Anda di halaman 1dari 21

MATERI PENDIDIKAN

(Qs. Al-Baqarah 164 & Qs. At-Taubah 122)

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir Tarbawi

Dosen Pengampu Imam Al-Mukromin, M. Ag

Oleh :

1. Choirul Mustofa 1119093


2. Khoirul Anam 1119096
3. Noor Habib Alfauzi 1119101

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI


FAKULTAS TARBIYAH
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
KELAS E SEMESTER 4
2021

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala

karena berkat ridho dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang

berjudul “Mteri Pendidikan (Qs. Al-Baqarah 164 & Qs. At-Taubah 122)” tanpa ada

suatu halangan.

Sholawat dan salam senantiasa penulis sampaikan kepada Nabi Muhammad

shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu kita nanti-nantikan syafa’atnya di yaumul

qiyamah.

Dalam penyusunan makalah ini banyak bantuan yang penulis terima. Oleh

karena itu, penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Orang tua yang selalu memberi do’a dan restu.

2. Imam al-Mukromin, M. Ag, selaku dosen Tafsir tarbawi

3. Semua pihak yang terkait dalam penulisan makalah ini.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan, mendapatkan balasan dari

Allah subhanahu wata’ala.

Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran

masih penulis harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pati, 6 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 2

D. Manfaat Penulisan............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
A. Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122.............3

B. Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 dengan


Pendidikan....................................................................................................... 6

C. Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122...........................9

BAB III SIMPULAN........................................................................................14


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................16

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdsan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Al-Qur’an merupakan kumpulan wahyu Allah, yang ditujukan bagi umat
manusia, al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah,
syari’ah dan ahlak, dengan jalan meletakkan dasar prinsipil mengenai persoalan-
persoalan tersebut, karnanya disamping keterangan yang diberikan oeh Rasulullah
saw, Allah memerintahkan pula kepada umat manusia seluruhnya agar
memperhatikan dan mempelajari al-Qur’an. Karenaya al-Qur’an jika digali dan
diikuti akan mengantarkan manusia kepada kebahagian hidup di dunia dan
akhirat. Al-Qur’an merupakan dasar bagi pendidikan islam, didalamnya juga
terdapat perinta-perintah untuk menuntut pendidikan dan memanfaatkan akal
yang telah di berikan Allah SWT kepada para manusia.
Dimakalah ini kami akan membahas mengenai Qs. Al-Baqarah ayat 164
dan Qs. At-Taubah ayat 122, yang mana di dalam kandungan kedua ayat tersebut
terdapat perintah mengenai pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 ?
2. Bagaimana Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 dengan
Pendidikan?
3. Bagaimana Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 ?
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122
2. Menjelaskan Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 dengan
Pendidikan.
3. Menjelaskan Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122.

D. Manfaat Penulisan
1. Memperdalam Pemahaman tentang Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164
dan Qs. At-Taubah 122.
2. Memperdalam Pemahaman tentang Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs.
At-Taubah 122 dengan Pendidikan.
3. Memperdalam Pemahaman tentang Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs.
At-Taubah 122.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122
1. Asbabun Nuzul Qs. Al-Baqarah 164

Asbab An-nuzul (sebab-sebab turunnya ayat) ini Ibnu Abbas


mengatakan bahwa1:
Para tokoh Quraisy datang bertanya kepada Nabi Muhammad
SAW. “Ya Muhammad, kami ingin kamu meminta kepada Tuhanmu agar
mengubah bukit Shafa menjadi emas untuk kami gunakan membeli kuda dan
senjata, dan kami akan beriman dan berperang bersamamu.” Nabi
Muhammad SAW bersabda, “Kuatkan janjimu kepadaku, jika aku berdoa
kemudian Tuhan mengubah bukit Shafa menjadi emas, apakah kalian benar-
benar akan beriman kepadaku?” Maka merekapun berjanji. Nabi SAW
berdoa, tiba-tiba datang malaikat Jibril dan berkata, “Ya Muhammad,
Tuhanmu akan mengabulkan permintaanmu untuk mengubah bukit Shafa
menjadi emas, tetapi jika kaummu tidak beriman mereka akan disiksa dengan
siksa yang tidak pernah ditimpakan kepada seorangpun-seorangpun dialam
ini.” Nabi SAW berkata, “Jika demikian tidak, Ya Tuhan, biarkan aku ajak
kaumku dari hari ke hari.” Maka Allah SWT menurunkan ayat 164 ini (HR
Ibnu Murdawaih).
Adapun Asbabun Nuzul surat al-Baqarah 2:164 menurut Ibnu Abi
Hatim dan Abu Syaikh dalam kitab “Al-Azhamah” yang diterima dari Atha’.

