Anda di halaman 1dari 77

PURI BUNDA FERTILITY CENTER (PBFC) MOBILE

APPS
PENGEMBANGAN PELAYANAN FERTILITAS
DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BUNDA MALANG

Untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester I Terintegrasi

Kelompok 5:

Dina Nofitria Rahayu 206070200111007

Nico Christian Sunaryo 206070200111008

I Ketut Yoga Sedana 206070200111012

Achmad Fajar 206070200111020

Zhafira Anisah Kesuma 206070200111023

Program Studi Magister Manajemen Rumah


Sakit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Malang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Ujian Akhir Semester I
Terintegrasi yang berjudul “Puri Bunda Fertility Center (PBFC) Mobile Apps Pengembangan
Pelayanan Fertilitas di Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda Malang” dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai hasil analisis kelompok dalam
formulasi strategi rumah sakit yang kemudian diterjemahkan dalam initiative strategy. Kami
menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna dan terdapat banyak
kekurangan. Kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah kami.
Pada akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Fakultas Kedokteran
Universitas Brawijaya Malang dan bagi semua pihak yang membaca.

Malang, Januari 2021

Penyusun

i
RINGKASAN EKSEKUTIF

Rumah sakit merupakan sebuah institusi yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna melalui rawat jalan, rawat inap dan pelayanan
gawat darurat. RSIA Puri Bunda Malang berdiri sejak tahun 2005 dalam manajemen PT.
Putraning Husada beralamat di Jl. Simpang Sulfat Utara No. 60A Blimbing dengan visi
“Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pilihan Utama Masyarakat Kota Malang dan
Sekitarnya”.

Dalam setahun terakhir pelayanan fertilitas cukup diminati walaupun


pembiayaannya bersifat mandiri (rata rata 50 kunjungan setiap bulan dan terjadi
peningkatan sekitar 5-10% setiap bulannya selama tahun 2019). Hal ini yang menjadikan
RSIA Puri Bunda Malang berbeda dengan para pesaingnya. Ditunjang dengan kerjasama
yang stabil dengan pemasok dan kekuatan stakeholder internal dan eksternal menjadikan
kelancaran proses pelayanan.
Produk mobile apps yang akan dikembangkan oleh RSIA Puri Bunda Malang
merupakan salah satu bentuk inovasi demi meningkatkan kedekatan emosional dari RSIA
Puri Bunda Malang dengan para pelanggannya. Mobile apps ini akan diberi nama “Puri
Bunda Fertility Center” atau disebut sebagai PBFC. PBFC mobile apps ini akan berisikan
informasi seputar edukasi mengenai fertilitas, baik untuk segmen pelanggan berjenis
kelamin laki-laki maupun perempuan. Sumber daya manusia untuk mendukung layanan
mobile apps yang terintegrasi dengan layanan infertilitas RSIA Puri Bunda Malang yaitu
tujuh dokter spesialis obstetrik dan ginekologi dimana satu dokter merupakan konsultan
fertilitas, satu dokter spesialis andrologi, serta analis laboratorium, tenaga perawat dan
bidan yang berkompeten. Selain itu RSIA Puri Bunda Malang juga akan bekerja sama
dengan pihak ketiga dalam pembuatan dan perawatan dari mobile apps ini. Tenaga
administrasi yang dipersiapkan perlu memiliki beberapa kualifikasi dan kompetensi seperti
sudah mengikuti pelatihan komunikasi efektif dan pelayanan prima. Pengambilan tenaga
administratif ini akan diseleksi secara internal dari RSIA Puri Bunda Malang sendiri. Selain
itu, SDM juga termasuk dari tim IT untuk maintenance dan pihak ketiga developer mobile
apps.
Mobile apps PBFC akan memberikan layanan produk yang berkualitas; aplikasi yang
memudahkan pengguna mengakses, responsif, informatif dan lancar dalam
penggunaannya. Layanan mobile apps akan menyediakan petugas admin yang siap sedia
dan ramah dalam menjawab pertanyaan dan memberikan solusi terhadap permasalahan
pelanggan. Harga yang ditawarkan pada pelayanan infertilitas di RSIA Puri Bunda Malang
sangat terjangkau bagi banyak kalangan. Layanan ini cukup membantu untuk memotong
anggaran yang tidak perlu misalnya anggaran transportasi pasien untuk keperluan
konsultasi dan pengumpulan identitas yang biasa dilakukan di fasilitas kesehatan lain saat
pertama kali datang.
Revenue stream dari layanan mobile apps PBFC berasal dari mobile apps
engagement yang diharapkan akan membuat pasien datang dan melakukan proses
transaksi yakni konsultasi dan pemeriksaan penunjang meliputi USG, TVS, SIS, analisis
sperma dan inseminasi. Selain itu, PBFC mobile apps juga dapat membuka kesempatan
untuk sponsor-sponsor yang ingin memasukkan produk mereka lewat advertisement juga
menjadi salah satu bentuk revenue stream yang dapat dimanfaatkan.
Suku bunga saat ini diasumsikan 12% sehingga perhitungan didapatkan investasi
akan kembali modal (Payback Period) pada 6 tahun, mampu menghasilkan nilai kini bersih
selama 10 tahun pada tingkat DF 12% (Net Present Value) sebesar Rp 51.123.467.310
memberikan nilai investasi kepada investor (Internal Rate Of Return) sebesar 24,3%
dibandingkan dengan suku bunga saat ini yang sebesar 12%. Selain itu, juga memiliki
Profitability Index lebih dari satu (>1) yaitu sebesar 7. BEP yang dihitung terdapat dua jenis,
yaitu BEP unit sebesar 12.477 unit, yang artinya untuk mencapai titik impas PBFC minimal
harus mampu mendapatkan kunjungan pasien sebanyak 12.477 pasien. Berikutnya
merupakan BEP rupiah sebesar Rp. 2.526.355.495 yang artinya untuk mencapai titik impas
PBFC harus mampu menghasilkan pendapatan sebesar Rp. 2.526.355.495.
Indikator kelayakan investasi yang terakhir adalah dengan menghitung Profitability
Index (PI). PI merupakan perbandingan antara nilai arus kas bersih yang akan datang
dengan nilai investasi yang sekarang. Berdasarkan hasil perhitungan indikator kelayakan
investasi yang terdiri dari Payback Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan
Profitability Index didapatkan interpretasi hasil sebagai berikut :
1. NPV = 51.123.467.310 bernilai positif berarti layak.
2. IRR = 24,30 % bernilai lebih besar dari discounted factor yang ditetapkan yaitu 12%,
berarti layak.
3. Payback period selama 6 tahun, jika dipersyaratkan kembalinya investasi selama 10
tahun, maka layak dilaksanakan.
4. Profitability index bernilai > 1 (yaitu 7) maka dikatakan investasi ini layak.
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................................viii

BAB I FORMULASI STRATEGI RUMAH SAKIT..................................................................1


1.1 Analisa Lingkungan Eksternal RSIA Puri Bunda Malang......................................1
1.1.1 Market Forces (Kekuatan Pasar)................................................................1
1.1.2 Industry Forces...........................................................................................3
1.1.3 Key Trends..................................................................................................4
1.1.4 Macro-Economic Forces.............................................................................6
1.2 Analisa Lingkungan Internal RSIA Puri Bunda Malang........................................8
1.2.1 Kinerja Keuangan........................................................................................8
1.2.2 Pemasaran..................................................................................................8
1.2.3 Proses bisnis internal..................................................................................9
1.2.4 Pembelajaran dan pertumbuhan..............................................................11
1.3 Penentuan Posisi RSIA Puri Bunda Malang.......................................................12
1.4 Penentuan Dan Cascading Strategi RSIA Puri Bunda Malang...........................14

BAB II PENGEMBANGAN STRATEGIC INITIATIVE DI UNIT LAYANAN.............................15


2.1 Produk..............................................................................................................15
2.2 Business Model Canvas....................................................................................16
2.2.1 Customer Segment...................................................................................16
2.2.2 Value Proposition.....................................................................................18
2.2.3 Channel and Customer Relationship........................................................20
2.2.4 Key Activities............................................................................................21
2.2.5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS).................................22
2.2.6 Revenue Stream.......................................................................................23
2.2.7 Key Resources...........................................................................................23
2.2.8 Key Partner...............................................................................................24
2.2.9 Cost Structure and Pricing........................................................................24
2.2.10 Fixed and Variable Costing.......................................................................25

BAB III ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN PURI BUNDA FERTILITY CENTRE......28


3.1 Break Even Point (BEP).....................................................................................28
3.2 Payback Period (PP)..........................................................................................28
3.3 Net Present Value (NPV)...................................................................................29
3.4 Internal Rate of Return (IRR)............................................................................30
3.5 Profitability Index (PI).......................................................................................30

BAB IV PEMBAHASAN..................................................................................................32
4.1 Proyeksi Kunjungan Pelayanan Fertilitas RSIA Puri Bunda Malang...................32
4.2 Kebutuhan Tenaga Pelayanan Fertilitas RSIA Puri Bunda Malang....................33
4.3 Kelayakan Investasi..........................................................................................34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................................37


5.1 Kesimpulan.......................................................................................................37
5.2 Saran................................................................................................................37

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................38
LAMPIRAN...................................................................................................................40
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan Tarif Pelayanan RSIA di Kota Malang..................................................2


Tabel 2. Angka Kordinat SWOT RSIA Puri Bunda Berdasarkan EFAS dan IFAS.......................12
Tabel 3. Strategy Map dan Balanced Scorecard RSIA Puri Bunda..........................................14
Tabel 4. Fixed Cost Pelayanan Fertilitas Per Tahun...............................................................25
Tabel 5. Variabel Cost Listrik Alat per Tahun.........................................................................26
Tabel 6. Variabel Cost Linen per Tahun.................................................................................26
Tabel 7. Variabel Cost Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) per Tahun....................................26
Tabel 8. Variabel Cost Jasa Medis, Jasa Keperawatan dan Jasa Perujuk per Tahun..............27
Tabel 9. Perhitungan Break Even Point (BEP) Berdasarkan Fixed, Variabel Cost dan Tarif....28
Tabel 10. Cash Flow dan Cash Flow Komulatif......................................................................28
Tabel 11. Cash Flow dan Present Value Interest Factor for an Annuity.................................29
Tabel 12. Cash Flow dan NVP Positif, NVP Negatif................................................................30
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Grafik Angka Kemiskinan Di Kota Malang, Jawa Timur Dan Nasional Tahun 2009 –
2018.......................................................................................................................6
Gambar 2 Grafik Posisi Matrik SWOT RSIA Puri Bunda.........................................................13
Gambar 3. Bagan Strategi SWOT RSIA Puri Bunda................................................................13
Gambar 4. Empathy Map RSIA Puri Bunda Malang...............................................................17
Gambar 5. Alur Pelayan Puri Bunda Fertility Certre..............................................................21
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : External Factors Analysis Summary (EFAS)............................................................40


Lampiran 2 : Internal Factors Analysis Summary (IFAS).............................................................41
Lampiran 3 : Perhitungan Segmentasi dan Target Pasar Pelayanan Fertilitas............................42
Lampiran 4 : Perhitungan Kebutuhan Tenaga (WISN)................................................................45
Lampiran 5 : Perhitungan Beban Kerja dan kebutuhan Pelayanan Poliklinik Saat ini (WISN)....49
Lampiran 6 : Perhitungan Fixed Cost..........................................................................................54
Lampiran 7 : Perhitungan Variabel Cost.....................................................................................59
Lampiran 8 : Perhitungan Remunerasi.......................................................................................64
Lampiran 9 : Perhitungan Tarif Pelayanan.................................................................................66
Lampiran 10 : Proyeksi Perhitungan Pendapatan dan Biaya......................................................67
BAB I
FORMULASI STRATEGI RUMAH SAKIT

Rumah sakit merupakan sebuah institusi pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi
rawat jalan, rawat inap dan pelayanan gawat darurat. Dengan berbagai pelayanan
tersebut, dapat dikatakan bahwa rumah sakit merupakan institusi yang padat karya,
padat modal, dan padat masalah; bersifat multidimensi yang dalam perkembangannya
dipengaruhi oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi serta aspek sosial ekonomi dari
kehidupan masyarakat. Pengelolaan manajerial rumah sakit yang strategik perlu
diterapkan agar rumah sakit dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi
masyarakat. Rumah Sakit Ibu dan Anak Puri Bunda Malang berdiri sejak tahun 2005
dalam manajemen PT. Putraning Husada bertempat di Jl. Simpang Sulfat Utara No. 60A
Blimbing, Malang. Dengan memandang lokasi strategisnya, RSIA Puri Bunda Malang
memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Ibu dan Anak Pilihan Utama Masyarakat Kota Malang
dan Sekitarnya” dengan misinya sebagai berikut :
1) Pelayanan yang Sopan, Santun Penuh Perhatian.
2) Pelayanan yang Cepat, Tepat dan Terjangkau.
3) Mewujudkan Karyawan yang Penuh Loyalitas, Kejujuran dan Tanggung Jawab.
4) Mengutamakan Keselamatan, Kesembuhan dan Kepuasan Pasien.
Dalam rangka mewujudkan misi tersebut, beberapa langkah strategis harus
diambil dengan memperhatikan lingkungan eksternal dan internal yang ada. Berikut
analisa terhadap lingkungan eksternal dan internal RSIA Puri Bunda Malang.

1.1 Analisa Lingkungan Eksternal RSIA Puri Bunda Malang


1.1.1 Market Forces
Pada tahun 2014 dengan adanya program JKN melalui BPJS Kesehatan,
pasien RSIA Puri Bunda Malang didominasi oleh para Peserta BPJS yaitu
sebanyak 77% sedangkan 22% adalah pasien dengan status pembayaan mandiri.
Pelanggan terbanyak adalah pasien dengan usia produktif yakni 39% di usia 26-
45 tahun dengan pengunjung perempuan lebih banyak 3 kali lipat dari laki-laki
(dari 68.690 kunjungan di tahun 2019) dan 89% diantaranya memiliki pendidikan
terakhir minimal SMA serta keseluruhan pelanggan dapat menggunakan fasilitas
telekomunikasi modern. Dari gambaran ini sedikit tergambarkan bahwa

1
pelanggan RSIA Puri Bunda Malang berasal dari kalangan ekonomi menengah
dengan usia produktif dan tingkat pendidikan menengah yang relatif mengikuti
dengan perkembangan teknologi modern telekomunikasi. Pelanggan RSIA Puri
Bunda Malang mayoritas berasal dari wilayah Kota Malang dan beberapa dari
daerah wilayah Kabupaten Malang seperti Kecamatan Pakis, Kecamatan
Tumpang dan Kecamatan Poncokusumo.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan, RSIA Puri Bunda Malang
menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan berupa Poliklinik Kebidanan dan
Kandungan, Andrologi, Kesehatan Anak, Penyakit Dalam, Ilmu Bedah dan
Poliklinik Kesehatan Gigi. Selain itu terdapat pula fasilitas pelayanan gawat
darurat, HCU dan rawat inap. Tindakan terbanyak dalam satu tahun adalah
Sectio Caesarea (SC) yaitu sejumlah 2.066 (89% dari 2.491 tindakan operasi)
selama tahun 2019. Tindakan SC yang tinggi muncul karena adanya indikasi
medis yang mendasari. Selain demand yang tinggi terhadap pelayanan operasi
SC, trend perkembangan teknologi dan inovasi di bidang fertilitas cukup diminati
oleh pasien RSIA Puri Bunda Malang walaupun pembiayaannya tidak dapat
menggunakan fasilitas JKN dengan jumlah kunjungan rata-rata 50 kunjungan
setiap bulan dan terjadi peningkatan sekitar 5-10% setiap bulannya selama
tahun 2019.
Adanya permintaan terhadap pelayanan infertilitas menjadi daya pikat
pendapatan sehingga RSIA Puri Bunda Malang melengkapi pelayanan infertilitas
dengan membuka poliklinik andrologi dengan berbagai fasilitas yang membuat
pelanggan tertarik walaupun sistem pembiayaannya secara mandiri (umum).
Selain itu jika ditinjau dari segi harga, karena pelanggan RSIA Puri Bunda Malang
adalah kalangan kelas ekonomi menengah; tarif pembiayaan pelayanan di RSIA
Puri Bunda Malang relatif lebih murah sekitar 10-20% dari RSIA lain di sekitarnya
dengan jenis pelayanan yang sama. Berikut contoh perbandingan tarif
pelayanan.

