Anda di halaman 1dari 6

11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika

ALOMEDIKA  |  KHUSUS UNTUK DOKTER DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT

CME Penyakit Obat Tindakan Medis Diskusi Dokter SKP Online

PSORIASIS

- Pendahuluan - Patofisiologi - Etiologi

- Epidemiologi - Diagnosis - Penatalaksanaan

- Prognosis - Edukasi dan


Promosi
Kesehatan

Penatalaksanaan Psoriasis
Share To Social Media:
Oleh :
dr. Athieqah Asy Syahidah

Penatalaksanaan psoriasis harus ditujukan untuk tujuan jangka panjang karena penyakit ini
adalah penyakit kronis. [14] Secara garis besar, penatalaksanaan psoriasis dapat dibagi
menjadi 4 yaitu pengobatan topikal, pengobatan sistemik, fototerapi, dan agen biologi.
Terdapat beberapa terapi tambahan yang bisa digunakan, seperti pengurangan stress,
klimatoterapi, moisturizer, asam salisilat, dan keratolitik lainnya seperti urea. [4,17]

Pada tahun 2013, beberapa pakar dermatologis dari seluruh dunia berkumpul dan
menghasilkan sebuah konsensus tentang tatalaksana psoriasis dengan intisari sebagai
berikut:

Methotrexate (MTX) dapat digunakan selama efektif dan ditoleransi dengan baik

ARTIKEL TERKAIT
Siklosporin secara umum digunakan secara berselang dengan periode singkat untuk
menginduksi respon klinis selama 3-6 bulan
Pterigium Sebagai
Prediktor Kejadian
Transisi dari terapi sistemik konvensional ke agen biologi dapat dilakukan langsung Melanoma Kutaneus
atau secara bersamaan jika transisi diperlukan karena efikasi yang kurang, atau
dengan interval bebas terapi jika transisi diperlukan untuk alasan keamanan

Terapi berkelanjutan direkomendasikan untuk pasien yang mendapatkan agen biologi Risiko Infeksi Serius pada Pasien Psoriasis
[4] yang Mendapatkan Medikasi Sistemik –
Telaah Jurnal
Terapi Topikal

Terapi topikal pada psoriasis memiliki efikasi dan keamanan yang tinggi untuk pasien
psoriasis dengan tingkat keparahan ringan sampai sedang, namun juga dapat digunakan
sebagai terapi tambahan pada pasien dengan psoriasis yang lebih luas dan berat yang
sedang menjalani pengobatan baik dengan agen sistemik atau dengan fototerapi.

Penggunaan agen topikal tidak dianjurkan sebagai monoterapi pada kasus psoriasis luas
dan berat, dan sulit untuk diatasi. Agen topikal dapat digunakan baik untuk jangka pendek
maupun panjang. Namun, untuk mengurangi efek samping, agen topikal dengan potensi
yang kuat dapat digunakan untuk jangka pendek terlebih dahulu, setelah itu pemakaian
dapat dilanjutkan dengan cara berselang seling atau sebentar-sebentar untuk terapi
jangka panjang. Sedangkan untuk agen topikal dengan potensi yang rendah, dapat
digunakan secara berkelanjutan. SKP IDI Gratis!

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 1/6
11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika
Kombinasi
ALOMEDIKA dari beberapa
 |  KHUSUS agen topikal
UNTUK DOKTER direkomendasikan dalam pengobatan psoriasis. DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT
Kombinasi steroid topikal dan asam salisilat memberikan hasil yang baik dikarenakan
kemampuan asam salisilat untuk meningkatkan efikasi kerja steroid dengan meningkatkan
penetrasi. Untuk mencegah toksisitas steroid ketika dikombinasikan dengan asam salisilat,
maka direkomendasikan untuk menggunakan steroid topikal dengan potensi medium
(kelas 3-4).

Kombinasi steroid topikal dengan analog vitamin D menunjukkan efikasi yang lebih baik
dibandingkan monoterapi dari masing-masing agen. Sementara itu, kombinasi tazaroten
dengan steroid topikal dinilai bermanfaat karena efek tazaroten yang berpotensi
menimbulkan iritasi, dan efikasi kombinasi keduanya juga dinilai lebih baik daripada
penggunaan tazaroten saja. Selain itu, keuntungan lainnya dari kombinasi ini adalah
meningkatkan durasi dan manfaat pengobatan serta panjang masa remisi, serta dapat
mengurangi efek samping atropi yang disebabkan oleh steroid.

