Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA NY.

J DENGAN
AKSEPTOR KB MINIPIL DI BPMLENI Am.Keb Kec. BANDAR MASILAM
KAB. SIMALUNGUN TAHUN 2021

Rosmani Sinaga1, Nabila Safitri2

Studi Kebidanan Program Diploma Tiga Kebidanan STIKes Mitra Husada Medan Jl. Pintu Air
IV Pasar VIII. Kec. Kwala Bekala Kel. Medan Johor.

Nabillasafitri888@gmail.com

ABSTRAC

Family Planning (KB) is a human effort to intentionally regulate pregnancy in the family that is
not against the laws and morals of Pancasila for the welfare of the family. an action that helps
individuals and married couples to avoid unwanted births. Contraception using birth control pills
is often an option for housewives. Compared to contraception, condoms, IUDs, birth control pills
are relatively easy to use and can be found. The number of active family planning acceptors was
1,636,590, consisting of 119,723 injectables (328,17%), 100,581 (275,70%) pill KB acceptors,
56,952 Implant KB acceptors (156.11%), IUD KB acceptors. A total of 19,930 (54.63%), MOW
acceptors were 11,087 (30.39%), Condom acceptors were 40,032 (109.73%) and MOP
acceptors were 2,176 acceptors (5.96).

Keywords: Contraception, Family Planning

ABSTRAK

Keluarga Berencana (KB) adalah suatu upaya manusia untuk mengatur secara sengaja kehamilan
dalam keluarga secara tidak melawan hukum dan moral pancasila untuk kesejahteraan keluarga.
suatu tindakan yang membantu individu dan pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan. Kontrasepsi dengan menggunakan pil kb seringkali menjadi pilihan bagi
ibu-ibu rumah tangga. Dibandingkan dengan kontrasepsi kondom,IUD,pil kb relative lebih
mudah digunakan dan dapat ditemukan. jumlah akseptor KB aktif sebanyak 1.636.590 terdiri
dari akseptor KB Suntik sebanyak 119.723 (328,17%), akseptor KB pil sebanyak 100.581
(275,70%), akseptor KB Implant sebanyak 56.952 aksetor (156,11%), akseptor KB IUD
Sebanyak 19.930 (54,63%), akseptor MOW sebanyak 11.087 akseptor (30,39%), akseptor
Kondom sebanyak 40,032 (109,73%) dan akseptor MOP sebanyak 2.176 akseptor (5,96).