1
Salim Bahreisy dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, (Surabaya :
PT. Bina Ilmu, 2004), 311-312.

3
Atha’ berkata turun ayat kepada Nabi saat di Madinah ayat yang berbunyi: “
Tuhanmu ialah Tuhan yang satu, tiada Tuhan melainkan dia yang maha
pengasih lagi maha penyayang (surat al-Baqarah ayat 163). Maka orang-orang
kafir Quraisy di Mekkah pun berkata: “mana mungkin manusia yang begitu
banyak diatur oleh hanya satu Tuhan” lalu Allah pun menurunkan surat Al-
Baqarah ayat 164. Maka ayat tersebut turun sebagai jawaban dari pertanyaan
kaum kafir tersebut. Dan dijelaskan pula oleh Ibnu Abi Hatim dan Ibnu
Mardawaih dari jalur yang baik dan bersambung dari Ibnu Abbas katanya:
orang-orang kafir Quraisy mengatakan kepada Nabi saw, mohonkanlah
kepada Allah agar bukit Shafa dijadikanya bagi kami untuk menghadapi
musuh-musuh kami. Maka Allah pun mewahyukan kepadanya: baiklah aku
akan memberikannya kepada mereka, tetapi sekiranya mereka kafir lagi
sesudah itu, maka aku akan menyiksa mereka dengan suatu siksaan yang
belum pernah kutimpakan kepada seorangpun diantara penghuni alam. Jawab
Nabi, biarkanlah aku menghadapi kaumku, dan aku menyeru mereka dari hari
kehari, Maka Allahpun menurunkan ayat ini “Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, (surat al-
Baqarah ayat 164) betapapun mereka meminta bukti emas padamu lagi,
padahal mereka telah menyaksikan bukti-bukti yang lebih besar.2

2. Asbabun Nuzul Qs. At-Taubah 122

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ikrimah, ia berkata, “Ketika turun


ayat “Jika kamu tidak berangkat (untuk berperang), niscaya Allah akan
menghukum kamu dengan azab yang pedih”. Ada sekelompok orang yang
tidak ikut berperang karena sedang mengajarkan urusan agama kepada
kaumnya. Lantas orang-orang munafikun berkata, “Ada sekolompok orang di
padang pasir. Sungguh, binasalah penduduk padang pasir” Selanjutnya

2
Jalaluddin Al-mahalli dan Jalaluddin Suyuti, Tafsir Jalalain : Berikut Asbabun Nuzul Ayat
Surat Al-Fatihah sd Surat Al-An’am, penterjemah : Bahrun Abu Bakar, (Bandung : Sinar Baru
Algensindo, 2007), 191-192.

4
turunlah ayat, “Dan tidak sepatutnya orangorang mukmin itu semuanya pergi
(ke medan perang)”.

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Abullah bin Ubaidullah bin Umair,
ia berkata, “Begitu bergeloranya semangat kaum mukminin untuk berjihad
maka ketika Rasulullah mengirim ekspedisi, merke pun keluar menuju
ekspedisi itu dan meninggalkan Nabi di Madinah bersama beberapa orang
maka turunlah ayatt tersebut.3

Pendapat asbabunnuzul QS. At-Taubah ayat 122 ini dijelasan oleh


Wahbah Zuhaili, menurutnya, ayat ini turun ketika hampir seluruh kaum
Mukmin begitu antusias ikut serta dalam pasukan yang dikirim oleh Nabi.
Mereka meninggalkan Nabi di Madinah bersama segelintir orang.Maka
turunlah ayat ini menjelaskan kepada umat Muslim untuk membagi tugas
antara berperang dan memperdalam ilmu pengetahuan agama.

Ayat ini menuntun kaum muslim untuk membagi tugas dengan


menjelaskan bahwa Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin yang selama
ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang pergi semua ke medan
perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksnakan tugas-tugas yang lain.
Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum maka
mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan yakni kelompok besar diantara mereka
beberapa golongan yakni kelompok besar diantara mereka beberapa orang
dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan
tentang agama sehingga dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan
untuk orang lain.

