Anda di halaman 1dari 38

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.

T DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) ST. V +
PNC (CAUSA CHRONIC PYELONEPHRITIS) DI RUANG
HEMODIALISA
RSD MANGUSADA 31 DESEMBER 2021

OLEH :

KOMANG SRIMARTIASIH RAHARJANI


2114901110

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

2021/2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. T DENGAN
DIAGNOSA MEDIS CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) ST. V + PNC (CAUSA
CHRONIC PYELONEPHRITIS) DI RUANG HEMODIALISA

A. PENGKAJIAN

Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 31 Desember 2021 pukul

13.00 WITA di ruang Hemodialisa RSD Mangusada Badung dengan


metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan dokumentasi.
1. Pengumpulan Data

a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Suami)
Nama : Ny. T Tn. K
Umur : 72 tahun 75 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Laki laki
Status Perkawinan : Menikah Menikah
Suku /Bangsa : Indonesia Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMP SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Swasta
Alamat : Penarungan Penarungan
Alamat Terdekat : Penarungan Penarungan
Nomor Telepon : 087338xxxxxx -
Nomor Register :-
Tanggal MRS : 31 Desember 2021

b. Riwayat Kesehatan

1) Keluhan utama masuk rumah sakit

Pasien mengatakan datang ke rumah sakit untuk melakukan


Hemodialisis sesuai jadwal yang disarankan
2) Keluhan utama saat pengkajian

Pasien mengatakan badannya merasa lelah dan lemas saat


menjalani Hemodialisa.

3) Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengaakan sudah mengalam CKD dan menjalani


Hemodialisis kurang lebih 5 setengah tahun. Pasien mengatakan
saat pertama tahu mengalami CKD ditandai dengan seluruh badan
bengkak, mual dan muntah. Setelah dilakukan pemeriksaan di
RSD Mangusada, pasien dinyatakan mengalami CKD oleh dokter
dan diintruksikan untuk melakukan Hemodialisis seacara rutin tiap
minggunya 2 kali yaitu pada hari Rabu dan Sabtu. Pada saat
pengkajian pasien mengatakan lemas, pasien merasa kelelahan,
pasien tampak lemas dan lesu. Hasil TTV : TD :166/93 mmHg,
Nadi: 80x/menit, Respirasi : 20x/menit. Suhu: 36,1˚c, BB kering :
43,5kg, BB pre Hemodialisa :44,5kg (peningkatan BB 1 kg dalam
3 hari). BB post HD : 44kg

Di HD (Hemodialisa) pasien mendapatkan terapi :

- Heparin 4000iu/4 jam

- Erythropoietin 1xseminggu
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan mengalami CKD sejak 5 setengah tahun yang
lalu
5) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang mengalami
penyakit yang sama dengan pasien yaitu CKD. Pasien mengatakan
di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, diabetes militus, asma dan lain-lain.
a. Pola Kebiasaan

1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan dapat bernafas dengan
baik tidak pernah mengalami sesak saat
bernafas dan tidak ada masalah pada
pernafasannya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak mengalami sesak,
serta tidak ada rasa nyeri saat bernafas.

