Disusun Oleh:
Kumala Devi
22463.230821
Bagian:
Staff QC Fish Extract
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
melaksanakan rangkaian masa training sehingga laporan masa kerja 3 (tiga) bulan ini dapat
terselesaikan dengan baik. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh masa
training karyawan di PT. Pahala Bahari Nusantara. Penyusunan laporan ini dapat diselesaikan
tidak terlepas dari dukungan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak yang diberikan
kepada penulis sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Penulis
HALAMAN PENGESAHAN
Penulis, Pembimbing,
Mengetahui, Menyetujui,
(S) Safety dan Quality: Menghasilkan produk yang aman dikonsumsi, berkualitas dan
terjamin keasliannya.
Tidak terdapat temuan yang bersifat mayor atau maksimal 10 minor di area
produksi pada setiap audit eksternal.
3. Fish Juice
¿ 3,0 MPN /ml¿ 1,0 x 103 CFU /ml
¿ 1,0 x 104 CFU /ml
4. Rinse water CIP/
¿ 3,0 MPN /ml¿ 1,0 x 103 CFU /ml
¿ 1,0 x 103 CFU /ml
Hot Water
Gambar I.1 Label Produk FE Yellowfin Gambar I.2 Label Produk FE Skipjack
V. Cleaning in Place (CIP)
Pengertian Cleaning in Place (CIP) secara umum adalah proses pembersihan pipa dan tangki di
dalam sirkuit tanpa melepaskan atau membuka peralatan dengan kontak dan kertelibatan operator
yang minimal. Prosesnya meliputi penyemprotan bertekanan tinggi pada permukaan atau
menginjeksikan larutan pembersih pada sistem sirkulasi pipa. Proses cleaning biasanya sudah tersusun
sesuai dengan program yang telah dibuat. Pada PT. Pahalah Bahari Nusantara proses CIP dilakukan
dengan kecepatan rata-rata cairan pembersih yaitu 15000 liter/jam. CIP menggunakan aliran turbulen
melalui perpipaan, atau bola semprot untuk permukaan besar.
Manfaat bagi industri yang menggunakan proses CIP adalah pembersihannya lebih cepat, lebih
sedikit operator, dan dapat dilakukan secara berulang. Dalam proses CIP Fish Extract ada dua langkah
yaitu CIP 3 step dan CIP 5 step. CIP 3 step menggunakan Fresh Water (Rinse), Caustic, dan Hot
Water (HW). Sedangkan CIP 5 step menggunakan Fresh Water (Rinse), Caustic, Fresh Water, Acid,
dan Hot Water (HW). Proses CIP dilakukan sebelum dan setelah proses produksi berjalan.
a. Tujuan
Tujuan dari proses CIP antara lain yaitu:
Membersihkan sisa-sisa kotoran pada permukaan unit-unit produksi, yang merupakan nutrisi
untuk pertumbuhan mikroba
Proses cleaning yang efektif merupakan dasar bagi terjaganya kualitas dan keamanan produk
pangan
Mengurangi resiko terjadinya produk gagal (reject)
b. Faktor Yang Mempengaruhi CIP
Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas proses CIP antara lain yaitu:
1. Suhu larutan pembersih . Menaikkan suhu larutan pembersih akan meningkatkan efisiensi
pembuangan kotoran. Molekul dengan energi kinetik tinggi mengeluarkan kotoran lebih cepat
daripada molekul yang bergerak lambat dari larutan dingin. Temperatur yang digunakan untuk
caustic dan acid pada proses CIP masing-masing yaitu 80oC dan 70oC.
2. Konsentrasi bahan pembersih . Larutan pembersih pekat akan membersihkan permukaan
yang kotor jauh lebih baik daripada yang encer karena peningkatan kapasitas pengikatan
permukaan. Konsentrasi bahan pembersih (Caustic and Acid) yang digunakan dalam proses
CIP masing-masing yaitu 2%
3. Waktu kontak larutan pembersih . Semakin lama periode kontak bahan pembersih, maka
semakin tinggi efisiensi pembersihan. Proses CIP pada unit produksi di Fish Extract memiliki
parameter standar waktu kontak yang berbeda pada setiap unit produksi.
