Anda di halaman 1dari 21

 

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK (MIKROKLIMAT)

NAMA : Fira Safitri

NIM : 19032127

PRODI/KELAS : Biologi/Sains C

DOSEN : Dr. Hj. Vauzia, M.Si

ASISTEN DOSEN : 1.Vina Irene Sinurat (17032176)

2.Yuni Selfia (17032083)

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020

 
 

PRAKTIKUM 1

MENGUKUR FAKTOR LINGKUNGAN ABIOTIK (MIKROKLIMAT)

A. Tujuan
Untuk mengetahui Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ekologi serta
cara penggunaan alat –alat pengukur faktor lingkungan
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Kamis/24 September 2020
Pukul : 13.20 – 15.50 WIB
Tempat : Rumah Fira
C. Dasar Teori
Ekologi tumbuhan mengandung dua pengertian, yaitu ekologi sebagai ilmu
dan tumbuhan sebagai objek. Ekologi berasal dari kata oikos = rumah, dan logos
= ilmu. Tumbuhan adalah organisme hidup eukariota multiseluler dari Kingdom
Plantae, yang terdiri atas tumbuhan berbunga, Lycopodopsida, Gymnospermae,
paku-pakuan, lumut, dan sejumlah alga hijau. Berdasarkan uraian tersebut, maka
secara umum, ekologi tumbuhan diartikan sebagai kajian tentang hubungan
timbal balik antara tumbuhan dan lingkungannya.
Berdasarkan deinisi tersebut, maka ekologi tumbuhan adalah mengkaji
seluruh faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap keberadaan satu spesies
tumbuhan (ekologi spesies), atau satu komunitas tumbuhan (ekologi komunitas)
di suatu daerah tertentu. Faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh tersebut
terdiri atas tumbuhan, hewan, mikroorganisme, dan manusia (Edi Muhammad
Jayadi,2015:2).
Ekologi tanaman adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
tanaman (tumbuhan yang dibudidayakan) dengan lingkungannya. Lingkungan
hidup tanaman dibagi atas dua kelompok yaitu lingkungan biotik dan abiotik.
Dari lingkungan inilah tanaman memperoleh sumber daya cahaya, hara mineral,
dan sebagainya. Yang termasuk dalam ruang lingkup biologi ialah organisma,

 
 

populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Bagaimana reaksi dari organisme


atau individu atau kelompok individu terhadap lingkungan atau sebaliknya juga
dipelajari dalam ekologi (Hanum, 2009 : 13).
Tanah mempunyai sifat sangat kompleks, terdiri atas komponen padatan
yang berinteraksi dengan cairan, dan udara. Komponen pembentuk tanah
yang berupa padatan, cair, dan udara jarang berada dalam kondisi
kesetimbangan, selalu berubah mengikuti perubahan yang terjadi di atas
permukaan tanah yang dipengaruhi oleh suhu udara, angin, dan sinar
matahari. Untuk bidang pertanian, tanah merupakan media tumbuh
tanaman. Media yang baik bagi pertumbuhan tanaman harus mampu
menyediakan kebutuhan tanaman seperti air, udara, unsur hara, dan terbebas
dari bahan-bahan beracun dengan konsentrasi yang berlebihan.
Dengan demikian sifat-sifat fisik tanah sangat penting untuk dipelajari agar
dapat memberikan media tumbuh yang ideal bagi tanaman (Husein
Suganda, 2006:3).
Tekstur tanah dapat ditentukan secara cepat dilapangan secara kualitatif
berdasarkan pilinan jari. Cara ini sangat umum dilakukan dalam survei lapangan
karena mudah dan praktis. Caranya adalah dengan memilin sejumlah cuplikan
tanah diantara telunjuk dan ibu jari, kemudian berdasarkan berbagai kriteria, salah
satunya kriteria dari Clark, tekstur tanah tersebut dianalisis.
Tekstur tanah ada lima kriteria diantaranya : Tanah pasir, butiran terasa keras
dan lepas satu sama lain, tidak dapat dibentuk dalam keadaan kering, partikel-
partikelnya terlepas. Tanah pasir berlumpur, sulit dibentuk, pada tangan memberi
warna lemah, masih dapat dirasakan adanya butiran kasar. Tanah lumpur
berpasir, dapat dibentuk dengan baik, dapat dipilin sampai sebesar hitamnya
karbon pinsil. Sangat nyata memberi warna pada jari tangan. Tanah lumpur, dapat
dibentuk dengan baik, lengket pada sendok, dengan kuku tidak meninggalkan
bekas mengkilat tapi terlihat sedikit kasar, memberi warna pada tangan. Dan
Tanah liat, sangat lengket dan licin, dengan kuku bekasnya mengkilat, bila kering
merekah (Hanum. 2009).

