Selasa, 01 November 2022, datang seorang pasien laki-laki bernama An. A berusia 9 tahun
diantar oleh Ibunya Ny. B ke UGD RSUD Sanjiwani Gianyar. Ibu pasien mengatakan pasien
sulit merespon ketika di ajak berbicara,demam tinggi disertai merintih kesakitan sambil
memegang kepalanya. Sebelumnya ia belum pernah mengalami hal seperti ini, namun sejak 2
hari yang lalu pasien sudah mulai kebingungan ketika diajak berkomunikasi dan pasien sempat
mengatakan pandangannya sedikit kabur, lehernya terasa kaku, pasien sempat mengalami kejang
dan pasien sering merasa mual. Saat dilakukan pengkajian oleh perawat, pasien tampak meringis
kesakitan, skala nyeri : 7, pasien tampak lemas, pasien tampak gelisah, Saat dilakukan
pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit, RR : 24x/ menit, S :
39,6°C. GCS : Somnolen ( E : 2, V : 3, M : 5), Hasil pemeriksaan laboratorium : Leukosit
14.500/mm3, Hasil pemeriksaan MRI didapatkan hasil pasien mengalami Meningitis
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 01 November 2022 pukul 08.00 di Ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(Ibu Kandung)
Nama : An. A Ny. B
Umur : 9 Tahun 35 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Status Perkawinan: Menikah Menikah
Suku /Bangsa : WNI WNI
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Wiraswasta Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Nyuh Gading No. 18 Jl. Nyuh Gading No. 18
Alamat Terdekat : Jl. Nyuh Gading No. 18 Jl. Nyuh Gading No. 18
Nomor Telepon : 081338706396 081237947537
Nomor Register : 5432022
Tanggal MRS : 01 November 2022
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama masuk rumah sakit
Ibu pasien mengatakan pasien tidak merespon ketika di ajak berbicara,demam
tinggi disertai merintih kesakitan sambil memegang kepalanya.
2) Keluhan utama saat pengkajian
Ibu pasien mengatakan anaknya demam tinggi disertai merintih kesakitan sambil
memegang kepalanya dan pandangannya kabur
3) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan pasien tidak merespon ketika di ajak berbicara,demam
tinggi disertai merintih kesakitan sambil memegang kepalanya disertai mual dan
pandangannya kabur, Saat dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD :
130/80 mmHg, N : 98x/menit, RR : 24x/ menit, S : 39,6°C. . GCS : Somnolen
( E : 2, V : 3, M : 5), Hasil pemeriksaan laboratorium, Leukosit 12.000/mm3,
berdasarkan hadil pemeriksaan MRI pasien di diagnosa meningitis, sehingga
dokter menyarankan untuk dirawat inap. Ibu pasien menyetujui dan pasien
diterima di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.
4) Riwayat penyakit sebelumnya
Sebelumnya pasien belum pernah dirawat di rumah sakit namun sejak 2 hari yang
lalu pasien sudah mulai kebingungan ketika diajak berkomunikasi dan pasien
sempat mengatakan pandangannya sedikit kabur, lehernya terasa kaku dan pasien
sempat mengalami kejang dan pasien sering merasa mual.
5) Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang pernah mengalami penyakit
seperti dirinya ataupun memiliki riwayat penyakit keturunan seperti DM dan
Hipertensi.