4. Tekanan yang diberikan oleh larutan pembersih (atau turbulensi) . Turbulensi
menciptakan kekuatan abrasif yang mengeluarkan sisa-sisa kotoran yang membandel dari
dinding tank pada masing-masing unit produksi. Tekanan yang digunakan yaitu 2 barr.
c. Verifikasi proses CIP
Proses verifikasi CIP dilakukan oleh QC dan di dokumentasikan ke dalam Form Microbiology
Analysis (QC.P4-4A-09). Tujuan verifikasi ini antara lain yaitu :
Validasi efektivitas proses cleaning
Untuk memastikan bahwa HACCP dan prosedur cleaning telah dilakukan dengan baik dan
terkontrol
VI. Penerapan GMP Pada Fish Extract
Good Manufacturing Practices (GMP) adalah prosedur dalam memastikan produk secara
konsisten diproduksi dan diawasi sesuai dengan standar kualitas yang telah ditentukan.
a. Tujuan
Tujuan dari penerapan GMP pada Fish Extract adalah untuk meminimalisir resiko atau
bahaya yang terlibat dalam produksi yang tidak dapat dihilangkan melalui pengujian
produk (fish extract) akhir.
b. Ruang Lingkup GMP
Persyaratan dalam Good Manufacturing Practices (GMP) mencakup persyaratan produksi,
persyaratan lokasi, bangunan dan fasilitas, peralatan produksi dan karyawan.
1. Persyaratan Produksi
Dalam pengolahan pangan dengan GMP, harus ada proses pengendalian yang dibagi
tiga tahap. Pertama, pengendalian pra-produksi yang menetapkan persyaratan bahan
baku, komposisi bahan, cara pengolahan bahan baku, persyaratan distribusi, dan
penggunaan produk sebelum konsumsi.
Tahap kedua, pengendalian saat proses produksi yang meliputi prosedur yang telah
diterapkan, dipantau dan diperlukan lagi. Diikuti tahap ketiga, pengendalian pasca
produksi yang diikuti beberapa poin keterangan seperti jumlah bahan, bagan alur proses,
jenis, ukuran, jenis produk pangan, keterangan lengkap produk, penyimpanan produk,
hingga distribusi produk yang harus didesain khusus.
2. Persyaratan Lokasi
Lingkungan sarana pengolahan pangan harus terawat dengan baik, serta bersih dari
sampah. Di samping itu, limbahnya harus dikelola dengan baik dan terkendali, serta
harus adanya sistem saluran pembuangan air yang lancar.
3. Persyaratan Bangunan dan Fasilitas
Bangunan tempat pengelolaan pangan harus didesain sesuai alur prosesnya. Lebih
baik bila cukup luas agar bisa dibersihkan secara intensif. Bangunan tersebut juga harus
memiliki ruang bersih dan kotor yang terpisah, disertai lantai dan dinding terbuat dari
bahan kedap air namun kuat serta mudah dibersihkan.
Untuk fasilitas, yang diperlukan adalah penerangan yang cukup, ventilasi yang
memadai untuk masuknya udara segar, dan tempat pencucian tangan yang dilengkapi
sabun serta pengering tangan. Tempat tersebut juga perlu memiliki gudang yang mudah
dibersihkan, terjaga dari hama, dan sirkulasi udara yang bagus.
4. Persyaratan Peralatan Produksi
Sangat dianjurkan menggunakan alat yang terbuat dari bahan non-toksik (tidak
beracun), bila digunakan untuk kontak langsung dengan produk. Alat tersebut juga harus
tidak mudah korosif, mudah dibersihkan dan mudah perawatannya. Alat-alat tersebut
juga harus disusun sesuai dengan alur proses.
5. Persyaratan Karyawan
Karyawan juga sebaiknya dipastikan kebersihan dan kesehatannya dengan
pemeriksaan yang rutin. Berikan juga pelatihan higiene bagi karyawan, diikuti peraturan
yang lengkap dengan petunjuk, peringatan, larangan, dll.
6. Sanitasi dan Sistem pengendalian hama
Sanitasi dibutuhkan untuk menjamin kebersihan baik peralatan yang kontak
langsung dengan produk, ruang pengolahan serta ruang lainnya, sehingga produk bebas
dari cemaran biologis, fisik dan kimia. Program sanitasi meliputi jenis peralatan dan
ruang yang harus dibersihkan, pelaksana dan penanggung jawab, serta cara pemantauan
dan dokumentasi. Fasilitas lainnya adalah ketersediaan higiene karyawan, pasokan air
yang mencukupi kebutuhan proses produksi serta untuk minum, dan pembuangan air
limbah dengan desain yang tak mencemari.
