Anda di halaman 1dari 11

OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO.

2, AGUSTUS 2017: 67-77

CONTINUITY OF CARE KEBIDANAN

MIDWIFERY CONTINUITY OF CARE


Dewi Andariya Ningsih
Akademi Kebidanan Ibrahimy Sukorejo Situbondo
Email : Dewiandariyaningsih@akbidibrahimy.ac.id

ABSTRAK

Continuity of Care dalam pelayanan kebidanan merupakan layanan melalui model pelayanan
berkelanjutan pada perempuan sepanjang masa kehamilan, kelahiran serta masa post partum. Karena
semua perempuan berisiko terjadinya komplikasi selama masa prenatal, natal dan post natal.
Permasalahan yang sering timbul dengan adanya pengalaman negatif pada perempuan karena kurangnya
kualitas interaksi antara bidan dengan perempuan. Studi literatur ini bertujuan untuk mengetahui peranan
continuity of care dalam fasilitas kebidanan. Studi ini merupakan suatu kajian literatur (Literature
Review) tentang servis continuity of care kebidanan. Sumber untuk melakukan tinjauan literatur ini
meliputi studi pencarian sistematis database terkomputerisasi (International Journal of Integrated Care,
BMC, BJOG, Midwifery, Lancet, Scand J Caring Sci, Health Science Journal, Nurse Education in
Practice) bentuk jurnal penelitian yang berjumlah 16 jurnal. Strategi pencarian literatur dengan
memasukkan kunci : Continuity of care midwifery, Experienced Continuity of Care, Effects of Continuity
Care, menggunakan penelitian dengan tahun terbitan 2010-2015, memilih jurnal sesuai dengan
permasalahan, mencari literatur yang secara esensi sebagai bahan triagulasi atau komparatif. Penulisan
artikel ilmiah ini menggunakan penulisan bibliografi harvard style. Pelayanan kebidananan secara
continuity of care berkontribusi pada peningkatan kualitas dan keselamatan pada saat partus. Perempuan
yang mendapatkan pelayanan tersebut lebih cenderung menerima pelayanan yang efektif, pengalaman
yang lebih efisien, hasil klinis yang lebih bermutu dan beberapa bukti dapat meningkatkan akses
pelayanan yang sulit dicapai serta koordinasi yang lebih bermanfaat.

Kata kunci : Continuity of Care, Kebidanan

ABSTRACT

Continuity Of Care in obstetric care is a service through a continuous service model for women
throughout pregnancy, birth and post partum. Because all women are at risk of complications during
prenatal, natal and post natal periods. The problems that often arise with the existence of negative
experiences in women due to lack of quality interaction between midwives and women. This literature
study aims to determine the role of continuity of care in midwifery facilities. This study is a literature
review (Literature Review) about the continuity of care midwifery service. Sources for conducting this
literature review include a systematic search of a computerized database (International Journal of
Integrated Care, BMC, BJOG, Midwifery, Lancet, Scand J Caring Sci, Journal of Health Science, Nurse
Education in Practice) form a journal of research totaling 16 journals. The literature search strategy by
entering the keys: Continuity of care midwifery, Experienced Continuity of Care, Effects of Continuity
Care, using research with 2010-2015 issue, selecting journal in accordance with the problem, looking for
literature that essentially as a material of triagulation or comparability. Writing this scientific article using
harvard style bibliography writing. Continuity of care services contribute to the improvement of quality
and safety at the time of Partus. Women receiving such services are more likely to receive effective
services, more efficient experiences, better quality clinical outcomes and some evidence to improve
access to services that are difficult to achieve and more useful coordination.