Kombinasi tacrolimus (0.1% salep) dan asam salisilat (6%) menunjukkan efikasi yang lebih
tinggi dibandingkan penggunaan tunggal dari takrolimus pada sebuah penelitian terhadap
24 pasien psoriasis dengan keterlibatan permukaan kulit yang terkena <10%. [17]

Dosis steroid topikal yang dapat digunakan pada psoriasis adalah steroid potensi tinggi,
seperti bethametasone 0.05-0.1%, digunakan 2 kali sehari selama 2-4 minggu, kemudian
diturunkan menjadi penggunaan berselang. Sedangkan untuk analog vitamin D dapat
digunakan calcipotrien 0.005% 2 kali sehari digunakan berselang dengan steroid topikal.
Dan untuk Tazaroten 0.05% atau 0.1% dapat digunakan setiap hari pada area yang
terkena. Sedangkan untuk calcineurin inhibitordapat digunakan 2 kali perhari pada area
yang terkena.

Steroid topikal bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor glukokortikoid, sehingga
menghambat trankripsi dari berbagai activating protein-1 (AP-1) dan nuclear factor κB
(NF-κB) gen dependen, termasuk interleukin-1 (IL-1) dan tumor necrosis factor α (TNF-
α). Obat ini sangat efektif untuk terapi jangka pendek, namun harus diperhatikan bahwa
obat ini dapat menimbulkan supresi pada axis hipotalamus-pituitari-adrenal (dengan
risiko lebih tinggi pada anak), atropi epidermis dan dermis, pembentukan striae, serta
takifilaksis.

Analog Vitamin D bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor vitamin D,


memengaruhi ekspresi berbagai gen, dan membantu diferensiasi keratinosit. Efikasi obat
ini meningkat pada penggunaan secara kombinasi dengan steroid topikal, namun harus
diperhatikan adanya risiko iritasi pada area pemakaian dan hiperkalsemia pada pasien
dengan jumlah pemakaian berlebih.

Asam tazarotene sebagai metabolit aktif berikatan dengan reseptor asam retinoik,
menormalisasi diferensiasi epidermal, memiliki efek antiproliferatid yang poten, dan
mengurangi proliferasi epidermal. Efikasi obat ini meningkat dengan penggunaan
bersama steroid topikal. Namun pada penggunaan sebagai monoterapi, pernah
dilaporkan timbulnya iritasi pada area pemakaian.

Calcineurin inhibitor bekerja dengan cara berikatan dengan FK506-Binding –Protein


(FKBP) dan menghambat calcineurin, sehingga menurunkan aktivitas faktor transkripsi
nuclear factor of activated T cells (NF-AT) dengan hasil penurunan transkripsi sitokin,
termasuk IL-2. Obat ini efektif sebagai terapi psoriasis fleksural dan fasial, dan memiliki
efek minimal untuk psoriasis plak kronis. [3]

Terapi Sistemik

Dahulu, agen sistemik konvensional untuk terapi sistemik psoriasis seperti Methotrexate
(MTX), cyclosporine A (CSA), dan acitretin digunakan pada psoriasis yang luas dan sulit
diatasi dengan terapi topikal. Seiring dengan perkembangan berbagai penelitian, agen
biologi telah menggantikan posisi sebagai terapi psoriasis dengan menawarkan efek
terapi dengan potensi toksik yang lebih sedikit terhadap hepar, ginjal, sumsum tulang, dan
juga tidak bersifat teratogenik
SKP IDI Gratis!
Terapi sistemik tetap memiliki peranan penting pada pengobatan psoriasis untuk pasien
tertentu dikarenakan rute administrasi oral yang mudah dan biaya yang lebih murah jika

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 2/6
11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika
dibandingkan
ALOMEDIKA dengan
 |  KHUSUS agen
UNTUK biologi.
DOKTER MTX merupakan agen yang paling umum digunakan DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT
sebagai terapi sistemik konvensional untuk psoriasis, dimana MTX dapat memberikan efek
yang dramatis bahkan pada kasus psoriasis berat sekalipun. MTX saat ini digunakan di
dalam kombinasi dengan semua agen biologi yang telah disetujui penggunaannya untuk
psoriasis, dimana efek yang sangat baik muncul dengan kombinasi terhadap penghambat
TNF

CSA merupakan salah satu pilihan untuk pengobatan psoriasis yang efektif, namun pada
penggunaan jangka panjang (3-5 tahun) terdapat beberapa pasien yang kemudian
menderita glomerulosklerosis dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, panduan
dari Amerika Serikat membatasi penggunaannya hanya selama 1 tahun, dan di Inggris
selama 2 tahun.