Dalam pengendalian hama, dapat dilakukan pencegahan dengan sanitasi yang baik,
pengawasan atas barang/bahan yang masuk, dan penerapan/praktik higienis yang baik.
Sementara, pencegahan masuknya hama dapat dengan penutupan lubang dan saluran
tempat hama masuk, memasang kawat kasa di jendela dan ventilasi, serta mencegah
hewan berkeliaran di lokasi unit usaha.
c. Audit Internal GMP
Audit internal GMP pada PT. Pahala Bahari Nusantara dilaksanakan setiap satu bulan
sekali dengan auditor dari perwakilan QA dan didampingi oleh masing-masing PIC area
yang ada di dalam Fish Extract. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu
memonitoring dan evaluasi efektivitas kinerja suatu perusahaan, dalam hal ini salah satunya
adalah Departement Fish Extract.
d. Hasil Audit GMP
Pada tanggal 23 Oktober 2021 dilakukan audit internal GMP untuk periode bulan
November. Hasil audit GMP yang telah dilakukan ditemukan temuan diantaranya yaitu:
7. Area Dalam Produksi FE
Tidak ada label desinfectant handsoap di toilet
8. Area Luar Produksi FE
Grease tidak pada tempatnya (area workshop)
RBS tertutup alat sanitasi
Assembly point luntur dan terlepas
e. Analisa Hasil Audit GMP
Berdasarkan hasil temuan audit GMP periode november, ada 1 temuan di area produksi FE
dan 3 temuan di area luar FE. Temuan periode november berkurang 50% dari periode
oktober yaitu 8 temuan.
VII. Manajemen Pengendalian Hama
Hama adalah organisme pengganggu yang bersifat merusak dan merugikan bagi industri pangan.
Hal ini dikarenakan hama dapat mengkontaminasi produk, merusak unit produksi (fasilitas produksi)
serta menimbulkan penyakit sehingga diperlukan suatu pengendalian hama pada industri pangan.
Manajemen Pengendalian Hama adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk pencegahan dan
pengendalian hama dalam industri. Pada PT. Pahala Bahari Nusantara pengendalian hama dilakukan
setiap dua kali dalam satu bulan dan bekerja sama dengan vendor proton.
a. Tujuan
Tujuan dari pengendalian hama yaitu untuk meminimalisir resiko kontaminasi Fish Extract oleh
hama dan merupakan salah satu upaya dalam menjaga kebersihan lingkungan produksi.
b. Monitoring
Monitoring merupakan suatu kegiatan pengecekan prosedur pengendalian hama yang telah
diberlakukan dan melakukan pergantian pest trap rutin setiap satu bulan dua kali. Proses monitoring
ini dilakukan oleh vendor proton yang telah bekerja sama dengan perusahaan dan didampingi staff
FE.
c. Hasil
Setelah dilakukan pengecekan dan pergantian pest trap pada semua titik di area produksi dan area
luar FE, didapati beberapa temuan diantaranya sebagai berikut:
1. Temuan bangkai burung pada pest trap di area warehouse
2. Temuan cicak pada area produksi
d. Lampiran
Gambar 4. Pergantiap Pest Gambar 5. Pergantian Pest Gambar 6. Misting Area Luar
Trap di Area Locker Way Trap di Area Luar FE FE
VIII. Glass and Breakable Monitoring
Glass and Breakable Monitoring adalah prosedur yang digunakan sebagai pedoman untuk mengontrol
penempatan peralatan berbahan kaca dan plastik yang mudah pecah sehingga serpihan dari benda
tersebut tidak akan mengkontaminasi produk.
a. Tujuan
Tujuan dari glass and breakable monitoring adalah untuk meminimalisir resiko bahan pangan
terkontaminasi dengan mempertimbangkan sumber potensial dan kontrol manajemen resiko
yang sesuai.
b. Ruang Lingkup
Pemisahan kategori area produksi berdasarkan peluang dan tingkat keparahan seperti:
High risk
Prosedur kerja pada tingkat ini adalah level tertinggi karena peluang kerusakan peralatan pecah
belah berada di area kontak langsung dengan produk sangat tinggi dan termasuk dalam area
produk yang terbuka.
Medium risk
Prosedur kerja pada tingkat ini adalah level sedang dikarenakan peluang kerusakan peralatan pecah
belah tidak kontak langsung dengan produk tetapi dampak kontaminasi dapat berpengaruh
terhadap produk akhir.
