Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH MARKETING FARMASI

OLEH :

NAMA : RESKY AMELYA SARI

NIM : O1A117175

KELAS : D

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2020
PRODUCT DESCRIPTION

KukuBima Ener-G! merupakan minuman energi dengan rasa buah Anggur yang
menyegarkan. Bermanfaat untuk meningkatkan stamina bagi pria dan wanita. Sangat baik
dikonsumsi sekitar 30 menit sebelum berolahraga, atau beraktivitas. KukuBima Ener-G!
Anggur akan memberikan rasa segar pada tubuh.

Komposisi :
• Ginseng
• Perasa Anggur
• Royal Jelly
• Madu
• Taurine
• Caffeine
• Vit B3
• Vit B6
• Vit B12

Manfaat :
Minuman energi penambah stamina serta menyegarkan badan

Kemasan :
Dus isi 6 sachet

Aturan Minum :
• 1 sachet dicampur dengan ± 200 ml air dingin
• Sebaiknya diminum 30 menit sebelum beraktivitas
• Maksimal minum 3 sachet per hari

 
Pelanggan

1). Produk (Product)

Kuku Bima Ener-G adalah merek dagang dari minuman energi produksi PT Sido Muncul.
Produk minuman energi ini diluncurkan pada tahun 2004, Dalam peluncurannya, Kuku Bima
Ener-G memecahkan mitos bahwa minuman energi selalu berwarna kuning, dengan rasa yang
serupa. Berbagai varian Kuku Bima Ener-G terdiri dari macam-macam rasa dan warna,
dengan kandungan yang tak jauh dari produk serupa, yakni kafein. Hingga kini Kuku Bima
Energi telah memiliki 6 varian rasa: orisinal, anggur, jeruk, kopi, jambu, kopi, dan teh. Dua
yang disebut belakangan baru diluncurkan pada 2007.

2). Harga (Price)


Saat pertama kali diluncurkan, Kuku Bima Ener-G memiliki harga 20 % lebih murah
dibangingkan produk. Di pasaran, satu kotak  produk Kuku Bima Ener-G berisi 6 sachet
memiliki harga Rp 2.500,00. Untuk keluaran terbaru dengan bentuk sediaan botol 150 ml,
Kuku Bima memiliki harga Rp 2.250,00.

3). Distribusi (Place)

Kuku Bima Ener-G memperluas cakupan distribusinya ke toko-toko yang bukan sekadar
berjualan jamu, seperti warung, rombong rokok, hingga outlet modern. Tidak kurang dari
100.000 pedagang jamu (baik yang menetap maupun keliling) pun ikut membantu distribusi
produk ini.

4). Promosi (Promotion)

Program promo yang dilakukan untuk pedagang yaitu memberikan kesempatan memilih
hadiah emas murni ataupun barang-barang elektronik bagi pedagang yang mau mengambil 3
karton hingga 160 karton Kuku Bima Ener-G. Kampanye komunikasi Kuku Bima selalu
berbalut CSR (Corporate Sosial Responsibility). Mulai dari Mbah Marijan, Chris John, para
TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang pernah disiksa majikan di negeri jiran, hingga Laskar
Mandiri (pengamen, pengojek, tukang semir sepatu, pedagang jamu gendong, pemulung, dan
pengasong), digandeng menjadi model iklan Kuku Bima Ener-G. Untuk aktivitas merek
lainnya, Kuku Bima kerap mensponsori program-program yang membidik pasar pria wanita
di atas 24 tahun, dengan status sosial ekonomi C, D, dan E. Misalnya saja program olah raga
tinju serta kompetisi menyanyi dangdut ”Stardut” yang tayang di TPI. Selain itu, komunikasi
melalui berbagai media juga dilakukan untuk memperluas upaya promosi.

Kepuasan pelanggan yang ditunjukkan dengan peningkatan market share Kuku Bima


Ener-G

Sebagai pendatang baru dengan menawarkan diferensiasi dari beragam rasa, penjualan Kuku
Bima Ener-G terus saja membengkak. Target penjualan pada tahun 2007 sebesar satu miliar
sachet dapat terlampaui. Pada tahun  ini pula Kuku Bima Ener-G dapat merebut pangsa pasar
sebesar 11,8 % yang menempati posisi ketiga top brand minuman energi yang ada setelah
Extra Joss (45,6%) dan Hemviton (20,2%)(sumber : AC Nielsen). Pada bulan Juli 2008,
penjualan Kuku Bima Ener-G menyentuh angka tertinggi, yakni 200 juta saset per bulan.
Padahal, pada awal diluncurkan, Kuku Bima Ener-G hanya mampu terjual 5 juta saset per
bulannya.
Saat ini, dunia persaingan minuman energi sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari ‘perang’
minuman energi yang ditayangkan di televisi, baik dalam bentuk iklan, talkshow, dan
termasuk membagi-bagikan hadiah khususnya dalam acara-acara olah raga. Tiga macam
minuman energi Top Brand (Extra joss, Hemaviton, Kuku Bima Ener-G) seolah-olah
bertempur tiada henti dalam upayanya mempengaruhi mind set pelanggan dan kemudian
tergerak untuk membelinya.