Kata kunci : Kontrasepsi, Keluarga Berencana


PENDAHULUAN variasi ini dapat dikaitkan dengan berbagai
alasan termasuk budaya, sosial, agama dan
Indonesia terdapat masalah laju politik (WHO, 2019)
pertumbuhan penduduk yang relatif masih
tinggi. Laju pertumbuhan ditentukan oleh Menurut BKKBN (Badan
kelahiran dan kematian dengan adanya Koordinasi Keluarga Berencana Nasional)
perbaikan pelayanan kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun 2017, jumlah
menyebabkan tingkat kematian rendah, akseptor KB aktif sebanyak 1.636.590
sedangkan tingkat kelahira tetap tinggi hal terdiri dari akseptor KB Suntik sebanyak
ini penyebab utama ledakan penduduk. 119.723 (328,17%), akseptor KB pil
Pemerintah Indonesia perkembangan sebanyak 100.581 (275,70%), akseptor KB
menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Implant sebanyak 56.952 aksetor (156,11%),
Keluarga Berencana Nasional), akseptor KB IUD Sebanyak 19.930
Diperkirakan 225 juta perempuan di negara- (54,63%), akseptor MOW sebanyak 11.087
negara berkembang ingin menunda atau akseptor (30,39%), akseptor Kondom
menghentikan kesuburan tapi tidak sebanyak 40,032 (109,73%) dan akseptor
menggunakan metode kontrasepsi apapun MOP sebanyak 2.176 akseptor (5,96).
denngan alasan sebagai berikut:terbatas (BKKBN, 2019)
pilihan metode kontrasepsi dan pengalaman
efek samping (Retanti et al., 2020) Pil progestin/minipil adalah pil
kontrasepsi yang mengandung progastrin
Menurut World Health Organization saja, tanpa estrogen dalam bahasa aslinya
(WHO), pravelensi pengguna kontrasepsi di disebut progestin-only pills atau disingkat
semua wilayah di dunia sebanyak 64% POP atau atau minipil atau Breastfeeding
menggunakan beberapa bentuk kontasepsi. pil. Dalam bahasa Indonesia kita menyebut
Namun, tingkat penggunaan kontrasepsi pil hanya progestin atau minipil, pil ini
dinegara-negara Arab sangat bervariasi. mengandung dosis progestin yang lebih
Penggunaan kontrasepsi ditemukan tinggi di rendah dibandingkan dengan progestin yang
negara-negara seperti Bahrain (66,0%), ada didalam pil kombinasi dan sama sekali
Lebanon (63%), dan Yordania (61,8%), tidak berisi estrogen.pil minipil diminum
sementara tingkat yang lebih rendah terus menerus setiap hari,meskipun sedang
dilaporkan dinegara lain seperti Yaman dalam keadaan menstruasi (Mandang, 2016).
(37,6%), dan Arab Saudi (36,8%).
Dibandingkan dengan wilayah geografis Minipil baik dikonsumsi oleh ibu
lainnya, pengguna kontrasepsi jauh lebih menyusui karena tidak mengandung zat
tinggi di Asia Timur (82%), Eropa Utara yang menyebabkan pengurangan produksi
(77%), Amerika Selatan (75%) dan ASI. Minipil ini dikonsumsi mulai hari
khususnya rendah di Afrika pada umunya pertama sampai hari kelima masa
(33%), Afrika Sub-Sahara (28%), Afrika haid/menstruasi . Minipil tidak mengganggu
Tengah (23%) dan Afrika Barat (17%), hubungan seksual, nyaman digunakan,serta
kesuburan cepat Kembali apabila tidak Berdasarkan hasil survei awal yang
digunakan, (Barokah & Melani, 2020). dilakukan oleh peneliti di BPM
Leni,Am.Keb Kec. Bandar Masilam
Pil progestin/minipil adalah pil Kab.Simalungun Dari 60 akseptor KB, 30
kontrasepsi yang mengandung progastrin diantaranya menggunakan akseptor kb
