Alokasi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Kegiatan Penilaian Sumber
Pembelajaran Pembelajaran Belajar
1.1 Mengagumi • Mengagumi ciptaan Sistem • Mendiskusikan Pengamatan 16 jp • Buku PR
keteraturan dan Tuhan Yang Maha Esa Koordinasi mekanisme kerja Sikap Biologi Kelas
kompleksitas ciptaan tentang sistem Manusia sistem koordinasi • Saat XI Semester 2,
Tuhan tentang struktur koordinasi manusia • Sistem Saraf manusia. pembelajaran PT Intan
dan fungsi sel, jaringan, yang berperan dalam dan Sistem • Mengidentifikasi berlangsung Pariwara.
organ penyusun sistem proses kehidupan Endokrin struktur sel saraf. • Saat • Buku PG PR
dan bioproses yang sebagai manifestasi (Hormon) • Melakukan melakukan Biologi Kelas
terjadi pada makhluk rasa syukur atas • Sistem Indra demonstrasi gerak pengamatan XI Semester 2,
hidup. karuniaNya. • Gangguan dan biasa dan gerak • Saat PT Intan
Pengaruh refleks. mengerjakan Pariwara.
NAPZA • Mendiskusikan tugas • Lembar
2.1 Berperilaku ilmiah: • Memiliki karakter terhadap berbagai jenis alat Pengamatan Kerja
teliti, tekun, jujur jujur, bertanggung Sistem indra manusia. Sikap Praktikum
terhadap data dan fakta, jawab, rasa ingin tahu Koordinasi • Melakukan • Saat dan
disiplin, tanggung yang tinggi, dan teliti Manusia demostrasi untuk pembelajaran Lembar
jawab, dan peduli dalam dalam melakukan menentukan letak berlangsung Peng-
b. Neuron motorik (neuron efektor): Dendritnya berhubungan dengan neurit neuron lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor atau alat tubuh
pemberi tanggapan terhadap suatu rangsangan. Fungsinya untuk menghantarkan impuls motorik dari susunan saraf ke efektor.
c. Neuron asosiasi: Penghubung antara neuron motorik dan sensorik.
Sistem saraf pusat berfungsi menerima semua rangsangsaraf dari luar tubuh (eketroseptor) dan dari dalam tubuh (interoseptor). Sistem saraf pusat
juga bertindak sebagai pusat integrasi dan komunikasi.
- Otak Tengah
Terletak di depan otak kecil. Bagian otak tengah adalah lobus optikus yang berhubungan dengan gerak refleks mata. Pada dasar otak tengah
terdapat kumpulan badan sel saraf (ganglion) yang berfungsi untuk mengontrol gerakan dan kedudukan tubuh.
- Otak Depan
Terdiri atas talamus dan hipotalamus. Talamus berfungsi menerima semua rangsang dari reseptor, kecuali bau-bauan, dan meneruskannya
ke area sensorik. Hipotalamus berperan dalam pengaturan suhu tubuh, pengatur nutrisi, pengaturan agar tetap sadar, dan penumbuhan sikap
agresif. Hipotalamus juga merupakan tempat sekresi hormon yang mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis.
a) Folikel Stimulating Hormone (FSH), terdapat pada wanita dan pria. berfungsi: pada wanita merangsang pertumbuhan folikel dalam
indung telur atau ovarium, dan pada pria untuk memengaruhi proses spermatogenesis.
b) Luteinizing Hormone (LH) atau Interstitial Cell Stimulating Hormone (ICSH), Berfungsi: pada wanita untuk merangsang ovulasi atau
pemasakan sel telur, pada pria untuk merangsang sel interstitial leydig di dalam testis agar menghasilkan testosteron.
b. Pada lobi intermedia (lobi tengah)
Menghasilkan hormon Melanosit Stimulating Hormone (MSH) atau intermedin. Hormon ini berperan dalam mengatur perubahan warna
kulit, yaitu dengan mengatur penyebaran pigmen melanin pada sel sel melanofora kulit.
c. Pada lobi posterior (lobi belakang)
a) Vasopresin untuk mempengaruhi tekanan darah
b) Petresin
c) Oksitosin untuk membantu proses kelahiran
2) Kelenjar Tiroid atau Kelenjar Gondok
Hormon yang dihasilkan yaitu tiroksin, triodotironin, kalsitonin Fungsi:
a. Mempengaruhi metabolisme sel, proses produksi panas, oksidasi di sel-sel tubuh, kecuali sel otak dan sel limfa.
b. Mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan deferensiasi jaringan tubuh.
c. Berpengaruh dalam mengubah tirosin.
3) Kelenjar Paratiroid atau Kelenjar Anak Gondok
Hormon yang dihasilkan yaitu parathormon, berfungsi mengatur pertukaran zat kapur dan fosfor dalam darah.
4) Kelenjar Epifise
Menghasilkan hormon yang fungsinya belum jelas.
5) Kelenjar Timus atau Kelenjar Kacangan
Hormon yang dihasilkan yaitu somatotrof atau hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk pertumbuhan.
6) Kelenjar Suprarenalisa atau Kelenjar Anak Ginjal atau Kelenjar Adrenal
a. Bagian kulit menghasilkan:
1) Mineralo-kortikoid, menyerap Na dari darah dan mengatur reabsorpsi air pada ginjal.
