Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB) DI RUANG POLI


OBGYNRSUD KOTA MAKASSAR

Disusun Oleh
Nurhalisah, S.Kep
NH0622085

CI Lahan CI Institusi

( ) ( Susi Sastika Sumi S.Kep., Ns., M.Kep)


NIP: NIDN:0901029201

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN
2023
LAPORAN PENDAHULUAN

KELUARGA BERENCANA (KB)

1. Konsep Dasar Keluarga Berencana


a. Pengertian keluarga berencana
Keluarga berencana adalah salah satu usaha untuk menjarangkan atau
merencanakan jumlah dan jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi.
(Affandi,2013). Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu
pasangan suami istri untuk mencegah kehamilan, penundaan usia kehamilan
serta menjarangkan kehamilan. ( Handayani,dkk 2014).
Menurut (WHO 2013) Expert Comite keluarga berencana adalah
tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk:
a. Mendapatkan objek-objek tertentu
b. Menghindari kelahiran yang tidak di inginkan
c. Mengatur interval di antara kelahiran
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami
istri
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga
b. Fisiologi keluarga berencana
Pelayanan kontrasepsi mempunyai 2 tujuan, yaitu tujuan umum dan khusus.
Tujuan umum yaitu pemberian dukungan dan penerimaan gagasan KB.
Tujuan khusus yaitu penurunan angka kelahiran yang bermakna. Untuk
mencapai tujuan tersebut pelayanan KB digolongkan ke dalam fase 3 yaitu,
fase menunda kehamilan ,fase menjarangkan kehamilan, dan fase
menghentikan kehamilan.
c. Sasaran program KB
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 tujuan yaitu sasaran langsung dan
sasaran tidak langsung, tergantung tujuan yang ingin di capai. Sasaran
langsungnya adalah pasangan usia subur (PUS) yaitu pasangan yang
wanitannya berusia antara 15-49 tahun, karena kelompok ini merupakan
pasangan yang paling aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan
dapat mengakibatkan kehamilan. Sedangkan sasaran tidak langsung adalah
kelompok usia remaja 15-19 tahun. Remaja ini bukan merupakan target untuk
menggunakan alat kontrasepsi tetapi merupakan kelompok yang beresiko
untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat
reproduksinya. (Manuaba,.dkk.2016).
d. Pengertian pil KB
Pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang hormonal bertujuan
untuk mencegah terjadinya kehamilan yang ditambah kedalam tubuh
seorang wanita dengan cara di minum (pil) tujuan dari konsumsi pil KB
adalah mencegah, menghambat, dan menjarangkan terjadinya kehamilan
yang memang tidak diinginkan. Untuk itu kepatuhan mengonsumsi pil KB
secara teratur sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan harus dilakukan.
Kepatuhan mengonsumsi pil KB bertujuan untuk mencegah ,menghambat,
dan menjarangkan kehamilan yang tidak diinginkan. Ketidakpatuhan dalam
mengonsumsi pil KB tidak bisa menjamin bahwa akseptor pil KB terhindar
dari kehamilan. Hal ini dikarenakan pengonsumsian yang tidak teratur
menjadikan pil KB tidak bisa bekerja secara optimal. Akan tetapi, fenomena
lapangan menunjukan bahwa sering kali akseptor pil KB tidak patuh dalam
melakukan keteraturan mengonsumsi pil KB. Ketidakpatuhan ini disebabkan
karena kurangnya pengetahuan mereka tentang pil KB. Mereka cenderung
menghemat pengonsumsian dengan meminum pil KB dibawah ukuran yang
disarankan. Kebiasaan ini menyebabkan masih mungkin akseptor pil KB
mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Pil KB berisi kombinasi hormone estrogen dan progesterone untuk
mencegah ovulasi (pelepasan telur selama siklus bulanan) seorang wanita
tidak bisa hamil jika dia tidak berovulasi karena tidak ada telur untuk
dibuahi. Pil KB juga bekerja untuk menebalkan lendir di sekitar leher
Rahim. Yang membuatnya sulit bagi sperma untuk memasuki Rahim dan
mencapai setiap telur yang telah muncul. Hormon-hormon dalam pil KB
terkadang juga mempengaruhi lapisan Rahim , sehingga sulit bagi telur
untuk menempel ke dinding Rahim. Pada jenis pil yang lain dapat mengubah
periode masa menstruasi adalah pil progesterone berdosis rendah, atau
kadang-kadang disebut juga pil mini. Jenis pil ini berbeda dengan yang lain
yang hanya berisi satu jenis hormone progesterone. Pil mini dapat bekerja