Sesuai dengan penjelasan tafsiran diatas kaum Muslim wajib untuk


memperdalam ilmu pengetahuan agamanya agar mereka dapat mengajari dan

3
Imam Suyuthi, Asbabub Nuzul : Sebab Sebab Turunnya Ayat Al Qur‟an,( Jakarta : Qisthi
Press, 2017), 236.

5
mengetahui ilmu-ilmu agama supaya takut kepada Allah serta menjauhi dari
larangan Allah, tetapi dalam penelitian ini yang lebih diutamakan untuk
memperdalam ilmu pengetahuan adalah seorang guru. Guru merupakan salah
satu aspek yang terpenting dalam pendidikan. Maka dari itu guru wajib
memperdalam ilmu.

B. Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 dengan


Pendidikan.
1. Qs. Al-Baqarah 164 dengan Pendidikan

Ketika Allah menurunkan al-Qur’an, kata atau wahyu yang pertama


kali diterima oleh Nabi Muhammad saw adalah “bacalah dengan (menyebut)
nama tuhanmu yang menciptakan” (QS.Al-Alaq), dalam rangkaian ayat ini
sendiri terdapat dua kali kata bacalah, hal ini menandakan akan pentingnya
membaca tidak hanya diperuntukkan untuk Nabi saja melainkan manusia
secara menyeluruh.

Menurut Qurais Shihab kata iqra’ yang diterjemahkan dengan bacalah


tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus
diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain.Perintah membaca ini sendiri
tidak lantas hanya sebagai perintah saja melainkan Allah menyertainya
dengan memberikan kepada manusia kemampuan dan kecerdasan berpikir
serta menganalisa atau menafsirkan ayat-ayat Allah baik ayat-ayat quliyah (al-
Qur’an) ataupun ayat-ayat qauliyahnya (gejala-gejala alam). Oleh karena
itulah tuhan senantiasa mendorong manusia memfungsikan akal fikiranya
untuk menganalisa kekuasaaNya yang tidak kurang dari 300 kali Allah
menyebutkan motivasi berfiqir dalam kitab suci al-Qur’an. Dorongan Allah

6
agar manusia memfungsikan akal fikiranya semaksimal mungkin seperti
terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 1644

Dalam ayat ini manusia dianjurkan mengambil pembelajaran melalui


pengamatan terhadap alam sekitar kita. Ayat ini mengajak manusia berpikir
dan merenung tentang sekian banyak hal. Langit yang dimaksud dalam ayat
ini adalah benda-benda angkasa seperti matahari, bulan dan jutaan gugusan
bintang-bintang yang kesemuanya beredar dengan teratur. Ayat ini juga
memerintahkan untuk merenungkan pergantian malam dan siang, bahtera-
bahtera yang berlayar di laut yang mengandalkan energi angin, merenungkan
apa yang Allah turunkan dari langit berupa air. Dan berpikir tentang beraneka
binatang yang diciptakan Allah.5 Semua ciptaan Allah inilah yang harus
dimanfaatkan manusia sebagai sumber kehidupan di dunia.

Kesimpulannya hubungan ayat ini dengan pendidikan yaitu, sebagai


pendidik dan peserta didik harus dapat mengembangkan dan memanfaatkan
akal yang telah di anugerahkan Allah kepada manusia, selain itu di dalam ayat
ini juga terkandung tentang Sains (Science) berupa proses pembuatan awan
dan bergantinya siang dan malam dan lain sebagainya.

2. Qs. At-Taubah 122 dengan Pendidikan

Allah SWT menurunkan sesuatunya pasti memiliki maksud dan tujuan


tertentu yang mungkin tidak semua orang mengetahuinya, seperti ayat satu ini
merupakan ayat yang mempunyai makna yang begitu dalam dan maksud
tertentu mengenai manfaat ilmu dan bagaimana cara kita mendapatkan pahala
dengan berbagai cara, seperti menuntut, mengajarkan, dan mengamalkan
ilmu.

4
Muh. Sya’rani, Nilai Dasar Pendidikan Dalam Al-Qur’an, Jurnal Pemikiran Keislaman dan
Kemanusiaan, Vol. 1 No. 2, Oktober 2017, 191-192.
5
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2000), 163-164.