2) Gluko-kortikoid, menaikkan kadar gula darah, pengubahan protein menjadi glikogen di hati dan selanjutnya mengubahnya
menjadi glukosa.
b. Bagian dalam menghasilkan: adrenalin dan epineprin Fungsi:
- Memacu aktivitas jantung dan menyempitkan pembuluh darah kulit dan kelenjar mukosa.
- Mengendurkan otot polos batang tenggorok sehingga melapangkan pernapasan.
- Mempengaruhi pemecahan glikogen (glikogenolisis) dalam hati sehingga menaikkan kadar gula darah.
7) Kelenjar Langerhans Hormon yang dihasilkan: Insulin, berfungsi antagonis dengan hormon adrenalin, yaitu untuk mengubah gula menjadi
glikogen di dalam hati dan otot.
8) Kelenjar Usus dan Lambung Kelenjar usus menghasilkan hormon sekretin dan kolesistokinin. Kelenjar lambung menghasilkan hormon
gastrin. Hormon-hormon tersebut berperan dalam merangsang sekresi getah lambung.
9) Kelenjar Kelamin
- Kelenjar kelamin pria (testis) menghasilkan hormon kelamin pria (androgen) dan sel sperma. Androgen yang terpenting adalah testosteron,
yang berfungsi untuk:
a) Mempertahankan proses spermatogenesis.
b) Memberi efek negatif terhadap sekresi LH oleh hipofisis.
- Kelenjar kelamin perempuan (ovarium) menghasilkan sel telur (ovum) dan hormon perempuan yang meliputi:
- Estrogen dihasilkan oleh sel folikel de Graaf.
a) Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum, yaitu bekas folikel yang telah
ditinggalkan sel telur.
A. Indra Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang bertindak sebagai fotoreseptor yang mampu menerima rangsangan berupa cahaya. Mata manusia
terdiri dari 3 bagian utama yaitu bola mata, tulang orbita dan alat penunjang/ tambahan.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan, yaitu:
1) Sklera (tunika fibrosa) merupakan lapisan terluar dari bola mata yang berwarna putih dan tidak bening. Berfungsi untuk mempertahankan
bentuk mata dan melindungi bagian-bagian dalam bola mata
2) Koroid (tunika vaskulosa) merupakan lapisan tengah yang berwarna gelap dan banyak mengandung pembuluh darah dan pigmen. Berfungsi
untuk mencegah pemantulan cahaya yang masuk kedalam bola mata dan mensuplai nutrisi bagi mata berupa kebutuhan makanan dan oksigen
serta pigmen bagi retina mata sehingga mampu menyerap refleksi cahaya pada mata.
3) Retina (tunika nervosa), lapisan terdalam mata yang banyak mengandung sel reseptor cahaya. Ada 2 macam sel reseptor yaitu:
a. Sel kerucut (konus), peka terhadap intensitas cahaya tinggi dan warna. Berfungsi untuk menangkap warna. Sel konus terdiri dari sel yang
peka terhadap warna merah,
biru dan hijau. Sel konus mengandung senyawa iodopsin berupa retinin untuk melihat saat terang.
b. Sel batang (basil), peka terhadap intensitas cahaya lemah dan tidak peka terhadap warna. Sel basil menghasilkan rhodopsin berupa retinin
dan opsin untuk melihat pada saat gelap.
Jalannya rangsang pada mata diawali cahaya yang masuk kedalam bola mata melalui lubang pupil akan menempuh 4 media meliputi cornea,
humor aquous, lensa, dan vitreus sehingga setelah mengalami 4x pembiasan, bayangan dapat jatuh di retina.
B. Indra Pembau
Hidung merupakan indera pembau yang menerima rangsangan zat kimia yang bertindak sebagai kemoreseptor. Reseptor hidung adalah saraf
olfaktori dan terletak pada langit- langit rongga hidung yang peka terhadap molekul bau (odoran). Daerah yang sensitive terhadap rasa bau
terletak di bagian atap rongga hidung dimana terdapat dua jenis se yaitu: sel penyokong berupa sel sel epitel dan sel-sel pembau sebagai reseptor
yang berupa sel-sel syaraf.
Urutan jalan rangsang indera pembau ke otak yaitu bau masuk ke hidung bersama udara inspirasi dan akan diterima oleh sel-sel kemoreseptor
di rongga hidung lalu Reseptor mengirim impuls ke saraf olfaktori untuk diinterpretasikan menjadi bau.
C. Indra Pengecap
Lidah berfungsi sebagai indra pengecap yang biasa dikenal dengan kemoreseptor cair. Reseptor lidah adalah papilla (tonjolan) yang terletak di
permukaan lidah dan di dalamnya terdapat tunas pengecap yang peka terhadap molekul yang dapat larut dalam air liur. Indera pengecap terdapat
pada lidah, Permukaan lidah bersifat kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan yang disebut papilla. Papilla yang terdapat pada lidah adalah
papilla filiformis (fili: benang, papilla fungiformis (fungi: jamur) dan papilla sircumvalata (sirkum: bulat).
D. Indra Peraba
Kulit berfungsi sebagai indra peraba yang biasa dikenal dengan mekanoreseptor atau tangoreseptor.
