c. Salah satu RS yang berada di wilayah pedalaman membeli infus Ringer Laktat sebanyak
2000 pcs dengan pembelian tiap 2 bulan sekali. Lead time = 3 minggu (21 hari), sisa stock
1000 infus. Berapakah jumlah infus yang harus dibeli ?
Jawab :
Safety stock = lead time x CA / jumlah hari
perbulan Diketahui :
Leadtime = 3 minggu (21 hari)
CA (konsumsi rata rata perbulan) = 2000 Pcs Safety stock = 21 hari x 2000 / 30 hari =
1400 pcs Jadi, CT ( rencana kebutuhan per periode waktu ) = (CA x T) + safety stock –
sisa stok CT = (2000 pcs x 2 bulan ) + 1400 pcs – 1000 pcs = 4400 pcs jumlah infus yang
harus dibeli
2. Metode Morbiditas
a. Berapakah jumlah kebutuhan sefiksim syrup yang digunakan untuk pengobatan penyakit
bronkitis kronis pada anak dengan berat badan > 30 kg jika ada 100 kasus yang terjadi?
Standar pengobatan dengan Sefiksim pada anak dengan berat badan > 30 kg adalah 50-
100 mg dalam dosis tunggal atau terbagi selama 5 hari. DM anak : 400 mg
Jawab :
Diketahui :
- Berat badan anak >30kg diasumsikan 31kg
Jawab :
- RL (20 tts/menit) = 1 ml/menit x 60 menit = 60ml/ jam
- RL yang dibutuhkan = 3 botol perhari x 5 hari x 100 pasien = 1500 botol RL per
bulan (CE)
- Safety stock (SS) = lead time/jumlah hari perbulan x (CA+CE)
- = 15 hari / 30 hari x (5000 infus+ 1500infus)
- = 3250 botol
Maka C kombinasi = (CA+CE) x T + SS – sisa stock
- = (5000+1500) x 1 bulan + 3250 – 5000
- = 4750 botol RL yang harus disediakan RS
4. Buatlah rangkuman singkat tentang materi Analisis ABC,Analisis VEN, dan Kombinasi !
A. Analisis ABC (Always Better Control) adalah suatu analisis atau salah satu cara
pengendalian persediaan yang digunakan dengan cara mengurutkan dan
mengelompokkan jenis barang. Pengelompokkan barang menurut analisis ABC melalui
beberapa prosedur yaitu :
1) Menghitung pemakaian pertahun dalam unit untuk setiap jenis barang.
2) Mencari harga per–unit dari setiap barang.
3) Mengalikan pemakaian per–tahun dengan biaya per–unit, untuk memperoleh nilai
pemakaian setahun.
4) Menyusun barang–barang mulai dari nilai yang terbesar sampai terkecil dan
dikategorikan dalam konsep 70 – 20 – 10 ; katagori A menyerap anggaran 70%,
kategori B menyerap anggaran 20%, dan kategori C menyerap anggaran 10%.
Analisis ABC adalah metode populer dan efektif yang digunakan untuk
mengkalsifikasikan jenis persediaan ke dalam katagori tertentu yang dapat dikelola
dan dikontrol secara terpisah. Analisis ABC konvensional yaitu A,B dan C
berdasarkan atas pemakaian dana anggaran obat.
B. Analisis VEN
1. Sistem VEN digunakan untuk meningkatkan penggunaan dana yaitu dengan
melakukan penyusunan daftar kebutuhan obat berdasarkan dampak tiap jenis obat
terhadap kesehatan. Semua jenis obat yang direncanakan dikelompokkan dalam
tiga katagori yakni :
Kelompok V: vital, untuk obat obatan yang sangat essensial atau utama obat
untuk pelayanan kesehatan pokok, obat untuk mengatasi penyakit penyebab
kematian terbesar, dibutuhkan sangat cepat dan tidak digantikan obat lain.
Kelompok E : essensial, obat yang bekerja kausal yaitu obat yang bekerja
pada sumber penyebab penyakit, tidak untuk mencegah kematian secara
langsung/kecacatan.
Kelompok N : normal, merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya
ringan dan biasanya digunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau untuk
mengatasi keluhan ringan.
Bila dana untuk obat tidak cukup maka dalam perencanaan disesuaikan
dengan pengelompokkan sistem VEN dimana: (1) Kelompok V, tidak boleh
kosong
(2) Kelompok E, boleh asal ada substansinya/satu golongan (3) Kelompok N, prioritas
terakhir.
C. Analisis kombinasi
Metode Analisis Kombinasi ABC dan VEN Jenis obat yang termasuk kategori
A dalam analisis ABC adalah benar – benar yang diperlukan untuk menanggulangi
penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya harus Edan sebagian V dari analisis
VEN. Sebaliknya jenis obat dengan status N harus masuk dalam kategori C. Metode
kombinasi ini digunakan untuk menetapkan prioritas pengadaan obat dimana
anggaran yang ada tidak sesuai kebutuhan. Metode kombinasi ini digunakan untuk
melakukan pengurangan obat.