Anda di halaman 1dari 20

KERANGKA ACUAN KERJA

(Pekerjaan Jasa Konsultansi Badan Usaha)

Penyusunan Rencana Induk dan Program Jangka


Menengah untuk Mendukung Kawasan Food Estate
Kalimantan Tengah

Tahun Anggaran 2021

PUSAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PUPR WILAYAH I


BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
Penyusunan Rencana Induk dan Program Jangka Menengah untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat


Unit Eselon I : Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Program : Program Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Hasil (Outcome) : Tersusunnya Dokumen Rencana Induk Dan Program
Jangka Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR
Untuk Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan
Tengah
Unit Eselon II : Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I
Kegiatan : Penyusunan Rencana Induk dan PJM untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah
Indikator Kinerja Kegiatan : Rencana Induk Dan Program Jangka Menengah
Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk Mendukung
Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah
Jenis Keluaran : • RMK, Laporan Pendahuluan, Laporan Antara, dan
Laporan Akhir Rencana Induk Dan Program Jangka
Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR
Untuk Mendukung Kawasan Food Estate
Kalimantan Tengah
• Dokumen Rencana Induk Dan Program Jangka
Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR
Untuk Mendukung Kawasan Food Estate
Kalimantan Tengah
Volume dan Satuan Keluaran : • 5 (lima) Laporan Pendahuluan;
(Output) • 5 (lima) Laporan Antara;
• 5 (lima) Laporan Draft Akhir;
• 5 (lima) Laporan Akhir;
• 5 (lima) Buku Rencana Induk dan PJM Mendukung
Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah
1. LATAR BELAKANG

Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat bertahan


hidup dan karenanya kecukupan pangan bagi setiap orang setiap waktu
merupakan hak azasi yang layak dipenuhi. Berdasar kenyataan tersebut
masalah pemenuhan kebutuhan pangan bagi seluruh penduduk setiap saat di
suatu wilayah menjadi sasaran utama kebijakan pangan bagi pemerintahan
suatu negara.

Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar tentu


menghadapi tantangan yang kompleks dalam memenuhi kebutuhan pangan
penduduknya. Oleh karena itu kebijakan ketahanan pangan juga menjadi isu
sentral dalam pembangunan.

Dalam UU No.18 Tahun 2012 tentang Pangan, ketahanan pangan diartikan


sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah
maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat
hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Mewujudkan ketahanan pangan nasional harus didukung oleh setidaknya 3


aspek penting yaitu aspek ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan.
Berkaitan dengan aspek ketersediaan pangan, kelangsungan proses produksi
pangan dengan pelaku utama petani, memerlukan ketersediaan lahan secara
berkelanjutan dalam jumlah dan mutu yang memadai. Oleh karena itu
ketersediaan lahan pertanian berkelanjutan merupakan hal yang sangat
mendasar untuk menciptakan ketahanan pangan nasional.

Penyediaan lahan pertanian untuk produksi pangan hingga kini menghadapi


tantangan yang cukup berat, akibat ledakan jumlah penduduk. Sehingga muncul
ancaman alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian (permukiman, industry,
jasa, dll). Selain itu laju degradasi kualitas lahan pertanian juga ikut meningkat
akibat tekanan manusia kepada lahan yang melebihi daya dukungnya.

Menghadapi permasalahan tersebut, Pemerintah mengambil kebijakan untuk


mempertahankan dan meningkatkan kapasitas produksi pangan agar
momentum ketahanan pangan nasional dapat diwujudkan dan berkelanjutan.
Kebijakan diarahkan untuk mengendalikan laju alih fungsi lahan, perluasan
lahan, dan meningkatkan mutu untuk memperbaiki produktivitasnya. Sejalan
dengan uraian tersebut, Pemerintah telah merencanakan program
“Pembangunan Food Estate” di beberapa wilayah, salah satunya di Provinsi
Kalimantan Tengah.
Food Estate merupakan konsep pengembangan produksi pangan yang
dilakukan secara terintegrasi, mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan
dalam suatu kawasan lahan yang luas.
Desain pengembangan kawasan pangan dirancang berdasarkan empat
pendekatan yaitu pendekatan pengembangan wilayah, pendekatan integrasi
sektor dan sub sektor, pendekatan lingkungan berkelanjutan, dan pendekatan
pemberdayaan masyarakat lokal.

Selain tentang luasan lahan, mutu dan produktivitas pertanian tentu tidak
terlepas dari infrastruktur produksi seperti air, listrik, jalan, dan telekomunikasi,
serta sarana prasarana pendukung lainnya. Untuk itu dibutuhkan koordinasi
antar K/L terkait untuk penyediaan infrastruktur yang memadai bagi kawasan
food estate.

Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :


1. Mengidentifikasi potensi lahan yang sesuai untuk pengembangan komoditas
unggulan
2. Merenovasi dan memperluas infrastruktur fisik dengan rehabilitasi jaringan
irigasi lama dan membangun jaringan irigasi baru untuk kebutuhan
pengembangan lahan
3. Mempercepat penerapan teknologi spesifik untuk meningkatkan daya saing
komoditas
4. Menjamin ketersediaan sarana prasarana produksi untuk usaha
5. Merevitalisasi sistem kelembagaan petani untuk mempercepat adopsi
teknologi
6. Mengembangkan sistem pemasaran hasil pertanian yang efisien dan adil

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.13


Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat, Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana induk, sinkronisasi dan
penyusunan prioritisasi program dan strategi pembiayaan jangka menengah dan
tahunan, serta pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan
pembangunan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat berdasarkan
pendekatan pengembangan wilayah di wilayah Pulau Sumatera dan Pulau
Kalimantan.

Sejak tahun 2015, Kementerian PUPR c.q. Badan Pengembangan Infrastruktur


Wilayah (BPIW) telah menyusun beberapa rencana induk baik rencana induk
pulau, WPS, kawasan strategis, maupun perkotaan antara lain Rencana
Pengembangan Infrastruktur PUPR Mendukung Ketahanan Pangan, Air, dan
Energi di Pulau Sumatera dan Pulau Jawa-Bali; dan Kebijakan dan Strategi
Pengembangan Kapet di regional Sumatera, Kalimantan, dan Nusa Tenggara.
Dokumen-dokumen tersebut adalah sebagai dasar acuan perencanaan dan
pemrograman infrastruktur PUPR serta menjadi bahan pertimbangan bagi
Kementerian/Lembaga lain, Pemerintah Daerah, serta sektor swasta dalam
proses perencanaan infrastruktur yang terkait.

Untuk itu pada Tahun Anggaran 2021 dalam rangka mewujudkan ketahanan
pangan, akan diselenggarakan Kegiatan Penyusunan Rencana Induk dan
Program Jangka Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah.

2. Maksud dan Tujuan


Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Dan Program Jangka Menengah
Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk Mendukung Kawasan Food Estate
Kalimantan Tengah dimaksudkan untuk menyusun dasar/acuan bagi
perencanaan dan pemrograman pengembangan infrastruktur Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR) Food Estate Kalimantan Tengah melalui
perencanaan dan pembangunan infrastruktur strategis dan terpadu.
Kegiatan ini bertujuan untuk menghasilkan dokumen Rencana Induk Dan
Program Jangka Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah, dengan (melalui)
terselenggaranya fasilitasi, sosialisasi, diskusi/FGD/workshop, survei, analisis,
penyusunan dokumen, dan koordinasi antarsektor terkait baik di tingkat pusat
maupun daerah, serta pemutakhiran data dalam Penyusunan Rencana Induk Dan
Program Jangka Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah.

3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan ini antara lain:
a. Terpadunya perencanaan dan pembangunan infrastruktur PUPR dengan
pengembangan kawasan baik antardaerah, antarsektor maupun antartingkat
pemerintahan pada kawasan Food Estate di Kalimantan Tengah;
b. Tersusunnya dokumen rencana sebagai acuan bagi keterpaduan
perencanaan dan pemograman pengembangan infastruktur PUPR untuk
mendukung kawasan Food Estate di Kalimantan Tengah;
c. Tersusunnya laporan keterpaduan jangka menengah pengembangan
infrastruktur PUPR pada kawasan Food Estate di Kalimantan Tengah;
d. Tersusunnya dokumen arahan pembangunan infrastruktur PUPR yang
menggunakan prinsip berkelanjutan yang memperhatikan daya dukung dan
daya tampung lingkungan serta dampak terhadap perubahan iklim, responsif
gender dan estetis, infrastruktur PUPR dan kawasan yang berketahanan
bencana, dan lain-lain;
e. Tersusunnya matriks perencanaan jangka menengah untuk pengembangan
infratsruktur PUPR, indikasi program tahunan termasuk penjelasan persiapan
dan penyelesaian kriteria kesiapannya;
f. Terhimpunnya data sebagai baseline data melalui survei primer dan
sekunder;
g. Terselenggaranya fasilitasi dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman
pemangku kepentingan;
h. Terlaksananya analisis data dan informasi berdasarkan metode sesuai
dengan standar atau ketentuan pelaksanaan analisis;
i. Terselenggaranya koordinasi antarsektor melalui diskusi, FGD, workshop,
dan survei; dan
j. Terselenggaranya pemutahiran data dan informasi terkait infrastruktur
PUPR, isu strategis, serta perkembangan kawasan terkait.

4. LOKASI PEKERJAAN
Lokasi kegiatan ini dilakukan di lakukan di Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera.

5. SUMBER PENDANAAN
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) termasuk PPN yang berasal dari APBN Tahun Anggaran
2021.

6. NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN


Nama Pejabat Pembuat Komitmen: Benny Hermawan, ST., M.Sc
Satuan Kerja: Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur
PUPR

7. DATA DASAR
a) RPJP, RPJMN, RENSTRA Kementerian PUPR, RPJMD;
b) RTRWN, RTR Pulau, RTRW Provinsi, RTRW Kabupaten/Kota;
c) RZ KSNT, RZWP3K, dan RTR Kawasan Perbatasan Aceh-Sumut;
d) Pola Pengelolaan Sumber Daya Air, Rencana Umum Jaringan Jalan,
Rencana Pembangunan Investasi Jangka Menengah (RPIJM), Rencana
Pengembangan dan Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
(RP3KP);
e) SSK, RI-SPAM;
f) Rencana Induk K/L lainnya; dan
g) Lain-lain

8. STANDAR TEKNIS
▪ Standar Teknis: Norma standar pedoman dan kriteria yang dikeluarkan oleh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta instansi lain
yang terkait.
▪ Klasifikasi Ijin Usaha: Perencana dan Perancang Perkotaan (PR-101); Jasa
Perencana Wilayah (PR-102); Jasa Perencana dan Perancang Lingkungan
Bangunan dan Lansekap (PR-103); atau Jasa Survei Pembuatan Peta
(SP304).

9. STUDI-STUDI TERDAHULU
▪ Rencana Induk Pengembangan Infrastruktur PUPR Pulau Kalimantan
▪ Profil Pengembangan Wilayah Pulau Kalimantan

10. REFERENSI HUKUM


▪ Undang-Undang No. 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air;
▪ Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
▪ Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
▪ Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN;
▪ Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
▪ Undang-Undang No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
▪ Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
▪ Undang-Undang No.18 Tahun 2012 tentang Pangan
▪ Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian
Berkelanjutan
▪ Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
▪ Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
▪ Peraturan Pemerintah No.40 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional;
▪ Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2016 Tentang Tata Cara
Penyelenggaraan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
▪ Peraturan Presiden No. 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan Dan
Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025;
▪ Peraturan Presiden No. 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024;
▪ Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian
Negara;
▪ Peraturan Presiden No. 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.;
▪ Peraturan Presiden No. 56 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden No. 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
Proyek Strategis Nasional;
▪ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
13.1/PRT/M/2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat; dan
▪ Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 13 Tahun
2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
▪ Peraturan dan Perundangan Sektor Terkait.

11. LINGKUP PEKERJAAN


A. Lingkup Kegiatan
Cakupan wilayah dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan Rencana Induk Dan
Program Jangka Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk
Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah meliputi wilayah Kapuas
dan Pulang Pisau, beserta wilayah pengaruhnya.
B. Lingkup Pelaksanaan
Kegiatan ini mempunyai lingkup untuk menyusun rencana induk dan program
jangka menengah pengembangan infrastruktur PUPR terpadu untuk mendukung
Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah termasuk wilayah pengaruhnya.
Perencanaan terpadu yang disusun mempunyai durasi program pengembangan
5 tahunan dan penjabaran dalam program tahunan, serta prioritisasi program.
Lingkup Pelaksanaan Kegiatan ini minimal meliputi:
a. Melakukan persiapan kegiatan termasuk penyusunan Rencana Mutu Kontrak
Pelaksanaan Kegiatan terkait;
b. Melakukan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) kegiatan terkait;
c. Melakukan studi literatur;
d. Menyusun metodologi untuk menghasilkan output oleh masing-masing tenaga
ahli;
e. Melakukan review dan identifikasi termutakhir mengenai isu strategis,
permasalahan dan tantangan kawasan/wilayah serta infrastruktur PUPR dan
Non PUPR;
f. Melakukan identifikasi termutakhir mengenai kebijakan, program lintas sektor
dan lintas tingkat pemerintahan yang menjadi prioritas nasional dan prioritas
daerah terutama yang akan menjadi pertimbangan dalam penyusunan kegiatan
terkait;
g. Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer dengan metode yang
disepakati bersama tim Direksi Teknis Paket Pekerjaan;
h. Melakukan pengumpulan data spasial dalam format GIS untuk masing-masing
tematik;
i. Melakukan pengumpulan data kuantiatif untuk masing-masing tematik dengan
rentang waktu historis minimal 10 tahun;
j. Melaksanakan survei lapangan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
kinerja infrastruktur eksisting (mengacu lampiran II Peraturan Menteri PUPR
No.25 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Data Dan Informasi Geospasial
Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat) dan potensi
pengembangan kawasan yang akan dilakukan di Food Estate Kalimantan
Tengah beserta wilayah pengaruhnya dan melakukan benchmarking terhadap
kawasan serupa di wilayah lainnya.
k. Melaksanakan koordinasi di daerah ke instansi terkait dalam rangka
penyepakatan konsep pengembangan kawasan, dukungan infrastruktur, dan
program pembangunan infrastruktur PUPR;
l. Menyusun Matriks Perencanaan dan Program Pengembangan infratsruktur
PUPR (5 tahunan) dengan indikasi program tahunan termasuk penjelasan
persiapan dan penyelesaian kriteria kesiapannya;
m. Menyusun Pedoman RPIPT-KS untuk Kawasan Food Estate;
n. Asistensi substansi dan pelaporan progres dengan Tim Supervisi secara
berkala minimal 2 (dua) kali setiap minggu;
o. Melaksanakan rapat pembahasan/FGD daerah yang dilaksanakan sebanyak
2 (dua) kali di Kota Palangkaraya dan Tarakan dengan mengundang sekitar 40
orang peserta dari Balai, Satker, Dinas Provinsi, dan Dinas Kabupaten/Kota,
serta instansi terkait/ pengelola kawasan diantaranya Kementerian Pertanian,
Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Pertahanan dan Kementerian BUMN. FGD ini bertujuan untuk melakukan
konfirmasi dan kesepakatan daerah, balai, dan satker terkait penajaman dan
pemutakhiran profil, arahan rencana pengembangan kawasan, serta
kesepakatan bersama;
p. Melaksanakan rapat pembahasan pendahuluan, interim, dan akhir masing-
masing 1 (satu) kali di Jakarta dengan mengundang minimal 30 (tiga puluh)
orang dari Kementerian/Lembaga terkait meliputi Kementerian Pertanian,
Bappenas, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Pertahanan dan Kementerian BUMN, Unit Organisasi Kementerian PUPR,
serta akademisi.