saja, tanpa estrogen (Baharu, 2019) suntik 3 bulan, dan 15 kb suntik 1 bulan ,5
Dalam bahasa aslinya disebut progestin-only akseptor menggunakan kb IUD, dan 5
pills atau disingkat POP atau atau minipil akseptor menggunakan kb implant, dan 5
atau Breastfeeding pil. Dalam bahasa orang sebagai akseptor KB pil. Maka Ny.J,
Indonesia kita menyebut pil hanya progestin nifas 2 minggu datang ke BPM mengatakan
atau minipil, pil ini mengandung dosis belum menstruasi dan ibu ingin
progestin yang lebih rendah dibandingkan menggunakan kontrasepsi pil dan bersedia
dengan progestin yang ada didalam pil menjadi responden dalam penelitian kb
kombinasi dan sama sekali tidak berisi minipil . Maka penulis tertarik untuk
estrogen.pil minipil diminum terus menerus melakukan penelitian pada studi kasus yang
setiap hari,meskipun sedang dalam keadaan bertujuan untuk menerapkan asuhan
menstruasi. kebidanan keluarga berencana pada Ny. J di
BPM Leni,Am.Keb sebagai Laporan Tugas
Minipil baik dikonsumsi oleh ibu Akhir untuk syarat menyelesaikan
menyusui karena tidak mengandung zat Pendidikan Ahli Madya Kebidanan, Penulis
yang menyebabkan pengurangan produksi memilih BPM Leni,Am.Keb sebagai tempat
ASI. Minipil ini dikonsumsi mulai hari melakukan Asuhan Keluarga Berencana
pertama sampai hari kelima masa dimana BPM Leni,terjangkau dengan rumah
haid/menstruasi . Minipil tidak mengganggu pasien yaitu Ny.J dan BPM tersebut
hubungan seksual, nyaman digunakan,serta memiliki banyak pasien berobat setiap
kesuburan cepat Kembali apabila tidak harinya.
digunakan, (Baharu, 2019)
METODE PENELITIAN
Minipil mengandung progestin
350ug atau kurang yang diminum setiap Berdasarkan uraian diatas penulis
hari.pil ini tidak terlalu popular karena melakukan studi kasus yang berjudul
insiden perdarahan ireguler dan angka Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana
kehamilan jauh lebih tinggi.pil ini Pada Ny. J dengan Akseptor KB Minipil di
menggangu kesuburan namun tidak selalu BPM Leni Am.Keb Kec. Bandar Masilam
menghambat ovulasi. Kemungkinan Kab. Simalungun Tahun 2021.
sebabnya adalah terbentuknya mucus serviks
yang menghambat penetrasi sperma dan Subyek studi kasus adalah seorang
perubahan pematangan endrometrium yang di ambil sebagai sampel untuk di
sehingga dapat menolak implantasi lakukan studi kasus . Dalam penulisan kasus
blastokista (Yunita, 2019) ini, penulis mengambil subjek Ny. J sebagai
akseptor KB minipil.
HASIL PENELITIAN Pengkajian merupakan tahap awal
yang digunakan sebagai landasan dalam
Respoden yang di ambil oleh penulis proses asuhan kebidanan, tahap ini
adalah Ny. J usia 37 tahun, menikah dengan mencakup kegiatan pengumpulan,
suami usia 41 tahun. Ibu bekerja sebagai ibu pengolahan, dan analisa data atau fakta yang
rumah tangga, dan suami wiraswasta, Ny. J dikumpulkan dari beberapa data subyektif
tinggal HUTA 1 Panombean Baru , Ny. dan obyektif. Berdasarkan data subyektif
J merupakan ibu menyusui yang ingin dan obyektif yang penulis peroleh pada
menjadi akseptor KB minipil dengan hasil kasus Ny. J Ibu mengatakan saat ini sedang
pemeriksaan keadaan umum ibu baik. menyusui. Keadaan umum : Baik,
HASIL KUNJUNGAN Kesadaran : Composmestis, Vital sign :TD :
110/70 mmHg, RR : 24 /I, HR :80 /I,
Pengumpulan Data Temp :36,8 C