2) Makan dan minum


Sebelum Pengkajian:Pasien mengatakan biasa makan 3 x sehari
dengan porsi kecil tapi sering. Jenis
makanan yang dikonsumsi pasien yaitu
nasi dan lauk. Pasien juga mengatakan
sebelum sakit biasa minum air putih ± 8
Gelas/ hari.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan makan 3x sehari dengan
porsi sedikit tapi sering. Pasien
mengatakan biasa makan nasi beserta lauk.
Pasien mengatakan tetap minum air 2-3
gelas dengan gelas ukuran 200ml/hari.
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan biasa BAB 1x sehari
dengan konsistensi lembek dan bau khas
feses. Saat BAK pasien biasa BAK 3-4
x/hari,dengan bau khas urine, dan warna
kuning jernih.
Saat Pengkajian : saat pengkajian pasien mengatakan sudah
BAB 1 kali, pasien masih BAK hanya
sedikit ± 200 cc/hari (oliguria) dengan bau
khas urine, dan warna kuning
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan sebelum sakit pasien
biasa melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
bantuan orang lain. Pasien juga
mengatakan bisa melakukan pekerjannya
sebagai pegawaiswasta.
Saat Pengkajian :Pasien masih bisa melakukan beraktivitas yang
ringan di rumah
5) Istirahat dan tidur
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan biasa tidur 7-8 jam
setiap hari nya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidur 7-8 jam hampir
setiap hari. Pasien mengatakan biasanya
tertidur setelah pukul 01.00. pasien
mengatakan biasa bangun tidur pukul
07.00 pasien juga mengatakan biasa
beristirahat di siang hari.
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan mandi 2 x sehari
dengan sabun, gosok gigi 2 xsehari memakai
pasta gigi dan keramas 1 minggu sebanyak 2x
memakai sampo.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan mandi 2x sehari
dengan air hangat, gosok gigi 2x sehari
menggunakan pasta gigi, dan pasien
mengatakan keramas 2 hari 1x dengan
menggunakan shampoo.
7) Pengaturan suhu tubuh
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan tidak ada demam dan
tubunya tidak teraba hangat.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan badannya tidak merasa
panas dan tidak berkerigat. Pasien juga
mengatakan tidak mengalami demam.
Suhu tubuh pasien normal 36,1oC
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan selalu merasa nyaman.
Saat Pengkajian: Pasien mengatakan sedikit kurang nyaman
karena memikirkan penyakitnya dan harus
rutin melakukan cuci darah selama 2x
dalam seminggu.
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan pasien tidak marasa
cemas dan takut.
Saat Pengkajian : Saat menjalani HD Pasien mengatakan tidak
merasa cemas dan takut karena sudah
ditangani dan dirawat dengan baik oleh
petugas Saat HD berlangusng.
10) Data sosial
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan pasien dapat
berinteraksi dengan baik dengan keluarga,
teman maupunorang disekitar rumahnya.
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan hubungan dengan
keluarga baik, dengan tetangga baik,
hubungan dengan petugas di rungan HD
juga baik, dan pada saat melakukan HD ke
rumah sakit ditemani oleh anaknya.
11) Prestasi dan produktivitas
Sebelum Pengkajian: Sebelum sakit pasien masih bisa berkerja
menjadi pegawai swasta.

Saat Pengkajian : Pasien mengatakan saat ini dirinya sudah


tidak bisa berkerja dan hanya melakukan
aktivitas dirumah.
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan sering rekreasi dengan
melakukan jalan dengan keluarganya
Saat Pengkajian : Pasien mengtakan sudah jarang melakukan
jalan-jalan bersama keluarganya
13) Belajar
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan sudah sedikit mngerti
tentang penyakitnya
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan sudah paham tentang
penyakit yang dialami.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Pasien mengatakan beragama hindu dan
sering melakukan sembahyang setiap hari di
ruah danke pura-pura pada saat ada rahinan
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan saat ini hanya bisa
melakukan sembahyang di rumah saja.

b. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum klien : compos mentis/ sadar penuh


2) Tanda-tanda vital :
Suhu :36,1
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Tekanan darah : 166/93 mmHg.
3) Antropometri :
Tinggi badan : 154 cm
Berat badan : 44,5 Kg,
Berat badan kering :43,5 Kg
(Peningkatan BB 1 kg dalam 3 hari)
4) Bangun tubuh: Sedang
5) Postur Tubuh : Tegak
6) Cara Berjalan: Lancar terkoordinir
7) Gerak Motorik: Normal
8) Keadaan Kulit :
Warna : Sedikit Kehitaman
Turgor :Elastis
Kebersihan :Bersih
Luka : Tidak ada
9) Kepala :
Kulit kepala : Bersih
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri
tekanLuka : Tidak ada luka
10) Mata
Konjungtiva : Pucat
Sklera : Berwarna putih
Kelopak mata : Tidak terdapat edema dan benjolan

Pupil : Reflek pupil baik


11) Hidung
Keadaan : Bersih, tidak
ada secretPenciuman : Baik
Nyeri : Tiadak ada nyeri tekan
Luka :Tidak ada luka
12) Telinga
Keadaan : Bersih, tidak ada
secretNyeri :Tidak ada nyeri tekan
Pendengaran :Baik/normal
13) Mulut
Mukosa bibir : Mukosa
lembabGusi :Tidak berdarah
Gigi :Gigi lengkap, gigi bersih,
Lidah :Bersih
Tonsil :Normal, tidak terjadi pembengkakan pada tongsil.
14) Leher
Inspeksi
Keadaan : Baik/normal, tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid, tidak ada distensi vena jugularis,tidak ada kaku kuduk
Palpasi : Tidak ada pembengkaan pada kelenjar limfe
15) Thorax
1. Inspeksi
Bentuk : Simetris
Gerakan dada : Bebas, tidak ada retraksi otot dada
Payudara : Simetris, tidak ada nyeri, tidak terdapat
bengkak, tidak ada luka
2. Palpasi
Pengembangan dada : Simetris
Vibrasi tactile premitus : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
3. Perkusi
Suara paru : Sonor
4. Auskultasi
Suara paru : vesikuler/normal
Suara jantung : Regular, S1-S2 tunggal
16) Abdomen
1. Inspeksi
Luka : Tidak ada
2. Auskultasi
Peristaltic usus : 14 x/mnt
3. Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan
4. Perkusi : Dullness
17) Genetalia
Pasien mengatakan tidak terdapat masalah pada alat vitalnya
danselalu membersihkan setelah BAK.