C. Metodologi
Metodologi penyusunan dokumen Rencana Induk dan Program Jangka
Menengah Pengembangan Infrastruktur PUPR Untuk Mendukung Kawasan
Food Estate Kalimantan Tengah meliputi:
▪ Penyusunan Profil Kawasan: Penyiapan profil kawasan termasuk di
dalamnya tahapan yang terdiri atas persiapan, survei, pengolahan data, dan
kompilasi data yang meliputi kegiatan antara lain penyusunan buku profil dan
penyajian peta yang komunikatif. Profil kawasan menggambarkan dan
menjelaskan kondisi eksisting pada kawasan food estate dan wilayah
pengaruhnya yang diperoleh dari input, yang minimal terdiri dari:
i. Analisis Kelembagaan;
ii. Analisis regulasi;
iii. Analisis Posisi Geografis dan Peran dalam Wilayah Regional;
iv. Analisis wilayah pengaruh dari pengembangan Kawasan;
v. Analisis Kondisi Fisik;
vi. Analisis Kondisi Daya Dukung dan Daya Tampung Kawasan dan
Lingkungan;
vii. Analisis Kondisi Kebencanaan;
viii. Analisis Kependudukan dan tenaga kerja;
ix. Analisis Sosial dan Ekonomi Kawasan;
x. Analisis Dukungan Ekosistem Kawasan;
xi. Analisis Rantai Pasok;
xii. Analisis Kondisi Kinerja Infrastruktur Eksiting dan gap terhadap standar
pelayanan minimal; dan
xiii. Analisis cakupan wilayah yang terdiri dari kawasan inti, penyangga, dan
pengaruh.
▪ Merencanakan kondisi kawasan yang diinginkan pada 5 tahun ke depan,
yang mencakup simpul produksi, kawasan investasi, kawasan permukiman,
kapasitas kependudukan, kebutuhan infrastruktur PUPR dan non-PUPR,
serta gambaran tata ruang kawasan yang diinginkan. Penyusunan
perencanaan kawasan ini dilakukan minimal dengan memperhatikan
kebijakan yang ada, isu strategis, agenda nasional dan internasional (misal
SDG’s, dll), kebutuhan pengembangan kawasan, perkembangan teknologi.
Proses penyusunan ultimate kawasan strategis didukung dengan analisis,
yang minimal terdiri dari:
i. Konvergensi kebijakan, rencana, dan program mendukung kawasan
food estate serta direktif presiden;
ii. Analisis spasial berupa arahan rencana tata ruang dan daya dukung
dan daya tampung kawasan;
iii. Analisis isu strategis pengembangan infrastruktur mendukung
pengembangan infrastruktur mendukung kawasan food estate;
dilanjutkan dengan analisis gap existing vs expected condition;
iv. Analisis dukungan regional dan pengembangan;
v. Analisis Skenario Pengembangan berdasarkan berbagai alternatif
perkembangan Kawasan Food Estate;
vi. Analisis proyeksi dan dampak pengembangan kawasan dengan Model
GIS; dan
vii. Penyusunan peta Ultimate untuk sektor PUPR dan non-PUPR.
▪ Penyusunan strategi pengembangan kawasan dan strategi pengembangan
infrastruktur PUPR termasuk di dalamnya tahapan yang terdiri atas
penyusunan skenario pengembangan wilayah. Dalam menyusun strategi
pengembangan kawasan dan strategi pengembangan infrastruktur PUPR
perlu dilaksanakan analisis, yang minimal terdiri dari:
i. Penjabaran Kawasan pada 5 tahun kedepan melalui penyusunan
kebijakan dan strategi pembangunan infrastruktur PUPR berdasarkan
arah pengembangan;
ii. Analisis penciptaan nilai dan daya ungkit dari pembangunan
infrastruktur PUPR;
iii. Analisis keterpaduan infrastruktur PUPR (antarsektor/antarbidang,
antartingkat pemerintahan) dengan pengembangan Kawasan Food
Estate dan wilayah pengaruhnya
▪ Penyusunan Rencana Strategis Infrastruktur kawasan (RSI) merupakan
strategi pemenuhan infrastruktur, yang mencakup rencana konektivitas
antarkawasan, dukungan terhadap kawasan strategis, dukungan terhadap
hinterland, keterpaduan infrastruktur PUPR dan non-PUPR dengan sektor
dan daerah, serta rencana peningkatan kualitas permukiman;
▪ Penyusunan Program Jangka Menengah Infrastruktur PUPR (5 tahunan),
dan penjabaran dalam program tahunan, serta prioritisasi program, yang di
dalamnya tahapan yang terdiri atas: 1) perumusan program infrastruktur
PUPR, yang telah mempertimbangkan “readiness criteria”; dan 2) identifikasi
program sektor strategis infrastruktur PUPR dan non-PUPR, daerah, dan
dunia usaha agar terjalin keterpaduan dengan program infrastruktur PUPR.
Dalam menyusun rencana pembangunan jangka menengah infrastruktur
PUPR di kawasan Strategis perlu dilaksanakan analisis, yang minimal terdiri
dari:
i. Identifikasi ketersediaan dan kebutuhan “readiness criteria” untuk
masing-masing kegiatan;
ii. Analisis program prioritas pembangunan infrastruktur;
iii. Analisis kelayakan ekonomi dan finansial;
iv. Analisis kebutuhan dan sumber pembiayaan
v. Analisis mekanisme pembiayaan melalui KPBU;
vi. Analisis Kelembagaan;
vii. Menentukan indikator ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan untuk
mengukur outcome dan impact pembangunan infrastruktur PUPR di
dalam lingkup kawasan;
viii. Analisis outcome dan impact pembangunan infrastruktur PUPR di
dalam lingkup kawasan;
ix. Penyusunan peta program infrastruktur sektor SDA, BM, CK, dan PnP
jangka menengah, dan program per tahun.
▪ Penyusunan proses bisnis pengembangan keterpaduan infrastruktur PUPR
dan non-PUPR, konsep pengembangan dan kelembagaan, proses bisnis
pelaksanaan pembangunan infrastruktur PUPR;
▪ Penyusunan rencana pengelolaan dan pengendalian keterpaduan program
termasuk di dalamnya tahapan yang terdiri atas perumusan peraturan dan
lembaga pengelola pelaksana program di kawasan strategis dan area
inkubasi; dan penyepakatan Rencana Pengembangan Infastruktur PUPR
dan non-PUPR mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah dan
Wilayah Pengaruhnya oleh pemangku kepentingan. Rencana aksi ini
disusun untuk menjamin keberlangsungan pengelolaan dan efektivitas
program infrastruktur wilayah bagi perkembangan ekonomi di wilayah
strategis yang memuat analisis, yang minimal terdiri dari:
i. Analisis Stakeholder;
ii. Analisis Kerangka Regulasi dan Kerangka Kelembagaan; dan
iii. Analisis Pola Penyelenggaraan dan Pembiyaan.
▪ Penyusunan Peta Rencana Pengembangan Kawasan dan Peta Program
yang menunjukkan keterpaduan program infrastruktur PUPR dengan skala
minimal 1:50.000;
▪ Penyusunan konsep Peta Tematik.