MTX bekerja dengan cara memblokade dihydrofolate reductase sehingga menghambat


pembentukan purin dan pyrimidine, memblokade 5-Aminoimidazole-4-carboxamide
ribonucleotide (AICAR) transformylase, dan menyebabkan akumulasi antiinflamasi
adenosin. Penggunaan dapat dimulai dengan dosis percobaan 2.5mg dan ditingkatkan
bertahap sampai level terapetik tercapai (rentang rata-rata 10-15mg perminggu,
maksimal 25-30mg/minggu).

CSA bekerja dengan cara berikatan dengan cylophilin yang akan memblokade
calcineurin, sehingga mengurangi efek nuclear factor of activated T cells (NF-AT) pada sel
T, sehingga menghambat IL-2 dan sitokin lain. Pendekatan dosis dapat dilakukan dengan
2 cara. Pada pendekatan dosis tinggi CSA dimulai dengan dosis 5mg/kg/hari lalu
diturunkan perlahan. Sedangkan pendekatan lain yang bisa digunakan adalah dengan
dosis 2.5mg/kg/hari yang dinaikkan setiap 2-4 minggu sampai mencapai dosis
5mg/kg/hari. Kemudian, pada kedua pendekatan ini, penghentian obat dilakukan dengan
menurunkan dosis perlahan.

Acitretin bekerja dengan cara berikatan dengan reseptor asam retinoik, sehingga
membantu perbaikan dengan menormalisasi keratinisasi dan proliferasi epidermis. Dosis
pengobatan adalah 25-50 mg/hari dengan dosis ditingkatkan secara titrasi sesuai respon
pengobatan. Obat ini efektif sebagai monoterapi, namun harus diperhatikan risiko
hepatotoksisitas, kematian atau abnormalitas janin, abnormalitas lipid, alopesia, toksisitas
mukokutaneus, dan hiperostosis. [3]

Fototerapi

Pasien yang akan mendapat fototerapi harus dilakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik
yang lengkap dan mendetail sebelumnya, karena fototerapi dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker. Pasien dengan riwayat lupus eritematosus atau xeroderma pigmentosum
tidak boleh diterapi dengan fototerapi. Pasien dengan riwayat kelainan fotosensitivitas,
sedang dalam pengobatan fotosensitisasi, riwayat melanoma, nevus atipikal, faktor risiko
multipel untuk melanoma, sedang mengalami kanker kulit nonmelanoma, atau penderita
supresi imun dikarenakan transplantasi organ harus diskrining secara hati-hati sebelum
memulai fototerapi.

Penatalaksanaan psoriasis dengan fototerapi memerlukan kunjungan rutin atau follow-up


untuk mendapatkan hasil maksimal. Pasien dengan fototerapi direkomendasikan untuk
melakukan pemeriksaan setidaknya satu bulan sekali atau lebih sering jika diperlukan.

Pada fototerapi menggunakan Narrowband UVB (NB-UVB; 310-331nm), pengaturan


dosis bisa berdasarkan tipe kulit dari Fitzpatrick atau minimal erythema dose (MED).
Setelah menentukan MED, terapi inisial diberikan pada kondisi 50% MED diikuti dengan 3-
5 kali terapi setiap minggu. Pada terapi ke 1-20, dosis dinaikkan dari inisial MED, kemudian
pada terapi ≥21, kenaikan diberikan berdasarkan permintaan dokter. Sedangkan untuk
terapi pemeliharaan setelah pembersihan >95%, cukup dilakukan 1 kali per minggu
selama 4 minggu. Kemudian dosis dipertahankan sebanyak 1 kali per 2 minggu selama 2
minggu, lalu dikurangi sampai 25% 1 kali per 4 minggu.