Tabel 1. Perbandingan Tarif Pelayanan RSIA di Kota Malang


Nama RSIA RSIA Puri Bunda RSIA Mutiara
RSIA Puri
Jenis Pelayanan Malang Bunda
USG Kehamilan Rp. 50.000 Rp. 70.000 Rp. 275.000
Melahirkan Normal Rp. 3.150.000 Rp. 7.000.000 Rp. 3.896.600
Operasi Caesar Rp. 7.150.000 Rp. 11.000.000 Rp. 6.110.775
Pemeriksaan Sperma Rp. 250.000 Rp. 300.000 -
Kuret Rp. 2.000.000 Rp. 2.250.000 Rp. 4.290.660
Sumber: Profil Tarif Tindakan Medis RSIA Puri Bunda, RSIA Puri, RSIA Mutiara
Bunda, dalam https://www.alodokter.com

1.1.2 Industry Forces


Perkembangan perusahaan yang semakin pesat menimbulkan persaingan
yang semakin tinggi, sehingga perusahaan membutuhkan strategi untuk
mempertahankan keberadaannya untuk jangka waktu yang panjang. Menurut
Porter terdapat 5 yang dapat mempengaruhi rumah sakit yaitu competitor, new
entrance, substitute product, rantai supply dan stakeholder. Apabila dilihat dari
segi jenis rumah sakit, jarak, segmen pasar dan jenis pelayanan yang ditawarkan,
kompetitor RSIA Puri Bunda Malang antara lain adalah RSIA Mutiara Bunda, RSIA
Puri, RSIA Melati Husada, RSIA Permata Bunda, RSIA Permata Hati dalam radius 10
Km. Selama tahun 2019–2020 belum ada pendatang baru yang menjadi pesaing
RSIA Puri Bunda Malang. Selain kompetitor, banyaknya produk substitusi seperti
para pelaku pengobatan alternatif dan dukun juga menjadi ancaman pemanfaatan
pelayanan RSIA Puri Bunda Malang oleh masyarakat. Setidaknya dalam radius 5
Km terdapat 40 produk substitusi. Berkembangnya produk substitusi ini dapat
dipicu oleh kesulitan pasien sebagai pembeli untuk mendapatkan jasa pelayanan
kesehatan oleh rumah sakit. Dengan adanya hal ini maka perusahaan harus
bersaing secara agresif untuk mendapatkan pangsa pasar yang besar. Hal ini
menjadikan tantangan RSIA Puri Bunda Malang untuk bertahan dan meningkatkan
kekuatan daya saingnya agar dapat bertahan di dalam pasar persaingan.
Dalam konsep rantai pemasok, supplier merupakan salah satu bagian
supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
suatu rumah sakit. Peran pemasok baik obat maupun alat juga mempengaruhi
kekuatan industri RSIA Puri Bunda Malang telah selektif dalam memilih rekan
kerjasama, sejauh ini rumah sakit telah bekerjasama dengan berbagai pemasok
logistik medis dengan beberapa perusahaan, pasokan logistik dapur dengan
pemasok tetap, pengelolaan limbah medis, KSO Laboratorium dll. Selama terjalin
kerjasama, kedua belah pihak melaksanakan kesepakatan dengan baik sesuai
yang ditetapkan.
Dalam kekuatan industri, peran stakeholder sangat penting dalam upaya
pengembangan dan kelancaran proses pelayanan. Stakeholders eksternal RSIA
Puri Bunda Malang yang berkaitan dengan instansi pemerintah antara lain Dinas
Kesehatan Kota Malang, BPJS Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup.
Stakeholders eksternal dari masyarakat yang berpengaruh adalah perangkat RT
10, RT 4 dan RW 05 Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing karena RSIA
Puri Bunda Malang berlokasi di area pemukiman tersebut. Koordinasi dengan
warga dilakukan secara berkala dengan mengadakan rapat tahunan untuk
pemaparan rencana pengembangan pelayanan dan pengembangan infrastruktur
bangunan. Pada saat ini RSIA Puri Bunda Malang berupaya untuk
mengembangkan pelayanan dengan menambah ruang dan bangunan. Namun
sampai saat ini masih mendapatkan kendala dari perangkat RT 10, RT 4 dan RW 05
Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing yang merupakan fasilitator
keresahan warga akan adanya bangunan yang tinggi di sekitar mereka. Upaya
persuasif telah dilakukan oleh RSIA Puri Bunda Malang melalui peran serta pada
kegiatan kemasyarakatan namun sampai saat ini belum memberikan hasil yang
sesuai harapan. Stakeholders yang juga memiliki peran besar dalam dunia
kesehatan di Indonesia pada umumnya dan RSIA Puri Bunda Malang tidak lain
adalah BPJS Kesehatan. Regulasi yang dibuat oleh BPJS juga mempengaruhi
kinerja dari rumah sakit. Adanya keterlambatan proses klaim, kebijakan refund
oleh RS juga mempengaruhi manajemen rumah sakit. Sebanyak 77% kunjungan
rumah sakit adalah peserta BPJS Kesehatan. Oleh karena itu pelayanan yang
memuaskan terhadap peserta BPJS Kesehatan dapat menjadi hal yang patut untuk
dilakukan oleh rumah sakit. Selain memuaskan pelanggan peserta BPJS
Kesehatan, rumah sakit juga diharuskan mengikuti peraturan yang ditetapkan
oleh BPJS Kesehatan mengenai segala persyaratan yang menjadi dasar penetapan
rumah sakit yang dapat bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

1.1.3 Key Trends


SIM RS baru diterapkan tahun 2020 namun belum berfungsi optimal karena
tidak ada SDM yang khusus melakukan input data (administrasi) di bagian
pelayanan. SDM yang ada masih belum terbiasa dan merasa memiliki beban
tambahan menginput data ke komputer. Sistem pendaftaran pasien dilakukan
dengan cara konvensional (on site), telepon dan WhatsApp (WA). Rekam medis
yang digunakan RSIA Puri Bunda Malang masih berupa paper based serta
pencatatan dan pelaporan belum berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil survey
kepuasan pasien rawat inap dapat diketahui bahwa sumber pasien mengenal RSIA
Puri Bunda Malang sebanyak 88% adalah dengan mengenal sendiri, dari teman,
kerabat dan tetangga. Selain itu, strategi pemasaran RSIA Puri Bunda Malang juga
menggunakan media sosial seperti WhatsApp, Facebook, dan Website. Apabila
SIM RS dapat difungsikan secara optimal maka akan memberikan dampak
kemudahan yang besar baik bagi masyarakat maupun rumah sakit. Misalnya
apabila aplikasi pendaftaran pasien rawat jalan dapat dilakukan secara online
dampak yang ditimbulkan antara lain adalah masyarakat dapat mengetahui
informasi rumah sakit tanpa harus langsung datang ke tempat yang akan dituju,
dapat mempermudah karyawan dalam melakukan pendataan, serta dapat
mempermudah dokter untuk melihat jadwal praktik dan data pasien yang
mendaftar rawat jalan (Sofica et al., 2019). Transformasi digital telah berperan
dalam hal revolusi berbagai industri, khususnya dalam bidang kesehatan. Di
Indonesia pada tahun 2015, pelayanan telemedicine telah diakses oleh lebih dari
satu juta penduduk. Angka ini meningkat secara signifikan di tahun 2018.
Trend kunci yang lain adalah regulasi yang mengatur perumahsakitan yang
ditetapkan oleh pemerintah antara lain terkait sistem akreditasi rumah sakit,
lisensi, sertifikasi dan JKN. Kebijakan pemerintah tentang JKN/BPJS Kesehatan
meningkatkan angka kunjungan pasien di RSIA Puri Bunda Malang. Pasien dengan
tingkat ekonomi menengah ke bawah yang sebelumnya tidak mampu mengakses
pelayanan dokter spesialis kandungan dan spesialis anak, dapat mengaksesnya
hanya dengan membayar iuran BPJS. Angka kunjungan sangat dipengaruhi oleh
angka rujukan dari FKTP di sekitar RSIA Puri Bunda Malang. Dengan adanya
perubahan sosial dan kultur yang terjadi di Kota Malang dan sekitarnya, pasien
RSIA Puri Bunda Malang juga mengalami perubahan. Dengan jumlah peserta BPJS
yang semakin meningkat, jumlah pasien yang menggunakan BPJS dalam berobat
juga meningkat sebesar sekitar 10%. Dari segi sosial ekonomi, secara umum
didapati data bahwa angka kemiskinan menurun yakni dari 4,60% pada tahun
2015, menjadi 4,10% pada tahun 2018, produk domestik regional bruto juga
mengalami pertumbuhan dari 5,61% pada tahun 2015 menjadi 5,72% pada tahun
2018. Hal ini mencerminkan kesejahteraan masyarakat yang semakin meningkat
seiring dengan hal tersebut, peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan
juga akan terjadi. Dalam akses pelayanan kesehatan, beberapa faktor yang
mempengaruhi keputusan pasien adalah harga, penghasilan, preferensi dan
adanya barang alternatif. Semakin baik penghasilan, maka tingkat akses
kesehatan juga akan semakin baik (Janis, 2014).

1.1.4 Macro-Economic Forces


Sebelum masa pandemi COVID-19, status perekonomian masyarakat Kota
Malang yang semakin membaik yang tampak dari penurunan angka kemiskinan
seperti gambar di bawah ini, artinya daya beli masyarakat dan tingkat
pengetahuan semakin baik, sehingga mereka memiliki daya tawar yang lebih
tinggi untuk memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang terbaik. Sehingga situasi
ini yang dijadikan peluang bagi RSIA Puri Bunda Malang untuk meraih konsumen
masyarakat di Kota Malang.

Gambar 1. Grafik Angka Kemiskinan Di Kota Malang, Jawa Timur Dan


Nasional Tahun 2009–2018

Saat ini oleh karena dampak pandemi COVID-19, pertumbuhan


beberapa negara mengalami kontraksi termasuk Indonesia yang tertekan
menjadi 2,97%, Tiongkok 6,8% dan Jepang 3,4%, namun masih ada sebagian
lainnya masih tumbuh positif namun tetap jauh dibawah pertumbuhan normal
misalnya Amerika Serikat masih tumbuh positif sebesar 0,3%. Pertumbuhan
ekonomi di sebagian besar wilayah Indonesia berlangsung lebih lambat antara
lain Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Maluku serta Papua. Pertumbuhan
konsumsi rumah tangga melambat menjadi sebesar 2,8 persen. Kinerja impor
terkontraksi 2,2 persen sementara ekspor tumbuh 0,2 persen. Sektor utama
Indonesia tumbuh melambat namun sektor jasa tumbuh lebih cepat. Di lain sisi,
sektor jasa kesehatan tumbuh hingga 10 persen pada triwulan berjalan. Hal ini
terkait dengan penyebaran wabah COVID-19 yang mendorong permintaan jasa
Kesehatan (BAPENNAS, 2020).

Penurunan produksi dan tenaga kerja akan sangat berimbas kepada


banyak sektor salah satunya rumah sakit. Kondisi pasar global yang tidak stabil
akan menyebabkan inflasi. Menurut sumber BPS 2020, inflasi di sektor
kesehatan mengalami kenaikan sebesar 0,13%. Saat daya beli masyarakat yang
semakin menurun, rumah sakit justru sedang membutuhkan banyak dana
operasional saat pandemi. Dengan adanya penurunan ekonomi global,
peningkatan biaya operasional apabila rumah sakit hanya mengandalkan
pendapatan yang sama seperti saat ini (yang didominasi oleh peserta BPJS
Kesehatan sebesar 77%), maka rumah sakit akan mengalami penurunan
keuntungan. Kebijakan investasi dalam bentuk pengembangan rumah sakit juga
diperlukan di tengah tuntutan kebutuhan masyarakat serta perubahan
lingkungan yang dinamis seperti saat ini. Adanya Pasar Modal/Capital Market
(pasar keuangan untuk dana jangka panjang) misalnya saham dan obligasi
diperlukan dalam pengembangan keuntungan perusahaan (Pidada dan Darma,
2018). Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh para investor untuk membuka dan
mengembangkan berbagai jenis pelayanan kesehatan, namun hingga saat ini,
modal RSIA Puri Bunda Malang murni berasal dari dana investasi pribadi dan
tidak membuka peluang investasi dari luar. Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi
khusus untuk mengatasi hal tersebut salah satunya meningkatkan pendapatan
yang berasal dari pelayanan dengan pembiayaan mandiri (umum).

Dengan ditunjang bagusnya infrastruktur yang terdapat di rumah sakit


dan sekitarnya, seperti kemudahan akses jalan raya, kemudahan akses
telekomunikasi dengan fasilitas PT. Telkom Indonesia, kedekatan akses dengan
institusi finansial (Bank Mandiri, BNI, BRI serta BCA). Adanya suplai listrik yang
adekuat (86,4 kwh dari PLN dan genset 150 kva), suplai air yang lancar dari
PDAM dan 2 sumur air tanah dapat meningkatkan optimalisasi pelayanan di
rumah sakit yang diharapkan dapat meningkatkan kepuasan masyarakat.

1.2 Analisa Lingkungan Internal RSIA Puri Bunda Malang


Analisis lingkungan internal merupakan upaya untuk mengenali dan menilai
potensi yang dimiliki oleh suatu organisasi. Potensi tersebut dapat berupa kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi.

1.2.1 Kinerja Keuangan


Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan sebuah
perusahaan. Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas keuangan rumah sakit
relatif positif karena terjadi kelebihan sekitar 30% dari target. Profitabilitas rumah
sakit juga cenderung baik karena sudah melebihi target yang sebesar 30%. Rasio
profitabilitas digunakan mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan
aktivanya. Saat ini rasio profitabilitas RSIA Puri Bunda Malang sudah melebihi 30%
(melebihi target).
Saat ini mayoritas pasien RSIA Puri Bunda Malang adalah pasien BPJS
Kesehatan (77%). Untuk pasien BPJS rata-rata klaim RS terhadap BPJS relatif stabil
tiap tahunnya. Selain faktor keuangan, pembayaran berbasis tarif Ina-CBGs
membuat rumah sakit harus melakukan efisiensi tanpa mengurangi mutu layanan.
Dalam pengerjaan laporan keuangan, RSIA Puri Bunda Malang memiliki seorang
akuntan yang dibantu oleh 2 tenaga administrasi di bagian keuangan.