Keywords: Continuity of Care, Midwifery

67
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77 68

PENDAHULAN antara perempuan dan petugas kesehatan


Bidan merupakan profesi kunci khususnya bidan dalam mengalokasikan
dalam pelayanan terhadap perempuan pelayanan serta pengetahuan secara
selama daur kehidupan. Dan hasil telaah komprehensif (Sandall, n.d.). Hubungan
sebagian besar penelitian menunjukkan tersebut salah satunya dengan dukungan
bahwa bidan mempunyai otoritas besar emosional dalam bentuk dorongan,
terhadap kesejahteraan kesehatan pujian, kepastian, mendengarkan
perempuan. Sehingga profesionalisme keluhan perempuan dan menyertai
bidan merupakan elemen penting dalam perempuan telah diakui sebagai
pemberdayaan perempuan. Layanan komponen kunci perawatan intrapartum.
kebidanan didasarkan pada pemenuhan Dukungan bidan tersebut mengarah pada
kebutuan perempuan, memberikan rasa pelayanan yang berpusat pada
nyaman dan bersikap yang baik serta perempuan (Iliadou, 2012). Hasil
kemampuan komunikasi yang baik. penelitian juga mengungkapkan bahwa
Pentingnya mendengarkan dari pihak perempuan yang menerima pelayanan
perempuan memungkinkan dapat merasa dianggap sebagai “teman” serta
berkontribusi dalam pengambilan studi-studi lain telah menemukan
keputusan. Membangun hubungan perempuan memiliki persepsi yang sama
kepercayaan sehingga perempuan dan bidan digambarkan sebagai “teman”
merasa berdaya guna terhadap kondisi mereka. Sehingga ada kepuasan
dirinya (Halldorsdottir & Inga, 2011). tersendiri bagi perempuan serta
Continuity of care dalam berkontribusi terhadap keberlanjutan
kebidanan adalah serangkaian kegiatan kelangsungan pelayanan kebidanan dan
peladenan yang berkelanjutan dan bermanfaat untuk perempuan dan bayi
menyeluruh mulai dari kehamilan, baru lahir (Cummins, Denney-wilson, &
persalinan, nifas, pelayanan bayi baru Homer, 2015). Mengembangkan
lahir serta pelayanan keluarga berencana hubungan yang berkualitas dengan
yang menghubungkan kebutuhan perempuan merupakan aspek penting
kesehatan perempuan khususnya dan dalam pelayanan maternal. Meskipun
keadaan pribadi setiap individu (Homer ada beberapa aspek asuhan pelayanan
et al., 2014) Hubungan pelayanan kebidanan yang berdampak pada
kontinuitas adalah hubungan terapeutik perempuan, kualitas hubungan bidan dan
69 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77

perempuan adalah landasan yang paling lanjutan ke spesialis obstetri atau


substansial (Je, N, A, & CSE, 2012). spesialis lainnya (Sandall, n.d.).
Kebijakan asuhan maternitas Hasil telaah yang dilakukan oleh
didasarkan pada komitmen terhadap penyusun pada bulan April - Juni 2017
pelayanan yang berfokus pada pada sepuluh bidan di wilayah kerja
perempuan untuk memastikan Kabupaten ABCD menunjukkan bahwa
perempuan mengetahui pelayanan apa sebagian besar bidan memberikan
saja terkait kehamilan dan menerima asuhan secara terpisah. Beberapa di
pelayanan tersebut. Kebijakan tersebut di antara mereka menduga bahwa masa
lakukan dengan responsibilitas dan nifas bukan hal yang crusial sehingga
mengalokasikan perawatan yang sesuai, hanya sedikit bidan yang melakukan
aman dan efektif berdasarkan kunjungan rumah. Bidan cenderung
identifikasi kebutuhan dan keadaan lebih pasif menunggu kedatangan
individu masing-masing (Jenkins, Ford, perempuan ke kliniknya daripada
Morris, & A, 2015). melakukan kunjungan rumah. Pada
Filosofi model continuity of care beberapa bidan yang melakukan
menekankan pada kondisi alamiah yaitu kunjungan rumah umumnya hanya
membantu perempuan agar mampu dilakukan satu atau dua kali kunjungan.
melahirkan dengan intervensi minimal Kondisi ini sering kali menjadi penyebab
dan pemantauan fisik, kesehatan keterlambatan deteksi komplikasi
psikologis, spiritual dan sosial kegawatdaruratan pada masa postnatal.
perempuan dan keluarga (Mclachlan et Selain itu, kurang terbinanya hubungan
al., 2012). Siklus persalinan merupakan yang berkualitas antara bidan dengan
paket pelayanan yang meliputi perempuan.
pelayanan yang berkelanjutan selama
hamil, bersalin dan pasca persalinan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Memberikan informasi dan arahan Continuity Of Care yang
perseorangan kepada perempuan. dilakukan oleh bidan pada umumnya
Sehingga perawatan yang dilakukan oleh berorientasi untuk meningkatkan
bidan terpercaya selama persalinan dan kesinambungan pelayanan dalam suatu
nifas serta mengidentifikasi dan merujuk periode. Continuity Of Care memiliki
apabila membutuhkan perawatan tiga jenis pelayanan yaitu managemen,
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77 70

