Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

MASUKNYA ISLAM KE PULAU JAWA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Tahun Ajaran 2021/2022

Disusun oleh :

Nama : Nur Shahirah

Nim : 2110711002

Jurusan / Fakultas : Ilmu Sejarah / Ilmu Budaya

Dosen Pengampu :

Dra. Efri Yades, M. Hum.

UNIVERSITAS ANDALAS

FAKULTAS ILMU BUDAYA


PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH

2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Masuknya Islam ke
Pulau Jawa, ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas ibu Efri Yades,
M. Hum. Pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang masuknya Islam ke Pulau Jawa bagi penulis dan
para pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dra. Efri Yades, M. Hum. Selaku dosen
mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan bagi penulis. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Dharmasraya, 16 Desember 2021

Penulis
ABSTRAK
Nama : Nur Shahirah

Jurusan : Ilmu Sejarah

Judul : Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Indonesia merupakan salah satu negara terbesar yang menganut agama Islam di dunia.
Masuknya Islam ke Indonesia melalui jalur damai dan tanpa paksaan dari pihak
manapun. Ada 5 teori pendukung tentang masuknya Islam ke Nusantara yaitu teori
Gujarat, teori Makkah, teori Persia, teori Cina, dan teori Turki.

Dalam menulis makalah ini menggunakan metode sejarah dengan pendekatan historis.
Adapun alasan menggunakan metode sejarah itu untuk mendeskripsikan peristiwa yang
terjadi di masa lampau. Selain menggunakan metode, dibutuhkan juga pendekatan
dalam membuat makalah sejarah ini. Adapun pendekatan yang digunakan adalah
dengan pendekatan historis. Metode ini digunakan untuk mencari informasi tentang
masa lampau dengan menggunakan cara sistematis mengenai proses masuknya Islam ke
Jawa

Pada makalah ini ditemukan bahwa dalam proses masuknya Islam ke Jawa tidaklah
terlepas dari peran para Walisongo. Para Walisongo menggunakan berbagai macam
strategi saluran islamisasi seperti melalui jalur perdagangan, pernikahan, pendidikan,
kesenian dan ajaran tasawuf.

Kata Kunci : Islam di Jawa, Wali Songo, Saluran, Islamisasi, Teori


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................

KATA PENGANTAR.....................................................................

ABSTRAK.....................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................

Latar Belakang..............................................................
Rumusan Masalah........................................................
Tujuan Penulisan..........................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................

2.1 Kondisi Jawa Sebelum Masuknya Islam...................


2.2 Teori Masuknya Islam di Jawa...................................
2.3 Penyebaran Islam di Jawa..........................................
2.4 Saluran Islamisasi di Jawa.........................................
BAB III PENUTUP..........................................................................
3.1 Kesimpulan..................................................................
3.2 Saran............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Agama Islam berkembang ke seluruh dunia, termasuk ke Indonesia. Terdapat beberapa teori
atau pandangan tentang masuknya Islam ke Indonesia seperti teori Gujarat, teori Makkah, teori
Persiapan, dan teori Cina. Masuknya Islam ke Indonesia terus berkembang ke berbagai pulau di
Nusantara terutama Pulau Jawa.

Penyebaran Islam di Pulau Jawa sendiri tidak bisa lepas dari pengaruh para Wali Songo. Berkat
penyebaran yang dilakukan Wali Songo Islam mampu berkembang hingga ke pelosok negeri di
Jawa. Metode yang digunakan oleh para Wali Songo sangat mudah diterima oleh masyarakat
luas.

Perkembangan agama Islam dari masa ke masa semakin pesat sehingga menjadikan umat
muslim di indonesia paling besar di dunia, Suhendra memaparkan bahwa Islam di Indonesia
mencapai 209,1 juta jiwa pada tahun 2010 data oleh Pew Research sebuah lembaga riset global.
Menjadikan Islam terbesar di dunia. Penting bagi masyarakat untuk mengetahui sejarah
peradaban islamnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis terdorong untuk membuat makalah ini yang
berjudul Masuknya Islam ke Pulau Jawa.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, ada beberapa hal yang akan menjadi pembahasan dalam
makalah ini, antara lain :

1. Bagaimana kondisi Jawa sebelum datangnya Islam?


2. Apa saja teori pendukung tentang masuknya Islam ke Pulau Jawa?
3. Bagaimana proses penyebaran Islam di Pulau Jawa?
4. Apa saja sarana atau tata cara Islamisasi di Pulau Jawa?