Pada terapi menggunakan broadband UV B, pemberian dosis juga dilakukan berdasarkan


SKP IDI Gratis!
tipe kulit Fitzpatrick, dimana terapi inisial dilakukan pada keadaan 50% dari MED diikuti
dengan 3-5 terapi per minggu, kemudian pada terapi ke 1-10 kenaikan dosis 25% dari

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 3/6
11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika
dosis MED
ALOMEDIKA inisial, dan
 |  KHUSUS pada
UNTUK terapi
DOKTER 11-20 kenaikan dosis 10% dari MED inisial, lalu pada DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT
terapi ≥21 kenaikan diberikan berdasarkan permintaan dokter.

Fototerapi juga dapat diberikan menggunakan psoralen dan UV A (PUVA) dengan dosis
berdasarkan minimal phototoxic dose (MPD), namun jika MPD sulit dilakukan maka dosis
diberikan berdasarkan tipe kulit. Dosis inisial diberikan 0.5-2.0 J/cm2 dilakukan 2 kali per
minggu dengan kenaikan 40% tiap minggu hingga eritema, selanjutnya kenaikan
maksimum 20% per minggu dengan dosis maksimal 15J/ cm2.

Agen Biologi

Terapi biologi terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu bahan dengan target sel T
(Alefacept dan Efalizumab) dan penghambat TNF (Etanercept, Infliximab, dan
Adalimumab).

Sebelum memulai terapi dengan agen biologi, pasien harus dilakukan anamnesa,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium secara mendetail dan menyeluruh. Hal
tersebut dilakukan untuk mendeteksi dan mewaspadai adanya kondisi yang mendasari
ataupun faktor risiko pada pasien tersebut. Pasien yang mendapat terapi agen biologi
akan memiliki kemungkinan untuk diterapi juga dengan agen biologi lainnya atau dengan
terapi sistemik sehingga pemeriksaan laboratorium bisa bermanfaat.

Pemeriksaan lab yang dilakukan sebagai bentuk monitor adalah pemeriksaan lengkap sel
darah termasuk trombosit, pemeriksaan fungsi hati, dan pemeriksaan TB. Pemeriksaan
dilakukan pada awal atau sebelum terapi dan setelahnya dengan frekuensi yang
bervariasi.

Data tentang keamanan agen biologi pada kehamilan masih sedikit, namun, 4 dari 5 agen
biologi masuk ke dalam kategori B terhadap kehamilan, sedangkan efalizumab masuk ke
dalam kategori C. Berbagai penelitian tentang agen biologi memiliki subjek berusia 18
tahun atau lebih, sehingga penggunaan agen biologi pada usia di bawah 18 tahun masih
belum banyak diketahui efek dan efikasinya. Selain itu, terapi dengan agen biologi
dikontraindikasikan pada pasien dengan infeksi aktif dan serius.

Agen biologi menargetkan sistem imun sehingga diperlukan perhatian khusus untuk
mencegah terjadinya infeksi, termasuk vaksinasi. Ketika terapi dengan agen biologi sudah
dimulai, pasien disarankan untuk tidak melakukan vaksinasi dengan vaksin hidup ataupun
vaksin hidup yang dilemahkan.

Alefacept diindikasikan pada psoriasis sedang hingga berat. Dosis terapetik adalah 7.5 mg
per minggu secara IV, atau 15 mg per minggu secara IM, selama 12 minggu. Kemudian
dilakukan follow up selama 12 minggu pada periode non-terapi. Selama pemberian, nilai
CD4 dimonitor setiap 2 minggu sekali dan dosis ditahan apabila jumlah CD4 <250.

Efalizumab diindikasikan pada psoriasis sedang hingga berat dengan dosis awal 0.7mg/kg
diikuti 1mg/kg/minggu subkutan. Nilai hitung sel darah dan fungsi hati dimonitor setiap
minggu pada 3 bulan pertama, kemudia dilakukan secara berkala.

Tatalaksana agen biologi pada psoriasis lainnya adalah menggunakan agen anti-TNF
seperti Etanercept, Infliximab, dan Adalimumab. Agen anti-TNF dikontraindikasikan pada
pasien dengan infeksi aktif dan serius. Sebelum terapi dimulai, pemeriksaan tuberculosis
harus dilakukan karena terdapat laporan reaktivasi dari TB saat sedang menjalani
pengobatan dengan agen biologi ini. Penghambat TNF juga tidak boleh diberikan pada
pasien dengan penyakit demyelinasi (contoh: Multiple Sclerosis/MS), dan pada pasien
dengan riwayat keluarga tingkat pertama yang memiliki MS.

