Anda di halaman 1dari 8

BAB VIII

KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN


SYARIAH (KDPPLKS)

1. Pendahuluan
Sebelum adanya KDPPLKS tahun 2007, IAI telah menyusun PSAK No. 59 tentang
Akuntansi Perbankan Syariah pada tahun 2002 dan menyusun KDPPLKBS (Kerangka Dasar
Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah). Kerangka dasar ini hanya
diperuntukkan bagi perbankan syariah. Namun pada saat ini, KDPPLKBS ini tidak dapat
mengakomodir semua lembaga keuangan berbasis syariah, sehingga IAI mengeluarkan
PSAK tahun 2007 yang meliputi Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan Syariah (KDPPLKS).
Kerangka Dasar ini merupakan sistem terpadu yang mengkaitkan antara tujuan-tujuan
dan landasan yang tetapkan dalam penyusunan kerangkan dasar. Tujuan dan landasan
tersebut diharapkan mampu mengarahkan penyusunan standar akuntansi dan pelaporan
keuangan yang konsisten serta memiliki arah, fungsi, dan batasan yang jelas.

2. KDPPLKS ini meliputi beberapa level, yaitu:


1. Tujuan Dasar
Tujuan dasar ini meliputi:
1) Tujuan Dasar dan Peranan
Kerangka dasar ini menyajikan konsep yang mendasari penyusunan dan penyajian
laporan keuangan bagi penggunanya. Tujuan kerangka dasar ini adalah digunakan
sebagai acuan bagi:
a) Penyusunan Standar Akuntansi keuangan syariah, dalam pelaksanaan tugasnya,
b) Penyusunan laporan keuangan untuk menanggulangi masalah akuntansi syariah
yang belum diatur dalam standar akuntansi keuangan syariah
c) Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum,
d) Para pemakai laporan keuangan, dalam manafsirkan informasi yang disajikan
dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar akuntansi keuangan
syariah.
2) Pemakain dan Kebutuhan Informasi
Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, yaitu:
a) Pemilik dana qardh
b) Pemilik dana investasi mudharabah
c) Pemilik dana titipan
d) Pembayar dan penerima ZIS
e) Investor sekarang dan investor potensial
f) Pengawas Syariah
g) Karyawan
h) Pemasok dan mitra usaha lainnya.
i) Pelanggan
j) Pemerintah
k) Masyarakat
3) Paradigma Transaksi Syariah
Paradigma dasar ini menekankan pada setiap umat manusia memeliki akuntabilitas
dan nilai ilahiah yang menempatkan perangkat syariah dan akhlak sebagai parameter
baik dan buruk, benar dan salahnya aktivitas usaha. Paradigma ini akan membentuk
integritas yang membantu terbentuknya karakter tata kelola yang baik (good
governance) dan disiplin pasar (market dicipline) yang baik
4) Asas Transaksi Syariah
Berdasarkan KDPPLKS paragraf 15 diatur tentang asas transaksi syariah yang pada
dasarnya menganutnya prinsip:
a) Persaudaraan (ukhuwah)
Prinsip persaudaraan (ukhuwah) esensinya merupakan nilai universal yang
menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk
kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Transaksi
sariah menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat (sharing
economics) sehingga seseorang tidak boleh mendapat keuntungan di atas
kerugian orang lain. Ukhuwah dalam transaksi syariah berdasarkan prinsip saling
mengenal (ta’aruf), saling memahami (tafahum), saling menolong (ta’awun),
saling menjamin (takaful), saing bersinergi dan beraliansi (tahluf) (KDPPLKS
2007 : paragraf 17)
b) Keadilan (‘adalah)
Prinsip keadilan (’adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya
dan memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuai
posisinya. Implementasi keadilan alam kegiatan usaha berupa aturan prinsip
muamalah yang melarang adanya unsur : (KDPPLKS 2007 : paragraf 17)
1.1 Riba
1.2 Kezaliman
1.3 Maysir
1.4 Gharar
1.5 Haram
c) Kemaslahatan (masalahah)
d) Prinsip Kemaslahatan (masalahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan
dan manfaat yang berdimensi duniawi dan uhkrawi, material dan spiritual, serta
individual dan kolektif. Kemaslahatan yang diakui harus memenuhi dua unsur
yakni kepatuhan syariah (halal) serta bermanfat dan membawa kebaikan (thayib)
dalam semua aspek secara keseluruhan yang tidak menimbulkan kemudharatan.
Transaksi syariah yang dianggap bermaslahat harus memenuhi secara keseluruhan
unsur-unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah (maqasid syariah) yaitu
berupa pemeliharaan terhadap : (KDPPLKS 2007 : paragraf 17)
(1) Akidah, keimanan dan ketaqwaan (dien);
(2) Intelek (’aql);
(3) Keturunan (nasl);
(4) jiwa dan keselamatan (nafs); dan Harta benda (mal).
e) Keseimbangan (tawazun)
Prinsip keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material
dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan
sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian. Transaksi syariah
tidak hanya menekankan pada maksimalisasi keuntungan perusahaan semata
untuk kepentingan pemilik (shareholder). Manfaat yang didapatkan tidak hanya
difokuskan pada pemegang saham, akan tetapi pada semua pihak yang dapat
merasakan manfaat adanya suatu kegiatan ekonomi (KDPPLKS 2007 : paragraf
24).
f) Universalisme (syumuliyah)
Prinsip universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan
untuk semua pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku,
agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan
lil alamin) (KDPPLKS 2007 : paragraf 25).
5) Karakteristik Transaksi Syariah
Berdasarkan pada KDPPLKS paragraf 27:
a) Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling ridha,
b) Prinsip kebebasan,
c) Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan alat ukur,
d) Tidak mengandung unsur riba,
e) Tidak mengandung unsur kezaliman
f) Tidak mengandung unsur maysir (judi)
g) Tidak mengandung unsur gharar (tipuan)
h) Tidak mengandung unsur haram
i) Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money)
j) Transaksi dilakukan berdasarkan perjanjian yang jelas.
k) Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa
l) Tidak mengandung unsur kolusi.
6) Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas syariah yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Disamping itu ada tujuan lain, yaitu:
a) Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah
b) Informasi kepatuhan entitas syariah terhadap prinsip syariah
c) Informasi itu membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana dan menginvestasikannya pada
tingkat keuntungan yang layak.
d) Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal
dan pemilik dana syrkah temporer, dan informasi mengenai pemenuhan tingkat
kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan
penyaluran zakat, infak, shodaqah dan wakaf.