Kulit memiliki reseptor. Reseptor kulit terdiri dari korpus-korpus pada lapisan epidermis dan dermis yang dapat merasakan berbagai
rangsangan.
1) Reseptor ujung saraf tanpa selaput, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sakit/nyeri.
2) Reseptor ujung rambut, terletak di sekitar folikel rambut, merasakan gerakan rambut.
3) Ujung saraf Paccini, merasakan tekanan kuat.
4) Ujung saraf Ruffini, merasakan panas.
5) Ujung saraf Krausse, merasakan dingin.
6) Ujung saraf Meissner, merasakan sentuhan.
7) Diskus Merkel, terletak pada lapisan epidermis, merasakan sentuhan, tekanan ringan, dan sakit/nyeri
E. Indra Pendengaran
Telinga merupakan indra pendengaran (fonoreseptor) dan sebagai pendeteksi keseimbangan (ekuilibrium). Telinga menerima rangsangan
berupa getaran sehingga disebut fonoreseptor. Reseptor telinga untuk pendengaran adalah organ korti pada koklea, dan untuk keseimbangan
adalah otolith.
Telinga berfungsi untuk menerima gelombang suara. Gelombang suara merupakan suatu perubahan penekanan dan peregangan dari molekul
udara yang disebabkan oleh bergetarnya suatu benda. Kerasnya suara bergantung pada besarnya getaran (amplitudo) dan tinggi nada suara
bergantung pada frekuensi (getaran/detik) dari suatu gelombang.
2) Hipermetropi (rabun jauh) yaitu cacat mata karena lensa mata terlalu cembung dan bola mata terlalu pendek (pipih) sehingga banyangan
jatuh dibelakang bola mata. Hal ini dapat dibantu dengan lensa cembung
3) Astigmatisme adalah kecembungan kornea tidak merata sehingga bayangan kabur atau bayngan jatuh diatas retina
4) Presbiopi adalah mata tua yang lensa matanya tidak teratur atau kurang elastis. Akibatnya, ketika melihat jarak dekat maupun jarak jauh,
bayangan yang terbentuk tidak jelas.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1994), model berarti pola (contoh, acuan, ragam,dan sebagainya). Sesungguhnya model yang dimaksudkan
dalam pembelajaran atau hampir sama yang dikemukakan dalam KBI tersebut. Model pembelajaran, artinya pola atau contoh pembelajaran yang sudah
didesain dengan menggunakan pendekatan atau metode atau strategi pembelajaran yang lain, serta dilengkapi dengan langkah-langkah (sintaks) dan perangkat
pembelajarnnya. Suatu model pembelajaran mungkin terdiri dari satu atau beberapa pendekatan, satu atau beberapa metode, atau perpaduan antara pendekatan
dengan metode. Seorang guru atau peneliti bisa saja merancang suatu model pembelajaran baru, atau memodifikasi model yang sudah ada, atau mengulangi
model yang sudah ada. Beberapa model pembelajaran tersebut akan dibahas berikut ini.
4) mejelaskan perbedaan masing-masing tipe pembelajaran kooperatif yang dibahas padapokok bahasan ini,
5) merancang sebuah model pembelajaran kooperatif dengan memilih sebuah tipe dan topik yang sesuai,
6) merancang sebuah model pembelajaran dengan pendekatan STS dengan memilih sebuahtopik yang sesuai,
7) merancang sebuah model pembelajaran dengan pendekatan konstruktivistik denganmemilih sebuah topik yang sesuai,
8) merancang sebuah model pembelajaran dengan pendekatan CTL dengan memilih sebuahtopik yang sesuai,
9) merancang sebuah model pembelajaran dengan pendekatan problem solving denganmemilih sebuah topik yang sesuai,
10) merancang sebuah model pembelajaran berbasis masalah (PBI) dengan memilih sebuahtopik yang sesuai,
11) merancang sebuah model pembelajaran langsung (DI) dengan memilih topik yang sesuai.
Semua model pembelajaran ditandai dengan adanya (1) struktur tugas, (2) struktur tujuan, dan (3) struktur penghargaan. Struktur tugas mengacu
kepada dua hal yaitu cara pembelajaran diorganisasikan dan jenis kegiatan yang dilakukan oleh anak didik di dalam kelas. Struktur tujuan merupakan kadar
saling ketergantungan anak didik pada saat mereka mengerjakan tugas. Ada tiga macam struktur tujuan: (1) individualistik, yaitu juka pencapaian tujuan itu
tidak memerlukan intertaksi dengan orang lain; (2) kompetitif, yaitu anak didik hanyadapat mencapai suatu tujuan jika anak didik lain tidak dapat mencapai
tujuan tersebut (misal seperti pertandingan sepak bola, satu group dikatakan sukses bila group yang lain gagal); dan
(3) kooperatif, anak didik dapat mencapai tujuan hanya jika bekerjasama dengan anak didik lain. Struktur penghargaan (reward) merupakan penghargaan
yang diperoleh anak didik atas prestasinya. Struktur penghargaan ini bervariasi tergantung jenis upaya yang dilakukan, sepertihalnya struktur tujuan, yaitu
penghargaan individualistik, kompetitif dan kooperatif.