Penggunaan agen anti-TNF juga harus hati-hati pada pasien dengan CHF karena adanya
laporan onset baru atau perburukan dari CHF pada pasien yang mendapat terapi ini. Pada
pasien dengan NYHA III-1V dan fraksi ejeksi <50%, penggunaan penghambat TNF harus
dihindari. Selain itu juga terdapat laporan reaktivasi hepatitis B pada pemakaian
penghambat TNF sehingga perlu dilakukan skrining dan monitoring terhadap infeksi
hepatitis B. SKP IDI Gratis!

Infliximimad diindikasikan pada psoriasis plak kronik dan artritis psoriatik aktif, dengan
dosis 5mg/kg intravena yang diberikan di minggu ke-0, 2, dan 6, kemudian selanjutnya
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 4/6
11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika
diberikan | setiap
ALOMEDIKA KHUSUS8 minggu.
UNTUK DOKTER DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT

Etanercept diindikasikan pada psoriasis plak kronis derajat sedang hingga berat usia
>18tahun yang akan diberikan terapi sistemik atau fototerapi. Dosis inisial 50 mg subkutan
2 kali per minggu selama 3 bulan, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 50 mg
subkutan 1 kali seminggu.

Adalimumab diindikasikan pada psoriasis plak kronis derajat sedang hingga berat yang
akan diberikan terapi sistemik atau fototerapi. Dosis inisial 80 mg subkutan sebanyak satu
kali, kemudian setelah 1 minggu diberikan 40 mg subkutan setiap 2 minggu. [3]

Referensi 
3. Gudjonsson, J. E., & Elder, J. T. (2011). Psoriasis. In L. A. Goldsmith, S. I. Katz, B. A.
Gilchrest, A. S. Paller, D. J. Leffel, & K. Wolff, Fitzpatrick's Dermatology in General
Medicine, 8th Ed, 2V (Vol. 1, pp. 197-231). New York: McGraw-Hill.

4. Meffert, J. (2017, 02 17). Psoriasis. Retrieved 03 24, 2017, from Medscape:


http://emedicine.medscape.com/article/1943419-overview

17. AAD. (2010, 11). Psoriasis Clinical Guideline. Retrieved 03 25, 2017, from AAD:
https://www.aad.org/practicecenter/quality/clinical-guidelines/psoriasis

Diagnosis Psoriasis Prognosis Psoriasis

DISKUSI TERKAIT

02 Agustus 2021
Live Webinar Alomedika-Manajemen Nyeri Pinggang saat Pandemi: Nyeri Pinggang
Mekanis vs Autoimun. Sabtu 07 Agustus 2021 (19.00 - 20.30 WIB)
Oleh: drg. Annisa Widiandini
3 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Manajemen Nyeri Pinggang
saat Pandemi: Nyeri Pinggang Mekanis vs Autoimun".Narasumber: dr. Perdana...

27 Mei 2021
Pasien usia 27 tahun dengan keluhan kulit merah dan gatal
Oleh: dr. Fransisca Rilia Tupamahu
3 Balasan
Alo dokter. Saya memiliki pasien usia 27th dengan keluhan gatal pada bagian punggung,
kedua lengan atas kanan dan kiri, serta di bagian dada dan...

SKP IDI Gratis!

29 April 2021
Pilihan obat psoriasis pada pasien obesitas - Kulit Ask The Expert
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 5/6
11/19/21, 1:23 PM Penatalaksanaan Psoriasis - Alomedika

Oleh: dr.Ciho
ALOMEDIKA Olfriani
 |  KHUSUS UNTUK DOKTER DR. ANDI MARSALI4 | LOGOUT
1 Balasan
ALO, dr. Dewi Maryani, Sp.KK..Izin bertanya, Dok..Seorang laki-laki, 35 th, menderita
psoriasis kronis. Gejala sering kambuh, terutama apabila stres. Pasien...
Lebih Lanjut

Tentang Kami Advertise with us Syarat dan Ketentuan Privasi Kontak Kami

© 2017 Alomedika.com All Rights Reserved.

SKP IDI Gratis!

https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenerologi/psoriasis/penatalaksanaan 6/6

Anda mungkin juga menyukai