 
 

Pertumbuhan dan hasil tanaman dapat ditentukan oleh tiga faktor utama,
ketiga faktor tersebut adalah tanah, iklim/cuaca dan tanaman. Untuk mencapai
hasil yang optimum, maka ketiga faktor tersebut harus dalam keadaan seimbang.
Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produktivitas tanaman. Faktor-faktor iklim yang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman adalah curah hujan, terutama untuk pertanian lahan kering,
suhu maksimum dan minimum serta radiasi. Dengan mengetahui faktor-faktor
cuaca tersebut pertumbuhan tanaman, tingkat fotosintesis dan respirasi yang
berkembang secara dinamis dapat disimulasi . Intensitas cahaya dan suhu udara
merupakan komponen iklim yang dapat diamati. Pada skala kecil, iklim mikro
sangat mudah untuk diamati karena lingkupnya yang tidak terlalu luas. Iklim
mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh
langsung terhadap fisik pada suatu lingkungan. Iklim mikro merupakan iklim di
lapisan udara terdekat permukaan bumi dengan ketinggian + 2
meter(Indrawan,dkk,2017:93)
Meskipun banyak benih tidak terpengaruh oleh cahaya selama
perkecambahan, ada beberapa spesies yang sangat bergantung pada cahaya. Pada
beberapa tanaman (misalnya varietas selada, Lactuca sativa, dan beech, Fagus
sylvatica) perkecambahan dirangsang oleh cahaya putih, sedangkan pada tanaman
lain (misalnya varietas Cucumis sativus) cahaya putih bersifat menghambat.
Menariknya, benih dari spesies budidaya yang relatif sedikit peka cahaya,
mungkin sebagai hasil dari seleksi buatan. Namun, beberapa spesies gulma
bersifat polimorfik karena respons cahayanya. Signifikansi adaptif potensial dari
kontras adaptasi cahaya dengan benih jelas. Penghambatan cahaya akan
memastikan perkecambahan hanya ketika benih dikubur. Di sisi lain, benih yang
dirangsang cahaya dapat tetap tidak aktif dalam waktu lama sampai terpapar,
meskipun hanya sebentar, oleh gangguan tanah (Jones, 2014)
Suhu lingkungan merupakan faktor penting dalam distribusi organisme untuk
digunakan dalam pengaruhnya terhadap biologis proses. Sel bisa pecah jika air
yang dikandungnya membeku (pada suhu di bawah (fC), dan protein dari

 
 

sebagian besar organisme denaturasi pada suhu di atas 45'C. Selain itu, hanya
sedikit organisme yang dapat mempertahankan metabolisme aktif pada tingkat
suhu sangat rendah atau tingkat suhu sangat tinggi, meskipun adaptasi luar biasa
memungkinkan beberapa organisme, seperti prokariota termofilik , untuk hidup di
luar kisaran suhu yang dapat dihuni oleh kehidupan lain. Sebagian besar
organisme berfungsi paling baik dalam kisaran suhu lingkungan tertentu. Suhu di
luar kisaran itu mungkin memaksa beberapa hewan mengeluarkan energi untuk
mengatur internal mereka suhu, seperti mamalia dan burung
(campbell,2008:1154)
Distribusi dan pertumbuhan tanaman di padang rumput dipengaruhi oleh
banyak faktor hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik). Misalnya, lokasi lembab di
sepanjang sungai dan kolam mendukung pertumbuhan pohon seperti kapuk dan
willow. Lokasi kering, bagaimanapun, tidak dapat mendukung pertumbuhan
pohon karena rumput (dengan sistem akar berserat tepat di bawah permukaan
tanah) dengan cepat mengambil sedikit air yang tersedia. Area yang baru-baru ini
terbakar di padang rumput mendukung pertumbuhan padat tumbuhan dan
rerumputan karena api meningkatkan ketersediaan nutrisi di dalam tanah.
Ekosistem terdiri dari populasi berbagai spesies yang hidup di suatu daerah, serta
komponen lingkungan yang tidak hidup seperti suhu, ketersediaan air, dan sinar
matahari (Gibson, 2006)
D. Alat dan Bahan
1. Anemometer (kecepatan Angin)
2. Hygrometer atau sling Pshycrometer (kelembaban udara
3. Termometer maximum-minimum
4. Termometer tanah
5. Termometer air raksa
6. Lux meter
7. Sound level meter
8. Meteran