6) Genogram
7)
8)
Keterangan :
= Laki- laki
= Perempuan
= Pasien
c. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian: Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien tidak ada
keluhan dalam bernafas
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan bahwa pasien
merasa sedikit kesulitan dalam bernafas
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian: Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien biasa
BAB 1x sehari dengan konsistensi padat,berwarna kuning
kecoklatan,berbau khas,tidak ada darah ataupun lendir dan
BAK > 5x sehari dengan warna urine kuning jernih, bau khas
jumlah urine dalam batas normal dan tidak ada nyeri saat
BAK
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan semenjak sakit
pasien BAB 1x/hari dengan konsistensi padat,berwarna
kuning kecoklatan,berbau khas,tidak ada darah ataupun lendir
BAK > 4x sehari dengan warna urine kuning jernih, bau khas
jumlah urine dalam batas normal dan tidak ada nyeri saat
BAK
6) Kebersihan diri
Sebelum Pengkajian : Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien mandi
2x sehari menggunakan air dan sabun, mencuci rambut 3 hari
sekali memakai shampoo, menggosok gigi 2x sehari di pagi
hari dan malam sebelum tidur memakai pasta gigi,mengganti
pakaian 2x sehari setelah mandi pagi dan mandi di sore
hari,memotong kuku ketika sudah mulai panjang. Dalam
perawatan kebersihan diri dilakukan secara mandiri
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien hanya di lap
saja di atas tempat tidur menggunakan lap yang sebelumnya
sudah dibasahkan 2x sehari, mengganti pakaian 2x sehari
setelah di lap pagi dan di sore hari, dan menggosok gigi 2 kali
sehari pada pagi dan malam hari sebelum tidur memakai
pasta gigi. Dalam perawatan kebersihan pasien diri dibantu
oleh Istrinya.
8) Rasa nyaman
Sebelum Pengkajian: Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien selalu
merasa nyaman,tidak ada nyeri,gatal, ataupun rasa mual
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien merasa tidak
nyaman dan gelisah karena nyeri pada kepalanya
9) Rasa aman
Sebelum Pengkajian: Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien selalu
merasa aman dengan keadaannya tidak ada cemas ataupun
ketakutan yang berlebih terhadap sesuatu
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien merasa
kurang aman karena merasa cemas dan takut dengan penyakit
yang dideritanya.
12) Rekreasi
Sebelum Pengkajian : Sebelum pengkajian pasien biasa berkumpul bersama
keluarga dirumah atau menjalankan hobinya bermain bulu
tangkis bersama teman-temannya.
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan pasien tidak bisa
menjalankan hobinya bermain bulu tangkis bersama teman-
temannya.
13) Belajar
Sebelum Pengkajian : Sebelum pengkajian Ibu pasien maupun pasien
mengatakan bahwa mereka belum mengetahui tentang
penyakit yang diderita oleh pasien saat ini dan
pemahamannya masih kurang
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan bahwa ia baru
mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang diderita oleh
pasien sekarang dan bahayanya jika tidak ditangani secara
cepat.
14) Ibadah
Sebelum Pengkajian: Sebelum pengkajian Ibu pasien mengatakan agama yang
dianut oleh pasien adalah agama hindu dan sebelum sakit
pasien biasanya bersembahyang dimerajan dan di pura.
Saat Pengkajian : Saat pengkajian Ibu pasien mengatakan agama yang dianut
oleh pasien adalah agama hindu dan pada saat sakit pasien
hanya berdoa di atas tempat tidur.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Somnolen
b) Bangun Tubuh : Sedang
c) Postur Tubuh : Tegak
d) Cara Berjalan :-
e) Gerak Motorik :-
f) Keadaan Kulit
Warna : Normal
Turgor : Elastis
Kebersihan : Bersih
Luka : Tidak ada
Gambar :
Depan Belakang
g) Gejala Kardinal :
TD : 130/80 mmHg
N : 98x/menit
S : 39,6oC
RR : 24x/menit
h) Ukuran lain :
BB : 28 kg
TB : 134 cm
LL :-
2) Kepala
a) Kulit kepala : Bersih tidak ada ketombe