18) Anus
Pasien mengatakan tidak terdapat masalah pada anusnya dan
selalu membersihkan setelah BAB

19) Ekstremitas
1. Ektremitas Atas : tidak terdapat edema, terlihat
terpasang AV vistula sebelah kiri dan terdapat bekas
luka/suntikan.
2. Ektremitas Bawah: Pergerakan bebas, CRT< 2 detik,
tidakada luka, tidak terdapat edema.

3. kekuatan otot : 555 555


555 555

c. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium Hematologi tanggal 3 Desember 2021
No. Nama Test Hasil Satuan Nilai Normal

1. HGB L 10.6 g/Dl 11.7 – 15.5

RBC L 3.49 10^ 6/uL 3.80 - 5.20

HCT L 31.0 % 35.0 – 47.0

NEUT% L 49.6 % 50.0-70.0

LYMPH% L 20.3 % 25.0-40.0

BASO% H 1.1 % 0.0-1.0

MONO% H 11.4 % 2.0 – 8.0

EOS% H 17.6 % 2.0 – 4.0


2. ANALISA DATA
Analisa Data Pasien Ny. T Dengan Diagnosa medis ckd st. V + pnc
(causa chronic pyelonephritis) di ruang hemodialisa
RSD Mangusada 31 desember 2021
Masalah
HD Data Interpretasi Keperaw
atan
Pre HD DS: Hipervolemia
Aliran darah ke ginjal
- Pasien mengatakan menurun
minum air 2-3 gelas
dengan gelas ukuran
kerja ginjal menurun
200ml/hari.
- Pasien mengatakan
Retensi Na + H2O
setelah sakit pasien
susah untuk BAK
BB pre HD > BB
(Oliguria), pasien BAK kering
hanya sedikit, BAK ±
200 ml/hari.
DO: Hipervolemia
- BB kering 43,5 kg
- BB pra HD 44,5 kg
- Terdapat peningkatan
berat badan 1 kg dalam
3 hari.
- HCT : L 31.0
- HB: 10.6
Intra HD DS: Fungsi eritropoetin Keletihan
- Pasien mengatakan menurun

merasa lelah dan lemas


saat menjalani Hb menurun

hemodialisa.
malaise
DO:
- Pasien tampak lesu Keletihan

- Pasien tampak lemas


- HB : 10.6 g/dL (Tgl 3-
12-2021)
DS: v Hemodialisa Resiko
- Perdarahan
DO: Resiko terjadi
- Terdapat penggunaan pembekuan darah

heparin 4000 iu
Penggunaan heparin
berlebih

Resiko
Perdarahan

Post HD DS: Resiko


Penusukan pada
- arteri dan vena Perdarahan
DO:
- Terdapat bekas luka Setelah
insersi pada AV fistula hemodialisa selesai
jarum dicabut dari
pada AV Shunt tangan vena dan arteri
kiri
Darah akan keluar
dari pelepasan AV
Fistula

Resiko
Perdarahan
Post HD DS: Resiko infeksi
- Penusukan pada
arteri dan vena
DO:
- Terdapat bekas luka
insersi pada AV
Setelah
fistula pada AV hemodialisa selesai
jarum dicabut dari
Shunt tangan kiri
vena dan arteri
- Suhu 36,1 ºC

Menimbulkan
bekas luka atau
suntikan

Pelepasan AV
Fistula yang
dilakukan tanpa
memperhatikan
steril dan ditambah
perawatan setelah
pulang yang
kurang oleh pasien