Dalam hal ini, Kuku Bima Ener-G sebagai pemain baru dalam minuman energi menunjukkan
keberhasilan strategi marketing mix yang dijalankannya. Menjadi pemain baru tentu tidaklah
mudah. Salah satu entry barrier di kategori ini adalah komunikasi pemasaran. Tak heran jika
Extra Joss sebagai market leader memiliki budget iklan yang lebih besar dibandingkan
dengan pesaing lainnya yaitu sekitar 180 milyar pada tahun 2006 (sumber : Hidayat, T., 2007,
Kala Market Leader Menjadi Follower, Artikel)

Secara logika, tentunya jika suatu produk dengan budget iklan yang rendah, maka ia akan
tenggelam oleh iklan market leader. Uniknya, Kuku Bima Ener-G yang
memiliki budget iklan yang lebih rendah dibandingkan Extra Joss yaitu sekitar 30 milyar
(tahun 2006) kini mampu menggerus pangsa pasar dari Extra Joss. Oleh karenanya, Extra
Joss seolah sedang “berduel” melawan Kuku Bima Ener-G. Duel yang dilakukan adalah pada
bagaimana masing-masing produk optimal dalam unsur marketing mix-nya.

Ditinjau dari segi produknya (Product), Kuku Bima Ener-G dapat dengan cepat menerobos
pasar  karena keberaniannya berinovasi. PT Sido Muncul merupakan pelopor
pengubah image  mengenai minuman energi yaitu produk minuman energi harus berwarna
kuning dengan rasa yang agak masam. Sebagai langkah pengubah image tersebut,
diproduksilah Kuku Bima dengan berbagai varian rasa. Dampak dari inovasi tersebut ternyata
mendapat respon pasar yang sangat baik. Oleh karenaya, PT Sido Muncul semakin giat
berinovasi dengan menambahakan varian rasa baru pada produknya. Di lain sisi, keberhasilan
PT Sido Muncul dalam meluncurkan varian rasa akhirnya direspons PT Bintang Toedjoe.
Anak usaha  PT Kalbe Farma ini pun ini akhirnya meluncurkan Extra Joss varian rasa pada
awal 2007.

Jika dipandang dari segi harganya (Price), Kuku Bima Ener-G ternyata memiliki harga yang
lebih murah dibandingkan Extra Joss. Untuk produk dalam bentuk saset, Kuku Bima (Rp
2.500,00) memiliki harga yang lebih murah dibandingkan Extra Joss (Rp 3.500,00). Hal ini
tentunya memberikan kesempatan besar bagi pelanggan untuk lebih hemat dalam berbelanja
dan tentunya menjadi daya tarik besar bagi mereka. Menjadi daya tarik memberi pengertian
bahwa pelanggan akan lebih memilih Kuku Bima Ener-G yang khasiatnya tidak jauh berbeda
dengan Extra joss. Jika pelanggan ingin Kuku Bima dalam bentuk cair (1 botol = Rp
2.250,00), maka pelanggan dapat memperolehnya dengan harga juga yang lebih murah
dibandingkan produk Extra Joss cair (1 kaleng = Rp 3.500,00). Dengan demikian, Kuku
Bima memungkinkan memperoleh pelanggan yang lebih banyak.
Tinjauan dari segi distribusinya (Place), Kuku Bima Ener-G akan mudah sekali didapat oleh
pelanggannya. Produk ini telah tersalur di berbagai tempat, baik itu warung, toko, swalayan,
bahkan warung bubur kacang hijau (burjo) pun menyediakan Kuku Bima. Distributor unik
dari Kuku Bima adalah para pedagang jamu. Jumlah pedagang ini cukup banyak sehingga di
daerah-daerah sangat terpencil pun dapat terjangkau. Akibatnya, pelanggan pun mendapat
kemudahan untuk memperolehnya. Hal inilah yang tidak dimiliki oleh Extra Joss. Namun
demikian, Extra Joss berusaha menjaga penurunan omset penjualannya  dengan mendirikan
Warung Joss di berbagai daerah, meskipun pada dasarnya Extra Joss masih lebih unggul
dalam hal distribusinya (Warjoss).

Jika disorot dari segi promosinya (Promotion), sebenarnya konsep strategi yang dijalankan
PT Sido Muncul tidak jauh berbeda dengan PT Bintang Toedjoe. Keduanya sama-sama
menggunakan sosok endorser  yang diasosiasikan dengan produk untuk
memperkuat brand ekuitasnya. Keduanya juga sangat gencar meniklankan produknya di
berbagai media. Hanya saja, pilihan endorser-nya yang berbeda. Meskipun PT Sido Muncul
bukan perusahaan baru, mereka dalam posisi ingin merebut pasar minuman energi.
Menjadikan Mbah Maridjan dan Chris John sebagai endorser untuk mengorbitkan Kuku
Bima Ener-G merupakan keputusan riskan yang diambil PT Sido Muncul. Chris John bisa
kalah kapan saja. Demikian juga dengan Gunung Merapi, bisa meletus kapan saja. Namun,
ternyata keputusan tersebut berbuah manis dikarenakan penjualan Kuku Bima justru
meningkat hingga 300 %. Padahal biaya iklan yang dikeluarkan PT Sido Muncul lebih kecil
dibanding biaya iklan PT Bintang Todjoe (sumber : Hidayat, T., 2007, Kala Market Leader
Menjadi Follower, Artikel).

Selain dari faktor 4 P di atas, Kuku Bima Ener-G sebenarnya lebih mudah diterima pasar
karena produk ini menggunakan merek yang telah dikenal konsumen, yaitu dari produk Kuku
Bima TL (kategori jamu). Kuku Bima TL telah meraih beberapa penghargaan yaitu Best
Brand dan ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Award) 2002. Keseluruhan award yang
telah dicapai tersebut memberi dampak positif pada Kuku Bima Ener-G. Hal ini karena Kuku
Bima Ener-G tidak perlu bersusah payah untuk membangun brand. Dengan demikian,
keputusan manajerial oleh pimpinan PT Sido Muncul untuk mengembangkan varian baru
berupa produk minuman energi dengan mengekstensifikasi merek yang telah berkembang
adalah tepat.

Dampak dari marketing mix yang dijalankan PT Sido Muncul pada Kuku Bima Ener-G
benar-benar

Anda mungkin juga menyukai