Ny. J sedang menyusui ingin 2. Interpretasi Data


menggunakan kb akseptor yang bekerja
sebagai ibu rumah tangga dan suami Pada interpretasi data terdiri dari diagnose
wiraswasta, Ny. J mengatakan ingin kebidanan, masalah dan kebutuhan. Pada
menggunakan akseptor kb minipil. Ny. J kasus Ny. J diagnose kebidanannya adalah
umur 37 tahun P3A0 Aksptor kb minipil, Ny. J usia 37 tahun, P3A0 akseptor KB
pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas minipil.. Masalah yang dialami ibu adalah
normal, kemudian penelitian memperoleh Ibu belum mengetahui mengenai kb
hasil berdasarkan data subjektif responden minipil , maka kebutuhan pasien adalah
mengatakan ibu mengatakan ingin Asuhan kebidanan pada Ny. J mengenai
menggunakan KB minipil, tidak ada penjelasan kb pil
riwayat penyakit keluarga sebelumnya . Berdasarkan data diatas maka penulis
Pada pembahasan ini penulis akan menyimpulkan bahwa tidak terdapat
membandingkan kesenjangan antara teori kesenjangan antara teori dengan kasus
dan kasus yang didapatkan pada klien Ny. J karena diagnosa tersebut tidak berbeda
dengan akseptor KB minipil. Untuk dengan teori yang bisa ditegakkan karena
memudahkan dalam pembahasannya, ada pengkajian yang telah dilakukan.
penulis membahas sesuai dengan tahapan 3. Antisipasi masalah potensial
proses manajemen asuhan kebidanan yang
dimulai dari Pengkajian, Interpretasi Data, Pada langkah ketiga ini
Diagnosa Potensial, Tindakan Segera, mengidentifikasi masalah potensial
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi. berdasarkan diagnosa atau masalah yang
Berikut akan diuraikan hasil analisa penulis sudah di identifikasi. Langkah ini
terhadap kesenjangan antara teori dan kasus membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
nyata yangdidapatkan. dilakukan pencegahan (Varney, 2013). Pada
kasus Ny. J berdasarkan hasil pengkajian
1. Pengkajian
pada pasien tidak menunjukkan adanya diinginkan ibu. Menjelaskan keuntungan
masalah sehingga tidak ada masalah dan kerugian kontrasepsi kb minipil.
potensial yang mendukung .Berdasarkan Menjelaskan cara penggunaan kb minipil.
teori dengan tinjauan kasus terhadap Ny. J Menjelaskan kepada ibu untuk
tidak ada data yang menunjukkan tanda- mengkonsumsi makanan bergizi. Melakukan
tanda infeksi sehingga tidak ada masalah kunjungan ulang. Dokumentasikan hasil
potensial. tindakan.