Resiko infeksi

a. Rumusan Masalah Keperawatan (Pre, Intra dan Post HD)


b. Pre HD
Hipervolemia
c. Intra HD
Keletihan
Resiko Perdarahan
d. Post HD
Resiko Perdarahan
Risiko infeksi
b. Analisa Masalah Keperawatan
1. P: Hipervolemia
E: Gangguan mekanisme regulasi
S: Pasien mengatakan minum air 2-3 gelas dengan gelas ukuran
200ml/hari, Pasien mengatakan setelah sakit pasien susah untuk BAK
(Oliguria), pasien BAK hanya sedikit, BAK ± 200 ml/hari, BB kering
43,5 kg BB pra HD 44,5 kg, Terdapat peningkatan berat badan 1 kg
dalam 3 hari, HCT : L 31.0, HB : 10.6
Proses terjadinya :
Gagal ginjal dapat menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun
sehingga kerja ginjal akan menurun juga dan hal ini menyebabkan
retensi garam dan natrium dari retensi tersebut sehingga dapat
menyebabkan terjadinya peningkatan berat badan atau dapat membuat
udema dan menyebabkan hipervolemia.
Akibat jika tidak dirtanggulangi: pasien akan susah dalam beraktivitas
karena cairan dalam tubuh berlebih.
2. P: Keletihan
E: kondisi fisiologis pasien yang memiliki penyakit kronis yaitu gagal
ginjal kronis
S: Pasien mengatakan merasa lelah saat menjalani hemodialisa., Pasien
tampak lesu, Pasien tampak lemas, HB : 10.6 g/dL (Tgl 3-12-2021)
Proses terjadinya :
Hemodialisa adalah upaya membersihkan sisa-sisa metabolisme atau
zat-zat toksik lain dalam darah disaring lewat membran semipermeabel
dan kemudian dibuang, dari proses tersebut menyebabkan sekresi
eritoportin dalam tubuh menurun dan juga menyebabkan kadar Hb
menurun serta dapat menyebabkan lemas sehingga pasien akan
mengalami keletihan
Proses hemodialisa
Akibat jika tidak dirtanggulangi : akan menyebabkan tirah baring yang
lama dan juga dapat menyebabkan aktivitas terganggu.
3. P: Resiko Perdarahan
E: Efek Agen Farmakologis
S: Penggunaan Heparin 4000 IU
Proses Terjadinya :
HD (Hemodialisa) adalah tindakan penggantian fungsi ginjal
menggunakan dialisat, dalam proses HD tersebut beresiko terjadi
pembekuan darah, pembekuan darah dapat dicegah dengan pemberian
heparin, pemberian heparin yang berlebih dapat penyebabkan resiko
perdarahan.
Akibat Jika tidak ditanggulangi: dapat menyebabkan pasien kekurangan
darah atau bisa syok hypovolemia.
4. P: Resiko Perdarahan
E: Gangguan koagulasi
S: Terdapat pelepasan AV Fistula, Terdapat bekas luka insersi pada AV
fistula pada AV Shunt tangan kiri
Proses Terjadinya:
Salah satu tindaka HD (Hemodialisa) adalah melakukan penusukan pada
arteri dan vena dengan menggunakan AV Fistula, setelah hemodialisa
selesai, jarus yang terdapat di AV Fistula dicabut, pada saat di cabut darah
akan keluar dari pelepasan tersebut dan darah akan banyak keluar apabila
bekas penusukan AV Fistula itu tidak di manajemen dengan baik, apabila
darah banyak keluar maka dapat menyebabkan resiko perdarahan Akibat
jika tidak ditanggulangi: dapat menyebabkan pasien kekurangan darah
atau bisa syok hypovolemia.
5. P: Resiko Infeksi
E: Tindakan Invasif
S: Terdapat bekas luka insersi pada AV fistula pada AV Shunt tangan
kiri, Suhu 36,1 ºC

Proses terjadinya :
Salah satu tindakan yang dilakukan saat melakukan hemodialisa adalah
melakukan penusukan pada arteri dan vena dengan menggunakan AV
Fistula, setelah hemodialisa selesai dilakukan AV Fistula dicabut kembali
sehingga menimbulkan bekas luka atau suntikan, pelepasan AV Fistula
yang dilakukan tanpa memperhatikan steril dan ditambah perawatan
setelah pulang yang kurang oleh pasien sendiri dapat menimbulkan
peradangan dan risiko terjadinya infeksi.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Akan menyebabkan infeksi pada area
tersebut