informasi dan hubungan. pasien di pelayanan adalah dimensi


Kesinambungan managemen melibatkan kontinuitas relasional yang sangat
komunikasi antar perempuan dan bidan. esensial ketika memberikan pelayanan
Kesinambungan informasi menyangkut yang meliputi kepercayaan, keadaan,
ketersediaan waktu yang relevan. Kedua hubungan timbal balik dan harapan tidak
hal tersebut penting untuk mengatur dan hanya berlaku untuk kelangsungan
memberikan pelayanan relasional tetapi bagaimana pengalaman
kebidanan.(Sandall, n.d.). Pemberian perempuan nantinya dapat disusun
informasi kepada perempuan dengan apik. Pengalaman diskontinuitas
memungkinkan dan memberdayakan juga ditemukan seperti kurangnya
mereka dalam melakukan perawatan perhatian, koordinasi dan kesenjangan
untuk mereka sendiri dan muncul informasi. Karena pasien dapat secara
sebagai dimensi secara terus menerus akurat mengevaluasi apakah mereka
sebagai informasi dan kemitraan. telah menerima informasi, apakah
Perawatan berencana tidak hanya memberi mereka informasi terkait
menopang bidan dalam rencana pelayanan, apakah tenaga
mengkoordinasikan layanan kesehatan memberikan informasi yang
komprehensif mereka tetapi juga komprehensif, dan apakah mereka
menimbulkan rasa aman serta membuat melakukan hubungan secara berbalasan
keputusan bersama. Tidak semua pasien (Haggerty et al., 2013).
dapat mengasumsikan keaktifan Ada tambahan atribut bagi bidan
perannya namun mereka dapat membuat dalam melakukan pelayanan kebidanan
akumulasi pengetahuan dari hubungan yang meliputi kemampuan komunikasi,
yang berkesinambungan untuk bisa empati dan membangun relasi. Terdapat
mengerti terhadap pelayanan yang penekanan ganda pada keterampilan dari
mereka terima (Haggerty, Freeman, & segi afektif yaitu empati dan kasih
Beaulieu, 2013). sayang. Misalnya melakukan tinjauan
Memberikan informasi dan sistematis untuk menjawab pertanyaan
pengetahuan pada perempuan (Carolan, 2011). Perempuan yang
merupakan bagian yang terkonsolidasi mendapat pelayanan yang berkelanjutan
terhadap kelangsungan informasi, dan dari bidan hampir delapan kali lipat lebih
yang mendukung serta mengakui peran besar untuk melakukan persalinan di
71 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77

bidan yang sama. Perempuan dengan perempuan merasa di hargai (Nagle et


model pelayanan berkesinambungan al., 2011).
yang dilakukan oleh bidan melaporkan The National Perinatal
kepuasan lebih tinggi terkait infomasi, Depression Initiative 2008-2009 to
saran, penjelasan, tempat persalinan, 2012-2013 menyampaikan bahwa bidan
persiapan persalinan, pilihan untuk bisa memikul tanggung jawab lebih baik
menghilangkan rasa sakit dan dalam memberikan skrining rutin,
pengawasan oleh bidan. Penelitian di managemen perawatan dan tindak lanjut
Denmark juga memiliki kesamaan hasil perawatan untuk ibu nifas (yaitu sekali
penelitian bahwa dengan continuity of selama 1 minggu dan kunjungan ulang
care mendapatkan pengalaman yang pada empat minggu pasca postpartum)
membaik, mengurangi morbiditas (Jones, Creedy, Ed, Gamble, & Health,
maternal, mengurangi penggunaan 2012). Bidan yang berkualitas memiliki
intervensi pada saat persalinan termasuk tanggung jawab untuk berkontribusi
operasi Caesar, meningkatkan jumlah pada kebutuhan orang lain (Browne,
persalinan normal dibandingkan dengan Haora, Taylor, & Davis, 2014). Bidan
perempuan yang merencanakan diharapkan dapat melakukan asuhan
persalinan dengan tindakan. Hasil yang terkait psikologis ibu pasca post partum
signifikan ditemukan pada perempuan dengan memberikan informasi kesehatan
yang menerima pelayanan secara dan dukungan psikososial dan membantu
continuity of care secara women center perempuan untuk membuat pilihan
care meliputi dukungan, partisipasi berdasarkan informasi tentang
dalam pengambilan keputusan, perhatian pengobatan dan potensi. Pada saat
terhadap psikologis, kebutuhan dan perawatan kebidanan membutuhkan
harapan pada saat akan melahirkan, kemampuan komunikasi bidan yang
informasi dan menghargai perempuan) baik, pengetahuan yang baik dan
(Sandall, n.d.). Continuity of care dalam kemampuan untuk menerima umpan
pelayanan kebidanan dapat balik dari perempuan dan mengakui
memberdayakan perempuan dan keprihatinan mereka khususnya, bidan
mempromosikan keikutsertaan dalam perlu memberi kesempatan kepada
pelayanan mereka juga meningkatkan perempuan untuk menceritakan
pengawasan pada mereka sehingga pengalaman mereka yang berhubungan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77 72