1.3 Batasan Masalah

Dalam penulisan makalah ini, penulis memberikan batasan masalah dengan memfokuskan kepada
proses masuknya Islam ke Pulau Jawa. Proses masuknya Islam ke pulau Jawa disebarkan oleh para Wali
Songo dengan berbagai saluran islamisasi diantaranya melalui jalur perdagangan, pernikahan,
pendidikan, kesenian, kebudayaan dan ajaran tasawuf.

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini, yaitu :

1. Mengetahui kondisi Jawa sebelum datangnya Islam.


2. Mengetahui teori pendukung masuknya Islam ke Pulau Jawa.
3. Mengetahui proses penyebaran Islam di Pulau Jawa.
4. Mengetahui sarana atau tata cara Islamisasi di Pulau Jawa.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Makalah ini diharapkan dapat menambah informasi dan wawasan bagi para pembaca mengenai
proses masuknya Islam ke Pulau Jawa.

2. Manfaat Praktis

A. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam melakukan penelitian selanjutnya

B. Bagi Instansi Pendidikan

Manfaat yang didapatkan oleh instansi pendidikan adalah sebagai tambahan referensi dan
pengembangan penelitian tentang masuknya Islam ke Pulau Jawa.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kondisi Jawa Sebelum Datangnya Islam

Sebelum masuknya Islam, masyarakat telah menganut agama Hindu-Buddha, serta


kepercayaan nenek moyang yaitu kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Hal ini terbukti
dengan adanya berbagai peninggalan berupa candi, prasasti, patung dan lain-lain.
Contohnya saja Candi Prambanan peninggalan agama Hindu dan Candi Borobudur
peninggalan agama Buddha.

Hal ini juga berkaitan dengan keberadaan Kerajaan Majapahit. Saat itu terjadi perang
saudara antara Wirabhumi dengan Rani Suhita yang merupakan sama-sama anak dari
Hayam Wuruk. Namun, dari ibu yang berbeda. Wirabhumi anak dari permaisuri Hayam
Wuruk sedangkan Rani Suhita anak dari selirnya Hayam Wuruk. Wirabhumi tidak setuju jika
Rani Suhita yang diangkat menjadi ratu untuk menggantikan ayahnya. Akibatnya, banyak
wilayah yang ingin melepaskan diri dari Majapahit karena terjadinya pergolakan di istana.
Hal ini juga berdampak pada sistem keagamaan kerajaan. Dengan runtuhnya Kerajaan
Majapahit, maka agama resmi yang dianut keluarga kerajaan juga mengalami kemunduran.
Sedangkan kepercayaan nenek moyang tetap berkembang.

Sejak saat itu Islam mulai dapat diterima oleh masyarakat luas. Karena Islam adalah agama
yang cinta damai. Di Islam tidak terdapat sistem kasta seperti di agama Hindu-Buddha. Dan
untuk masuk Islam tidak perlu mengeluarkan biaya serta tidak ada paksaan. Oleh karena itu,
banyak masyarakat Jawa yang tertarik untuk masuk Islam.

Latar belakang lainnya berkaitan dengan runtuhnya Kerajaan Malaka karena kedatangan
penguasa Islam melalui jalur politik. Dan ia mampu merebut Malaka dimultdari jalannya
sistem perdagangan yang menghubungkan Selat Malaka dengan Selatan Jawa. Sehingga
hubungan Bilateral ini menjadi kesempatan untuk para saudagar muslim dalam
menyebarkan ajaran Islam di tanah Jawa.

2.2 Teori Masuknya Islam di Jawa


Terdapat perbedaan pendapat antara para ahli tentang kapan masuknya Islam ke Pulau
Jawa. Karena tidak sumber yang pasti mengenai kedatangan Islam di Jawa. Namun ada
beberapa teori atau pendapat para ahli yang memperkirakan Islam masuk ke Jawa sekitar
abad ke-11. Dengan bukti sebagai berikut :