 
 

E. Cara Kerja
1. Pengukuran dilakukan secara vertikal (ketinggian 0 m, 1 m, 2 m, dst.) dan
horizontal (daerah ternaung dan terdedah).
2. Pada setiap stasiun pengamatan lakukanlah pengukuran faktor lingkungan
menggunakan alat yang sesuai atau memungkinkan.
3. Pengukuran dilakukan selama 2 jam dan dilakukan ulangan setiap 15
menit.
4. Data pengamatan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

F. Hasil Pengamatan
Tabel 1.Anemometer (kecepatan Angin)
Gambar Alat

Spesifikasi Alat Kecepatan udara : 0 45 m/s


Akurasi kecepatan udara : ±3%
Suhu udara : 0 45ºC ; 32 113ºF
Akurasi suhu udara : ±2ºC
Volume aliran udara : 0 999.900 M3/Min
Resolusi : 0,1ºC ; 0,1 m/s
Manual/otomatis mati : 14 menit
tanpapengoperasian
Backlight : 12 detik aktif setelah menekan tombol
Power : 6F22,9V
Dimensi : 72 x 35 x 145 mm
Fungsi Alat Mengukur kecepatan angin
Langkah Kerja Untuk mendapatkan fungsi Anemometer dengan
semaksimal mungkin, Anda harus menggunakan

 
 

Anemometer dengan cara yang baik dan benar


tentu sesuai prosedur penggunaan alat tersebut.
Pengukuran Anemometer yang tepat dilakukan
dengan memegang Anemometer secara vertikal.

Untuk memastikan Anemometer bekerja dengan


efektif, Anda harus menstabilkan Anemometer
dengan penyangga, agar saat penggunaan alat
tersebut berjalan dengn stabil, dan biasanya
kecepatan angin akan muncul secara otomatis pada
spedometer yang terdapat pada layar LCD
Anemometer.

Thermo Anemometer merupakan alat


pengukuran yang mempunyai fungsi untuk
mencatat data kecepatan angin dengan tepat dan
akurat. Dengan Thermo Anemometer ini mulai
dari person (seseorang) sampai perusahaan dapat
mengukur kecepatan angin pada suatu tempat atau
wilayah yang ditempati.

Thermo Anemometer ini sangat mudah digunakan


karena pembacaannya yang sangat cepat dan
mudah digenggam.

Alat Anemometer ini mampu mengukur


kecepatan angin dengan tingkat ketilitian sangat
tinggi yakni berkisar 0.5 meter setiap detiknya.
Dilihat dari tinggkat ketelitian pada Anemometer
itu sendiri merupakan alat pengukur kecepatan
angin yang sangat efektif dan efisien.

Tabel 2.Hygrometer atau sling Pshycrometer (kelembaban udara)


Gambar Alat

Spesifikasi Alat Pengukuran RH yang cepat dan akurat untuk

 
 

banyak aplikasi

Suhu bola kering / basah: 25 hingga 120 ° atau -5


hingga 50 ° C

Kelembaban relatif: 10 hingga 100%, untuk suhu


bola kering antara 30 dan 100 ° F

Kondisi Operasi: 25 hingga 120 ° F (atau -5 hingga


50 ° C), 10 hingga 100% RH (tanpa kondensasi), 1
ATM ± 10%

Mudah dioperasikan dan dibaca pengukurannya

Fungsi Alat Sling psikrometer merupakan alat ukur parameter


suhu bola basah dan suhu bola kering, yang
digunakan pada kecepatan udara 2,5 m/s.

Langkah kerja 1. Membasahi ujung benang sampai pada ujung


termometer basah

2. Memutar psikrometer hingga benang menjadi


nasah uap selama 15 menit

3. Membaca suhu pada termometer basah dan


kering

4. Menambahkan suhu basah san kering kemudian


dibagi 2 sebagai suhu ruang

5. Mencocokkan dengan grafik suhu-kelembaban

6. Cara membaca grafik :

 Menghitung/mengkonversikan suhu dari


termometer (Celcius) menjadi suhu
Fahrenheit pada grafik

 Suhu kering ditunjukkan pada garis


mendatarSuhu basah pada garis diagonal

 Perpotongan antara suhu basah dan kering


merupakan kelembaban

 
 

 Mengikuti garis melengkung sehingga


diketahui nilai kelembaban

Tabel 3.Termometer maximum-minimum


Gambar Alat

Spesifikasi Alat – maximum minimum thermometer


– Plastic Case
– Range -40/50C
– Press Button Feature For Simple Resetting

Fungsi Alat Untuk mengetahui suhu tertinggi dan terendah di


tempat dan waktu tertentu.

Langkah kerja Pemuaian zat cair karena perubahan kalor pada


lingkungan sekitar. Termometer max berisi air
raksa yang mudah memuai dan termometer min
berisi alkohol yang memiliki titik beku -1440C

Cara pakai sebagai berikut :

1. Kalibrasi alat dengan menekan tombol reset

2. Termometer diletakan pada tempat yang ingin


diukur suhu selama kurang lebih 24 jam

3. Indeks tertinggi pada termometer max


merupakan suhu tertinggi dan indeks tertinggi
pada termometer min merupakan suhu terendah
pada hari tersebut

Tabel 4.Termometer tanah

 
 

Gambar Alat

Spesifikasi Alat 3 in 1 Soil Meter (pH + Kelembaban + Cahaya)


merupakan alat ukur kondisi tanah yang
menampilkan kadar pH tanah, kelembaban tanah,
dan intensitas cahaya. Alat ini memiliki fungsi 3 in
1 untuk mengukur:Kadar pH tanah Kelembaban
atau moist tanah (wet, dry, atau normal
Pencahayaan atau intensitas cahaya (dilengkapi
sensor cahaya)

Fungsi Alat Untuk mengukur suhu tanah

Langkah kerja Soil thermometer diletakkan dalam kedalaman


masingmasing (sesuai jenisnya)-dibiarkan hingga
skala pada thermometer konstan-hasil dicatat.

Tabel 5.Termometer air raksa


Gambar Alat

Spesifikasi Alat Range suhu : 0 + 80 C


Div : 1 C
Dimensi : 310mm x 10mm

Fungsi Alat Termometer adalah alat yang digunakan untuk


mengukur maupun menghitung perubahan suhu
(temperatur) suatu zat.

Langkah kerja Prinsip kerja Termometer Air Raksa

 
 

terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan


material kaca dengan kandungan air raksa di ujung
bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika
temperatur meningkat, Merkuri akan mengembang
naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk
tentang suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan
skala yang telah ditentukan. Adapun cara kerja
secara umum adalah sbb ;

1. Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air


raksa berada pada kondisi awal.

2. Perubahan suhu lingkungan di sekitar


termometer direspon air raksa dengan perubahan
volume.

3. Volume merkuri akan mengembang jika suhu


meningkat dan akan menyusut jika suhu menurun.

4. Skala pada termometer akan menunjukkan nilai


suhu sesuai keadaan lingkungan.

Tabel 6.Lux meter


Gambar Alat

Spesifikasi Alat Pada tombol range ada yang dinamakan


kisaranpengukuran. Terdapat 3 kisaran
pengukauran yaitu 2000, 20.000,50.000 (lux). Hal
tersebut menunjukan kisaran angka (batasan
pengukuran) yang digunakan pada pengukuran.
Memilih 2000 lux, hanya dapat dilakukan
pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000
lux. Memilih 20.000 lux, berarti pengukuran hanya

 
 

dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990


(lux).Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran
dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai
dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat
kekuatan cahaya alami lebih baik menggunakan
pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang
terbaca lebih akurat

Fungsi Alat Untuk mengetahui intensitas cahaya di tempat 


tertentu 

Langkah kerja Mengubah energi dari foton menjadi elektron.


Idealnya satu foton dapat membangkitkan satu
elektron. Cahaya akan menyinari sel foto yang
kemudian akan ditangkap oleh sensor sebagai
energi yang diteruskan oleh sel foto menjadi arus
listrik.Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel,
arus yang dihasilkan pun semakin besarCara
Pemakaian.

Tabel 7.Sound level meter


Gambar Alat

Spesifikasi Alat Sound Level Meter ini terdiri atas mikropon dan
sebuah sirkuit elektronik termasuk attenuator, 3
jaringan perespon frekuensi, skala indikator dan
amplifier. Tiga jaringan tersebut distandarisasi
sesuai standar Sound Level Meter.

Fungsi Alat Suatu alat yang digunakan untuk pengukuran suatu


intensitas suara. Digunakan untuk mengukur
tingkat suara dalam desibel(dB).