12. KELUARAN
Keluaran sesuai dengan lingkup pekerjaan sekurang-kurangnya meliputi:

a. 5 (lima) Laporan Pendahuluan;

b. 5 (lima) Laporan Antara;

c. 5 (lima) Laporan Draft Akhir;

d. 5 (lima) Laporan Akhir;

e. Buku Rencana Induk dan PJM Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah;

f. Peta Rencana, Album Peta A3, dan Album Peta A4;

g. Penyimpanan seluruh data kegiatan dan proses analisis dalam bentuk


digital termasuk peta dengan format shp dalam Hardisk Eksternal.

Keluaran dalam bentuk dokuman dan laporan:

a. Rencana Mutu Kontrak (RMK):

Laporan Rencana Mutu Kontrak (RMK) harus diserahkan selambat-


lambatnya 1 (satu) bulan sejak setelah ditandatangani kontrak bersamaan
dengan penyerahan laporan pendahuluan sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Laporan RMK memuat:

▪ Lembar Pengesahan;

▪ Kebijakan mutu dan sasaran mutu proyek (pekerjaan);

▪ Informasi proyek (pekerjaan);

▪ Penjelasan Lingkup Proyek (pekerjaan);

▪ Lokasi Proyek;

▪ Pihak-pihak yang terlibat;

▪ Struktur organisasi proyek;

▪ Tugas, tanggung jawab, dan wewenang;

▪ Metode kerja pelaksanaan;


▪ Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

▪ Jadwal tenaga kerja;

▪ Jadwal Pelaporan;

▪ Progress Kerja;

▪ Jadwal pengetesan (pembahasan);

▪ Cash flow.

b. Laporan-laporan:

▪ Laporan pendahuluan;

▪ Laporan bulanan;

▪ Laporan antara;

▪ Laporan draft akhir;

▪ Laporan akhir.

c. Album peta A3 dan A4

Album ini berisi peta citra, peta konsep Rencana Pengembangan


Infrastruktur PUPR Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah,
masing-masing diserahkan selambat-lambatnya pada bulan ke-8 (delapan)
sejak SPMK diterbitkan masing-masing sebanyak 5 (lima) eksemplar. Peta
Geospasial perlu mengikuti kaidah yang ditetapkan dalam Standar
Operasional dan Prosedur Pengelolaan Data dan Informasi Geospasial
Infrastruktur Bidang PUPR sesuai dengan Permen PUPR Nomor
25/PRT/M/2015.

d. Laporan Prosiding

Laporan prosiding merupakan kumpulan hasil pelaksanaan seluruh


rangkaian kegiatan termasuk rapat pembahasan, koordinasi,
FGD/Konsinyasi, maupun workshop pada tahun 2021. Laporan prosiding
pada tahun 2021 dikumpulkan pada bulan ke-8 (delapan) yang masing-
masing dibuat rangkap 5 (lima).

e. Policy Brief

Laporan ini berisikan mengenai Rencana Induk dan PJM Kawasan Food
Estate Kalimantan Tengah. Laporan ini dikumpulkan selambatnya pada
bulan ke-8 setelah SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap.
f. Executive Summary

Ringkasan Eksekutif merupakan ringkasan dari keseluruhan isi Buku


Penyusunan Rencana Induk dan PJM Kawasan Food Estate Kalimantan
Tengah. Laporan ini dikumpulkan selambatnya pada bulan ke-8 setelah
SPMK dan diserahkan sebanyak 5 (lima) rangkap.

g. Laporan dalam hardisk eksternal

Semua materi dan produk pelaporan yang merupakan bagian dari kegiatan
Penyusunan Rencana Induk dan PJM Kawasan Food Estate Kalimantan
Tengah dikumpulkan dalam format softcopy dalam bentuk hardisk eksternal
sebanyak 2 (dua) buah).

13. PERALATAN, MATERIAL, PERSONEL DAN FASILITAS DARI PPK


-

14. PERALATAN DAN MATERIAL DARI PENYEDIA JASA KONSULTASI


Komputer, infocus, printer, kamera, gps, voice recorder, dan drone, dll

15. LINGKUP KEWENANGAN PENYEDIA JASA


-

16. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN


Waktu Pelaksanaan akan dilaksanakan selama 8 (delapan) bulan secara
berturut-turut untuk tahun anggaran 2021.
17. KEBUTUHAN PERSONEL MINIMAL
Kegiatan ini dilaksanakan secara kontraktual, di mana dalam pelaksanaan
pekerjaan ini dibutuhkan tenaga ahli yang menguasai bidang keahlian tertentu yang
berjumlah 9 (sembilan) orang.
Kualifikasi Jumlah
Posisi Orang
Pendidikan Keahlian Pengalaman
Bulan
Tenaga Ahli:
S-2
Tenaga Ahli SKA Klasifikasi Bidang
Perencanaan 1 orang
Perencanaan Perencanaan Wilayah
Wilayah dan 3 tahun x8
Wilayah dan Kota dan Kota kualifikasi Ahli
Kota/Urban bulan
(Team Leader) Madya
Design
Spesialisasi keahlian 1 orang
Tenaga Ahli
S-1 Pertanian dan pengalaman pada 3 tahun x8
Pertanian
bidang pertanian bulan
SKA Klasifikasi Ahli 1 orang
Tenaga Ahli S-1 Teknik
Teknik Jalan kualifikasi 3 tahun x8
Transportasi Sipil
Ahli Muda bulan
SKA Klasifikasi Ahli
1 orang
S-1 Teknik Teknik Bendungan
Tenaga Ahli SDA 3 tahun x8
Sipil Besar kualifikasi Ahli
bulan
Muda
SKA Klasifikasi Ahli 1 orang
S-1 Geodesi/
Tenaga Ahli GIS Geodesi kualifikasi Ahli 3 tahun x8
Geografi
Muda bulan
Tenaga Ahli Spesifikasi keahlian dan 1 orang
S-1 Teknologi
Teknologi pengalaman pada 3 tahun x8
Pangan
Pangan bidang teknologi pangan bulan
SKA Klasifikasi Bidang 1 orang
Tenaga Ahli S-1 Teknik
Teknik Lingkungan 3 tahun x8
Lingkungan Lingkungan
Kualifikasi Ahli Muda bulan
Spesialisasi dan
1 orang
Tenaga Ahli pengalaman di bidang
S-1 Hukum 3 tahun x8
Kebijakan Publik perumusan
bulan
strategi/kelembagaan
Spesialisasi dan
Tenaga Ahli 1 orang
pengalaman di bidang
Pemberdayaan S-1 Sosiologi 3 tahun x8
pemberdayaan
Masyarakat bulan
masyarakat
Tenaga Pendukung:
S-1 Teknik
Tenaga Sub
Planologi/ 1 orang
Profesional
Perencanaan - - x8
Perencanaan
Wilayah dan bulan
Wilayah Kota
Kota
Tenaga ahli dan tenaga pendukung merupakan lulusan universitas negeri atau
yang telah disamakan dengan Akreditasi A. Tenaga ahli wajib menyertakan SKA
yang dikeluarkan oleh asosiasi profesi yang telah disahkan oleh LPJK sebagai bukti
kualifikasi dan kemampuannya masing-masing dan/atau bukti pengalaman kerja
minimal setara dengan SKA. Tenaga ahli juga wajib menyediakan CV (pengalaman
dilengkapi dengan referensi/surat keterangan) dan ijasah. Penyedia jasa harus
membuat uraian tugas dari masing-masing tenaga ahli dan tenaga pendukung sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan “Penyusunan Rencana Induk
dan PJM Kawasan Mendukung Food Estate Kalimantan Tengah”.

18. JADWAL TAHAPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tim Konsultan harus membuat jadwal pelaksanaan serta metode pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan untuk kegiatan
“Penyusunan Rencana Induk dan PJM Kawasan Mendukung Food Estate
Kalimantan Tengah”.

19. PELAPORAN
RENCANA MUTU KONTRAK
Laporan Rencana Mutu Kontrak memuat: lembar pengesahan, kebijakan mutu
dan sasaran mutu kegiatan/pekerjaan, informasi pekerjaan, penjelasan lingkup
pekerjaan, lokasi pekerjaan, pihak-pihak yang terlibat, struktur organisasi,
tugas, tanggung jawab, dan wewenang, metode kerja pelaksanaan, jadwal
pelaksanaan pekerjaan, jadwal dan uraian tugas tenaga kerja, jadwal
pelaporan, dan progres kerja. Laporan ini harus diserahkan selambat-
lambatnya 14 (empat belas) hari kalender setelah ditandatangani kontrak.
Laporan ini akan diserahkan 5 (lima) rangkap untuk Kepala Satuan Kerja,
Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip dalam rangka pemeriksaan
APIP dan Auditor Eksternal.

LAPORAN PENDAHULUAN
Laporan Pendahuluan adalah laporan yang berisi dasar pemikiran kajian
termasuk latar belakang, rumusan permasalahan, kerangka pemikiran,
metodologi pengolahan data serta jadwal dan rencana pelaksanaan pekerjaan.
Laporan ini diserahkan sejumlah 5 (lima) rangkap dan diserahkan paling lambat
1 (satu) bulan sejak dikeluarkannya SPMK beserta soft filenya ditargetkan
untuk Kepala Satuan Kerja, Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip.
Laporan Pendahuluan dibahas dalam suatu forum pembahasan dengan Tim
Teknis.

LAPORAN BULANAN
Laporan ini menjelaskan proses dan capaian pelaksanaan uraian kegiatan di
setiap bulan waktu pelaksanaan kegiatan termasuk kajian dan identifikasi,
permasalahan dan potensi, lokasi, kebijakan dan strategi serta program sektor-
sektor terkait. Laporan diserahkan selambat-lambatnya pada minggu pertama
bulan berjalan dan dibuat rangkap 3 (tiga) dengan softcopy-nya.
LAPORAN ANTARA
Laporan Antara memuat hasil sementara pelaksanaan kegiatan termasuk di
dalamnya:

▪ Pembahasan hasil survey;


▪ Analisis awal kinerja infrastruktur PUPR di Kawasan Food Estate
Kalimantan Tengah

Laporan harus dibahas untuk mendapatkan masukan hasil perbaikan


diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 5 (lima) buku laporan ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja,
Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip.

LAPORAN DRAFT AKHIR


Laporan ini memuat konsep Penyusunan Rencana Induk dan PJM Kawasan
Food Estate Kalimantan Tengah untuk kemudian dievaluasi dalam rapat
pembahasan penyelesaian laporan akhir. Dalam laporan ini setidaknya
berisikan:

▪ Data-data terseleksi;

▪ Analisis terpilih;

▪ Rumusan hasil sementara;

▪ Konsep/Draft Penyusunan Rencana Induk dan PJM Kawasan Food Estate


Kalimantan Tengah.

Seluruh kegiatan telah didiskusikan dengan tim teknis, diserahkan sesudah


dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Laporan Draft Akhir diserahkan paling lambat 7 (tujuh) bulan setelah SPMK,
dibuat sebanyak 5 (lima) rangkap ditargetkan untuk Kepala Satuan Kerja,
Inspektorat Jenderal, PPK, Tim Teknis dan Arsip serta softcopy-nya

LAPORAN AKHIR
Laporan Akhir menjelaskan hasil pelaksanaan kegiatan ini, mulai dari
persiapan sampai dengan selesainya pelaksanaan kegiatan. Hasil kegiatan
yang telah final dan sudah melalui tahapan diskusi dengan tim teknis serta telah
mendapatkan masukan, diserahkan setelah perbaikan dan penyempurnaan
dari laporan draft akhir

Laporan Akhir sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 8 bulan


kalender setelah SPMK ditandatangani.