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan Pasien Ny. T Dengan Diagnosa medis ckd st. V
+pnc (causa chronic pyelonephritis) di ruang hemodialisa
RSD Mangusada 31 desember 2021
a. Pre HD
- Hipervolemia berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi ditandai
dengan Pasien mengatakan minum air 2-3 gelas dengan gelas ukuran
200ml/hari, Pasien mengatakan setelah sakit pasien susah untuk BAK
(Oliguria), pasien BAK hanya sedikit, BAK ± 200 ml/hari, BB kering
43,5 kg BB pra HD 44,5 kg, Terdapat peningkatan berat badan 1 kg
dalam 3 hari, HCT : L 31.0

b. Intra HD
- Keletihan berhubungan dengan kondisi fisiologis pasien yang memiliki
penyakit kronis yaitu gagal ginjal kronik yang ditandai dengan Pasien
mengatakan lelah dan merasa lemas saat menjalani hemodialisa., Pasien
tampak lesu , Pasien tampak lemas, HB : 10.6 g/dL (Tgl 3-12-2021)
- Resiko Perdarahan berhubungan dengan efek agen Farmakologis
ditandai dengan terdapat penggunaan heparin 4000 IU
c. Post HD
- Resiko Perdarahan Berhubungan dengan Tindakan pembedahan ditandai
dengan terdapat pelepasan AV Fistula.
- Risiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif ditandai dengan
Terdapat bekas luka pada AV fistula pada tangan kiri .
B. PERENCANAAN

1) Rencana perawatan
Rencana Keperawatan Pasien Ny. T Dengan Diagnosa medis ckd st. V +pnc
(causa chronic pyelonephritis) di ruang hemodialisa
RSD Mangusada 31 desember 2021

No Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf

1. - Hipervolemia b/d Setelah diberikan asuhan Manajemen Hemodialisa


gangguan sistem keperawatan selama 1x 4 Observasi:
regulasi d/d Pasien jam diharapkan Status 1. Idetifikasi kesiapan 1. Untuk mengindikasikan
mengatakan cairan meningkat setelah hemodialisa status kesehatan, prosedur
minum air 2-3 dilakukan HD 4 jam Terapeutik: tindakan yang sesuai
gelas dengan dengan Kriteria Hasil: 2. Posisikan pasien semi dengan pasien
gelas ukuran 1. BB kering tercapai fowler 2. Mencegah terjadinya
200ml/hari, 2. Haluaran urine 3. Lakukan prosedur HD ortopnea
Pasien meningkat dengan aseptik 3. Untuk membantu
mengatakan Edukasi: menggantikan fungsi ginjal
setelah sakit 4. Anjurkan pembatasan
pasien susah cairan 4. Diet cairan dapat
untuk BAK Kolaborasi: membantu mengurangi
(Oliguria), pasien 5. Kolaborasi pemberian terjadinya hypervolemia
BAK hanya heparin pada blood line, 5. Mencegah terjadinya
sedikit, BAK ± sesuai indikasi pembekuan darah
200 ml/hari, BB
kering 43,5 kg
BB pra HD 44,5
kg, Terdapat
peningkatan berat
badan 1 kg dalam
3 hari, HCT : L
31.0

2. Keletihan b/d kondisi Setelah diberikan asuhan Manajemen Energi


fisiologis (CKD) d/d keperawatan selama 1 x 4 Observasi:
Pasien mengatakan jam proses HD diharapkan 1. Monior kelelahan fisik 1. Untuk menentukan
merasa lelah saat tingkat keletihan membaik dan emosional rencana tindak lanjut
menjalani dengan kriteria hasil : Terapeutik:
hemodialisa., Pasien 1. Verbalisasi kepulihan 2. Sediakan lingkungan 2. Membantu pasien agar
tampak lesu, Pasien energy meningkat yang nyaman merasa nyaman selama
tampak lemas, HB : 2. Tenaga meningkat Edukasi: proses HD
10.6 g/dL (Tgl 3-12- 3. Kemampuan akivitas 3. Anjurkan pasien tirah 3. Mencegah terjadinya
2021) rutin meningkat baring perburukan kondisi
4. Verbalisasi lelah Kolaborasi: pasien
menurun -
5. Lesu menurun

3 Risiko perdarahan Setelah diberikan asuhan Pencegahan Perdarahan:


b/d agen keperawatan selama 1 x 4 Observasi:
farmakologis jam proses HD diharapkan 1. Monitor tanda dan 1. Untuk mengetahui tanda
d/d terdapat kontrol risiko meningkat gejala perdarahan dan gejala perdarahan
penggunaan heparin dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda-tanda 2. Untuk mengetahui risiko
4000 iu 1. Kemampuan mencari vital terjadinya perdarahan
informasi tentang faktor Terapeutik: 3. Untuk mencegah
risiko meningkat 3. Batasi tindakan terjadinya perdarahan
2. Kemampuan invasif jika perlu kembali
mengidentifikasi faktor Edukasi: 4. Agar pasien mengetahui
risiko meningkat 4. Jelaskan tanda dan mengenai tanda dan
3. Kemampuan melakukan gejala perdarahan gejala perdarahan
strategi kontrol risiko 5. Anjurkan segera 5. Untuk menentukan
meningkat melapor jika terjadi rencana tindak lanjut dari
perdarahan perdarahan
Kolaborasi: 6. Untuk mencegah
- terjadinya perdarahan
lebih lanjut dan
perburukan kondisi
pasien