7
Islam menekankan betapa pentingnya pendidikan dan ilmu
pengetahuan, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat
122. Tafsir Ibnu Katsir menyatakan dalam surat tersebut Allah SWT
berfirman bahwa betapa pentingnya ilmu pengetahuan bagi kelangsungan
hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa
yang baik dan apa yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa
manfaat dan membawa madharat.

Ayat ini menerangkan kelengkapan dari hukum-hukum yang


menyangkut perjuangan. Yakni, hukum mencari ilmu dan mendalami agama.
Artinya, bahwa pendalaman ilmu agama itu merupakan cara berjuang dengan
menggunakan hujjah dan penyampaian bukti-bukti dan juga merupakan rukun
terpenting dalam menyeru kepada Allah SWT dan menegakkan sendi-sendi
Islam karena perjuangan yang menggunakan pedang itu sendiri tidak
disyariatkan kecuali untuk jadi benteng dan pagar dalam mengamankan
jalannya da‟wah Islamiyah tersebut serta agar tidak dipermainkan oleh
tangan-tangan orang kafir dan munafik.

Bahkan ayat ini menyebutkan kewajiban mencari ilmu dan


mengajarkannya. Oleh sebab itu, golongan di antara mereka tidak semua
berangkat jihad atau perang, namun sebagian golongan berangkat untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama. Artinya, tujuan utama dari
orang-orang yang mendalami agama tersebut adalah untuk membimbing,
mengajari dan memberikan peringatan kepada kaumnya agar mengamalkan
apa yang mereka ketahui. Sehingga mereka tidak bodoh lagi tentang hukum-
hukum agama secara umum yang wajib diketahui oleh setiap mu‟min.6

Menurut pengertian yang tersurat dari ayat ini kewajiban menuntut


ilmu pengetahuan yang ditekankan di sisi Allah adalah dalam bidang ilmu
6
Hamidatun Nihayah, Konsep Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al Qur’an Surat at
Taubah Ayat 122, 33-35.

8
agama. Akan tetapi agama adalah suatu sistem hidup yang mencakup seluruh
aspek dan mencerdaskan kehidupan mereka, dan tidak bertentangan dengan
norma-norma segi kehidupan manusia. Setiap ilmu pengetahuan yang berguna
dan dapat mencerdaskan kehidupan mereka dan tidak bertentangan dengan
normanorma agama, wajib dipelajari. Umat Islam diperintahkan Allah untuk
memakmurkan bumi ini dan menciptakan kehidupan yang baik. Sedang ilmu
pengetahuan adalah sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Setiap sarana
yang diperlukan untuk melaksanakan kewajiban adalah wajib pula hukumnya

Ayat tersebut telah menetapkan bahwa fungsi ilmu adalah untuk


mencerdaskan umat. Karena itulah, tidaklah dapat dibenarkan bila ada orang-
orang Islam yang menuntut ilmu pengetahuan hanya untuk mengejar pangkat
dan kedudukan atau keuntungan pribadi saja. Apalagi untuk menggunakan
ilmu pengetahuan sebagai kebanggaan dan kesombongan diri terhadap
golongan yang belum menerima pengetahuan, maka hal itu suatu keburukan
dan kesesatan yang diperolehnya.7

C. Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122.


1. Kandungan surat Al-Baqarah 164
ِ ‫ َخ ْل‬dari segi pengertian kebahasaan memiliki beberapa arti,
 Kata ‫ق‬:::
diantaranya : menciptakan (dari tiada), menciptakan (tanpa satu contoh
terlebih dahulu), mengukur, memperhalus, mengatur, membuat dan
sebagainya. Kata ini biasanya memberikan tekanan tentang Kehebatan dan
Kebesaran Allah Swt. dalam ciptaan-Nya. Berbeda dengan kata ‫ َل‬II‫َج َع‬
(menjadikan) yang mengandung penekanan terhadap manfaat yang harus
atau dapat diperoleh dari sesuatu yang dijadikan itu.
 Ayat di atas didahului oleh kata َّ‫( إِن‬sesungguhya), menunjukkan bahwa
yang menciptakan alam raya ini hanya Allah saja, tanpa bantuan siapapun.

7
Abd. Basir, Ayat Ayat Al-Qur’an dalam Perspektif Pendidikan Islam (Telaah Tafsir
Tarbawi), (Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2013), 58-61.