Low risk
Prosedur kerja pada tingkat ini adalah level rendah karena peluang kerusakan peralatan pecah
belah tidak mempengaruhi secara langsung terhadap produk akhir.
c. Prosedur Kerja
Monitoring
1. QC akan memberikan penomoran pada kaca dan semua peralatan pecah belah yang
ada di area produksi. Jika ada nomor yang rusak atau hilang harus diganti.
2. Peralatan kaca seperti kaca jendela, jam dinding, kaca pintu, cermin dan kaca lemari
pendingin harus dilapisi dengan kaca film untuk mencegah serpihan kaca dan
terjadinya kontaminasi silang.
3. Setiap hari senin dilakukan monitoring oleh QC untuk memastikan semua peralatan
pecah belah dalam kondisi baik. Jika ditemukan ketidaksesuaian harus segera
dilakukan tindakan koreksi sesuai dengan tingkatan resiko.
4. Hasil monitoring rutin harus didokumentasikan ke dalam From Glass and Breakable
Inspection (QC.P4-4A-01).
Perubahan jumlah peralatan
Jika terdapat penambahan atau perubahan peralatan di area produksi maka akan diinformasikan
oleh PIC masing-masing area kepada staff QC. Kemudian staff QC akan melakukan pelabelan
nomor peralatan sesuai dengan yang diberikan oleh staff QA.
Gambar II.1 Pengecekan Gambar II.2 Pengecekan Gambar II.3 Pengecekan kadar
kadar klorin pada footbath kadar klorin pada Handdip klorin pada tempat pencucian
peralatan
X. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel ini tercantum dalam Work Instruction Brix Analysis. Work Instruction Brix Analysis
menjelaskan tentang cara pengambilan sampel dan pengujian sampel fish extract. Brix itu sendiri merupakan
padatan yang terlarut dalam suatu larutan. Pengukuran brix ini menggunakan alat refraktometer dengan satuan yang
digunakan yaitu persentase (%).
a. Tujuan
Tujuan dari pengambilan sampel adalah untuk pengujian laboratorium sehingga dapat memastikan dan
menganalisa sampel agar sesuai dengan brix atau standar yang telah ditentukan.
b. Prosedur kerja
1. Pengambilan sampel raw material
Pengecekan nilai brix raw material dilakukan pada stock tank 1 – 8. Stock tank 1-4 berisi fish juice
skipjack dan stock tank 5-8 berisi fish juice yellowfin. Pengecekan ini dilakukan sebanyak 1 kali dalam
sehari. Cara kerja:
Buka valve fish juice dari bawah
Drain sebentar untuk membuang sludge yang ada
Cium aroma fish juice, jika aroma tidak anyir maka fish juice layak dan dapat diambil sebagai sampel
Ambil sampel fish juice dan masukkan ke dalam botol sampel
Lakukan pengujian nilai brix dan nilai salt dengan refraktometer ATAGO
Data Pengamatan
Berikut ini rekapitulasi data pengamatan fish juice mulai tanggal 27/09/2021 sampai 02/10/2021
Gambar I.2 Pengujian nilai brix dan salt pada Fish Juice
(ST-02, ST-05, ST-06) dengan ATAGO
c. Hasil Pengamatan
Berdasarkan data pengamatan yang didapat untuk penggunaan acid dari tanggal 16-25 september
2021 didapati acid berwarna jernih di tanggal terakhir pengamatan (25 september 2021).
d. Lampiran
Parameter Uji
Parameter Uji Mikrobiologi Status
Kimia
YF FT-
02/10/202
1 01 Filling
1
Drum
YF FT-
02/10/202
2 01 Filling
1
Drum
YF FT-
02/10/202
3 01 Filling
1
Drum
SJ FT-02
05/10/202
4 Filling
1
Drum
SJ FT-02
05/10/202
5 Filling
1
Drum
SJ FT-02
05/10/202
6 Filling
1
Drum
YF FT-
06/10/202
7 03 Filling
1
Drum
YF FT-
06/10/202
8 03 Filling
1
Drum
YF FT-
06/10/202
9 03 Filling
1
Drum
c. Lampiran
Filling YF-55 FT-01 Filling SJ-62 FT-02
02/10/2021 05/10/2021
Gambar 1. pengecekan produk Gambar 2. Labeling Gambar 3. Proses Gambar 4. Penataan Gambar 5. Pengecekan
dan packaging produk pada produk Stuffing barang dalam segel container
container