Pembelajaran kooperatif bercirikan struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau lebih
individu bekerjasama, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk mencapai suatu tujuan. Ciri-ciripembelajaran kooperatif yang lain adalah: (1) anak
didik bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan bahan pelajaran, (2) kelompok dibentuk dari anak didik yang memiliki kemampuan
tinggi, sedang, dan rendah, (3) bila mungkin, anggota kelompok berasaldari ras, budaya, jenis kelamin berbeda, (4) penghargaan lebih berorientasi kelompok
ketimbang individu.
Roger dan David (1994) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Ada lima unsur yang terdapat dalam
pembelajaran kooperatif, yaitu: (1) saling ketergantungan positif, (2) tanggungjawab perorangan, (3) tatap muka, (4) komunikasi antar anggota, dan (5)
evaluasi proses kelompok.
Terdapat beberapa variasi dari model pembelajaran kooperatif, namun prinsip dasar dari pembelajaran kooperatif tersebut tidak berubah. Beberapa
variasi model pembelajaran tersebut adalah : (1) Student Teams Achievement Division (STAD), (2) Jigsaw, (3) Group Investigation (GI), dan (4) Think-
Pair-Sshare dan (5 Numbered-Head-Together. Masing-masing model pembelajaran ini akan dijelaskan secara ringkas.
STAD dikembangkan oleh Slavin et al. (1994) di Universitas John Hopkins. STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling sederhana.
Langkah-langkahnya adalah:
1) Setelah dilakukan pretest, siswa dibagi beberapa kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran berdasarkan prestasi,
jenis kelamin, dan sebagainya.
3) Siswa bekerja dalam kelompok menggunakan lembaran kegiatan atau perangkatpembelajaran yang lain untuk menuntaskan menguasai materi
dengan saling membantu.
4) Dilakukan kuis untuk seluruh siswa, dalam kuis mereka bekerja masing-masing, diskor,dan setiap individu diberi skor perkembangan (dibandingkan
dengan skor rata-rata pretest)
Jigsaw dikembangkan dan diujicobakan oleh Aronson et al. (1978) di Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin et al. Di Universitas John
Hopkins. Langkah-langkahnya adalah:
1) Anak didik dibagi atas beberapa kelompok, tiap kelompok berjumlah 4 anggota yang heterogen
2) Guru memberikan bahan pelajaran yang akan dibahas kepada setiap kelompok. Guru melakukan brainstorming untuk mengaktifkan skemata anak
didik sehingga lebih siap menghadapi pembelajaran
3) Setiap anggota bertanggung jawab mempelajari bagian tertentu atau yang ditugaskan. Misalnya materi yang akan dibahas adalah alat ekskresi
(meliputi: ginjal, hati, paru-paru, dan kulit)
4) Anggota pertama mempelajari ginjal, anggota yang kedua mempelajari hati, anggota ketiga mempelajari paru-paru, dan anggota kempat mempelajari
kulit dari setiap kelompok
5) Setiap anggota kelompok yang mendapat tugas yang sama berkumpul dan berdiskusi tentang topik tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli.
Dengan demikian terdapt kelompok ahli: ginjal, hati, paru-paru, dan ahli kulit.
6) Setiap anggota kelompok ahli ini kembali bergabung dengan kelompok asal dan mengajarkan topik yang telah dipelajarinya di kelompok ahli kepada
anggota kelompokaslinya secara bergantian.
7) Guru memberikan kuis secara individu tentang seluruh topik yang sudah dibahas.
Model pembelajaran ini dirancang pertama kali oleh Thelan dan dikembangkan oleh Sharan et al. (1984) dari Universitas Tel Aviv. Dalam
penerapan GI ini, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota 5- orang yang heterogen. Langkah-langkah yang dikembangkan
Sharan adalah:
1) Pemilhan topik. Anak didik disuruh memilih subtopik khusus dalamm bidang tertentu yang sudah ditetapkan guru.
2) Perencanaan Kooperatif. Guru bersama anak didik merencanakan prosedur pembelajaran,tugas, dan tujuan khusus untuk subtopik yang telah dipilih.
3) Implemntasi. Anak didik menerapkan rencana yang telah dibuat pada tahap kedua. Guru berperan sebagai pembimbing atau fasilitator.
4) Analisisdan Sintesis Anak didik menganalisis, mensintesis informasi yang diperoleh padatahap ketiga, dipersiapkan untuk presentasikan secara menarik
di kelas.
5) Presentasi Hasil Final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil bahasannya dalam diskusi kelas.
6) Evaluasi. Guru bersama anak didik mengevaluasi kontribusi kelompok terhadap kerja kelas secara keseluruahan yang membahas aspek yang berbeda
dari topik yang sama. Evaluasidapat berupa penilaian individu atau kelompok.
d. Think-Pair-Share
Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Lyman et al. (1985) dari Universitas Marylan. Langkah-langkahnya adalah:
1) Thinking. Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian anak didik diminta untuk memikirkan pertanyaan atau
isu tersebut secara mandiri untuk beberapa saat
2) Pairing. Guru meminta anak didik berpasangan dengan temannya untuk mendiskusikan sekitar 4-5 menit apa yang telah dipikirkannya pada tahap
pertama.