9
ِ ‫ ٰ َم ٰ َو‬::‫ٱلس‬
 Kata ‫ت‬ َّ dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “aneka benda
angkasa atau langit”. Adapun bilangan tujuh yang dihubungkan dengan
‫ َمٓا ِء‬::::‫ٱلس‬ 
َّ hanya merupakan angka simbolik yang berarti «banyak».
Penggunaan bilangan tujuh dalam arti banyak bukan hanya dilakukan oleh
orang Arab, melainkan juga oleh orang-orang Yahudi dan Romawi.
ِ ‫ ٱأْل َ ْر‬yang ada dalam Al-Qur`an biasa diartikan sebagai “bumi”.
 Kata ‫ض‬
Atau bisa jadi lebih tepat dipahami sebagai “materi’, yakni cikal bakal
bumi. Ia telah ada sesaat setelah Allah Swt. menciptakan jagad raya, alam
semesta ini. Sebab, menurut penelitian ilmuwan, bumi baru terbentuk
sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu dan tanah di planet bumi kita ini baru
terjadi sekitar 3 miliar tahun yang lalu sebagai kerak di atas magma.
Dalam penyebutanya Al-Qur`an menggunakan bentuk tunggal yang
mengisyaratkankan bahwa bumi hanya satu yakni yang didiami oleh
komunitas manusia.
 Kata ‫ ٱلَّ ْي ِل‬biasa diartikan sebagai “malam hari”. Secara etimologis kata ‫لَّ ْي ِل‬
berasal dari al-ala, yang pada mulanya berarti “gelap atau hitam pekat”.
Pemakain kata tersebut berkembang sehingga artinya pun menjadi
beranekaragam.
 Dengan memperhatikan ayat-ayat yang memuat kata lail dan kata yang
seasal dengan itu dapat diketahui bahwa menurut terminologi Al-Qur`an,
kata tersebut dipakai untuk arti “malam hari”, istilah bagi waktu mulai
terbenam matahari sampai terbit fajar, atau menurut pendapat lain, mulai
hilangnya mega merah (setelah matahari terbenam) sampai terbitnya fajar.
 Kata ‫ ٱلنَّ َها ِر‬menurut asalnya berarti “mengalir”, dalam beberapa terjemahan
kata tersebut diartikan “siang hari” sebagai kebalikan dari keadaan
“malam hari”
Ayat ini masih berbicara masalah bukti Kebesaran dan Kekuasaan
AllahSwt. Pada ayat ini terdapat isyarat ilmu pengetahuan yang perlu digali
oleh manusia. Isyarat ilmu pengetahuan itu masih bersifat global sehingga

10
memerlukan kesungguhan manusia untuk meneliti atau melakukan
eksperimen untuk dapat menyingkap isi kandungannya. Alam semesta adalah
segala yang ada di langit dan di bumi serta diantara keduanya. Alam semesta
ini tidak tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Hal itu menambahkan
kesan mendalam bahwa alam semesta ini dirancang oleh zat yang super
kreatif, super cerdas dan super canggih. Siapapun tidak akan bisa mengelak
bahwa wujud alam semesta ini dapat memenuhi kebutuhan seluruh makhluk.
Dengan demikian pandangan dasar bahwa alam semesta tidak berdiri sendiri
atau ada perancangnya adalah sebuah keniscayaan. Selanjutnya ayat ini
menyebutkan tanda-tanda Kebesaran dan Kekuasaan Allah Swt. dengan
menyebut proses penciptaan langit dan bumi, pergantian waktu antara siang
dan malam, keajaiban laut, fungsi angin diantaranya dengan hembusannya,
perputaran awan dan siklus terjadinya hujan. Semuanya disebutkan al-Qur`an
dengan tujuan agar kita memperhatikan dan mempelajari aneka jenis keilmuan
yang tujuan akhirnya adalah mengakui kebesaran dan kekuasaan Allah.8
2. Kandungan Qs. At-Taubah 122

kaafah, berarti utuh, keseluruhan, integral. Yang dimaksud disini


adalah tidak sepatutnya orang-orang mukmin berangkat keseluruhan.

liyatafaqqahu, diambil dari kata , yakni pengetahuan yang mendalam


menyangkut hal-hal yang sulit dan tersembunyi. Bukan sekedar pengetahuan,
penambahan huruf ta‟, pada kata tersebut mengandung makna kesungguhan
upaya, yang dengan keberhasilan upaya itu para pelalu menjadi pakar-pakar
dalam bidangnya.Yang dimaksud dalam ayat ini adalah memperdalam
pengetahuan mereka dan memperdengarkan (mengajarkan) apa yang mereka
ketahui apa yang ada kepada manusia.