4. Tindakan segera Dalam hal ini tidak ada kesenjangan


Pada pelaksanaannya, bidan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus
terkadang dihadapkan pada situasi yang karena rencana asuhan yang diberikan sesuai
darurat, yang menuntut bidan melakukan dengan diagnosa dan sesuai dengan tinjauan
tindakan penyelamatan terhadap teori yang ada mengenai asuhan pada
pasien.kadang pula dihadapkan pada situasi akseptor KB.
pasien yang memerlukan tindakan segera 6. Pelaksanaan
padahal sedang menunggu intruksi dokter.
Bidan sangat dituntut kemampuannya untuk Pada langkah ini, rencana asuhan
dapat melakukan evaluasi keadaan pasien yang menyeluruh dilakukan secara efisien
agar asuhan yang diberikan tepat dan aman dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan
(Sulistyawati,2009). seluruhnya oleh bidan atau sebagian oleh
klien dikerjakan atau anggota tim kesehatan
Pada kasus Ny. J tidak ada data yang lainnya (Soepardan,2009).
menunjang perlunya tindakan segera. Dalam
hal ini tidak ada terdapat kesenjangan antara Pelaksanaan dari rencana asuhan
teori dengan kasus yang ada karena yang diberikan terhadap Ny. J adalah:
berdasarkan hasil pengkajian pada Ny. J Menjelaskan keadaan ibu saat ini dalam
tidak ditemukan masalah yang keadaan baik sesuai dengan pemeriksaan
membutuhkan tindakan segera. yang telah dilakukan: TD: 110/ 70 mmhg,
RR: 20x/I, HR: 80x/I T: 36,8°C, ASI lancer.
5. Perencanaan
Menjelaskan pada ibu tentang jenis-
Dalam perencanaan asuhan jenis KB. Seperti KB alami (metode
kebidanan, penyusunan rencana disesuaikan kalender, suhu basal, lendir serviks, MAL).
dengan teori yang ada serta kebutuhan KB dengan menggunakan alat seperti KB
klien. Pada diagnose yang ditegakkan pada oral dan suntik. KB jangka panjang hormone
ksus Ny. J maka ditetapkan perencanan (Alat Kontrasepsi Bawah Kulit), KB jangka
sebagai berikut: Memberitahhu kepada ibu panjang non hormonal (Alat Kontrasepsi
hasil pemeriksaan yang dilakukan. Dalam Rahim), serta kontrasepsi mantap
Menjelaskan Kembali kepada ibu jenis- yaitu MOW (Metode Operasi Wanita) dan
jenis kontrasepsi. Memberi kesempatan dan MOP (Metode Operasi Pria).
membantu memilih kontrasepsi yang
Memberi kesempatan dan membantu semua penkes yang diberikan serta klien
ibu untuk memilih kontrasepsi yang bersedia untuk melaksanakan semua penkes
diinginkan, berdasarkan dari hasil yang yang telah didapat.
dijelaskan ibu memilih menggunakan
kontrasepsi kb progesterone ( kb minipil) Dalam pembahasan ini tidak ada
yang dimana kb minipil sangat efektif 95 % kesenjangan antara tinjauan teori dengn
digunakan pada ibu menyusui apabila ibu tinjauan kasus karena hasil evaluasi berjalan
dapat meminum secara anjuran. dengan baik sesuai dari pencapaian
Menjelaskan kekurangan dan kelebihan maksimal dari penatalaksanaan.
minipil, menjelaskan efek samping Kasus pada Ny. J yang merupakan
penggunaan kontrasepsi minipil, akseptor KB dan ibu menyusui telah
menjelaskan bagaimana cara konsumsi diberikan asuhan dengan melakukan
minipil yang dimulai pada hari 1-5 siklus kunjungan rumah sebanyak 3 kali
haid, dan diminum dengan dosis 1x1 sehari, kunjungan.
memberitahu ibu untuk tetap menjaga pola
makan dengan konsumsi makanan bergizi Asuhan yang diberikan sebanyak 3
serta penuhi kebutuhan karbohidrat, protein, kali kunjungan. Kunjungan pertama pada
mineral, serat serta cukupi kebutuhan cairan tanggal 01 Januari 2021 pasien mengatakan
dengan konsumsi cukup air putih. ingin menjadi akseptor KB minipil, dan
Mmberitahu ibu untuk melakukan pasien belum mengetahui tentang
kunjungan ulang jika terdapat keluhan serta kontrasepsi minipil lalu diberikan penkes
melakukan pendokumentasian tindakan. sampai pada tahap penggunaan hingga
pasien benar-benar sudah mengerti dengan
Berdasarkan tinjauan teori dan kasus penkes yang diberika.
tidak terdapat kesenjangan karena
Pada kunjungan kedua yaitu pada
pelaksanaan asuhan kebidanan padakeluarga
tanggal 04 Januari 2021, ibu sudah mulai
berencana terhadap Ny. J telah sesuai
menggunakan minipil, namun mengalami
dengan rencana yang dibuat.
kekhawatiran karena beberapa efek yang
7. Evaluasi dialami pada awal penggunaan minipil.
Namun peneliti sudah memberikan penkes
Tinjauan teori , untuk mengetahui kembali sehingga ibu mengerti dan tenang
sejauh mana keberhasilan asuhan yang bidan dengan semua gejala-gejala dan efek
berikan kepada pasien. Bidan mengacu pada samping yang ditimbulkan karena
beberapa pertimbangan antara lain: Tujuan penggunaan kontrasepsi minipil.
asuhan kebidanan berupa efektivitas
tindakan untuk mengatasi masalah dan hasil Penanganan yang tepat dan observasi
asuhan( sulistyawati, 2009). yang baik dari pelaksanaan asuhan
kebidanan dengan pasien akseptor KB
Setelah dilakukan suhan pada Ny. J minipil maka hasil evaluasi tidak ditemukan
dapat dievaluasi dengan hasil bahwa klien
dapat mengerti dan memahami dengan baik
kesenjangan antara teori dan praktek yang keluarga berencana pada NY.J
dilakukan di lapangan. munggunakan kb minipil