Laporan tersebut dibuat untuk setiap tahapan harus dilakukan pembahasan


dengan Kepala Satker, Tim Teknis dan Pejabat yang terkait serta hasilnya
diberikan kepada Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat jenderal, PPK, dan
arsip.

PROSIDING
Prosiding sebanyak 5 (lima) buku diserahkan paling lambat 8 bulan kalender
setelah SPMK ditandatangani. Laporan tersebut dibuat dan diberikan kepada
Kepala Satker, Tim Teknis, Inspektorat Jenderal, PPK, dan arsip.

ALBUM PETA
Album Peta disusun sebanyak 5 (lima) rangkap.

RINGKASAN EKSEKUTIF DAN POLICY BRIEF


Ringkasan eksekutif dan policy brief berisikan ringkasan hasil kegiatan dengan
menampilkan rencana Pengembangan infrastruktur, indikasi potensi
produktifitas kawasan, indikasi program pengembangan/ pengembangan
infrastruktur, dan rekomendasi muatan teknis kepada unit teknis dalam bentuk
yang komunikatif. Ringkasan eksekutif dan policy brief diserahkan paling
lambat 8 bulan kalender setelah SPMK ditandatangani dan disusun sebanyak
masing-masing 5 (lima) rangkap.

Semua materi yang merupakan bagian dari pekerjaan Penyusunan Rencana


Induk dan PJM untuk Mendukung Kawasan Food Estate Kalimantan Tengah
dikumpulkan dalam format softcopy dan dimasukkan ke dalam harddisk
eksternal sebanyak 2 (dua) buah serta diserahkan paling lambat 8 bulan
kalender setelah SPMK ditandatangani.

20. PRODUKSI DALAM NEGERI


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka
4 KAK dengan pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri.

21. PERSYARATAN KERJASAMA


Penyedia jasa konsuktansi tidak diperbolehkan melakukan kegiatan kerjasama
dengan jasa konsultansi lain berkaitan dengan pengerjaan pekerjaan kegiatan
ini tanpa sepengetahuan pihak pemberi jasa.

22. PEDOMAN PENGUMPULAN DATA LAPANGAN


Dalam pengumpulan data dan pelaksanaan kegiatan ini minimal meliputi:
a. Melakukan persiapan kegiatan termasuk penyusunan Rencana Mutu
Pelaksanaan Kegiatan terkait;
b. Melakukan persiapan kegiatan dan studi literatur;
c. Melakukan review dan identifikasi termutakhir mengenai isu strategis,
permasalahan dan tantangan kawasan/wilayah serta infrastruktur PUPR
dan Non PUPR;
d. Melakukan identifikasi termutakhir mengenai kebijakan, program lintas
sektor dan lintas tingkat pemerintahan yang menjadi prioritas nasional dan
prioritas daerah terutama yang akan menjadi pertimbangan dalam
penyusunan kegiatan terkait;
e. Melakukan pengumpulan data sekunder dan primer dengan metode yang
disepakati bersama tim Direksi Teknis Paket Pekerjaan;
f. Melakukan pengumpulan data spasial dalam format GIS untuk masing-
masing tematik dan pengumpulan data kuantiatif untuk masing-masing
tematik dengan rentang waktu historis minimal 10 tahun;
g. Melaksanakan survei lapangan yang dilakukan untuk mengetahui kondisi
kinerja infrastruktur PUPR dan non PUPR eksisting (mengacu lampiran II
Peraturan Menteri PUPR No.25 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Data dan Informasi Geospasial Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat);
h. Asistensi substansi dan pelaporan progres dengan Tim Supervisi secara
berkala;
i. Melaksanakan koordinasi di daerah dan di pusat ke instansi terkait dalam
rangka pengumpulan data, penyepakatan konsep pengembangan
kawasan, dukungan infrastruktur, dan program pembangunan infrastruktur
PUPR.

23. ALIH PENGETAHUAN


Penyedia jasa konsultansi berkewajiban menyelenggaran pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personel satuan kerja
Pejabat Pembuat Komitmen. Tim Konsultan mengumpulkan seluruh data-data,
analisis, dan seluruh hasil kegiatan yang didapatkan selama berlangsungnya
kegiatan (dalam bentuk softcopy dan/atau hardcopy). Seluruh kepemilikan data
dan hasil kegiatan sebagaimana dicantumkan dalam KAK ini diserahkan
kepada organisasi pengguna jasa yakni Satuan Kerja Pusat Pemrograman dan
Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat setelah
mendapat persetujuan kelengkapan dari Tim Supervisi yang ditunjuk dalam
pekerjaan ini.
Menyetujui, Mengetahui,

Penanggung Jawab Kontraktual Kepala Satker


Kepala Bidang Pengembangan Pusat Pemrograman dan Evaluasi
Infrastruktur Wilayah IC Keterpaduan Infrastruktur PUPR
Pusat Pengembangan Infrastruktur
PUPR Wilayah I

Benny Hermawan, ST, M.Sc Tris Raditian, ST., M.M


NIP. 196812161997031001 NIP.196309071997031002

Anda mungkin juga menyukai