Makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Pertanggung Jawaban Sosial
DISUSUN OLEH :
VEBE MARIYA B MIKAN 201662201058
MARIA MAGDALENA SISILIA MANDAWA 201762201114
YOSEFITA IROK 201862201035
SHERLINA HANDAYANI PUTRI BULAN 201862201006
GUSMANI 201862201046
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERITAS MUSAMUS
MERAUKE
2020
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta
taufik dan hidayah Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang “CORPORATE SOCIAL
RESPONSIVENESS” ini dengan baik meskipun ada kekurangan didalamnya, kami haturkan
terima kasih kepada Ibu CAECILIA H.S.WATI, SE.,M.Si Selaku Dosen mata kuliah
AKUNTANSI PERTANGGUNG JAWABAN SOSIAL Jawaban yang telah memberikan tugas
ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengatahuan saya mengenai Manajemen Sumber Daya Manusia. Saya juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan ating, mengingat tidak ada semua yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya.
A. Latar Belakang
Konsep ini merupakan jawaban, tentang topik tanggung jawab sosial perusahaan yang
telah menjadi perdebatan selama beberapa dekade terakhir tentang hubungan yang ideal antara
bisnis dan masyarakat (Klonoski 1991). Di era modern, perdebatan ini dilanjutkan oleh Keith
Davis, dengan mengajukan dua pertanyaan menarik pada tahun 1960: "Apa pengusaha
(perusahaan) berutang pada masyarakat? "(Davis 1967) dan" Dapatkah bisnis (pengusaha)
mampu mengabaikan tanggung jawab sosialnya? "(Davis 1960). Meskipun banyak pihak telah
berusaha mendefinisikan CSR selama bertahun- tahun, konsep ini tetap tidak jelas dan ambigu
(Makower 1994: 12). Definisi CSR jatuh ke dua kategori umum, pertama, orang-orang yang
berpendapat bahwa bisnis diwajibkan hanya untuk memaksimalkan keuntungan dalam batas-
batas hukum dan kendala etika minimal (Friedman 1970; Levitt 1958), dan kedua, orang-orang
yang menyarankan kewajiban perusahaan lebih luas terhadap masyarakat (Andrews 1973;
Carroll 1979; Davis dan Blomstrom 1975; Epstein 1987; McGuire 1963).
Sebuah usaha penting untuk menjembatani kesenjangan antara tujuan finansial (ekonomi)
dan harapan lainnya ditawarkan oleh Archie Carroll (1979). Usahanya memuncak dalam definisi
yang diusulkan dari tanggung jawab sosial perusahaan: “The social responsibility of business
encompasses the economic, legal, ethical, atid discretionary expectations that society has of
Joseph McGuire (1963) yang mengemukakan bahwa ide tanggung jawab sosial
mengandaikan bahwa korporasi tidak hanya memiliki kewajiban ekonomi dan hukum, tetapi
juga tanggung jawab tertentu kepada masyarakat yang melampaui kewajiban ini. Fokus
tanggung jawab sosial korporasi bukan hanya menunjukkan usaha yang menentukan
akuntabilitas atau kewajiban yang terlalu statis. Akan tetapi tanggungjawab sosial sepenuhnya
menggambarkan upaya sosial atau kinerja bisnis korporasi.
Sesuai dengan hal ini, S. Prakash Sethi (1975) menetapkan tiga skema untuk
mengklasifikasikan adaptasi perilaku perusahaan untuk kebutuhan sosial: (1) kewajiban sosial
(social obligation), (2) tanggung jawab sosial (social responsibility), dan (3) kepedulian sosial
(social responsiveness). Kewajiban sosial melibatkan perilaku perusahaan dalam menanggapi
kekuatan pasar atau kendala hukum. Tanggung jawab sosial " berarti membawa perilaku
perusahaan sampai ke tingkat di mana itu adalah sama dan sebangun dengan norma-norma yang
berlaku sosial , nilai-nilai , dan harapan. " Kepedulian sosial” menunjukkan bahwa yang penting
adalah " bukan bagaimana perusahaan harus merespon tekanan sosial, tetapi apa yang harus
menjadi peran jangka panjang mereka dalam suatu sistem sosial yang dinamis . "Bisnis, oleh
karena itu, harus "antisipasi " dan " preventif " [ hlm 58 ¬ 64 ] .
B. Rumusan Masalah
Untuk memahami secara spesifik mengenai Corporate Social Responsiveness, maka
dapat dirumuskan masalah-masalah tersebut dalam beberapa poin, diantaranya :
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian konsep Corporate Social Responsiveness
2) Untuk mengetahui bagaimana tahapan Corporate Social Responsiveness
3) Untuk mengetahui apa saja kelemahan Corporate Social Responsiveness
1) Teori Lingkaran Isu Sosial dan Model Kebijakan Bisnis (social issue cycle theory
and the business-policy model)
D. Contoh Kasus
PT. Sinde Budi Sentosa (Larutan Cap Badak)
PT. Sinde Budi Sentosa melakukan program CSR dengan cara melestarikan habitat
Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon. Program ini atas kerjasama antara Sinde
mendonasikan dana dari hasil penjualan produknya untuk program pelestarian Badak
Jawa.
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di tarik dari makalah ini bahwa Secara konseptual, CSR1, CSR2
adalah pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dalam operasi bisnis
dan interaksi mereka dengan para pemangku kepentingan (stakeholders) berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan. Meskipun sesungguhnya memiliki pendekatan yang relative
berbeda, beberapa nama lain yang memiliki kemiripan atau bahkan identik dengan istilah CSR
lain seperti Investasi Sosial Perusahaan (corporate social Investment/investing), pemberian
perusahaan (Corporate Giving), kedermawanan Perusahaan (Corporate Philantropy).
Social responsiveness merupakan tindakan antisipasi dan reventif atau bisa juga
corporate social responsiveness dapat dijelaskan sebagai kapasitas suatu korporasi dalam
memberikan respon terhadap tekanan sosial. Tanggung jawab sosial dapat berkisar pada
kontinum dari tidak ada respon (do nothing) untuk respon proaktif (berbuat banyak). Asumsi
yang dibuat di sini bisnis yang memang memiliki tanggung jawab sosial dan bahwa fokus utama
adalah bukan pada manajemen menerima kewajiban moral namun pada derajat dan tindakan
manajerial jenis.