dengan persalinan dan perasaannya. berhubungan dengan kompetensi yang


Walaupun perempuan telah dirasakan oleh perempuan dapat
menunjukkan kepuasan secara umum memengaruhi pengakuan, penilaian dan
terkait pelayanan Antanatal yang pengelolaan emosi perempuan saat
diberikan bidan, ada ketidakpuasan persalinan (Jones et al., 2012)
terkait pelayanan emosional selama Bidan juga mengakui pentingnya
persalinan yang dilaporkan. Walaupun perawatan psikologis pada saat
bidan sadar bahwa memberikan persalinan. Namun kesediaan mereka
dukungan emosional itu penting. untuk memberikan pelayanan kepada
Penyesuaian kondisi psikologis perempuan dan pelayanan emosional
perempuan untuk menjadi ibu, sehingga kepada perempuan. Sehingga kurangnya
begitu prihatin tentang kemungkinan kompetensi yang dirasakan,
memperparah kondisi psikologis ibu. ketidakmampuan yang dirasakan
Keragu-raguan bidan untuk membantu sehingga mempengaruhi motivasi
hal tersebut tercermin dengan kecemasan mereka. Meskipun bidan dapat
dan ketidakpastian tentang kemampuan melakukan keterampilan dan memiliki
mereka untuk memberikan dukungan pengetahuan yang baik untuk
emosi(Jones et al., 2012) menjalankan tugasnya di pelayanan,
Konsep kepercayaan diri adalah kepercayaan diri bidan dalam
keyakinan individu bahwa ia dapat memberikan dukungan emosional juga
tampil dengan cara tertentu untuk diperlukan. Cara untuk meningkatkan
mencapai tujuan yang pasti. Sehingga diri untuk melakukan pelayanan
masuk akal ketika bidan memiliki rasa emosional bisa mencakup penggunaan
percaya diri tersebut cenderung roll model serta dorongan dan
memanggap dirinya memiliki pengakuan pentingnya perawatan
keterampilan yang dibutuhkan untuk emosional. Selain itu bidan juga perlu
memberi dampak positif, lebih meyakini dampak positif dari pelayanan
termotivasi dan cenderung untuk terlibat emosional untuk mengatasi ketakutan
dalam perawatan emosional sebagai dan kesedihan perempuan (Jones et al.,
tantangan namun memuaskan dan 2012)
memberdayakan perak praktik Meskipun ada beragam
kebidanan. Sikap bidan yang pelayanan dan dukungan emosional,
73 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77