Ditemukannya makam Siti Fatimah Binti Maimun di Leran, Kabupaten Gresik, Jawa
Timur 475 H(1085 M). Makan tersebut juga menunjukkan bahwa abad ke-11 panti utara
Pulau Jawa sudah di datangi oleh orang-orang dari Timur Tengah.
Ditemukannya makam-makam di Jawa Timur yaitu sekitar daerah Trowulan dan Troloyo
di sekitar istana Majapahit yang bersifat Hindu-Buddha. Batu nisan tersebut justru
menunjukkan bahwa makam-makam tersebut milik orang muslim. Namun lebih banyak
menggunakan sistem kalender tahun Shaka India dengan angka Jawa kuno dari pada
menggunakan sistem kalender Hijriyah Islam dengan angka Arab. Tarikh Sakha dipakai
oleh keluarga istana dari zaman kuno hingga tahun 1633. Namun, batu nisan itu
menunjukkan bahwa tempat penguburan orang-orang muslim Jawa, bukan makam
orang muslim asing.

Berdasarkan pendapat M. C Ricklefs dapat disimpulkan bahwa ada kemungkinan pada


masa Kerajaan Majapahit berkuasa, Islam sudah ada di Jawa namun masih belum
berkembang. Bahkan diperkirakan anggota keluarga kerajaan sudah ada yang memeluk
agama Islam.

Penyebaran Islam di Pulau Jawa


Penyebaran Islam di Pulau Jawa tak lekang atas jasa para Wali Songo. Mereka
menyebarkan ajaran Islam dengan berbagai macam cara seperti Sunan Kalijaga yang
menyebarkan ajaran Islam melalui bidang kesenian dengan media wayang. Ia membuka
pertunjukan layaknya cerita Mahabharata dan Ramayana, namun dengan konsep cerita
kisah-kisah nabi dan cerita islami lainnya. Dan untuk menonton pertunjukan tersebut
mereka tidak perlu membayar, hanya saja syaratnya mereka hanya perlu membaca dua
kalimat syahadat. Dan akhirnya, berbondong-bondong masyarakat yang masuk Islam
karena tidak ribet dan tidak bayar.

Selama ini, Wali Songo yang diketahui hanya berjumlah 9 orang. Akan tetapi, faktanya
wali Songo terdiri atas 6 tingkatan, yaitu tingkatan I – tingkatan VI. Pembentukan Wali
Songo merupakan inisiatif dari Sultan Turki yang bernama Sultan Muhammad I yang
memerintah tahun 1394-1421. Berdasarkan laporan dari saudagar Indian yang
mengatakan bahawa di Jawa sudah terdapat komunitas Islam, tetapi jumlahnya masih
sedikit. Oleh karena itu, Sultan Muhammad I memebentuk 9 tim yang beranggotakan
orang-orang yang berkemampuan diberbagai bidang yang diketuai oleh Sultan Maulana
Malik Ibrahim (Sunan Gresik). Tim ini diberangkatkan ke Pulau Jawa tahun 1404.
Kedatangan 9 tim tersebut diterima dengan baik oleh pihak kerajaan karena tujuannya
bukan untuk menjajah melainkan untuk menyebarkan ajaran Islam.

2.2 Saluran Islamisasi di Pulau Jawa

1. Sarana Perdagangan
Nusantara merupakan wilayah yang strategis, maka banyak disinggahi oleh para
saudagar dari mancanegara. Pelabuhan yang paling ramai dikunjungi ialah
pelabuhan daerah Tuban dan Gresik karena letaknya strategis yaitu di jalur
pelayaran Selat Malaka ke Maluku dan Banda Aceh. Selain berdagang, mereka
juga bersosialisasi dengan penduduk setempat serta mendakwahkan agamanya.
2. Sarana Pendidikan
Melalui pendidikan dengan mendirikan pondok pesantren atau madrasah yang
diselenggarakan oleh guru agama yaitu para kiai dan ulama. Di pondok
pesantren para calon pemuka agama mendapatkan pendidikan agama. Setelah
keluar dari sana mereka akan pulang ke kampung halaman masing-masing
kemudian berdakwah ke tempat tertentu mengajarkan Islam.

3. Sarana Pernikahan
Penyebaran agama Islam di Jawa mayoritas dilakukan oleh para pedt. Ketika
berdagang mereka tidak membawa keluarga terutama isterinya. Kemudian,
mereka mereka menikah dengan gadis pribumi yang berasal dari keturunan
bangsawan. Hal yang harus dilakukan gadis pribumi ialah mereka harus memeluk
ajaran Islam sebelum dipersunting oleh para saudagar tersebut.
Contohnya : Syekh Wali Lanang yang memperistri Dewi Sekardadu, Putri
Pembesar Blambangan yang merupakan keturunan Kerajaan Majapahit.
Setelah menikah dan memiliki keturunan, lingkungan mereka menjadi luas
sehingga menimbulkan kampung-kampung daerah dan Kerajaan Islam.
Perkawinan dengan keluarga bangsawan diharapkan dapat mempererat proses
Islamisasi di Jawa.