4. Risiko perdarahan Setelah diberikan asuhan Manajemen Perdarahan


b/d gangguan keperawatan selama 1 x 4 Observasi:
koagulasi d/d jam proses HD diharapkan 1. Identifikasi penyebab 1. Untuk mengetahui
terdapat bekas luka tingkat perdarahan menurun perdarahan penyebab dari perdarahan
insersi AV fistula dengan kriteria hasil : 2. Monitor tekanan darah 2. Untuk mengetahui kondisi
1. kelembapan membran Terapeutik: pasien
mukosa meningkat 3. Istiahatkan area yang 3. Untuk meminimalisir
2. kelembapan kulit mengalami perdarahan terjadinya perdarahan
meningkat 4. Lakukan penekanan atau kembali
3. Tekanan darah membaik balut tekan 4. Untuk mencegah
4. Denyut nadi apikal Edukasi: terjadinya perdarahan lebih
membaik 5. Jelaskan tanda-tanda banyak
5. Suhu tubuh membaik perdarahan 5. Agar pasien memahami
Kolaborasi: tanda-tanda perdarahan
-

5. Risiko infeksi b/d Setelah diberikan asuhan Pencegahan Infeksi 1. Untuk mendapatkan
efek prosedur keperawatan selama 1 x 4 Observasi: penanganan segera bila
invasif d/d pasien jam diharapkan tingkat 1. Monitor tanda gejala terjadi tanda-tanda infeksi
terpasang AV infeksi dapat menurun infeksi lokal dan 2. Mencegah infeksi
fistula sebelah kiri dengan kriteria hasil : sistemik nosocomial
dan terdapa bekas 1. Tanda-tanda infeksi 3. Agar mikroorganisme
luka insersi AV (Pembengkakan, Terapeutik: tidak masuk ke area
fistula kemerahan, nyeri, panas, 2. Cuci tangan sebelum dan insersi/ ke dalam tubuh
dan perubahan fungsi sesudah kontak dengan 4. Untuk menapatkan
menurun pasien penanganan segera jika
2. Demam menurun 3. Pertahankan teknik terdapat luka yang infeksi
3. Kadar sel darah putih aseptik
membaik Edukasi:
4. Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Kolaborasi:
-
B. IMPLEMENTASI
Implementasi Keperawatan Pasien Ny. T Dengan Diagnosa Medis Ckd St. V +Pnc
(Causa Chronic Pyelonephritis) Di Ruang Hemodialisa
RSD Mangusada 31 Desember 2021
No Hari/Tgl/Jam No.Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi Paraf

1. Jumat, 31 Desember DX 1 Mengidentifikasi kesiapan DS: - Sri


(Pre HD) hemodialisa
2021
DO:
12.00 WITA
- Persiapan alat untuk
hemodialisis sudah lengkap
- Priming sudah dilakukan

12. 20 WITA DX 1 Melakukan prosedur HD DS: Sri


(Pre HD) dengan aseptik - Pasien mengatakan total penarikan
UFG: 1200

DO:
Pasien tampak diberikan HD

- Tipe Dializer Low Flux

- UF Goal 1200 ml
- QB 150-250 ml/mnt
- UF Rate 300 ml/jam

- Time 4 jam

12.35 WITA DX 1 Menganjurkan pembatasan DS: Sri


(Pre HD) cairan - Pasien mengatakan sudah
melakukan diet cairan dan akan lebih
terkontrol lagi

DO:
- Pasien tampak medengarkan
anjuran dengan baik
- Pasien tampak kooperatif
- Pasien tampak sudah paham
dan bersungguh-sungguh dalam
menjalankan diet cairan
12.45 WITA DX 1 Delegasi dalam pemberian DS: Sri
(Pre HD) Heparin 4000 iu dalam
blood line DO:
- Heparin diberikan sebanyak 4000iu

Memposisikan pasien DS : Pasien mengatakan nyaman dengan


posisi semi fowler posisi yang diberikan
DS: Pasien tampak nyaman

13.10WITA DX 2 Menyediakan lingkungan DS: Sri


(Intra HD) yang nyaman - Pasien mengatakan sudah nyaman
dengan lingkungannya

DO:
Pasien tampak lebih nyaman
-
13.25 WITA DX 2 Memonitor kelelahan fisik DS: Sri
(Intra HD) dan emosional - Pasien mengatakan lemas selama
proses Hemodialisa
DO:
- Pasien tampak terbaring