 
 

Langkah kerja 1. Nyalakan sound level meter, sebeum digunakan


Sound level meter harus dikalibrasi terlebih dahulu
dengan menekan tombol reset sampai angka pada
layar 00. 2. Setelah dikalibrasi arahkan mikrofon
pada objek suara yang akan di teliti. 3. Tunggu
selama 5 menit dan lihat pada layar menunjukan
angka tingkat suara dalam satuan dB. 4. Setelah
terdeteksi tingkat suara objek, catat hasil dan
matikan sound level meter dan lepas baterai.

Tabel 8.Meteran
Gambar Alat

Spesifikasi Alat Meteran gulung (meteran roll/meteran saku)


adalah alat yang berfungsi sebagai pengukur
panjang dan jarak. Alat ini juga bisa dimanfaatkan
untuk mengukur sudut, membuat sudut siku, dan
membuat lingkaran. Tingkat ketelitian meteran
gulung hingga mencapai 0,5 mm.

Pada umumnya, meteran gulung tersedia dalam


ukuran 5 m, 10 m, 15 m, 30 m, sampai 50 m.
Satuan yang tertera pada pita alat ukur ini meliputi
mm, cm, m, inch, dan feet. Pembagian interval
panjang/jarak biasanya dilakukan pada ukuran 5
mm atau 10 mm..

Fungsi Alat Meteran berfungsi untuk mengkur jarak.

 
 

Langkah kerja 1. Pengukuran memakai meteran gulung


dimulai dari jarak nol meter yang dinyatakan tepat
di ujung pita meteran.

2. Posisikan ujung pita meteran ini tepat pada


titik awal objek yang ingin diukur. Minta bantuan
orang lain untuk menahan posisi tersebut.

3. Tarik pita meteran menuju titik akhir dari


objek yang akan diukur. Pastikan posisinya benar-
benar tepat.

4. Sebelum mencatat hasil pengukurannya,


Anda perlu memastikan sekali lagi bawah pita
meter dalam kondisi tegak lurus. Sebab apabila
posisi pita tersebut miring sedikit saja akan
merubah hasil pengukuran.

5. Catat hasil pengukuran sesuai dengan


satuan yang Anda kehendaki apakah itu mm, cm,
m, inch, atau feet.

G. Pembahasan
Pada praktikum ekologi tumbuhan kali ini, kami melakukan praktikum
daring dengan judul “Faktor Lingkungan Abiotik (Mikroklimat)”. Praktikum
kami lakukan di rumah masing-masing karena situasi pandemic COVID-19
yang tidak memungkinkan praktikum di laboratorium. Kegiatan praktikum
diawali dengan menonton video dari asisten dosen yang telah ada di e-
learning maupun di youtube. Setelah menonton video arahan dari asisten
dosen, kami memahami cara penggunaaan alat untuk nantinya dapat
mengukur faktor abiotik di lingkungan mikro, kami juga mencari dan
membaca reverensi buku maupun jurnal yang bersumber dari internet. Alat-
alat yang digunakan pada praktikum ini diantaranya adalah Anemometer,
Hygrometer/Sling Psychrometer, Termometer max-min, Termometerraksa,
Termometer tanah, Lux meter, Sound level meter, serta Meteran.
Secara garis besar, faktor lingkungan terbagi atas dua, yaitu faktor biotik dan
abiotik.
Faktor biotik terdiri atas manusia, hewan, tumbuhan dan
mikroorganisme. Sedangkan faktor-faktor abiotik contohnya adalah tanah, air,
cahaya, udara, suhu, kelembaban, curah hujan, dan lain-lain.Baik faktor biotik

 
 