b) Rambut : Tidak ada rambut rontok
c) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan, namun pasien merasakan nyeri
pada kepalanya meskipun tidak dilakukan penekanan
d) Luka : Tidak ada luka
3) Mata
a) Konjungtiva : Pucat
b) Sklera : Putih
c) Kelopak mata : Tidak ada oedema,benjolan,dan lingkaran hitam
d) Pupil : Refleks pupil baik
e) Saraf kranial II : Pandangan pasien kabur (Ketajaman mata menurun)
4) Hidung
a) Keadaan : Bersih
b) Penciuman : Baik
c) Nyeri : Tidak ada nyeri
d) Luka : Tidak ada luka
5) Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : Tidak ada nyeri
c) Pendengaran : Baik
d) Pemeriksaan : 1. Test Rinne : Simetris antara kanan dan kiri
2. Test Webber : Simetris antara kanan dan kiri
6) Mulut
a) Mukosa bibir : Kering
b) Gusi : Tidak berdarah
c) Gigi : Gigi bersih
d) Lidah : tampak adanya atrofil papi lidah
e) Tonsil : Normal
7) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : Baik/normal
b) Palpasi :Tidak teraba massa,tidak ada lesi,tidak ada nyeri
tekan,tidak ada pembesaran vena jugularis,tidak ada pembengkakan kelenjar
tiroid
c) Saraf kranial XI : terjadi kaku kuduk pada pasien
8) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : Simetris
Gerakan dada : Bebas
Payudara : Simetris, tidak ada nyeri bengkak dan luka
b) Palpasi
Pengembangan dada : Simetris
Vibrasi tactile premitus : Simetris
Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
c) Perkusi
Suara paru : Sonor/resonan
d) Auskultasi
Suara paru : Vesikuler/normal
Suara jantung : Reguler
9) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : Tidak ada distensi abdomen, tidak ada ascites
Luka : Tidak ada luka
b) Auskultasi
Peristaltic usus : 12x/menit
c) Palpasi : Tidak ada hepatomegali, tidak ada apendiksitis,tidak ada
distensi abdomen, tidak ada ascites, tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
d) Perkusi : Tympani
10) Genetalia
a) Keadaan : Bersih
b) Letak Uretra : Normal
c) Prosedur invasife : Tidak ada
11) Anus
Keadaan : Terdapat pendarahan dan haemoroid
12) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas : Pergerakan bebas,tidak ada deformitas, tidak ada oedema,
tidak ada sianosis pada ujung kuku,tidak ada clubbing finger, CRT >3 detik, tidak
ada luka, terpasang infuse di tangan kiri
b) Ektremitas Bawah : Pergerakan terbatas, terdapat bengkak pada persendian
kaki, tidak ada deformitas, tidak ada oedema, tidak ada sianosis pada ujung
kuku,tidak ada clubbing finger, CRT >3 detik, tidak ada luka
c) Kekuatan Otot 555 555
444 444
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
No. Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Lab Pemeriksaan
2) Pemeriksaan Radiologi
Dilakukan pemeriksaan MRI dan didapatkan hasil terdapat adanya peradangan
(inflamasi) pada selaput otak (meningen)
f. Analisa data
Analisa Data Pasien An. A dengan Meningitis
Di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 15 Oktober 2022
b. Analisa Masalah
P : Risiko perfusi serebral tidak efektif
E : Infeksi otak
S : Ibu pasien mengatakan pasien tidak merespon ketika di ajak berbicara, pasien demam
tinggi, merintih kesakitan sambil memegang kepalanya,saat masih sadar pasien sempat
mengatakan pandangannya kabur dan lehernya kaku, pasien tampak meringis kesakitan,
skala nyeri : 7, pasien tampak lemas dan gelisah, TTV didapatkan hasil TD : 130/80 mmHg,
N : 98x/menit, RR : 24x/ menit, S : 39,6°C.
Proses terjadinya : Saat terjadi keabnormalan pada fungsi SSP (Sistem Saraf Pusat) yang
terjadi adalah suplai darah normal ke otak terhenti, sirkulasi serebral mengalami kerusakan
sebagai akibat sumbatan parsial atau komplet pada pembuluh darah. Ketika terjadi inflamasi
pada meningen atau selaput otak lumen pembuluh darah, secara bertahap akan tertutup dan
menyebabkan kerusakan sirkulasi serebral dan iskemia.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Jika tidak ditangani dengan tepat, meningitis dapat
memburuk dan memicu kejang, gagal ginjal, atau menyebabkan kematian.