dengan mengubah lendir serviks dan dinding Rahim. Dan terkadang juga
mempengaruhi ovulasi juga.(Maryunani,.2016).
e. Kepatuhan akseptor KB
1. Pengertian kepatuhan
Kepatuhan merupakan suatu kesadaran dan kesediaan seseorang
menaati semua peraturan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Kepatuhan yang dimiliki pasa akseptor KB khususnya akseptor pil KB
pada dasarnya dipengaruhi oleh kesadaran dari pemakai serta dukungan
dari keluarga, yang mana dapat menjadi suatu motivasi bagi akseptor pil
KB ( Mulyani.2013)
2. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan pil KB
Faktor yang mempengaruhi akseptor penggunaan pil KB yaitu:
I. Pendidikan
Pendidikan adalah sebuah proses pengubahan sikap dan tata laku
seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, maka jelas
dapat kita kerucutkan sebuah visi pendidikan yaitu
mencerdaskan manusia. Tingkat pendidikan turut menentukan
seseorang unntuk memahami tentang pil KB yang mereka
gunakan berdasarkan kebutuhan dan kepentingan keluarga.
(Pinem,2014)
II. Pekerjaan
Pekerjaan berpengaruh pada kemampuan seseorang untuk
mencukupi semua kebutuhan salah satunya kemampuan untuk
menggunakan pil KB.
III. Tingkat pengetahuan
Tingkat terbagi dalam enam tingkatan yang tercakup dalam
domain kognitif yaitu: (Notoadmojo,2013)
a. Tahu (know)
b. Memaahami (comprehension)
c. Aplikasi ( application)
d. Analisis (analysis)
e. Sintesis ( synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
IV. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap stimulus atau objek. Sikap secara nyata
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus
tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Sikap meupakan reaksi
yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Menurut allport
yang dikutip oleh Notoadmojo, (2013). Menjelaskan bahwa
sikap mempunyai tiga komponen pokok yaitu:
a. Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu
objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi konsep terhadap
suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave )
V. Jumlah anak
Jumlah anak merupakan salah satu faktor yang menjadi
pertimbangan ibu untuk akseptor KB, dengan alasan untuk
mengurangi jumlah anak dalam keluarga. Ibu dapat memilih alat
KB sesuai dengan kemampuan, kondisi ibu
VI. Dukungan suami
Dukungan suami merupakan dorongan terhadap ibu secara moral
maupun material, dimana dukungan suami mempengaruhi ibu
untuk menjadi akseptor KB. Terutama pemilihan jenis pil KB.
Adapun dukungan suami meliputi:
a. Perhatian, dimana perhatian yang diberikan sangat
membantu ibu menjadi akseptor KB dan perhatian
sehingga kepatuhan menggunakan pil KB dapat berjalan
dengan lancar
b. Informasi , dengan suami yang selalu mendukung akan
memberiakn informasi tentang pil KB baik mendapatkan
informasi dari TV maupun majalah dan Koran
c. Finansial, suami akan menyediakan dana atau uang untuk
keperluan biaya pembelian pil KB, maupun biaya
transport.
d. Emosional, dimana suami mengingatkan atau
memberikan saran pada ibu untuk rutin menggunakan pil
KB.
e. Kontrasepsi Pil KB.
a. Profil pil KB
Profil dari kontrasepsi pil KB yaitu:
1. Efektif dan reversible
2. Harus diminum tiap hari
3. Pada bulan-bulan pertama efek samping berupa mual dan pendarahan
bercak yang tidak berbahaya dan segera akan hilang
4. Efek samping sangat serius, tetapi sangat jarang terjadi
5. Dapat dipakai oleh semjua ibu usia reproduksi, baik yang sudah
mempunyai anak maupun belum
6. Tidak dianjurkan pada ibu yang menyusui
7. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
f. Jenis pil KB
a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 20 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama dengan 7
tablet tanpa hormone aktif
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progestin (E/P) dengan 2 dosis yang berbeda,
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
c. Trifasik: pil yang tersedia dalam kemasan 1 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone (E/P) dengan dosis yang berbeda
dengan 7 tablet tanpa hormone aktif
g. Cara kerja pil KB
Kontrasepsi pil KB kombinasi mempunyai mekanisme kerja menekan
ovulasi mencegah implantasi, transfor gamet, fungsi corpus leutum dan
mengentalkan lendir serviks.
a. Mekanisme kerja estrogen:
1. Ovulasi
Estrogen menghambat ovulasi melalui efek pada hipotalamus yang
kemudian mengakibatkan supresi pada FSH (folikel stimulating
hormone) dan LH (luthenizing hormone). Kelenjar hipofise.
2. Implantasi
Implantasi dari blastocyist yang sedang berkembang terjadi 6 hari
setelah fertilisasi dan ini dapat dihambat apabila lingkungan
endometrium tidak berada dalam keadaan optimal
3. Transfor gamet/ovum
Pada percobaan binatang transfor gamet/ovum dipercepat oleh
esterogen ini disebabkan karena efek hormonal pada sekresi dan
peristaltic tuba serta kontraktilitas uterus
b. Mekanisme kerja progesterone
1. Ovulasi
Ovulasi sendiri dapat dihambat karena terganggunya fungsi
poros hypothalamus-hipofise-ovarium ank arena modifikasi
dari FSH dan LH pada pertengahan siklus yang disebabkan
oleh progesterone..
2. Implantasi
Mungkin dapat dicegah bila diberikan progesterone pra
ovulasi. Pemberian progesterone eksogenus yang dapat
mengganggu puncak FSH dan LH sehingga meskipun terjadi
ovulasi. Produksi progesterone yang berkurang dari corpus
luteum menyebabkan penghambatan dari implantasi
3. Transfer gamet/ovum
Pengangkutan ovum dapat diperlambat bila diberikan
progesterone sebelum terjadi fertilisasi
4. Luteolysis
Pemberian jangka lama progesterone saja mungkin
menyebabkan fungsi corpus luteum yang in adekuat pada
siklus haid yang mempunyai ovulasi
5. Lendir serviks yang kental
Dalam 48 jam setelah pemberian progesterone sudah tampak
lendir serviks yang kental sehingga mortilitas dan daya
penetrasi dari spermatozoa sangat terhambat
h. Waktu mulai menggunakan pil KB
1. Setiap saat selagi haid. Untuk meyakinkan kalau wanita tersebut tidak
hamil
2. Hari pertama sampai hari ke -7 siklus haid
3. Boleh menggunakan hari ke -7 sampai hari ke-8 tetapi perlu
menggunakan metode kontrasepsi yang lain
4. Setelah melahirkan
5. Setelah 6 bulan pemberian ASIeksklusif
6. Pasca 3 bulan tidak menyusui
7. Pasca keguguran (segera atau dalam waktu 3 hari)
8. Pil dapat segera dikonsumsi tanpa perlu menunggu haid, bila berhenti
menggunakan kontrasepsi injeksi
i. Manfaat pil KB
1. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir mempunyai efektifitas
tubektomi) bila digunakan tiap hari
2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak menganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah
anemia) tidak terjadi nyeri haid
5. Dapat digunakan jangka panjang selagi masih ingain menggunakannya
untuk mencegah kehamilan
6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
9. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, dan
endometrium, kista ovarium, dan penyakit radang pangkal.
j. Efek samping penggunaan pil KB
Menurut Kemenkes RI Tahun 2016 Efek samping yang mungkin timbul
selama penggunaan pil kombinasi antara lain:
a. Gangguan siklus haid: siklus haid berupa amenorrhea, pendarahan
berupa tetesan-tetesan atau bercak-bercak (spotting), pendarahan diluar
siklus haid (metroragia atau breakhtrought bledding) perdarahan haid
yang lebih lama atau lebih banyak dari pada biasanya (menoragia) hal
ini disebabkan karena ketidakseimbangan hormone terutama pemakaian
estrogen dengan dosisi rendah (30 mcg) sehingga endometrium
mengalammi perubahan histologi berupa degenerasi atau atrophi,
keadaan amhenore disebabkan adanya athropi endometrium
b. Tekanan darah tinggi: tekanan darah tinggi lebih dari 140/90 mmhg
karena efek estrogen terhadap pembuluh darah sehinngga terjadi
hipertrofi arteride dan vasokontriksi, estrogen mempengaruhi system
renin angiotensin-aldosteron sehingga terjadi ketidak seimbangan cairan
dan electrolit, gejala ini bersifat sementara dan individu tidak semua
pemakai pil mengalami tekanan darah tinggi
c. Berat badan naik: berat badan bertambah secara cepat dalam beberapa
bulan pertama pemakaian pil KB.
d. Jerawat : timbul jerawat berlebihan pada wajah disebabkan karena efek
progesterone, teruma hormone progesteron yang dapat meningkatan
kadar lemak
e. Kloasma atau bercak-bercak coklat kehitaman pada wajah:
hipergimentasi berwarna coklat, bentuk tidak teratur, biasanya timbul
didahi dan pipi sebelah atas. Hal ini disebabkan oleh efek pigmentasi
oleh hormone esterogen. Insiden terjadinya kloasma-kloasma tergantung
dosis dan lama pemakaian pil KB

2. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar proses keperawatan pengumpulan data yang akurat
dan sistematis akan membantu penentuan status kesehatan dan pola
pertahanan klien. Mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan klien serta
merumuskan diagnose keperawatan. Hal –hal yang perlu dikaji yaitu sebagai
berikut:
a. Biodata: biodata yaitu identitas pasien , meliputi nama,agama,jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, tanggal masuk RS, tanggal
pengkajian dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan: riwayat kesehatan yang merupakan sumber data
subjektif tentang status kesehatan pasien yang memberikan gambaran
tentang masalah kesehatan actual maupun resiko. Riwayat kesehatan
berkaitan dengan status kesehatan pasien dan faktor-faktor seperti gaya
hidup hubungan/pola dalam keluarga dan pengaruh budaya. Riwayat
kesehatan antara lain:
 Keluhan utama
 Riwayat kesehatan penyakit sekarang
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Diagnosa keperawatan.
2. Implementasi keperawatan
implementasi keperawatan merupakan tahap ke 4 dalam proses keperawatan
dengan melakukan berbagai strategi keperawatan tindakan yang telah
direncanakan.(uliyah,2015)
3. Evaluasi keperawatan
evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dalam proses keperawatan dan
dapat menentukan keberhasilan asuhan keperawatan, eavulasi pada dasarnya
adalah membandingkan status kesehatan pasien dengan kriteria hasil dengan
tujuan yang telah dicapai /ditetapkan (wartonoh,2015)
DAFTAR PUSTAKA