strategi yang bisa ditawarkan intervensi Dengan demikian persalinan yang


psikologis secara umum seperti berkualitas perlu memperhatikan tidak
konseling dasar, psikoterapi ada orang yang disalahkan dalam
interpersonal, dan terapi perilaku menggunakan layanan atau mereka yang
kognitif dapat dilakukan oleh bidan. menyediakan layanan, cepat tanggap dan
Selagi mayoritas bidan tidak dilatih tidak menunda rujukan saat terjadi
secara khusus dalam pengaplikasian, komplikasi. Hal itu diatur untuk
terapi secara psikoterapi interpersonal memaksimalkan pemanfaatan potensi
dan terapi perilaku kognitif tetap saja secara efisien. Bidan juga memberikan
masih akan kurang. Perhatian bidan pelayanan berdasarkan evidence based.
tentang masalah sistemik (beban kerja, Perempuan dan keluarga dilibatkan
prioritas organisasi, dan faktor waktu) dalam pengambilan keputusan, sehingga
dalam memberikan pelayanan perempuan dan keluarga merasa aman,
menyumbang 30% dalam sikap mereka dihormati dan diperlakukan dengan
dalam memberikan pelayanan. bermartabat karena suara mereka
Pelayanan asuhan berkelanjutan yang didengar dan ditanggapi dengan baik.
diberikan oleh bidan hanya Sistem pelayanan persalinan yang
meningkatkan kepuasan bersalin saja berkualitas tinggi harus memberikan
(Jones et al., 2012) perawatan maternitas secara optimal
Akses perempuan terhadap sesuai prinsip “effective care with least
pelayanan kebidanan telah menjadi harm” serta mendukung praktik budaya
bagian dari upaya global untuk mencapai yang ada dimasyarakat selama tidak
pelayanan yang berkualitas. Sehingga merugikan (Sandall, n.d.).
setiap perempuan berhak mendapatkan Penelitian di Australia
perawatan kesehatan terbaik selama didapatkan hasil bahwa tingkat oeparasi
kehamilan, persalinan dan nifas (Sandall, saesar lebih tinggi daripada negara
n.d.). Kebijakan nasional yang negara lainnya dan kurangnya dukungan
menangani pelayanan kebidanan sering untuk melahirkan secara normal. Maka
mengabaikan pada pusat layanan dengan continuity of care dapat
kebidanan. Dimensi kualitas pelayanan meningkatkan VBAC serta memberikan
yaitu aman, efektif, berpusat pada rasa aman ibu dan bayi (Homer et al.,
perempuan, dan perawatan yang tepat. 2013). Perempuan yang melakukan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77 74

persalinan mempunyai kebutuhan yang Di Belanda, bidan sering kali


mendalam terkait rasa persahabatan, tidak menemani pada saat rujukan
empati dan pertolongan baik fisik berlangsung. Bahkan juga tidak
maupun psikologis secara kontinu dari menemani pada saat rujukan tersebut
bidan. Dukungan tampaknya memiliki dari rumah ke rumah sakit. Padahal
dampak yang lebih besar daripada perempuan berharap bidan dapat
dukungan intermiten sehingga adanya menemani pada saat rujukan karena
harapan perempuan yang mayoritas perempuan merasa ketakutan akan
condong kearah kepuasan terhadap banyak hal terkait dirinya dan anak yang
pengalaman melahirkan yang efektif dikandungnya. Di beberapa Negara
dengan managemen rasa sakit (Iliadou, seperti Kanada, bidan terus memberikan
2012). dukungan apabila perempuan
Survei yang dilakukan di salah membutuhkan informasi dan konsultasi.
satu Rumah sakit di Inggris terkait Hal itu memberikan pengalaman positif
Continuity Of Care selama kehamilan, pada perempuan terkait perencanaan
persalinan dan masa nifas didapatkan tempat persalinannya. Di Kanada bidan
bahwa dari 25.488 ibu yang melahirkan yang bekerja di pelayanan primer
pada tahun 2010 terdapat 43% tidak memiliki waktu yang lebih sehingga
melakukan kunjungan yang sama untuk mereka dapat selalu memberikan
pemeriksaan selama kehamilan, 8% pelayanan kepada perempuan yang
tidak memiliki nomor telepon bidan, membutuhkan intervensi medis untuk
23% melaporkan bahwa pada saat indikasi risiko sedang, seperti kasus
mereka menghubungi bidan tetapi tidak mekonium. Oleh karena itu, jumlah
diberi bantuan yang mereka butuhkan, perempuan yang menerima pelayanan
75% belum pernah bertemu dengan dari dokter kandungan lebih sedikit
tenaga kesehatan yang merawat mereka daripada di Belanda. Hal ini
selama persalinan dan nifas. Pada situasi meningkatkan pelayanan continuity of
demikian seringkali sulit bagi bidan care selama persalinan oleh bidan
untuk memberikan dukungan satu lawan (Jonge, Stuijt, Eijke, & Westerman,
satu dan 22 % perempuan mengaku 2014).
ditinggal sendirian waktu persalinan dan Di Norwegia, pelayanan
setelah melahirkan (Sandall, n.d.). antenatal adalah bagian dari perawatan
75 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77

dan pelayanan kebidanan. Sedangkan memberikan pelayanan terhadap


pelayanan khusus berfokus pada periode perempuan dan pasangannya sampai
intrapartum dan post partum. Kualitas paripurna. Perawatan berkesimbungan
hubungan menjadi dasar untuk kualitas dikaitkan dengan fakta bahwa
perawatan yang diberikan selama perempuan merasa lebih siap untuk
kehamilan, persalinan dan nifas. melahirkan dan lebih percaya diri untuk
Hubungan antara bidan dan perempuan menjalani proses persalinan secara
berhubungan signifikan atas semua positif (Dahlberg & Aune, 2013).
aspek layanan kebidanan. Beberapa Perempuan yang menjalani pelayanan
penelitian menunjukkan hubungan saling kebidanan secara continuity of care
percaya sangat penting bagi bidan dan secara langsung akan menerima
perempuan untuk aspek emosional yang informasi yang dibutuhkan, memiliki
terkait dengan pengalaman melahiran. rasa percaya diri yang tinggi, dan merasa
Ketakutan perempuan terhadap aman dan nyaman pada saat menjalani
persalinan karena mempunyai perawatan serta memiliki hubungan
pengalaman negatif sebelumnya. dengan tenaga kesehatan yang
Hubungan saling percaya merupakan terpercaya secara berkesinambungan
perspektif holistik yang melibatkan (Haggerty et al., 2013).
peluang untuk pertumbuhan dan
perkembangan pribadi. Menekankan SIMPULAN DAN SARAN
bahwa kepedulian dalam pelayanan Continuity of care yang
kebidanan adalah cara terbaik bagi dilakukan oleh bidan memberikan
perempuan untuk mempunyai pelayanan yang sama terhadap
pengalaman melahirkan yang positif dan perempuan di semua kategori (tergolong
dengan kehadiran bidan merupakan kategori tinggi maupun yang rendah)
faktor penting karena kemampuan serta berdasarkan evidence based
berkomunikasinya, pengetahuan serta perempuan yang melahirkan di bidan
pemahamannya. Kualitas layanan memiliki intervensi intrapartum yang
kebidanan merupakan faktor kunci dan lebih sedikit termasuk operasi saesar.
pengalaman melahirkan pada perempuan Penggolongan klasifikasi resiko rendah
(Dahlberg & Aune, 2013). pada akhir kehamilan merupakan
Bidan bertanggung jawab untuk tantangan bagi bidan untuk memberikan
OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77 76

pelayanan secara intensif dan dukungan http://doi.org/10.1016/j.midw.2014.


12.013
ketika persalinan dan nifas. Sementara
Dahlberg, U., & Aune, I. 2013. The
itu juga meningkatkan kualitas asuhan Woman’s Birth Experience -The
Effect of Interpersonal
pada perempan berisiko tinggi dan
Relationships and Continuity of
dengan kompleksitas sosialnya. Care. Midwifery, 29, 407–415.
Retrieved from
Continuity of Care merupakan isu yang
www.elsevier.com/midw
sangat penting bagi perempuan karena Haggerty, J. L., Freeman, G. K., &
Beaulieu, C. 2013. Experienced
memberi kontribusi rasa aman dan
Continuity of Care When Patients
nyaman bagi mereka selama kehamilan, See Multiple Clinicians : A
Qualitative Metasummary. Annals
persalinan dan nifas. Simpulan penelitian
of Family Medicine, 11, 262–271.
ini yaitu 1) dapat menambah http://doi.org/10.1370/afm.1499.IN
TRODUCTION
pengetahuan tentang lingkup praktik
Halldorsdottir, S., & Inga, S. 2011. The
kebidanan secara komprehensif, 2) dapat Primacy of the Good Midwife in
Midwifery Services : An Evolving
meningkatkan mutu layanan kebidanan
Theory of Professionalism in
untuk menciptakan pengalaman Midwifery. Scand J Caring Sci, (4),
806–817.
kehamilan, persalinan dan nifas yang
http://doi.org/10.1111/j.1471-
positif. 6712.2011.00886.x
Homer, C. S. E., Besley, K., Bell, J.,
Davis, D., Adams, J., & Porteous,
DAFTAR PUSTAKA
A. 2013. Does Continuity of Care
Impact Decision Making in the
Browne, J., Haora, P. J., Taylor, J., &
Next Birth After A cCesarean
Davis, D. L. 2014. “ Continuity of
Section ( VBAC )? A Randomised
Care ” Experiences in Midwifery
Controlled Trial. BMC Pregnancy
Education : Perspectives from
and Childbirth, 13, 1–6. Retrieved
Diverse Stakeholders. Nurse
from
Education in Practice, 14(5), 573–
http://www.biomedcentral.com/147
578.
1-2393/13/140
http://doi.org/10.1016/j.nepr.2014.0
Homer, C. S. E., Friberg, I. K., Augusto,
1.014
M., Dias, B., Hoope-bender, P.,
Carolan, M. 2011. The Good Midwife :
Sandall, J., … Bartlett, L. A. 2014.
Commencing Students ’ Views.
The Projected Effect of Scaling Up
Midwifery, 27(4), 503–508.
Midwifery. Lancet, 384, 1146–
http://doi.org/10.1016/j.midw.2010.
1157. http://doi.org/10.1016/S0140-
03.012
6736(14)60790-X
Cummins, A. M., Denney-wilson, E., &
Iliadou, M. 2012. Supporting Women in
Homer, C. S. E. 2015. The
Labour. Health Science Journal,
Experiences of New Graduate
6(3), 385–391. Retrieved from
Midwives Working in Midwifery
www.hsj.gr
Continuity of Care Models in
Je, G., N, L., A, S., & CSE, H. 2012.
Australia. Midwifery, 1–7.
77 OKSITOSIN, KEBIDANAN, VOL. IV, NO. 2, AGUSTUS 2017: 67-77

The Follow-Through Experience in Health, 11(174), 1–6. Retrieved


Three-Tear Bachelor of Midwifery from
Programs in Australia : A Survei of http://www.biomedcentral.com/147
Students. Nurse Education in 1-2458/11/174Page
Practice, 1–21. Sandall, J. (n.d.). The Contribution of
Jenkins, Ford, Morris, & A, T. 2015. Continuity of Midwifery Care to
Women’s Expectations and High Quality Maternity Care.
Experiences in Maternity Care :
How Do Women Conceptualise the
Process of Continuity? Midwifery,
31(3), 25–30.
Jones, C. J., Creedy, D. K., Ed, M.,
Gamble, J. A., & Health, M. 2012.
Australian Midwives ’ Attitudes
Towards Care for Women With
Emotional Distress, 28, 216–221.
http://doi.org/10.1016/j.midw.2010.
12.008
Jonge, A. De, Stuijt, R., Eijke, I., &
Westerman, M. J. 2014. Continuity
of Care : What Matters to Women
When They Are Referred from
Primary to Secondary Care During
Labour ? A Qualitative Interview
Study in the Netherlands. BMC
Pregnancy and Childbirth, 14(103),
1–11. Retrieved from
http://www.biomedcentral.com/147
1-2393/14/103
Mclachlan, H. L., Forster, D. A., Davey,
M. A., Farrell, T., Gold, L., Biro,
M. A., … Flood, M. 2012. Effects
of Continuity of Care by A Primary
Midwife ( Caseload Midwifery ) On
Caesarean Section Rates in Women
of Low Obstetric Risk : the
COSMOS Randomised Controlled
Trial. BJOG An International
Journal of Obstetrics and
Gynaecology, 1–3.
http://doi.org/10.1111/j.1471-
0528.2012.03446.x
Nagle, C., Skouteris, H., Hotchin, A.,
Bruce, L., Patterson, D., & Teale,
G. 2011. Continuity of Midwifery
Care and Gestational Weight Gain
in Obese Women : A Randomised
Controlled Trial. BMC Public

Anda mungkin juga menyukai