8
https://www.bacaanmadani.com/2018/05/kandungan-al-quran-surat-al-baqarah_9.html
(diakses 6-4-2021, pukul 12.42)

11
firqotun menurut bahasa berarti kelompok dalam jumlah besar,
bearti juga sekelompok manusia dan lebih banyak dari itu.

thaifah menurut bahasa berarti kelompok dalam jumlah kecil, atau


diartikan seperti sekelompok manusia yang berpisah dari kelompoknya untuk
membuat kelompok yang berbeda. Dapat juga diartikan sebagai bagian kecil
dari sesuatu.

Tatkala kaum mukminin dicela oleh Allah apabila tidak ikut ke medan
perang, kemudian Rasulullah saw, mengirimkan syariyahnya, akhirnya
mereka semua berangkat ke medan perang tanpa ada seseorang pun yang
tinggal, maka turunlah firman Allah dalam Surah At Taubah ayat 122 “Tidak
sepatutnya bagi orang orang yang mukmin itu pergi ke medan perang
semuanya. Mengapa tidak pergi dari tiap tiap golongan suatu kabilah diantara
mereka beberapa orang dan beberapa golongan saja kemudian sisanya tetap
tinggal di tempat untuk memperdalam pengetahuan mereka yakni tetap
ringgal di tempat mengenai agama dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya dari medan perang, yaitu
dnegan mengajarkan kepada mereka hukum hukum agama yang telah
dipelajarinya supaya mereka dapat menjaga dirinya dari siksaan Allah, yaitu
dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi laranganNya.9

Sehubungan dengan ayat ini Ibnu Abbas ra. Memberikan


penakwilannya bahwa ayat ini penerapannya khusus untu sariyah sariyah,
yakni bilamana pasukan dakam bentuk sariyah lantaran Nabi SAW tidak ikut.
Sedangkan ayat sebelumnya juga melarang seseorang tetap tinggal di
tempatnya dan tiddak ikut berangkat ke medan perang, maka hal ini
pengertiannya tertuju kepada bila Nabi SAW berangkat ke suatu ghazwah.

9
Al Mahalli, Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Ayat, (Bandung : Sinar Baru Aglesindo,
2000), 84.

12
Ayat tersebut merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama
dan bersedia mengajarkannya di tempat pemukinan serta memahamkan orang
lain kepada agama. Sehingga mereka mengetahui hukum agama secara umum
yang wajib diketahui setiap orang mukmin. Orang orang yang beruntung,
dirinya memperoleh kesempatan untuk mendalami agama dengan maksud
seperti ini. Mereka mendapat keududkan yang tin ggi disisi Allah SWT dan
tidak kalah tingginya dengan para pejuang yang mengorbankn harta dan jiwa
dalam meninggikan kaliat Allah, membela agama dan ajaran Islam. Bahkan
boleh jadi lebih utama dari para pejuan selain situasi ketika memperthankan
agama menjadi wajib „ain bagi setiap orang.

13
BAB III

SIMPULAN

A. Asbabun nuzul dari Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122
Asbabun Nuzul Qs. Al-Baqarah 164 Adapun Asbabun Nuzul surat al-
Baqarah 2:164 menurut Ibnu Abi Hatim dan Abu Syaikh dalam kitab “Al-
Azhamah” yang diterima dari Atha’. Atha’ berkata turun ayat kepada Nabi saat di
Madinah ayat yang berbunyi: “ Tuhanmu ialah Tuhan yang satu, tiada Tuhan
melainkan dia yang maha pengasih lagi maha penyayang (surat al-Baqarah ayat
163). Maka orang-orang kafir Quraisy di Mekkah pun berkata: “mana mungkin
manusia yang begitu banyak diatur oleh hanya satu Tuhan” lalu Allah pun
menurunkan surat Al-Baqarah ayat 164. Maka ayat tersebut turun sebagai
jawaban dari pertanyaan kaum kafir tersebut.
Asbabun Nuzul Qs. At-Taubah 122, Ayat ini menuntun kaum muslim
untuk membagi tugas dengan menjelaskan bahwa Tidak sepatutnya bagi orang-
orang mukmin yang selama ini dianjurkan agar bergegas menuju medan perang
pergi semua ke medan perang sehingga tidak tersisa lagi yang melaksnakan tugas-
tugas yang lain. Jika memang tidak ada panggilan yang bersifat mobilisasi umum
maka mengapa tidak pergi tiap-tiap golongan yakni kelompok besar diantara
mereka beberapa golongan yakni kelompok besar diantara mereka beberapa orang
dari golongan itu untuk bersungguh-sungguh memperdalam pengetahuan tentang
agama sehingga dapat memperoleh manfaat untuk diri mereka dan untuk orang
lain.
B. Hubungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122 dengan Pendidikan.
Kesimpulannya hubungan ayat ini dengan pendidikan yaitu, sebagai
pendidik dan peserta didik harus dapat mengembangkan dan memanfaatkan akal