4. Sarana Kebudayaan dan Kesenian

A. Seni Ukir dan Seni Pahat


Islam melarang pembuatan patung berwujud manusia dan binatang.
Oleh karena itu, kemampuan Seni ukir dan pahat dialihkan dengan
gamabr-gambar bunga, tulisan, angka tahun peringatan / kematian
dengan huruf Arab dan kaligrafi Arab, serta mengutip ayat-ayat Al-
Qur'an dan hadist.

B. Seni Bangunan
Seni bangunan yang ada di Indonesia banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan Hindu dan Buddha. Salah satunya masjid yang bentuk
bangunannya mendapat pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha adalah
Masjid Agung Demak, Masjid Kudus, Masjid Ampel dan lain-lain.
Ciri-ciri bangunan lama yang mendapat pengaruh kebudayaan Hindu-
Buddha :
Atap Tumpang -> berjumlah ganjil yaitu 3 atau 5, atap tersebut tersusun dengan bentuk
semakin keatas semakin kecil menyerupai kerucut. Atap tumpang ini juga dapat ditemui
dalam Upacara Ngaben di Bali.
Tidak ada menara karena pemberitahuan waktu sholat menggunakan bedug dan
bentuknya seperti mercusuar.
Masjid-masjid di bangun di dekat istana raja Yogya dan Solo mempunyai letak tetap. Di
depan istana terdapat lapangan besar dengan pohon beringin kembar. Sedangkan letak
masjid seharusnya ialah terletak di tepi barat lapangan. Di belakang masjid juga terdapat
makam-makam. Hal ini kelanjutan fungsi candi pada zaman Hindu-Buddha.

Seni Sastra
Salah satu karya sastra ialah Babad. Babad adalah cerita raja. Misalnya
Babad Tanah Jawi, Babad Gresik, Babad Demak. Kesenian juga banyak
digunakan oleh para wali seperti : wayang dan gamelan. Karya sastra
sebagai media dakwah digunakan untuk mengundang minat
masyarakat agar memeluk agama Islam, karena hal tersebut sangat
diminati. Sehingga para wali menggunakan media ini, namun di
dalamnya disisipkan ajaran Islam.

5. Tasawuf
Mengajarkan ajaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia
karena mereka juga mahir dalam halal magis dan mempunyai kekuatan untuk
menyembuhkan. Tasawuf bentuk Islam diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai
persamaan dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama Hindu,
sehingga agama baru mudah dimengerti dan diterima.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan latar belakang dan pembahasan
mengenai masuknya Islam ke jawatan, menghasilkan beberapa
kesimpulan, yaitu :
Islam masuk ke Pulau Jawa dilakukan oleh Wali Songo dengan berbagai saluran
penyebaran seperti : saluran perdagangan, pernikahan, pendidikan, Kesenian,
kebudayaan, dan ajaran Tasawuf.
Masuknya Islam ke Jawa tidak ada bukti yang pasti. Akan tetapi para ahli ada yang
berpendapat bahwa Islam masuk ke Jawa pada abad ke-11. Terbukti dengan
ditemukannya beberapa makam.
Kesenian Islam juga mendapat pengaruh atau terjadi akulturasi dari kebudayaan Hindu
dan Buddha. Hal ini terlihat pada beberapa Seni bangunan seperti pada bagian atap
pada Masjid Demak. Masjid ini memiliki atap tumpang sama seperti yang ada di Bali
dalam Upacara Ngaben.

Saran
Penulis menyarankan kepada seluruh pembaca untuk terus
mengimani dan mempercayai ajaran agama yang dianut,
terutama yang beragama muslim. Walaupun dalam beberapa
hal mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu-Buddha.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Slamet. 1977. Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan


Munculnya Negara-negara Islam di Jawa. Jakarta : Bhrata.

Kartodirjo, Sartono. 1993. Pengantar Sejarah Indonesia Baru.


Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai