliki angka reliabilitas 0.91 dan 0.92
pada pre dan post-test.
Performa kerja dinilai menggunakan skala Van Dyne dan LePine. Nilai rata-rata
dari ke empat item dalam skala ini merupakan indikasi performa overall. Skala ini
memiliki angka reliabilitas sebesar 0.91 dan 0.90 pada pre dan post-test.
3. Prosedur
Penelitian dilakukan melalui 3 tahapan. Pada tahapan pertama baik KW
maupun MW dikelompokkan secara acak pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Selanjutnya peneliti berdiskusi dengan supervisor dari kedua
departemen untuk merancang desain pekerjaan sesuai dengan prinsip JCM yang
dikembangkan oleh Hackman dan Oldham. Kemudian 5 pekerja dari masing-
masing departemen diminta untuk menilai level enrichment dari tugas-tugas pada
desain baru. Tahapan ini dilakukan untuk memastikan bahwa ke-empat kelompok
memiliki level enrichment yang sama.
Pada tahap kedua pekerja diminta untuk melakukan tugas-tugas baseline
selama 4 minggu. Ketika selesai karyawan diminta untuk mengisi kuisioner untuk
menilai enrichment dan satisfaction. Tiap-tiap supervisor juga menilai performa
karyawan. Hal ini dilakukan sebagai cek manipulasi untuk memastikan tiap
kelompok memiliki level enrichment yang sama.
Pada tahapan ketiga, perlakuan diberikan kepada kelompok eksperimen
selama 6 bulan. Pada akhir 6 bulan karyawan diberikan kuisioner dan dinilai
performanya oleh supervisor masing-masing.
4. Analisis Statistika
Analisis cek manipulasi dilakukan menggunakan metode 2 x 2 ANOVA.
Analisis uji T dilakukan untuk mengetahui perbedaan enrichment pada kelompok
kontrol dan eksperimen saat pre dan post-test. Pengujian hipotesis dilakukan
menggunakan analisis 2x2x2 ANOVA.
V. HASIL PENELITIAN
Dari hasil cek manipulasi diketahui bahwa tiap-tiap kelompok memiliki level
yang seimbang. Hal ini berarti tidak ada perbedaan enrichment antar keempat
kelompok pada skor pre-test. Selanjutnya uji T menemukan bahwa terdapat
perbedaan antara enrichment level kelompok kontrol dan eksperimen saat post-test.
Oleh karena itu manipulasi dalam penelitian ini terjadi secara sukses.
Hasil analisis ANOVA menunjukkan peningkatan kepuasan kerja pada
kelompok eksperimen dari departemen PDD dibandingkan kelompok kontrol.
Sedangkan di departemen LD terjadi penurunan kepuasan pada kelompok eksperimen
dibandingkan kelompok kontrol.
Uji analisis ANOVA juga menunjukkan terdapat peningkatan pada performa
kelompok eksperimen karyawan PDD pada kelompok eksperimen dibandingkan
kelompok kontrol. Sejalan dengan hasil itu pada departemen LD terdapat penurunan
performa karyawan apabila dibandingkan dengan kelompok kontrol
Hasil Analisis ANOVA juga menunjukkan interaksi antar Experimental
Session × Work Type interaction; Experimental Session × Condition interaction; dan
Experimental Session × Work Type × Condition interaction. Hal ini berarti bahwa
hipotesis 1 dan 2 terpenuhi.
VI. DISKUSI
Penelitian ini memiliki manfaat teoretik sebagai berikut. Pertama, hasil dari
penelitian ini meningkatkan kemungkinan untuk kembali melakukan studi terkait
desain kerja taylorism terutama terkait pengaplikasian terhadap tipe pekerja yang
cocok. Kedua, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa tidak semua jenis pekerja
mendapatkan dampak positif dari desain job enrichment, taylorism yang
dikarakteristikkan pada optimisasi, spesialisasi, dan standardadisasi memiliki efek
positif pada MW karena karakteristik pekerjaan dan kebutuhan psikologis.
Selain itu berdasarkan hasil penelitian peneliti menyarankan manfaat praktis bagi
HR. Pertama bahwa dengan melakukan enrichment maka dapat memuaskan
kebutuhan pekerja tipe KW dalam melakukan pekerjaannya. Sejalan dengan itu hasil
ini juga menjadi bukti bahwa job enrichment harus diaplikasikan dengan melihat tipe
pekerjaan dan tidak secara general. MW dimungkinkan lebih menyukai sistem
taylorism karena karakteristiknya yang tidak terlalu membebani kognitif. Sedangkan
pekerja KW lebih menyukai pendekatan enrichment karena dapat memuaskan
kebutuhan psikologis dan memotivasi mereka.
VII. CRITICAL REVIEW
Meskipun demikian pada bagian hasil terdapat kesalahan dalam penulisan angka
mean pada pembahasan hasil performa sebelum dan sesudah EAP. Oleh sebab itu
peneliti disarankan untuk melakukan editing dan cek untuk membenarkan kesalahan
dalam penulisan bagian ini. Selanjutnya bagian diskusi dan kesimpulan telah ditulis
dengan baik dan penulis review tidak menemukan isu yang dapat dibahas pada bagian
ini.
REFERENSI
Yan, M., Peng, K. Z., & Francesco, A. M. (2011). The differential effects of job design on
knowledge workers and manual workers: A quasi-experimental field study in China. Human
Resource Management, 50(3), 407–424. doi:10.1002/hrm.20428
Lampiran