14
yang telah di anugerahkan Allah kepada manusia, selain itu di dalam ayat ini juga
terkandung tentang Sains (Science) berupa proses pembuatan awan dan
bergantinya siang dan malam dan lain sebagainya.
At-Taubah 122 dengan Pendidikan Allah SWT menurunkan sesuatunya
pasti memiliki maksud dan tujuan tertentu yang mungkin tidak semua orang
mengetahuinya, seperti ayat satu ini merupakan ayat yang mempunyai makna
yang begitu dalam dan maksud tertentu mengenai manfaat ilmu dan bagaimana
cara kita mendapatkan pahala dengan berbagai cara, seperti menuntut,
mengajarkan, dan mengamalkan ilmu.
C. Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 dan Qs. At-Taubah 122.
Kandungan Qs. Al-Baqarah 164 ayat ini menyebutkan tanda-tanda
Kebesaran dan Kekuasaan Allah Swt. dengan menyebut proses penciptaan langit
dan bumi, pergantian waktu antara siang dan malam, keajaiban laut, fungsi angin
diantaranya dengan hembusannya, perputaran awan dan siklus terjadinya hujan.
Semuanya disebutkan al-Qur`an dengan tujuan agar kita memperhatikan dan
mempelajari aneka jenis keilmuan yang tujuan akhirnya adalah mengakui
kebesaran dan kekuasaan Allah. Kandungan Qs. At-Taubah 122Ayat tersebut
merupakan isyarat tentang wajibnya pendalaman agama dan bersedia
mengajarkannya di tempat pemukinan serta memahamkan orang lain kepada
agama. Sehingga mereka mengetahui hukum agama secara umum yang wajib
diketahui setiap orang mukmin. Orang orang yang beruntung, dirinya
memperoleh kesempatan untuk mendalami agama dengan maksud seperti ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abd. Basir, Ayat Ayat Al-Qur’an dalam Perspektif Pendidikan Islam Telaah Tafsir
Tarbawi, Banjarmasin: IAIN ANTASARI PRESS, 2013.

Al Mahalli, Tafsir Jalalain Berikut Asbabun Nuzul Ayat, Bandung : Sinar Baru
Aglesindo, 2000.

Al-mahalli, Jalaluddin dan Jalaluddin Suyuti, Tafsir Jalalain : Berikut Asbabun


Nuzul Ayat Surat Al-Fatihah sd Surat Al-An’am, penterjemah : Bahrun Abu
Bakar, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2007.

Bahreisy, Salim dan Said Bahreisy, Terjemah Singkat Tafsir Ibnu Katsir Jilid I,
Surabaya : PT. Bina Ilmu, 2004.

https://www.bacaanmadani.com/2018/05/kandungan-al-quran-surat-al-
baqarah_9.html.

Nihayah, Hamidatun, Konsep Pendidikan Islam Dalam Prespektif Al Qur’an Surat at


Taubah Ayat 122.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an,


Jakarta: Lentera Hati, 2000.

Suyuthi, Imam, Asbabub Nuzul : Sebab Sebab Turunnya Ayat Al Qur‟an, Jakarta :
Qisthi Press, 2017.

16
Sya’rani, Muh, Nilai Dasar Pendidikan Dalam Al-Qur’an, Jurnal Pemikiran
Keislaman dan Kemanusiaan, Vol. 1 No. 2, Oktober 2017.

17

Anda mungkin juga menyukai