3) Sharing. Guru meminta kepada pasangan untuk berbagi ide, informasi, pengetahuan atau pemahaman dengan seluruh kelas tentang apa yang telah
mereka diskusikan. Ini dilakukansecara bergiliran pasangan demi pasangan sampai sekitar 25% pasangan mendapatkesempatan.
e. Numbered-Head-Together
1) Penomoran. Guru membagi anak didik menjadi beberapa kelompok dengan jumlah anggota kelompok 3-5 orang, dan setiap anggota kelompok diberi
nomor 1 sampai 5.
2) Mengajukan pertanyaan. Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Miasalnya “Apa yang dimaksud dengan cell
cloning?, “Apa contohnya cellcloning?, “Bagaimana mekanisme cell cloning?”
3) Berpikir Bersama. Para anak didik setiap kelompok menyatukan pendapatnya tentang pertanyaan yang diajukan guru.
4) Menjawab. Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian anak didik yang nomornya sama mengancungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas
Pendekatan STM merupakan gabungan antara pendekatan konsep, pendekatan keterampilan proses, pendekatan CBSA, pendekatan inkuiri dan
diskoveri, serta pendekatan lingkungan (Susilo1999). Pendekatan STM berangkat dari isu-isu yang berkembang di masyarakat akibat dampak kemajuan sains
dan teknlogi. Filosofi yang mendasari pendekatan STM adalah filosofi konstruktivisme, yaitu siswa menyusun sendiri konsep-konsep di dalam struktur
kognitifnya berdasarkan apa yang telah mereka ketahui sebelumnya. Ada enam (6) ranah yang dikembangkan melalui STM, yaitu: (1) konsep, (2) proses, (3)
kreativitas, (4) sikapdan nilai, (5) penerapan, dan (6) hubungan atau keterkaitan (Yager, 1992).
Berikut ini ditampilkan tahapan (sintaks) pembelajaran STS yang mengacu kepada model konstruktivistik yang dikembangkan Yager (1992).
Pendekatan pembelajaran konstruktivistik pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan
aktif dalam proses pembelajaran. Sebagian besar waktu proses pembelajaran berlangsung dengan berbasis pada aktivitas siswa. Pada dasarnya anak didik
tidak membawa kepala kosong ke sekolah, tapi niscalayalah mereka sudah memiliki pengetahuan atau konsep tentang sesuatu berdasarkan pengalaman
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin mereka sudah melihat, mendengar, membaca, mengamati suatu hal, sehingga berdasarkan penglihatan,
pendenagaran, pembacaan,pengalaman itu mereka sudah punya konsep tentang hal itu. Misalnya mereka sudah mendengaratau membaca istilah cloning. Cuma
kita belum tahu sampai dimana kebenaran konsep yang mereka miliki. Dengan pembelajaran konstruktivistik, anak didik secara aktif mencoba membangun
sendiri konsep atau pengetahuan itu secara bertahap, mungkin dengan bertanya kepada guru, berdiskusi dengan teman, atau mebaca buku sehingga anak
menemukan konsep yang benar atau hampir benar berdasarkan konsep yang sudah dimilikinya.
Ciri-ciri pembelajaran konstruktivistik vs pembelajaran tradisional (Johnston, 1999) adalah seperti berikut.
1 Konsepsi CTL
CTL merupakan suatu konsepsi yang membantu guru mengkaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan antara pengetahuan danpenerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warganegara, dan tenaga kerja (U.S. Department of
Education and the National School-to-Work Office yang dikutip oleh Blanchard, 2001)
CTL menekankan pada berpikir tingkat tinggi, transfer pengetahuan lintas disiplin akademik, dan pengumpulan, penganalisisan, pensintesisan informasi dan
data dari berbagai sumber titikpandang (viewpoints) (University of Washington College of Education. 2001).
· Pembelajaran kontekstual berakar pada pendekatan konstruktivis (Brown,1998;Dirkx, Amey, and Haston 1999 dalam Imel, 2000).
· Pada pembelajaran kontekstual, anak didik benar-benar di awali dengan pengetahuan, pengalaman, dan konteks keseharian yang mereka miliki yang
dikaitkan dengan konsep mata pelajaran yang dipelajari di kelas, dan selanjutnya dimungkinkan untuk mengimplementasikan dalam kehidup keseharian
mereka.
· Ungkapan yang tepat untuk ini adalah: Bawalah mereka dari dunia mereka ke dunia kita,kemudian hantarkan mereka dari dunia kita ke dunia mereka
kembali.
3) Membantu para siswa dalam belajar bagaimana memonitor belajar mereka sindirisehingga mereka dapat menjadi para pelajar yang teratur
sendiri (self-regulated learners)
1) Pembelajaran bermakna
2) Penerapan pengetahuan
Pendekatan pembelajaran konstruktivis pada dasarnya menekankan pentingnya siswamembangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif dalam
proses pembelajaran. Sebagian besar waktu proses pembelajaran berlangsung dengan berbasis pada aktivitas
siswa. Inquiry-Based Learning dan Problem-Based Learning yang ditekankan pada pendekatan konstruktivis juga disebut sebagai strategi CTL.
