Fira Safitri Pratikum1 (Mikroklimat)
Fira Safitri Pratikum1 (Mikroklimat)
NIM : 19032127
PRODI/KELAS : Biologi/Sains C
JURUSAN BIOLOGI
2020
PRAKTIKUM 1
A. Tujuan
Untuk mengetahui Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi serta
cara penggunaan alat –alat pengukur faktor lingkungan
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/24 September 2020
Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Rumah Fira
C. Dasar Teori
Ekologi tumbuhan mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu
dan tumbuhan sebagai objek. Ekologi berasal dari kata oikos = rumah, dan logos
= ilmu. Tumbuhan adalah organisme hidup eukariota multiseluler dari Kingdom
Plantae, yang terdiri atas tumbuhan berbunga, Lycopodopsida, Gymnospermae,
paku-pakuan, lumut, dan sejumlah alga hijau. Berdasarkan uraian tersebut, maka
secara umum, ekologi tumbuhan diartikan sebagai kajian tentang hubungan
timbal balik antara tumbuhan dan lingkungannya.
Berdasarkan deinisi tersebut, maka ekologi tumbuhan adalah mengkaji
seluruh faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keberadaan satu spesies
tumbuhan (ekologi spesies), atau satu komunitas tumbuhan (ekologi komunitas)
di suatu daerah tertentu. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh tersebut
terdiri atas tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan manusia (Edi Muhammad
Jayadi,2015:2).
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan
hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumber daya cahaya, hara mineral,
dan sebagainya. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma,
Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama,
ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai
hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang.
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering,
suhu maksimum dan minimum serta radiasi. Dengan mengetahui faktor-faktor
cuaca tersebut pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang
berkembang secara dinamis dapat disimulasi . Intensitas cahaya dan suhu udara
merupakan komponen iklim yang dapat diamati. Pada skala kecil, iklim mikro
sangat mudah untuk diamati karena lingkupnya yang tidak terlalu luas. Iklim
mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh
langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Iklim mikro merupakan iklim di
lapisan udara terdekat permukaan bumi dengan ketinggian + 2
meter(Indrawan,dkk,2017:93)
Meskipun banyak benih tidak terpengaruh oleh cahaya selama
perkecambahan, ada beberapa spesies yang sangat bergantung pada cahaya. Pada
beberapa tanaman (misalnya varietas selada, Lactuca sativa, dan beech, Fagus
sylvatica) perkecambahan dirangsang oleh cahaya putih, sedangkan pada tanaman
lain (misalnya varietas Cucumis sativus) cahaya putih bersifat menghambat.
Menariknya, benih dari spesies budidaya yang relatif sedikit peka cahaya,
mungkin sebagai hasil dari seleksi buatan. Namun, beberapa spesies gulma
bersifat polimorfik karena respons cahayanya. Signifikansi adaptif potensial dari
kontras adaptasi cahaya dengan benih jelas. Penghambatan cahaya akan
memastikan perkecambahan hanya ketika benih dikubur. Di sisi lain, benih yang
dirangsang cahaya dapat tetap tidak aktif dalam waktu lama sampai terpapar,
meskipun hanya sebentar, oleh gangguan tanah (Jones, 2014)
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam distribusi organisme untuk
digunakan dalam pengaruhnya terhadap biologis proses. Sel bisa pecah jika air
yang dikandungnya membeku (pada suhu di bawah (fC), dan protein dari
sebagian besar organisme denaturasi pada suhu di atas 45'C. Selain itu, hanya
sedikit organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada tingkat
suhu sangat rendah atau tingkat suhu sangat tinggi, meskipun adaptasi luar biasa
memungkinkan beberapa organisme, seperti prokariota termofilik , untuk hidup di
luar kisaran suhu yang dapat dihuni oleh kehidupan lain. Sebagian besar
organisme berfungsi paling baik dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Suhu di
luar kisaran itu mungkin memaksa beberapa hewan mengeluarkan energi untuk
mengatur internal mereka suhu, seperti mamalia dan burung
(campbell,2008:1154)
Distribusi dan pertumbuhan tanaman di padang rumput dipengaruhi oleh
banyak faktor hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik). Misalnya, lokasi lembab di
sepanjang sungai dan kolam mendukung pertumbuhan pohon seperti kapuk dan
willow. Lokasi kering, bagaimanapun, tidak dapat mendukung pertumbuhan
pohon karena rumput (dengan sistem akar berserat tepat di bawah permukaan
tanah) dengan cepat mengambil sedikit air yang tersedia. Area yang baru-baru ini
terbakar di padang rumput mendukung pertumbuhan padat tumbuhan dan
rerumputan karena api meningkatkan ketersediaan nutrisi di dalam tanah.
Ekosistem terdiri dari populasi berbagai spesies yang hidup di suatu daerah, serta
komponen lingkungan yang tidak hidup seperti suhu, ketersediaan air, dan sinar
matahari (Gibson, 2006)
D. Alat dan Bahan
1. Anemometer (kecepatan Angin)
2. Hygrometer atau sling Pshycrometer (kelembaban udara
3. Termometer maximum-minimum
4. Termometer tanah
5. Termometer air raksa
6. Lux meter
7. Sound level meter
8. Meteran
E. Cara Kerja
1. Pengukuran dilakukan secara vertikal (ketinggian 0 m, 1 m, 2 m, dst.) dan
horizontal (daerah ternaung dan terdedah).
2. Pada setiap stasiun pengamatan lakukanlah pengukuran faktor lingkungan
menggunakan alat yang sesuai atau memungkinkan.
3. Pengukuran dilakukan selama 2 jam dan dilakukan ulangan setiap 15
menit.
4. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.Anemometer (kecepatan Angin)
Gambar Alat
banyak aplikasi
Gambar Alat
Spesifikasi Alat Sound Level Meter ini terdiri atas mikropon dan
sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator, 3
jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan
amplifier. Tiga jaringan tersebut distandarisasi
sesuai standar Sound Level Meter.
Tabel 8.Meteran
Gambar Alat
G. Pembahasan
Pada praktikum ekologi tumbuhan kali ini, kami melakukan praktikum
daring dengan judul “Faktor Lingkungan Abiotik (Mikroklimat)”. Praktikum
kami lakukan di rumah masing-masing karena situasi pandemic COVID-19
yang tidak memungkinkan praktikum di laboratorium. Kegiatan praktikum
diawali dengan menonton video dari asisten dosen yang telah ada di e-
learning maupun di youtube. Setelah menonton video arahan dari asisten
dosen, kami memahami cara penggunaaan alat untuk nantinya dapat
mengukur faktor abiotik di lingkungan mikro, kami juga mencari dan
membaca reverensi buku maupun jurnal yang bersumber dari internet. Alat-
alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah Anemometer,
Hygrometer/Sling Psychrometer, Termometer max-min, Termometerraksa,
Termometer tanah, Lux meter, Sound level meter, serta Meteran.
Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan
abiotik.
Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air,
cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.Baik faktor biotik
H. Kesimpulan
b. Faktor abiotic adalah elemen fisik dan kimia yang tidak hidup dalam
ekosistem,contohnya adalah oksigen,cahaya matahari dan kelembapan
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, J. Phil and Terry R. Gibson. 2006. Plant Ecology. New York : Chelsea House
Suganda, Husein.2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Jakarta : Badan
Penelitian dan Perkembangan Pertanian
LAMPIRAN
Husin Suganda.2006
Chairani Hanum.2009
Campbell.2008
Jurnal Indrawan,dkk.2017
Hamlyn G.Jones.2014