Kunjungan ketiga yang dilakukan


pada tanggal 05 Januari 2021, ibu sudah DAFTAR PUSTAKA
melaksanakan semua penkes yang diberikan,
gejala-gejala ringan yang ditimbulkan akibat Ahmad, M. (2020). Buku Ajar Kesehatan
penggunaan kontrasepsi minipil juga sudah Reproduksi. CV. MEDIA SAINS
teratasi. INDONESIA.
Anggraini, D. D. (2021). Pelayanan
SIMPULAN Kontrasepsi. Yayasan Kita Menulis.
Baharu, M. R. (2019). Faktor-Faktor Yang
Setelah dilakukan pengkajian sampai Berhubungan Dengan Peminatan
dengan evaluasi pada NY. J umur 37 tahun Kontrasepsi Pil Dan Suntik Di Wilayah
P3A0 akseptor KB pil dapat diambil Kerja Puskesmas Global Tibawa.
kesimpulan Akademika : Jurnal Ilmiah Media
1. Dari hari hasil pengkajian subjektif dan Publikasi Ilmu Pengetahuan Dan
objektif dapat dilakukan dengan baik Teknologi, 8(1), 54.
karena klien koperatif dengan petugas Barokah, L., & Melani, F. I. (2020).
,sehingga dapat dilakukan KB minipil Pengetahuan Wanita Usia Subur
pada NY.J Umur 37 tahun Tentang Kontrasepsi Pil. Jurnal Ilmiah
2. Diagnose dan masalah dapat ditegakkan Kesehatan Sandi Husada, 12(2), 1037–
dari hasil pengkajian baik dari 1043.
annamesa,wawancara,pemeriksaan umum BKKBN. (2019). Tahun 2019. 2019.
pemeriksaan fisik,Adapun Kasus Budiarto. (2020). Metodologi Penelitian
kebidanan ini adalah asuhan kebidanan Kedoteran. Egc.
keluarga berencana pada NY,J Firdaus, & Zamzam, F. (2018). Aplikasi
umur 37 tahun P3A0 dengan akseptor kb Metodologi Penelitian . Grup
minipil Penerbitan CV BUDI UTAMA.
3. Tidak ditemukan rumusan diagnose Jawara, Z. (2017). Manajemen Mutu
potensial pada NY.J umur 37 Tahun PELAYANAN KESEHATAN DAN
4. Dalam asuhan kebidanan keluarga KEBIDANAN. Zifatama Jawara.
berencana perlu adanya antisipasi atau Kementerian Kesehatan RI. (2018).
tindakan segera dan kolaborasi apabila Kementerian Kesehatan Republik
terdapat diagnose potensial Namun pada Indonesia. In Kementerian Kesehatan
kasus penelitian ini tidak ditemukan RI. Sekretariat r Jenderal. Rencana
msalah potensial Strategis Kementerian Kesehatan
5. Setelah ditegakan diagnose kebidanan Tahun Rencana Strategis Kementerian
maka langkah selanjutnya dilakukan Kesehatan Tahun.
rencana tindakan asuhan kebidanan Lenny Irmawaty Sirait. (2021). Buku Ajar
Asuhan Keluarga Berencana
Pelayanan Alat Kontrasepsi. Insan
Cendekia Mandiri.
Lumbantoruan. (2018). No Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Penggunaan
Kontrasepsi Pada Wanita Usia Subur
14–27.
Mandang, J. (2016). Kesehatan reproduksi
dan pelayanan keluarga berencana
(KB). In Media.
Purba, D. H. (2021). Pelayanan Keluarga
Berencana (KB). Yayasan Kita
Menulis.
Purnomo, W. (2018). Pengantar Metodologi
Penelitian Bidang Kesehatan. In
PENGANTAR METODOLOGI
PENELITIAN BIDANG KESEHATAN
(pp. 1–111). Airlangga University
Press.
Retanti, D. A., Rakhmawati, P., Ningsih, F.
H., Aliyah, Z. S., Nurcholida, R. D.,
Khoir, A. Z., Pujiastuti, D., Ardita, M.
A., Nisa, S. K., Ilmiah, L. Q., &
Achmad, G. N. V. (2020). Hubungan
Tingkat Pengetahuan Terhadap
Keberhasilan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Pil Kb. Jurnal Farmasi
Septalia, R. (2017). Factors That Influence
the Choice of the Contraceptive
Method. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 5(2), 91–98.
WHO. (2019). Maternal mortality Evidance
brief. Maternal Mortality, 1, 1–4.
Yunita, E. P. (2019). Penggunaan
Kontrasepsi dalam Praktik Klinik dan
Komunitas. Universitas Brawijaya
Press.

Anda mungkin juga menyukai