1.2.2 Pemasaran
Pemasaran merupakan sebuah faktor penting dalam penjualan sebuah
produk kepada konsumen yang dituju. Produk yang dimaksud dapat pula
berbentuk jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pemasaran dapat dibedakan
sesuai dengan definisinya menurut sisi sosial dan manajerial. Pemasaran menurut
sisi manajerial disebutkan sebagai “seni menjual produk” (Kotler, 2008).
Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pelayanan kesehatan sangat
ditunjang makin banyaknya pilihan rumah sakit. Hal ini akan menyebabkan
terjadinya persaingan rumah sakit dalam meraih dan mempertahankan
pelanggannya. Peningkatan kualitas layanan di rumah sakit harus diiringi dengan
usaha pemasaran yang baik dalam bentuk pemberian informasi kepada pelanggan
tentang keberadaan layanan rumah sakit yang dimiliki (Kotler, 2016). RSIA Puri
Bunda Malang menyediakan layanan kesehatan diagnostik dan terapeutik bagi ibu
dan anak. Rumah sakit juga membuka pelayanan poli andrologi untuk menangani
kasus-kasus infertilitas. Tarif yang ditetapkan lebih rendah 20% dibanding pesaing.
Kendala yang dialami oleh RSIA Puri Bunda Malang adalah belum adanya tim
khusus untuk marketing RS menjadi sebuah pekerjaan rumah bagi rumah sakit
untuk merencanakan kebutuhan sumber daya dan biaya untuk promosi di masa
yang akan datang. Belum ada teknik pemasaran secara khusus yang dilakukan
oleh rumah sakit, akibatnya pemasaran yang dilakukan melalui media sosial
belum menghasilkan output yang bermakna. 88% pasien mengetahui RSIA Puri
Bunda Malang melalui dari mulut ke mulut.
a. Segmen pasar RSIA Puri Bunda Malang yang difokuskan pada pelayanan
kesehatan reproduksi dan anak. Secara demografi, segmen pasar tersebut
dikhususkan pada wanita usia produktif, bayi dan/atau anak-anak.
Menurut data demografi dari BPS kota Malang tahun 2019 setidaknya
terdapat 250 ribu pasangan usia subur yang mana 40 ribu diantaranya
mengalami infertilitas. Namun hingga saat ini yang mengakses secara
langsung hanya 50 orang setiap bulan. Angka ini masih sangat jauh dari
target yang diharapkan. Berdasarakan analisis lapangan melalui
wawancara langsung kepada penderita infertilitas yang datang ke RSIA
Puri Bunda didapatkan bahwa ada keengganan dan rasa malu ketika
mengakses layanan kesehatan secara langsung dengan keluhan
infertilitas.
b. Target pasar RSIA Puri Bunda Malang adalah masyarakat dengan kelas
ekonomi menengah.
c. Positioning. Citra baik, sopan, ramah nyaman menjadi jargon dalam
memposisikan diri.

1.2.3 Proses Bisnis Internal


Rumah sakit adalah organisasi yang menghasilkan banyak pelayanan.
Rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap pelayanan–pelayanan yang ada
secara berkala. Dari hasil evaluasi maka rumah sakit dapat mengambil keputusan
penting bagi pengelolaan rumah sakit. RSIA Puri Bunda Malang saat ini telah
memiliki Rencana Kerja Stategis (Renstra) yang ditetapkan per lima tahun, tetapi
memiliki Rencana Kegiatan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang disusun oleh
managemen dan disetujui oleh Direktur setiap tahun. Hal yang ingin dilaksanakan
rumah sakit adalah dengan mengembangkan layanan inovasi dan upaya
pemenuhan keselamatan pasien. Bagian dari manajemen yang kurang dari RSIA
Puri Bunda Malang adalah pengawasan, yang mana proses dari pelaksanaan
tindak lanjut tidak terawasi dengan baik sehingga outputnya pun kurang optimal.
a. Manajemen logistik farmasi
Manajemen logistik farmasi di RSIA Puri Bunda Malang dilakukan oleh
petugas pelaksana yang ditunjuk. Perencanaan dan pengadaan dilakukan
saat jumlah stok berkurang dengan memperhitungkan lama pemesanan,
sedangkan penerimaan barang dilakukan di gudang farmasi yang
kemudian disimpan langsung di apotek karena jumlah stok yang tidak
terlalu banyak. Pengawasan logistik farmasi menggunakan sistem pada
SIM RS yaitu menyesuaikan faktur dengan penjualan.
b. Manajemen logistik linen
Semua pelayanan linen di RSIA Puri Bunda Malang dilakukan oleh bagian
unit laundry. Perencanaan dilakukan jika linen kurang dari jumlah yang
diterapkan yaitu 3 par, sedangkan pengadaan dengan cara membeli
bahan jenis kain yang sudah ditetapkan dan kemudian dijahit.
Penyimpanan linen tidak ada ruangan khusus masih campur dengan
ruangan laundry dan pengawasan linen dilakukan oleh penanggung jawab
laundry.
c. Manajemen logistik gizi
Manajemen logistik gizi melakukan perencanaan dan pengadaan barang
setiap bulan untuk bahan kering dan setiap tiga hari untuk bahan basah.
Penyimpanan barang di simpan di gudang gizi dengan pemakaian bahan
menggunakan system FIFO dan FEFO, sedangkan pengawasan dilakukan
oleh ahli gizi.
d. Manajemen logistik umum
Manajemen logistik umum dilakukan oleh sekretaris umum dengan DKB
setiap bulan dan pengawasan melalui sistem SIM RS.
e. Indikator kinerja proses pelayanan
Semua proses pelayanan dilakukan sesuai pedoman dan SOP yang
ditetapkan. Pelayanan klinis dilakukan sesuai dengan pranduan praktik
klinis yang ditetapkan.

1.2.4 Pembelajaran dan Pertumbuhan


a. SDM
Manajemen SDM adalah suatu proses menangani berbagai masalah
pada karyawan, manajer dan tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang
aktivitas organisasi demi tercapai tujuan yang telah ditentukan. Oleh sebab
itu, sumber daya manusia tersebut harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. RSIA Puri Bunda Malang
saat ini mempunyai SDM total 227 orang yang terbagi menjadi karyawan
tetap, kontrak dan mitra. Jumlah SDM saat ini mencukupi untuk memberikan
pelayanan di RS baik IGD, rawat inap, rawat jalan, administrasi, farmasi
maupun sarana penunjang medik (laboratorium dan radiologi). Kompetensi
SDM di RSIA Puri Bunda Malang sudah dilaksanakan sesuai standart yang
ditentukan oleh bagian HRD dan sejak awal penerimaan, telah diketahui
kompetensi dasar dan teknis yang dimiliki setiap karyawan yang sesuai
dengan analisa jabatan dan beban kerja. Pengembangan kompetensi pegawai
dilakukan melalui pelatihan, seminar atau workshop. RSIA Puri Bunda Malang
memiliki sistem absensi karyawan yang terdata dengan baik. RSIA Puri Bunda
Malang menerapkan sistem reward dan punishment yang disesuaikan dengan
kondisi di lapangan. Dengan adanya hal ini diharapkan akan terwujud
loyalitas karyawan terhadap rumah sakit.

b. Iklim Kerja
RSIA Puri Bunda Malang berlokasi di Kota Malang tepatnya Kecamatan
Blimbing dengan luas wilayah 17,77 Km 2 di area perumahan padat penduduk.
secara umum Kota Malang terletak di daerah dataran tinggi sehingga struktur
tanahnya merupakan daerah dataran tinggi, hal ini malah dapat memberikan
manfaat positif bagi rumah sakit karena bangunan rumah sakit menjadi split
level yang terkesan seperti bangunan rumah sehingga baik pasien maupun
petugas kesehatan merasa nyaman.

c. Sistem Informasi
Di era artificial intelligence seperti saat ini, sistem informasi dan
teknologi sangat penting bagi rumah sakit. Banyak manfaat yang bisa
didapatkan dari sistem yang canggih terutama dalam kegiatan administratif.
Sejauh ini RSIA Puri Bunda Malang telah memiliki sistem teknologi
komputerisasi untuk kegiatan administrasi terutama di bagian farmasi dan
kasir. Sayangnya sistem ini belum terintegrasi secara penuh dengan kegiatan
di sektor rawat jalan dan rawat inap. Kedepannya rumah sakit secara
bertahap berencana akan mengintegrasikan seluruh bagian di rumah sakit
agar dapat bersama dimudahkan terutama dalam hal kegiatan administrasi.

1.3 Penentuan Posisi RSIA Puri Bunda Malang


Berdasarkan analisis lingkungan eksternal dan internal, berikut adalah posisi
strategis rumah sakit.
Tabel 2. Angka Koordinat SWOT RSIA Puri Bunda Berdasarkan EFAS dan IFAS
Analisis Faktor
Skor Terbobot Posisi Rumah Sakit
Lingkungan
S 2,15
1,20
W -0,95
O 1,90
0.80
T -1,10
Posisi Rumah Sakit Quadran Agresif

Berdasarkan analisa SWOT metode EFAS dan IFAS, didapatkan bahwa bobot skor
EFAS di RSIA Puri Bunda adalah (+) 0,80, sedangkan bobot skor IFAS adalah (+) 1,20
sehingga tampak bahwa RSIA Puri Bunda dalam posisi Agresif.
Gambar 2 Grafik Posisi Matrik SWOT RSIA Puri Bunda.

Strategi RS berdasarkan analisa lingkungan eksternal dan internal

Faktor
Internal Kekuatan Kelemahan
Faktor
Eksternal

Strategi SO Strategi WO
Gunakan "S" untuk memanfaatkan
Hilangkan "W"
"O" dan memanfaatkan "O"
Ancaman

Strategi ST Strategi WT
Peluang Gunakan "S" untuk menghindarkan
Meminimalkan"T"
"W" untuk menghindarkan "T"

Gambar 3. Bagan Strategi SWOT RSIA Puri Bunda

Strategi SO yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan (S) untuk


memanfaatkan kesempatan yang ada (opportunity).
a. Mengembangkan pelayanan fertilitas melalui aplikasi Puri Bunda Fertility
Center (PBFC) Mobile Apps.
b. Mendekatkan interaksi pelayanan fertilitas Puri Bunda Fertility Center (PBFC)
Mobile Apps.
c. Membangun komunikasi dengan FKTP dan stakeholder.
d. Mengembangkan kemampuan dan kompetensi SDM dengan program
pelatihan.

1.4 Penentuan dan Cascading Strategi RSIA Puri Bunda Malang


Berdasarkan kondisi diatas, dapat dilakukan pemetaan skematis terhadap strategi
rumah sakit dalam bentuk strategy map dan Balanced Scorecard sebagai berikut

Tabel 3. Strategy Map dan Balanced Scorecard RSIA Puri Bunda Malang

Meningkatkan
pendapatan

Meningkatka Membangun
n kepuasan jejaring

Mengembang
Menjamin
kan inovasi
keselamatan

Meningkatkan
Meningkatkan
loyalitas
kompetensi
karyawan
BAB II
PENGEMBANGAN STRATEGIC INITIATIVE
DI UNIT LAYANAN

2.1 Produk
Produk mobile apps yang akan dikembangkan oleh RSIA Puri Bunda Malang
merupakan salah satu bentuk inovasi demi meningkatkan kedekatan emosional
dari RSIA Puri Bunda Malang dengan para pelanggannya. Dengan meningkatkan
interaksi personal tersebut, diharapkan kepuasan pelanggan menjadi prioritas
utama.
Produk yang ditawarkan bagi pelanggan dari pelayanan fertilitas RSIA Puri
Bunda Malang adalah layanan mobile apps yang bisa diunduh dan diakses melalui
smart phone dari setiap pelanggan. Mobile apps ini akan diberi nama “Puri Bunda
Fertility Center” atau disebut sebagai PBFC. PBFC mobile apps ini akan berisikan
informasi seputar edukasi mengenai fertilitas, baik untuk segmen pelanggan
berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Di dalam aplikasi tersebut, akan
diberikan peta letak dari RSIA Puri Bunda Malang, fasilitas apa saja yang dapat
diberikan, dan direncanakan juga untuk dimasukkan konten terkait self-screening
untuk masalah fertilitas serta jadwal praktik dari para dokter-dokter spesialis
konsultan fertilitas yang dimiliki oleh RSIA Puri Bunda Malang. Dalam
pengembangannya di masa mendatang, diharapkan mobile apps ini dapat
terhubung dengan kinerja SIM RS sehingga pelanggan dapat mendaftar melalui
layanan mobile apps ini.
Sumber daya manusia untuk mendukung layanan mobile apps yang
terintegrasi dengan layanan infertilitas RSIA Puri Bunda Malang yaitu tujuh dokter
spesialis obstetric dan ginekologi dimana satu dokter merupakan konsultan
fertilitas, satu dokter spesialis andrologi, serta analis laboratorium, tenaga
perawat dan bidan yang berkompeten. Selain itu RSIA Puri Bunda Malang juga
akan bekerja sama dengan pihak ketiga dalam pembuatan dan perawatan dari
mobile apps ini. Langkah-langkah yang akan dilakukan sehubungan dengan isu
strategik untuk pendistribusian produk adalah:
1) RSIA Puri Bunda Malang perlu membuat marketing plan yang tersusun
strategis dalam memberikan diferensiasi pelayanan dan pemanfaatan
teknologi yang mempermudah pasien.
2) RSIA Puri Bunda Malang harus menyelenggarakan dan meningkatkan hal-
hal yang menjadi kekuatan rumah sakit seperti citra baik rumah sakit
terkait harga yang diberikan, loyalitas pelanggan, kekuatan finansial dan
SDM yang kompeten.
3) RSIA Puri Bunda Malang perlu mempersiapkan untuk mengembangkan dan
mempersiapkan sarana, prasarana, dan sumber daya manusia yang
menunjang untuk menjadi pusat rujukan kasus-kasus fertilitas sehingga di
masa mendatang bisa tersedia pelayanan yang semakin komprehensif dan
menjadi one stop service hospital khususnya dalam kasus fertilitas.
4) Pengembangan dan pemanfaatan teknologi sistem informasi dan inovasi
terkait dengan demand dari pelanggan poliklinik fertilitas yang mayoritas
berada pada segmen menengah dan dalam rentang usia produktif.

2.2 Business Model Canvas


2.2.1 Customer Segment
a. Segmentation (Segmentasi)
RSIA Puri Bunda Malang bergerak dalam segmen pasar yang difokuskan
pada pelayanan kesehatan wanita dan anak. Secara demografi, segmen
pasar tersebut dikhususkan pada wanita usia produktif, bayi dan/atau anak-
anak. Pelayanan yang diberikan oleh RSIA Puri Bunda Malang juga
mencakup mengenai kesehatan reproduksi bagi pasangan dengan usia
produktif. Menurut data demografi dari BPS Kota Malang Tahun 2019
setidaknya ada 24.217 pasangan usia subur yang dapat menjadi segmen
pemasaran jasa dari RSIA Puri Bunda Malang.
b. Targeting (Target Pasar)
Untuk menjangkau target pasar yang besar dalam segmen pasar
tersebut, RSIA Puri Bunda Malang mengerucutkan target pasar pada
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah. Kelas ekonomi menjadi
faktor yang patut diperhitungkan mengingat pelayanan mengenai masalah
fertilitas sudah identik dengan harga yang tidak sedikit. Sehingga dalam
implementasinya segmen yang dituju adalah dengan kelas ekonomi
menengah. Hal ini didukung oleh data kunjungan pasien yang dilayani di
RSIA Puri Bunda Malang yang didominasi oleh pasien dengan kepesertaan
BPJS sebanyak lebih dari 70%.

c. Positioning (Penempatan)
RSIA Puri Bunda Malang berusaha mewujudkan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan terbaik bagi masyarakat yang tergambar dari visi RSIA
Puri Bunda Malang, Selain itu rumah sakit ingin membangun citra baik
rumah sakit dari segi pelayanan. Tidak hanya berorientasi keterjangkauan
pelayanan dan kesembuhan pasien, melainkan juga memperhatikan sisi
emosional pasien dengan memberikan pelayanan yang sopan santun dan
penuh perhatian. Hal ini juga diwujudkan dengan penetapan tarif harga
yang terjangkau bagi para pasien sehingga mayoritas segmen pasar dapat
dirangkul oleh RSIA Puri Bunda Malang.

Gambar 4. Empathy Map RSIA Puri Bunda Malang


RSIA Puri Bunda Malang memiliki target pasar yaitu pasangan usia
produktif yang mengalami kasus infertilitas. Untuk mengetahui apa yang bisa
diperbaiki dan dipertahankan, diperlukan pemikiran dan sudut pandang
pelanggan.
Beberapa hal positif yang dipikirkan dan dirasakan oleh pelanggan
adalah kecepatan pelayanan yang tergolong cepat dan harga yang
terjangkau. Hal negatifnya adalah terkait dengan keselamatan pasien. Pasien
takut tertular penyakit di RS, takut terpeleset di tangga dan takut lift macet.
Dari aspek kepuasan pelanggan, pasien mendapati petugas yang kurang
ramah, kesulitan dalam pendaftaran online dan adanya perasaan
diskriminasi.
Beberapa hal positif yang didengar adalah keseluruhan pelayanan yang
cepat dan tanggap. Sedangkan hal negatifnya terkait kepuasan pelanggan
adalah kesulitan untuk mendaftar lewat telepon, beberapa petugas yang
kurang ramah, adanya diskriminasi dan informasi yang kurang jelas.
Dari hal yang dapat dilihat, didapatkan sisi positifnya yaitu petugas yang
ramah dan suasana rumah sakit yang nyaman. Sedangkan sisi negatifnya
terdapat pada aspek ketidakjelasan regulasi yaitu alur ruangan yang cukup
membingungkan pasien
Poin pain yang didapatkan dari empathy map tersebut pada aspek
ketidakjelasan regulasi, didapatkan alur yang tidak jelas dan kurang
informatif. Sedangkan dari aspek kepuasan pelanggan didapatkan petugas
resepsionis yang kurang ramah dan keluhan yang belum diperhatikan.
Sedangkan poin gain pada aspek kepuasan pelanggan didapatkan
petugas yang ramah dan komplain yang diperhatikan. Pada aspek regulasi
didapatkan alur serta info yang jelas.