Affandi,B. 2013. Buku Panduan pelayanan kontrasepsi Jakarta: PT Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Handayani, Sri. 2014, Buku Ajar Pelayanan Berencana. Yogyakarta: Pustaka


Rihanna

Kemenkes. 2016.info DATIN pusat data dan informasi.

Manuaba.2016 ilmu Kebidanan, penyakit kandungan, dan KB Jakarta:EGC

Maryunani , Anik.2016.management kebidanan terlengkap. Jakarta: Buku


Kesehatan

Mulyani .S.St,2013. Keluarga Berencana dan alat kontrasepsi. Yogyakarta:


Nuhu Medika. Asuhan kebidanan pada masa nifas. Yogyakarta:
Pustaka Baru press

Soekidjo Notoatmodjo. 2013. Keperawatan maternity:Jakarta medika

Pinem.2014 .Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: TIM

Setyaningrum. Erna.2015.Pelayanan keluarga berencana dan kesehatan


reproduksi

WHO.2013.Marternal mortality
FORMAT LAPORAN KB

A. PENDAHULUAN
Tingginya laju pertumbuhan penduduk saat ini juga menjadi masalah besar
di Indonesia.Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk terbanyak
keempat di dunia. Indonesia diprediksi akan mendapatkan “bonus demografi”,
yaitu bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan
yang dialaminya, yang diperkirakan terjadi pada tahun 2020-2030. Untuk
mempersiapkan kondisi ini, maka pemerintah perlu mengantisipasi masalah-
masalah yang mungkin terjadi, di antaranya dengan program Keluarga
Berencana.
Program keluarga berencana (KB) dilakukan untuk mengatur jumlah
kelahiran atau menjarangkan kelahiran. Oleh sebab itu, dalam upaya
meningkatkan kesehatan ibu, sasaran utama program KB adalah pada kelompok
unmet need, dan ibu pasca persalinan. KB pasca persalinan merupakan sasaran
penting serta suatu upaya strategis dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI),
Angka Kematian Bayi (AKB) serta penurunan Total Fertility Rate (TFR).
Mengikuti program KB setelah persalinan akan mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita serta ibu
memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri, anak dan
keluarga. Dengan demikian pelayanan keluarga berencana merupakan upaya
pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama
B. TEMPAT PRAKTEK
RSUD KOTA MAKASSAR DI RUANGAN POLI OBGYN
C. WAKTU PRAKTEK
Selasa 09 mei 2023 (Pukul : 09:33)
D. TUJUAN YANG HENDAK DICAPAI
1. Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk.
2. Untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga kecil.
3. Untuk meningkatkan kesehatan keluarga.
E. LAPORAN KASUS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERIAN
KONTRASEPSI PIL KB
I. Pengkajian Klinis Keluarga Berencana
1. Nama : Ny. N
2. Umur : 25 Tahun
3. Status perkawinan : Kawin
4. Lamanya kawin : 3 Tahun
5. Usia anak : 1 Tahun 9 Bulan
6. Haid terakhir : Bulan 9 tahun 2022
7. Alasan datang ke poliklinik KB : Untuk PIL KB
8. Masalah kehamilan dan persalinan yang lalu : Tidak ada
9. Ibu datang ke poliklinik pada tanggal : 2-05-2023
II. Riwayat Kesehatan
1. Penyakit yang diderita dan pernah diderita
Ibu mengatakan sekarang ini tidak menderita penyakit, dan riwayat
penyakit yang lalu tidak menderita penyakit yang serius seperti
hipertensi. Hanya saja pernah mengalami gejala yaitu nyeri kepala.
2. Keluhan pusing, mual, muntah
Ibu mengatakan sejak mengandung mengalami keluhan pusing, mual,
dan muntah.

3. Riwayat perdarahan pada genitalia, terutama waktu senggama, atau haid


yang tidak teratur
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami riwayat perdarahan dan pola
haidnya teratur.
4. Ringkasan pemeriksaan fisik singkat
Kepala : Rambut panjang, hitam, kulit kepala bersih, tidak ada
nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
Wajah : Keadaan wajat tidak pucat dan tidak ada odema.
Mata : Penglihatan normal, konjungtiva merah muda dan
sclera tidak icterus.
Hidung : Simetris lubang hidung kiri dan kanan, fungsi
penciuman normal, dan tidak ada polip.
Telinga : Simetris telinga kanan dan kiri, pendengaran normal,
dan tidak ada serumen.
Mulut : Bibir lembab, gigi bersih, fungsi pengecap normal,
dan tidak ada caries.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe, dan
vena jugularis.
Dada : Simetris dada kiri dan kanan, dan tidak ada benjolan
pada payudara.
Abdomen : Tidak ada jaringan parut atau bekas operasi.
Ekstremitas : Rentang gerak ekstremitas atas dan bawah normal,
dan tidak terdapat odema.
Genitalia : Bersih, tidak ada riwayat gatal, dan tidak ada bekas
luka jahitan.
Anus : Tidak ada hemoroid.
5. Tanda-tanda vital : TD : 120/80 mmHg
N : 100x/menit
S : 36oC
P : 20 x/menit

III. Riwayat Sosial


1. Riwayat merokok
Ibu mengatakan tidak pernah merokok.
2. Riwayat minum minuman keras
Ibu mengatakan tidak pernah mengonsumsi minuman keras.
3. Riwayat minum kopi
Ibu mengatakan tidak mengonsumsi kopi.
4. Riwayat konsumsi obat-obatan
Ibu mengatakan apabila mengalami nyeri kepala, maka dia membeli
obat di warung yaitu bodrex.
5. Hubungan dengan keluarga lain
Hubungan ibu dengan keluarga lain yaitu harmonis.