2. Konsep Dasar
1) Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan
keuangan berguna bagi pemakai. Ada empat karakteristik, yaitu:
a) Dapat dipahami
b) Relevan
c) Keandalan
d) Dapat diperbandingkan
Kendala informasi yang relevan dan andal adalah:
a) Tepat waktu
b) Keseimbangan antara biaya dan manfaat
c) Keseimbangan diantara karakteristik kualitatif
2) Unsur-unsur Laporan Keuangan
Sesuai karakteristiknya, maka laporan keuangan entitias syariah meliputi:
a) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersil:
(1) Laporan posisi keuangan
(2) Laporan laba rugi
(3) Laporan arus kas
(4) Laporan perubahan ekuitas
b) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial:
(1) Laporan Sumber dan Penggunaan dana zakat
(2) Laporan sumber dan pengunaan dana kebajikan
c) Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas syariah tersebut.
Adapun unsur yang berkaitan dengan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aset, kewajiban, dana syirkah temporer, dan ekuitas.
Persamaan akuntansi menjadi:
Aset = Kewajiban + Dana Syirkah Temporer + Ekuitas
Pos-pos laporan keuangan entitas syariah tersebut didefenisikan sebagai berikut:
 Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh entitas syariah.
 Kewajiban merupakan hutang entitas syariah masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar
dari sumber daya entitas syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
 Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya dimana entitas syariah
mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan
pembagian bagi hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
 Ekuitas adalah hak residual atas aset entitas syariah setelah dikurangi semua
kewajiban dan dana syirkah temporer.
Adapun unsur-unsur laba rugi adalah:
 Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penamam modal.
 Beban (expense) adalan penurunan manfaat ekonomi selama satu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanaman modal.

3. Pengakuan dan pengukuran


1) Pengakuan dan Pengukuran
a) Pengakuan
Pengakuan (recognition) merupakan proses pembentukan suatu pos yang
memenuhi defenisi unsur serta kriteria pengakuan yang dikemukakan dalam
paragraf 110 dalam neraca atau laporan rugi laba. Pengakuan dilakukan dengen
manyatakan pos tersebut baik dalam kata-kata maupun dalam jumlah uang dan
mencantumkannya kedalam neraca atau rugi laba.
(1) Pengakuan Aset
Aset diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa manfaat
ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dan aset tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. Aset tidak diakui
dalam neraca kalau pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya
dipandang tidak mungkin mengalir ke dalam entitas syariah setelah periode
akuntansi berjalan.
(2) Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa pengeluaran
sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk
menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan jumlah yang harus
diselesaikan dapat diukur dengan andal. Misalnya dalam kontrak ada
kewajiban atas pesanan persedian yang belum diterima tidak diakui sebagai
kewajiban.
(3) Pengakuan Dana Syirkah Temporer
Pengakuan dana syirkah temporer dalam neraca hanya dapat dilakukan jika
entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang diterima
melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan
jumlah harus diselesaikan dapat diukur dengan anda. Jumlah dana syirkah
temporer dapat berubah sesuai dengan hasil dari investasinya.
(4) Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat ekonomi
dimasa depan berkaitan dengan peningkatan aset atau penurunan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Artinya, pengakuan penghasilan
terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan aset atau penurunan kewajiban.
(5) Pengakun Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi masa
depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan kewajiban
telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Beban diakui atas dasar hubungan
langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh. Beban juga diakui jika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat
ekonomi. Selain itu, beban juga diakui pada saat timbul kewajiban tanpa
adanya pengakuan aset, seperti kewajiban akibat garansi produk.
b) Pengukuran
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap unsur laporan keuangan dalam neraca dan laporan laba rugi.
Proses ini menyangkut pemilihan dasar pengukuran tertentu.
Ada beberapa dasar pengukuran, yaitu:
(1) Biaya historis
(2) Biaya kini (current cost)
(3) Nilai realisasi/penyelesaian
2) Asumsi Dasar
Dasar Asumsi
a) Dasar Akrual.
Namun untuk tujuan menghitung bagi hasil menggunakan dasar kas,
b) Kelangsungan Usaha

Anda mungkin juga menyukai