2.2.2 Value Proposition


Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas, jika kinerja melebihi
harapan, pelanggan amat puas atau senang (Kotler et al., 2003). Faktor-faktor
yang mempengaruhi kepuasan menurut pendapat Lupiyoadi (2001),
menyebutkan ada lima faktor yang mempengaruhi kepuasan yaitu sebagai
berikut.
a. Kualitas Produk
Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan
bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu
menuntut produk yang berkualitas pada setiap pengorbanan yang dilakukan
untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini kualitas produk yang baik
akan memberikan nilai tambah di benak konsumen (Lupiyoadi, 2001). Mobile
apps PBFC akan memberikan layanan produk yang berkualitas; aplikasi yang
memudahkan pengguna mengakses, responsif, informatif dan lancar dalam
penggunaannya.
b. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan di bidang jasa, pelanggan akan merasa puas bila
mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan yang
diharapkan. Pelanggan yang puas akan menunjukkan kemungkinan untuk
kembali membeli produk yang sama. Pelanggan yang puas cenderung akan
memberikan persepsi terhadap produk perusahaan (Lupiyoadi, 2001). Pada
suatu pelayanan kesehatan, kualitas pelayanan akan ditentukan oleh banyak
hal salah satunya adalah sumber daya manusia. Kualitas karyawan nantinya
akan menentukan kepuasan pelanggan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa
hal yaitu complaint handling dan resolution of problem. Complaint handling
merupakan penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh konsumen
terhadap perusahaan. Resolution of problem merupakan kemampuan
perusahaan dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh
konsumen (Dutka, 1994). Layanan mobile apps akan menyediakan petugas
admin yang siap sedia dan ramah dalam menjawab pertanyaan pelanggan.
Admin juga akan membantu memberikan solusi yang responsif terhadap
permasalahan yang dihadapi pelanggan.

c. Emosional
Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan bahwa
orang lain akan kagum terhadap dirinya bila menggunakan produk dengan
merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan yang lebih
tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi nilai
sosial atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas terhadap
merek tertentu (Lupiyoadi, 2001). Produk mobile apps PBFC menawarkan
suatu aplikasi untuk mengetahui kebutuhan konsumen dengan lebih
personal. Sehingga diharapkan ada kedekatan emosional antara penyedia
dan pengguna jasa tersebut. Pada aplikasi tersebut akan dikembangkan suatu
layanan personal interaktif yang dapat secara langsung menghubungkan
pasien dengan admin yang akan menjawab pertanyaan dasar dan
memberikan saran kapan harus melakukan self-screening.

d. Harga
Produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi menetapkan harga
yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada
konsumennya. Elemen ini mempengaruhi konsumen dari segi biaya yang
dikeluarkan, biasanya semakin mahal harga perawatan maka pasien
mempunyai harapan yang lebih besar (Lupiyoadi, 2001). Dengan komitmen
untuk menjangkau pasien menengah, maka harga yang ditawarkan pada
pelayanan infertilitas di RSIA Puri Bunda Malang sangat terjangkau bagi
banyak kalangan.

e. Biaya
Konsumen tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak perlu
membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa, mereka akan
cenderung puas terhadap produk atau jasa tersebut (Lupiyoadi, 2001).
Pelayanan infertilitas melalui aplikasi diharapkan akan menjadi jalan pintas
yang salah satu tujuannya adalah memotong anggaran yang tidak perlu
misalnya anggaran transportasi pasien untuk keperluan konsultasi dan
pengumpulan identitas yang biasa dilakukan di fasilitas kesehatan lain saat
pertama kali datang.

2.2.3 Channel and Customer Relationship


Channel pilihan RSIA Puri Bunda Malang untuk memasarkan layanan mobile
apps PBFC ini dapat melalui dua cara yaitu internal dan eksternal. Pada lingkup
internal, promosi bersifat word to mouth dari pasangan yang telah mendapat
pelayanan di poliklinik obstetrik dan ginekologi RSIA Puri Bunda Malang maupun
dari karyawan yang bekerja di RSIA Puri Bunda Malang dan keluarganya. Pada
lingkup eksternal, RSIA Puri Bunda Malang dapat memasarkan layanan ini melalui
rekanan Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama dan tokoh-tokoh
masyarakat. Selain itu, dapat dilakukan promosi melalui media cetak (leaflet) serta
digital dari aplikasi WhatsApp, Instagram, Facebook dan Website resmi rumah
sakit.

2.2.4 Key Activities


Aktivitas kunci dalam layanan yang dibutuhkan adalah menetapkan jadwal
poliklinik yang jelas, kerjasama dengan mobile apps developer yang bertugas
untuk memelihara media promosi aplikasi, kerja sama rekanan PPK 1, kualitas
layanan dari petugas pelayanan, menjelaskan rencana terapi serta estimasi biaya.
Petugas admin dari mobile apps akan standby di jam yang telah ditentukan yaitu
hari Senin-Minggu pukul 08.00-16.00 untuk menjawab segala pertanyaan dari
pelanggan ataupun keluhan yang diberikan.
Adapun alur dari proses mobile apps diunduh hingga pasien mengakses
layanan fertilitas di Rumah Sakit Puri Bunda Malang akan dijelaskan lewat bagan
alur berikut ini:

Gambar 5. Alur Pelayan Puri Bunda Fertility Certre


I
Indikator mutu yang akan ditetapkan pada mobile apps ini meliputi beberapa
poin, antara lain:
a. Response Time: Waktu yang dibutuhkan oleh admin untuk menanggapi
pertanyaan dari pelanggan.
b. Personal Approach: Interaksi oleh admin yang akan menyesuaikan kebutuhan
pelanggan yang berbeda-beda.
c. Complaint Handling: Tanggapan yang diberikan oleh admin terhadap keluhan
pelanggan.
d. Resolution of Problem: Ada pemberian solusi awal terhadap permasalahan
pelanggan.
e. Kelancaran dan Kemudahan Penggunaan: Aplikasi dapat diakses dengan
lancer dan tidak mengalami system lagging. User interface dari aplikasi ini
dibuat secara sederhana guna memudahkan pengguna dalam menjalankan
aplikasi ini.
f. Konten Edukatif: Konten akan dibuat dalam bahasa yang jelas dan sederhana
agar pelanggan dapat memahami informasi yang diberikan.

2.2.5 Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS)


Pada sistem SIM RS, rencananya pengumpulan data akan dilakukan secara
online. Input proses data dilakukan secara metode batch. Hal ini dikarenakan
evaluasi dan monitoring tidak dilakukan pada saat itu. Proses pengambilan data
dengan metode batch, dianggap lebih bisa detail dalam mengevaluasi sehingga
memudahkan dalam pengambilan keputusan kedepan. Selain itu, minimalnya
jumlah SDM turut mempengaruhi pemilihan metode batch. Metode ini juga dipilih
karena memiliki kelebihan untuk dapat digunakan melihat tren karena
menggunakan data lampau.
RSIA Puri Bunda Malang memiliki pelayanan unggulan yaitu mobile apps.
Didalam aplikasi ini, pasien dapat mengakses google form sebagai self-screening
yang dapat muncul hasil penilaiannya dan dari nilai tersebut kemudian akan
diputuskan apakah pasien perlu datang untuk konsultasi lanjutan. Apabila masih
ada pertanyaan dari pasien, maka dapat menghubungi admin dan admin akan
menjawab secara cepat dan tepat untuk memenuhi kebutuhan pasien. Evaluasi
yang akan dilihat adalah jumlah orang yang mengakses, yang menghubungi ke
kontak admin, dan jumlah pasien yang datang. Data yang akan diperoleh
digunakan oleh manajer untuk membuat kebijakan. Data harus diproses dulu
supaya bisa digunakan agar dapat bermanfaat bagi proses analisis.

2.2.6 Revenue Stream


Revenue stream dari layanan mobile apps PBFC berasal dari engagement
mobile apps yang diharapkan akan membuat pasien datang dan melakukan proses
transaksi yakni konsultasi dan pemeriksaan penunjang meliputi USG, TVS, SIS,
analisis sperma dan inseminasi. Selain itu, PBFC mobile apps juga dapat membuka
kesempatan untuk sponsor-sponsor yang ingin memasukkan produk mereka lewat
advertisement juga menjadi salah satu bentuk revenue stream yang dapat
dimanfaatkan.

2.2.7 Key Resources


Sumber daya yang akan digunakan dalam mewujudkan layanan mobile apps
PBFC ini meliputi sumber daya manusia dan logistiknya. SDM yang dibutuhkan
selain dokter spesialis andrologi dan spesialis obstetrik dan ginekologi, juga
dibutuhkan tenaga administrasi dengan latar belakang pendidikan kesehatan
semisal sarjana kesehatan masyarakat, perawat ataupun bidan yang bertugas
menjawab pertanyaan dari pelanggan dan menanggapi keluhan dari pasien.
Tenaga administrasi yang dipersiapkan perlu memiliki beberapa kualifikasi dan
kompetensi seperti sudah mengikuti pelatihan komunikasi efektif dan pelayanan
prima. Pengambilan tenaga administratif ini akan diseleksi secara internal dari
RSIA Puri Bunda Malang sendiri. Selain itu, SDM juga termasuk dari tim IT untuk
maintenance dan pihak ketiga developer mobile apps. Tentu saja akan ada reward
yang diberikan yaitu gaji dan insentif. Selain itu, terdapat rencana pengembangan
SDM meliputi pelatihan khusus (komunikasi efektif dan pelayanan prima) yang
diadakan secara rutin untuk menjamin kualitas output yang akan diberikan.
Dari aspek logistik, terdapat beberapa kebutuhan alat kesehatan dan bahan
medis habis pakai untuk menunjang pelayanan infertilitas seperti USG, sperm
analyzer dan keperluan inseminasi. Kebutuhan logistik ini dapat menunjang
layanan yang diberikan oleh RSIA Puri Bunda Malang bagi para pelanggannya.
2.2.8 Key Partner
Kemitraan yang dibutuhkan dalam layanan ini adalah dengan developer
sebagai pihak ketiga dan supplier keperluan logistik contohnya bahan medis habis
pakai, keperluan laboratorium, farmasi, dan lain sebagainya.
Kemitraan kunci dengan mobile apps developer ini bersifat jangka panjang;
dimana pihak developer dapat mengakomodasi dan memberikan ide-ide
pengembangan dari mobile apps ini dan tetap menyesuaikan dengan kebutuhan
yang diminta oleh RSIA Puri Bunda Malang. Kemitraan dengan supplier keperluan
logistik juga perlu dibina untuk jangka waktu yang panjang demi proses
pengembangan dari mobile apps ini.

2.2.9 Cost Structure and Pricing


Dalam pengeluaran yang dibutuhkan terdapat beberapa hal yang bersifat
tetap seperti gaji dan biaya sarana-prasarana. Gaji dari sumber daya manusia yang
terlibat meliputi para dokter spesialis, tenaga medis yang melayani pelanggan,
tenaga non-medis yang menunjang pelayanan, serta tenaga bagian
administratifnya. Selain gaji, perlu dipertimbangkan untuk dilakukan rencana
pengembangan terhadap SDM dengan pelatihan-pelatihan yang bersifat kontinu
demi menunjang kualitas pelayanan di RSIA Puri Bunda Malang. Sistem reward
berupa insentif atau bonus perlu juga diperhitungkan apabila kinerja dari SDM
telah mencapai dan melebihi target yang ditetapkan. Kerja sama dengan mobile
apps developer sebagai pihak ketiga yang berkompeten perlu diperhitungkan
dikarenakan proses pengembangan dari mobile apps ini memerlukan waktu dan
perencanaan yang bersifat jangka panjang.
Pembiayaan yang bersifat dinamis dan dapat banyak berubah seperti listrik,
air, bahan logistik, penyewaan alat dan lain sebagainya juga perlu diperhitungkan.
Biaya listrik dan maintenance disini dimaksudkan untuk menghitung jumlah biaya
yang akan dihabiskan jika terdapat penggunaan alat tertentu pada setiap
kunjungan yang ada. Perencanaan logistik meliputi perencanaan biaya bahan
habis pakai serta linen yang akan dihitung proyeksinya per tahun. Dengan
perhitungan proyeksi kunjungan per tahun, jumlah total bahan habis pakai dapat
dihitung dan diperkirakan untuk proyeksi pengeluarannya. Seluruh perhitungan
terkait dengan pengelolaan pelayanan akan berpengaruh terhadap besaran tarif
yang akan ditetapkan oleh rumah sakit.

2.2.10 Fixed and Variable Costing


Dalam pengembangan pelayanan terdapat biaya tetap dan biaya
variabel yang berubah sesuai dengan jumlah pelanggan yang ditangani. Biaya
yang bersifat tetap (fixed cost) diantaranya adalah biaya pengembangan
mobile app PBFC, biaya depresiasi bangunan dan sarana, biaya gaji, biaya
perawatan sarana, dan pengembangan SDM. Biaya tetap secara rinci dijelaskan
pada tabel berikut

Tabel 4. Fixed Cost Pelayanan Fertilitas Per Tahun


No Keterangan Fix Cost (Rp)
1 Depresiasi bangunan 40,433,881
2 Depresiasi Sarana dan prasarana non-alkes 22,085,625
3 Depresiasi alat USG 2D/3D set 79,475,000
4 Depresiasi alat USG 4D/TVS/SIS set 57,225,000
5 Depresiasi alat inseminasi set 450,000
6 Depresiasi alat analisis sperma set 7,375,000
7 Biaya Gaji Pegawai 561,658,601
8 Biaya Pelatihan dan pengembangan SDM 13,000,000
9 Biaya Listrik, Air, Telepon (LAT) 51,697,611
10 Biaya Perawatan sarana dan prasarana 30,476,588
11 Biaya Pengembangan PBFC Mobile App 21,000,000
12 Biaya Promosi 2,000,000
Total Fix Cost 886,877,306

Tabel di atas merupakan akumulasi dari fixed cost per tahun. Dihitung
dari depresiasi bangunan, sarana prasarana alkes maupun non alkes, biaya
SDM, LAT, pengembangan mobile apps dan promosinya, maka didapatkan
total fixed cost adalah sebesar Rp. 886.877.306. Biaya yang berubah sesuai
dengan jenis produk dan jumlah pelanggan (variable cost) yang diidentifikasi
sebagai structure cost terdiri dari biaya listrik alat, biaya bahan medis habis
pakasi (BMHP), jasa medis dokter, jasa keperawatan dan admin, biaya linen,
biaya perujuk. Variable cost tersebut dihitung berdasarkan proyeksi jumlah
kunjungan, secara rinci dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 5. Variable Cost Listrik Alat per Tahun


Rata- Jumlah Jumlah
Keterangan Mesin 1 Mesin 2
rata Penggunaan Biaya (Rp)
USG 2D 1,949 4,260 3,105 18,396 57,111,811
USG TVS 0 6,390 3,449 22,039,770
USG SIS 0 12,780 2,300 29,394,881
Analisis
3,000 3,449 10,347,000
sperma
Inseminasi 4,000 1,150 4,600,000
Total 123,493,462

Biaya listrik dan alat disini dimaksudkan untuk menghitung jumlah biaya
yang akan dihabiskan jika terdapat penggunaan alat tertentu pada setiap
kunjungan yang ada.

Tabel 6. Variable Cost Linen per Tahun


Total Kebutuhan
No Jenis Linen Harga/item
Kebutuhan Biaya
1 Selimut kecil 300 Rp. 55,000 Rp. 16,500,000
2 Duk kecil 85 Rp. 35,000 Rp. 2,975,000
3 Duk kecil lubang 85 Rp. 35,000 Rp. 2,975,000
Total Biaya Rp. 22,450,000

Perencanaan linen adalah hal yang penting pada kegiatan layanan


infertilitas. Setiap pasien yang datang dan akan melakukan pemeriksaan, maka
linen harus diganti setiap pergantian pasien. Penetapan tarif akan berbeda
tergantung pada pemeriksaan apa yang akan dilakukan. Total biaya linen yang
dibutuhkan per tahun menurut jumlah kunjungan adalah sebesar Rp.
22.450.000.

Tabel 7. Variable Cost Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) per Tahun
No Keterangan Jumlah Kunjungan Jumlah Harga BMHP (Rp.)
1 Konsultasi dan USG 18,396 39,561,610
2 TVS 3,449 36,250,101
3 SIS 2,300 190,587,142
4 Analisis Sperma 3,449 80,481,572
5 Inseminasi 1,150 848,962,775
Total 1,195,843,199

Untuk menjalankan kegiatan pelayanan infertilitas, dibutuhkan


perencanaan biaya bahan habis pakai per tahun. Bahan habis pakai yang akan
digunakan, akan berbeda jumlah dan jenisnya tergantung jenis pelayanan yang
akan diberikan. Dengan perhitungan proyeksi kunjungan per tahun, jumlah
total bahan habis pakai yang akan digunakan menghabiskan biaya sebesar Rp.
1.195.843.199.

Biaya jasa medis dokter, jasa keperawatan dan jasa perujuk menjadi
biaya variabel yang paling besar. Jasa medis dokter didapatkan dari
kesepakatan anatara dokter spesialis pemberi pelayanan dengan manajemen
rumah sakit, sedangkan jasa keperawatan dan perujuk merupakan kebijakan
manajemen. Biaya variabel ini dihitung berdasarkan proyeksi kunjungan per
tahun, secara rinci dijelaskan pada tabel berikut
Tabel 8. Variable Cost Jasa Medis, Jasa Keperawatan dan Jasa Perujuk per Tahun

Variable Cost per tahun


No Tindakan Jaskep dan
Jasmed dokter Jasa Perujuk Jumlah
Admin
Konsultasi
1 1,747,620,000 36,792,000 183,960,000 1,968,372,000
+ USG
2 TVS 75,920,000 6,898,000 282,818,000
3 SIS 327,655,000 6,898,000 334,553,000
Analisis
4 465,615,000 17,245,000 482,860,000
Sperma
5 Inseminasi 1,495,000,000 11,500,000 1,506,500,000
Total 4,311,810,000 79,333,000 183,960,000 4,575,103,000
BAB III
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN
PURI BUNDA FERTILITY CENTER

3.1 Break Even Point (BEP)


Hasil identifikasi struktur cost yang meliputi fix cost dan variable cost dari
dari masing-masing produk pelayanan dapat dipergunakan untuk menentukan
Break Even Point (BEP) dari pengembangan Puri Bunda Fertility Center. Rumus BEP
dan hasil perhitungan secara rinci dijelaskan pada tabel berikut:
BEP (unit) = Fix cost
Tarif/unit – Variable cost/unit

BEP (Rupiah) = Fix cost


1 – (Variable Cost / tarif)

Tabel 9. Perhitungan Break Even Point (BEP) Berdasarkan Fixed, Variabel Cost dan Tarif

Variabl BEP
No Tindakan Fix Cost Tarif BEP (Rupiah)
e Cost (Unit)

Konsultasi
1 567.596.539 113.713 180.000 8.563 1.541.299.128
+ USG
2 TVS 106.416.638 102.442 170.000 1.575 267.782.892
3 SIS 70.964.995 196.186 280.000 847 237.075.003
Analisis
4 106.416.638 166.335 240.000 1.445 346.703.431
Sperma
5 Inseminasi 35.482.497 2.055.770 2.800.000 48 133.495.041
Total Cost 886.877.306 2.634.447 Total BEP 12.477 2.526.355.495

3.2 Payback Period (PP)


Berdasarkan perhitungan pendapatan dan biaya, didapatkan arus kas
bersih per tahun yang kemudian diproyeksikan sampai dengan 10 tahun
kedepan. Hasil proyeksi arus kas dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 10. Cash Flow dan Cash Flow Kumulatif


Tahun Cash Flow
Waktu Cash Flow
ke Kumulatif
Investasi Awal Tahun 0 (7.631.532.770) (a)
2021
Akhir Tahun 2021 1 957.837.230 957.837.230
Akhir Tahun 2022 2 1.045.964.156 2.003.801.386
Akhir Tahun 2023 3 1.194.593.143 3.198.394.529
Akhir Tahun 2024 4 1.349.981.375 4.548.375.903
Akhir Tahun 2025 5 (n) 1.511.829.238 6.060.205.142 (b)
Akhir Tahun 2026 6 1.669.502.540 7.729.707.681 (c)
Akhir Tahun 2027 7 1.863.644.563 9.593.352.244
Akhir Tahun 2028 8 2.050.757.701 11.644.109.945
Akhir Tahun 2029 9 2.244.908.343 13.889.018.288
Akhir Tahun 2030 10 2.447.032.549 16.336.050.836

Berdasarkan perhitungan arus kas pertahun dan arus kas kumulatif, dapat
ditentukan Payback Period yang merupakan indikator kelayakan investasi.
Berikut perhitungan Payback Period

Payback Period = n + (a – b) x 1 tahun


(c – b )

Payback Period = 5 + (7.631.532.770 - 6.060.205.142) x 1 tahun


(7.729.707.681 - 6.060.205.142)
= 6 tahun

3.3 Net Present Value (NPV)


Indikator kelayakan investasi berikutnya adalah dengan menghitung Net
Present Value (NPV). Berikut perhitungan NPV

Tabel 11. Cash Flow dan Present Value Interest Factor for an
Annuity (PVIFA) 12%
Tahun Cash Flow PVIFA CF x PVIFA
ke 12%
0 (7.631.532.770)
1 957.837.230 0,8929 855.252.863
2 1.045.964.156 1,6901 1.767.784.020
3 1.194.593.143 2,4018 2.869.173.810
4 1.349.981.375 3,0373 4.100.298.429
5 1.511.829.238 3,6048 5.449.842.038
6 1.669.502.540 4,1114 6.863.992.741
7 1.863.644.563 4,5638 8.505.301.056
8 2.050.757.701 4,9676 10.187.343.955
9 2.244.908.343 5,3282 11.961.320.631
10 2.447.032.549 5,6502 13.826.223.306
58.755.000.080

NPV = - I + (CF x PVIFA )


= - 7.631.532.770 + 58.755.000.080
= 51.123.467.310

3.4 Internal Rate of Return (IRR)


Indikator kelayakan investasi selanjutnya adalah dengan menghitung
Internal Rate of Return (IRR). Perhitungan IRR dijelaskan sebagai berikut.

Tabel 12. Cash Flow dan NVP Positif, NVP Negatif


Tahun Cash Flow PVIFA CF x PVIFA PVIFA CF x PVIFA
ke 12% 25%
0 (7.631.532.770) - 7.631.532.770 - 7.631.532.770
1 957.837.230 0,8929 855.252.863 0,8 766.269.784
2 1.045.964.156 1,6901 1.767.784.020 0,64 669.417.060
3 1.194.593.143 2,4018 2.869.173.810 0,51 609.242.503
4 1.349.981.375 3,0373 4.100.298.429 0,4 539.992.550
5 1.511.829.238 3,6048 5.449.842.038 0,32 483.785.356
6 1.669.502.540 4,1114 6.863.992.741 0,26 434.070.660
7 1.863.644.563 4,5638 8.505.301.056 0,2 372.728.913
8 2.050.757.701 4,9676 10.187.343.955 0,16 328.121.232
9 2.244.908.343 5,3282 11.961.320.631 0,13 291.838.085
10 2.447.032.549 5,6502 13.826.223.306 0,1 244.703.255
51.123.467.310 - 2.891.363.373

IRR = i1 + NVP1 (i2-i1)


(NPV1-NVP2)
= 0,12 + 51.123.467.310 X (0,25-0,12)
(51.123.467.310 + 2.891.363.373)
= 0,243041222 = 24,30%

3.5 Profitability Index (PI)


Indikator kelayakan investasi yang terakhir adalah dengan menghitung
Profitability Index (PI). PI merupakan perbandingan antara nilai arus kas bersih
yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang. Perhitungan PI sebagai
berikut PI = NVP
Investasi
= 51.123.467.310 = 7
7.631.532.770
Berdasarkan hasil perhitungan indikator kelayakan investasi yang terdiri dari Payback
Period, Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Profitability Index didapatkan
interpretasi hasil sebagai berikut :

5. NPV = 51.123.467.310 bernilai positif berarti layak.


6. IRR = 24,30 % bernilai lebih besar dari discounted factor yang ditetapkan yaitu
12%, berarti layak.
7. Payback period selama 6 tahun, jika dipersyaratkan kembalinya investasi selama
10 tahun, maka layak dilaksanakan.
8. Profitability index bernilai > 1 (yaitu 7) maka dikatakan layak.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Proyeksi Kunjungan Pelayanan Fertilitas RSIA Puri Bunda Malang


Untuk mengetahui proyeksi jumlah pengguna layanan poliklinik infertilitas
di RSIA Puri Bunda Malang dalam 10 tahun mendatang, maka diperlukan analisis
bertahap mulai dari proyeksi jumlah penduduk usia subur, pasangan usia subur,
hingga pangsa pasar pelayanan fertilitas yang dimiliki oleh rumah sakit.

Proyeksi jumlah penduduk usia subur Kota dan Kabupaten Malang di


wilayah pemasaran berdasarkan data BPS Kota Malang (2018, 2019, 2020) dan
Kabupaten Malang (2018, 2019, 2020), tahun 2017-2019, yang kemudian dilakukan
forecasting dengan menggunakan metode eksponensial. Eksponensial (exponential
smoothing) merupakan suatu teknik peramalan yang menunjukkan pembobotan
secara eksponensial terhadap nilai pengamatan yang lebih lama (Gurianto dkk.,
2016). Peramalan dengan menggunakan metode eksponensial secara otomatis
menggunakan formula pada Microsoft Excel. Peramalan eksponensial digunakan
karena dianggap cocok untuk mengolah data yang lebih luas, baik data trend
maupun musiman. Sehingga lebih tepat digunakan dalam melakukan peramalan
jumlah penduduk, pada penelitian Safitri dkk. (2017) menunjukkan peramalan
menggunakan metode eksponensial mendapatkan Mean Squared Error (MSE) dan
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang kecil sehingga error-nya menjadi
seminimal mungkin.

Dari proyeksi jumlah penduduk usia subur di wilayah pemasaran, dibuat


asumsi persentase pelanggan yang memilih RSIA Puri Bunda Malang dalam
melakukan pengobatan, pemeriksaan kehamilan ataupun persalinan. Asumsi ini
dibuat dengan pertimbangan lokasi rumah sakit yang berada di tepi kota dan
berbatasan langsung dengan wilayah kabupaten, lokasi kompetitor dan gambaran
asal pasien RSIA Puri Bunda Malang sebelumnya.

Data pasangan infertil tidak didapatkan secara langsung dari data statistik
Kota maupun Kabupaten Malang, melainkan menggunakan estimasi. Berdasarkan
data prevalensi infertil di Indonesia, kelompok membuat estimasi dari pasangan
usia subur di Kota dan Kabupaten Malang. Prevalensi kasus infertil di Indonesia
sebesar 21,3% (Soegiharto, 2013).

Kelompok melakukan analisis untuk menetukan persentase pangsa pasar


dari ketiga rumah sakit tersebut. Rumah sakit yang dianggap sebagai kompetitor
dan memiliki pangsa pasar yang sama merupakan rumah sakit khusus ibu dan anak
dengan tipe yang sama. Kompetitor memiliki sumber daya yang sama baik dari
konsultan infertilitas dan spesialis andrologi. Kelebihan RSIA Puri Bunda Malang
dalam merebut pangsa pasar berada pada lokasi rumah sakit yang berbatasan
langsung dengan wilayah Kabupaten Malang, sedangkan kompetitor lainnya
berlokasi di tengah Kota Malang. Dengan terpetakannya pangsa pasar RSIA Puri
Bunda Malang, maka proyeksi kunjungan pelayanan fertilitas adalah 22.995
pelanggan.

4.2 Kebutuhan Tenaga Pelayanan Fertilitas RSIA Puri Bunda Malang


Dalam upaya memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat ini salah
satu faktor yang utama adalah tersedianya sumber daya manusia yang handal dan
kompeten. Perencanaan sumber daya manusia merupakan fungsi utama yang harus
dilaksanakan dalam organisasi guna menjamin tersedianya tenaga kerja yang tepat
untuk menduduki berbagai posisi, jabatan, dan pekerjaan yang tepat pada waktu,
yang kesemuanya itu dalam rangka mencapai tujuan dan berbagai sasaran yang
telah dan akan ditetapkan (Ningrum, 2019).
Pengembangan pelayanan fertilitas RSIA Puri Bunda Malang membutuhkan
SDM sebanyak 15 orang yang terdiri dari 7 Dokter Spesialis Obsgyn, 2 Dokter
Spesialis Andrologi, 4 Perawat dan 2 Tenaga Admin. Kebutuhan tersebut
disesuaikan dengan proyeksi jumlah kunjungan yang dihitung dengan metode
Work Load Indicator Staff Need (WISN).
Metode perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja (WISN)
adalah suatu metode perhitungan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan pada
beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori SDM kesehatan pada
tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Kelebihan metode ini mudah
dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis mudah diterapkan, komprehensif
dan realistis (Departemen Kesehatan, 2004).
4.3 Kelayakan Investasi
Keputusan kelayakan investasi pengembangan Puri Bunda Fertility Center
(PBFC) dilakukan dengan melihat Break Even Point (BEP) dan empat indikator
keayakan investasi yaitu Payback Period (PP), Net Present Value (NPV), Internal
Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). BEP didapatkan dari perhitungan fix
cost, variable cost dan tarif masing-masing produk layanan. Sedangkan empat
indikator tersebut didapatkan dari perhitungan pendapatan dan biaya investasi
yang selanjutnya menghitung dan memperkirakan aliran kas (cash flow).
PBFC memiliki lima produk layanan kegiatan yang menghasilkan pemasukan
yaitu konsultasi fertilitas dan USG, Transvaginal Sonogram (TVS), Saline Infusion
Sonogram (SIS), Analisis Sperma dan Inseminasi. Kelima layanan tersebut
mempunyai tarif yang didapatkan dari penentuan unit cost serta disesuaikan
dengan tarif kompetitor. Penentuan unit cost menggunakan metode fix cost dan
variable cost, sementara penentuan tarif didapatkan dari penambahan margin 20%
dari unit cost serta disesuaikan dengan harga kompetitor.
Jumlah pendapatan didapatkan dari perkalian tarif masing-masing layanan
dengan proyeksi kunjungan. Perhitungan segmentasi dan target layanan tahun
2021, didapatkan kunjungan pasangan usia subur yang menggunakan layanan PBFC
adalah 22.995, dengan rincian konsultasi fertilitas dan USG sebanyak 80 % sejumlah
18.396 pasien, TVS sebesar 15% sejumlah 3.449 pasien, pasien yang melakukan TVS
akan diikuti dengan analisis sperma oleh pasangannya sejumlah 3.449 pasien, SIS
sebesar 10% sejumlah 2.300 pasien dan inseminasi sebesar 5% sejumlah 1.150
pasien.
Biaya investasi meliputi biaya yang dikeluarkan pada beberapa kegiatan
yaitu belanja modal yang terdiri dari biaya pengembangan mobile apps PBFC, biaya
depresiasi bangunan, depresiasi sarpras dan depresiasi alat kesehatan, serta
belanja operasional yang meliputi belanja pegawai, barang, bahan medis habis
pakai, pemeliharaan, dan biaya pemasaran. Biaya depresiasi digunakan sebagai fix
cost karena pengembangan pelayanan ini menggunakan bangunan dan peralatan
yang sudah ada.
Langkah berikutnya adalah menentukan dan memperkirakan aliran kas dari
investasi. Berdasarkan berbagai komponen pendapatan dan pengeluaran maka
dapat diperkirakan aliran kas dari investasi PBFC sesuai tabel pada bab sebelumnya.
Pada tahun pertama unit baru ini mempunyai cash flow surplus sebesar Rp.
957.837.230,00 dan mengalami trend positif di tahun-tahun berikutnya.
Keputusan kelayakan investasi pengembangan PBFC dilakukan dengan
melihat Break Even Point (BEP) empat indikator yaitu Payback Period (PP), Net
Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Suku
bunga saat ini diasumsikan 12% sehingga perhitungan didapatkan investasi akan
kembali modal (Payback Period) pada 6 tahun, mampu menghasilkan nilai kini
bersih selama 10 tahun pada tingkat DF 12% (Net Present Value) sebesar Rp
51.123.467.310,00, memberikan nilai investasi kepada investor (Internal Rate Of
Return) sebesar 24,3% dibandingkan dengan suku bunga saat ini yang sebesar 12%.
Selain itu, juga memiliki Profitability Index lebih dari satu (>1) yaitu sebesar 7.
Break Event Point (BEP) merupakan titik di mana pendapatan yang
diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Sederhananya total keuntungan
dan kerugian berada pada titik nol yang artinya perusahan tersebut tidak
mendapatkan keuntungan maupun kerugian. Hal ini bisa terjadi ketika perusahaan
dalam operasinya menggunakan biaya tetap dan volume penjualannya hanya cukup
untuk menutup biaya tetap serta biaya variabel. Apabila hasil penjualan hanya
cukup untuk menutup biaya variabel dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan
tersebut mengalami kerugian. Sebaliknya, jika penjualan melebihi biaya variabel
dan biaya tetap, maka perusahaan dalam kondisi untung (Santi, 2020). Perhitungan
BEP didapatkan dari mengidentifikasi fix cost dan variable cost yang kemudian
diformulasikan dengan tarif produk layanan PBFC. BEP yang dihitung terdapat dua
jenis, yaitu BEP unit sebesar 12.477 unit, yang artinya untuk mencapai titik impas
PBFC minimal harus mampu mendapatkan kunjungan pasien sebanyak 12.477
pasien. Berikutnya merupakan BEP rupiah sebesar Rp. 2.526.355.495. yang artinya
untuk mencapai titik impas PBFC harus mampu menghasilkan pendapatan sebesar
Rp. 2.526.355.495.
Payback period merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas yang diterima.
Indikator ini meninjau kelayakan investasi dengan membandingkan masa PP
dengan target lamanya kembali investasi. Apabila PP lebih kecil dibanding target
kembalinya investasi, maka proyek tersebut layak untuk dikembangkan. Semakin
kecil nilai PP, maka semakin cepat pula pengembalian investasi unit tersebut (Santi,
2020). Salah satu indikator keberhasilan PBFC adalah PP <10 tahun. Berdasarkan
perhitungan, PP investasi PBFC akan kembali investasi selama 6 tahun.
Net Present Value merupakan metode yang memperhatikan konsep time
value of money. Net Present Value merupakan selisih antara nilai sekarang dari cash
flow dengan nilai sekarang dari investasi. Net Present Value diperoleh dengan
menghitung present value (PV) dari cash flow dengan discount factor tertentu
dibandingkan dengan PV investasi (Wilujeng dkk., 2019). Diperoleh hasil NPV positif
pada DF 12% sebesar Rp. 51.123.467.310. Hal ini berarti proyek tersebut mampu
menghasilkan nilai kini bersih selama 10 tahun pada tingkat DF 12 % sebesar Rp.
51.123.467.310, sehingga investasi ini layak untuk dilaksanakan.
Internal Rate of Return merupakan suatu petunjuk seberapa besar suku
bunga yang dapat diberikan oleh investasi dibandingkan dengan suku bunga bank
yang berlaku umum. Indikator IRR mencari discount rate yang dapat menyamakan
PV aliran kas dengan PV investasi (Wilujeng dkk., 2019). Hasil perhitungan IRR PBFC
berada pada posisi DF 12% dan DF 25%. Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah
pengembangan PBFC akan memberikan nilai investasi kepada investor sebesar
24,3% dibandingkan dengan suku bunga saat ini yang sebesar 12%.
Indikator PI menghitung perbandingan antar PV penerimaan dengan PV
investasi. Proyek investasi dianggap layak jika PI bernilai lebih dari 1 (Gustirani
2017). PBFC memiliki Profitability Index lebih dari satu (>1) yaitu sebesar 7. Hal ini
menunjukkan bahwa proyek investasi layak untuk dikembangkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Rencana pengembangan PBFC mobile apps telah melalui pertimbangan
berbagai aspek mulai dari tingkat perusahaan sampai pada tingkat unit bisnis itu
sendiri. Analisis eksternal dan internal maupun kelayakan investasi dapat
disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan analisis SWOT, RSIA Puri Bunda Malang saat ini berada pada posisi
agresif, sehingga memungkinkan RS melakukan pengembangan baik dari segi
kapasitas, pelayanan, dan fasilitas.
2. Pengembangan yang dilakukan RSIA Puri Bunda Malang menerapkan strategi SO
yang diterapkan adalah menggunakan kekuatan (S) untuk memanfaatkan
kesempatan yang ada (opportunity).
3. Sesuai dengan core business, RSIA Puri Bunda Malang mengembangkan PBFC
mobile apps yang diharapkan dapat mewujudkan visi RSIA Puri Bunda Malang.
4. Berdasarkan analisis kelayakan investasi, PBFC mobile apps ini layak untuk
dikembangkan di RSIA Puri Bunda Malang.

5.2 Saran
Agar dapat mengembangkan PBFC mobile apps sesuai dengan peramalan
(forecasting) yang telah diperhitungkan, maka diperlukan:
1. Survey kebutuhan dan harapan konsumen yang lebih luas di wilayah
pemasaran, untuk dapat menangkap aspirasi dan mewujudkan harapan
konsumen.
2. Diperlukan kajian terhadap berbagai upaya pemasaran yang dilakukan untuk
menilai efektivitas pemasaran dalam memperoleh market share yang
diharapkan.
3. Diperlukan sistem informasi manajemen rumah sakit (SIM RS) yang baik agar
dapat memberikan informasi yang tepat dan akurat dalam pengembangan
PBFC mobile apps.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Malang, (2019). Katalog/Catalog: 1102001.3573 Kota Malang
Dalam Angka 2018| i. Retrieved from
https://malangkota.bps.go.id/publication/download.html?nrbvfeve=ZjM5ODEyO
GUwMzIxN2RiN2I3YWY0Mzk5&xzmn=aHR0cHM6Ly9tYWxhbmdrb3RhLmJwcy5nb
y5pZC9wdWJsaWNhdGlvbi8yMDE5LzA4LzE2L2YzOTgxMjhlMDMyMTdkYjdiN2FmN
DM5OS9rb3RhLW1hbGFuZy1kYWxhbS1hbmdrYS0yMDE5Lmh0bWw%3D&tw

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, (2020). Penyampaian Laporan


Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia untuk Triwulan I Tahun 2020.
Jakarta Pusat : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Badan Pusat Statistik Jawa Timur, (2020). Pedoman Pendataan Survei Sosial Ekonomi
Nasional Tahun 2020. Jakarta Pusat : Badan Pusat Statistik

Dutka, Alan, (1994). AMA Hand Book for Customer Satisfaction, NTC Bussiness Book,
Lincolnwood, Illinois.

Gurianto Reyham N., Purnamasari Ika, Yuniarti Desi (2016). Peramalan Jumlah
Penduduk Kota Samarinda Dengan Menggunakan Metode Pemulusan
Eksponensial Ganda dan Tripel Dari Brown. Jurnal EKSPONENSIAL Program Studi
Statistika FMIPA Universitas Mulawarman, 7(1). Hal 23-32. ISSN 2085-7829.

Gustirani Indri (2017). Analisis Investasi Proyek Pengadaan Ct-Scanner Terhadap


Pendapatan Perusahaan. Sistem Informasi, Keuangan, Auditing Dan Perpajakan,
2(1). Hal 1-13. p-ISSN: 2541-1691

Janis, N. (2014). BPJS Kesehatan, Supply dan Demand terhadap Layanan Kesehatan. In
Depkeu. Retrieved from
https://kemenkeu.go.id/sites/default/files/2014_kajian_pprf_bpjs.p

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 81/Menkes/SK/I/2004


Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Di
Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota Serta Rumah Sakit.

Kotler P., Armstrong, G., (2003). Dasar-dasar Pemasaran , Jilid 1, Edisi Kesembilan,
Penerbit PT. Indeks Gramedia, Jakarta.

Lupioyadi, R. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa : Teori dan Praktek (Service Marketing
Management: Theory and Practice), Salemba empat , Jakarta.

Ningrum Rani Kususma (2019). Analisis Kebutuhan Perawat Pelaksana Berdasarkan


Metode Workload Indicator Staff Need (Wisn) Dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Pelayanan Di Instalasi Gawat Darurat Lantai I Rsup Dr Hasan Sadikin
Bandung. Jurnal Program Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana Universitas
Pasundan Bandung.

Safitri Tias, Dwidayati Nurkaromah, Sugiman (2017). Perbandingan Peramalan


Menggunakan Metode Exponential Smoothing Holt-Winters Dan Arima. UNNES
Journal of Mathematics, 6(1). Hal 48-58. e- ISSN 2460-5859.

Santi Rika Kurnia (2020). Studi Kelayakan Investasi Pembangunan Instalasi Rawat
Gabung Rumah Sakit Hidayah Boyolali. Magister Manajemen Fakultas
Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal 1-15.

Soegiharto Soebijanto (2013) ‘Konsensus Penanganan Infertilitas daftar isi’, Konsensus


penanganan infertil

Sofica, V., Agista, S.T., Ningsih, R. dan Septiani, M., (2019). Aplikasi Pendaftaran Pasien
Rawat Jalan Online pada Klinik Mulya Medika menggunakan Waterfall. Bianglala
Informatika, 7(1), hal.43–49.

Profil Tarif Tindakan Medis RSIA Puri Bunda, RSIA Puri, RSIA Mutiara Bunda, dalam
https://www.alodokter.com diakses pada 21 Desember 2020

Wilujeng Titin A., Riyadi Slamet, Ridwan M S. (2019). Analisis Swot Dan Aspek Keuangan
Studi Kelayakan Investasi Pengembangan Rumah Sakit Umum Wonolangan
Probolinggo. Jurnal Ekonomi & Bisnis, 4(2). Hal 975 – 986.
LAMPIRAN
Lampiran 1 : External Factors Analysis Summary (EFAS)

Skor
No. Faktor Eksternal Bobot Rating Komentar
Terbobot
1 2 3 4 5
Peluang (Oportunities):
1 Belum terdapat rumah sakit ibu dan anak dengan pelayanan 0,05 3 0,15 Terdapat pelayanan dokter spesialis kandungan dengan konsultan fertilitas dan spesialis
poliklinik infertilitas sebagai pelayanan unggulan andrologi
2 Segmen pasar rumah sakit merupakan masyarakat ekonomi 0,05 2 0,10 Rumah sakit terletak di perbatasan antara kota dan kabupaten Malang, yang menyebabkan
menengah kebawah dengan usia produktif sebagian besar dengan masyarakat ekonomi menengah ke bawah menjadi segmen sasaran
3 Rumah sakit menjalin komunikasi dengan Bidan Praktek 0,20 4 0,80 Segmen pasar yang merupakan merupakan ekonomi menengah ke bawah masih
Swasta (BPS) dan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) cenderung mengikuti saran dari FKTP atau BPS
4 Regulasi BPJS mengatur tentang sistem rujukan berjenjang 0,15 5 0,75 Sistem rujukan yang mewajibkan pasien dari FKTP harus ke rumah sakit tipe D atau tipe C
5 Rumah sakit menerapkan perjanjian (MOU) dalam Chain 0,05 2 0,10 Perjanjian (MOU) dalam proses pengadaan barang memeberikan rumah sakit kesempatan
Supply Manangement untuk produk farmasi untuk mendapatkan keuntungan secara optimal
Jumlah Skor terbobot Peluang 0,50 1,90
Ancaman (Threats):
1 Pengaruh stakeholders masyarakat dalam pengembangan 0,05 -2 -0,10 Perizinan pengembangan bangunan masih memprasyaratkan persetujuan warga sekitar.
bangunan rumah sakit
2 Terdapat beberapa pesaing rumah sakit khusus ibu dan anak 0,15 -3 -0,45 Rumah sakit yang satu tipe dan dengan kekhususan yang sama.
di wilayah pemasaran
3 Rumah sakit kompetitor sudah lebih dulu menggunakan 0,05 -4 -0,20 Masyarakat mulai tertarik menggunakan sistem informasi berbasis aplikasi untuk proses
teknologi informasi berbasis online untuk pendaftaran pendaftaran, agar mengurangi waktu tunggu.
4 Regulasi terkait klaim dan tarif pasien JKN menjadi 0,15 -1 -0,15 BPJS yang menjadi pihak penjamin memepunyai kewenangan penuh dalam mengatur tarif
kewenangan penuh BPJS dan proses klaim.
5 Pasien rawat inap dengan penjamin BPJS mendominasi jumlah 0,10 -2 -0,20 Pendapatan rumah sakit lebih dari 50 % bertumpu pada kebijakan-kebijakan BPJS.
pasien rumah sakit, sebesar 77%
Jumlah Skor terbobot Ancaman 0,50 -1,10
Skor Total 1,00 0,80

40
Lampiran 2 : Internal Factors Analysis Summary (IFAS)

Skor
No. Faktor Internal Bobot Rating Komentar
Terbobot
1 2 3 4 5
Kekuatan (Strengths):
1 Jumlah sumber daya manusia yang berkompeten mencukupi 0,15 5 0,75 Sumber daya manusia merupakan aset utama dalam pelayanan jasa, khususnya
sesuai regulasi nasional dan beban kerja pelayanan kesehatan
2 Rumah sakit mempunyai pedoman yang jelas tentang sistem 0,05 3 0,15 Sistem organisasi dan tata kelola manajemen diatur sesuai perundang-undangan yang
organisasi dan tata kelola manajemen berlaku, agar alur pelayanan cepat dan tepat
3 Rumah sakit mempunyai peralatan medis dan penunjang yang 0,10 5 0,50 Tersedianya peralatan medis utama dan penunjang sesuai produk pelayanan membuat
sesuai dengan produk pelayanan rumah sakit lebih efisien dalam pelayanan
4 Rumah sakit mempunyai perbandingan aset lancar dan utang 0,15 4 0,60 Kondisi keuangan rumah sakit yang sehat memungkinkan untuk melakukan diversifikasi
lancar sebesar 3:1 produk pelayanan
5 Aset sumber daya manusia rumah sakit didominasi oleh 0,05 3 0,15 Generasi milenial cenderung lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan aset
generasi milenial sebesar 53% ini bisa bertahan dalam jangka panjang.
Jumlah Skor terbobot Kekuatan 0,50 2,15
Kelemahan (Weaknesses):
1 Promosi marketing lewat media sosial belum terlaksana 0,10 -2 -0,20 Media sosial menjadi kebutuhan masyarakat saat ini, bisa dimanfaatkan menjadi
dengan maksimal tempat untuk promosi
2 Sistem informasi rumah sakit belum sepenuhnya menyediakan 0,10 -3 -0,30 Pengambilan keputusan stratejik harus didukung oleh data yang akurat dan sistematik
data yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan
3 Rumah sakit belum memiliki rawat inap intensif 0,10 -2 -0,20 Pelayanan intensif yang belum memadai beresiko untuk keselamatan pasien dan
(ICU/NICU/PICU) merujuk pasien ke rumah sakit lain.
4 sistem antrean pengunjung masih menggunakan sistem on the 0,15 -1 -0,15 Antrean offline menimbulkan beberapa masalah, diantaranya waktu tunggu dan risiko
spot (offline) komplain tinggi
5 Struktur bangunan rumah sakit dikembangkan secara bertahap 0,05 -2 -0,10 Perkembangan reguluasi nasional terhadap kebutuhan pelayanan dan tindakan mitigasi
yang kemudian disesuaikan dengan regulasi nasional meneyebabkan rumah sakit harus mengatur ulang tata ruang yang sudah ada.
Jumlah Skor terbobot Kelemahan 0,50 -0,95

Skor Total 1,00 1,20

41
Lampiran 3 : Perhitungan Segmentasi dan Target Pasar Pelayanan Fertilitas

Menghitung jumlah penduduk Usia Subur Kota Malang


dan Kabupaten
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Periode (t) Tk 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
pertumbuhan
2 penduduk
Kota malang 0,065762481 452.272 511.075 513.713 547.496 583.501 621.873 662.769 706.354 752.806 802.312 855.075 911.306 971.236 1.035.107
Kab Malang 0,099503699 1.136.278 1.313.679 1.373.656 1.510.340 1.660.624 1.825.863 2.007.543 2.207.300 2.426.935 2.668.424 2.933.942 3.225.880 3.546.867 3.899.794

Menghitung Pasangan Usia Subur Wilayah


Pemasaran

Blimbing -3,63% 27.737 27.834 25.758 24.822 23.920 23.051 22.214 21.406 20.629 19.879 19.157 18.461 17.790 17.144
kedungkandang 1,97% 31.395 32.085 32.645 33.289 33.945 34.614 35.296 35.992 36.702 37.425 38.163 38.915 39.682 40.465
Klojen 1,90% 12.893 13.296 13.387 13.641 13.900 14.164 14.433 14.706 14.985 15.270 15.560 15.855 16.156 16.462
Lowokwaru 7,00% 26.864 26.247 30.757 32.910 35.214 37.679 40.317 43.140 46.160 49.391 52.849 56.549 60.508 64.744
Sukun 2,81% 30.482 30.495 32.218 33.123 34.053 35.009 35.992 37.003 38.042 39.110 40.209 41.338 42.499 43.692
Jabung 1,49% 15.346 15.614 15.806 16.041 16.280 16.522 16.768 17.017 17.270 17.527 17.788 18.053 18.321 18.594
Pakis 0,18% 27.987 27.317 28.089 28.140 28.191 28.243 28.294 28.346 28.397 28.449 28.501 28.553 28.605 28.657
Tumpang -1,16% 16.423 16.003 16.045 15.859 15.676 15.494 15.315 15.138 14.962 14.789 14.618 14.449 14.282 14.116
poncokusumo -1,49% 21 366 19 272 20736 20.428 20.125 19.826 19.531 19.241 18.955 18.674 18.396 18.123 17.854 17.589
Singosari 1,90% 28 873 29 616 29979 30.548 31.127 31.718 32.320 32.933 33.558 34.194 34.843 35.504 36.178 36.864
Jumlah PUS 239.366 237.779 245.420 248.801 252.431 256.320 260.479 264.922 269.661 274.709 280.083 285.799 291.874 298.326

42
PUS Target Wilayah Pemasaran
Blimbing 100,00% 27.737 27.834 25.758 24.822 23.920 23.051 22.214 21.406 20.629 19.879 19.157 18.461 17.790 17.144
kedungkandang 100,00% 31.395 32.085 32.645 33.289 33.945 34.614 35.296 35.992 36.702 37.425 38.163 38.915 39.682 40.465
Klojen 100,00% 12.893 13.296 13.387 13.641 13.900 14.164 14.433 14.706 14.985 15.270 15.560 15.855 16.156 16.462
Lowokwaru 100,00% 26.864 26.247 30.757 32.910 35.214 37.679 40.317 43.140 46.160 49.391 52.849 56.549 60.508 64.744
Sukun 100,00% 30.482 30.495 32.218 33.123 34.053 35.009 35.992 37.003 38.042 39.110 40.209 41.338 42.499 43.692
Jabung 50,00% 7.673 7.807 7.903 8.021 8.140 8.261 8.384 8.509 8.635 8.764 8.894 9.026 9.161 9.297
Pakis 50,00% 13.994 13.659 14.045 14.070 14.096 14.121 14.147 14.173 14.199 14.224 14.250 14.276 14.302 14.328
Tumpang 50,00% 8.212 8.002 8.023 7.930 7.838 7.747 7.657 7.569 7.481 7.395 7.309 7.224 7.141 7.058
poncokusumo 50,00% 10 683 9 636 10 368 10.214 10.062 9.913 9.766 9.621 9.478 9.337 9.198 9.062 8.927 8.794
Singosari 50,00% 14 437 14 808 14 990 15.274 15.564 15.859 16.160 16.466 16.779 17.097 17.422 17.752 18.089 18.432
Jumlah PUS
wilayah 184.369 183.868 190.093 193.293 196.731 200.419 204.366 208.585 213.089 217.893 223.010 228.458 234.254 240.416
Pemasaran

Menghitung Pasangan Infertil


Blimbing 5.908 5.929 5.486 5.287 5.095 4.910 4.731 4.560 4.394 4.234 4.080 3.932 3.789 3.652
kedungkandang 6.687 6.834 6.953 7.090 7.230 7.373 7.518 7.666 7.817 7.972 8.129 8.289 8.452 8.619
Klojen 2.746 2.832 2.851 2.906 2.961 3.017 3.074 3.132 3.192 3.252 3.314 3.377 3.441 3.507
Lowokwaru 5.722 5.591 6.551 7.010 7.501 8.026 8.588 9.189 9.832 10.520 11.257 12.045 12.888 13.790
Sukun 6.493 6.495 6.862 7.055 7.253 7.457 7.666 7.882 8.103 8.331 8.564 8.805 9.052 9.306
Jabung 1.634 1.663 1.683 1.708 1.734 1.760 1.786 1.812 1.839 1.867 1.894 1.923 1.951 1.980
Pakis 2.981 2.909 2.991 2.997 3.002 3.008 3.013 3.019 3.024 3.030 3.035 3.041 3.046 3.052
Tumpang 1.749 1.704 1.709 1.689 1.669 1.650 1.631 1.612 1.593 1.575 1.557 1.539 1.521 1.503
poncokusumo 2.275 2.052 2.208 2.176 2.143 2.111 2.080 2.049 2.019 1.989 1.959 1.930 1.901 1.873
Singosari 3.075 3.154 3.193 3.253 3.315 3.378 3.442 3.507 3.574 3.642 3.711 3.781 3.853 3.926
Total 39.270 39.164 40.490 41.171 41.904 42.689 43.530 44.429 45.388 46.411 47.501 48.662 49.896 51.209

43
Jumlah pasangan infertil wilayah pemasaran
Menghitung Kompetitor
RS Puri 25% 9.818 9.791 10.122 10.788 11.498 12.254 13.059 13.918 14.834 15.809 16.849 17.957 19.138 20.396
RS Husada
25% 9.818 9.791 10.122 10.788 11.498 12.254 13.059 13.918 14.834 15.809 16.849 17.957 19.138 20.396
Bunda
RS Puri Bunda 50% 19.635 19.582 20.245 21.576 22.995 24.507 26.119 27.837 29.667 31.618 33.698 35.914 38.275 40.792

Jenis Produk
Konsultasi +
80% 15.708 15.666 16.196 17.261 18.396 19.606 20.895 22.269 23.734 25.295 26.958 28.731 30.620 32.634
USG
TVS
(transvagina 15% 2.945 2.937 3.037 3.236 3.449 3.676 3.918 4.175 4.450 4.743 5.055 5.387 5.741 6.119
sonogram)
SIS (saline-
infusion 10% 1.964 1.958 2.024 2.158 2.300 2.451 2.612 2.784 2.967 3.162 3.370 3.591 3.828 4.079
sonogram)
Analisis Sperma 15% 2.945 2.937 3.037 3.236 3.449 3.676 3.918 4.175 4.450 4.743 5.055 5.387 5.741 6.119
Inseminasi 5% 982 979 1.012 1.079 1.150 1.225 1.306 1.392 1.483 1.581 1.685 1.796 1.914 2.040

44
Lampiran 4 : Perhitungan Kebutuhan Tenaga (WISN)

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA DENGAN METODE WISN (WORK INDICATOR STAFF NEED)
PENGEMBANGAN PELAYANAN FERTILITAS RSIA
PURI BUNDA

Kategori SDM
1. Dokter spesialis kandungan
2. Dokter spesialis andrologi
3. Perawat
4. Petugas Admin

A. Waktu Kerja Tersedian (WKT)

Katagori SDM
Kode Faktor Keterangan
Obgyn Andrologi Perawat Admin
A Hari kerja/tahun 313 261 313 313 Hari
B Cuti Tahunan 12 12 12 12 Hari
C Pendidikan/latihan 3 3 3 3 Hari
D Libur nasional 19 19 19 19 Hari
E Tidak masuk kerja 10 10 10 10 Hari
F Jam dinas/hari 3 5 7 7 Jam
Hari Kerja Tersedia 269 217 269 269 Hari/tahun
Waktu Kerja Tersedia 807 1085 1883 1883 Jam/tahun
Waktu Kerja Tersedia 48420 65100 112980 112980 Menit/tahun

B. Standar Beban kerja

45
No Katagori SDM Kegiatan Pokok Rerata waktu (mnt) Standar Beban Kerja (SBK)
Konsultasi + USG 10 4842
Dokumentasi 2 24210
1 Obgyn TVS 10 4842
SIS 15 3228
Inseminasi 20 2421
Konsultasi 15 4340
2 Andrologi Analisis sperma 15 4340
Inseminasi 20 3255
Anamnesis 5 22596
Pengukuran TTV 2 56490
Konseling Informasi 3 37660
Dokumentasi 2 56490
3 Perawat
Asistensi USG 5 22596
Asistensi TVS 10 11298
Asistensi SIS 15 7532
Asistensi inseminasi 20 5649
Input data ke SIMRS 2 56490
4 Petugas Admin
Merespon mobile app 10 11298

46
C. Standar Kelonggaran
Katagori SDM Kegiatan Waktu (jam/tahun) Standar Kelonggaran
Rapat 12 0,014869888
Obgyn Audit medik 12 0,014869888
Total 0,029739777
Rapat 12 0,011059908
Andrologi Audit medik 12 0,011059908
Total 0,022119816
Rapat 24 0,012745619
Audit klinik 12 0,006372809
Perawat Persiapan alat dan poli 52 0,027615507
pencatatan sensus mutu 10,4 0,005523101
Total 0,052257037
Rapat 24 0,012745619
Menyiapkan konten
Petugas Admin promosi 156 0,082846522
Total 0,09559214

47
D. Kebutuhan SDM
Kuantitas Kegiatan (+) standar
No Katagori SDM Kegiatan Pokok pokok kuantitas/SBK kelonggaran Jumlah Kebutuhan SDM
Konsultasi + USG 18396 3,799256506 3,828996283
Dokumentasi 22995 0,949814126 0,979553903
1 Obgyn TVS 3449 0,712308963 0,74204874
SIS 2300 0,712515489 0,742255266
Inseminasi 1150 0,475010326 0,504750103 6,797604296 7
Konsultasi 3449 0,794700461 0,816820276
2 Andrologi Analisis sperma 3449 0,794700461 0,816820276
Inseminasi 1150 0,353302611 0,375422427 2,00906298 2
Anamnesis 22995 1,017657993 1,069915029
Pengukuran TTV 22995 0,407063197 0,459320234
Konseling Informasi 22995 0,610594796 0,662851832
Dokumentasi 22995 0,407063197 0,459320234
3 Perawat
Asistensi USG 18396 0,814126394 0,866383431
Asistensi TVS 3449 0,30527527 0,357532307
Asistensi SIS 2300 0,305363781 0,357620818
Asistensi inseminasi 1150 0,203575854 0,255832891 4,488776775 4
Input data ke SIMRS 22995 0,407063197 0,502655337
4 Petugas Admin
Merespon mobile app 11498 1,017657993 1,113250133 1,61590547 2
* kuantitas kegiatan berdasarkan proyeksi jumlah pasien fertilitas tahun 2021

48
Lampiran 5 : Perhitungan Beban Kerja dan kebutuhan Pelayanan Poliklinik Saat ini (WISN)

PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA DENGAN METODE WISN (WORK INDICATOR STAFF NEED)
POLIKLINIK RAWAT JALAN

Kategori SDM
1. Dokter spesialis
kandungan
2. Dokter spesialis andrologi
3. Perawat

A. Waktu Kerja Tersedian (WKT)

Katagori SDM
Kode Faktor Keterangan
Obgyn Andrologi Perawat Admin
A Hari kerja/tahun 313 261 313 313 Hari
B Cuti Tahunan 12 12 12 12 Hari
C Pendidikan/latihan 3 3 3 3 Hari
D Libur nasional 19 19 19 19 Hari
E Tidak masuk kerja 10 10 10 10 Hari
F Jam dinas/hari 3 5 7 7 Jam
Hari Kerja Tersedia 269 217 269 269 Hari/tahun
Waktu Kerja Tersedia 807 1085 1883 1883 Jam/tahun
Waktu Kerja Tersedia 48420 65100 112980 112980 Menit/tahun

B. Standar Beban kerja

49
Kegiatan Standar Beban Kerja
No Katagori SDM Pokok Rerata waktu (mnt) (SBK)
Konsultasi +
USG 10 4842
Dokumentasi 2 24210
1 Obgyn TVS 10 4842
SIS 15 3228
Inseminasi 20 2421
Konsultasi 15 4340
Analisis
2 Andrologi sperma 15 4340
Inseminasi 20 3255
Anamnesis 5 22596
Pengukuran
TTV 2 56490
Konseling
Informasi 3 37660
Dokumentasi 2 56490
3 Perawat Asistensi
USG/spesialis
lain 5 22596
Asistensi TVS 10 11298
Asistensi SIS 15 7532
Asistensi
inseminasi 20 5649

50
C. Standar Kelonggaran
Katagori SDM Kegiatan Waktu (jam/tahun) Standar Kelonggaran
Rapat 12 0,014869888
Obgyn Audit medik 12 0,014869888
Total 0,029739777
Rapat 12 0,011059908
Andrologi Audit medik 12 0,011059908
Total 0,022119816
Rapat 24 0,012745619
Audit klinik 12 0,006372809
Persiapan alat
Perawat dan poli 52 0,027615507
pencatatan
sensus mutu 10,4 0,005523101
Total 0,052257037

51
D. Kebutuhan SDM
Kegiatan Kuantitas Kegiatan (+) standar
No Katagori SDM Pokok pokok kuantitas/SBK kelonggaran Jumlah Kebutuhan SDM
Konsultasi +
USG 26232 5,417596035 5,447335812
Dokumentasi 26232 1,083519207 1,113258984
1 Obgyn TVS 90 0,018587361 0,048327138
SIS 60 0,018587361 0,048327138
Inseminasi 30 0,012391574 0,042131351 6,699380421 7
Konsultasi 272 0,062672811 0,084792627
Analisis
2 Andrologi sperma 272 0,062672811 0,084792627
Inseminasi 30 0,00921659 0,031336406 0,200921659 1
Anamnesis 54639 2,418082847 2,470339883
Pengukuran
TTV 54639 0,967233139 1,019490175
Konseling
Informasi 54639 1,450849708 1,503106745
Dokumentasi 54639 0,967233139 1,019490175
3 Perawat Asistensi USG
& spesialis
lain 54639 2,418082847 2,470339883
Asistensi TVS 90 0,007966012 0,060223048
Asistensi SIS 60 0,007966012 0,060223048
Asistensi
inseminasi 30 0,005310674 0,057567711 8,660780669 9
* kuantitas kegiatan berdasarkan jumlah pasien poliklinik tahun 2019

52
E. Ketersediaan Tenaga di Poliklinik

No Tenaga Jumlah
1 Spesialis Obgyn 7
2 Spesialis Anak 3
3 Spesialis Bedah 1
Spesialis
4 2
Penyakit dalam
Spesialis
5 1
Andrologi
6 Perawat 9
7 Bidan 3

53
Lampiran 6 : Perhitungan Fixed Cost

Biaya Depresiasi Bangunan


No Keterangan Nilai
1 Depresiasi bangunan baru 2020 224.632.670
2 Proyeksi Jumlah Kunjungan per tahun 61.200
3 Depresiasi bangunan poliklinik (18%) 40.433.881
4 fix cost bangunan 661

Biaya Depresiasi Sarana, Prasarana dan Alat Medis


No Keterangan Jumlah Harga/Unit Harga Perolehan Umur manfaat Depresiasi/bln
Sarana dan prasarana (bulan)
1 Meja dokter 5 600.000 3.000.000 96 31.250
2 kursi dokter 5 600.000 3.000.000 96 31.250
3 kursi pasien 8 170.000 1.360.000 96 14.167
4 telepon 5 665.000 3.325.000 96 34.635
5 lemari kabinet 5 7.500.000 37.500.000 96 390.625
6 AC 5 5.275.000 26.375.000 48 549.479
7 TV LG 24 Inch 5 2.600.000 13.000.000 48 270.833
8 Tempat sampah 5 145.000 725.000 24 30.208
9 Tempat tissu dinding 5 150.000 750.000 24 31.250
10 Kulkas 1 3.500.000 3.500.000 96 36.458
11 Snelli 5 215.000 1.075.000 48 22.396
12 UPS ICA 5 995.000 4.975.000 48 103.646
13 Foot step 5 150.000 750.000 96 7.813

54
14 Bed pasien 5 5.500.000 27.500.000 96 286.458
Total Biaya Depresiasi 1.840.469
Peralatan medis (bulan)
16 USG 2D/3D 3 181.000.000 543.000.000 96 5.656.250
17 USG 4D 1 365.000.000 365.000.000 96 3.802.083
18 Printer USG 4 9.000.000 36.000.000 48 750.000
19 Troly USG 4 3.500.000 14.000.000 96 145.833
20 Inseminasi set 4 450.000 1.800.000 48 37.500
22 Stetoskop dewasa 4 1.700.000 6.800.000 96 70.833
23 Microskop dengan kamera 1 23.000.000 23.000.000 96 239.583
24 Centrifuge Gyrozen 1 36.000.000 36.000.000 96 375.000
Total Biaya Depresiasi 11.077.083

Sarana
No Keterangan Nilai
1 Biaya depresiasi sarpras per bulan 1.840.469
2 Biaya depresiasi sarpras per tahun 22085625
3 Proyeksi Jumlah Kunjungan per tahun 22995
4 fix cost sarpras 960

55
Sewa Alat USG 2D/3D
No Keterangan Nilai
1 Biaya Depresiasi USG, printer, troley, stetoskop (tahun) 79.475.000
2 Proyeksi Jumlah pasien USG per tahun 18396
3 fix cost USG 2D/3D 4320

Sewa Alat USG 4D/SIS/TVS


No Keterangan Nilai
1 Biaya Depresiasi USG, printer, troley, stetoskop (tahun) 57225000
2 Proyeksi Jumlah pasien TVS, SIS per tahun 5749
3 fix cost USG 4D/SIS/TVS 9954

Sewa Alat Inseminasi set


No Keterangan Nilai
1 Biaya Depresiasi alat iseminasi set (tahun) 450000
2 Proyeksi Jumlah pasien TVS, SIS per tahun 1150
3 fix cost alat iseminasi set 391

Sewa alat analisis sperma


No Keterangan Nilai
1 Biaya Depresiasi alat analisis sperma (tahun) 7375000
2 Proyeksi Jumlah pasien analisis sperma 3449
3 fix cost alat iseminasi set 2138

56
Biaya Gaji Pegawai
Biaya Gaji/
Keterangan Biaya gaji /bln Alokasi pelayanan fertilitas Kunjungan px cost/px
No tahun
1 Perawat, Admin fertilitas 18.600.000 223.200.000 100% 223.200.000 22.995 9.706
2 keuangan 14.604.775 175.257.298 20% 35.051.460 22.995 1.524
3 cso & marketing 10.533.021 126.396.257 30% 37.918.877 22.995 1.649
4 managemen 57.057.022 684.684.264 5% 34.234.213 22.995 1.489
5 IT 5.849.672 70.196.069 20% 14.039.214 22.995 611
6 rekam medis 30.678.654 368.143.842 30% 110.443.153 22.995 4.803
7 cleaning service 28.919.887 347.038.639 10% 34.703.864 22.995 1.509
8 sdm & diklat 2.163.587 25.963.040 10% 2.596.304 22.995 113
9 sekretariat 2.083.509 25.002.107 10% 2.500.211 22.995 109
10 IPAL 3.531.875 42.382.494 20% 8.476.499 22.995 369
11 UPS 6.952.958 83.435.497 20% 16.687.099 22.995 726
12 Laundry 8.250.427 99.005.122 10% 9.900.512 22.995 431
13 security 6.089.952 73.079.424 20% 14.615.885 22.995 636
14 driver 7.204.713 86.456.555 20% 17.291.311 22.995 752
Total 204.199.485 2.430.240.607 561.658.601 24.425

57
Biaya Listrik, Air, Telepon
No Keterangan Biaya Kunjungan Alokasi/px
1 Wifi Poli 2.734.380 22.995 119
2 Telepon Poli 3.283.024 22.995 143
3 Listrik poliklinik 40.068.228 22.995 1.742
4 Daya listrik pompa air (10% total RS) 5.611.979 22.995 244
Total 51.697.611 2.248

Alokasi Biaya Perawatan sarana prasarana rumah sakit


Biaya perawatan sarana prasaran RS Alokasi Biaya (10%) Kunjungan Alokasi/px
304.765.884 30.476.588 22.995 1.325
30476588
biaya pelatihan dan pengembangan SDM
No Keterangan Biaya Kunjungan Alokasi/px
1 Pelatihan pelayan prima 11.000.000 22.995 478
2 Pelatihan komunikasi (admin) 2.000.000 22.995 87
Total 13.000.000 565

Biaya Pengembangan mobile app


No Keterangan Biaya Umur manfaat (th) Depresiasi (th) Kunjungan Alokasi/px
1 Pengembangan awal mobile app PBFC 15.000.000 5 3.000.000 22.995 130
2 Perawatan aplikasi + cetak brosur per tahun 8.000.000 22.995 348
Total 23.000.000 478

58
Lampiran 7 : Perhitungan Variabel cost

Biaya Listrik USG 2D/3D Biaya Listrik USG 4D/TVS/SIS


Pemakaian listrik mesin USG:
Pemakaian listrik mesin USG:
daya mesin 0,3 Kwh daya mesin 0,9 Kwh
tarif listrik 23.111/jam tarif listrik 23.111/jam
cost listrik 6.933 cost listrik 20.800
cost listrik/menit 116 cost listrik/menit 347
cost listrik (10 menit) 1.156 cost listrik (10 menit) 3.467
cost listrik (15 menit) 5.200
Pemakaian listrik printer usg : cost listrik (30 menit) 10.400
daya printer 0,176
tarif listrik 23.111/jam
Pemakaian listrik printer usg :
cost listrik 4.068
daya printer 0,176
cost listrik/menit 68
tarif listrik 23.111/jam
cost listrik (10 menit) 678
cost listrik 4.068
cost listrik/menit 68
Pemakaian TV LG 24 Inc
cost listrik (10 menit) 678
daya TV 0,03
cost listrik (15 menit) 1.017
tarif listrik 23.111/jam
cost listrik (30 menit) 2.034
cost listrik 693
cost listrik/menit 12
cost listrik (10 menit) 116

59
KEBUTUHAN LINEN PENEGEMBANGAN PELAYANAN FERTILITAS
No Jenis Linen Total kebutuhan Harga/item Kebutuhan biaya
1 Selimut kecil 300 Rp55.000 Rp16.500.000
2 Duk kecil 85 Rp35.000 Rp2.975.000
3 Duk kecil lubang 85 Rp35.000 Rp2.975.000
Total Biaya Rp22.450.000

Perhitungan Tarif konsul+USG


Penyusutan (x Total cost Total cost
Harga 1 Par cost linen/hari Berat Loundry (kg) cost loundry/kg
cuci) loundry linen/hari
Rp55.000 120 Rp458 0,1 Rp10.000 Rp1.000 Rp1.458

Perhitungan Tarif tindakan (SIS, TVS, INSEMNASI)


Total cost Total cost
Harga 1 Par Penyusutan (x cuci) cost linen/hari Berat Loundry (kg) cost loundry/kg
loundry linen/hari
Rp125.000 120 Rp1.042 0,25 Rp10.000 Rp2.500 Rp3.542

Perhitungan Kebutuhan selimut kecil


Total kebutuhan
Rerata pasien/hari Lama cuci (hari) Standar RS (Par)
(pcs)
60 1 5 300

Perhitungan Kebutuhan duk kecil dan duk kecil lubang


Total kebutuhan
Rerata pasien/hari Lama cuci (hari) Standar RS (Par)
(pcs)
17 1 5 85

60
Rincian Kebutuhan Biaya BMHP
Tindakan Paket BMHP Harga Paket
No
medis/keperawatan Jenis BMHP Jumlah pakai Harga Harga Jual BMHP
1 USG kertas usg 11 cm 301.950 1.845
ultrasonic gel 5 cc 305.305 305 2.151
2 USG TVS kondom 1 pcs 9.400 9.400
handscon 2 pcs 49.410 988
ultrasonic gel 2 cc 305.305 122 10.510
3 SIS genta ampul 1 pcs 12.000 12.000
dexa ampul 1 pcs 2.800 2.800
spuit 20cc 1 pcs 9.800 9.800
spuit 5cc 1 pcs 7.500 7.500
needle 22 1 pcs 610 610
aquabides 5 cc 3.700 740
upad 1 pcs 4.026 4.026
kateter 1 pcs 27.450 27.450
ns 25ml 1 pcs 6.710 6.710
kapas 1/1000 g 93.805 94
hibicet 0,2 cc 1.140.700 46
kasa gulung 3/243 roll 126.880 1.566
kondom 1 pcs 9.400 9.400
ultrasonic gel 2 cc 305.305 122 82.864
4 Sperma Analisis PH Paper M Color 1 1.000 1.000
Objeck Glass Sail Brand 7105 1 20.000 278
Objeck Glass Sail Brand 7101 1 20.000 278
Cover Glass 3 960 2.880

61
Yellow tip 3 161.040 483
White tip 2 161.040 322
Cat Sperma 1 ml 250.000 250
Cat Sperma 1 ml 250.000 250
Cat Sperma 1 ml 250.000 1.250
Cat Sperma 1 ml 250.000 1.250
Ns 25 ml 1 8.484 8.484
Hydrogen periode 3% 1 ml 3.000 30
tissu 5 100 500
handscoen nitril 1 1.000 1.000
masker 1 1.500 1.500
pot salep 1 3.500 3.500
pcr tube 1,5ml 1 80 80 23.335
5 Inseminasi Handscoen nitril 1 1.000 1.000
Ns 25 ml 1 8.484 8.484
Depres 5 134.200 1.678
Sperm Grad 30 ml 3 ml 2.684.000 268.400
Sperm Rise 30 ml 6 ml 1.476.200 295.240
Chateter Insem Gynetic 4220 1 100.197 100.197
Centrifuge Tube 15 ml 4 4.000 16.000
Tabung Plain tutup merah 1 1.450 1.450
Needle 18 G OM 3 2.500 7.500
Spuit 5 cc terumo 1 7.600 7.600
Spuit 3 cc terumo 2 3.000 6.000
Spuit 1 cc terumo 4 4.900 19.600
Pot salep 1 3.500 3.500

62
pcr tube 1,5ml 1 80 80
Masker 1 1.500 1.500 738.229

Biaya jasa medis, keperawatan, admin dan perujuk


Variable Cost variabel Cost per tahun
Proyeksi
Tindakan Jaskep jumlah
No Jasmed jasa Jaskep dan Jumlah
dan pasien Jasmed dokter jasa perujuk
dokter perujuk admin
admin
1 Konsultasi + USG 95.000 2.000 10.000 18.396 1.747.620.000 36.792.000 183.960.000 1.968.372.000
TVS (transvagina
2 sonogram) 80.000 2.000 3.449 275.920.000 6.898.000 282.818.000
SIS (saline-infusion
3 sonogram) 95.000 2.000 2.300 327.655.000 6.898.000 334.553.000
4 Analisis Sperma 135.000 5.000 3.449 465.615.000 17.245.000 482.860.000
5 Inseminasi 1.300.000 10.000 1.150 1.495.000.000 11.500.000 1.506.500.000
Total 4.311.810.000 79.333.000 183.960.000 4.575.103.000

63
Lampiran 8 : Perhitungan Remunerasi

Proporsi Remunerasi dengan model 50:50

owner laba tertahan remunerasi


laba total
10% 70% 20%
Rp144.308.388 Rp14.430.839 Rp101.015.872 Rp28.861.678

kebersamaan direksi direktur rumah sakit


35% 10% 5% 50%
Rp10.101.587 Rp2.886.168 Rp1.443.084 Rp14.430.839

HASIL

NO HASIL
NAMA PEGAWAI TOTAL SKOR
JASA

1 perawat A 228 Rp 687.108


2 perawat B 195 Rp 588.018
3 perawat C 191 Rp 575.945
4 perawat D 156 Rp 471.302
9 admin A 147 Rp 443.926
10 Admin B 147 Rp 444.922
11 dr. A, Sp.OG (K) 312 Rp 942.604
12 dr. B, Sp.OG 281 Rp 847.076
13 dr. C, Sp.OG 250 Rp 755.532

64
14 dr. D, Sp.OG 280 Rp 845.084
15 dr. E, Sp.OG 320 Rp 966.810
16 dr. F, Sp.OG 280 Rp 845.084
17 dr. G, Sp.OG 280 Rp 844.088
18 dr. H, Sp.And 280 Rp 844.088
19 dr. I, Sp.And 277 Rp 835.546

65
Lampiran 9 : Perhitungan Tarif Pelayanan

Variable Cost Fix Cost


PBFC depresiasi
No Tindakan Jasmed Jaskep, jasa listrik gaji Perawatan
Linen BMHP mobile Diklat LAT peralatan
dokter admin perujuk alat pegawai Sarpras bangunan sarpras
App medis
Konsultasi +
1 USG 95.000 2.000 10.000 3.105 1.458 2.151 24.425 1.325 478 565 2.248 661 960 4.320
TVS
(transvagina
2 sonogram) 80.000 2.000 0 6.390 3.542 10.510 24.425 1.325 478 565 2.248 661 960 9.954
SIS (saline-
infusion
3 sonogram) 95.000 2.000 0 12.780 3.542 82.864 24.425 1.325 478 565 2.248 661 960 9.954
Analisis
4 Sperma 135.000 5.000 0 3.000 0 23.335 24.425 1.325 478 565 2.248 661 960 2.138
5 Inseminasi 1.300.000 10.000 0 4.000 3.542 738.229 24.425 1.325 478 565 2.248 661 960 391

Total
Tindakan Estimasi Laba Tarif Pembulatan Tarif
Cost
Konsultasi + USG 148.697 29.739 178.437 180.000
TVS (transvagina sonogram) 143.060 28.612 171.672 170.000
SIS (saline-infusion sonogram) 236.804 47.361 284.164 280.000
Analisis Sperma 199.137 39.827 238.964 240.000
Inseminasi 2.086.825 626.048 2.712.873 2.800.000

66
Lampiran 10 : Proyeksi Perhitungan Pendapatan dan Biaya

67

Anda mungkin juga menyukai