13.40 WITA DX 3 Memonitor tanda dan DS: Sri


(Intra HD) gejala perdarahan
DO:
Pasien tampak tidak ada tanda-tanda
perdarahan pada pasien (perdarahan pada
gusi dan perdarahan pada akses)
-
14.10 WITA DX 2 Menganjurkan pasien tirah DS: Sri
(Intra HD) baring - Pasien mengatakan akan istirahat
selama proses HD

DO:
- Pasien tampak kooperatif
14.15 WITA DX 3 Membatasi tindakan DS: Sri
(Intra HD) invasif jika perlu
DO:
Pasien tertidur saat dilakukan tindakan HD
dan tidak ada tindakan invasif Tekanan
darah: 148/91mmhg

14.20 WITA DX 3 Memonitor tanda-tanda DS: Sri


(Intra HD) vital - Pasien mengatakan hanya lemas
DO:
-

14.35 WITA DX 3 Menjelaskan tanda dan DS: Sri


(Intra HD) gejala perdarahan - Pasien mengatakan bisa memahami
mengenai tanda dan gejala perdarahan
DO:
- Pasien mampu menjelaskan kembali
mengenai tanda dan gejala perdarahan
14.45 WITA DX 3 Menganjurkan segera DS: Sri
(Intra HD) melapor jika terjadi - Pasien mengatakan akan mengikuti
perdarahan anjuran dari perawat
DO:
- Pasien kooperatif

14.50 WITA DX 4 Mengidentifikasi DS: Sri


(Post HD) penyebab perdarahan -
DO:
- Pada bekas luka insersi AV fistula
tidak terjadi perdarahan

15.00 WITA DX 4 Memonitor tekanan DS: Sri


(Post HD) darah - Pasien mengatakan lemas
DO:
- Tekanan Darah: 169/80mmhg
15.10 WITA DX 4 Melakukan DS: Sri
(Post HD) penekanan dan balut -
tekan DO:
- Pasien melakukan penekanan pada
balutan bekas luka insersi

15.15 WITA DX 4 Mengistirahatkan DS: Sri


(Post HD) area yang mengalami -
perdarahan DO:
- Pasien tampak melakukan penekanan
dan mengistirahatkan balutannya

15.25 WITA DX 4 Menjelaskan tanda- DS: Sri


(Post HD) tanda perdarahan - Pasien mengatakan memahami
informasi mengenai tanda-tanda
perdarahan
DO:
- Pasien mampu menjelaskan kembali
mengenai tanda-tanda perdarahan
15.35 WITA DX 5 Memonitor tanda dan DS: Sri
(Post HD) gejala infeksi lokal dan -
sistemik DO:
- Tidak ada tanda dan gejala infeksi
(kemerahan atau bengkak)

15.45 WITA DX 5 Mencuci tangan sebelum DS: Sri


(Post HD) dan sesudah kontak dengan -
pasien DO :
- Perawat sudah mencuci tangan

15.50 WITA DX 5 Mempertahankan teknik DS: Sri


(Post HD) aseptik -
DO :
- Perawat sudah memperhatikan
teknik aseptik (penggunaan
APD)
16.00WITA DX 5 Menjelaskan tanda DS: Sri
(Post HD) dan gejala infeksi - Pasien mengatakan paham
mengenai tanda dan gejala infeksi
DO:
- Pasien terlihat sudah memahami
tanda gejala infeksi (bengkak dan
kemerahan)
C. EVALUASI
Evaluasi Keperawatan Pasien Ny.T Dengan Diagnosa Medis Ckd St. V +Pnc
(Causa Chronic Pyelonephritis) Di Ruang Hemodialisa
RSD Mangusada 31 Desember 2021
Hari/Tanggal/ Jam Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf

Jumat, 31 Desember Pre HD S: Sri


2021 Hipervolemia b/d gangguan sistem - Pasien mengatakan total penarikan UFG:
Pk. 16.30 WITA regulasi d/d Pasien mengatakan minum 1200
air 2-3 gelas dengan gelas ukuran - Pasien mengatakan sudah melakukan
200ml/hari, Pasien mengatakan setelah diet cairan dan akan lebih terkontrol
sakit pasien susah untuk BAK lagi
(Oliguria), pasien BAK hanya sedikit, - Pasien mengatakan nyaman dengan
BAK ± 200 ml/hari, BB kering 43,5 kg posisi yang diberikan yaitu semi fowler
BB pra HD 44,5 kg, Terdapat O:
peningkatan berat badan 1 kg dalam 3 - BB preHD: 44,5kg, BB post HD: 44kg
hari, HCT : L 31.0, HB : 10.6 - Persiapan alat sudah lengkap
- Priming sudah dilakukan
- Pasien tampak diberikan HD