1) Konstrktivisme (Constructivism)
· Pengetahuan dibangun sendiri oleh pebelajar sedikit demi sedikit melalui pengalaman nyata
· Dalam pandangan konstruktivis, strategi memperoleh lebih utama dibanding dengan seberapa banyak pebelajar memperoleh dan mengingat
pengetahuan
· Pada dasarnya kita sudah menerapkan filosofi ini ketika kita: menerapkan pembelajaran dalam bentuk pebelajar bekerja, praktek mengerjakan sesuatu,
berlatih secara fisik, menulis karangan, mendemonstrasikan, menciptakan ide, dan sebagainya
2) Menemukan (Inquiry)
Kata kunnci dari pendekatan inquiri adalah pebelajar menemukan sendiri. Siklus inquiri adalahsebagai berikut:
3) Bertanya (Questioning)
Bertanya merupakan bagian penting dalam menerapkan pembelajaran berbasis inquiri. Bertanya dapat diterapkan antara pebelajar dengan pebelajar, antara
guru dengan pebelajar, antara pebelajar dengan guru, antara pebelajar dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
Masyarakat belajar bisa terbentuk bila komunikasi dalam pembelajaran terjadi dalam bentuk dua dan banyak arah
5) Pemodelan (Modeling)
Model berupa cara atau mekanisme sesuatu, berupa karya atau benda, sehingga dapat ditirupebelajar. Model dapat dari guru, dari pebelajar dan dari
orang lain
6) Refleksi (Reflection)
· Refleksi merupakan cara berpikir (merenung) tentang apa yang baru dipelajari atauberpikir ke belakang apa-apa yang sudah dilakukan di masa
lalu
· Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau pengetahuan yang baruditerima
· Berkesinambungan
· Terintegrasi
Contoh kegiatan yang dapat dinilai adalah: proyek/kegiatan dan laporan, PR, kuis, karya siswa,presentasi, demonstrasi, jurnal, portofolio, hasil tertulis, karya
tulis.
1) Dari isi kompetensi dan penilaian yang digunakan dalam KBK ternyata sejalan dengan apa yang ada pada CTL. Oleh karena itu, pendekatan CTL ini
kelihatannya sangat cocok, bahkan sangat menunjang pelaksanaan KBK.
2) Sebagai salah satu komponen KBK adalah penilaian berbasis sekolah (PBK) dengan prinsip:
1) Penilaian berkelanjutan (ongoing assessment)
4) Penugasan (project)
5) Kinerja (performance)
Model pembelajaran problem solving ini termasuk model pembelajaran yang sudah tua, tapi sampai sekarang masih termasuk model pembelajaran yang
sangat penting atau sangat dianjurkan digunakan dalam pembelajaran. Karena sudah hasil banyak penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran problem
solving ini dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi anak didik. Sudah banyak variasi pola pembelajaran problem solving ini ditemukan
dariberbagai literatur. Berikut ini akan disajikan berbagai pola proses atau tahapan problemsolving yang dikemukakan oleh berbagai pakar.
Proses ideal Problem Solving menurut Bransford & Stein (1984 dalam Marzano et al.,1988)
4) Komunikasi (communication)
Skema problem Solving ( menurut Karl R. Popper disadur oleh Taryadi, 1989)
3) Error elimination (EE) atau evaluasi dengan tujuan menemukan dan membuang masalah
4) Situasi yang diakibatkan oleh adanya evaluasi kritis atau solusi tentatif terhadap problemawal, sehingga timbul problem baru (P2)
2) Mendefinisikan masalah
3) Meneliti kemungkinan solusi atau membuat rancangan gambar atau rancangan suatupenelitian
1) Mengenal masalah
5) Mengevaluasi solusi
1) Penyajian masalah (presentation of the problem), dapat dinyatakan dalam pernyataan verbalatau beberapa sarana (means) yang lain
4) Pengujian hipotesis (verification of the hypotesis), atau dilakukan secara berturut-turut(successive) sampai menemukan jawaban yang mencapai
solusi.
Tahapan Problem Solving menurut Dewey (1910; 1933 dalam Glover & Bruning, 1990)
2) Problem definition
3) Development of hypothesis
4) Testing hypotesis
5) Selection of the best hypothesis
Tahapan Problem Solving dalam Biologi Perkembangan Hewan menurut Lufri, (2003)
1) Memahami masalah
4) Memilih solusi yang paling tepat dan menguraikan rasionalnya sehingga masalah dapat dipecahkan
Tahapan Problem Solving secara heuristic menurut Krulik dan Rudnick (1996)
7.6.1 Menurut Greenwald (2000) ada sepuluh (10) tahapan Problem- Based Learning (PBL)atau Problem- Based Instruction (PBI):
1) Menemukan sebuah masalah yang didefinisikan sebagai suatu hal yang kabur (Encounteran ill-defined problem)
2) Meminta para anak didik mengajukan pertanyaan tentang minat yang menimbulkan tekateki (Have students ask questions about what is interesting ,
puzzling, or important to find out(IPF question)
4) Memetakan temuan dan memprioritaskan sebuah masalah (Map problem finding and prioritize a problem)
7) Mengulangi pernyataan pembelajaran atau menyajikan apa yang telah mereka lakukan (Reiterate learning)
7. 6.2 Sintaks PBI yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Nur (2000)
Tabel 2. Sintas Pembelajaran Berbasis MasalahModel Pembelajaran Langsung
Pembelajaran langsung atau direct intruction (DI) mempunyai ciri sebagai berikut: (1) adanya tujuan pembelajaran, (2) adanya pengaruh model terhadap
siswa, (3) adanya prosedur penilaian hasil belajar, (4) adanya sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran, (5) adanya sistem
pengelolaan dan lingkungan belajar.
Istilah lain yang juga sering digunakan untuk model pembelajaran lngsung ini ialah PengajaranAktif (Good & Grows, 1985), Mastery Teaching (Hunter,
1982), dan Explicit Instruction (Rosenshine & Stevens, 1986). Di samping itu, metode yang berhubungan erat dengan model ini adalah metode
kuliah/ceramah dan resitasi (Kardi dan Nur, 2000).
Fase Peran Guru
Kompetensi Inti 4 Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara: efektif, kreatif, produktif, kritis,
mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif.Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan
metoda sesuai dengan kaidah keilmuan.
E. Materi Pembelajaran
Media : PPT system koordinasi, kartu make a match Hormon & LKPDAlat : Laptop, papan tulis, spidol, dan proyektor.
Sumber Belajar :
1) Buku Campbell
2) Buku paket biologi kelas 11 kurikulum 2013 revisi
3) Internet / media belajar elektronik
4) Bahan ajar yang telah dibuat.
H. Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan ke-1
No. Indikator pencapaian kompetensi (IPK)
3.10.1 Mendeskripsikan struktur dan fungsi sel pada system saraf manusia
3.10.2 Menganalisis mekanisme penghantaran implus
3.10.3 Membedakan susunan saraf pusat dan saraf tepi
3.10.4 Membedakan mekanisme gerak sadar dan gerak reflex
3.10.5 Mengindentifikasi kelainan pada system saraf manusia
1) Orientasi
Guru memberikan salam.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengkondisikan siswa danberdo’a bersama.
2) Apersepsi
Guru memberikan apersepsi, yaitu dengan merangsang
keingintahuan siswa dengan cara memberikan pertanyaan
“Kenapa respon mata (bulu mata) kalian ketika terkena debu
akan langsung berkedip?”
3) Motivasi
Guru memberikan kata-kata motivasi untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa terkait dengan
kemampuan otak.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Verification (memverifikasi);
Peserta didik menjawab pertanyaan dalam lembar
kegiatan/aktivitas belajar dan menyajikannya dalam bentuk
laporan tertulis.
Melakukan umpan balik/refleksi dan review mengenai materi
yang telahdikembangkan.
Peserta didik menjawab pertanyaan/kuis dan mengumpulkan
hasil aktivitas belajarnya.
Guru memberikan penghargaan padaindividu/kelompok peserta 10
P
didik yang berkinerja baik dan memberikan penugasan untuk
e
mempelajari materipertemuan berikutnya, serta mengucapkan
n
salam penutup .
u
t
u
p
2. Pertemuan ke-2
No. Indikator pencapaian kompetensi (IPK)
3.10.6 Mengaitkan hubungan sistem saraf dengan sistem indera.
3.10.8 Menunjukkan reseptor dari setiap organ penyusun sistem indera pada
manusia.
3.10.9 Mengidentifikasi fungsi dari organ penyusun sistem indera pada manusia.
3.10.11 Memberikan contoh kelainan yang dapat mengganggu kerja dari sistem
indera manusia.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasiwaktu (menit)
1) Orientasi
Guru memberikan salam.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengkondisikan siswa danberdo’a bersama.
Guru mengabsen siswa.
2) Apersepsi
Memberikan acuan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas, yaitu tentang
sistem indera manusia. 10
Pendahuluan
3) Motivasi
Guru memotivasi dan memberi apersepsi dengan memberi
pertanyaan yang berkaitan dengan topik/subtopik sistem indera
manusia.
Penyampaian tujuan pembelajaran dengan mengidentifikasi
indikator pembelajaran.
1) Mengamati
Guru memperlihatkan mediapembelajaran tentang hubungan sistemsaraf
dengan sistem indera.
Guru merangsang siswa untuk memahami media pembelajaran (PPT)
2) Bertanya
Setelah menunjukkan media pembelajaran, guru merangsang
siswa untuk menanyakan materi yang meliputi :
- Apa saja organ penyusun sistemindera pada manusia?
- Bagaimana reseptor dari setiap organpenyusun sistem indera pada
Inti manusia? 70
- Apa saja fungsi dari organ penyusunsistem indera pada manusia?
- Bagaimana mekanisme kerja dari sistem indera pada manusia?
- Berikan contoh kelainan yang dapatmengganggu kerja dari sistem indera
manusia!
3) Mengumpulkan informasi
- Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok
heterogen, setiap siswa mendapat LKPD sebagai media
pelaksanaan kegiatan belajar.
- Kemudian mengkaji dan menemukan jawaban dari
pertanyaan yang di jabarkan guru diawal kegiatan inti
dengan mengisi LKPD yang guruberikan.
- Guru menginstruksikan siswa secaraberkelompok mencari
jawaban dari berbagai sumber belajar yang ada dan
membuat jawaban masing-masing kedalam LKPD yang
sudah disiapkan.
4) Menalar/diskusi
Guru menginstruksikan pada siswa untuk mendiskusikan
informasi yang didapatkandalam satu laporan kelompok.