P : Nyeri akut
E : Agen pencedera fisiologis
S : Ibu pasien mengatakan pasien merintih kesakitan sambil memegang kepalanya, pasien
tampak meringis kesakitan dan gelisah, skala nyeri 7, TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit
Proses terjadinya : Ketika pasien mengalami meningitis atau peradangan pada selaput otak
pasien akan merasakan nyeri diakibatkan karena saat terjadi inflamasi tubuh akan
melakukan respons perlindungan untuk menghindarkan kita dari penyakit. Untuk
memberikan perlindungan tersebut, ada banyak zat yang berperan, termasuk hormon
histamin dan bradikinin. Zat-zat yang terlibat itu dinamakan sebagai mediator inflamasi. Zat
tersebut lah yang memicu pelebaran pembuluh darah saat peradangan terjadi. Akibatnya,
area tubuh yang terkena biasanya warnanya akan berubah menjadi kemerahan dan terasa
panas hingga menyebabkan nyeri sedang hingga berat. Sementara itu, kedua hormon yang
masuk sebagai mediator inflamasi tersebut juga akan memicu iritasi pada saraf. Oleh karena
itu, saat ada bagian tubuh yang meradang, Anda akan merasakan nyeri. Rasa nyeri ini ada
fungsinya. Sebab saat merasa sakit, secara alami tubuh akan memberi pelrindungan lebih
pada bagian tersebut, sehingga kerusakan yang terjadi tidak bertambah parah.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Jika nyeri tidak di tangani dengan cepat dan tepat akan
mengakibatkan derajat nyeri meningkat dan meluas bahkan dapat menyebabkan komplikasi
lain.
Proses terjadinya : Ketika pasien mengalami penurunan kekuatan otot maka akan membuat
seseorang tak lagi mampu melakukan aktivitas normal sehari-hari, seperti bangun dari
tempat tidur, menaiki tangga, atau membawa barang belanjaan. Kemungkinan buruknya, hal
ini menyebabkan seseorang tak lagi mampu beraktivitas tanpa bantuan orang lain maka
dapat disimpulkan orang tersebut akan mengalami gangguan mobilitas fisik
Akibat jika tidak ditanggulangi : seseorang tak lagi mampu beraktivitas tanpa bantuan orang
lain
c. Diagnosa keperawatan
1. Risiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan infeksi otak dibuktikan
dengan Ibu pasien mengatakan pasien demam tinggi, merintih kesakitan sambil
memegang kepalanya,saat masih sadar pasien sempat mengatakan pandangannya kabur
dan lehernya kaku, pasien tampak meringis kesakitan, skala nyeri : 7, pasien tampak
lemas dan gelisah, TTV didapatkan hasil TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit, RR : 24x/
menit, S : 39,6°C.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologi dibuktikan dengan Ibu pasien
mengatakan pasien merintih kesakitan sambil memegang kepalanya, pasien tampak
meringis kesakitan dan gelisah, skala nyeri 7, TD : 130/80 mmHg, N : 98x/menit
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan
dengan Ibu pasien mengatakan anaknya sempat mengeluh sulit menggerakan kakinya,
pasien tampak lemas dan kekuatan otot pasien menurun
d. Perencanaan
a) Prioritas masalah : Risiko perfusi serebral tidak efektif
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan Keperawatan Pada Pasien Tn. A dengan Anemia Defisiensi Besi
Di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 16 Oktober 2022
3. Evaluasi
(dilakukan sesuai dengan rencana tujuan)
Evaluasi Keperawatan Pada Pasien Tn. A dengan Anemia Defisiensi Besi Di Ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 18 Oktober 2022
O:
- TTV : TD : 120/80 mmHg,
N : 78x/menit, RR :
19x/menit, S : 36,5°C
- Pasien tampak lebih
bertenaga, akral teraba
hangat, warna kulit normal,
turgor kulit lebih
elastis,konjungtiva merah
muda, dan pengisian
kapiler <2 detik, kadar Hb :
14,5 g/dl
- Pasien tampak nyaman
- Pasien tampak mengikuti
instruksi dari perawat
- Pasien tampak
mengkonsumsi makanan
yang disediakan oleh
perawat sampai habis
- Pasien tampak duduk
dengan nyaman.