maupun abiotik memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu


organisme. Sebagai contohnya adalah air yang merupakan faktor lingkungan
yang sangat penting bagi makhluk hidup. Begitu juga dengan tanah, suhu,
cahaya, udara, kelembaban, dan lain-lain. Semuanya merupakan faktor
lingkungan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup. Faktor tanah,
merupakan karakteristika dari tanah seperti nutrisi tanah, reaksi tanah, kadar
air tanah dan kondisi fisika tanah. Faktor topografi, yaitu meliputi pengaruh
dari terrain seperti sudut kemiringan, aspek kemiringan dan ketinggian tempat
dari permukaan laut. Faktor biotik, merupakan gambaran semua interaksi dari
organisme hidup seperti kompetisi, peneduhan dan lain-lain.
Mikroklimat atau mikro lingkungan adalah faktor yang berhubungan langsung
dengan tumbuhan dan dapat menyebabkan adanya variasi dalam tipe dan
komposisi tumbuhan.
Faktor abiotik contohnya adalah tanah, air, cahaya, udara, suhu,
kelembaban, curah hujan, dan lain-lain. Baik faktor biotik maupun abiotik
memberikan pengaruh yang sangat besar bagi suatu organisme. Perbedaan
suhu dan kelembaban dapat terjadi antara daerah ternaung dan terdedah,
antara pagi dan siang hari.
Daerah ternaung merupakan daerah yang sinar matahari jarang yang
sampai kepermukaan tanah karena tertutup tumbuhan yang berkanopi
sehingga diduga ada beberapa seleksi untuk mendapatkan sinar matahari.
Daerah terdedah merupakan daerah yang mendapatkan sinar matahari secara
bebas atau dapat dikatakan semua tumbuhan mendapatkan sinar matahari
secara sama sehingga persaingan untuk mendapatkan sinar matahari hampir
tidak ada. Sedangkan pada transisi terletak antara terdedah dan ternaung.
Faktor lainnya kelembaban udara yaitu tingkat kebasahan udara karena air
selalu terkandung dalam bentuk uap air. Kelembaban udara berbanding
terbalik dengan suhu udara yaitu semakin tinggi suhu udara pada suatu daerah
maka semakin rendah kelembabannya dan semakin rendah suhu udaranya
maka akan semakin tinggi kelemababannya. Selanjutnya ada beberapa
hubungan kelembapan dengan factor lain seperti:
Hubungan antara suhu dan kelembapan udara berbanding terbalik, jadi ketika
suhu udara tinggi maka kelembaban akan rendah, dan sebaliknya, apabila
suhu semakin rendah maka kelembaban semakin tinggi.

Hubungan kebisingan dengan kelembaban yaitu udara yang lembab berarti


banyak partikel air di udara. Partikel air tersebut tentu dapat meredam
gelombang yang ada di udara, sehingga tingkat kebisingan berkurang, jadi
intinya makin lembab udara, makin kecil tingkat kebisingan yang terjadi.

 
 

H. Kesimpulan

a. Faktor abiotic adalah semua organisme yang hidup dalam suatu


ekosistem,contohnya adalah jamur,bakteri,dan semua makhluk hidup
lainnya

b. Faktor abiotic adalah elemen fisik dan kimia yang tidak hidup dalam
ekosistem,contohnya adalah oksigen,cahaya matahari dan kelembapan

c. -Daerah terdedah adalah daerah yang terkana cahaya matahari

-Daerah Ternaung adalah daerah yang tidak terkena cahaya matahari

-Daerah transis adalah daerah yang berada diantara terdedah dan


ternanung

d. -Anemometer: Pengukur kecepatan angin

-Sling Phsychrometer : Mengukur kelembapan relative udara

-Termometer Max-Min : Untuk mengukur suhu maksimum dan


minimum

-Termometer raksa : Mengukur suhu yang sangat tinggi

-Termometer tanah : Untuk mengukur suhu tanah

-Lux meter : Untuk mengukur besarnya intensitas cahaya disuatu


tempat

-Meteran : Untuk mengukur panjang benda

-Sound level meter : Untuk mengukur tingkat kebisingan

 
 

DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2008. Biology (8th Edition). San Francisco : Pearson Education

Gibson, J. Phil and Terry R. Gibson. 2006. Plant Ecology. New York : Chelsea House

Hanum, Chairani. 2009. Ekologi Tanaman. Medan : USU Press

Indrawan R.R, Suryanto A, Soeslistyono R. 2017. Study Of Micro Climate To


Various Cropping System and Population Of Sweet Corn ( Zea mays
saccharata Sturt.). Jurnal Produksi Tanaman. 5(1), Januari 2017: 92-99

Jayadi, Edi Muhammad,dkk. 2015. Ekologi Tumbuhan. Mataram : IAIN Mataram

Jones, Hamlyn G. 2014. Plants and Microclimat. New York. Cambridge

Suganda, Husein.2006. Sifat Fisik Tanah dan Metode Analisisnya. Jakarta : Badan
Penelitian dan Perkembangan Pertanian

 
 

LAMPIRAN

 Husin Suganda.2006

 Chairani Hanum.2009

 
 

 Dr.Ir.Edi Muhammad Jayadi.2015

 
 

 Campbell.2008

 Jurnal Indrawan,dkk.2017

 
 

 Hamlyn G.Jones.2014

 J.Phill Gibson dan Terri R Gibson.2006

Anda mungkin juga menyukai