5) Mengkomunikasikan
Guru memanggil nomor kelompok.
Siswa melaporkan hasil diskusikepada guru dan teman-
teman kelompok lainnya dalam bentuk presentasi.
Guru mengintsruksikan agar siswa menyimak,
memperhatikan dan memberi tanggapan mengenai apa
yang disampaikan oleh siswa lainnya.
Guru mengintsruksikan agar siswa untuk mencatat hasil
diskusi.
Guru membimbing jalannya diskusi dan mengkonfirmasi
dari presentasi siswa.
Guru memberikan kesempatan pada siswauntuk menanyakan
materi yang belum dipahami.
Guru dan siswa membahas dan menyimpulkan bersama
mengenai system saraf.
Guru memberikan evaluasi berupa soal uraian.
Penutup 10
Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya yaitu system indera.
Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk
meresume materi berikutnya.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
hamdalah danmengucapkan salam kepada siswasebagai tanda
penutup.
3. Pertemuan ke-3
No. Indikator pencapaian kompetensi (IPK)
3.10.12 Membandingkan prinsip sistem syaraf dengan prinsip sistem endokrin.
3.10.13 Menunjukkan organ penyusun sistem endokrin pada manusia.
3.10.14 Mengidentifikasi berbagai macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar
endokrin.
3.10.15 Mengidentifikasi fungsi dari berbagai macam hormon pada manusia.
3.10.16 Menjelaskan mekanisme kerja dari sistem endokrin pada manusia.
3.10.17 Memberikan contoh kelainan yang dapat mengganggu kerja dari sistem
endokrin manusia.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasiwaktu (menit)
1) Orientasi
Guru memberikan salam.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengkondisikan siswa danberdo’a bersama.
Guru mengabsen siswa.
2) Apersepsi
Memberikan acuan kegiatan pembelajaran yang akan
dibahas, yaitutentang fungsi kelenjar Endokrin.
Pendahuluan Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan 10
3) Motivasi
Guru memotivasi yang berkaitan dengan
topik/subtopik sistem endokrin (hormon) Manusia.
Penyampaian tujuan pembelajaran dengan
mengidentifikasi indikator pembelajaran.
Siswa mengamati gambar orang yangmengalami gigantisme dan kretinisme.
Siswa diberikan pertanyaan oleh guru “Mengapa orang tersebut dapat mengalami kelainan
seperti padagambar?”.
Siswa diberikan kesempatan untuk berfikir, kemudian dipersilakan untuk menjawab, dan
diberikan penjelasan tentang sistem hormon pada manusia oleh guru.
Siswa mengisi LKPD yang telah diberikan untuk kerja pribadi dan mengumpulkan satu
kesimpulan dalam laporan kelompok.
Inti 7
0
Siswa melaporkan hasil diskusi kepada guru dan teman-teman kelompok lainnya dalam bentuk
presentasi.
Penutup Guru memberikan tugas rumah kepadapeserta didik untuk meresume materi 1
berikutnya. 0
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah danmengucapkan salam
kepada siswasebagai tanda penutup.
Guru mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah danmengucapkan salam
kepada siswasebagai tanda penutup.
4. Pertemuan ke-4
No. Indikator pencapaian kompetensi (IPK)
4.9.1 Mendiskusikan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ sistem koordinasi pada manusia.
4.9.2 Menganalisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ sistem koordinasi pada manusia.
4.9.3 Menyimpulkan pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan
fungsi organ sistem koordinasi pada manusia.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi waktu
(menit)
1) Orientasi
Guru memberikan salam.
Guru menanyakan kabar siswa.
Guru mengkondisikan siswa danberdo’a bersama.
Guru mengabsen siswa.
2) Apersepsi
Memberikan acuan kegiatan pembelajaran yang akan dibahas, yaitu
tentang gangguan dan kelainan padasistem koordinasi
Pendahuluan Memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan topik/subtopik 10
3) Motivasi
Guru memotivasi yang berkaitan dengan topik/subtopik gangguan
dan kelainan pada sistem koordinasi
Penyampaian tujuan pembelajaran dengan mengidentifikasi
indikatorpembelajaran.
Diperlihatkan gambar/foto tentang bahaya rokok
Verification (memverifikasi);
Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya dan memverifikasi
hasil pengamatannya dengan data-data atau teori pada buku sumber.
Guru membimbing setiap kelompok untuk menyimpulkan hasil diskusi.
Melakukan umpan balik/refleksi dan review mengenai materi yang telah
dikembangkan.
Penutup Peserta didik menjawab pertanyaan/kuis dan mengumpulkan hasil 10
aktivitas belajarnya.
2) Keterampilan (Psikomotor)
Teknik penilaian : Penugasan
Bentuk penilaian : Instrumen Penilaian LKPDInstrumen penilaian :
Keterangan :
Rubrik penilaian :
3) Sikap (Afektif)
Teknik penilaian : Observasi
Bentuk penilaian : instrumen penilaian sikapIsntrumen penilaian :
b. Pengayaan
Bagi siswa yang sudah mencapai KKM diberi pengayaan untuk mencari literaturlain yang terbaru tentang materi berikutnya atau berupa
tambahan soal materi system saraf.