- Pasien tampak lebih
bertenaga
A: Masalah teratasi, Tujuan
tercapai
P :Pertahankan Intervensi
1.Memonitor tanda-tanda vital
pasien
2.Memantau kadar Hemoglobin
pasien
3.Memberi kompres dingin
pada anus pasien
4.Menganjurkan pasien untuk
minum air putih minimal 8
gelas/ hari
5.Membantu menyiapkan
makanan pasien yang
mengandung zat besi (seperti
daging merah dan sayur
bayam)
6.Menganjurkan pasien tidak
duduk terlalu lama
7. Kolaborasi dalam pemberian
tablet Fe (tablet zat besi)
(Dilakukan setiap hari)
Catatan Perkembangan Keperawatan Pada Pasien Tn. A Tn. A dengan Anemia Defisiensi
Besi Di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
Tanggal 16 s/d 18 Oktober 2022
A : Masalah teratasi
sebagian,Tujuan tercapai
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tanda-tanda vital
pasien
2. Memantau kadar
Hemoglobin pasien
3. Memberi kompres dingin
pada anus pasien
4. Menganjurkan pasien untuk
minum air putih minimal 8
gelas/ hari
5. Membantu menyiapkan
makanan pasien yang
mengandung zat besi (seperti
daging merah dan sayur
bayam)
6. Menganjurkan pasien tidak
duduk terlalu lama
7. Kolaborasi dalam pemberian
tablet Fe (tablet zat besi)
3 Selasa , 18 Oktober Perfusi perifer tidak S:
2022 Pukul : 20.10 efektif berhubungan - Pasien mengatakan
dengan Penurunan sesaknya sudah hilang
konsentrasi henoglobin
- Pasien mengatakan anusnya
dibuktikan dengan
Pasien mengeluh sudah tidak mengeluarkan
anusnya keluar darah darah dan sudah tidak
cukup banyak sejak 2 pusing
hari yang lalu, pasien - Pasien mengatakan anusnya
mengeluh pusing, pasien sudah tidak nyeri
tampak lemas, tampak - Pasien mengatakan ia sudah
adanya atrofil papil lidah
minum air putih 8
akral teraba dingin,
warna kulit pucat, turgor gelas/hari
kulit menurun, - Pasien mengatakan ia sudah
konjungtiva pucat, dan mengkonsumsi makanan
pengisian kapiler >3 yang disediakan perawat
detik - Pasien mengatakan anusnya
sudah tidak nyeri ketika
duduk
- Pasien mengatakan ia sudah
mengkonsumsi tablet yang
diberikan oleh perawat dan
lemas atau pusingnya sudah
hilang
O:
- TTV : TD : 120/80 mmHg,
N : 78x/menit, RR :
19x/menit, S : 36,5°C
- Pasien tampak lebih
bertenaga, akral teraba
hangat, warna kulit normal,
turgor kulit lebih
elastis,konjungtiva merah
muda, dan pengisian
kapiler <2 detik, kadar Hb :
14,5 g/dl
- Pasien tampak nyaman
- Pasien tampak mengikuti
instruksi dari perawat
- Pasien tampak
mengkonsumsi makanan
yang disediakan oleh
perawat sampai habis
- Pasien tampak duduk
dengan nyaman
- Pasien tampak lebih
bertenaga
A : Masalah teratasi ,Tujuan
tercapai
P : Pertahankan intervensi
1. Memonitor tanda-tanda vital
pasien
2. Memantau kadar
Hemoglobin pasien
3. Memberi kompres dingin
pada anus pasien
4. Menganjurkan pasien untuk
minum air putih minimal 8
gelas/ hari
5. Membantu menyiapkan
makanan pasien yang
mengandung zat besi (seperti
daging merah dan sayur
bayam)
6. Menganjurkan pasien tidak
duduk terlalu lama
7. Kolaborasi dalam pemberian
tablet Fe (tablet zat besi)