IV. Pemberian Suntikan Devo Provera


1. Persiapan alat :
a. Obat devo provera 1 flakon
b. Spoit disposible 2,5 cc 1 buah
c. Kapas alkohol
d. Nierbekken
2. Persiapan pasien :
a. Pasien diberitahukan tentang hal-hal yang akan dilakukan
b. Posisi pasien bisa duduk atau berdiri
3. Komposisi obat :
a. Medroxyprogesteron Acetat 150 mg
4. Mekanisme kerja obat :
a. Menghambat sekresi hormon terutama LTH sehingga mencegah
terjadinya ovulasi
b. Mempengaruhi stadium sekresi yang diperlukan sebagai persiapan
endometrium untuk kemungkinan nidasi dari ovum yang telah
dibuahi
c. Menambah kepekatan lendir serviks
d. Mencegah kecepatan transplantasi ovum melalui tuba ke uterus
5. Keuntungan :
a. Tidak mempengaruhi laktasi
b. Jangka waktu pemakaian lebih panjang
c. Mengurangi kehilangan darah haid
6. Efek samping :
a. Amenorhoe
b. Berat badan bertambah
c. Dapat mengurangi terjadinya perdarahan yang tidak teratur berupa
spoting
d. Perasaan lesu
7. Mekanisme kerja :
a. Anjurkan pasien untuk duduk
b. Isi kartu pasien setelah dianamneses
c. Mengukur tekanan darah dan menimbang berat badan
d. Mencuci tangan
e. Hisap obat sampai habis (1 cc)
f. Desinfeksi kulit yang akan disuntik, lalu jarum ditusukkan kemudian
aspirasi pengisap untuk mencegah ada darah keluar atau tidak.
g. Bila tidak ada darah, obat dimasukkan perlahan-lahan sampai habis,
lalu jarum dicabut.
h. Spoit yang sudah dipakai dibuang pada nierbekken.
i. Catat pada kartu ibu kapan harus kembali
j. Mencuci tangan
k. Alat-alat diberesekan
8. Faktor penghambat :
Adapun faktor penghambat selama melakukan praktek yaitu kami
melakukan praktek di lingkungan sekitar sehingga kami tidak boleh
melakukan tindakan invasif seperti menyuntik dan kami membutuhkan
beberapa waktu untuk mencari dan menyesuaikan waktu dengan klien.
Serta kami tidak terlalu mengetahui pelayanan di tempat fasilitas
kesehatan.
9. Faktor penunjang :
a. Clinical struktur :
-
b. Pembimbing institusi :
Memberi banyak masukan dan arahan berupa pengetahuan sehingga
kami dapat menerapkan dilingkungan sekitar tempat tinggal, dan
memantau kegiatan praktek kami melalui sosial media yaitu dengan
memberikan informasi melalui group whatsaap, demi kelancaran
praktek online yang kami lakukan.

V. Kegiatan yang dilakukan Selama (1) Hari


HARI/ JAM URAIAN KEGIATAN
TGL
Selasa, 10:11 a. Mencari klien yang sedang menjalani
02/05/202 WITA program KB di RSUD kota makassar
3 b. Pemeriksaan TTV
c. Orientasi dan meminta persetujuan klien
untuk dikaji terkait program KB yang dia
jalani.

VI. Kesimpulan
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Program keluarga berencana (KB) dilakukan untuk mengatur jumlah


kelahiran atau menjarangkan kelahiran.
2. Jenis kontrasepsi pada ibu yaitu kontrasepsi PIL KB dan sudah satu
tahun ibu menjalani program tersebut.
3. Efek samping yang biasa ibu rasakan semenjak menjalani program
suntik KB yaitu nyeri kepala.

Anda mungkin juga menyukai