• Tipe Dializer Low Flux


• UF Goal 1200 ml
• UF Rate 300 ml/jam
• QB 150-250 ml/mnt
• Time 4 jam
- Pasien tampak sudah paham dan
bersungguh-sungguh dalam menjalankan
diet cairan
- Heparin diberikan sebanyak 4000iu
dengan spuit 20cc
A:
- Tujuan 1 belum tercapai, tujuan 2
tercapai. Masalah teratasi sebagian
P:
Pertahankan kondisi pasien dengan
intervensi :
- Anjurkan pasien untuk menjalani diet
cairan
Jumat, 31 Desember Intra HD S: Sri
2021 Keletihan b/d kondisi fisiologis - Pasien mengatakan lemas selama
Pk. 16.30 WITA (CKD) d/d Pasien mengatakan merasa proses HD
lelah dan, lemas saat menjalani - Pasien mengatakan sudah nyaman dengan
hemodialisa., Pasien tampak lesu, lingkungannya dan posisi semi fowler
Pasien tampak lemas, HB : 10.6 g/dL - Pasien mengatakan akan istirahat
(Tgl 3-12-2021) selama proses HD

O:
- Pasien tampak terbaring
- Pasien tampak lebih nyaman
- Pasien tampak kooperatif
A:
- Tujuan tercapai
P:
Pertahankan kondisi pasien dengan
intervensi
- Anjurkan pasien untuk istirahat yang
cukup
Jumat, 31 Desember Intra HD S: Sri
2021 Resiko Perdarahan berhubungan - Pasien mengatakan memahami tentang
Pk. 16.30 WITA dengan efek agen Farmakologis tanda dan gejala dari perdarahan
ditandai dengan terdapat - Pasien mengatakan akan mengikuti
penggunaan heparin 4000 IU anjuran dari perawat
O:
- Tidak adanya tanda-tanda perdarahan
pada pasien (perdarahan pada gusi dan
perdarahan pada akses)
- Tekanan darah: 148/91mmhg
- Pasien tertidur dan tidak ada tindakan
invasif
- Pasien mampu menjelaskan kembali
mengenai tanda dan gejala perdarahan
- Pasien kooperatif
A:
- Tujuan tercapai
P:
- Anjurkan pasien melapor jika
perdarahan
-
Jumat, 31 Desember Post HD S: Sri
2021 Resiko Perdarahan Berhubungan - Pasien mengatakan memahami informasi
Pk. 16.30 WITA dengan gangguan koagulasi ditandai mengenai tanda-tanda perdarahan
dengan terdapat bekas luka insersi O:
AV fistula - Pada bekas luka insersi AV fistula tidak
terjadi perdarahan
- Tekanan Darah: 169/80mmhg
- Pasien melakukan penekanan pada
balutan bekas luka insersi
- Pasien tampak melakukan penekanan
dan mengistirahatkan balutannya
- Pasien mampu menjelaskan kembali
mengenai tanda-tanda perdarahan
A:
- Tujuan tercapai
P:
Pertahankan kondisi pasien dengan
intervensi
- Anjurkan pasien melaporkan ke tenaga
kesehatan apabila ada perdarahan
- Anjurkan pasien untuk tidak terburu-
buru membuka AV shuntnya
Jumat, 31 Desember Post HD S: Sri
2021 Risiko infeksi berhubungan dengan - Pasien mengatakan paham mengenai
Pk. 16.30 WITA tindakan infasif ditandai dengan tanda dan gejala infeksi
tampak terpasang AV fistula sebelah
O:
kiri dan terdapat bekas suntikan.
- Tidak ada tanda dan gejala infeksi
(kemerahan atau bengkak)
- Perawat sudah mencuci tangan
- Perawat sudah memperhatikan
teknik aseptik (penggunaan APD)
- Pasien terlihat sudah memahami
tanda gejala infeksi (bengkak dan
kemerahan)

A:
- Tujuan tercapai
P:

Pertahankan kondisi pasien dengan


intervensi

- Anjurkan pasien meningkatkan hand


hygiene
- Anjurkan pasien untuk tidak
menindih AV shunt

Anda mungkin juga menyukai